SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KRITIK TERHADAP
KETUHANAN VERSI
PANCASILA
SUKI ISFFI ANI
NIM : 18030174006
Oleh :
Latar Belakang Konsep Negara dan Agama yang ditentukan
oleh Dasar Ontologis Manusia
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Nilai-nilai Pancasila Terhadap Sila ke-1
Pemahaman dan Pelanggaran terhadap
Pancasila
Mewujudkan Kehidupan Yang Didasari Iman
dan Takwa
Mengembangkan Sikap Percaya dan Takwa
Terhadap Tuhan YME
Latar Belakang
– Sila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah “ Ketuhanan Yang
Maha Esa ”. Oleh karena itu sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan
sumber nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara,
baik yang bersifat material maupun spiritual. Dengan kata lain bahwa segala
aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang
berasal dari Tuhan baik material maupun spiritual. Yang menyangkut
penyelenggaraan Negara dalam arti bersifat material yaitu bentuk negara tujuan
negara, tertib hukum, dan sistem Negara. Dan adapun yang bersifat spiritual
yaitu moral agama dan moral penyelenggaraan Negara.
Seperti yang ditegaskan oleh Moh.Hatta, bahwa sila “ Ketuhanan Yang Maha Esa ” merupakan dasar
yang memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi masyarakat,
penyelenggaraan negara, dan berguna dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia yang
beragama. Dengan dasar sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini, maka politik Negara mendapat daasar
moral yang kuat, dimana sila ke-1 menjadi dasar yang memimpin kerohanian kearah jalan
kebenaran, keadilan, kabaikan, kejujuran dan persaudaraan ( Hatta, Panitia Lima, 1980). Kewajiban
beragama bagi warga negara Indonesia adalah tiada adanya paksaan, boleh memilih sesuai hati
nuraninya, karena dilindungi oleh UUD 1945.
– Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia?
Kondisi ini terjadi karena sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti
keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna
kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
– Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi
sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita
hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya.
– Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah sejauh mana masyarakat Indonesia
paham dan menerapkan dalam kehodupan tentang Pancasila sebagai hakikat dari Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Rumusan Masalah
Dalam masalah “Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa” ini, kami selaku
penulis makalah ini akan membatasi permasalahan pada hal berikut:
– Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Terhadap Sila ke-1
– Konsep Tentang Negara dan Agama yang ditentukan oleh Dasar Ontologis Manusia
– Mengembangkan Sikap yang Percaya dan Takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dalam kehidupan sehari-hari
– Mewujudkan Kehidupan Yang Didasari Iman dan Takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Dalam Kehidupan Keluarga, Kampus, dan masyarakat
– Pemahaman dan Pelanggaran terhadap Pancasila
Tujuan Penulisan
– Sesuai dengan uraian singkat di atas, adapun makalah ini dibuat dengan tujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis
agar dapat mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
A. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
TERHADAP SILA KE-1
– Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang hanya ada di negara kita. Sebagai
dasar negara, Pancasila merupkan hasil rumusan dari nilai-nilai dan norma-norma yang
berakar dan tumbuh dalam dan dari kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh agama
yang hidup di negara ini.
– Dalam Pancasila telah dijamin kebebasan hidup beragama terutama pada sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa. Isi Pancasila telah diterima oleh umat beragama di Indonesia
karena mengandung pengertian umum yang tidak bertentangan dengan dasar keyakinan
masing-masing agama. Yang menjadi keharusan ialah setiap bangsa Indonesia mesti
berketuhanan Yang Maha Esa.
– Apakah perlu beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa? Sesuai dengan sila
pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kita manusia berada di dunia adalah
ciptaan-Nya. Oleh karena itu, wajarlah bila manusia bertakwa dan iman kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Kita wajib mengakui dan meyakini, bahwa di luar alam semesta ini masih ada zat yang sempurna, yaitu
Tuhan pencipta atau Al-Khalik. Tuhan pencipta alam semesta sekaligus sebagai pengatur. Yang paling
utama dan pokok, yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Misalnya,
sesuai agama yang kita anut dengan menjalankan ibadah sesuai dengan syariatnya. Tidak melakuakan
hal-hal yang dilarang oleh agama, antara lain seperti mencuri, membunuh, bohong, dan sebagainya.
Apabila kita telusuri sebab segala kejadian, kita akan sampai kepada kesimpulan, yaitu adanya
penyebab pertama itu disebut Causa Prima, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun manusia diciptakan oleh Tuhan karena manusia adalah sebagai makhluk Tuhan
Pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebenarnya telah dinyatakan pula dalam
UUD 1945, baik pada bagian pembukaan maupun pada bagian batang tubuhnya. Pada bagian
pembukaan, terdapat dalam alinea ke-3 yang menyatakan bahwa “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa…maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Pada bagian Batang Tubuh, tercantum pada pasal 29 ayat 1 dan 2, sebgai berikut:1. Negara berdasarkan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu.
Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis diperkuat oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) sebagaimana trcantum pada:Pasal 156 A :
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan:
1. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia.
2. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak bersendikan Ketuhanan Yang
Maha Esa.Pasal 175 : “Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan merintangi pertemuan agama
umum yang diizinkan atau upacara penguburan mayat duhukum dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun
empat bulan”
B. KONSEP TENTANG NEGARA DAN AGAMA YANG
DITENTUKAN OLEH DASAR ONTOLOGIS MANUSIA
1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila. Jika dirinci makna hubungan negara dengan agama
(1) Negara adalah berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa.Konsekuensinya setiap warga
memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
(3)Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan kodrat sebagai
makhluk Tuhan.
(4) Tidak ada tempat bagi pertentangan agama,golongan agama,antar dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk
agama.
(5) Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil paksaan bagi siapapun juga.
(6) Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara.
(7) Segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan
yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif maupun norma moral baik moral negara maupun moral
para penyelenggara negara.
(8) Negara pada hakikatnya merupakan “…berkat rahmat Allah Yang Maha Esa.
2. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Theokrasi
Bahwa antara agama dengan negara tidak dapat dipisahkan. negara menyatu dengan agama,
pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama menguasai
masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua macam pengertian negara theokrasai,
yaitu negara theokrasi langsung dan tak langsung.
a. Negara Theokrasi Langsung
Dalam sistem negara theokrasi langsung, kekuasaan
adalah otoritas Tuhan. adanya negara di dunia ini adalah
atas kehendak Tuhan, dan yang memerintah adalah
Tuhan. Dalam sejarah perang dunia II, rakyat jepang rela
mati demi Kaisarnya, karena menurut menurut
kepercayaan kaisar adalah anak Tuhan. Negara Tibet
dimana pernah terjadi perebutan kekuasan antara
Pancen lama dan Dalai lama, adalah sebagai penjelmaan
otoritas Tuhan dalam negara dunia.
Doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran berkembang dalam
negara theokarasi langsung, sebagai upaya untuk
memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan
Tuhan dalam negara
b. Negara Theokrasi Tidak Langsung
Negara Theokrasi tidak langsung menyatakan bahwa pemerintahan
bukan diperintah langsung oleh Tuhan, melainkan kepala Negara atau
Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan (semuanya memerintah
atas kehendak Tuhan). Kekuasaan dalam negara merupakan suatu
karunia dari Tuhan. Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk
memakmurkan rakyatnya. Politik yang demikian inilah yang diterapkan
Belanda terhadap wilayah jajahannya sehingga dikenal dengan nama
politik etis (Ethische Politik). Kerajaan Belanda mendapat amanat
dari Tuhan untuk bertindak seagai wali dari wilayah jajahan
Indonesia
1. Hubungan Negara Dengan Agama Menurut Sekulerisme
Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah hubungan keduniawian atau masalah-masalah keduniawian ( hubungan
manusia dengan manusia ). Adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan.
Konsekuensinya hukum positif sangat di tentukan oleh komitmen warga negara sebagai pendukunng pokok negara. Negara adalah
urusan hubungan horizontal antar manusia dalam mencapai tujuannya, adapun agama adalah menjadi urusan umat masing-masing
agama. Walaupun dalam agama sekuler membedakan antara agama dengan negara, namun lazimnya warga negara di berikan
kebebasaan dalam memeluk agama masing-masing.
1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalis
Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
nasing-masing. Namun Tuhan atau atheis, bahkan negara liberal memberi kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama misalnya
tentang Nabi, Rasul, Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun. Misalnya Salman Rusdi yang mengkritik kitab suci dengan tulisan ayat-ayat
setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran individu adalah sumber kebenaran tertinggi.
Keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh
kesepakatan individu sebagai warga negaranya. Misalnya UU aborsi di Negara Irlandia tetap diberlakukan
walaupun ditentang oleh gereja dan agama lainnya, karena UU tersebut merupakan hasil referendum.
1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Komunis
Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia, agama adalah keluhan makhluk
tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama adalah merupakan candu
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat etheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan
kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh
materi.
C. MENGEMBANGKAN SIKAP YANG DIDASARI PERCAYA DAN
TAKWA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
Kita manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus mempunyai suatu kewajiban untuk beriman dan
bertakwa dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan berbagai kegiatan. seperti berdagang,
bertani, guru, pengusaha, dan sebagainya. selain itu, kita selalu mengadakan hubungan dalam bentuk
komunikaasi dengan orang lain.
Perbuatan yang kita lakukan tersebut, perlu dilandasi dengan iman dan takwa yang kuat. Mengapa?
Sebab jika perbuatan itu tidak dilandasi dengan iman dan takwa, manusia akan lepas kendali. Bila
keadaannya demikian, manusia cenderunng mempunyai sifat ingin mencari, berkuasa, dan sombong.
Contoh:
1. Kita tahu, bahwa sekarang serba cangih.
Salah satunya adalah diciptakannya pesawat
ulang-alik oleh bangsa Amerika. Pesawat ini
dapat pergi ke bulan dengan waktu yang singkat
dan dapat ditumpangi manusia. Dalam
perbuatan dan penggunaan alat ini bila tidak
dilandasi dengan rasa iman dan takwa, manusia
cenderung bersifat sombong. Maka akan
menimbulkan bencana untuk sendirinya.
Jadi, apa pun yang kita hadapi, baik dalam keadaan suka
atau duka harus diterima dengan rasa iman dan takwa.
Dengan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Sungguh disayangkan, bila ada orang yang mengaku
beriman dan beragama, tetapi perbuatannya sehari-hari
masih suka berjudi, menipu, memfitnah, membunuh
sesama manusia, mencuri, merampok, memperkosa, dan
sebagainya. untuk itu, kita harus mawas diri (intropeksi).
Untuk mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya pembinaan.
Pembinan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
. KETELADANAN
Semua tindakan dan perilaku yang baik perlu kita teladani.
Sebagai generasi muda khususnya pelajar, kita harus mampu
berbuat baik, yang didasari rasa iman dan takwa. Perbuatan
yang demikian merupakan teladan bagi adik-adik generasi
penerus kita. Jadi, segala perbuatan yang kita lakukan harus
dilandasi iman dan takwa sebab perbuatan ini akan diteladani
oleh penerus kita.
1. Segala perbuatan yang kita lakukan, hendaknya berdasarkan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kita harus menjalankan ibadah sesuai dengan agmanya masing-masing
3. Antar pemeluk agama hendaknya saling menghormati
4. Kita tidak boleh merusak alam, karena alam dan lingkungan seperti
gunung, hutan, laut, udara adalah ciptaan Tuhan
5. Sebagai manusia bertakwa, hendaknya selalu berusaha dan bekerja keras.
Tidak boleh malas dan menerima takdir Tuhan
6. Tidak dibenarkan penyebaran ajaran/paham ateis yang mengingkari
adanya Tuhan propaganda anti agama.
MEMBERI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
Bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, penerangan,
dan ceramah. Baik dari pemuka masyarakat, pemimpin atau tokoh
agama. Dalam memberikan bimbingan ini, terutama kita harus berbuat
baik. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hal-hal yang diberikan dalm bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai
berikut.
D. MEWUJUDKAN KEHIDUPAN YANG DIDASARI IMAN DAN TAKWA
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, DALAM KEHIDUPAN
KELUARGA, KAMPUS, DAN MASYARAKAT
– DI DALAM KELUARGA
– Dalam keluarga yang beragama islam pada waktu akan makan mengucapkan
Bismillahirrohmanirrohim. Demikian pula pada keluarga yang beragama lain
sebelum dan sesudah makan juga mengucapkan doa. Semua agama yang ada di
negara kita mengajarkan bahwa setiap anak selalu mematuhi nasihat orang
tuanya.
2. DI DALAM LINGKUNGAN
KAMPUS
Misalnya kita melakukan kegiatan
kebersihan lingkungan, karena kebersihan
adalah sebagian daripada iman. Kita
mengadakan acara memperingati hari-hari
besar agama. Sesama teman harus saling
menghormati. Dan juga kepada para dosen
pengajar harus patuh dan juga menghormati.
Yang muda dihargai dan yang tua dihormati
. DI DALAM MASYARAKAT
Misalnya, kita harus tabah dalam menghadapi
cobaan. Dalam melakuakn pekerjaan hendaknya
tekun dan jujur. Bila sedang menerima nikmat dari
tuhan kita wajib bersyukur. Sebagai orang yang
bertakwa kita harus saling menghormati antar umat
beragama. Hal-hal semacam ini perlu kita hayati dan
kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.
E. PEMAHAMAN DAN PELANGGARAN
TERHADAP PANCASILA SAAT INI
– Ideologi Pancasila merupakan dasar-dasar negara yang mengakui dan
mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai
warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi
Pancasila terhadap agama.
– Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha
dan Hindu. Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai
standar tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos
dan timbul gesekan antar agama. Kalaupun penggunaan dasar agama haruslah
mengakomodir standar dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan
berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas.
Jika hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya kita merendahkan umat
yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung
memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk agama lainya
dengan dalih moralitas. Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan.
KESIMPULAN
Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam
pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi
Pancasila terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa.
Karena dasar-dasar kepercayaan dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa termuat dalam Pembukaan UUD
1945, Batang Tubuh UUD 1945, dan dalam Ketetapan-Ketetapan MPR.
Oleh karena itu tidak seharusnya kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara
langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut. Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar
tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama. Kalaupun
penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan
berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas.
Karena sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan.
Jadi seiring dengan perkembangan sila Ketuhanan yang Maha Esa, maka dapat dijabarkan dalam
beberapa point penting ( butir Pancasila.) yaitu :
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Dapat mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
d. Dapat membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan.
a. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Dapat mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Tidak dapat memaksakan agama dan kepercayaan terhadap kepada orang lain.
Jadi setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu agama yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan
saling toleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.
SARAN
– Penulis merasa sangat senang dapat
memahami tentang Pancasila Yang
Berketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu
penulis ingin memberikan sedikit pandangan
bahwa kita sebagai manusia perlu melandasi
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam setiap perbuatan, sebab jika
tidak dilandasi dengan iman dan takwa,
manusia akan lepas kendali yaitu mempunyai
sifat ingin mencari yang lebih, berkuasa, dan
sombong.
– Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus
mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yaitu dengan cara pembinaan, yaitu
dengan keteladanan dan memberikan penyuluhan. Hal itu
semua harus kita terapkan dalam kehidupan keluarga,
lingkungan sekolah/kampus, serta lingkungan masyarakat.
– Sehingga dengan berpedoman kepada Pancasila terhadap
Ketuhanan Yang Maha Esa sesama manusia dapat
mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing dan tidak dapat
memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa Kepada orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. R. Warsito, M.Pd. 2012. Pendidikan Pancasila Era Reformasi. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Prof. Dr. Karsadi, M.Si. 2014. Pendidikan Pancasla di Perguruan Tinggi : Upaya Membangun Moral dan Karakter
Bangsa Yogyakarta. Pustaka Pelajar
http://bandunglover.wordpress.com/indonesia/butir-butir-pancasila/
http://maulogi.blogspot.com/2012/07/kehidupan-beragama-di-indonesia-dan.html
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/sosbud/2010/04/20/15692/Mahfud-Indonesia-
adalah-Negara-Berketuhanan

More Related Content

What's hot

HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAHUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAEman Syukur
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at IslamKartika Dwi Rachmawati
 
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)an isa
 
MPW1143 - Bab 1 konsep asas islam
MPW1143 - Bab 1  konsep asas islamMPW1143 - Bab 1  konsep asas islam
MPW1143 - Bab 1 konsep asas islamMimi Mokhtar
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslimFazd Alias
 
Lembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesiaLembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesiaAs Faizin
 
Agama konsep syariah
Agama konsep syariahAgama konsep syariah
Agama konsep syariahsitinurhanna
 
Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1Esra Pelawi
 
Lembaga hukum islam di indonesia
Lembaga hukum islam di indonesiaLembaga hukum islam di indonesia
Lembaga hukum islam di indonesiaMeehawk
 
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesiaHukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesiaRaja fath
 
Memahami syariat islam kelompok 4
Memahami syariat islam kelompok 4Memahami syariat islam kelompok 4
Memahami syariat islam kelompok 4NaufalArdiana
 

What's hot (17)

HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAHUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
 
konsep asas islam
konsep asas islamkonsep asas islam
konsep asas islam
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
 
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)
Power Point Pendidikan Pancasila ( Pancasila Vs Agama)
 
MPW1143 - Bab 1 konsep asas islam
MPW1143 - Bab 1  konsep asas islamMPW1143 - Bab 1  konsep asas islam
MPW1143 - Bab 1 konsep asas islam
 
Pancasila dan Agama
Pancasila dan AgamaPancasila dan Agama
Pancasila dan Agama
 
Makalah agamaa
Makalah agamaaMakalah agamaa
Makalah agamaa
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
 
Lembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesiaLembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesia
 
Agama konsep syariah
Agama konsep syariahAgama konsep syariah
Agama konsep syariah
 
Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1
 
Lembaga hukum islam di indonesia
Lembaga hukum islam di indonesiaLembaga hukum islam di indonesia
Lembaga hukum islam di indonesia
 
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesiaHukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
 
Studi hukum islam
Studi hukum islam Studi hukum islam
Studi hukum islam
 
Memahami syariat islam kelompok 4
Memahami syariat islam kelompok 4Memahami syariat islam kelompok 4
Memahami syariat islam kelompok 4
 
Kedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islamKedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islam
 

Similar to KritikPancasila

KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA isffianisuki
 
ppt pancasila kebidanan.pptx
ppt pancasila kebidanan.pptxppt pancasila kebidanan.pptx
ppt pancasila kebidanan.pptxFahmidinata1
 
Implementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaImplementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaYABES HULU
 
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esaAditia Lukman
 
Ppt klmpk8 a.humaniora
Ppt klmpk8 a.humanioraPpt klmpk8 a.humaniora
Ppt klmpk8 a.humanioraMohZaini6
 
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptxSaepudinAsmintar
 
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorb
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorbPpt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorb
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorbuniversitas negeri surabaya
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esa
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esaNegara pancasila yang berketuhanan yang maha esa
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esanidamauizdati
 
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdf
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdfempat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdf
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdfNur Setiana Istiqomah
 
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumMakalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumRiyanto Kasnuri
 
4878.ppt
4878.ppt4878.ppt
4878.pptDiivaa1
 

Similar to KritikPancasila (20)

KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
 
ppt pancasila kebidanan.pptx
ppt pancasila kebidanan.pptxppt pancasila kebidanan.pptx
ppt pancasila kebidanan.pptx
 
Implementasi sila pertama
Implementasi sila pertamaImplementasi sila pertama
Implementasi sila pertama
 
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa
9137527 makna-sila-ke-tuhanan-yang-maha-esa
 
Ppt klmpk8 a.humaniora
Ppt klmpk8 a.humanioraPpt klmpk8 a.humaniora
Ppt klmpk8 a.humaniora
 
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
Uas pancasila
Uas pancasilaUas pancasila
Uas pancasila
 
Pancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupanPancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupan
 
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorb
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorbPpt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorb
Ppt pendidikan pancasila setiadi daniel 077_ikorb
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esa
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esaNegara pancasila yang berketuhanan yang maha esa
Negara pancasila yang berketuhanan yang maha esa
 
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdf
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdfempat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdf
empat-pilar-kebangsaan-pancasila-uud-45-nkri.pdf
 
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumMakalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
 
4878.ppt
4878.ppt4878.ppt
4878.ppt
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasila
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasilaHukum agama islam kaintanya dengan pancasila
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasila
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

KritikPancasila

  • 1. KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA SUKI ISFFI ANI NIM : 18030174006 Oleh :
  • 2. Latar Belakang Konsep Negara dan Agama yang ditentukan oleh Dasar Ontologis Manusia Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Nilai-nilai Pancasila Terhadap Sila ke-1 Pemahaman dan Pelanggaran terhadap Pancasila Mewujudkan Kehidupan Yang Didasari Iman dan Takwa Mengembangkan Sikap Percaya dan Takwa Terhadap Tuhan YME
  • 3. Latar Belakang – Sila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah “ Ketuhanan Yang Maha Esa ”. Oleh karena itu sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan sumber nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik yang bersifat material maupun spiritual. Dengan kata lain bahwa segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan baik material maupun spiritual. Yang menyangkut penyelenggaraan Negara dalam arti bersifat material yaitu bentuk negara tujuan negara, tertib hukum, dan sistem Negara. Dan adapun yang bersifat spiritual yaitu moral agama dan moral penyelenggaraan Negara.
  • 4. Seperti yang ditegaskan oleh Moh.Hatta, bahwa sila “ Ketuhanan Yang Maha Esa ” merupakan dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi masyarakat, penyelenggaraan negara, dan berguna dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama. Dengan dasar sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini, maka politik Negara mendapat daasar moral yang kuat, dimana sila ke-1 menjadi dasar yang memimpin kerohanian kearah jalan kebenaran, keadilan, kabaikan, kejujuran dan persaudaraan ( Hatta, Panitia Lima, 1980). Kewajiban beragama bagi warga negara Indonesia adalah tiada adanya paksaan, boleh memilih sesuai hati nuraninya, karena dilindungi oleh UUD 1945. – Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini terjadi karena sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. – Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. – Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah sejauh mana masyarakat Indonesia paham dan menerapkan dalam kehodupan tentang Pancasila sebagai hakikat dari Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • 5. Rumusan Masalah Dalam masalah “Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa” ini, kami selaku penulis makalah ini akan membatasi permasalahan pada hal berikut: – Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Terhadap Sila ke-1 – Konsep Tentang Negara dan Agama yang ditentukan oleh Dasar Ontologis Manusia – Mengembangkan Sikap yang Percaya dan Takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari – Mewujudkan Kehidupan Yang Didasari Iman dan Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Dalam Kehidupan Keluarga, Kampus, dan masyarakat – Pemahaman dan Pelanggaran terhadap Pancasila
  • 6. Tujuan Penulisan – Sesuai dengan uraian singkat di atas, adapun makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis agar dapat mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • 7. A. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA TERHADAP SILA KE-1 – Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang hanya ada di negara kita. Sebagai dasar negara, Pancasila merupkan hasil rumusan dari nilai-nilai dan norma-norma yang berakar dan tumbuh dalam dan dari kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh agama yang hidup di negara ini. – Dalam Pancasila telah dijamin kebebasan hidup beragama terutama pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Isi Pancasila telah diterima oleh umat beragama di Indonesia karena mengandung pengertian umum yang tidak bertentangan dengan dasar keyakinan masing-masing agama. Yang menjadi keharusan ialah setiap bangsa Indonesia mesti berketuhanan Yang Maha Esa. – Apakah perlu beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa? Sesuai dengan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kita manusia berada di dunia adalah ciptaan-Nya. Oleh karena itu, wajarlah bila manusia bertakwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • 8. Kita wajib mengakui dan meyakini, bahwa di luar alam semesta ini masih ada zat yang sempurna, yaitu Tuhan pencipta atau Al-Khalik. Tuhan pencipta alam semesta sekaligus sebagai pengatur. Yang paling utama dan pokok, yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Misalnya, sesuai agama yang kita anut dengan menjalankan ibadah sesuai dengan syariatnya. Tidak melakuakan hal-hal yang dilarang oleh agama, antara lain seperti mencuri, membunuh, bohong, dan sebagainya. Apabila kita telusuri sebab segala kejadian, kita akan sampai kepada kesimpulan, yaitu adanya penyebab pertama itu disebut Causa Prima, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Adapun manusia diciptakan oleh Tuhan karena manusia adalah sebagai makhluk Tuhan Pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebenarnya telah dinyatakan pula dalam UUD 1945, baik pada bagian pembukaan maupun pada bagian batang tubuhnya. Pada bagian pembukaan, terdapat dalam alinea ke-3 yang menyatakan bahwa “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Pada bagian Batang Tubuh, tercantum pada pasal 29 ayat 1 dan 2, sebgai berikut:1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
  • 9. 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu. Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis diperkuat oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagaimana trcantum pada:Pasal 156 A : “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: 1. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia. 2. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.Pasal 175 : “Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan merintangi pertemuan agama umum yang diizinkan atau upacara penguburan mayat duhukum dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan”
  • 10. B. KONSEP TENTANG NEGARA DAN AGAMA YANG DITENTUKAN OLEH DASAR ONTOLOGIS MANUSIA 1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila. Jika dirinci makna hubungan negara dengan agama (1) Negara adalah berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa (2) Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa.Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing. (3)Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan. (4) Tidak ada tempat bagi pertentangan agama,golongan agama,antar dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
  • 11. (5) Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil paksaan bagi siapapun juga. (6) Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara. (7) Segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif maupun norma moral baik moral negara maupun moral para penyelenggara negara. (8) Negara pada hakikatnya merupakan “…berkat rahmat Allah Yang Maha Esa. 2. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Theokrasi Bahwa antara agama dengan negara tidak dapat dipisahkan. negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama menguasai masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua macam pengertian negara theokrasai, yaitu negara theokrasi langsung dan tak langsung.
  • 12. a. Negara Theokrasi Langsung Dalam sistem negara theokrasi langsung, kekuasaan adalah otoritas Tuhan. adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan yang memerintah adalah Tuhan. Dalam sejarah perang dunia II, rakyat jepang rela mati demi Kaisarnya, karena menurut menurut kepercayaan kaisar adalah anak Tuhan. Negara Tibet dimana pernah terjadi perebutan kekuasan antara Pancen lama dan Dalai lama, adalah sebagai penjelmaan otoritas Tuhan dalam negara dunia. Doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran berkembang dalam negara theokarasi langsung, sebagai upaya untuk memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negara b. Negara Theokrasi Tidak Langsung Negara Theokrasi tidak langsung menyatakan bahwa pemerintahan bukan diperintah langsung oleh Tuhan, melainkan kepala Negara atau Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan (semuanya memerintah atas kehendak Tuhan). Kekuasaan dalam negara merupakan suatu karunia dari Tuhan. Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya. Politik yang demikian inilah yang diterapkan Belanda terhadap wilayah jajahannya sehingga dikenal dengan nama politik etis (Ethische Politik). Kerajaan Belanda mendapat amanat dari Tuhan untuk bertindak seagai wali dari wilayah jajahan Indonesia
  • 13. 1. Hubungan Negara Dengan Agama Menurut Sekulerisme Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah hubungan keduniawian atau masalah-masalah keduniawian ( hubungan manusia dengan manusia ). Adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Konsekuensinya hukum positif sangat di tentukan oleh komitmen warga negara sebagai pendukunng pokok negara. Negara adalah urusan hubungan horizontal antar manusia dalam mencapai tujuannya, adapun agama adalah menjadi urusan umat masing-masing agama. Walaupun dalam agama sekuler membedakan antara agama dengan negara, namun lazimnya warga negara di berikan kebebasaan dalam memeluk agama masing-masing. 1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalis Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya nasing-masing. Namun Tuhan atau atheis, bahkan negara liberal memberi kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama misalnya tentang Nabi, Rasul, Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun. Misalnya Salman Rusdi yang mengkritik kitab suci dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran individu adalah sumber kebenaran tertinggi.
  • 14. Keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individu sebagai warga negaranya. Misalnya UU aborsi di Negara Irlandia tetap diberlakukan walaupun ditentang oleh gereja dan agama lainnya, karena UU tersebut merupakan hasil referendum. 1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Komunis Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia, agama adalah keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama adalah merupakan candu Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat etheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.
  • 15. C. MENGEMBANGKAN SIKAP YANG DIDASARI PERCAYA DAN TAKWA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. Kita manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus mempunyai suatu kewajiban untuk beriman dan bertakwa dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan berbagai kegiatan. seperti berdagang, bertani, guru, pengusaha, dan sebagainya. selain itu, kita selalu mengadakan hubungan dalam bentuk komunikaasi dengan orang lain. Perbuatan yang kita lakukan tersebut, perlu dilandasi dengan iman dan takwa yang kuat. Mengapa? Sebab jika perbuatan itu tidak dilandasi dengan iman dan takwa, manusia akan lepas kendali. Bila keadaannya demikian, manusia cenderunng mempunyai sifat ingin mencari, berkuasa, dan sombong.
  • 16. Contoh: 1. Kita tahu, bahwa sekarang serba cangih. Salah satunya adalah diciptakannya pesawat ulang-alik oleh bangsa Amerika. Pesawat ini dapat pergi ke bulan dengan waktu yang singkat dan dapat ditumpangi manusia. Dalam perbuatan dan penggunaan alat ini bila tidak dilandasi dengan rasa iman dan takwa, manusia cenderung bersifat sombong. Maka akan menimbulkan bencana untuk sendirinya. Jadi, apa pun yang kita hadapi, baik dalam keadaan suka atau duka harus diterima dengan rasa iman dan takwa. Dengan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan. Sungguh disayangkan, bila ada orang yang mengaku beriman dan beragama, tetapi perbuatannya sehari-hari masih suka berjudi, menipu, memfitnah, membunuh sesama manusia, mencuri, merampok, memperkosa, dan sebagainya. untuk itu, kita harus mawas diri (intropeksi). Untuk mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya pembinaan. Pembinan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
  • 17. . KETELADANAN Semua tindakan dan perilaku yang baik perlu kita teladani. Sebagai generasi muda khususnya pelajar, kita harus mampu berbuat baik, yang didasari rasa iman dan takwa. Perbuatan yang demikian merupakan teladan bagi adik-adik generasi penerus kita. Jadi, segala perbuatan yang kita lakukan harus dilandasi iman dan takwa sebab perbuatan ini akan diteladani oleh penerus kita. 1. Segala perbuatan yang kita lakukan, hendaknya berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kita harus menjalankan ibadah sesuai dengan agmanya masing-masing 3. Antar pemeluk agama hendaknya saling menghormati 4. Kita tidak boleh merusak alam, karena alam dan lingkungan seperti gunung, hutan, laut, udara adalah ciptaan Tuhan 5. Sebagai manusia bertakwa, hendaknya selalu berusaha dan bekerja keras. Tidak boleh malas dan menerima takdir Tuhan 6. Tidak dibenarkan penyebaran ajaran/paham ateis yang mengingkari adanya Tuhan propaganda anti agama. MEMBERI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN Bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, penerangan, dan ceramah. Baik dari pemuka masyarakat, pemimpin atau tokoh agama. Dalam memberikan bimbingan ini, terutama kita harus berbuat baik. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal-hal yang diberikan dalm bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai berikut.
  • 18. D. MEWUJUDKAN KEHIDUPAN YANG DIDASARI IMAN DAN TAKWA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, DALAM KEHIDUPAN KELUARGA, KAMPUS, DAN MASYARAKAT – DI DALAM KELUARGA – Dalam keluarga yang beragama islam pada waktu akan makan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim. Demikian pula pada keluarga yang beragama lain sebelum dan sesudah makan juga mengucapkan doa. Semua agama yang ada di negara kita mengajarkan bahwa setiap anak selalu mematuhi nasihat orang tuanya.
  • 19. 2. DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS Misalnya kita melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, karena kebersihan adalah sebagian daripada iman. Kita mengadakan acara memperingati hari-hari besar agama. Sesama teman harus saling menghormati. Dan juga kepada para dosen pengajar harus patuh dan juga menghormati. Yang muda dihargai dan yang tua dihormati . DI DALAM MASYARAKAT Misalnya, kita harus tabah dalam menghadapi cobaan. Dalam melakuakn pekerjaan hendaknya tekun dan jujur. Bila sedang menerima nikmat dari tuhan kita wajib bersyukur. Sebagai orang yang bertakwa kita harus saling menghormati antar umat beragama. Hal-hal semacam ini perlu kita hayati dan kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 20. E. PEMAHAMAN DAN PELANGGARAN TERHADAP PANCASILA SAAT INI – Ideologi Pancasila merupakan dasar-dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. – Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama. Kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas.
  • 21. Jika hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk agama lainya dengan dalih moralitas. Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan.
  • 22. KESIMPULAN Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena dasar-dasar kepercayaan dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa termuat dalam Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh UUD 1945, dan dalam Ketetapan-Ketetapan MPR. Oleh karena itu tidak seharusnya kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut. Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama. Kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas.
  • 23. Karena sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan. Jadi seiring dengan perkembangan sila Ketuhanan yang Maha Esa, maka dapat dijabarkan dalam beberapa point penting ( butir Pancasila.) yaitu : a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Dapat mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. d. Dapat membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan.
  • 24. a. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. b. Dapat mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. c. Tidak dapat memaksakan agama dan kepercayaan terhadap kepada orang lain. Jadi setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu agama yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan saling toleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.
  • 25. SARAN – Penulis merasa sangat senang dapat memahami tentang Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu penulis ingin memberikan sedikit pandangan bahwa kita sebagai manusia perlu melandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap perbuatan, sebab jika tidak dilandasi dengan iman dan takwa, manusia akan lepas kendali yaitu mempunyai sifat ingin mencari yang lebih, berkuasa, dan sombong. – Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan cara pembinaan, yaitu dengan keteladanan dan memberikan penyuluhan. Hal itu semua harus kita terapkan dalam kehidupan keluarga, lingkungan sekolah/kampus, serta lingkungan masyarakat. – Sehingga dengan berpedoman kepada Pancasila terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa sesama manusia dapat mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing dan tidak dapat memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kepada orang lain
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Drs. H. R. Warsito, M.Pd. 2012. Pendidikan Pancasila Era Reformasi. Yogyakarta : Penerbit Ombak Prof. Dr. Karsadi, M.Si. 2014. Pendidikan Pancasla di Perguruan Tinggi : Upaya Membangun Moral dan Karakter Bangsa Yogyakarta. Pustaka Pelajar http://bandunglover.wordpress.com/indonesia/butir-butir-pancasila/ http://maulogi.blogspot.com/2012/07/kehidupan-beragama-di-indonesia-dan.html http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/sosbud/2010/04/20/15692/Mahfud-Indonesia- adalah-Negara-Berketuhanan