SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai
IP (Internet Protocol) address. IP yang digunakan adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte).
IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan node/host
address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting,
sedangkan kelas E untuk riset. Berikut range IP address untuk masing-masing kelas
Gambar 1 : Alokasi IP Address
Tabel 1 : Range IP Address
Subnetting & Routing - 1
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Gambar 2 : Penggunaan IP Address
IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8 bilangan 16 bit
hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038). Bandingkan dengan IPv4 dengan
format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232 (sekitar 4.3x109). Format penulisannya adalah
dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan dipisahkan dengan tanda titik dua (:)
Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa macam untuk Model x: x: x: x: x: x: x: x , X adalah nilai
berupa hexadecimal 16 bit dari porsialamat. Karena terdapat 8 buah ‘x’, jumlah total = 816 = 128 bit.
Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210.
Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka
direpresentasikan dengan “::”. Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi
3FFE::FE56:3210 .
Model x: x: x: x: x: d: d: d , d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3
direpresentasikan menjadi ::FFFF:13.1.68.3
BAB II
Subnetting & Routing - 2
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
SUBNETTING
A. Pengertian Subnet
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka
biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host,
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet
mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk
membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang
didefinisikan, adalah sebagai berikut:
1.Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
2.Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask
meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang
digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang
digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node
TCP/IP.
Untuk mengkonversi angka biner subnet mask menjadi bentuk dotted decimal, lakukan langkah-
langkah berikut :
1. Pecah-pecahlah bit-bit subnet mask menjadi bentuk 4 buat octet (8-bit):
11111111.11111111.11110000.00000000
2. Tuliskan desimal 255 untuk setiap octet yang semua bit-nya bernilai 1, tuliskan angka 0 untuk setiap
octet yang semua bit-nya bernilai 0.
3. Konversikan octet yang bit-bitnya campuran 0 dan 1.
Mengapa harus dilakukan subnetting ?
1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast
domain)
2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan
3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan)
4. Penghematan alamat IP
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP danme-reserve
atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah
bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk
mendefinisikan host bit.
B. Memahami Konsep Subnetting dengan Mudah
Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal.
Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program
CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya
menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya
Subnetting & Routing - 3
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan
yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan
analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan
rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada
seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Gambar 3 : Konsep Subnetting 1
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan
kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke
gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan
memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge
sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Gambar 4 : Konsep Subnetting 2
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah
pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing
Subnetting & Routing - 4
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena
jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama
analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti
NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT
diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua
host yang ada di network tersebut.
Gambar 5 : Konsep Subnetting 3
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di
bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS.
Gambar 6 : Konsep Subnetting 4
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi
jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET,
mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl
Subnetting & Routing - 5
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET
MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet
(Jalan tanpa Gang).
C. Cara Menghitung Subnet
Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah
Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Hal pertama yang harus diketahui untuk melakukan subnetting adalah mengingat nilai dari bit-bit
Subner Mask. Nilai ini yang akan dijadikan panduan untuk proses subnetting. Berikut adalah tabel bit-bit
Subnet Mask.
Tabel 2 : Bit-bit Subnet Mask
Ket: Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Bit-bit dari
IP Address yang “ditutupi” oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan
sebagai bit network
Dengan demikian, kemungkinan-kemungkinan subnet yang tersedia sebagai berikut:
Tabel 3 : Nilai-nilai subnet mask yang mungkin untuk subnetting
Ket: Maksud dari /9 berarti dari 32 bit IP address, terdapat 9 bit bernilai 1 yang di hitung dari oktet pertama.
Bit selanjutnya bernilai 0.
Subnetting & Routing - 6
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
1. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP
Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum
membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address
yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing(CIDR), metode ini menggunakan
notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan
notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan
lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak
berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
1) untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena
pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
2) untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat
terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
3) untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat
terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
Contoh Subnetting dengan metode CIDR
IP address : 192.168.10.1/27
Subnet mask dalam desimal : 255.255.255.0
Subnet mask dalam biner : 11111111.11111111.11111111.00000000
Bit yang di tentukan menurut CIDR adalah /27 jadi subnet barunya adalah 255.255.255.224
11111111.11111111.11111111.11111111 (32 bit)
11111111.11111111.11111111.11100000 (27 bit) – (nilai n = bit 1 yang berjumlah 3)
00000000.00000000.00000000.000111111(5 bit) (nilai h = bit 1 yang berjumlah 5)
Untuk menentukan jumlah subnet rumus yang dipakai adalah 2n,
dimana n adalah jumlah bit 1
pada oktet terakhir. Dan untuk menentukan jumlah host persubnet rumus yang digunakan yaitu 2h
-2,
dimana nilai h adalah jumlah bit 0 pada oktet terakhir sehingga perhitungannya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk jumlah subnet dengan rumus 2n
= 23
= 8 subnet
2. Untuk jumlah host persubnet dengan rumus 2h
-2 = 25
– 2 = 30 host persubnet.
Sedangkan untuk menentukan blok subnet caranya dengan menghitung selisih antara 256
dikurangi dengan oktet terakhir subnet masknya, jadi perhitungannya adalah 256-224 = 32,sehingga
blok subnetnya adalah kelipatan dari 32 yaitu: 0,32,64,96,128,160,192,224. Untuk menentukan IP
network, IP host mana persubnet dan IP broadcast, bisa terlihat pada tabel di bawah ini : IP address :
192.168.10.1/27
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
1 192.168.10.0 192.168.10.1 192.168.10.30 192.168.10.31
2 192.168.10.32 192.168.10.33 192.168.10.62 192.168.10.63
3 192.168.10.64 192.168.10.65 192.168.10.94 192.168.10.95
4 192.168.10.96 192.168.10.97 192.168.10.12
6
192.168.10.127
5 192.168.10.128 192.168.10.129 192.168.10.15 192.168.10.159
Subnetting & Routing - 7
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
8
6 192.168.10.160 192.168.10.161 192.168.10.19
0
192.168.10.191
7 192.168.10.192 192.168.10.193 192.168.10.22
2
192.168.10.223
8 192.168.10.224 192.168.10.225 192.168.10.25
4
192.168.10.255
Tabel 4 : Subnet dengan metode CIDR
2. CIDR pada IP Address Class B
Untuk melakukan subnetting IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri
dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan”
berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3,
dst.
Subnet Mask
Nilai
CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask
Nilai
CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Tabel 5 : CIDR Class B
Sebagai contoh dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Dimulai dari yang
menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x
, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22
= 4 subnet
Subnetting & Routing - 8
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
2. Jumlah Host per Subnet = 2y
– 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214
– 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.63.254 172.16.63.255
2 172.16.64.0 172.16.64.1 172.16.127.25
4
172.16.127.255
3 172.16.128.0 172.16.128.1 172.16.191.25
4
172.16.191.255
4 172.16.192.0 172.16.192.1 172.16.255.25
4
172.16..255.255
Tabel 6 : Subnetting Class B 1
Berikutnya perhitungan satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan
subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29
= 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27
– 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.0.126 172.16.0.127
2 172.16.0.128 172.16.0.129 172.16.0.254 172.16.0.255
3 172.16.1.0 172.16.1.1 172.16.1.126 172.16.1.127
....... ....... ....... ....... .......
....... ....... ....... ....... .......
512 172.16.255.128 172.16.255.12
9
172.16.255.25
4
172.16.255.255
Tabel 7 : Subnetting Class B 2
Subnetting & Routing - 9
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
3. CIDR pada IP Address Class A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4
(terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet
mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28
= 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216
– 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
1 10.0.0.0 10.0.0.1 10.0.255.254 10.0.255.255
2 10.1.0.0 10.1.0.1 10.1.255.254 10.1.255.255
......... ......... ......... ......... .........
255 10.254.0.0 10.254.0.1 10.254.255.25
4
10.254.255.255
256 10.255.0.0 10.255.0.1 10.255.255.25
4
10.255.255.255
Tabel 8 : Subnetting Class A
4. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP
yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM (Fixed Length Subnet Mask).
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR
dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. VLSM memiliki manfaat untuk
mengurangi jumlah alamat yang terbuang. Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan
menghitung alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut:
Subnetting & Routing - 10
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Gambar 7 : Design jarinagn WAN
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26
Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP
192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.
Format CIDRJumlah HostNetMask Desimal
/24254255.255.255.0NetMask Biner
255.255.255.12
811.111.111.11
1.111.100.000.0
00.000.000.000
11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00
0 /25 126
/2662255.255.255.192
/2730255.255.255.22411.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
/2814255.255.255.24011.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
255.255.255.24
811.111.111.11
1.111.100.000.0
00.000.000.000
11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00
0 /29 6
/302255.255.255.252
11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000Tabel 9 : Subnet Mask
a. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tdk digunakan),
karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58,
dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet
255.255.255.192.Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:
BroadcastNetwork
.63.0IP Range
.127.64.1-.62
. .129-.190 .191
Subnetting & Routing - 11
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
128.65-.1
26
.255.192
.193-.254Tabel 10 : Peluang IP pada LAN 4
untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63
b. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting
diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224. Karena diLAN4
telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang
belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet
mask nya menjadi 255.255.255.224. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
NetworkIP RangeBroadcast.64.65-.94.95.96.97-.126.127.128.129-.158.159.160.161-.190.191Tabel 11 :
Peluang IP pada LAN 1
untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95
c. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting
diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena diLAN4
telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang
belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet
mask nya menjadi 255.255.255.240. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
Network IP Range Broadcast
.111.96
.127.112.97-.110
.143.128.113-.126
.159.144.129-.142
.145-.158Tabel 12 : Peluang IP pada LAN 3
Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan
192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127
d. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Subnetting & Routing - 12
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting
diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252. Karena diLAN
sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara
sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Network IP Range Broadcast
.131.128
.
132.129-
.130 .133-.134 .135
.136 .137-.138 .139
NetMask BinerFormat CIDRJumlah Host.143Tabel 13 : Peluang IP pada WAN.140
Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address
192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139
BAB III
ROUTING
A. Pengertian Routing
B. Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu
network ke host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat
mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan
mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table
routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces
router yang lain sehingga router yang satudengan router lainnya bisa
berkomunikasi.
Subnetting & Routing - 13
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
C. Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma
yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara
menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router
tersebut.
D.
E. Konsep Dasar Routing
F. Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang
namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol)
sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke
alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-
masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket
data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam
pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan
pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung
dan routing tidak langsung.
a. Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju
alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan
alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat
192.168.1.3
b. Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus
melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh:
komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan
alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat
192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat
192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.
c. Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing.
Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati
sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data.
Tugas Routing akan dilakukan device jaringan yang disebut router.
d. Router merupakan komputer jaringan yang bertugas atau
difungsikan menghubungkan dua jaringan atau lebih, Type router :Komputer
yang kita fungsikan Router & Peralatan khusus yang dirancang sebagai Router
{Peralatan khusus yang dirancang sebagai Router. Tugas router memforward
data (Fungsi IP Forward harus diaktifkan) menggunakan routing protokol
(Algoritma Routing)yang mana data diatur oleh Routed Protocol.
e.
f. Gambar 8 : Konsep Dasar Routing
g. Default Gateway, upaya Router bisa meneruskan data,
komputer yang ada pada jaringan tersebut harus menugaskan router untuk
meneruskan data. Penugasan dilakukan dengan cara setting komputer
default gateway ke router. Jika kita tidak setting default gatewaya maka bisa
dipastikan LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.
h.
i. Gambar 9 : Default Gateway
G. Cara Membangun Tabel Routing
Subnetting & Routing - 14
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
1. Static Routing Protocol
2. Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing
table secara manual. Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada
pada table routing secara otomatis, sehingga administrator harus
melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan berubah.
Merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh
admin secara manual pada tiap-tiap router.
3. Beberapa keuntungan dari static routing :
a. Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi
router membutuhkan broadcasts yang terus menerus.
b. Keamanan metwork karena static routing hanya mengandung
informasi yang telah dimasukkan secara manual.
c. Meringankan kerja prosesor yang ada pada router.
d. Tingkat keamanan lebih tinggi dibanding mekanisme lainnya.
e. Tidak ada Bandwidch yang digunakan untuk pertukaran informasi isi
tabel routing antar router.
f. Beberapa kerugian dari static routing :
a. Tidak ada tolerasi kesalahan, jika suatu router down, maka static
tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan
menginformasikan ke router yang lain.
b. Pengembangan network, jika suatu network ditambah atau
dipindahkan maka static routig harus diperbaharui oleh
administrator.
c. Admin harus mengetahui informasi tiap-tiap router yg terhubung
jaringan.
d. Jika terdapat penambahan/perubahan topologi jaringan admin harus
mengubah isi tabel routing.
e. Tidak cocok untuk jaringan yang besar.
f.
g. Gambar 10 : Design Static Routing
h.
i. Tabel 14 : Routing Static
4. Dynamic Routing Protocol
5. Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router,
dynamic routing merupakan metode yang paling umum digunakan.
Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode static routing maka kita
harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin
untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static
routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic
routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat
dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan bagaimana
router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP
routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban
mengisi masukan masukan ke routing table secara manual. Protokol
routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan
yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah
isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-
router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan
Subnetting & Routing - 15
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
datagram ke arah yang benar.
6. Remote network dapat dikategorikan di tabel routing
dengan menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol
contohnya sebagai berikut:
a. Network Discovery
b. memelihara dan meng-update tabel routing- automatic
network discovery. Networkdiscovery adalah kemampuan routing
protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router
lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang
sama.daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik
dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router
lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada
tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.
c. Maintaining routing tables.
d. Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan
selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel
routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke
jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur
baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya
berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih
dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan
secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain
dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan
dari seorang admin jaringan.
e. IP routing protocol
f.Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah
dinamik routing yang sering digunakan :
1) Routing Information Protocol (RIP)
2) Kelebihannya adalah, RIP menggunakan metode
Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan
router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi
perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh
perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing
menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup
dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
jaringan.
3) Kekurangannya adalah, Jumlah host Terbatas. RIP
tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak
mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika
pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke
dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi
jaringan tempatnya berada
4) Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
5) Kelebihannya adalah mensupport = 255 hop count,
sedangkan kekurangan adalah jumlah Host terbatas.
6) Open Shortest Path First (OSPF)
7) Kelebihan tidak menghasilkan routing loop
Subnetting & Routing - 16
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat
menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan
yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk
konvergen lebih cepat. Untuk kekurangannya membutuhkan
basis data yang besardan lebih rumit.
8) Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
9) Kelebihan melakukan konvergensi secara tepat ketika
menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
Memerlukan fitur loop avoidance.Sedangkan kekurangan adalah
hanya untuk Router Cisco.
10) Exiterior Gateway Protocol (EGP)
11) Kelebihannya sangat sederhana dalam instalasi. Kekurangannya
sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
12)
13)
14) Tabel 15 : Karakteristik RIP dan OSPF
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33) BAB IV
34) PROJECT DESIGN JARINGAN KOMPUTER
A. Studi Kasus
B. Perusahaan CV.Mandiri Sukses ingin membuat sebuah
jaringan komputer di kantornya. Perusahaan tersebut membeli
sebuah alamat IP yaitu 192.168.10.0. Perangkat komputer yang sudah
tersedia antara lain 3 (tiga) unit Server, 100 unit Personal Computer
(PC) untuk 4 Divisi, 4 Switch/Hub 24 port, 4 unit Router. Kantor yang
terdiri dari 3 (tiga) lantai ini akan digunakan oleh Divisi Marketing
(40 unit komputer), Divisi Keuangan (20 Unit komputer), Divisi
Personalia (10 unit komputer), dan Divisi Accounting (30 unit
komputer).
C.
Subnetting & Routing - 17
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
D. Subnetting IP 192.168.10.1
E. Dilihat dari alamat ip yang tersedia dan banyaknya device yang
tersedia, maka teknik subnetting yang akan di pakai adalah dengan metode VLSM,
Pertama kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada Divisi Marketing
dengan (40 Host), Divisi Accounting (30 Host), Divisi Keuangan (20 Host), dan yang
terakhir Divisi Personalia (10 Host), dan masing-masing WAN 2 Host. Disini
diberikan IP 192.168.10.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.
F. NetMask Desimal
/24254255.255.255.0.141-.142
/25126255.255.255.12811.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
/2662255.255.255.19211.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
/2730255.255.255.22411.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
/2814255.255.255.24011.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000
255.255.255.24
811.111.111.11
1.111.100.000.0
00.000.000.000
11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00
0 /29 6
/302255.255.255.252
11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000Tabel 16 : Subnet Mask
1. Menghitung IP untuk Divisi Marketing ( 40 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan),
karena kita hanya butuh 40 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 40, dilihat
dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.Berikut adalah
peluang alamat IP yang digunakan dari /26:
BroadcastNetwork
.0IP
Range .1-.62 .63
.127.64
.191.128.65-.126
.255.192.129-.190
.193-.254Tabel 17 : Peluang IP untuk Div. Marketing
Untuk 40 Host (Divisi Marketing) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/26, sehinggan
di dapatkan pemakaian IP sebagai berikut.
SubnetIP NetworkIP PertamaIP TerakhirIP BroadcastDiv.
Marketing192.168.10.0192.168.10.1192.168.10.62192.168.10.63Tabel 18 : IP Divisi Marketing
2. Menghitung IP yang berjumlah dibawah 30 Host
Karena disini terdapat 2 divisi, maka perhitungan ini sekaligus untuk 2 divisi yaitu Divisi
Accounting dan Divisi Keuangan. Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat
dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena di Div. Marketing telah menggunakan IP 192.168.10.0/26 , maka kita akan menggunakan IP
dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan
merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
BroadcastNetwork
Subnetting & Routing - 18
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
.64IP
Range .65-.94 .95
.127.96
.159.128.97-.126
.191.160.129-.158
.161-.190Tabel 19 : Peluang IP untuk 2 Divisi
Untuk 30 Host (Divisi Accounting) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/27, sehinggan di
dapatkan pemakaian IP sebagai berikut.
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
Div. Accounting 192.168.10.6
4
192.168.10.6
5
192.168.10.94 192.168.10.95
Subnetting & Routing - 19
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Tabel 20 : IP Accounting
Untuk 20 Host (Divisi Keuangan) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/27, sehinggan di
dapatkan pemakaian IP sebagai berikut.
IP PertamaIP TerakhirIP BroadcastSubnet
Div. KeuanganIP
Network
192.168.10.9
6
192.168.10.9
7
192.168.10.12
6
192.168.10.127
Subnetting & Routing - 20
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Tabel 21 : IP Keuangan
3. Menghitung IP untuk Divisi Personalia ( 10 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas
yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena Divisi Sebelumnya
telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum
digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya
menjadi 255.255.255.240. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
Network IP Range Broadcast
.143.128
.159.144.129-.142
.145-.158Tabel 22 : Peluang IP Divisi Personalia
Untuk 10 Host (Divisi Personalia) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/28, sehinggan di
dapatkan pemakaian IP sebagai berikut.
Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast
Div. Personalia 192.168.10.12
8
192.168.10.12
9
192.168.10.14
2
192.168.10.143
Subnetting & Routing - 21
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Tabel 23 : IP Personalia
4. Menghitung IP untuk WAN/dari Router ke Router( 2 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas
yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252. Karena sebelumnya telah
menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP
dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.144/28 dan 192.168.1.160/28. seperti cara
sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252. Berikut kemungkinan IP
yang digunakan (/30):
BroadcastNetwork
.147.144IP Range
.
148.145-.
146 .149-.150 .151
.155.152
.159.156.153-.154
.
160.157-.
158 .161-.162 .163
.164 .165-.166 .167
.171.168
.
1
6
9
-
.
1
7
0 .172 .173-.174 .175
Subnetting & Routing - 22
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Tabel 23 : Peluang IP pada WAN
Karena rencana design menggunakan jaringan OSPF yang membutuhkan 6 WAN yang butuh 2
Host maka IP address yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
SubnetIP NetworkIP PertamaIP TerakhirIP BroadcastWAN
1192.168.10.144192.168.1.145192.168.1.146192.168.1.147WAN
2192.168.10.148192.168.1.149192.168.1.150192.168.1.151WAN
3192.168.10.152192.168.1.153192.168.1.154192.168.1.155WAN
4192.168.10.156192.168.1.157192.168.1.158192.168.1.159WAN
5192.168.10.160192.168.1.161192.168.1.162192.168.1.163WAN
6192.168.10.164192.168.1.165192.168.1.166192.168.1.167Tabel 24 : IP WAN
G. Design Jaringan dengan Cisco Packet Tracer
Routing protocol yang akan digunakan adalah OSPF (Open Shortest Path First) karena tidak
menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak
jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk
konvergen lebih cepat.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Dijkstra. Pertama, sebuah pohon jalur
terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur terbaik
yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan converge dengan cepat, meskipun tidak secepat
EIGRP, dan OSPF mendukung multiple route dengan biaya (cost) yang sama, ketujuan yang sama.
1. Membuat Design seperti di berikut.
2. Langkah berikutnya adalah memberikan IP address protokol routing sesuai tabel yang
telah dibuat sebelumnya
dengan menggunakan CLI (Command Line Interface) pada packet tracer,seperti berikut:
a. Pemberian IP Address pada Router Marketing
b. Pemberian IP Address pada Router Accounting
Subnetting & Routing - 23
Gambar 11 : Jaringan OSPF
Gambar 12 : Pemberian IPGambar 13 : Pemberian IP Router Marketing
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
c. Pemberian IP Address pada Router Keuangan
d. Pemberian IP Address pada Router Personalia
3. Selanjutnya yaitu konfigurasi OSPF dengan CLI sebagai berikut
a. Konfirurasi OSPF Router Marketing
b. Konfigurasi OSPF Router Accounting
c. Konfigurasi OSPF Router Keuangan
d. Konfigurasi OSPF Router Personalia
4. Setting IP pada tiap Komputer
Langkah selanjutnya yaitu setting IP Address pada setia PC (Personal Computer) sesuai
dengan subnetting yang telah dibuat,beserta Subnet Mask, Default Gateway, serta DNS Server
masing-masing komputer. IP Address bisa berupa static maupun DHCP, tergantung kebutuhan
atau keinginan kita. Berikut akan tampilkan beberapa settingan IP Address untuk masing-masing
subnet, terutama untuk ip network .1/26, .65/27, .97/27, dan .129/28 sebagai berikut.
a. Setting IP Address pada PC Server Marketing
b. Setting IP Address pada PC Server Accounting
Subnetting & Routing - 24
Gambar 15 : Pemberian IP Router Keuangan
Gambar 14 : Pemberian IP Router Accounting
Gambar 16 : Pemberian IP Router Personalia
Gambar 17 : Konfiguras OSPF Router Marketing
Gambar 18 : Konfiguras OSPF Router Accounting
Gambar 19 : Konfiguras OSPF Router Keuangan
Gambar 20 : Konfiguras OSPF Router PersonaliaGambar 21 : Pemberian IP pada Komputer
Gambar 22 : Setting IP Server Marketing
Gambar 23 : Setting IP Server Accounting
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
c. Setting IP Address pada PC Server Keuangan
d. Setting IP Address pada PC Server Personalia
Setting IP kita terapkan kepada semua host yang ada yaitu 40 Host untuk PC Marketing,
30 Host untuk PC Accounting, 20 Host untuk PC Keuangan, dan 10 Host untuk PC Personalia
sesuai dengan subnet masing-masing.
5. Konfigurasi DNS dan HTTP Server
DNS adalah Distribute Database System yang digunakan untuk pencarian nama komputer
(name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP/IP. Merupakan sebuah aplikasi service
yang biasa digunakan di Internet seperti web browser atau email yang menerjemahkan sebuah
domain name ke IP address. Selain untuk internet, DNS juga dapat diimplementasikan ke private
network (VPN atau intrane).
Komputer Server yang akan dijadikan sebagai DNS Server disini adalah komputer Server
Marketing dengan IP Address 192.168.10.2 yang akan di konfigurasi sebagai berikut
Agar fungsi HTTP dapat di panggil melalu DNS Server maka setiap Server HTTP harus
dikonfigurasi seperti berikut
6. Routing Tabel untuk tiap Router
Berikut adalah tabel routing OSPF yang telah di bahas sebelumnya
a. Router Marketing
Subnetting & Routing - 25
Gambar 24 : Setting IP Server Keuangan
Gambar 25 : Setting IP Server Personalia
Gambar 26 : Konfigurasi DNS ServerGambar 27 : Konfigurasi HTTP Server
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Tabel 25 : Routing Table Router Marketing
b. Router Accounting
Tabel 26 : Routing Table Router Accounting
c. Router Keuangan
Tabel 27 : Routing Table Router Keuangan
d. Router Personalia
Tabel 28 : Routing Table Router Personalia
H. Uji Transmisi Data pada Routing Protocol
1. Pengujian Pada DNS Server
Pengujian dilakukan dengan cara mengakses alamat domain yang pada HTTP Server yang
telah di Konfigurasi pada DNS Server.Alamat domain Server Accounting yang terletak pada
Subnetting & Routing - 26
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
subnet 255.255.255.224 akan di akses lewat PC PERS 3 yang terletak pada subnet
255.255.255.240 sebagai berikut
2. Pengujian dengan Mengirimkan Paket Data
Pengujian akan dilakukan dengan mengirimkan paket data dari Server Marketing sebagai
source data ke PC KEU 1 sebagai destination data, bila transmisi berhasil maka akan terdapat
pesan “Successful”.
Subnetting & Routing - 27
Gambar 28 : Uji HTTP dan DNS
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan
jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). Subnet Mask merupakan angka
biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan antara network ID dengan host ID, menunjukkan letak
suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau jaringan lokal.
Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah membagi satu kelas netwok atas sejumlah
subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil,
menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak, untuk mengatasi masalah
perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan, penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah
perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.
Subnetting & Routing - 28
Makalah Jaringan Komputer
‘Teknik Informatika’ – UNINDRA
Konsep dasar routing bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP
(Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat
sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masingmulai dari penerimaan
paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman
paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi
routing lansung dan routing tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
http://blognyaunyegg.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-routing-fungsi-jenisnya/
http://romisatriawahono.net/2006/02/11/memahami-penghitungan-subnetting-dengan-mudah/
http://unindranetwork.mlblogs.com/
http://romisatriawahono.net/2006/09/05/ilmukomputercom-goes-blog/
file:///G:/cocom/Broadcast%20Address%20-%20agung%20susanto.htm
Subnetting & Routing - 29

More Related Content

What's hot

Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiWilly Winas
 
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteTutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteSMK Negeri 6 Malang
 
Laporan praktikum modul 6 (ddl)
Laporan praktikum modul 6 (ddl)Laporan praktikum modul 6 (ddl)
Laporan praktikum modul 6 (ddl)Devi Apriansyah
 
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospf
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospfCCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospf
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospfVuz Dở Hơi
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
 
Junos vs ios Troubleshooting comands
Junos vs ios Troubleshooting comands Junos vs ios Troubleshooting comands
Junos vs ios Troubleshooting comands sandeep kumar
 
Contoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalContoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalSimon Patabang
 
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedung
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedungRancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedung
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedungFanny Oktaviarti
 
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 Lantai
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 LantaiRancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 Lantai
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 LantaiFanny Oktaviarti
 
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerLatihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerSimon Patabang
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...I Putu Hariyadi
 
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang Keputusan
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang KeputusanKecerdasan bisnis- Sistem Penunjang Keputusan
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang KeputusanDasufianti
 
Lesson 2: Subnetting basics
Lesson 2: Subnetting basicsLesson 2: Subnetting basics
Lesson 2: Subnetting basicsMahmmoud Mahdi
 
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lan
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lanKonfigurasi mikrotik untuk jaringan lan
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lanGuntjoro Ningrat
 
Makalah array
Makalah arrayMakalah array
Makalah arrayAnanda II
 
Proses di Sistem Operasi
Proses di Sistem OperasiProses di Sistem Operasi
Proses di Sistem Operasieddie Ismantoe
 
Laporan Praktikum Web dengan PHP
Laporan Praktikum Web dengan PHPLaporan Praktikum Web dengan PHP
Laporan Praktikum Web dengan PHPOkta Riveranda
 

What's hot (20)

Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
 
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update DeleteTutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
Tutorial lanjutan java netbeans 8 : Create Read Update Delete
 
Laporan praktikum modul 6 (ddl)
Laporan praktikum modul 6 (ddl)Laporan praktikum modul 6 (ddl)
Laporan praktikum modul 6 (ddl)
 
How IP address works
How IP address worksHow IP address works
How IP address works
 
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospf
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospfCCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospf
CCNAv5 - S2: Chapter 8 single area ospf
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
 
Junos vs ios Troubleshooting comands
Junos vs ios Troubleshooting comands Junos vs ios Troubleshooting comands
Junos vs ios Troubleshooting comands
 
Contoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalContoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascal
 
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedung
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedungRancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedung
Rancangan 3 Gedung 4 Ruangan di setiap gedung
 
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 Lantai
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 LantaiRancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 Lantai
Rancangan Data Center Untuk 3 Gedung Masing-Masing Gedung 4 Lantai
 
ipv4 (internet protocol version 4)
  ipv4 (internet protocol version 4)     ipv4 (internet protocol version 4)
ipv4 (internet protocol version 4)
 
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerLatihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
 
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang Keputusan
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang KeputusanKecerdasan bisnis- Sistem Penunjang Keputusan
Kecerdasan bisnis- Sistem Penunjang Keputusan
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Lesson 2: Subnetting basics
Lesson 2: Subnetting basicsLesson 2: Subnetting basics
Lesson 2: Subnetting basics
 
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lan
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lanKonfigurasi mikrotik untuk jaringan lan
Konfigurasi mikrotik untuk jaringan lan
 
Makalah array
Makalah arrayMakalah array
Makalah array
 
Proses di Sistem Operasi
Proses di Sistem OperasiProses di Sistem Operasi
Proses di Sistem Operasi
 
Laporan Praktikum Web dengan PHP
Laporan Praktikum Web dengan PHPLaporan Praktikum Web dengan PHP
Laporan Praktikum Web dengan PHP
 

Similar to Ip address

Subnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxSubnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxIndependent6
 
Jaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIJaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIrezarmuslim
 
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxMateri 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxDianamarcus7
 
Ip Address
Ip AddressIp Address
Ip AddressEri Alam
 
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)ismailnursidiq
 
Penghitungan subnetting
Penghitungan subnettingPenghitungan subnetting
Penghitungan subnettingNita ManganDa
 
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxRevisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxFebryRian
 
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputerirawan afrianto
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxJepriM1
 
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingwiwin43
 
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber optic
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber opticBelajar netmask dan subnetting dam masang fiber optic
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber opticsatia setiawan
 
IP dan Netmask
IP dan NetmaskIP dan Netmask
IP dan Netmaskradianb
 

Similar to Ip address (20)

Subnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxSubnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptx
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Jaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIJaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid III
 
Jarkomp 1 bab 5
Jarkomp 1 bab 5Jarkomp 1 bab 5
Jarkomp 1 bab 5
 
3988250.ppt
3988250.ppt3988250.ppt
3988250.ppt
 
Laporan 3 netmask subnetting
Laporan 3 netmask   subnettingLaporan 3 netmask   subnetting
Laporan 3 netmask subnetting
 
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxMateri 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
 
Ip Address
Ip AddressIp Address
Ip Address
 
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
 
VLSM DAN KLASIFIKASI IP
VLSM DAN KLASIFIKASI IPVLSM DAN KLASIFIKASI IP
VLSM DAN KLASIFIKASI IP
 
Penghitungan subnetting
Penghitungan subnettingPenghitungan subnetting
Penghitungan subnetting
 
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxRevisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi LanLaporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
 
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptx
 
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
 
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber optic
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber opticBelajar netmask dan subnetting dam masang fiber optic
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber optic
 
IP dan Netmask
IP dan NetmaskIP dan Netmask
IP dan Netmask
 

More from princesstaurus

More from princesstaurus (7)

Project cisco
Project ciscoProject cisco
Project cisco
 
Tugas kelompok jarkom
Tugas kelompok jarkomTugas kelompok jarkom
Tugas kelompok jarkom
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Cover jarkom
Cover jarkomCover jarkom
Cover jarkom
 
Cover jarkom
Cover jarkomCover jarkom
Cover jarkom
 
Tugas nahot
Tugas nahotTugas nahot
Tugas nahot
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Ip address

  • 1. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA BAB I PENDAHULUAN Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP (Internet Protocol) address. IP yang digunakan adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte). IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan node/host address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting, sedangkan kelas E untuk riset. Berikut range IP address untuk masing-masing kelas Gambar 1 : Alokasi IP Address Tabel 1 : Range IP Address Subnetting & Routing - 1
  • 2. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Gambar 2 : Penggunaan IP Address IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8 bilangan 16 bit hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038). Bandingkan dengan IPv4 dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232 (sekitar 4.3x109). Format penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan dipisahkan dengan tanda titik dua (:) Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa macam untuk Model x: x: x: x: x: x: x: x , X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsialamat. Karena terdapat 8 buah ‘x’, jumlah total = 816 = 128 bit. Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210. Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka direpresentasikan dengan “::”. Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi 3FFE::FE56:3210 . Model x: x: x: x: x: d: d: d , d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3 direpresentasikan menjadi ::FFFF:13.1.68.3 BAB II Subnetting & Routing - 2
  • 3. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA SUBNETTING A. Pengertian Subnet Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut: 1.Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1. 2.Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Untuk mengkonversi angka biner subnet mask menjadi bentuk dotted decimal, lakukan langkah- langkah berikut : 1. Pecah-pecahlah bit-bit subnet mask menjadi bentuk 4 buat octet (8-bit): 11111111.11111111.11110000.00000000 2. Tuliskan desimal 255 untuk setiap octet yang semua bit-nya bernilai 1, tuliskan angka 0 untuk setiap octet yang semua bit-nya bernilai 0. 3. Konversikan octet yang bit-bitnya campuran 0 dan 1. Mengapa harus dilakukan subnetting ? 1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast domain) 2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan 3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan) 4. Penghematan alamat IP Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP danme-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit. B. Memahami Konsep Subnetting dengan Mudah Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya Subnetting & Routing - 3
  • 4. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1. Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto. Gambar 3 : Konsep Subnetting 1 Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah: Gambar 4 : Konsep Subnetting 2 Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing Subnetting & Routing - 4
  • 5. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. Gambar 5 : Konsep Subnetting 3 Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS. Gambar 6 : Konsep Subnetting 4 Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Subnetting & Routing - 5
  • 6. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). C. Cara Menghitung Subnet Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Hal pertama yang harus diketahui untuk melakukan subnetting adalah mengingat nilai dari bit-bit Subner Mask. Nilai ini yang akan dijadikan panduan untuk proses subnetting. Berikut adalah tabel bit-bit Subnet Mask. Tabel 2 : Bit-bit Subnet Mask Ket: Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai bit network Dengan demikian, kemungkinan-kemungkinan subnet yang tersedia sebagai berikut: Tabel 3 : Nilai-nilai subnet mask yang mungkin untuk subnetting Ket: Maksud dari /9 berarti dari 32 bit IP address, terdapat 9 bit bernilai 1 yang di hitung dari oktet pertama. Bit selanjutnya bernilai 0. Subnetting & Routing - 6
  • 7. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 1. CIDR (Classless Inter Domain Routing) Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing(CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana : 1) untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0 2) untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0 3) untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0 Contoh Subnetting dengan metode CIDR IP address : 192.168.10.1/27 Subnet mask dalam desimal : 255.255.255.0 Subnet mask dalam biner : 11111111.11111111.11111111.00000000 Bit yang di tentukan menurut CIDR adalah /27 jadi subnet barunya adalah 255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.11111111 (32 bit) 11111111.11111111.11111111.11100000 (27 bit) – (nilai n = bit 1 yang berjumlah 3) 00000000.00000000.00000000.000111111(5 bit) (nilai h = bit 1 yang berjumlah 5) Untuk menentukan jumlah subnet rumus yang dipakai adalah 2n, dimana n adalah jumlah bit 1 pada oktet terakhir. Dan untuk menentukan jumlah host persubnet rumus yang digunakan yaitu 2h -2, dimana nilai h adalah jumlah bit 0 pada oktet terakhir sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk jumlah subnet dengan rumus 2n = 23 = 8 subnet 2. Untuk jumlah host persubnet dengan rumus 2h -2 = 25 – 2 = 30 host persubnet. Sedangkan untuk menentukan blok subnet caranya dengan menghitung selisih antara 256 dikurangi dengan oktet terakhir subnet masknya, jadi perhitungannya adalah 256-224 = 32,sehingga blok subnetnya adalah kelipatan dari 32 yaitu: 0,32,64,96,128,160,192,224. Untuk menentukan IP network, IP host mana persubnet dan IP broadcast, bisa terlihat pada tabel di bawah ini : IP address : 192.168.10.1/27 Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast 1 192.168.10.0 192.168.10.1 192.168.10.30 192.168.10.31 2 192.168.10.32 192.168.10.33 192.168.10.62 192.168.10.63 3 192.168.10.64 192.168.10.65 192.168.10.94 192.168.10.95 4 192.168.10.96 192.168.10.97 192.168.10.12 6 192.168.10.127 5 192.168.10.128 192.168.10.129 192.168.10.15 192.168.10.159 Subnetting & Routing - 7
  • 8. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 8 6 192.168.10.160 192.168.10.161 192.168.10.19 0 192.168.10.191 7 192.168.10.192 192.168.10.193 192.168.10.22 2 192.168.10.223 8 192.168.10.224 192.168.10.225 192.168.10.25 4 192.168.10.255 Tabel 4 : Subnet dengan metode CIDR 2. CIDR pada IP Address Class B Untuk melakukan subnetting IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst. Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30 Tabel 5 : CIDR Class B Sebagai contoh dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Dimulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan: 1. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Subnetting & Routing - 8
  • 9. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host 3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast 1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.63.254 172.16.63.255 2 172.16.64.0 172.16.64.1 172.16.127.25 4 172.16.127.255 3 172.16.128.0 172.16.128.1 172.16.191.25 4 172.16.191.255 4 172.16.192.0 172.16.192.1 172.16.255.25 4 172.16..255.255 Tabel 6 : Subnetting Class B 1 Berikutnya perhitungan satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128). Penghitungan: 1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host 3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) 4. Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast 1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.0.126 172.16.0.127 2 172.16.0.128 172.16.0.129 172.16.0.254 172.16.0.255 3 172.16.1.0 172.16.1.1 172.16.1.126 172.16.1.127 ....... ....... ....... ....... ....... ....... ....... ....... ....... ....... 512 172.16.255.128 172.16.255.12 9 172.16.255.25 4 172.16.255.255 Tabel 7 : Subnetting Class B 2 Subnetting & Routing - 9
  • 10. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 3. CIDR pada IP Address Class A Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16. Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Penghitungan: 1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host 3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. 4. Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast 1 10.0.0.0 10.0.0.1 10.0.255.254 10.0.255.255 2 10.1.0.0 10.1.0.1 10.1.255.254 10.1.255.255 ......... ......... ......... ......... ......... 255 10.254.0.0 10.254.0.1 10.254.255.25 4 10.254.255.255 256 10.255.0.0 10.255.0.1 10.255.255.25 4 10.255.255.255 Tabel 8 : Subnetting Class A 4. VLSM (Variable Length Subnet Mask) VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM (Fixed Length Subnet Mask). Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang. Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan menghitung alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut: Subnetting & Routing - 10
  • 11. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Gambar 7 : Design jarinagn WAN Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM. Format CIDRJumlah HostNetMask Desimal /24254255.255.255.0NetMask Biner 255.255.255.12 811.111.111.11 1.111.100.000.0 00.000.000.000 11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00 0 /25 126 /2662255.255.255.192 /2730255.255.255.22411.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 /2814255.255.255.24011.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 255.255.255.24 811.111.111.11 1.111.100.000.0 00.000.000.000 11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00 0 /29 6 /302255.255.255.252 11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000Tabel 9 : Subnet Mask a. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host ) Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tdk digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26: BroadcastNetwork .63.0IP Range .127.64.1-.62 . .129-.190 .191 Subnetting & Routing - 11
  • 12. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 128.65-.1 26 .255.192 .193-.254Tabel 10 : Peluang IP pada LAN 4 untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26 Network 192.168.1.0 IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62 Broadcast 192.168.1.63 b. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224. Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27): NetworkIP RangeBroadcast.64.65-.94.95.96.97-.126.127.128.129-.158.159.160.161-.190.191Tabel 11 : Peluang IP pada LAN 1 untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27 Network 192.168.1.64 IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94 Broadcast 192.168.1.95 c. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28): Network IP Range Broadcast .111.96 .127.112.97-.110 .143.128.113-.126 .159.144.129-.142 .145-.158Tabel 12 : Peluang IP pada LAN 3 Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28 Network 192.168.1.96 IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110 Broadcast 192.168.1.111 Network 192.168.1.112 IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126 Broadcast 192.168.1.127 d. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host ) Subnetting & Routing - 12
  • 13. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252. Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30): Network IP Range Broadcast .131.128 . 132.129- .130 .133-.134 .135 .136 .137-.138 .139 NetMask BinerFormat CIDRJumlah Host.143Tabel 13 : Peluang IP pada WAN.140 Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30 Network 192.168.1.128 IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130 Broadcast 192.168.1.131 Network 192.168.1.132 IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134 Broadcast 192.168.1.135 Network 192.168.1.136 IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138 Broadcast 192.168.1.139 BAB III ROUTING A. Pengertian Routing B. Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satudengan router lainnya bisa berkomunikasi. Subnetting & Routing - 13
  • 14. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA C. Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut. D. E. Konsep Dasar Routing F. Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing- masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung. a. Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3 b. Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan. c. Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing. Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data. Tugas Routing akan dilakukan device jaringan yang disebut router. d. Router merupakan komputer jaringan yang bertugas atau difungsikan menghubungkan dua jaringan atau lebih, Type router :Komputer yang kita fungsikan Router & Peralatan khusus yang dirancang sebagai Router {Peralatan khusus yang dirancang sebagai Router. Tugas router memforward data (Fungsi IP Forward harus diaktifkan) menggunakan routing protokol (Algoritma Routing)yang mana data diatur oleh Routed Protocol. e. f. Gambar 8 : Konsep Dasar Routing g. Default Gateway, upaya Router bisa meneruskan data, komputer yang ada pada jaringan tersebut harus menugaskan router untuk meneruskan data. Penugasan dilakukan dengan cara setting komputer default gateway ke router. Jika kita tidak setting default gatewaya maka bisa dipastikan LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya. h. i. Gambar 9 : Default Gateway G. Cara Membangun Tabel Routing Subnetting & Routing - 14
  • 15. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA 1. Static Routing Protocol 2. Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual. Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis, sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan berubah. Merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh admin secara manual pada tiap-tiap router. 3. Beberapa keuntungan dari static routing : a. Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router membutuhkan broadcasts yang terus menerus. b. Keamanan metwork karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual. c. Meringankan kerja prosesor yang ada pada router. d. Tingkat keamanan lebih tinggi dibanding mekanisme lainnya. e. Tidak ada Bandwidch yang digunakan untuk pertukaran informasi isi tabel routing antar router. f. Beberapa kerugian dari static routing : a. Tidak ada tolerasi kesalahan, jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain. b. Pengembangan network, jika suatu network ditambah atau dipindahkan maka static routig harus diperbaharui oleh administrator. c. Admin harus mengetahui informasi tiap-tiap router yg terhubung jaringan. d. Jika terdapat penambahan/perubahan topologi jaringan admin harus mengubah isi tabel routing. e. Tidak cocok untuk jaringan yang besar. f. g. Gambar 10 : Design Static Routing h. i. Tabel 14 : Routing Static 4. Dynamic Routing Protocol 5. Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router- router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan Subnetting & Routing - 15
  • 16. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA datagram ke arah yang benar. 6. Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai berikut: a. Network Discovery b. memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Networkdiscovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama.daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik. c. Maintaining routing tables. d. Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan. e. IP routing protocol f.Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan : 1) Routing Information Protocol (RIP) 2) Kelebihannya adalah, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. 3) Kekurangannya adalah, Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada 4) Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) 5) Kelebihannya adalah mensupport = 255 hop count, sedangkan kekurangan adalah jumlah Host terbatas. 6) Open Shortest Path First (OSPF) 7) Kelebihan tidak menghasilkan routing loop Subnetting & Routing - 16
  • 17. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat. Untuk kekurangannya membutuhkan basis data yang besardan lebih rumit. 8) Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP) 9) Kelebihan melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance.Sedangkan kekurangan adalah hanya untuk Router Cisco. 10) Exiterior Gateway Protocol (EGP) 11) Kelebihannya sangat sederhana dalam instalasi. Kekurangannya sangat terbatas dalam mempergunakan topologi 12) 13) 14) Tabel 15 : Karakteristik RIP dan OSPF 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) BAB IV 34) PROJECT DESIGN JARINGAN KOMPUTER A. Studi Kasus B. Perusahaan CV.Mandiri Sukses ingin membuat sebuah jaringan komputer di kantornya. Perusahaan tersebut membeli sebuah alamat IP yaitu 192.168.10.0. Perangkat komputer yang sudah tersedia antara lain 3 (tiga) unit Server, 100 unit Personal Computer (PC) untuk 4 Divisi, 4 Switch/Hub 24 port, 4 unit Router. Kantor yang terdiri dari 3 (tiga) lantai ini akan digunakan oleh Divisi Marketing (40 unit komputer), Divisi Keuangan (20 Unit komputer), Divisi Personalia (10 unit komputer), dan Divisi Accounting (30 unit komputer). C. Subnetting & Routing - 17
  • 18. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA D. Subnetting IP 192.168.10.1 E. Dilihat dari alamat ip yang tersedia dan banyaknya device yang tersedia, maka teknik subnetting yang akan di pakai adalah dengan metode VLSM, Pertama kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada Divisi Marketing dengan (40 Host), Divisi Accounting (30 Host), Divisi Keuangan (20 Host), dan yang terakhir Divisi Personalia (10 Host), dan masing-masing WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.10.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM. F. NetMask Desimal /24254255.255.255.0.141-.142 /25126255.255.255.12811.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 /2662255.255.255.19211.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 /2730255.255.255.22411.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 /2814255.255.255.24011.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000 255.255.255.24 811.111.111.11 1.111.100.000.0 00.000.000.000 11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.00 0 /29 6 /302255.255.255.252 11.111.111.111.111.100.000.000.000.000.000Tabel 16 : Subnet Mask 1. Menghitung IP untuk Divisi Marketing ( 40 Host ) Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan), karena kita hanya butuh 40 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 40, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26: BroadcastNetwork .0IP Range .1-.62 .63 .127.64 .191.128.65-.126 .255.192.129-.190 .193-.254Tabel 17 : Peluang IP untuk Div. Marketing Untuk 40 Host (Divisi Marketing) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/26, sehinggan di dapatkan pemakaian IP sebagai berikut. SubnetIP NetworkIP PertamaIP TerakhirIP BroadcastDiv. Marketing192.168.10.0192.168.10.1192.168.10.62192.168.10.63Tabel 18 : IP Divisi Marketing 2. Menghitung IP yang berjumlah dibawah 30 Host Karena disini terdapat 2 divisi, maka perhitungan ini sekaligus untuk 2 divisi yaitu Divisi Accounting dan Divisi Keuangan. Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224. Karena di Div. Marketing telah menggunakan IP 192.168.10.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27): BroadcastNetwork Subnetting & Routing - 18
  • 19. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA .64IP Range .65-.94 .95 .127.96 .159.128.97-.126 .191.160.129-.158 .161-.190Tabel 19 : Peluang IP untuk 2 Divisi Untuk 30 Host (Divisi Accounting) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/27, sehinggan di dapatkan pemakaian IP sebagai berikut. Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast Div. Accounting 192.168.10.6 4 192.168.10.6 5 192.168.10.94 192.168.10.95 Subnetting & Routing - 19
  • 20. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Tabel 20 : IP Accounting Untuk 20 Host (Divisi Keuangan) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/27, sehinggan di dapatkan pemakaian IP sebagai berikut. IP PertamaIP TerakhirIP BroadcastSubnet Div. KeuanganIP Network 192.168.10.9 6 192.168.10.9 7 192.168.10.12 6 192.168.10.127 Subnetting & Routing - 20
  • 21. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Tabel 21 : IP Keuangan 3. Menghitung IP untuk Divisi Personalia ( 10 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena Divisi Sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28): Network IP Range Broadcast .143.128 .159.144.129-.142 .145-.158Tabel 22 : Peluang IP Divisi Personalia Untuk 10 Host (Divisi Personalia) kita menggunakan IP Address 192.168.10.0/28, sehinggan di dapatkan pemakaian IP sebagai berikut. Subnet IP Network IP Pertama IP Terakhir IP Broadcast Div. Personalia 192.168.10.12 8 192.168.10.12 9 192.168.10.14 2 192.168.10.143 Subnetting & Routing - 21
  • 22. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Tabel 23 : IP Personalia 4. Menghitung IP untuk WAN/dari Router ke Router( 2 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252. Karena sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.144/28 dan 192.168.1.160/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30): BroadcastNetwork .147.144IP Range . 148.145-. 146 .149-.150 .151 .155.152 .159.156.153-.154 . 160.157-. 158 .161-.162 .163 .164 .165-.166 .167 .171.168 . 1 6 9 - . 1 7 0 .172 .173-.174 .175 Subnetting & Routing - 22
  • 23. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Tabel 23 : Peluang IP pada WAN Karena rencana design menggunakan jaringan OSPF yang membutuhkan 6 WAN yang butuh 2 Host maka IP address yang akan digunakan adalah sebagai berikut : SubnetIP NetworkIP PertamaIP TerakhirIP BroadcastWAN 1192.168.10.144192.168.1.145192.168.1.146192.168.1.147WAN 2192.168.10.148192.168.1.149192.168.1.150192.168.1.151WAN 3192.168.10.152192.168.1.153192.168.1.154192.168.1.155WAN 4192.168.10.156192.168.1.157192.168.1.158192.168.1.159WAN 5192.168.10.160192.168.1.161192.168.1.162192.168.1.163WAN 6192.168.10.164192.168.1.165192.168.1.166192.168.1.167Tabel 24 : IP WAN G. Design Jaringan dengan Cisco Packet Tracer Routing protocol yang akan digunakan adalah OSPF (Open Shortest Path First) karena tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Dijkstra. Pertama, sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan converge dengan cepat, meskipun tidak secepat EIGRP, dan OSPF mendukung multiple route dengan biaya (cost) yang sama, ketujuan yang sama. 1. Membuat Design seperti di berikut. 2. Langkah berikutnya adalah memberikan IP address protokol routing sesuai tabel yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan CLI (Command Line Interface) pada packet tracer,seperti berikut: a. Pemberian IP Address pada Router Marketing b. Pemberian IP Address pada Router Accounting Subnetting & Routing - 23 Gambar 11 : Jaringan OSPF Gambar 12 : Pemberian IPGambar 13 : Pemberian IP Router Marketing
  • 24. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA c. Pemberian IP Address pada Router Keuangan d. Pemberian IP Address pada Router Personalia 3. Selanjutnya yaitu konfigurasi OSPF dengan CLI sebagai berikut a. Konfirurasi OSPF Router Marketing b. Konfigurasi OSPF Router Accounting c. Konfigurasi OSPF Router Keuangan d. Konfigurasi OSPF Router Personalia 4. Setting IP pada tiap Komputer Langkah selanjutnya yaitu setting IP Address pada setia PC (Personal Computer) sesuai dengan subnetting yang telah dibuat,beserta Subnet Mask, Default Gateway, serta DNS Server masing-masing komputer. IP Address bisa berupa static maupun DHCP, tergantung kebutuhan atau keinginan kita. Berikut akan tampilkan beberapa settingan IP Address untuk masing-masing subnet, terutama untuk ip network .1/26, .65/27, .97/27, dan .129/28 sebagai berikut. a. Setting IP Address pada PC Server Marketing b. Setting IP Address pada PC Server Accounting Subnetting & Routing - 24 Gambar 15 : Pemberian IP Router Keuangan Gambar 14 : Pemberian IP Router Accounting Gambar 16 : Pemberian IP Router Personalia Gambar 17 : Konfiguras OSPF Router Marketing Gambar 18 : Konfiguras OSPF Router Accounting Gambar 19 : Konfiguras OSPF Router Keuangan Gambar 20 : Konfiguras OSPF Router PersonaliaGambar 21 : Pemberian IP pada Komputer Gambar 22 : Setting IP Server Marketing Gambar 23 : Setting IP Server Accounting
  • 25. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA c. Setting IP Address pada PC Server Keuangan d. Setting IP Address pada PC Server Personalia Setting IP kita terapkan kepada semua host yang ada yaitu 40 Host untuk PC Marketing, 30 Host untuk PC Accounting, 20 Host untuk PC Keuangan, dan 10 Host untuk PC Personalia sesuai dengan subnet masing-masing. 5. Konfigurasi DNS dan HTTP Server DNS adalah Distribute Database System yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP/IP. Merupakan sebuah aplikasi service yang biasa digunakan di Internet seperti web browser atau email yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Selain untuk internet, DNS juga dapat diimplementasikan ke private network (VPN atau intrane). Komputer Server yang akan dijadikan sebagai DNS Server disini adalah komputer Server Marketing dengan IP Address 192.168.10.2 yang akan di konfigurasi sebagai berikut Agar fungsi HTTP dapat di panggil melalu DNS Server maka setiap Server HTTP harus dikonfigurasi seperti berikut 6. Routing Tabel untuk tiap Router Berikut adalah tabel routing OSPF yang telah di bahas sebelumnya a. Router Marketing Subnetting & Routing - 25 Gambar 24 : Setting IP Server Keuangan Gambar 25 : Setting IP Server Personalia Gambar 26 : Konfigurasi DNS ServerGambar 27 : Konfigurasi HTTP Server
  • 26. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Tabel 25 : Routing Table Router Marketing b. Router Accounting Tabel 26 : Routing Table Router Accounting c. Router Keuangan Tabel 27 : Routing Table Router Keuangan d. Router Personalia Tabel 28 : Routing Table Router Personalia H. Uji Transmisi Data pada Routing Protocol 1. Pengujian Pada DNS Server Pengujian dilakukan dengan cara mengakses alamat domain yang pada HTTP Server yang telah di Konfigurasi pada DNS Server.Alamat domain Server Accounting yang terletak pada Subnetting & Routing - 26
  • 27. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA subnet 255.255.255.224 akan di akses lewat PC PERS 3 yang terletak pada subnet 255.255.255.240 sebagai berikut 2. Pengujian dengan Mengirimkan Paket Data Pengujian akan dilakukan dengan mengirimkan paket data dari Server Marketing sebagai source data ke PC KEU 1 sebagai destination data, bila transmisi berhasil maka akan terdapat pesan “Successful”. Subnetting & Routing - 27 Gambar 28 : Uji HTTP dan DNS
  • 28. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA BAB V PENUTUP Kesimpulan Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan antara network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau jaringan lokal. Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak, untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan, penggunaan IP Address yang lebih efisien. Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik. Subnetting & Routing - 28
  • 29. Makalah Jaringan Komputer ‘Teknik Informatika’ – UNINDRA Konsep dasar routing bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung. DAFTAR PUSTAKA http://blognyaunyegg.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-routing-fungsi-jenisnya/ http://romisatriawahono.net/2006/02/11/memahami-penghitungan-subnetting-dengan-mudah/ http://unindranetwork.mlblogs.com/ http://romisatriawahono.net/2006/09/05/ilmukomputercom-goes-blog/ file:///G:/cocom/Broadcast%20Address%20-%20agung%20susanto.htm Subnetting & Routing - 29