Dokumen A dan B membahas tentang pentingnya pola gilir dalam berkomunikasi untuk menciptakan kelangsungan dan kenyamanan. Pola gilir melibatkan bergantian antara pembicara dan mitra pembicara dalam bertukar informasi secara santun. Dokumen C lebih spesifik membahas penerapan pola gilir dalam diskusi kelompok dengan membagikan peran moderator, notulis, dan peserta untuk memastikan setiap anggota dapat berkont
3. A.
MENDENGARKAN
Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Pola gilir dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan, kenyamanan, dan
kedamaian sehingga komunikasi berjalan secara positif. Antara pembicara dan mitra pembicara saling
bergantian, bekerja sama, dan santun dalam menanyakan dan menyampaikan informasi. Kerja sama
yang baik sangat menunjang tercapainya tujuan berkomunikasi. Perhatikan percakapan berikut :
Yesung
: Siapa namamu?
Bondan : Bondan.
Yesung
: Dimana rumahmu?
Bondan : Di Yogyakarta
Bandingkan dengan percakapan di bawah ini :
Yesung
: Siapa namamu?
Bondan : Bondan. Rumah saya di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kaliurang Km.6 Sawit Sari. Saya
lulus dari sekolah SMKN 1 Yogyakarta dan sekarang menjadi anak band dan penyanyi
solo. Saya belum berkeluarga karena belum ada kecocokan dengan orang yang
pernah menyenangi saya.
Pada percakapan jenis pertama, pola gilir terlihat dengan jelas, sedangkan jenis kedua
pembicaraan lebih didominasi oleh Bondan.
Penggunaan pola gilir yang tepat dan tidak dimonopoli salah satu pembicara menciptakan
keharmonisan walaupun kadang-kadang isinya baru diketahui setelah satu rangkaian percakapan usai.
4. B.
BERBICARA
Menggunakan Pola Gilir dalam
Berkomunikasi
Antara pembicara dan lawan bicara harus dapat berinteraksi
dengan harmonis. Demi terciptanya kelangsungan dan kenyamanan
dalam berkomunikasi, sebaiknya menggunakan kata, kalimat, dan
ungkapan yang santun.
Pola gilir dalam berkomunikasi cenderung dilaksanakan secara
lisan. Hal ini disebabkan adanya situasi yang melingkupinya. Situasi
senang, marah, murung, sepi dan sejenisnya sangat terlihat sehingga
lawan bicara dapat mengetahui maksud pembicaraan walaupun
terkadang belum selesai diujarkan.
5. Penerapan Pola Gilir dalam Berdiskusi
Dalam berdiskusi, pola gilir menjadi efektif karena dalam kelompok diskusi
terdapat lebih dari dua anggota sehingga penerapannya sangat tepat. Dengan pola
gilir, setiap anggota kelompok harus mendapat porsi yang seimbang sehingga
pendapatnya dapat tertampung dengan baik.
Agar pola pikir dapat berlangsung dengan baik, diperlukan pembagian tugas dalam
kelompok diskusi :
a)
Moderator
Orang yang bertugas memimpin diskusi dan menjadi pengarah pada acara
pembicaraan atau pendiskusian masalah.
b)
Notulis
Orang yang bertugas membuat catatan diskusi.
c)
Peserta
Anggota lain dalam kelompok diskusi yang perannya memberikan sanggahan dan
dukungan dari permasalahan yang sedang dibahas. Peserta mempunyai peran
penting karena pendapat-pendapat mereka disatukan dan dapat dijadikan jalan
keluar/solusi dari masalah yang ada.
Dalam penerapan pola pikir tidak dibarengi dengan luapan emosi karena akan
mengganggu jalannya diskusi. Jalankan pola pikir secara seimbang agar setiap peserta
dapat mengemukakan pendapatnya dengan optimal.