SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
KELOMPOK
6:
Elba Akbar Iswandi :
Desy Ratnasari :
Arsista Kanczha Surianto :
Putri Yulia Rochman :
21110720 : 21112017 : 21112040 : 21112050
:40
:41
INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD
PROPERTI INVESTASI (IAS 40)
• Tujuan dari IAS 40 adalah menggambarkan
perlakuan akuntansi atas investasi di bidang
properti dan pengungkapan yang diminta.
• Masalah utama adalah ketika entitas
memutuskan untuk mengadopsi nilai wajar atau
model biaya untuk tujuan pencatatan investasi
dalam properti.
YANG TERMASUK PROPERTI INVESTASI
Properti (tanah dan bangunan atau bagian dari
bangunan atau keduanya) yang dimiliki oleh
pemiliknya atau disewa dengan sewa pendanaan
( financial lease ) untuk memperoleh pendapatan
sewa atau agar terjadi peningkatan modal.
YANG TIDAK TERMASUK GOLONGAN PROPERTI
INVESTASI
• Properti yang digunakan oleh pemilik (Aset Tetap, IAS 16)
• Properti tersedia untuk dijual dlam jangka pendek pada uasaha umum
(Persediaan, IAS 2 )
• Properti yang dikonstruksi atau dibangun mewakili pihak ketiga
(kontrak konstruksi, ias 11 )
• Properti yang tersedia untuk disewakan berdasarkan sewa operasi (
Sewa, IAS 17)
• Aset biolojik (Pertanian, IAS 41)
• Hak pertambangan dan sumber daya mineral (Aktivitas Eksplorasi dan
evaluasi pada pertambangan sumber daya Mineral , IFRS 6 )
PERLAKUAN AKUNTANSI
PADA PROPERTI INVESTASI
PENGAKUAN
• Properti investasi diakui sebagai aset
• Kepemilikan properti oleh penyewa dengan sewa
operasiaonal dapat diperhitungkan sebagai
properti investasi.
PENGUKURAN AWAL
Pada pengukuran awal, properti investasi diakui pada
harga perolehan awal, terdiri dari harga beli, dan biaya
langsung yang dapat didistribusikan atas transaksi tersebut
(seperti biaya legal, pajak, dan biaya transaksi lainnya).
Tetapi biaya administrasi umum seperti biaya star up
dikeluarkan dari harga perolehan .
Untuk properti investasi diperoleh melalui sewa
pendanaan, aset dan liabilitas harus diukur berdasarkan nilai
terendah dari nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa
minimum masa mendatang.
PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN AWAL
Pengukuran investasi dalam properti setelah pengukuran
awal dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Model biaya, Mengukur properti investasi pada harga perolehan
dikurangi akumulasi depresiasi dan keruguian penurunana nilai.
Model nilai wajar, Mengukur properti investasi pada nilai wajar.
Untung dan rugi dari perubahan pada nilai wajar diakui pada
laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan.
PENGALIHAN PROPERTI INVESTASI
Pengalihan dari atau menjadi investasi properti
harus dibuat jika terjadi perubahan dalam peruntukan
dan penggunaannya.
PENGHENTIAN PENGAKUAN PADA
PROPERTI INVESTASI
Investasi properti harus dihentikan pengakuannya
pada saat pelepasan atau pada saat properti
invesatasi secara permanen ditarik dari
penggunaan dan tidak adanya manfaat ekonomis
dimasa mendatang yang diharapkan dari
pelepasan tersebut.
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN
Estimasi dan asumsi signifikan yang harus disediakan :
 Metode dan asumsi signifikan yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar.
 Adanya nilai wajar yang digunakan oleh penilai luar yang
independen.
 Dasar pengukuran, metode depresiasi, dan tingkat
depresiasi untuk properti investasi yang menggunakan
metode biaya.
 Keberadaan dan pembatasan terhadap investasi properti.
 Kewajiban kontraktual yang material untuk emmbeli,
membangun atau mengembangkan properti investasi .
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Harus memasukan hal-hal :
 Pendapatan sewa dari properti investasi
 Beban operasi langsung dari investasi properti yang
dapat menghasilkan pendapatan sewa
 Beban operasi langsung dari properti investasi yang tidak
dapat menghasilkan pendapatan sewa
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
Harus memasukan hal-hal sebagai berikut :
 Pada saat entitas menerapkan nilai wajar : rekonsiliasi perpindahan
nilai terbawa secara rinciselama periode harus disiapkan , ketika
properti investasi tidak dapat diukur nilai wajarnya rekonsiliasi
tersebut harus diungkapkan secara terpisah dari properti investasi
lainnya yang disajikan sebesar nilai wajarnya.
 Pada saat entitas menerapkan model biaya : seluruh pengungkapan
yang diminta dalam IAS 16 harus dipenuhi dan nilai wajar dari
properti investasi diungkapkan melalui catatan atas laporan
keuangan .
PAJAK UNTUK PROPERTI INVESTASI
Undang-undang pajak memperbolehkan baik
pendapatan sewa atau penjualan modal akan berlaku pada
realisasi dari aset. Pada banyak yuridiksi tarif pajak berlakuk
untuk penjualan modal berbeda denngan tarif pajak yang
berlaku untuk pendapatan sewa .
Pada kasus ini adanya ketidakpastian mengenai tarif
mana yang digunakan untuk menentukan pajak tangguhan
yang berlaku untuk properti investasi.
International Accounting Standard
(IAS) 41
Agriculture Asset
Tujuan
IAS 41 menentukan perlakuan akuntansi, penyajian laporan keuangan, dan
pengungkapan yang berkaitan dengan aset biologis dan produk hasil
pertanian pada saat masa panen sejauh ada kaitannya dengan kegiatan
pertanian.
Aktivitas pertanian merupakan industri spesialisasi, karena itu perlakuan
akuntansi tidak tercakup pada standar lainnya. IAS 41 menentukan model
nilai wajar untuk akuntansi pada produk pertanian, dengan tujuan mengakui
perubahan pada nilai wajar dari aset biologis selama masa manfaat mereka,
penjualan atau realisasi.
Ruang Lingkup
1. Jenis aset dalam standar ini yang dibahas berhubungan dengan pertanian :
 Aset biologis
 Produk hasil pertanian pada masa panen
 Hibah pemerintah
2. Standar ini tidak berlaku untuk :
 Tanah yang terkait dengan kegiatan pertanian
 Aset tak berwujud terkait dengan kegiatan pertanian
3. IAS 41 tidak berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian setelah panen. IAS 41 hanya
berlaku untuk aset biologis dan hasil pertanian sampai titik panen. Dari titik ini IAS 2 atau
IFRS lain yang akan berlaku. Proses penuaan dan pemasakan yang terjadi setelah masa panen
secara spesifik dikeluarkan dari ruang lingkup.
Konsep Pokok
 Kegiatan Pertanian adalah proses manajemen yang dilakukan suatu entitas dengan
transformasi biologis dari aset biologis untuk dijual, atau dikonversi menjadi produk
pertanian atau untuk dikonversi menjadi aset biologis lainnya.
 Produk Pertanian adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.
 Aset Biologis (Termasuk Aset Tidak Lancar) antara lain hewan ternak atau tanaman.
 Panen adalah proses yang menghasilkan dari aset biologis atau penghentian dari proses hidup
suatu aset biologis.
 Pasar Aktif adalah pasar yang memiliki ketiga syarat berikut :
1. Jenis barang yang diperdagangkan dalam pasar tersebut bersifat homogen (sejenis).
2. Pembeli dan penjual yang berkeinginan umumnya dapat ditemukan setiap saat.
3. Harga tersedia secara umum.
Perlakuan Akuntansi
Aset Biologis
Pengakuan
Entitas yang memiliki aset biologis dapat mengakui aset biologis maupun
produk pertaniannya jika dan hanya jika :
• Entitas tersebut memegang kontrol atas aset tersebut sebagai akibat dari
kejadian masa lalu;
• Ada kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan ekonomis di masa
depan yang terkait dengan aset, dan
• Nilai wajar atau biaya aset yang dapat diukur secara andal.
Pengukuran
 Aset biologis harus dinilai pada saat pengakuan awal dan pada setiap tanggal
laporan posisi keuangan, dengan menggunakan nilai wajar. Hasil yang diperoleh
dari aset biologis dinilai menggunakan nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya
pada saat penjualan hasil panen.
 Apabila nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal pada awal pengakuan, aset
biologis dapat diukur dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.
 Produk pertanian yang dihasilkan dari panen aset biologis dapat diukur pada nilai
wajar dikurangi dengan estimasi biaya penjualan pada saat panen.
 Penilaian aset biologis dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu
berdasarkan umur dan kualitas.
 Selisih keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengakuan awal atau hasil
penilaian aset biologis harus diakui sebagai bagian dari laba rugi berjalan.
Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus menyajikan nilai tercatat aset biologisnya secara terpisah di
Laporan Posisi Keuangan.
Suatu entitas harus mengungkapkan keuntungan atau kerugian agregat yang
timbul selama periode berjalan saat pengakuan awal aset biologis dan produk
pertanian dan dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya pada titik penjualan
aset biologis.
Suatu entitas harus menyediakan deskripsi untuk setiap kelompok aset biologis.
Suatu entitas harus menjelaskan :
• Sifat dari kegiatan yang melibatkan setiap kelompok aset biologis, dan
• Pengukuran non keuangan atau estimasi kuantitas fisik dari :
 Setiap kelompok aset biologis pada akhir periode, dan
 Hasil produk pertanian selama periode berjalan
Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus mengungkapkan :
a) Metode dan asumsi yang signifikan untuk diterapkan dalam menentukan
nilai wajar setiap kelompok hasil pertanian dan aset biologis;
b) Nilai wajar dikurangi perkiraan biaya pada titik penjualan yang
menghasilkan panen selama periode berjalan, ditentukan pada saat panen;
c) Keberadaan dan nilai tercatat aset biologis dimana kepemilikannya dibatasi,
dan nilai tercatat dari aset biologis yang dijaminkan sebagai jaminan dari
liabilitas; dan
d) Jumlah komitmen untuk pengembangan atau perolehan aset biologis dan
strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan kegiatan pertanian;
Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus menyajikan rekonsiliasi perubahan dalam nilai tercatat aset
biologis pada awal dan akhir periode saat ini, termasuk :
 Penurunan akibat penjualan
 Penurunan karena panen
 Kenaikan yang disebabkan adanya kombinasi bisnis
 Perbedaan kurs neto yang timbul pada translasi laporan keuangan asing,
dan
 Perubahan perubahan lainnya
Keputusan
Implementasi
Keputusan Strategis
1. Menentukan apakah nilai wajar dari aset biologis dapat diukur secara andal.
Keputusan Taktis
1. Proses harus diterapkan untuk menentukan bagaimana nilai wajar dari setiap
kelompok besar aset biologis akan ditentukan. Untuk setiap kelompok besar
dari aset biologis , nilai wajar ditentukan :
 Berdasarkan harga pasar aktif
 Dengan referensi harga pasar yang ditentukan
 Pada nilai kini atas arus kas neto yang diharapkan di masa mendatang dari
asset atau
 Pada harga perolehan (jika harga pasar yang ditentukan tidak dapat
ditentukan secara andal
Keputusan Strategis
2. Menentukan kapan titik panen untuk aset biologis.
Keputusan Taktis
2. Perbedaan antara hasil, aset biologis dan produk yang merupakan hasil dari
proses setelah panen. Setiap kelompok besar aset biologis, entitas harus
mendokumentasikan di proses mana yang terkait dengan proses pemanenan dan
perubahan biologis.
Permasalahan Pada Penerapan
IAS 41
Beberapa penelitian mengungkapkan kelemahan penerapan IAS 41. Aryanto (2011)
menyebutkan beberapa kegagalan IAS 41 antara :
1. Konsep akuntansi yang dipakai dalam IAS 41 adalah konsep tambahan.
2. Perlakuan yang berbeda atas aset biologis diperlukan untuk aset biologis yang ditahan
kurang dari satu tahun dan yang lebih dari satu tahun.
3. IAS 41 merupakan contoh yang jelas terlalu umumnya perlakuan untuk aset biologis yang
memiliki berbagai macam tipe, dimana hal tersebut berdampak signifikan pada kualitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.
Pada penelitian lainnya yang dilakukan Elad dan Herbohn (2011), menemukan beberapa
permasalahan dalam praktik IAS 41, antara lain:
1. Karakteristik kualitatif tidak bisa diperbandingkan karena adanya beragam metode yang
digunakan untuk mengukur nilai wajar.
2. Tidak ditemukannya batasan cost benefit, misalnya dalam estimasi nilai wajar yang dilakukan
oleh appraisal.
3. Earnings volatility.
4. Data yang dihasilkan tidak handal (unreliable) karena nilai wajar yang ditentukan oleh otoritas
pasar tidak menggambarkan nilai wajar komoditas itu sendiri.
KESIMPULAN
Properti investasi menghasilkan arus kas berbeda dari
properti yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas
operasi entitas dengan menghasilkan properti investasi
berbeda dari properti yang dimiliki pemilik, pengguna dari
laporan keuangan dapat membedakan antara dua tipe properti
dan memperoleh pengertian atas jumlah, waktu, dan sifat
dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang.
Kesimpulan
IAS 41 mewajibkan kegiatan pertanian pada awal diukur
menggunakan nilai wajar, dimana perbedaan dari biaya
historis diterpakan pada pengukuran awal dari aset lain sesuai
dengan definisi IFRS. Aset biologis diukur pada nilai wajar
dan tidak ada anggapan awal lain bahwa nilai wajar dapat
diukur secara andal.
Model nilai wajar diadopsi oleh IASB dikarenakan mereka
percaya bahwa hal ini akan memberikan informasi yang lebih
relevan sehubungan dengan manfaat ekonomi dimasa
mendatang yangn diharapkan dari aset biologis.
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

More Related Content

What's hot

Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Sri Apriyanti Husain
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenrhiery
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANdyna septiani
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrssripardede
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainEds last
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangNinnasi Muttaqiin
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
 
Makalah Pajak Internasional
Makalah Pajak InternasionalMakalah Pajak Internasional
Makalah Pajak InternasionalRisang Pradana
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Tika Evitasuhri
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 

What's hot (20)

Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Pengambilan Keputusan Taktis
Pengambilan Keputusan TaktisPengambilan Keputusan Taktis
Pengambilan Keputusan Taktis
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Ifrs
IfrsIfrs
Ifrs
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
 
Makalah Pajak Internasional
Makalah Pajak InternasionalMakalah Pajak Internasional
Makalah Pajak Internasional
 
Pelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan PublikPelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan Publik
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 

Similar to IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptxPSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptxmelaniernawati1
 
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Sri Apriyanti Husain
 
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Sri Apriyanti Husain
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapIndra Yu
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Fair Nurfachrizi
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36Indra Yu
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiNovi Lestara
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015azhar dwi osra
 
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri Suwanti
 

Similar to IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian) (20)

PSAK 48&PSAK 68.pdf
PSAK 48&PSAK 68.pdfPSAK 48&PSAK 68.pdf
PSAK 48&PSAK 68.pdf
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptxPSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
 
PPT PSAK 69 .pdf
PPT PSAK 69 .pdfPPT PSAK 69 .pdf
PPT PSAK 69 .pdf
 
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
 
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
Psak 13-properti-investasi-ias-40-120112
 
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAPBab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetap
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
 
Aset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptxAset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptx
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
 
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdpSri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp
 

More from Putri Yulia R

Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiPutri Yulia R
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTPutri Yulia R
 
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPerkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPutri Yulia R
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing GovernmentPutri Yulia R
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTPutri Yulia R
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia R
 

More from Putri Yulia R (7)

Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
 
Zakat & Pajak
Zakat & PajakZakat & Pajak
Zakat & Pajak
 
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPerkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
 

Recently uploaded

Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 

Recently uploaded (18)

MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 

IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)

  • 1. KELOMPOK 6: Elba Akbar Iswandi : Desy Ratnasari : Arsista Kanczha Surianto : Putri Yulia Rochman : 21110720 : 21112017 : 21112040 : 21112050 :40 :41 INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD
  • 3. • Tujuan dari IAS 40 adalah menggambarkan perlakuan akuntansi atas investasi di bidang properti dan pengungkapan yang diminta. • Masalah utama adalah ketika entitas memutuskan untuk mengadopsi nilai wajar atau model biaya untuk tujuan pencatatan investasi dalam properti.
  • 4. YANG TERMASUK PROPERTI INVESTASI Properti (tanah dan bangunan atau bagian dari bangunan atau keduanya) yang dimiliki oleh pemiliknya atau disewa dengan sewa pendanaan ( financial lease ) untuk memperoleh pendapatan sewa atau agar terjadi peningkatan modal.
  • 5. YANG TIDAK TERMASUK GOLONGAN PROPERTI INVESTASI • Properti yang digunakan oleh pemilik (Aset Tetap, IAS 16) • Properti tersedia untuk dijual dlam jangka pendek pada uasaha umum (Persediaan, IAS 2 ) • Properti yang dikonstruksi atau dibangun mewakili pihak ketiga (kontrak konstruksi, ias 11 ) • Properti yang tersedia untuk disewakan berdasarkan sewa operasi ( Sewa, IAS 17) • Aset biolojik (Pertanian, IAS 41) • Hak pertambangan dan sumber daya mineral (Aktivitas Eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya Mineral , IFRS 6 )
  • 7. PENGAKUAN • Properti investasi diakui sebagai aset • Kepemilikan properti oleh penyewa dengan sewa operasiaonal dapat diperhitungkan sebagai properti investasi.
  • 8. PENGUKURAN AWAL Pada pengukuran awal, properti investasi diakui pada harga perolehan awal, terdiri dari harga beli, dan biaya langsung yang dapat didistribusikan atas transaksi tersebut (seperti biaya legal, pajak, dan biaya transaksi lainnya). Tetapi biaya administrasi umum seperti biaya star up dikeluarkan dari harga perolehan . Untuk properti investasi diperoleh melalui sewa pendanaan, aset dan liabilitas harus diukur berdasarkan nilai terendah dari nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa minimum masa mendatang.
  • 9. PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN AWAL Pengukuran investasi dalam properti setelah pengukuran awal dengan menggunakan metode sebagai berikut : Model biaya, Mengukur properti investasi pada harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi dan keruguian penurunana nilai. Model nilai wajar, Mengukur properti investasi pada nilai wajar. Untung dan rugi dari perubahan pada nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan.
  • 10. PENGALIHAN PROPERTI INVESTASI Pengalihan dari atau menjadi investasi properti harus dibuat jika terjadi perubahan dalam peruntukan dan penggunaannya.
  • 11. PENGHENTIAN PENGAKUAN PADA PROPERTI INVESTASI Investasi properti harus dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau pada saat properti invesatasi secara permanen ditarik dari penggunaan dan tidak adanya manfaat ekonomis dimasa mendatang yang diharapkan dari pelepasan tersebut.
  • 13. ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN Estimasi dan asumsi signifikan yang harus disediakan :  Metode dan asumsi signifikan yang digunakan untuk menentukan nilai wajar.  Adanya nilai wajar yang digunakan oleh penilai luar yang independen.  Dasar pengukuran, metode depresiasi, dan tingkat depresiasi untuk properti investasi yang menggunakan metode biaya.  Keberadaan dan pembatasan terhadap investasi properti.  Kewajiban kontraktual yang material untuk emmbeli, membangun atau mengembangkan properti investasi .
  • 14. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Harus memasukan hal-hal :  Pendapatan sewa dari properti investasi  Beban operasi langsung dari investasi properti yang dapat menghasilkan pendapatan sewa  Beban operasi langsung dari properti investasi yang tidak dapat menghasilkan pendapatan sewa
  • 15. LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Harus memasukan hal-hal sebagai berikut :  Pada saat entitas menerapkan nilai wajar : rekonsiliasi perpindahan nilai terbawa secara rinciselama periode harus disiapkan , ketika properti investasi tidak dapat diukur nilai wajarnya rekonsiliasi tersebut harus diungkapkan secara terpisah dari properti investasi lainnya yang disajikan sebesar nilai wajarnya.  Pada saat entitas menerapkan model biaya : seluruh pengungkapan yang diminta dalam IAS 16 harus dipenuhi dan nilai wajar dari properti investasi diungkapkan melalui catatan atas laporan keuangan .
  • 16. PAJAK UNTUK PROPERTI INVESTASI Undang-undang pajak memperbolehkan baik pendapatan sewa atau penjualan modal akan berlaku pada realisasi dari aset. Pada banyak yuridiksi tarif pajak berlakuk untuk penjualan modal berbeda denngan tarif pajak yang berlaku untuk pendapatan sewa . Pada kasus ini adanya ketidakpastian mengenai tarif mana yang digunakan untuk menentukan pajak tangguhan yang berlaku untuk properti investasi.
  • 18. Tujuan IAS 41 menentukan perlakuan akuntansi, penyajian laporan keuangan, dan pengungkapan yang berkaitan dengan aset biologis dan produk hasil pertanian pada saat masa panen sejauh ada kaitannya dengan kegiatan pertanian. Aktivitas pertanian merupakan industri spesialisasi, karena itu perlakuan akuntansi tidak tercakup pada standar lainnya. IAS 41 menentukan model nilai wajar untuk akuntansi pada produk pertanian, dengan tujuan mengakui perubahan pada nilai wajar dari aset biologis selama masa manfaat mereka, penjualan atau realisasi.
  • 19. Ruang Lingkup 1. Jenis aset dalam standar ini yang dibahas berhubungan dengan pertanian :  Aset biologis  Produk hasil pertanian pada masa panen  Hibah pemerintah 2. Standar ini tidak berlaku untuk :  Tanah yang terkait dengan kegiatan pertanian  Aset tak berwujud terkait dengan kegiatan pertanian 3. IAS 41 tidak berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian setelah panen. IAS 41 hanya berlaku untuk aset biologis dan hasil pertanian sampai titik panen. Dari titik ini IAS 2 atau IFRS lain yang akan berlaku. Proses penuaan dan pemasakan yang terjadi setelah masa panen secara spesifik dikeluarkan dari ruang lingkup.
  • 20. Konsep Pokok  Kegiatan Pertanian adalah proses manajemen yang dilakukan suatu entitas dengan transformasi biologis dari aset biologis untuk dijual, atau dikonversi menjadi produk pertanian atau untuk dikonversi menjadi aset biologis lainnya.  Produk Pertanian adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.  Aset Biologis (Termasuk Aset Tidak Lancar) antara lain hewan ternak atau tanaman.  Panen adalah proses yang menghasilkan dari aset biologis atau penghentian dari proses hidup suatu aset biologis.  Pasar Aktif adalah pasar yang memiliki ketiga syarat berikut : 1. Jenis barang yang diperdagangkan dalam pasar tersebut bersifat homogen (sejenis). 2. Pembeli dan penjual yang berkeinginan umumnya dapat ditemukan setiap saat. 3. Harga tersedia secara umum.
  • 22. Pengakuan Entitas yang memiliki aset biologis dapat mengakui aset biologis maupun produk pertaniannya jika dan hanya jika : • Entitas tersebut memegang kontrol atas aset tersebut sebagai akibat dari kejadian masa lalu; • Ada kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan ekonomis di masa depan yang terkait dengan aset, dan • Nilai wajar atau biaya aset yang dapat diukur secara andal.
  • 23. Pengukuran  Aset biologis harus dinilai pada saat pengakuan awal dan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, dengan menggunakan nilai wajar. Hasil yang diperoleh dari aset biologis dinilai menggunakan nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya pada saat penjualan hasil panen.  Apabila nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal pada awal pengakuan, aset biologis dapat diukur dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.  Produk pertanian yang dihasilkan dari panen aset biologis dapat diukur pada nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya penjualan pada saat panen.  Penilaian aset biologis dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu berdasarkan umur dan kualitas.  Selisih keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengakuan awal atau hasil penilaian aset biologis harus diakui sebagai bagian dari laba rugi berjalan.
  • 24. Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus menyajikan nilai tercatat aset biologisnya secara terpisah di Laporan Posisi Keuangan. Suatu entitas harus mengungkapkan keuntungan atau kerugian agregat yang timbul selama periode berjalan saat pengakuan awal aset biologis dan produk pertanian dan dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya pada titik penjualan aset biologis. Suatu entitas harus menyediakan deskripsi untuk setiap kelompok aset biologis. Suatu entitas harus menjelaskan : • Sifat dari kegiatan yang melibatkan setiap kelompok aset biologis, dan • Pengukuran non keuangan atau estimasi kuantitas fisik dari :  Setiap kelompok aset biologis pada akhir periode, dan  Hasil produk pertanian selama periode berjalan
  • 25. Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus mengungkapkan : a) Metode dan asumsi yang signifikan untuk diterapkan dalam menentukan nilai wajar setiap kelompok hasil pertanian dan aset biologis; b) Nilai wajar dikurangi perkiraan biaya pada titik penjualan yang menghasilkan panen selama periode berjalan, ditentukan pada saat panen; c) Keberadaan dan nilai tercatat aset biologis dimana kepemilikannya dibatasi, dan nilai tercatat dari aset biologis yang dijaminkan sebagai jaminan dari liabilitas; dan d) Jumlah komitmen untuk pengembangan atau perolehan aset biologis dan strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan kegiatan pertanian;
  • 26. Penyajian dan Pengungkapan Suatu entitas harus menyajikan rekonsiliasi perubahan dalam nilai tercatat aset biologis pada awal dan akhir periode saat ini, termasuk :  Penurunan akibat penjualan  Penurunan karena panen  Kenaikan yang disebabkan adanya kombinasi bisnis  Perbedaan kurs neto yang timbul pada translasi laporan keuangan asing, dan  Perubahan perubahan lainnya
  • 28. Keputusan Strategis 1. Menentukan apakah nilai wajar dari aset biologis dapat diukur secara andal. Keputusan Taktis 1. Proses harus diterapkan untuk menentukan bagaimana nilai wajar dari setiap kelompok besar aset biologis akan ditentukan. Untuk setiap kelompok besar dari aset biologis , nilai wajar ditentukan :  Berdasarkan harga pasar aktif  Dengan referensi harga pasar yang ditentukan  Pada nilai kini atas arus kas neto yang diharapkan di masa mendatang dari asset atau  Pada harga perolehan (jika harga pasar yang ditentukan tidak dapat ditentukan secara andal
  • 29. Keputusan Strategis 2. Menentukan kapan titik panen untuk aset biologis. Keputusan Taktis 2. Perbedaan antara hasil, aset biologis dan produk yang merupakan hasil dari proses setelah panen. Setiap kelompok besar aset biologis, entitas harus mendokumentasikan di proses mana yang terkait dengan proses pemanenan dan perubahan biologis.
  • 31. Beberapa penelitian mengungkapkan kelemahan penerapan IAS 41. Aryanto (2011) menyebutkan beberapa kegagalan IAS 41 antara : 1. Konsep akuntansi yang dipakai dalam IAS 41 adalah konsep tambahan. 2. Perlakuan yang berbeda atas aset biologis diperlukan untuk aset biologis yang ditahan kurang dari satu tahun dan yang lebih dari satu tahun. 3. IAS 41 merupakan contoh yang jelas terlalu umumnya perlakuan untuk aset biologis yang memiliki berbagai macam tipe, dimana hal tersebut berdampak signifikan pada kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.
  • 32. Pada penelitian lainnya yang dilakukan Elad dan Herbohn (2011), menemukan beberapa permasalahan dalam praktik IAS 41, antara lain: 1. Karakteristik kualitatif tidak bisa diperbandingkan karena adanya beragam metode yang digunakan untuk mengukur nilai wajar. 2. Tidak ditemukannya batasan cost benefit, misalnya dalam estimasi nilai wajar yang dilakukan oleh appraisal. 3. Earnings volatility. 4. Data yang dihasilkan tidak handal (unreliable) karena nilai wajar yang ditentukan oleh otoritas pasar tidak menggambarkan nilai wajar komoditas itu sendiri.
  • 33. KESIMPULAN Properti investasi menghasilkan arus kas berbeda dari properti yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas operasi entitas dengan menghasilkan properti investasi berbeda dari properti yang dimiliki pemilik, pengguna dari laporan keuangan dapat membedakan antara dua tipe properti dan memperoleh pengertian atas jumlah, waktu, dan sifat dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang.
  • 34. Kesimpulan IAS 41 mewajibkan kegiatan pertanian pada awal diukur menggunakan nilai wajar, dimana perbedaan dari biaya historis diterpakan pada pengukuran awal dari aset lain sesuai dengan definisi IFRS. Aset biologis diukur pada nilai wajar dan tidak ada anggapan awal lain bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal. Model nilai wajar diadopsi oleh IASB dikarenakan mereka percaya bahwa hal ini akan memberikan informasi yang lebih relevan sehubungan dengan manfaat ekonomi dimasa mendatang yangn diharapkan dari aset biologis.