Tugas Presentasi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Komputer Indonesia
Kelompok 8:
- Imam Nurrahmat (10216650)
- Adi Firdaus (10216651)
- Aditya Abdurrahman (10216701)
- Arfan Amin Harahap (10216070)
- Yogi Aditya (10216068)
2. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting IPv4
Subnet dibuat dengan menggunakan host bit menjadi network bit
Dengan meminjam/mengubah bit dari network portion untuk membuat
network bit tambahan Semakin banyak bit host yang dipinjam, semakin
banyak subnet yang dapat dibuat.
3. Subnetting IPv4 & IPv6
Prefix Subnet Mask Subnet Mask dalam Biner
(n = network, h = host)
Banyak host
/8 255.0.0.0 nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
11111111.00000000.00000000.00000000
16,777,214
/16 255.255.0.0 nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
11111111.11111111.00000000.00000000
65,534
/24 255.255.255.0 nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
11111111.11111111.11111111.00000000
254
Jaringan paling mudah di-subnet pada oktet /8, /16, 24
Tabel dibawah ini menunjukkan prefix, subnet mask ekivalen, network dan host bit dan
banyak host pada tiap subnet
Perhatikan bahwa dengan menggunakan prefix yang lebih panjang maka
banyak hostnya menjadi sedikit
Banyak host = jumlah host id – 2 (untuk network address & broadcast address)
4. Subnetting IPv4 & IPv6
Untuk memahami subnetting pada batas oktet dapat memudahkan, perhatikan contoh berikut:
Anggap sebuah perusahaan memiliki private address 10.0.0.0/8 sebagai alamat jaringan internal
Maka jaringan ini bisa mengkoneksikan 16,777,214 host dalam satu broadcast domain,
yang mana sangat tidak ideal
Perusahaan bisa mensubnet alamat 10.0.0.0/8 pada batas oktet /16 seperti pada tabel di bawah
Dengan begini maka perusahaan bisa membuat sampai 256 subnet dengan tiap subnet dapat
menampung 65,534 host
5. Subnetting IPv4 & IPv6
Atau perusahaan bisa mensubnet pada batas oktet /24, seperti pada tabel di bawah
Sehingga dapat membuat 65,536 subnet dengan 254 host per subnet
6. Subnetting IPv4 & IPv6
Pada contoh sebelumnya subnet dibuat dengan meminjam host bit dari /8, /16, /24 network
prefix
Namun subnet juga bisa meminjam bit dari host bit posisi mana saja
Contoh: alamat jaringan /24 pada umumnya disubnet dengan meminjamkan bit pada oktet
keempat
Untuk setiap bit dipinjam dari host portion, banyak subnetwork
menjadi dua kali lipat dan banyak host berkurang
7. Subnetting IPv4 & IPv6
Contoh Classless Subnetting
Misal sebuah jaringan dengan alamat privat 192.168.1.0/24
Dengan prefix /24 (255.255.255.0) maka host portion adalah oktet terakhir
pada gambar di bawah ini host portion ditulis dalam biner
Tanpa subnetting, maka hanya ada satu jaringan dengan 254 host
8. Subnetting IPv4 & IPv6
1 bit msb pada host portion dipinjam menjadi network bit
Maka network portion menjadi 25 bit dan host portion menjadi 7 bit
Maka akan tercipta 2 subnet dengan masing-masing masing 126 host
Subnet0 192.168.1.0/25
Subnet1 192.168.1.128/25
Diturunkan dari merubah nilai bit yang dipinjam menjadi 0 atau 1
Bit dipinjam adalah bit ke 8 = 128
Subnet mask menjadi 255.255.255.128
9. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting Berdasarkan Kebutuhan Host
Ada 2 pertimbangan dalam merencanakan subnet:
- jumlah alamat host yang dibutuhkan untuk setiap network
- jumlah subnet yang dibutuhkan
10. Subnetting IPv4 & IPv6
Neetwork administrator harus merancang skema pengalamatan jaringan untuk bisa
Menampung jumlah maksimum host untuk setiap subnet dan jumlah subnetnya.
Skema pengalamatan harus bisa dinamis terhadap perkembangan jumlah host
ataupun subnet
11. Subnetting IPv4 & IPv6
Pada contoh ini, sebuah perusahaan telah mengalokasikan sebuah alamat privat
172.16.0.0/22 (10 host bit) ke lokasi cabang
Seperti pada gambar dibawah ini, alamat ini akan menyediakan 1,022 alamat host
12. Subnetting IPv4 & IPv6
Pada gambar ini, digambarkan topologi untuk lokasi cabang
Terdiri dari 5 segmen LAN dan 4 koneksi internetwork antar router.
Sehingga dibutuhkan 9 subnet. Dengan subnet paling besar membutuhkan 40 host
13. Subnetting IPv4 & IPv6
Alamat 172.16.0.0/22 mempunyai 10 bit untuk host.
Karena subnet paling besar membutuhkan 40 host, maka minimum 6 host bit dibutuhkan
Untuk memenuhi 40 host
2^6 = 64 – 2 = 62 host (2 alamat untuk network dan broadcast address)
Maka 4 bit host potrion digunakan untuk subnet
2^4 = 16
Pada contoh ini dibutuhkan 9 subnet sehingga sudah terpenuhi, dan bisa dikembangkan.
14. Subnetting IPv4 & IPv6
4 bit host digunakan untuk alokasi subnet
Ketika 4 bit ini dipinjam maka prefix yang baru adalah /26 (255.255.255192)
15. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnet diterapkan pada LAN dan koneksi antar router
16. Subnetting IPv4 & IPv6
Variable Length Subnet Masking
(VLSM)
Menggunakan subnetting tradisional, setiap subnet memiliki jumlah host/alamat yang sama,
Jika kebutuhan semua subnet sama jumlah hostnya, maka akan efisian.
Tetapi pada kenyataan nya kebutuhan setiap subnet berbeda beda
17. Subnetting IPv4 & IPv6
Sebagai contoh, topologi di bawah ini membutuhkan 7 subnet
4 LAN
3 WAN
18. Subnetting IPv4 & IPv6
Dengan menggunakan subnetting tradisional:
Misal diberikan alamat 192.168.20.0/24
3 bit bisa dipinjam dari host portion untuk memenuhi kebutuhan subnet 7 subnet
Meminjam 3 bit menghasilkan 8 subnet dengan 30 host per subnet
Skema ini memenuhi kebutuhan subnet dan memnuhi kebutuhan untuk subnet terbesar
19. Subnetting IPv4 & IPv6
Walaupun subnetting tradisional ini bisa diterapkan dan memenuhi kebutuhan,
Cara ini tidak efisien karena ada alamat ip yang tidak digunakan (pemborosan)
Sebagai contoh, koneksi antar router (WAN link) hanya membutuhkan 2 alamat host,
Sehingga dengan skema ini akan ada 28 alamat ip address yang tidak terpakai
Dengan menggunakan VLSM, pemborosan ini bisa dihindari
20. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting tradisional menghasilkan subnet dengan jumlah host yang sama
21. Subnetting IPv4 & IPv6
Vlsm memungkinkan untuk membagi jaringan dengan ukuran yang tidak sama.
Dengan VLSM, subnet mask akan bervariasi, tergantung pada host bit yang dipinjam,
Inilah kenapa disebut ‘variable’
22. Subnetting IPv4 & IPv6
Perbedaanya dengan subnetting tradisional:
Pada VLSM, mula-mula jaringan di-subnet kemudian subnet tersebut di-subnet lagi.
Proses ini bisa dilakukan berkali-kali untuk membuat subnet dengan ukuran bervariasi
Ketika menggunakan VLSM, harus dimulai dari dari subnet dengan jumlah host paling banyak
Sampai subnet yang paling kecil
23. Subnetting IPv4 & IPv6
Contoh:
Sebuah jaringan 192.168.20.0/24 telah di-subnet menjadi 8 subnet dengan ukuran yang sama
7 dari 8 subnet sudah dialokasikan.
4 subnet digunakan untuk LAN
3 subnet digunakan untuk koneksi WAN
Anggap alamat yang tidak terpakai ada di ketiga subnet WAN link, karena hanya membutuhkan
2 alamat host saja, masing masing untuk interface router.
24. Subnetting IPv4 & IPv6
Untuk membuat subnet yang lebih kecil untuk WAN link, salah satu subnet akan dibagi,
Pada contoh ini, subnet terakhir, 192.168.20.224/27 akan dibagi lagi.
Pada subnet 192.168.20.224/27
Terdapat 5 bit pada host portion
Dengan 2 bit pada host portion = 2^2 = 4 -2 host → sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
Maka 3 bit akan dipinjam menjadi network portion, sehingga dihasilkan 8 subnet kecil yang baru
Dengan skema subnetting VLSM ini,
26. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting IPv6 menggunakan pendekatan yang berbeda dengan IPv4
Subnet IPv4 tidak hanya tentang membatasi broadcast domain tetapi juga tentang mengelola
kelangkaan alamat.
Subnetting IPv6 tidak berkaitan dengan penghematan alamat.
Subnet ID sudah mencukup lebih dari cukup subnet.
Subnetting IPv6 adalah tentang membangun hierarki pengalamatan berdasarkan jumlah
subjaringan yang diperlukan.
27. Subnetting IPv4 & IPv6
Struktur IPv6 Global Unicast Address
Global Routing Prefix: prefix atau network portion dari alamat yang di berikan oleh provider
Subnet ID: digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi subnet dalam jaringan
Interface ID: sama dengan host portion pada IPv4
IPv6 global unicast address biasanya terdiri dari /48 global routing prefix, 16 bit subnet ID
dan 64 bit interface ID
28. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting mennggunakan Subnet ID
Address block: 2001:0DB8:ACAD::/48
16 bit subnet id bisa digunakan oleh organisasi untuk membuat subnet internal
Subnet ID menyediakan subnet dan banyak host yang lebih dari cukup.
29. Subnetting IPv4 & IPv6
Contoh, 16 bit subnet ID bisa:
- membuat sampai 65,536 /64 subnet. Jumlah ini tidak termasuk kemungkinan jumlah
dengan meminjam bit dari interface ID.
- mendukung sampai 18 quintillion alamat host IPv6 per subnet
(18,000,000,000,000,000,000)
30. Subnetting IPv4 & IPv6
Subnetting IPv6 juga lebih mudah diimplementasikan daripada IPv4 karena
tidak perlu konversi biner
Untuk menentukan subnet selanjutnya, hanya perlu menghitung maju dalam hexadesimal
31. Subnetting IPv4 & IPv6
Dengan lebih dari 65000 subnet yang bisa dipilih, tugas seorang network administator
Adalah mendesain skema logika untuk pengalamatan jaringan
32. Subnetting IPv4 & IPv6
Contoh topologi dibawah akan membutuhkan subnet untuk setiap LAN dan WAN link
antara R1 dan R2
Tidak seperti pada IPv4, dengan IPv6, subnet WAN link tidak akan di subnet lebih lanjut
Meskipun ini “memboroskan” alamat, ini bukan masalah ketika menggunakan IPv6
33. Subnetting IPv4 & IPv6
Pada gambar dibawah ini, alokasi 5 subnet IPv6
Dengan subnet ID 0001 sampai 0005 akan digunakan sebagai contoh
34. Subnetting IPv4 & IPv6
Pada gambar ini, setiap segmen LAN dan WAN link diberikan /64 subnet
35. Subnetting IPv4 & IPv6
Daftar Pustaka
1. Modul CISCO ITN6 (Introduction to Networks)
2. www.netacad.com