1. Disruption Era
a. Perkembangan Bisnis di Era Disruption
Disruption adalah singkatan Disruptive Innovation. Diistilahkan disruptive (menganggu) karena adanya
pergesaran model bisnis dari era analog ke era digital dengan inovasi-inovasi digital yang membuat
segalanya menjadi mudah.
Digitalisasi adalah akibat dari evolusi teknologi (terutama informasi) yang mengubah hampir semua
tatanan kehidupan, termasuk tatanan dalam berusaha. Sebagian pihak mengatakan bahwa disrupsi
adalah sebuah ancaman. Namun banyak pihak pula mengatakan kondisi saat ini adalah peluang
b. Inilah yang dinamakan Era Disruption
Perusahaan-perusahaan Digital mengubah dunia menjadi serba mudah. Terdapat istilah dari
kalangan perusahaan startup “Go Online or Good Bye” dan nyatanya memang terjadi dihadapan kita.
Sejarah akan menunjukkan bahwa industrialisasi dan manufaktur akan menjamin kemakmuran
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, tetapi masa-masa itu telah berlalu. Populasi yang matang
(dan pertumbuhan rendah) di barat dan kelebihan kapasitas di China tidak akan menciptakan cukup
ruang kepala untuk penciptaan lapangan kerja yang memadai melalui industrialisasi.
Yang juga patut diperhatikan adalah tren pembelian yang berubah dengan cepat beralih dari
kepemilikan ke akses. Sebuah laporan oleh Goldman Sachs mengatakan kita bergerak cepat menuju
'ekonomi berbagi'.
Kunci dan contoh yang sering dikutip adalah penggunaan Uber atau ojek online yang
memungkinkan untuk kenyamanan mobil tanpa kepemilikan. Sebuah wawasan yang sangat menarik
tentang kesejahteraan emosional generasi milenium menyatakan bahwa mereka lebih bahagia
daripada orang tua mereka dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Eropa dan Jepang. Ini adalah
indikasi yang jelas dari optimisme umum tentang skenario ekonomi di dunia.
c. Hal Penting Dalam Disrupsi
Rhenald Kasali dalam Kompas.Com mengungkapkan bahwa terdapat 5 (lima) hal penting dalam
disrupsi yaitu :
1. Disrupsi berakibat terhadap penghematan banyak biaya melalui proses bisnis yang menjadi lebih
simpel.
2. Disrupsi membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik daripada sebelumnya.
3. Disrupsi berpotensi menciptakan pasar baru, atau membuat mereka yang selama ini ter-eksklusi
menjadi ter-inklusi. Membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi terbuka.
4. Produk/jasa hasil disrupsi ini harus lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para penggunanya.
Seperti juga layanan ojek atau taksi online, atau layanan perbankan dan termasuk financial
technology, semua kini tersedia di dalam genggaman, dalam smartphone.
5. Disrupsi membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih menghemat waktu
dan lebih akurat.
d. Perubahan dalam era disrupsi
Sebagian besar orang akan mengatakan, disrupsi tengah terjadi. Perubahannya tidak terasa di
awal. Bahkan sudah terlanjur terlambat untuk menyadarinya. Dalam buku Disruption: Menghadapi
Lawan-Lawan Tak Kelihatan dalam Peradaban Uber, dituliskan bahwa keadaan yang serba cepat
membuat manusia terlena. Kemudahan yang semakin lama dirasakan dalam mengakses suatu sumber
daya , tidak disadari sebagai sebuah sinyal lembut. Persaingan pun diyakini menjadi semakin tak kasat
mata. Secara tiba-tiba, terjadi penurunan di satu sisi. Entah itu dalam penjualan ataupun pendapatan.
Perkembangan teknologi memang dapat dikatakan menjadi pemicu. Kehadirannya membuat
semuanya dapat diakses. Hingga akhirnya baru diketahui bahwa itulah bagian dari disrupsi. Tentu,
akan ada pihak yang panik karena semuanya terjadi secara tiba-tiba.
Ada 3 hal yang harus dipahami telah berubah :
1. Pasar yang baru
2. Disruption pada akhirnya menciptakan suatu dunia baru: digital marketplace. Dunia baru tersebut
menandakan bentuk pasar yang berubah. Dengan kata lain konsumen pun akan berpindah. Pasar
tersebut tidak disadari dan tidak terlihat wujudnya.
2. Nasib yang berbeda
Dalam menghadapi pertarungan yang kompetitif, akan selalu ada akhir yang berbeda bagi
masing-masing pemain. Perubahan-perubahan yang terjadi menuntut adanya inovasi. Tanpa hal
tersebut, yang lebih inovatif akan mengalahkan, bahkan menggantikan yang terdahulu. Sehingga,
dalam sejarah disruption akan ada akhir yang berbeda. Maka, kunci utamanya adalah inovasi yang
berkelanjutan.
3. Bersaing dengan business model
Ada yang berubah dalam melakukan pemasaran ketika sudah memasuki era disrupsi. Kini,
pertarungannya pun tidak sesederhana hanya sekadar produk. Melainkan mencakup pada model
bisnis (business model). Produk bisa saja sama, tetapi apabila model bisnisnya dapat menarik hati
konsumen, maka sudah barang tentu nyata siapa yang menjadi pemenang. Misalnya saja keduanya
sama-sama berupa swalayan, namun karena model bisnis yang berbeda, maka salah satunya yang
akan memenangkannya.
e. Cara Menghadapi Era Disrupsi
Disruption menjadi berat karena banyak orang, termasuk wirausaha dan regulator, tidak tahu
apa yang tengah terjadi. Semua orang berpikir bahwa mereka telah melakukan cara-cara terbaik. Tak
hanya langkah-langkah manajerial yang sistematis, prinsip-prinsip strong brand dan inovasi pun telah
diterapkan.
Perusahaan harus dapat segera beradaptasi dan mengenali bagaimana keadaan sekarang yang
penuh dengan perubahan. Tidak lagi sekedar berubah, melainkan langsung bergeser atau
menggantikan yang sudah berdiri sebelumnya dalam waktu yang cepat.
Berikut adalah 7 (tujuh) cara yang dapat dilakukan oleh bisnis dalam menghadapi era disrupsi ini
agar bisnis tidak kehilangan pelanggannya atau bahkan mati :
1) Trend Watching
Cara menghadapi era disrupsi yang pertama adalah melakukan Trend watching yaitu kegiatan dalam
memantau perubahan trend dalam lingkungan bisnis. Dengan selalu memantau lingkungan, maka
bisnis akan selalu mengetahui perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi sehingga
gejala-gejala timbulnya disrupsi akan terdeteksi secara dini. Komponen-komponen yang harus
dipantau yaitu trend teknologi, ekonomi, budaya, politik, dan lingkungan alam. Informasi dari trend
watching dapat digunakan untuk melakukan adaptasi dan antisipasi, sehingga efek dari disrupsi dapat
diminimalisir, atau bahkan dapat menjadi agent of disruption, yaitu pelaku bisnis yang menjadi pionir
dalam disrupsi.
2) Research
Cara menghadapi era disrupsi selanjutnya adalah melakukan riset. Agar trend watching yang
dilakukan hasilnya dapat lebih meyakinkan, maka harus dilakukan dengan pendekatan riset. Karena
dengan riset informasi yang didapat dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesahihan dan
keabsahannya, karena dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu bisnis di era ini harus memiliki fungsi
riset, yang biasa dinamakan R&D (research & development).
3) Risk Management
Cara menghadapi era disrupsi yang ketiga yaitu selalu melakukan pengelolaan terhadap resiko.
Lingkungan yang terdisrupsi pada dasarnya akan menjadi pemicu dari resiko bisnis. Oleh karena itu,
bisnis harus selalu dapat mengelola disrupsi sebagai suatu perilaku dalam resiko, dan bisa dikatakan
bahwa disrupsi itu harus dikelola, dan risk management disini dapat difokuskan kepada disruption
management mengenai bagaimana disrupsi diidentifikasi, dianalisis dan dievaluasi, sehingga bisnis
dapat memiliki ruang dan waktu untuk mengantisipasi gejala disrupsi yang akan terjadi.
4) Inovation
Cara menghadapi era disrupsi yang ke-empat adalah melakukan inovasi, yaitu membuat
terobosan-terobosan baru atau penyesuaian-penyesuaian pada bisnis yang lama agar lebih sesuai
3. dengan era dimana masa disrupsi terjadi. Inovasi dapat dilakukan jika peristiwa tersebut sudah
terlanjur terjadi dan dapat berhasil pada bisnis yang akan melakukan perubahan. Contohnya adalah
bisnis yang murni offline, membuat inovasi dengan meluncurkan versi online.
5) Switching
Cara menghadapi era disrupsi yang ke-lima adalah switching atau memutar haluan bisnis. Cara ini
dapat dilakukan Jika bisnis yang ada tidak dapat lagi dimodifikasi, maka solusinya adalah harus berani
memutar haluan atau mematikan produk yang sudah dimiliki. Contohnya Telkom yang selalu berani
untuk mematikan atau mengkanibalisasi produknya sendiri seperti telepon kabel yang diganti dengan
nir-kabel dll.
6) Partnership
Cara menghadapi era disrupsi yang ke-enam yaitu melakukan strategi partnership. Era disrupsi pada
masa ini membuat bisnis sulit untuk bertempur sendiri karena persaingan sudah sangat kompleks dan
proses bisnis sudah ter-inklusi. Oleh karena itu solusinya adalah dengan melakukan kolaborasi dan
aliansi-aliansi strategis mulai dari sisi input sampai output dalam supply chain agar bisnis menjadi
lebih efektif dan efisien.
7) Change Management
Cara menghadapi era disrupsi yang terakhir adalah dengan melakukan change management. Hal ini
dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan kesadaran dari elemen sumber daya manusia dalam
organisasi bisnis agar dapat bahu-membahu melakukan perubahan. Karena efek disrupsi itu dapat
merubah segala hal tak terkecuali pada budaya organisasi dalam melakukan proses bisnisnya. Oleh
karena itu solusinya adalah organisasi harus dapat berubah menyesuaikan budaya organisasi di era
disrupsi yang ada.
f. Inovasi disruptif
Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru,
mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi
terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang
tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan
menurunkan harga pada pasar yang lama.
Berikut contoh dari Inovasi Disruptif (disruptif innovation) dan Pasar Terganggu Oleh Inovasi (market
disrupted by innovation) adalah :
1. Ensiklopedia cetak, pasar terganggu oleh inovasi Wikipedia
2. Telegrafi, pasar terganggu oleh inovasi Telepon
3. Mainframes, pasar terganggu oleh inovasi Minicomputers
4. Minicomputers, pasar terganggu oleh inovasi Komputer Pribadi (PC)
5. Floppy Disk, pasar terganggu oleh inovasi CD dan USB
Jurnal Internasional :
Judul : Gangguan Digital dan Masa Depan Kepemimpinan: Wawancara dengan Rick Haythornthwaite,
Ketua Centrica dan MasterCard
Abstrak :
Perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sifat dan prevalensi teknologi digital
memiliki implikasi signifikan untuk teori kepemimpinan, praktik dan pengembangan yang hingga saat
ini sebagian besar masih belum dieksplorasi dalam literatur akademik arus utama . Artikel ini
menampilkan wawancara dengan Rick Haythornthwaite, Ketua bisnis global termasuk Centrica dan
MasterCard, di mana ia merenungkan bagaimana gangguan digital berdampak pada sifat
kepemimpinan dan praktik strategis. disertai juga dengan komentar yang menyoroti pentingnya
faktor-faktor seperti konteks, kepercayaan, etika dan tujuan dalam dunia perusahaan yang bergerak
cepat.
Pengenalan :
4. Rick Haythornthwaite memiliki rekam jejak yang mengesankan di tingkat eksekutif senior kedua sisi
Atlantik. Dia saat ini adalah ketua Centrica - salah satu perusahaan energi terbesar di Inggris,
MasterCard Inc. Sebuah perusahaan jasa keuangan yang berbasis di AS dan salah satu operator
pembayaran jaringan terbesar di dunia, dan QIO Technologies - sebuah internet industri of Things
( IOT) perusahaan yang ia dirikan bersama.
Dalam wawancara ini, Mr Haythornthwaite berbagi pemikirannya tentang kepemimpinan dengan
mempertimbangkan khususnya peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan pesat
dalam teknologi komunikasi digital. Dia menyarankan bahwa kita berada ditengah revolusi digital -
sebanding dengan pengenalan mesin cetak di abad ke 15/16 - yang membuat perspektif hierarkis
tentang kepemimpinan dan manajemen sebagian besar sudah usang. Melalui diskusi yang luas, Rick
mengilustrasikan implikasi dari konteks yang berubah ini bagi para pemimpin saat ini dan di masa
depan dan meminta semua jenis organisasi untuk mempertimbangkan kembali secara mendasar sifat
hubungan mereka dengan masyarakat.
Wawancara ini didasarkan pada ceramah yang diberikan oleh Rick di Universitas Inggris Barat pada
Oktober 2015. Dimulai dengan mempertimbangkan peran dan sifat kepemimpinan dalam era
perubahan sosial dan teknologi. Wawancara diakhiri dengan rekomendasi praktis seputar
membangun kepercayaan, merumuskan strategi, mendapatkan hasil, dan mempertahankan
perspektif.
Kepemimpinan seperti apa yang diperlukan dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan bergolak
dewasa ini?
Kepemimpinan itu spesifik konteks. Tidak ada satu pendekatan untuk kepemimpinan. Itu harus
disesuaikan dengan kebutuhan saat itu dan dibentuk untuk memanfaatkan sebaik-baiknya dan
mengatasi ancaman terburuk. Kepemimpinan yang benar adalah setiap orang itu penting dan tugas
pemimpin adalah membantu mereka menegosiasikan kompleksitas yang mendominasi kehidupan
kerja mereka.Mengapa menjadi kompleks? Sebagian besar karena konteks zaman kita didominasi
oleh kekuatan inovasi digital, yang terjadi pada kecepatan yang menakjubkan.
Kita menyebut inovasi digital sebagai faktor. Padahal ini bukan fenomena baru.
Fondasi teknologi, tentu saja, diletakkan dengan penemuan komputer dan penetapan prinsip-prinsip
digital versus dunia analog.
Tingkat di mana gagasan sederhana ini mengubah hidup kita ditentukan oleh pergeseran teknologi
mendasar yang meningkatkan kecepatan dan kemampuan mesin sambil menurunkan biaya dengan
kecepatan luar biasa. Jadi dalam 25 tahun terakhir kecepatan superkomputer dan volume gigabyte
per dolar pada hard drive keduanya meningkat satu juta kali.
Jika Anda ingin menyimpan semua itu sebagai data maka Anda harus membangun pusat data yang
sangat besar yang mungkin mencakup ukuran tiga negara Inggris. Jadi teknologi digital itu besar dan
semakin besar dengan sangat cepat.
Jadi mengapa Teknologi Digital penting dari sudut pandang kepemimpinan?
Pertama, ia menawarkan peluang besar yang ingin dipahami. Dan kedua, itu membawa ancaman yang
sangat signifikan yang akan membutuhkan paradigma kepemimpinan baru untuk ditangani, tetapi jika
ditangani, akan memastikan bahwa peluang yang ditawarkan benar-benar terwujud.
Dalam konteks ini apa yang Anda maksud dengan peluang?
Kami menyaksikan revolusi teknologi terbaru, revolusi yang telah terjadi sejak bertahun-tahun selama
lebih dari satu milenium. Masing-masing dipicu oleh apa yang oleh para ekonom disebut sebagai
Teknologi.
Mengapa ini penting?
Karena pertumbuhan Produk Domestik mengikuti kemampuan kita sebagai bangsa dan sebagai
individu untuk mendapatkan lebih banyak output dari tingkat input tertentu - dengan kata lain,
produktivitas.
5. Tujuan Umum Teknologi adalah tonggak penting dalam produktivitas negara, tetapi jarang
memberikan peningkatan langsung. Mereka membutuhkan inovasi pelengkap yang dapat memakan
waktu bertahun-tahun, dapat terjadi dalam langkah-langkah berbeda dan yang mengakibatkan jeda
antara pengenalan teknologi dan manfaat produktivitas.
Ini bertepatan dengan resesi di seluruh dunia, apakah itu berdampak besar?
Ketika keharusan untuk berinovasi jatuh dan kelangsungan hidup dipastikan dengan cara menurunkan
upah riil dan mengembalikan uang tunai kepada pemegang saham melalui pembelian kembali saham.
Tetapi sejumlah hal yang sangat positif sedang terjadi.
Pertama, peluncuran telepon tanpa henti terus berlanjut di seluruh dunia. Kedua, karena berbagai
alasan, tak terkecuali keberhasilan gemilang perusahaan jaringan seperti Google dan pencarian
investor untuk pengembalian yang lebih baik dalam dunia suku bunga rendah, kami telah melihat
ledakan kewirausahaan teknologi pemula yang dibiayai dengan baik di seluruh dunia.
Ketiga, sekelompok teknologi yang baru lahir yang disebut oleh McKinsey sebagai Disruptive Dozen
telah mencapai tingkat kematangan yang cenderung menggairahkan respons adopsi, adaptasi, dan
produktivitas dalam waktu dekat - genomik generasi berikutnya, bahan canggih, penyimpanan energi,
minyak canggih & pemulihan gas, energi terbarukan, robotika canggih, kendaraan self-driving,
pencetakan 3D, internet seluler, internet hal-hal, teknologi cloud dan otomatisasi pekerjaan
pengetahuan.
Dan beberapa yang terakhir, akan berdampak pada produktivitas dengan sangat mendalam ketika kita
melihat konvergensi teknologi mobile dan cloud, big data, dan pembelajaran mesin. Penerapan
analisis data yang canggih ke lebih dari 20 miliar sistem tertanam dan cerdas, dengan sejumlah besar
perangkat dan data yang dihasilkan manusia, akan mengarah pada peningkatan dramatis dalam
kemampuan (dan keselamatan) pekerja pengetahuan dan efisiensi mesin.
Bagaimana teknologi digital saat ini mengubah semua itu?
Teknologi digital telah bergerak dari fenomena peningkatan kehidupan, tetapi yang pada dasarnya
mengubah dunia fisik kita menjadi dunia virtual,mengubah hidup kita terbalik dan membuat banyak
prinsip yang tidak relevan tentang pemahaman kita tentang dunia di mana kita hidup.
Bagaimana para pemimpin dapat bereaksi terhadap perubahan seperti itu?
Para pemimpin menghadapi pergeseran di pasar global dan keadaan yang dapat datang entah dari
mana dan berdampak pada nasib bahkan perusahaan terbesar dan merusak bahkan pemerintah dan
lembaga global yang paling kuat.
Agenda sedang ditetapkan hari ini oleh pengusaha dan aktivis sosial adalah mereka berusaha untuk
melayani generasi individu yang baru diberdayakan dan, dengan demikian, mencoba untuk mem-boot
ulang sistem operasi masyarakat dengan cara yang mirip.
Apakah Pemimpin punya pilihan?
Ya, mereka dapat mengadopsi reaksi khas dari organisme yang terancam - untuk bertarung, atau
mereka dapat melihat ini sebagai seruan untuk transformasi dalam sikap dan pendekatan, sebuah
transformasi yang tidak hanya mengurangi ancaman tetapi juga memungkinkan munculnya
kepemimpinan yang bertujuan yang keduanya mendorong penyebaran produktif teknologi baru dan
memanfaatkan kekuatan mereka untuk mengatasi beberapa masalah yang tampaknya sulit diatasi
yang telah kita berikan kepada generasi mendatang - tidak terkecuali dampak yang terkait dengan
urbanisasi, perubahan iklim, dan demografi penuaan. Sebagai seorang pemimpin bisnis, Rick
Haythornthwaite condong ke arah bidang praktis dan empat khususnya - membangun kepercayaan,
merumuskan strategi, mendapatkan hasil dan mempertahankan perspektif.
Mengapa mulai dengan kepercayaan?
Alasan pertama yang baik adalah bahwa kita dalam bisnis sangat tidak dipercaya dan ketika kita
bergerak untuk mengatasi beberapa ancaman yang muncul untuk realisasi penuh dari potensi era
digital. Kurangnya kepercayaan ini kemungkinan akan menjadi hambatan besar.
Di dunia baru dengan partisipasi demokratis ini, tidak ada tempat persembunyian untuk bisnis -
layanan yang buruk, nilai-nilai kosong, harga tidak adil, produk jelek akan dimintai
pertanggungjawaban dan ditampilkan untuk dilihat semua orang.
Apa yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan?
6. Seorang pemimpin bisnis harus menyadari pentingnya pemangku kepentingan utama selain
pelanggan, investor dan karyawan - politisi, regulator, masyarakat sipil, LSM, daftarnya terus
berlanjut.
Mereka harus membela keterbukaan dan keaslian sebagai individu dan sebagai wakil bagi organisasi
mereka. Pada akhirnya orang mempercayai orang dan akan melakukannya asalkan mereka melakukan
apa yang mereka katakan dan memenuhi apa yang mereka janjikan. Ini membutuhkan pemberian
kekuatan - khususnya informasi.
Anda menyebut strategi sebagai tahap selanjutnya dalam perjalanan.
Sebagai bagian dari navigasi ini, fasilitasi dan kurasi masa kini, para pemimpin harus datang untuk
belajar menyesuaikan naluri dan pendekatan mereka terhadap perumusan strategi. Masa depan tidak
bisa lagi dipandang sebagai perpanjangan dari masa lalu dan pengalaman bisa menjadi beban bukan
manfaat.
Tindakan apa yang Anda lihat mendukung perencanaan strategis selain dari kepercayaan?
Rencana strategis perlu dibangun di atas kemampuan untuk merasakan secara real time sinyal apa
yang muncul ketika waktu terbentang, pada pembangunan kemampuan yang cocok untuk masa
depan.
Dalam mencari pemahaman tentang apa yang mungkin muncul di masa depan, praktik reduksionis
mengiris dan mencelupkan masalah-masalah kompleks menjadi potongan-potongan yang lebih
mudah dimengerti yang dapat dikelola, tidak lagi dapat dijalankan. Masalah dan peluang saat ini
bersifat multi-dimensional dan cair.
Jadi, strategi yang sukses adalah semua tentang keunggulan kompetitif, kinerja yang lebih baik, dan
hasil yang lebih baik?
Kita harus ingat bahwa strategi adalah unsur keberhasilan yang diperlukan tetapi tidak mencukupi.
Mendapatkan hasil adalah langkah penting berikutnya dan dalam masa-masa yang terganggu ini, yang
seringkali mengharuskan Anda melakukan perubahan besar pada perusahaan Anda di tengah-tengah
penerbangan, yang jarang mudah.
Peran kepemimpinan umum juga perlu jauh lebih fleksibel saat ini. Masa-masa pemimpin yang
karismatik, mahatahu, dan mahakuasa sudah lama berlalu. Kepemimpinan puncak saat ini
membutuhkan latihan pengaruh daripada kekuasaan, pengaturan nada dan konteks yang memastikan
bahwa para pemimpin melalui organisasi bertindak dengan keyakinan, tujuan dan kompas etis yang
kuat. Para pemimpin harus mampu memahami dan beradaptasi dengan kebutuhan, bersedia gagal
dengan cepat jika perlu, mengambil risiko yang masuk akal dan belajar dari keberhasilan dan
kegagalan.
Akhirnya, apa pendapat Anda tentang masa depan?
Saya merasa sangat menarik dan menakutkan untuk dilahirkan dalam masa yang saya yakini sebagai
awal dari zaman baru, dengan teknologi digital yang mengganggu tidak hanya berpotensi memberikan
batu loncatan bagi fase pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan, tetapi juga secara
fundamental mengubah cara di mana orang-orang di dunia berhubungan dengan informasi, diri
mereka sendiri, satu sama lain dan kekuasaan.
Daftar Pustaka :
Hapzi Ali, Strategic Management - Disruption Era
https://elearning.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/173066/mod_resource/content/1/14.%20Hapzi%2
0Ali%2C%20Modul%2014%20SM%2C%20Disruption%20Era.pdf , Diakses Pada 3 Juli 2019 Pukul 16.00
Richard Bolden, Digital Disruption and the Future of Leadership: An interview with Rick
Haythornthwaite, Chairman of Centrica and MasterCard,
http://eprints.uwe.ac.uk/28233/1/DIGITAL%20DISRUPTION%20AND%20LEADERSHIP-accepted%2012
-02-16.pdf , Diakses Pada 3 Juli 2019 Pukul 16.00