IAS 40 mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan mengharuskan pengukuran awal dan selanjutnya menggunakan model biaya atau model nilai wajar. IAS 41 mengatur akuntansi untuk aset biologis pertanian dan mengharuskan pengukuran awal dan selanjutnya menggunakan nilai wajar. Kedua standar ini menetapkan persyaratan pengungkapan tertentu terkait asumsi dan metode penilaian.
3. • Tujuan dari IAS 40 adalah menggambarkan
perlakuan akuntansi atas investasi di bidang
properti dan pengungkapan yang diminta.
• Masalah utama adalah ketika entitas
memutuskan untuk mengadopsi nilai wajar atau
model biaya untuk tujuan pencatatan investasi
dalam properti.
4. YANG TERMASUK PROPERTI INVESTASI
Properti (tanah dan bangunan atau bagian dari
bangunan atau keduanya) yang dimiliki oleh
pemiliknya atau disewa dengan sewa pendanaan
( financial lease ) untuk memperoleh pendapatan
sewa atau agar terjadi peningkatan modal.
5. YANG TIDAK TERMASUK GOLONGAN PROPERTI
INVESTASI
• Properti yang digunakan oleh pemilik (Aset Tetap, IAS 16)
• Properti tersedia untuk dijual dlam jangka pendek pada uasaha umum
(Persediaan, IAS 2 )
• Properti yang dikonstruksi atau dibangun mewakili pihak ketiga
(kontrak konstruksi, ias 11 )
• Properti yang tersedia untuk disewakan berdasarkan sewa operasi (
Sewa, IAS 17)
• Aset biolojik (Pertanian, IAS 41)
• Hak pertambangan dan sumber daya mineral (Aktivitas Eksplorasi dan
evaluasi pada pertambangan sumber daya Mineral , IFRS 6 )
7. PENGAKUAN
• Properti investasi diakui sebagai aset
• Kepemilikan properti oleh penyewa dengan sewa
operasiaonal dapat diperhitungkan sebagai
properti investasi.
8. PENGUKURAN AWAL
Pada pengukuran awal, properti investasi diakui pada
harga perolehan awal, terdiri dari harga beli, dan biaya
langsung yang dapat didistribusikan atas transaksi tersebut
(seperti biaya legal, pajak, dan biaya transaksi lainnya).
Tetapi biaya administrasi umum seperti biaya star up
dikeluarkan dari harga perolehan .
Untuk properti investasi diperoleh melalui sewa
pendanaan, aset dan liabilitas harus diukur berdasarkan nilai
terendah dari nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa
minimum masa mendatang.
9. PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN AWAL
Pengukuran investasi dalam properti setelah pengukuran
awal dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Model biaya, Mengukur properti investasi pada harga perolehan
dikurangi akumulasi depresiasi dan keruguian penurunana nilai.
Model nilai wajar, Mengukur properti investasi pada nilai wajar.
Untung dan rugi dari perubahan pada nilai wajar diakui pada
laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan.
11. PENGHENTIAN PENGAKUAN PADA
PROPERTI INVESTASI
Investasi properti harus dihentikan pengakuannya
pada saat pelepasan atau pada saat properti
invesatasi secara permanen ditarik dari
penggunaan dan tidak adanya manfaat ekonomis
dimasa mendatang yang diharapkan dari
pelepasan tersebut.
13. ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN
Estimasi dan asumsi signifikan yang harus disediakan :
Metode dan asumsi signifikan yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar.
Adanya nilai wajar yang digunakan oleh penilai luar yang
independen.
Dasar pengukuran, metode depresiasi, dan tingkat
depresiasi untuk properti investasi yang menggunakan
metode biaya.
Keberadaan dan pembatasan terhadap investasi properti.
Kewajiban kontraktual yang material untuk emmbeli,
membangun atau mengembangkan properti investasi .
14. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Harus memasukan hal-hal :
Pendapatan sewa dari properti investasi
Beban operasi langsung dari investasi properti yang
dapat menghasilkan pendapatan sewa
Beban operasi langsung dari properti investasi yang tidak
dapat menghasilkan pendapatan sewa
15. LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
Harus memasukan hal-hal sebagai berikut :
Pada saat entitas menerapkan nilai wajar : rekonsiliasi perpindahan
nilai terbawa secara rinciselama periode harus disiapkan , ketika
properti investasi tidak dapat diukur nilai wajarnya rekonsiliasi
tersebut harus diungkapkan secara terpisah dari properti investasi
lainnya yang disajikan sebesar nilai wajarnya.
Pada saat entitas menerapkan model biaya : seluruh pengungkapan
yang diminta dalam IAS 16 harus dipenuhi dan nilai wajar dari
properti investasi diungkapkan melalui catatan atas laporan
keuangan .
16. PAJAK UNTUK PROPERTI INVESTASI
Undang-undang pajak memperbolehkan baik
pendapatan sewa atau penjualan modal akan berlaku pada
realisasi dari aset. Pada banyak yuridiksi tarif pajak berlakuk
untuk penjualan modal berbeda denngan tarif pajak yang
berlaku untuk pendapatan sewa .
Pada kasus ini adanya ketidakpastian mengenai tarif
mana yang digunakan untuk menentukan pajak tangguhan
yang berlaku untuk properti investasi.
18. Tujuan
IAS 41 menentukan perlakuan akuntansi, penyajian laporan keuangan, dan
pengungkapan yang berkaitan dengan aset biologis dan produk hasil
pertanian pada saat masa panen sejauh ada kaitannya dengan kegiatan
pertanian.
Aktivitas pertanian merupakan industri spesialisasi, karena itu perlakuan
akuntansi tidak tercakup pada standar lainnya. IAS 41 menentukan model
nilai wajar untuk akuntansi pada produk pertanian, dengan tujuan mengakui
perubahan pada nilai wajar dari aset biologis selama masa manfaat mereka,
penjualan atau realisasi.
19. Ruang Lingkup
1. Jenis aset dalam standar ini yang dibahas berhubungan dengan pertanian :
Aset biologis
Produk hasil pertanian pada masa panen
Hibah pemerintah
2. Standar ini tidak berlaku untuk :
Tanah yang terkait dengan kegiatan pertanian
Aset tak berwujud terkait dengan kegiatan pertanian
3. IAS 41 tidak berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian setelah panen. IAS 41 hanya
berlaku untuk aset biologis dan hasil pertanian sampai titik panen. Dari titik ini IAS 2 atau
IFRS lain yang akan berlaku. Proses penuaan dan pemasakan yang terjadi setelah masa panen
secara spesifik dikeluarkan dari ruang lingkup.
20. Konsep Pokok
Kegiatan Pertanian adalah proses manajemen yang dilakukan suatu entitas dengan
transformasi biologis dari aset biologis untuk dijual, atau dikonversi menjadi produk
pertanian atau untuk dikonversi menjadi aset biologis lainnya.
Produk Pertanian adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.
Aset Biologis (Termasuk Aset Tidak Lancar) antara lain hewan ternak atau tanaman.
Panen adalah proses yang menghasilkan dari aset biologis atau penghentian dari proses hidup
suatu aset biologis.
Pasar Aktif adalah pasar yang memiliki ketiga syarat berikut :
1. Jenis barang yang diperdagangkan dalam pasar tersebut bersifat homogen (sejenis).
2. Pembeli dan penjual yang berkeinginan umumnya dapat ditemukan setiap saat.
3. Harga tersedia secara umum.
22. Pengakuan
Entitas yang memiliki aset biologis dapat mengakui aset biologis maupun
produk pertaniannya jika dan hanya jika :
• Entitas tersebut memegang kontrol atas aset tersebut sebagai akibat dari
kejadian masa lalu;
• Ada kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan ekonomis di masa
depan yang terkait dengan aset, dan
• Nilai wajar atau biaya aset yang dapat diukur secara andal.
23. Pengukuran
Aset biologis harus dinilai pada saat pengakuan awal dan pada setiap tanggal
laporan posisi keuangan, dengan menggunakan nilai wajar. Hasil yang diperoleh
dari aset biologis dinilai menggunakan nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya
pada saat penjualan hasil panen.
Apabila nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal pada awal pengakuan, aset
biologis dapat diukur dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.
Produk pertanian yang dihasilkan dari panen aset biologis dapat diukur pada nilai
wajar dikurangi dengan estimasi biaya penjualan pada saat panen.
Penilaian aset biologis dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu
berdasarkan umur dan kualitas.
Selisih keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengakuan awal atau hasil
penilaian aset biologis harus diakui sebagai bagian dari laba rugi berjalan.
24. Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus menyajikan nilai tercatat aset biologisnya secara terpisah di
Laporan Posisi Keuangan.
Suatu entitas harus mengungkapkan keuntungan atau kerugian agregat yang
timbul selama periode berjalan saat pengakuan awal aset biologis dan produk
pertanian dan dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya pada titik penjualan
aset biologis.
Suatu entitas harus menyediakan deskripsi untuk setiap kelompok aset biologis.
Suatu entitas harus menjelaskan :
• Sifat dari kegiatan yang melibatkan setiap kelompok aset biologis, dan
• Pengukuran non keuangan atau estimasi kuantitas fisik dari :
Setiap kelompok aset biologis pada akhir periode, dan
Hasil produk pertanian selama periode berjalan
25. Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus mengungkapkan :
a) Metode dan asumsi yang signifikan untuk diterapkan dalam menentukan
nilai wajar setiap kelompok hasil pertanian dan aset biologis;
b) Nilai wajar dikurangi perkiraan biaya pada titik penjualan yang
menghasilkan panen selama periode berjalan, ditentukan pada saat panen;
c) Keberadaan dan nilai tercatat aset biologis dimana kepemilikannya dibatasi,
dan nilai tercatat dari aset biologis yang dijaminkan sebagai jaminan dari
liabilitas; dan
d) Jumlah komitmen untuk pengembangan atau perolehan aset biologis dan
strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan kegiatan pertanian;
26. Penyajian dan Pengungkapan
Suatu entitas harus menyajikan rekonsiliasi perubahan dalam nilai tercatat aset
biologis pada awal dan akhir periode saat ini, termasuk :
Penurunan akibat penjualan
Penurunan karena panen
Kenaikan yang disebabkan adanya kombinasi bisnis
Perbedaan kurs neto yang timbul pada translasi laporan keuangan asing,
dan
Perubahan perubahan lainnya
28. Keputusan Strategis
1. Menentukan apakah nilai wajar dari aset biologis dapat diukur secara andal.
Keputusan Taktis
1. Proses harus diterapkan untuk menentukan bagaimana nilai wajar dari setiap
kelompok besar aset biologis akan ditentukan. Untuk setiap kelompok besar
dari aset biologis , nilai wajar ditentukan :
Berdasarkan harga pasar aktif
Dengan referensi harga pasar yang ditentukan
Pada nilai kini atas arus kas neto yang diharapkan di masa mendatang dari
asset atau
Pada harga perolehan (jika harga pasar yang ditentukan tidak dapat
ditentukan secara andal
29. Keputusan Strategis
2. Menentukan kapan titik panen untuk aset biologis.
Keputusan Taktis
2. Perbedaan antara hasil, aset biologis dan produk yang merupakan hasil dari
proses setelah panen. Setiap kelompok besar aset biologis, entitas harus
mendokumentasikan di proses mana yang terkait dengan proses pemanenan dan
perubahan biologis.
31. Beberapa penelitian mengungkapkan kelemahan penerapan IAS 41. Aryanto (2011)
menyebutkan beberapa kegagalan IAS 41 antara :
1. Konsep akuntansi yang dipakai dalam IAS 41 adalah konsep tambahan.
2. Perlakuan yang berbeda atas aset biologis diperlukan untuk aset biologis yang ditahan
kurang dari satu tahun dan yang lebih dari satu tahun.
3. IAS 41 merupakan contoh yang jelas terlalu umumnya perlakuan untuk aset biologis yang
memiliki berbagai macam tipe, dimana hal tersebut berdampak signifikan pada kualitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.
32. Pada penelitian lainnya yang dilakukan Elad dan Herbohn (2011), menemukan beberapa
permasalahan dalam praktik IAS 41, antara lain:
1. Karakteristik kualitatif tidak bisa diperbandingkan karena adanya beragam metode yang
digunakan untuk mengukur nilai wajar.
2. Tidak ditemukannya batasan cost benefit, misalnya dalam estimasi nilai wajar yang dilakukan
oleh appraisal.
3. Earnings volatility.
4. Data yang dihasilkan tidak handal (unreliable) karena nilai wajar yang ditentukan oleh otoritas
pasar tidak menggambarkan nilai wajar komoditas itu sendiri.
33. KESIMPULAN
Properti investasi menghasilkan arus kas berbeda dari
properti yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas
operasi entitas dengan menghasilkan properti investasi
berbeda dari properti yang dimiliki pemilik, pengguna dari
laporan keuangan dapat membedakan antara dua tipe properti
dan memperoleh pengertian atas jumlah, waktu, dan sifat
dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang.
34. Kesimpulan
IAS 41 mewajibkan kegiatan pertanian pada awal diukur
menggunakan nilai wajar, dimana perbedaan dari biaya
historis diterpakan pada pengukuran awal dari aset lain sesuai
dengan definisi IFRS. Aset biologis diukur pada nilai wajar
dan tidak ada anggapan awal lain bahwa nilai wajar dapat
diukur secara andal.
Model nilai wajar diadopsi oleh IASB dikarenakan mereka
percaya bahwa hal ini akan memberikan informasi yang lebih
relevan sehubungan dengan manfaat ekonomi dimasa
mendatang yangn diharapkan dari aset biologis.