1. Subnetting IPV4 dan IPV6
Kelompok 3
Irman Budiman (10215017)
Muhamad Tian Septiadi (10215020)
Dianto Setiyadi (10215022)
Muhammad Ali Aminullah (10215027)
Agung Abdurakhmam (10215042)
2. Pengrtian Subnetting
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih
kecil yang disebut “subnet.” Subnetting digunakan untuk memudahkan pengelola
jaringan komputer (system Administrator, Network Administrator, maupun
pengguna biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk
setiap ruangan dan gedung sesuai dengan kebutuhan.
3. Alamat IPV4
Subnet IPv4 dibuat dengan menggunakan satu
atau lebih bit host sebagai bit jaringan. Ini
dilakukan dengan memperluas subnet mask
untuk meminjam beberapa bit dari bagian host
dari alamat untuk membuat bit jaringan
tambahan. Semakin banyak bit host yang
dipinjam, semakin banyak subnet yang dapat
didefinisikan.
Jaringan paling mudah di-subnet pada batas
oktet /8, /16, dan /24. Tabel pada gambar
mengidentifikasi panjang prefix ini, masker
subnet yang setara, bit jaringan dan host, dan
jumlah host yang dapat disambungkan setiap
subnet. Perhatikan bahwa penggunaan awalan
yang lebih panjang mengurangi jumlah host per
subnet.
4. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24. Artinya bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0,
/24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau
dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless
Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
5. Contoh Perhitungan Subnet Mask IPv4
Network Address : 172.16.0.0/18 -
> 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0)
1. Jumlah Subnet = 2 𝑥
, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22
= 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2 𝑦
– 2, dimana y
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari
0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per
subnet adalah 214
– 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.
7. Alamat IPV6
Alamat IPv6 panjangnya 128 bit dan ditulis sebagai
string nilai heksadesimal. Setiap 4 bit diwakili oleh
satu digit heksadesimal; dengan total 32 nilai
heksadesimal, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. Alamat IPv6 tidak peka huruf besar kecil
dan dapat ditulis dengan huruf kecil atau huruf
besar.
Format Pilihan
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, format
yang disukai untuk menulis alamat IPv6 adalah x: x:
x: x: x: x: x: x, dengan setiap "x" yang terdiri dari
empat nilai heksadesimal. Ketika mengacu pada 8
bit dari alamat IPv4 kita menggunakan istilah oktet.
Dalam IPv6, hextet adalah istilah tidak resmi yang
digunakan untuk merujuk ke segmen 16 bit atau
empat nilai heksadesimal. Setiap "x" adalah hextet
tunggal, 16 bit atau empat digit heksadesimal.
8. Alamat IPV6
Format yang dipilih berarti alamat IPv6 ditulis
menggunakan semua 32 digit heksadesimal. Itu
tidak selalu berarti itu adalah metode yang ideal
untuk mewakili alamat IPv6.
Gambar disamping adalah review dari hubungan
antara desimal, biner dan heksadesimal. Gambar
dibawah memiliki contoh alamat IPv6 dalam format
yang disukai.