SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
1
KUMPULAN PUISI
KACA MATA
karya
IN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd.
MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KEDIRI
2013
2
PENGANTAR
Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani
poeima yang berarti membuat, poesis yang berarti
pembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangun
atau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetry
yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create,
sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker
(Tjahjono, 2011:5)
Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikan
sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena pada
dasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, atau
membuat atau membentuk sebuah dunia baru. Dunia
imajener dari sebuah realita.
Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisi
mempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dan
drama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi.
Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif,
aksentuatif, dan sublimatif.
Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efek
estetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk dengan
persajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulai
meninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Hal
tersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi.
Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Bait
dan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnya
dibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah drama
menonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalam
ekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi.
Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalam
puisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalam
prosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika
3
puisi. Menurut Riffaterre (dalam Tjahjono, 2011:8) puisi itu
menyatakan tidak langsung, yaitu mengatakan sesuatu
dengan cara yang lain, berbeda dengan kelaziman orang
dalam mengungkapkan gagasan atau perasaannya. Ketidak-
langsungan tersebut disebabkan oleh displacing (penggantian
arti), distorting (penyimpangan arti), dan creating of meaning
(penciptaan arti).
Puisi bermanfaat untuk menghibur diri pembaca, mampu
menghadirkan suasana diri yang nyaman. Bahkan dengan puisi
seseorang mampu membangun tali silaturrahim dengan
kekasih, orang tua, saudara, tetangga dan sebagainya dalam
cinta. Selanjutnya Tjahjono (2011:19) menjelaskan bahwa
dengan puisi kita dapat membayangkan zaman yang akan
datang, perubahan dari yang fana kepada zaman yang lebih
kekal. Puisi juga merupakan doa, sarana kita memuji,
memohon dan bersyukur atas karunia Tuhan. Puisi dapat
hadir pula sebagai kontrol sosial melalui ungkapan-ungkapan
kritisnya.
Kediri, Januari 2013
ttd
Penulis
4
DAFTAR ISI
1. Generasi Garuda 5
2. Cinta 6
3. Rosa dan Bos Besar 7
4. Malam 11 Januari 2012 8
5. Bunga Trotoar 9
6. Aktor Lucu 10
7. Kupu-Kupu 11
8. Bunga Desa 12
9. Senyum 13
10. Aku 14
11. Wanita Idaman 15
12. Tawon 16
13. Semut 17
14. Contekan 18
15. Pengawas UN 19
16. Tikus dan Kucing 20
17. Bintang Malam 21
18. Kambing Hitam 22
19. Amburadul 23
20. Sial Sebelas 24
21. Sunyi Lelap 25
22. Mata Dewa 26
23. Mendung Kelam 27
24. Generasi Pinggiran 28
25. Gerimis Pagi 29
26. Nyamuk 30
27. Menanti 31
28. Dik Ayuningati 32
29. Zaman Edan 33
30. Berbaringlah Mata 34
5
31. Dering Bel 35
32. Jelita Tersenyum 36
33. Kaca Mata 37
34. KPK 38
35. Televisi 39
36. Hidup dan Mati 40
37. Langit Biru 41
38. Wujud dan Rupa 42
39. Gerah 43
40. Galau 44
41. Bimbang 45
42. Kagum 46
43. Pengakuan 47
44. Rengkuhan 48
45. Pertentangan 49
46. Kebijakan Tidak Bijaksana 50
47. Segelas Kopi Warung 51
6
1. Generasi Garuda
Karya: IHP, 30 Nov ‘11
Baca buku mengukir ilmu
Ilmu berdiam diri membeku
Hangat panas semangat baca
Mencairkan kebekuan harta
Pandai pintar jabatan harta melirik
Tatapan tajam insan hati tertarik
Senja membuka selimut mentari
Anak manusia membuka pikir menari
Aksara demi aksara dilantunkan
Meniti kata dalam baris persajakan
Majas gaya bahasa pujangga diamankan
Generasi garuda gapailah masa depan
7
2. Cinta
karya: IHP, 29 Nov ’11
Cinta kala senja merekah
Maju badan meringkuk wajah
Suasana batin merah jambu
Sembunyikan hati retak kalbu
Sinar violet panorama senja
Lucu pantai ubah cinta
Cintaku bawa damai
Mengalir bagai sungai
8
3. Rosa dan Bos Besar
Karya: IHP, 12-01-2012
Jujur diancam ajur, Jujur dianggap ngawur
Jujur menjadi bubur, Jujur berubah kabur
Jujur milik bos besar, Jujur milik siapa saja
Jujur menimbulkan masalah
Jujur menjadi saksi, Jujur menjadi hakim
Jujur menjadi polisi
Jujur menjadi pengacara
Jujur menjadi WNI bermartabat
Jujur janganlah mengubah diri jadi slogan
Jujur janganlah menjadi bualan Rosa
Jujur janganlah menjadi sandiwara Bos Besar
Jujur janganlah dimusnahkan, Jujur janganlah didewakan
Jujur janganlah hanya sebatas tameng
Jujur janganlah dikhianati
Jujur janganlah menjadi objek ejekan
Jujur janganlah menjadi kambing hitam
Jujur sekarang entah esok
Jujur sekarang entah kemarin
Jujur Rosa atau Jujur Bos Besar
9
4. Malam 11 Januari 2012
karya: IHP, 11-01-2012
Esok 11 Januari 2012, hari kelahiranku
Esok genap usia 40 tahun
Esok harapan baru menanti
Esok misteri kehidupan
Esok waktu membarui SIM-ku
Esok pertama memberi didikan siswaku
Esok apa ada pesta?
Esok apa ada uang ekstra?
Malam petang mengirim lebat hujan
Menambah cuaca menghangat dingin basah
Terbang layang hewan malam kecil bergembira
Manambah kotor lantai plataran gereja
Alunan suara pendeta Gidion melambai-lambai
Gemuruh panitia natal membubarkan diri
Sorak sambut ucapan terima kasih
Marilah membangun mimpi megah pada natal 2012
Marilah menabung rupiah di tengah keprihatinan
Marilah mengumpulkan harta dan talenta dari Tuhan
Marilah memikirkan tujuan utama perayaan natal
Marilah menikmati natal dengan iman bukan semata
jasmani
Apakah natal ajakan hidup baru?
Apakah natal ajakaan saling ampuni?
Apakah natal ajakan menghamburkan uang?
10
5. Bunga Trotoar
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Harum bunga semerbak di trotoar jalan kota
Lemah gemulai tersembul di lekuk tubuhmu
Senyum manis menebarkan janji cinta hangat
Tingkah lakumu mengundang mata memandang tak
berkedip
Gaya bersolekmu memberikan tanda khusus bagi mereka
yang membutuhkan
Tangis hatimu di balik senyum mesramu tak pernah ada yang
mendengar kecuali malaikat
Beban beratmu yang kau lepas dalam kehangatan cinta
maya tak pernah lepas
Mereka ada kala butuh sekadar pelampiasan hasrat
Mereka ada kala butuh karena persamaan nasib pelarian diri
dari kenyataan
11
6. Aktor Lucu
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Ngantuk milik mamalia termasuk manusia
Mengantuk menyerang tiba-tiba tanpa disengaja
Ngantuk adakalanya suatu kenikmatan sebelum tidur
Mengantuk dialami bagi manusia yang lelah pikir kurang
tidur
Ngantuk menjadi tradisi siswa kurang gizi
Mengantuk tak memihak entah pejabat maupun penjahat
Ngantuk memeluk tubuh si miskin maupun si kaya
Mengantuk menjadi aktor lucu bila jadi tontonan oleh orang
lain
12
7. Kupu-Kupu
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Pagi sejuk dingin siang panas semilir terbang melayang
sambil hinggap bunga sana bunga sini tak kenal lelah
Kau menari-nari di alam bebas menghisap udara segar bebas
menghisap madu bebas tanpa batas
Kau hanya waktu yang merenggut kebebasanmu, bila waktu
berakhir di saat menebarkan telor-telor generasi barumu
maka kebebasanmu menjadi milik generasimu
Keindahan warna sayapmu senada pesona tarianmu di awan
biru menghibur semua makhluk bumi
Petaka bagi manusia di saat kau tebarkan jutaan telor yang
menetas jadi ulat bulu
Kepompongmu terkadang jadi berkah bagi manusia untuk
makanan piaraan
13
8. Bunga Desa
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Namamu mengundang tanya banyak orang
Kemolekanmu memusingkan mata pria nakal
Harum pesona rambut melambai-lambai
Kedipan mata mengandung sejuta tafsir bayangan
Lenggang lenggokmu memikat anjing jalanan
Wajah mulus keningmu memancar kesucian hati yang polos
Senyum sunggingmu menggeleparkan hati pria jomblo
kesepian
Suara sengal bicaramu merontokan angan-angan para duda
Suara rintih tawamu menggetarkan bulu kuduk
Desahan bisik rayumu membubarkan niat baik
Lentik bulu matamu menambah gelora hati membara
Oh ... memang pantas kau disebut bunga desa
Elok paras bagai bidadari turun dari khayangan
Oh ... bunga desa, syarat apa yang ingin kau tebarkan pada
setiap pria yang datang?
14
9. Senyum
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Senyum awal dari sapaan
Senyum melambangkan kesan penuh arti
Senyum membagikan amalan kalbu
Senyum membangkitkan harapan yang tak pasti
Senyum membakar urat syaraf yang mati
Senyum memikat kesan pertama pertemuan
Senyum merayu hati gersang sepi
Senyum menutupi kejahatan yang belum ketahuan
Senyum merasakan rasa persaudaraan semu
Senyum menyibir perilaku yang sebaliknya
Senyum meredakan gemuruh hati mendidih
Senyum menebarkan kasih sayang abadi
Senyum melambangkan cinta bersemi
Senyum ciri khas kepala negara
15
10. Aku
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Wajahku membias harapan mata
Rambutku berkilau silau cahaya
Bibirku menghiasi debur ombak
Telingaku penuh gelombang cinta
Dahiku bersemayam impian
Daguku menebar kilauan berlian
Keningku memikat angin sepoi
Tanganku mencatat kisah berlalu
Kakiku menapak tilas realita
Lututku bersujud khusuk
Pantatku lukis keseharian
Dadaku memegahkan bayangan
Perutku simbol kemakmuran
Pinggangku mempesona lawan
Aku tokoh panggung sandiwara
Siapakah sutradara?
16
11. Wanita Idaman
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Kau mengalahkan miliaran wanita
Kau menghiasi tubuh permata cinta
Kau memikat pria ada adanya
Kau bersolek lembut budi bahasa
Kau mempesona pria dengan kesabaran
Kau menjadi ibu dari anak kesayangan
Kau wanita idaman bagi suami
Kau wanita idaman bagi pria tampan
Kau wanita idaman bagi anak-anak
Kau wanita idaman bagi negara
17
12. Tawon
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Sengatan entup senjata andalanmu
Sengatanmu melukai kulit manusia
Namun madu manismu menyehatkan
Bunga mekar menunggu belaianmu
Bunga mekar merasakan cumbuanmu
Bunga mekar merelakan madu kauambil
Bunga mekar rela layu setelah semua madu kauisap habis
Tawon menjadi merk mobil 660 cc buatan putra Indonesia
Tawon menjadi manusia hidup kaya raya
Sengatan tawon dipakai obat sejenis tusuk jarum
Tawon banyak manfaat maka perlu dibudidayakan
Madu kerjamu menambah kecerdasan generasi bangsa
18
13. Semut
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Hitam kecil-kecil merambat dinding
Siang petang pagi sore tak kauhiraukan
Kerjamu membuat malu manusia pemalas
Etos kerjamu melukai hati para pejabat
Gotong royongmu mencabik-cabik penguasa
Saling sapa meluluhkan wakil rakyat
Kadang kegigihan semangatmu membuat marah para ibu-ibu
rumah tangga
Kadang kehadiranmu disambut alhamdulillah obat penyakit
dalam dating
Rumah semut menjadi komoditi ekspor obat alternative
Semut, manusia banyak belajar dari perilakumu
19
14. Contekan
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Belajar cepat tepat dan dapat tak peduli setan lewat, Guru
lihat sapa dengan senyum manis
Kebersamaan hanya selingan belaka bila contekan lagi bokek
gitu lho
Belajar merajut kata yang dibaca tanpa makna yang ada
hanya tulis sampai habis
Tokoh idola mencontek ada Chintia, Dewi, Ratna, dan Galih
Mereka jago dan ahli contek mencontek
Mereka sesaat bersitegang dengan guru pengawas ujian
yang super ketat
Mereka sesaat bersahabat dengan guru pengawas ujian yang
ngantukan
Mereka lebih takut nilai dapat jelek dari wajah hantu
kuntilanak yang seram
20
15. Pengawas UN
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Maju kena apalagi mundur
Disiplin musuh peserta curang
Bersahabat musuh pemerintah
Batin menangis kering air mata
Jabatan bertengger untuk menendang
Jujur ajur jadi bubur melebur lumur
Peserta UN dari tahun ke tahun berubah
Seiring perubahan aturan UN
Orang tua rela amal tumpukan rupiah
Demi anak kesayangan yang lamban
Namun cita-cita menjulang langit
21
16. Tikus dan Kucing
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Tikus binatang, Kucing juga binatang
Ada yang bilang simbol egois dan kelicikan
Tikus mengerat apa pun yang disukai
Tikus kantor menjadi koruptor
Kucing menangkap dan memangsa semua tikus
Kucing kantor menangkap dan memangsa koruptor
Kucing kantor menjadi pemberantas koruptor
Kucing kantor bernegosiasi uang tebal sama tikus kantor
Keberadaan tikus milik kucing, keberadaan kucing
kesempatan tikus
Tikus dan kucing saling menantang, saling pandang, saling
cari kesempatan.
Mereka saling adu kecerdikan dan kelicikan
22
17. Bintang Malam
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Cemerlang sinar pancar terang awan gelap gulita
Batu angkasa melayang terbang tak tentu arah meminta
Cahaya bulan kuat sinar bintang tajam gempita
Beraneka warna bentuk segi dan sudut tetap bagai pelita
Cerita dan lagu anak-anak mengagungkan si jelita
Berhembuslah anginmalam menunggu si gempita
Cantik jelita mengusir warna peluk pelita
Bangsawan pakai simbol bintang derita
Cerdik bidadari layang di alam semesta
Berjaya dewa semedi pinta senjata
Cincin melingkar tanda keabadian cinta
Bercerminlah para bintang bila ingin dipinta
Cinta mampu gapai bahagia dan derita
Bertebaran bintang malam maknai insan bercinta
23
18. Kambing Hitam
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Belajar tunduk lempar pandang
Mata sejuta sorot gerak pengawas
Mata selingkuh tangan raba-raba
Mata memaling merekam rabaan
Tangan merajut jawaban soal
Option A, B, C, D, E mana pilih
Bingung kadang salah daripada benar
Takut nilai jelek dari nilai moral
Takut dimarahi dari budaya curang
Takut tidak naik kelas, tidak lulus sekolah
Takut semua angan melayang
Pengawas jadi kambing hitam
Pengawas bersabar beramal demi pendidikan
Amalan indah kadang cercahan menghadang
24
19. Amburadul
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Siswa guru orang tua masyarakat, mereka komponen
penyebab maju dan mundur kualitas pendidikan Indonesia.
Guru stres, orang tua stres, masyarakat stres jadilah siswa
stres.
PR, masalah teman, masalah cita dan cinta bikin siswa stres.
Guru, orang tua, masyarakat yang menghakimi dan memaksa
kehendak, asal mula siswa stres.
Budaya gengsi, bonek, mengejar mimpi, akibat siswa stres.
Siswa stres, bangsa dan negara lambat laun jadi amburadul.
Siswa stres, pendidikan perilaku yang ekstra disiplin kaya
robot.
25
20. Sial Sebelas
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Sial, anganku terbang layang-layang
Sial, kerjaku pulas mendengkur di awang
Sial, pacarku dirayu orang kaya bujang
Sial, laptopku lelah mogok begadang
Sial, motorku ganti aus dipandang
Sial, siswaku melelahkan cara pandang
Sial, citaku kabur lebur terbawa di awang
Sial, cintaku bertepok sebelah menentang
Sial, awakku lapar lelah menerjang
Sial, temanku meragukan buah matang
Sial, duniaku melerai semangat juang
26
21. Sunyi Lelap
karya: IHP, 14 – 12 – 2011
Gemuruh ombak tiada dendang
Nyiur lambaikan angin enggan datang
Gurau siswa ujian dipatah pandang
Nyanyian jangkrik lemah bergoyang
Gegeran remaja cinta jadi melayang
Nama megah pahlawan bisu menjulang
Ganti gilir teriak memekak kendang
Nurani membelai cinta yang menghadang
Gagal bercatur lawan ditendang
Negeri tanpa pemimpi bangsa terbelakang
Gadis desa tergeletak di awan melayang
Nama tanpa bayangan awak jadi hilang
Gunung Kelud meletus tanpa batu melayang
Nyanyian bidadari mengalun tanpa syair dendang
Gerimis lemah pawang sedang terawang
Nikmat tawa takdir menentang
Genggam gembira terlena di gawang
Nang ning nong gong digoyang kerawang
Gemerlap sinar nyenyakan tembang-tembang
Ninabobok lelap mata awak ditimang
27
22. Mata Dewa
karya: IHP, 13 – 12 – 2011
Mata memancar sinar kehidupan
Banyak mata memandang alami keredupan
Menanti dan menanti petani tuwai panen depan
Bocah kecil ramaikan mainan masa depan
Menari-narilah burung-burung di awan-awan
Bersorak-sorailah hewan berebut pangan
Mengalirlah fotosintesis daun tumbuhan
Berhentilah siang menunggu lelahan
Menyambut hari baru selamat pagi kuucapkan
Berlian dicari manusia simbol kemewahan
Mimpi orang pinggiran menyambut kemegahan
Berlabuhlah senyum manis dalam hamparan
Menatap sayup mata dewa berbinaran
Bekerja siang, malam, tanpa berlelah-lelahan
Marilah memandang jauh ke depan
Berbudi bahasa menghadang harapan
Mata dewa berkelana menginjak landasan
Berlomba menantang alasan
28
23. Mendung Kelam
karya: IHP, 12 – 12 – 2011
Awan menguak lebar rebahkan mentari siang
Angin semilir menggoda burung-burung di awang-awang
Awas sapaan mesra dari halilintar terbentang
Akankah tetes air dari surga membasahi ladang-ladang
Apa suasana mencekam seram dipandang
Arti apa semua yang akan terjadi diterjang
Awak pesawat terbang cemas harap melayang
Armada persiapan cegah banjir siap menantang
Angkasa luar tak menerima cinta melintang
Anak manusia menanti deras hujan datang
Ayah ibu sibuk mengemasi jemuran tadi siang
Anak ayam menciap-ciap hilang arah menendang-tendang
29
24. Generasi Pinggiran
karya: IHP, 10 – 12 – 2011
Keberadaan mereka perlu dibina dan disayang
Mereka punya hak dan kewajiban melayang
Kemarin mereka berperang berjuang
Mereka sekarang melayang-layang terbang
Ke mana dan di mana pintu cita-cita terpampang
Mereka tak bosan dirajut ilmu bayang-bayang
Kemunafikan sering datang dan terbang
Mereka sering menangisi waktu yang hilang
Kemarahan memeluk kasih sayang
Meraba pagi ganti siang ganti petang
Kemarilah generasi penerus mendatang
Meski pinggiran kota sinar cemerlang
Kemiskinan mereka rebahkan terlentang
Mereka kadang mengukir bangsa tanpa pandang
Kemerosotan moral dan akhlak hilang membayang
Makan dan minum mungkin jarang rentang
Ketakutan membayang
Malas membentang
30
25. Gerimis Pagi
karya: IHP, 9 – 12 – 2011
Cericih mengalun landai suara titik hujan
Sembari mentari lagi bermalas-malasan
Kasak kusuk perjuangan nilai ulangan
Mata beterbangan tak punya tujuan
Kudengar rajutan peserta ulangan
Entah… mereka berpeluk dalam impian
Saat bergandengan menyusuri jalan
Negeri ini lahirkan jutaan pahlawan
Asal bukan pahlawan kesiangan
Sudah budaya gerimis di musim hujan
Tanah kering bersujud syukuran
Gerimis pagi banyak kenangan
Sejuta insan menaruh banyak harapan
Gerimis pagi telah terangan
Senang berdendang pekerjaan
31
26. Nyamuk
karya: IHP, 8 – 12 – 2011
Ngung … nyanyian sunyi
Nging … seruling bidadari
Clekit … plak! Irama tari menari
Siapa tak pernah bersorak sorai
Belalaimu melerai sepi
Manufermu mengajari bernyanyi
Nona manis menari-nari
Bocah nakal memanjat tinggi
Tuan dan Nyonya berpeluk hati
Majikan memanjakan diri
Pelayan menggegam buah kemiri
Serdadu beradu bela diri
Ulama datang waktu mengaji
Mereka donatur berbudi
Mereka sering lupa diri berkali
32
27. Menanti
karya: IHP, 8-12-2011
Bangkitlah sinar dada merona
Menerjang badai rebahkan mata
Bersemilah tunas rasa meraba
Bunyi kereta merayap tak berdaya
Sampai mentari beranak dua
Hingga rasa terbang ke mana
Mengapa bulan malam lama menyapa
Apakah sang surya lupa bekerja
Adakah bidadari tebar bunga cinta
Apa mungkin cinta bersemi tanpa harta
Sabarlah menebar rasa rindu di dada
Belaian silir angin pagi ubah suasana
Menguji diri berkelana tanpa makna
Suara aneh merajai suasana bertapa
Pesanggrahan tinggal kenangan dan tanda
Jemuku, jemumu, jemu dia, dan jemu mereka
Lemah lesuh tubuh rebah tak berdaya
Khiamat datang membawa tawa
33
28. Dik Ayuningati
(Oktober 2011, IHP)
Aduh ... Dik Ayuningati ...
Siang ... Malam ...bayang wajah membayang
apalagi senyummu menggoda
senyum manismu ... semanis madu ...
manis madu hutan kenangan.
Aduh ... Mimpiku ...
Mengapa rinduku merana?
Mengapa sayangku menggoda?
Mengapa Adam ditemani Hawa?
Mengapa bibir tepis membiusku?
Mengapa kedip mata sejukan ...?
Hati penuh harap, sayangku...
Ah ... Sayangku Ayuningati ...
Angan ini rasakan hangat nafas ...
Yang mendesah dalam mimpi ...
Angan ini rasakan belaian tangan ...
Yang menari-nari dalam mimpi ...
Angan ini menjemput bulan madu ...
Yang berpergian dalam mimpi ...
Angan ini terperanga tutur kata ...
Yang semerdu kicau burung Kung ...
Oh ... Dik Ayuningati ...
Masih berapa lama lagi penantian ini?
Belum cukupkah edanku ini?
Edan ... Yah ... Edan tenan ...
Oh ... Wedo’an... Dik Ayuningati.
34
29. Zaman Edan
(Oktober 2011, IHP)
Zamanku zamanmu zaman mereka
Masaku masamu masa mereka
Takdirku takdirmu takdir mereka
Cintaku cintamu cinta mereka, Siapa yang tahu?
Suamiku suamimu suami mereka
Istriku istrimu istri mereka
Anaku anakmu anak mereka
Rumahku rumahmu rumah mereka, Siapa yang tahu?
Mobilku mobilmu mobil mereka
Bajuku bajumu baju mereka
Ranjangku ranjangmu ranjang mereka
Sawahku sawahmu sawah mereka, Siapa yang tahu?
Agamaku agamamu agama mereka
Susuku susumu susu mereka
Maduku madumu madu mereka
Gayaku gayamu gaya mereka, Siapa yang tahu?
Temanku temanmu teman mereka
Darahku darahmu darah mereka
Maluku malumu malu mereka
Hartaku hartamu harta mereka, Siapa yang tahu?
Malaikat pun tak tahu
bila tak diberi tahu.
Hanya Allah swt. yang tahu
karena Maha Tahu.
35
30. Berbaringlah Mata
(IHP, 23 Nov ’11)
Lelah menjemput
Awan pun berkabut
Mentari ikut berkalut
Burung terbang di atas laut
Wahai kau yang takut
Bayang membentang rajut
Menjerat yang tersangkut
Penatianpun menjemput
Mengapa?
Mata membaringkan badan
Mata mengerti kesehatan
Matamu kelihatan surutan
Mataku terkapar di hamparan
Seiring mata dewa yang tiduran
Mengapa?
36
31. Dering Bel
(IHP, 23 Nov ‘11)
Bunyi dering bel tanda lembaran baru
Bunyi dering bel mengagetkan lamunku
Bunyi dering bel mengajakku
Bekerja … bekerja… sampai tiba waktuku
Belajar … belajar … terus mengajariku
Belajar … bekerja … menghampiriku
Sampai kapan menyapaku?
Bosankah kau memanjakanku?
Kenanglah yang kualami
Kejarlah yang kujalani
Kibarkanlah cita-cita insani
Kemarin boleh bernyanyi
Kemarin sudah bermimpi
Sampai kapan mimpi-mimpi berlalu?
Bosankah kau memahamiku?
37
32. Jelita Tersenyum
(IHP, 23 Nov ‘11)
Nada dasar mendesah dadaku
Senyummu meresahkanku
Sinar kerlingmu menggugahku
Tanyamu menghapus lamunku
Mendung cuaca mendukungku
Merajut rasa gelora dadaku
Mengapa egomu merayuku?
Mengapa detak jantungku
bergelora … tanpa seizinku?
Mengapa rona beningmu membiusku?
Mengapa kilauan merah tipismu bisik hasratku?
Mengapa pancaran gelombang asmaraku
berbaur dengan keheningan malam gulitaku?
Mungkinkah Jelita menyapaku?
Mungkinkah Jelita melewati hatiku?
38
33. Kaca Mata
(IHP, 23 Nov ‘11)
Kau mencerahkan pandangku
Kau menyenangkan hatiku
Kau membukakan jendela pikirku
Kau menerobos embun mataku
Kau menerangi gelap tulisanku
Bila kau tak mendekatku, arah jalan hidupku,
entah seperti apa jadinya diriku.
Kurasakan kaca mataku
Kubersihkan kaca mataku
Kuambil kaca mataku
Kupakai kaca mataku
Kurawat kaca mataku
Kubaringkan kaca mataku seiring lelapnya waktu,
lelapnya mata, lelapnya tidur menjemput mimpiku.
39
34. KPK
karya: IHP, 30 Nov ‘11
Komisi Pemberantasan Korupsi mengamuk
KPK akrab panggil koruptor menenteng cambuk
Penguasa melangsingkan diri yang dulu gemuk
Siapa dulu berkuasa namun sekarang ambruk
Kekuasaan tunggal merambah melilit mereka
Pimpinan partai berbondong mencium mereka
Rakyat dengan tangis senyum kecut menatap mereka
Isu menjadi monster di negeri ini memukau mereka
KPK bukan malaikat pencabut nyawa
KPK bukan hantu gentayangan takuti siapa saja
KPK mengorban diri demi negeri
KPK berjaya melayang di awan negeri
40
35. Televisi
karya: IHP, 30 Nov ’11
Tua muda menatap termangu
Tua muda menyerap udara ilmu
Tua muda menyenangi selalu
Tua muda enggan berlalu
Pria perempuan selalu kau hibur
Pria perempuan sering menjadi takabur
Pria perempuan menjadi malas untuk kabur
Pria perempuan berbuat jarang jujur
Kaulah yang membuka jendela kehidupan
Kaulah yang merajut kenangan kehidupan
Kaulah yang mengubah warna pelangi kehidupan
Kaulah yang dinantikan bawa nafas kehidupan
41
36. Hidup dan Mati
karya: IHP, 15 Oktober ’12
Terasa panas kemarau 2012
Olah raga mengucurkan keringat
Petani mengeluh air fatamorgana
Tetap semangat petani berpeluk cari air
Oling bahtera hidup mengancam
Pilih hidup atau mati
Terbang debu beramai menderu
Onggokan sampah menjamu pesta lalat
Pernahkah anak kecil bersedih?
Tanpa ragu dan malu
Orang lapar berpesta ria dengan lalat
Pernahkah terpikirkan oleh tuan?
Tuan dan nyonya harapan mereka
Onggokan sampah rumah tuan dan nyonya
Pelipur rasa lapar mereka setiap hari
Terapung harapanku di kolam air mata
Obor api abadi hangatkan tubuh kurusku
Pernik-pernik tuan dan nyonya menguburku
42
37. Langit Biru
karya: IHP, 15 Oktober ’12
Sinar mata dewa meredup pagi cerah membisu
Anak Adam menikmati segudang sakit abadi
Hati Hawa menebar kabut kepasrahan
Siapa yang peduli?
Adakah harapan menepis kenyataan?
Haruskah manusia berselimut doa?
Sampai kapan kuberharap?
Akankah doaku terkabut?
Harapan mungkin hanya penghiburan sesaat
Siang malam debar jantung terasa lelah
Agungkan nama-Nya selama-lamanya
Hapuslah masa silam kelam dengan tobat
Sayang cita-citaku sudah berlabuh
Apa mungkin datang kehidupan baru
Harap melambung tinggi di langit biru
43
38. Wujud dan Rupa
karya: IHP, 16 Oktober ’12
Semilir desah sejuk dingin terasa di telingaku
Energi panas tubuhku lelah tertidur
Nyonya dan tuan merajut benang kehidupan
Yang tanpa batas kapan berakhir?
Ulama berkumpul bersujud kehadirat-Nya
Membawa visi dan misi yang membelenggu
Kereta kencana simbol wibawa dan kharismatik
Elemen kehidupan saling tindih dan tumpas
Dunia tak pernah jujur dalam berkata
Manis di bibir lain di hati menjadi budaya
Apakah gadis kecilku mengerti arti hidup ini?
Impian anak desa tak sebanding dengan kenyataan
Amukan masa merajalela di sudut kota
Namun kekecewaan menutup mata dewa
Apa mungkin cercahan menutup luka?
Nyanyian malam melelapkan kantukku
Apa mungkin pujian melukai hati?
Ke mana ramalan menempatkan diri?
Ada suka dan duka meratapi nasibku
Dermaga cinta tampak sepi
Akankah dunia kehilangan penghuni
Manusia berganti wujud dan rupa
44
39. Gerah
karya: IHP, 1 November ’12
Dada lapang membentang
Ufuk sinar matahari menentang
Karma dendam menerjang
Agin sepoi berdendang
Laut berdesir menyapa lantang
Arus deras mengaliri jurang
Rawa-rawa menertawakan dengan riang
Armada udara terbang melayang
Nirwana menangis mengerang
Energi panas bumi berkumandang
Senyum kabut pegunungan mengenang
Tertawa pohon pinus bergumang
Air mata ibu pertiwi menggenang
Pikiran sunyi hutan mencengang
Alam semesta tak lelah berjuang
Bumi berdoa sujud sembahyang
Angkasa bersorak sorai melintang
Hujan bermimpi jumpa waktu siang
Arjuna bergetar berbuih menjulang
Gas bercampur angin berpasang-pasang
Ikan di sungai enggan bersulang
Api akhir dari kehidupan mendatang
45
40. Galau
karya: IHP, 2 November ’12
Hati merana entah mengapa?
Akal meronta entah mengapa?
Hati pedih entah mengapa?
Akal memberontak entah mengapa?
Hati pilu entah mengapa?
Akal menangis entah mengapa?
Hidup mati siapa tahu?
Inilah kenyataan yang kutahu
Hidup mati siapa tahu?
Inilah takdir yang bukan urusanku
Hidup mati siapa tahu?
Inilah dunia keberadaanku
Halal haram menampakkan kepadaku
Orang suka dan murka bermesraan
Halal haram menyapa kepadaku
Orang suka dan murka berduaan
Halal haram menghampiri kepadaku
Orang suka dan murka berjabatan
Hidangkan bagi raja
Empat sehat lima sempurna
Hidangkan bagi raja
Empat gadis lima janda
Hidangkan bagi raja
Empat anggur lima delima
46
41. Bimbang
karya: IHP, 2 November ’12
Hamparan cita dan cinta melayang
Ikatan batin dan sukma melayang
Jiwa raga pergi sembahyang
Alam kekal melayang-layang
Umat manusia beranjak pulang
Kiriman hujan tak kunjung datang
Amarahkah alam sekarang?
Hangus tanah tanpa ilalang
Rasa malu rasa duka tanpa muka
Urusan dunia dan akhirat menjadi lupa
Malam siang enggan meronda
Pulanglah si petualang membawa dupa
Ungkapan para wali siswa berlomba
Temuan uang tak bernama
Temaram sinar rembulan
Entah menyapa entah mengejek
Tiada teman tiada saudara
Anak manusia mencari mangsa
Negara bersatu bangsa berpadu
Getarkan gunung-gunung setiap waktu
Galau asmara mendaki puncak
Angkasa penuh sampah berbahaya
Mata air menetes tak menentu
Ungkap manusia menahan tangis
47
42. Kagum
karya: IHP, 3 November ’12
Cermerlang biar sinar wajahmu
Indah kemilau hitam rambutmu
Niat hati tuk pergi menanti sapamu
Terbersit gairah nafas segarmu
Air mata terasa kering tanpamu
Bersemi cinta hanya untukmu
Energi kuat tatapan matamu
Riang selalu bila teringat dirimu
Senyum manis membias wajahmu
Elegi mana yang berani menolakmu
Merdu suara nada terlontar dari mulutmu
Inilah getar nadi hasratku kepadamu
Seni berdandan busana membungkusmu
Aroma wangi menebar dari tubuhmu
Alis mata bermakna raut wajahmu
Telinga berpasang menambah tampangmu
Kerikil tajam memijat kaki indahmu
Angin membisikkan kata hatimu
Ulu hati menelan madu cintamu
Merpati putih lambang ketulusan hasratmu
Awan putih biru menghiasi mahkotamu
Terang sinar rembulan meredupkan sorot matamu
Isilah hatiku dengan sukma kemesraanmu
48
43. Pengakuan
karya: IHP, 3 November ’12
Seberkas cahya melayang pandang mataku
Interaksi kunang-kunang menghiburku
Air mata mengalir membasahi tubuhku
Perangai solekmu menghibur diriku
Alam mimpimu mengiringi mimpiku
Salam sapa manismu memanjakanku
Isi kalbumu menggairahkan hasratku
Harapanmu mencerminkan isi hatiku
Kekasih mengapa kau toreh hatiku
Apakah memang engkau lahir menyambutku?
Ujian apalagi yang akan kau ujikan kepadaku?
Sisihkan waktumu hanya untukku
Izinkan binar pipimu membelai relung hatiku
Ceritalah masa-masa indahmu kepadaku
Ambilah langkah kakimu menuju istanaku
Nikmatilah hidup mu bersama diriku
Tinggalah hatimu dalam hatiku
Ikrarkan semangat juangmu bersamaku
Kembalilah engkau dalam semayamku
Jelajah kakimu menebar badai cintaku
Entah ada apa dalam dirimu meluluhkan hasratku
Lenggang pinggulmu jadi inspirasiku
Inilah keberadaanku
Tanpa pengakuan kau dambaanku
Aku mengharap dirimu menjadi miliku
49
44. Rengkuhan
karya: IHP, 9 November ’12
Remang-remang sinar hati melenyap
Esa keyakinan menebar sunyum
Niscaya sang surya memejamkan mata
Gunung cinta meletuskan pesona
Kerikil batu menebar petaka
Ujung jalan menanti sampai mati
Haruskah hidup seperti ini?
Apakah tidak ada pilihan selain ini?
Namun siapa yang peduli?
Iman manusia harus berbuah
Nafsu manusia harus bermanfaat
Senyuman siapa yang bijak?
Adakah peta akibat senyum
Namun siapa yang peduli?
Manusia menebar biji perbuatan
Angan manusia memburu rasa
Nikmat yang tak pernah kenyang
Usaha senantiasa berpacu
Siang malam tak pernah jumpa
Inilah hidup manusia sekarang
Apakah yang akan terjadi esok?
50
45. Pertentangan
karya: IHP, 10 November ’12
Berani menentang arus
Arus ditentang tanpa sela
Jalan gelap dilewati terus
Ujung tanpa batas dituju tanpa sela
Wajah senyum tanpa ekspresi
Amarah terbendung rasa berseri
Harapan memeluk cinta sendiri
Jarang orang berhasil tanpa cinta sejari
Untung mendapat lawan seri
Dunia penuh dendam diri
Ikatan bathin mengusik kawan sendiri
Siapa yang abadi dalam pertentangan?
Pangeran mana yang tak punya lawan?
Di manakah tersembunyi dermawan?
Manusia resah gerah dan berserah
Omongan berbisa beraroma madu perah
Jenaka anak balita untuk dapat susu perah
Orang pinggiran hidupnya makih parah
51
46. Kebijakan Tidak Bijaksana
karya: IHP, 10 November ’12
Pemenang tidak selama jadi juara
Argumentasi tidak selama dapat diterima
Kebiasaan belum tentu jadi budaya
Evaluasi hanya kedok belaka
Terpidana tak mampu bayar pengacara
Anak pinggiran tak mampu bayar sekolah
Pengamen jalanan tak ada yang pergi sekolah
Lelaki tua renta apa dulu juga sekolah?
Ibu tua bongkok apa dulu masuk sekolah?
Kakek bergedeg-gedeg tak mau sekolah
Anjing tuan Polan yang rajin sekolah
Si Ning yang bersolek sebelum sekolah
Istri dan pejabat bertamu ke sekolah
Siapa yang berjasa mencerdaskan generasi muda?
Engkaukah yang berjasa?
Keluarga kolong jembatan apa tidak berjasa?
Orang berpuasa karena miskin juga tidak berjasa?
Laki perempuan berilmu dan berdidikasi tinggi saja
Apa memang seperti mereka saja?
Hiruk pikuk anak pejabat berebut jasa
52
47. Segelas Kopi Warung
karya: IHP, 15 November ’12
Surya mulai berani bertengger menjelang pagi
Enak hisapan rokok berbaur aroma segelas kopi
Gigi usang dan uban tak mengusik hati
Enak sekali seruput wedang kopi yang khas ini
Laki-laki setengah baya berimajinasi
Akankah kehidupan cepat berlalu hari ini?
Sementara aroma wedang kopi tak berubah sampai nanti
Kaca mata tebal menemani tak jemu
Otak berpikir menerawang jauh tuk bertemu
Perasaan bergejolak memberontak anganmu
Idaman hanya rayuan belaka di balik wajahmu
Warnailah hidup ini dengan karya
Apalah arti harta tak berkarya
Rasa puas perlu pengakuan karya
Untung rugi hidup dinilai dari karya
Nasib baik tidak dilihat dari karya
Garuda terbang di angkasa raya
BIOGRAFI PENYAIR
Lahir di Kabupaten Kediri,
Kecamatan Pare, pada tanggal
11 Januari 1972. Lahir dari
pasangan Bapak Soehariadji
(almarhum) dan Ib
Swihani, S.Pd. Pernah belajar di
TK Dharma Wanita Bendo,
SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,
SMAN 2 Pare, IKIP Negeri
Malang (S1), Universitas
Wijaya Putra Surabaya (S2
gelar M.Si.), Universitas
Muhamadiyah Surabaya (S2
gelar M.Pd. Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia).
bekerja di Penerbit Sigma
Media Malang, Penerbit IKIP
Malang, menjadi guru GTT di
SMAN 1 Purwoasri, dan
sekarang menjadi guru PNS di
UPTD SMAN 1 Mojo.
53
IOGRAFI PENYAIR
Lahir di Kabupaten Kediri,
Kecamatan Pare, pada tanggal
11 Januari 1972. Lahir dari
pasangan Bapak Soehariadji
(almarhum) dan Ibu Indyah
Pernah belajar di
TK Dharma Wanita Bendo,
SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,
SMAN 2 Pare, IKIP Negeri
S1), Universitas
Wijaya Putra Surabaya (S2
gelar M.Si.), Universitas
Muhamadiyah Surabaya (S2
Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia). Pernah
bekerja di Penerbit Sigma
Media Malang, Penerbit IKIP
Malang, menjadi guru GTT di
SMAN 1 Purwoasri, dan
guru PNS di
D SMAN 1 Mojo.

More Related Content

What's hot

PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"Maghfur Amien
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisDesy Sri Cahyani
 
Analisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaAnalisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaSunarti Narti
 
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARW.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARbuwarnisutopo
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupanmprieska_h
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriMuhammad Yossi
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisiariyan29
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)safiradita
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKampung Baca
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"Alghan123
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaDikha Wijanarko
 
4 puisi kontemporer 1
4 puisi kontemporer 14 puisi kontemporer 1
4 puisi kontemporer 1buwarnisutopo
 
Analisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisiAnalisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisiSamsul Surya
 

What's hot (20)

PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi Fenomenologis
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Puisi kontemporer
Puisi kontemporerPuisi kontemporer
Puisi kontemporer
 
Analisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaAnalisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulana
 
Bertujuh
BertujuhBertujuh
Bertujuh
 
Apresiasi puisi kontemporer
Apresiasi puisi kontemporerApresiasi puisi kontemporer
Apresiasi puisi kontemporer
 
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARW.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadi
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
 
Puisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatanPuisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatan
 
Puisi kehidupan
Puisi kehidupanPuisi kehidupan
Puisi kehidupan
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
 
4 puisi kontemporer 1
4 puisi kontemporer 14 puisi kontemporer 1
4 puisi kontemporer 1
 
Analisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisiAnalisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisi
 

Similar to Kumpulan puisi kaca mata

Similar to Kumpulan puisi kaca mata (20)

Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
 
Puisi bagian 1
Puisi bagian 1Puisi bagian 1
Puisi bagian 1
 
Ragam bentuk puisi
Ragam bentuk puisiRagam bentuk puisi
Ragam bentuk puisi
 
Ppt.puisi
Ppt.puisiPpt.puisi
Ppt.puisi
 
Soal bahasa indonesia.baru 2 2012
Soal bahasa indonesia.baru 2  2012Soal bahasa indonesia.baru 2  2012
Soal bahasa indonesia.baru 2 2012
 
Soal bahasa indonesia.baru 2 2012
Soal bahasa indonesia.baru 2  2012Soal bahasa indonesia.baru 2  2012
Soal bahasa indonesia.baru 2 2012
 
Soal bahasa indonesia.12
Soal bahasa indonesia.12Soal bahasa indonesia.12
Soal bahasa indonesia.12
 
bung!
bung!bung!
bung!
 
Teks Puisi2 Ws Rendra
Teks Puisi2 Ws RendraTeks Puisi2 Ws Rendra
Teks Puisi2 Ws Rendra
 
Teks Puisi2 Ws
Teks Puisi2 WsTeks Puisi2 Ws
Teks Puisi2 Ws
 
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario dramaAntologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
 
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
 
B. Jenis-Jenis Puisi (Jumat, 14 -10-22).pptx
B. Jenis-Jenis Puisi (Jumat, 14 -10-22).pptxB. Jenis-Jenis Puisi (Jumat, 14 -10-22).pptx
B. Jenis-Jenis Puisi (Jumat, 14 -10-22).pptx
 
Selamat malam indonesia
Selamat malam indonesiaSelamat malam indonesia
Selamat malam indonesia
 
bahasa.docx
bahasa.docxbahasa.docx
bahasa.docx
 
Diktat apresiasi-puisi
Diktat apresiasi-puisiDiktat apresiasi-puisi
Diktat apresiasi-puisi
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 
Lukisan hasan
Lukisan hasanLukisan hasan
Lukisan hasan
 
SDN Kenongo 1
SDN Kenongo 1SDN Kenongo 1
SDN Kenongo 1
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Kumpulan puisi kaca mata

  • 1. 1 KUMPULAN PUISI KACA MATA karya IN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd. MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI 2013 2 PENGANTAR Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangun atau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetry yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker (Tjahjono, 2011:5) Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikan sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena pada dasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, atau membuat atau membentuk sebuah dunia baru. Dunia imajener dari sebuah realita. Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisi mempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dan drama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi. Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif, aksentuatif, dan sublimatif. Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efek estetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk dengan persajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulai meninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Hal tersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi. Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Bait dan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnya dibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah drama menonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalam ekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi. Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalam puisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalam prosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika
  • 2. 3 puisi. Menurut Riffaterre (dalam Tjahjono, 2011:8) puisi itu menyatakan tidak langsung, yaitu mengatakan sesuatu dengan cara yang lain, berbeda dengan kelaziman orang dalam mengungkapkan gagasan atau perasaannya. Ketidak- langsungan tersebut disebabkan oleh displacing (penggantian arti), distorting (penyimpangan arti), dan creating of meaning (penciptaan arti). Puisi bermanfaat untuk menghibur diri pembaca, mampu menghadirkan suasana diri yang nyaman. Bahkan dengan puisi seseorang mampu membangun tali silaturrahim dengan kekasih, orang tua, saudara, tetangga dan sebagainya dalam cinta. Selanjutnya Tjahjono (2011:19) menjelaskan bahwa dengan puisi kita dapat membayangkan zaman yang akan datang, perubahan dari yang fana kepada zaman yang lebih kekal. Puisi juga merupakan doa, sarana kita memuji, memohon dan bersyukur atas karunia Tuhan. Puisi dapat hadir pula sebagai kontrol sosial melalui ungkapan-ungkapan kritisnya. Kediri, Januari 2013 ttd Penulis 4 DAFTAR ISI 1. Generasi Garuda 5 2. Cinta 6 3. Rosa dan Bos Besar 7 4. Malam 11 Januari 2012 8 5. Bunga Trotoar 9 6. Aktor Lucu 10 7. Kupu-Kupu 11 8. Bunga Desa 12 9. Senyum 13 10. Aku 14 11. Wanita Idaman 15 12. Tawon 16 13. Semut 17 14. Contekan 18 15. Pengawas UN 19 16. Tikus dan Kucing 20 17. Bintang Malam 21 18. Kambing Hitam 22 19. Amburadul 23 20. Sial Sebelas 24 21. Sunyi Lelap 25 22. Mata Dewa 26 23. Mendung Kelam 27 24. Generasi Pinggiran 28 25. Gerimis Pagi 29 26. Nyamuk 30 27. Menanti 31 28. Dik Ayuningati 32 29. Zaman Edan 33 30. Berbaringlah Mata 34
  • 3. 5 31. Dering Bel 35 32. Jelita Tersenyum 36 33. Kaca Mata 37 34. KPK 38 35. Televisi 39 36. Hidup dan Mati 40 37. Langit Biru 41 38. Wujud dan Rupa 42 39. Gerah 43 40. Galau 44 41. Bimbang 45 42. Kagum 46 43. Pengakuan 47 44. Rengkuhan 48 45. Pertentangan 49 46. Kebijakan Tidak Bijaksana 50 47. Segelas Kopi Warung 51 6 1. Generasi Garuda Karya: IHP, 30 Nov ‘11 Baca buku mengukir ilmu Ilmu berdiam diri membeku Hangat panas semangat baca Mencairkan kebekuan harta Pandai pintar jabatan harta melirik Tatapan tajam insan hati tertarik Senja membuka selimut mentari Anak manusia membuka pikir menari Aksara demi aksara dilantunkan Meniti kata dalam baris persajakan Majas gaya bahasa pujangga diamankan Generasi garuda gapailah masa depan
  • 4. 7 2. Cinta karya: IHP, 29 Nov ’11 Cinta kala senja merekah Maju badan meringkuk wajah Suasana batin merah jambu Sembunyikan hati retak kalbu Sinar violet panorama senja Lucu pantai ubah cinta Cintaku bawa damai Mengalir bagai sungai 8 3. Rosa dan Bos Besar Karya: IHP, 12-01-2012 Jujur diancam ajur, Jujur dianggap ngawur Jujur menjadi bubur, Jujur berubah kabur Jujur milik bos besar, Jujur milik siapa saja Jujur menimbulkan masalah Jujur menjadi saksi, Jujur menjadi hakim Jujur menjadi polisi Jujur menjadi pengacara Jujur menjadi WNI bermartabat Jujur janganlah mengubah diri jadi slogan Jujur janganlah menjadi bualan Rosa Jujur janganlah menjadi sandiwara Bos Besar Jujur janganlah dimusnahkan, Jujur janganlah didewakan Jujur janganlah hanya sebatas tameng Jujur janganlah dikhianati Jujur janganlah menjadi objek ejekan Jujur janganlah menjadi kambing hitam Jujur sekarang entah esok Jujur sekarang entah kemarin Jujur Rosa atau Jujur Bos Besar
  • 5. 9 4. Malam 11 Januari 2012 karya: IHP, 11-01-2012 Esok 11 Januari 2012, hari kelahiranku Esok genap usia 40 tahun Esok harapan baru menanti Esok misteri kehidupan Esok waktu membarui SIM-ku Esok pertama memberi didikan siswaku Esok apa ada pesta? Esok apa ada uang ekstra? Malam petang mengirim lebat hujan Menambah cuaca menghangat dingin basah Terbang layang hewan malam kecil bergembira Manambah kotor lantai plataran gereja Alunan suara pendeta Gidion melambai-lambai Gemuruh panitia natal membubarkan diri Sorak sambut ucapan terima kasih Marilah membangun mimpi megah pada natal 2012 Marilah menabung rupiah di tengah keprihatinan Marilah mengumpulkan harta dan talenta dari Tuhan Marilah memikirkan tujuan utama perayaan natal Marilah menikmati natal dengan iman bukan semata jasmani Apakah natal ajakan hidup baru? Apakah natal ajakaan saling ampuni? Apakah natal ajakan menghamburkan uang? 10 5. Bunga Trotoar karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Harum bunga semerbak di trotoar jalan kota Lemah gemulai tersembul di lekuk tubuhmu Senyum manis menebarkan janji cinta hangat Tingkah lakumu mengundang mata memandang tak berkedip Gaya bersolekmu memberikan tanda khusus bagi mereka yang membutuhkan Tangis hatimu di balik senyum mesramu tak pernah ada yang mendengar kecuali malaikat Beban beratmu yang kau lepas dalam kehangatan cinta maya tak pernah lepas Mereka ada kala butuh sekadar pelampiasan hasrat Mereka ada kala butuh karena persamaan nasib pelarian diri dari kenyataan
  • 6. 11 6. Aktor Lucu karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Ngantuk milik mamalia termasuk manusia Mengantuk menyerang tiba-tiba tanpa disengaja Ngantuk adakalanya suatu kenikmatan sebelum tidur Mengantuk dialami bagi manusia yang lelah pikir kurang tidur Ngantuk menjadi tradisi siswa kurang gizi Mengantuk tak memihak entah pejabat maupun penjahat Ngantuk memeluk tubuh si miskin maupun si kaya Mengantuk menjadi aktor lucu bila jadi tontonan oleh orang lain 12 7. Kupu-Kupu karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Pagi sejuk dingin siang panas semilir terbang melayang sambil hinggap bunga sana bunga sini tak kenal lelah Kau menari-nari di alam bebas menghisap udara segar bebas menghisap madu bebas tanpa batas Kau hanya waktu yang merenggut kebebasanmu, bila waktu berakhir di saat menebarkan telor-telor generasi barumu maka kebebasanmu menjadi milik generasimu Keindahan warna sayapmu senada pesona tarianmu di awan biru menghibur semua makhluk bumi Petaka bagi manusia di saat kau tebarkan jutaan telor yang menetas jadi ulat bulu Kepompongmu terkadang jadi berkah bagi manusia untuk makanan piaraan
  • 7. 13 8. Bunga Desa karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Namamu mengundang tanya banyak orang Kemolekanmu memusingkan mata pria nakal Harum pesona rambut melambai-lambai Kedipan mata mengandung sejuta tafsir bayangan Lenggang lenggokmu memikat anjing jalanan Wajah mulus keningmu memancar kesucian hati yang polos Senyum sunggingmu menggeleparkan hati pria jomblo kesepian Suara sengal bicaramu merontokan angan-angan para duda Suara rintih tawamu menggetarkan bulu kuduk Desahan bisik rayumu membubarkan niat baik Lentik bulu matamu menambah gelora hati membara Oh ... memang pantas kau disebut bunga desa Elok paras bagai bidadari turun dari khayangan Oh ... bunga desa, syarat apa yang ingin kau tebarkan pada setiap pria yang datang? 14 9. Senyum karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Senyum awal dari sapaan Senyum melambangkan kesan penuh arti Senyum membagikan amalan kalbu Senyum membangkitkan harapan yang tak pasti Senyum membakar urat syaraf yang mati Senyum memikat kesan pertama pertemuan Senyum merayu hati gersang sepi Senyum menutupi kejahatan yang belum ketahuan Senyum merasakan rasa persaudaraan semu Senyum menyibir perilaku yang sebaliknya Senyum meredakan gemuruh hati mendidih Senyum menebarkan kasih sayang abadi Senyum melambangkan cinta bersemi Senyum ciri khas kepala negara
  • 8. 15 10. Aku karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Wajahku membias harapan mata Rambutku berkilau silau cahaya Bibirku menghiasi debur ombak Telingaku penuh gelombang cinta Dahiku bersemayam impian Daguku menebar kilauan berlian Keningku memikat angin sepoi Tanganku mencatat kisah berlalu Kakiku menapak tilas realita Lututku bersujud khusuk Pantatku lukis keseharian Dadaku memegahkan bayangan Perutku simbol kemakmuran Pinggangku mempesona lawan Aku tokoh panggung sandiwara Siapakah sutradara? 16 11. Wanita Idaman karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Kau mengalahkan miliaran wanita Kau menghiasi tubuh permata cinta Kau memikat pria ada adanya Kau bersolek lembut budi bahasa Kau mempesona pria dengan kesabaran Kau menjadi ibu dari anak kesayangan Kau wanita idaman bagi suami Kau wanita idaman bagi pria tampan Kau wanita idaman bagi anak-anak Kau wanita idaman bagi negara
  • 9. 17 12. Tawon karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Sengatan entup senjata andalanmu Sengatanmu melukai kulit manusia Namun madu manismu menyehatkan Bunga mekar menunggu belaianmu Bunga mekar merasakan cumbuanmu Bunga mekar merelakan madu kauambil Bunga mekar rela layu setelah semua madu kauisap habis Tawon menjadi merk mobil 660 cc buatan putra Indonesia Tawon menjadi manusia hidup kaya raya Sengatan tawon dipakai obat sejenis tusuk jarum Tawon banyak manfaat maka perlu dibudidayakan Madu kerjamu menambah kecerdasan generasi bangsa 18 13. Semut karya: IHP, 16 – 12 – 2011 Hitam kecil-kecil merambat dinding Siang petang pagi sore tak kauhiraukan Kerjamu membuat malu manusia pemalas Etos kerjamu melukai hati para pejabat Gotong royongmu mencabik-cabik penguasa Saling sapa meluluhkan wakil rakyat Kadang kegigihan semangatmu membuat marah para ibu-ibu rumah tangga Kadang kehadiranmu disambut alhamdulillah obat penyakit dalam dating Rumah semut menjadi komoditi ekspor obat alternative Semut, manusia banyak belajar dari perilakumu
  • 10. 19 14. Contekan karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Belajar cepat tepat dan dapat tak peduli setan lewat, Guru lihat sapa dengan senyum manis Kebersamaan hanya selingan belaka bila contekan lagi bokek gitu lho Belajar merajut kata yang dibaca tanpa makna yang ada hanya tulis sampai habis Tokoh idola mencontek ada Chintia, Dewi, Ratna, dan Galih Mereka jago dan ahli contek mencontek Mereka sesaat bersitegang dengan guru pengawas ujian yang super ketat Mereka sesaat bersahabat dengan guru pengawas ujian yang ngantukan Mereka lebih takut nilai dapat jelek dari wajah hantu kuntilanak yang seram 20 15. Pengawas UN karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Maju kena apalagi mundur Disiplin musuh peserta curang Bersahabat musuh pemerintah Batin menangis kering air mata Jabatan bertengger untuk menendang Jujur ajur jadi bubur melebur lumur Peserta UN dari tahun ke tahun berubah Seiring perubahan aturan UN Orang tua rela amal tumpukan rupiah Demi anak kesayangan yang lamban Namun cita-cita menjulang langit
  • 11. 21 16. Tikus dan Kucing karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Tikus binatang, Kucing juga binatang Ada yang bilang simbol egois dan kelicikan Tikus mengerat apa pun yang disukai Tikus kantor menjadi koruptor Kucing menangkap dan memangsa semua tikus Kucing kantor menangkap dan memangsa koruptor Kucing kantor menjadi pemberantas koruptor Kucing kantor bernegosiasi uang tebal sama tikus kantor Keberadaan tikus milik kucing, keberadaan kucing kesempatan tikus Tikus dan kucing saling menantang, saling pandang, saling cari kesempatan. Mereka saling adu kecerdikan dan kelicikan 22 17. Bintang Malam karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Cemerlang sinar pancar terang awan gelap gulita Batu angkasa melayang terbang tak tentu arah meminta Cahaya bulan kuat sinar bintang tajam gempita Beraneka warna bentuk segi dan sudut tetap bagai pelita Cerita dan lagu anak-anak mengagungkan si jelita Berhembuslah anginmalam menunggu si gempita Cantik jelita mengusir warna peluk pelita Bangsawan pakai simbol bintang derita Cerdik bidadari layang di alam semesta Berjaya dewa semedi pinta senjata Cincin melingkar tanda keabadian cinta Bercerminlah para bintang bila ingin dipinta Cinta mampu gapai bahagia dan derita Bertebaran bintang malam maknai insan bercinta
  • 12. 23 18. Kambing Hitam karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Belajar tunduk lempar pandang Mata sejuta sorot gerak pengawas Mata selingkuh tangan raba-raba Mata memaling merekam rabaan Tangan merajut jawaban soal Option A, B, C, D, E mana pilih Bingung kadang salah daripada benar Takut nilai jelek dari nilai moral Takut dimarahi dari budaya curang Takut tidak naik kelas, tidak lulus sekolah Takut semua angan melayang Pengawas jadi kambing hitam Pengawas bersabar beramal demi pendidikan Amalan indah kadang cercahan menghadang 24 19. Amburadul karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Siswa guru orang tua masyarakat, mereka komponen penyebab maju dan mundur kualitas pendidikan Indonesia. Guru stres, orang tua stres, masyarakat stres jadilah siswa stres. PR, masalah teman, masalah cita dan cinta bikin siswa stres. Guru, orang tua, masyarakat yang menghakimi dan memaksa kehendak, asal mula siswa stres. Budaya gengsi, bonek, mengejar mimpi, akibat siswa stres. Siswa stres, bangsa dan negara lambat laun jadi amburadul. Siswa stres, pendidikan perilaku yang ekstra disiplin kaya robot.
  • 13. 25 20. Sial Sebelas karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Sial, anganku terbang layang-layang Sial, kerjaku pulas mendengkur di awang Sial, pacarku dirayu orang kaya bujang Sial, laptopku lelah mogok begadang Sial, motorku ganti aus dipandang Sial, siswaku melelahkan cara pandang Sial, citaku kabur lebur terbawa di awang Sial, cintaku bertepok sebelah menentang Sial, awakku lapar lelah menerjang Sial, temanku meragukan buah matang Sial, duniaku melerai semangat juang 26 21. Sunyi Lelap karya: IHP, 14 – 12 – 2011 Gemuruh ombak tiada dendang Nyiur lambaikan angin enggan datang Gurau siswa ujian dipatah pandang Nyanyian jangkrik lemah bergoyang Gegeran remaja cinta jadi melayang Nama megah pahlawan bisu menjulang Ganti gilir teriak memekak kendang Nurani membelai cinta yang menghadang Gagal bercatur lawan ditendang Negeri tanpa pemimpi bangsa terbelakang Gadis desa tergeletak di awan melayang Nama tanpa bayangan awak jadi hilang Gunung Kelud meletus tanpa batu melayang Nyanyian bidadari mengalun tanpa syair dendang Gerimis lemah pawang sedang terawang Nikmat tawa takdir menentang Genggam gembira terlena di gawang Nang ning nong gong digoyang kerawang Gemerlap sinar nyenyakan tembang-tembang Ninabobok lelap mata awak ditimang
  • 14. 27 22. Mata Dewa karya: IHP, 13 – 12 – 2011 Mata memancar sinar kehidupan Banyak mata memandang alami keredupan Menanti dan menanti petani tuwai panen depan Bocah kecil ramaikan mainan masa depan Menari-narilah burung-burung di awan-awan Bersorak-sorailah hewan berebut pangan Mengalirlah fotosintesis daun tumbuhan Berhentilah siang menunggu lelahan Menyambut hari baru selamat pagi kuucapkan Berlian dicari manusia simbol kemewahan Mimpi orang pinggiran menyambut kemegahan Berlabuhlah senyum manis dalam hamparan Menatap sayup mata dewa berbinaran Bekerja siang, malam, tanpa berlelah-lelahan Marilah memandang jauh ke depan Berbudi bahasa menghadang harapan Mata dewa berkelana menginjak landasan Berlomba menantang alasan 28 23. Mendung Kelam karya: IHP, 12 – 12 – 2011 Awan menguak lebar rebahkan mentari siang Angin semilir menggoda burung-burung di awang-awang Awas sapaan mesra dari halilintar terbentang Akankah tetes air dari surga membasahi ladang-ladang Apa suasana mencekam seram dipandang Arti apa semua yang akan terjadi diterjang Awak pesawat terbang cemas harap melayang Armada persiapan cegah banjir siap menantang Angkasa luar tak menerima cinta melintang Anak manusia menanti deras hujan datang Ayah ibu sibuk mengemasi jemuran tadi siang Anak ayam menciap-ciap hilang arah menendang-tendang
  • 15. 29 24. Generasi Pinggiran karya: IHP, 10 – 12 – 2011 Keberadaan mereka perlu dibina dan disayang Mereka punya hak dan kewajiban melayang Kemarin mereka berperang berjuang Mereka sekarang melayang-layang terbang Ke mana dan di mana pintu cita-cita terpampang Mereka tak bosan dirajut ilmu bayang-bayang Kemunafikan sering datang dan terbang Mereka sering menangisi waktu yang hilang Kemarahan memeluk kasih sayang Meraba pagi ganti siang ganti petang Kemarilah generasi penerus mendatang Meski pinggiran kota sinar cemerlang Kemiskinan mereka rebahkan terlentang Mereka kadang mengukir bangsa tanpa pandang Kemerosotan moral dan akhlak hilang membayang Makan dan minum mungkin jarang rentang Ketakutan membayang Malas membentang 30 25. Gerimis Pagi karya: IHP, 9 – 12 – 2011 Cericih mengalun landai suara titik hujan Sembari mentari lagi bermalas-malasan Kasak kusuk perjuangan nilai ulangan Mata beterbangan tak punya tujuan Kudengar rajutan peserta ulangan Entah… mereka berpeluk dalam impian Saat bergandengan menyusuri jalan Negeri ini lahirkan jutaan pahlawan Asal bukan pahlawan kesiangan Sudah budaya gerimis di musim hujan Tanah kering bersujud syukuran Gerimis pagi banyak kenangan Sejuta insan menaruh banyak harapan Gerimis pagi telah terangan Senang berdendang pekerjaan
  • 16. 31 26. Nyamuk karya: IHP, 8 – 12 – 2011 Ngung … nyanyian sunyi Nging … seruling bidadari Clekit … plak! Irama tari menari Siapa tak pernah bersorak sorai Belalaimu melerai sepi Manufermu mengajari bernyanyi Nona manis menari-nari Bocah nakal memanjat tinggi Tuan dan Nyonya berpeluk hati Majikan memanjakan diri Pelayan menggegam buah kemiri Serdadu beradu bela diri Ulama datang waktu mengaji Mereka donatur berbudi Mereka sering lupa diri berkali 32 27. Menanti karya: IHP, 8-12-2011 Bangkitlah sinar dada merona Menerjang badai rebahkan mata Bersemilah tunas rasa meraba Bunyi kereta merayap tak berdaya Sampai mentari beranak dua Hingga rasa terbang ke mana Mengapa bulan malam lama menyapa Apakah sang surya lupa bekerja Adakah bidadari tebar bunga cinta Apa mungkin cinta bersemi tanpa harta Sabarlah menebar rasa rindu di dada Belaian silir angin pagi ubah suasana Menguji diri berkelana tanpa makna Suara aneh merajai suasana bertapa Pesanggrahan tinggal kenangan dan tanda Jemuku, jemumu, jemu dia, dan jemu mereka Lemah lesuh tubuh rebah tak berdaya Khiamat datang membawa tawa
  • 17. 33 28. Dik Ayuningati (Oktober 2011, IHP) Aduh ... Dik Ayuningati ... Siang ... Malam ...bayang wajah membayang apalagi senyummu menggoda senyum manismu ... semanis madu ... manis madu hutan kenangan. Aduh ... Mimpiku ... Mengapa rinduku merana? Mengapa sayangku menggoda? Mengapa Adam ditemani Hawa? Mengapa bibir tepis membiusku? Mengapa kedip mata sejukan ...? Hati penuh harap, sayangku... Ah ... Sayangku Ayuningati ... Angan ini rasakan hangat nafas ... Yang mendesah dalam mimpi ... Angan ini rasakan belaian tangan ... Yang menari-nari dalam mimpi ... Angan ini menjemput bulan madu ... Yang berpergian dalam mimpi ... Angan ini terperanga tutur kata ... Yang semerdu kicau burung Kung ... Oh ... Dik Ayuningati ... Masih berapa lama lagi penantian ini? Belum cukupkah edanku ini? Edan ... Yah ... Edan tenan ... Oh ... Wedo’an... Dik Ayuningati. 34 29. Zaman Edan (Oktober 2011, IHP) Zamanku zamanmu zaman mereka Masaku masamu masa mereka Takdirku takdirmu takdir mereka Cintaku cintamu cinta mereka, Siapa yang tahu? Suamiku suamimu suami mereka Istriku istrimu istri mereka Anaku anakmu anak mereka Rumahku rumahmu rumah mereka, Siapa yang tahu? Mobilku mobilmu mobil mereka Bajuku bajumu baju mereka Ranjangku ranjangmu ranjang mereka Sawahku sawahmu sawah mereka, Siapa yang tahu? Agamaku agamamu agama mereka Susuku susumu susu mereka Maduku madumu madu mereka Gayaku gayamu gaya mereka, Siapa yang tahu? Temanku temanmu teman mereka Darahku darahmu darah mereka Maluku malumu malu mereka Hartaku hartamu harta mereka, Siapa yang tahu? Malaikat pun tak tahu bila tak diberi tahu. Hanya Allah swt. yang tahu karena Maha Tahu.
  • 18. 35 30. Berbaringlah Mata (IHP, 23 Nov ’11) Lelah menjemput Awan pun berkabut Mentari ikut berkalut Burung terbang di atas laut Wahai kau yang takut Bayang membentang rajut Menjerat yang tersangkut Penatianpun menjemput Mengapa? Mata membaringkan badan Mata mengerti kesehatan Matamu kelihatan surutan Mataku terkapar di hamparan Seiring mata dewa yang tiduran Mengapa? 36 31. Dering Bel (IHP, 23 Nov ‘11) Bunyi dering bel tanda lembaran baru Bunyi dering bel mengagetkan lamunku Bunyi dering bel mengajakku Bekerja … bekerja… sampai tiba waktuku Belajar … belajar … terus mengajariku Belajar … bekerja … menghampiriku Sampai kapan menyapaku? Bosankah kau memanjakanku? Kenanglah yang kualami Kejarlah yang kujalani Kibarkanlah cita-cita insani Kemarin boleh bernyanyi Kemarin sudah bermimpi Sampai kapan mimpi-mimpi berlalu? Bosankah kau memahamiku?
  • 19. 37 32. Jelita Tersenyum (IHP, 23 Nov ‘11) Nada dasar mendesah dadaku Senyummu meresahkanku Sinar kerlingmu menggugahku Tanyamu menghapus lamunku Mendung cuaca mendukungku Merajut rasa gelora dadaku Mengapa egomu merayuku? Mengapa detak jantungku bergelora … tanpa seizinku? Mengapa rona beningmu membiusku? Mengapa kilauan merah tipismu bisik hasratku? Mengapa pancaran gelombang asmaraku berbaur dengan keheningan malam gulitaku? Mungkinkah Jelita menyapaku? Mungkinkah Jelita melewati hatiku? 38 33. Kaca Mata (IHP, 23 Nov ‘11) Kau mencerahkan pandangku Kau menyenangkan hatiku Kau membukakan jendela pikirku Kau menerobos embun mataku Kau menerangi gelap tulisanku Bila kau tak mendekatku, arah jalan hidupku, entah seperti apa jadinya diriku. Kurasakan kaca mataku Kubersihkan kaca mataku Kuambil kaca mataku Kupakai kaca mataku Kurawat kaca mataku Kubaringkan kaca mataku seiring lelapnya waktu, lelapnya mata, lelapnya tidur menjemput mimpiku.
  • 20. 39 34. KPK karya: IHP, 30 Nov ‘11 Komisi Pemberantasan Korupsi mengamuk KPK akrab panggil koruptor menenteng cambuk Penguasa melangsingkan diri yang dulu gemuk Siapa dulu berkuasa namun sekarang ambruk Kekuasaan tunggal merambah melilit mereka Pimpinan partai berbondong mencium mereka Rakyat dengan tangis senyum kecut menatap mereka Isu menjadi monster di negeri ini memukau mereka KPK bukan malaikat pencabut nyawa KPK bukan hantu gentayangan takuti siapa saja KPK mengorban diri demi negeri KPK berjaya melayang di awan negeri 40 35. Televisi karya: IHP, 30 Nov ’11 Tua muda menatap termangu Tua muda menyerap udara ilmu Tua muda menyenangi selalu Tua muda enggan berlalu Pria perempuan selalu kau hibur Pria perempuan sering menjadi takabur Pria perempuan menjadi malas untuk kabur Pria perempuan berbuat jarang jujur Kaulah yang membuka jendela kehidupan Kaulah yang merajut kenangan kehidupan Kaulah yang mengubah warna pelangi kehidupan Kaulah yang dinantikan bawa nafas kehidupan
  • 21. 41 36. Hidup dan Mati karya: IHP, 15 Oktober ’12 Terasa panas kemarau 2012 Olah raga mengucurkan keringat Petani mengeluh air fatamorgana Tetap semangat petani berpeluk cari air Oling bahtera hidup mengancam Pilih hidup atau mati Terbang debu beramai menderu Onggokan sampah menjamu pesta lalat Pernahkah anak kecil bersedih? Tanpa ragu dan malu Orang lapar berpesta ria dengan lalat Pernahkah terpikirkan oleh tuan? Tuan dan nyonya harapan mereka Onggokan sampah rumah tuan dan nyonya Pelipur rasa lapar mereka setiap hari Terapung harapanku di kolam air mata Obor api abadi hangatkan tubuh kurusku Pernik-pernik tuan dan nyonya menguburku 42 37. Langit Biru karya: IHP, 15 Oktober ’12 Sinar mata dewa meredup pagi cerah membisu Anak Adam menikmati segudang sakit abadi Hati Hawa menebar kabut kepasrahan Siapa yang peduli? Adakah harapan menepis kenyataan? Haruskah manusia berselimut doa? Sampai kapan kuberharap? Akankah doaku terkabut? Harapan mungkin hanya penghiburan sesaat Siang malam debar jantung terasa lelah Agungkan nama-Nya selama-lamanya Hapuslah masa silam kelam dengan tobat Sayang cita-citaku sudah berlabuh Apa mungkin datang kehidupan baru Harap melambung tinggi di langit biru
  • 22. 43 38. Wujud dan Rupa karya: IHP, 16 Oktober ’12 Semilir desah sejuk dingin terasa di telingaku Energi panas tubuhku lelah tertidur Nyonya dan tuan merajut benang kehidupan Yang tanpa batas kapan berakhir? Ulama berkumpul bersujud kehadirat-Nya Membawa visi dan misi yang membelenggu Kereta kencana simbol wibawa dan kharismatik Elemen kehidupan saling tindih dan tumpas Dunia tak pernah jujur dalam berkata Manis di bibir lain di hati menjadi budaya Apakah gadis kecilku mengerti arti hidup ini? Impian anak desa tak sebanding dengan kenyataan Amukan masa merajalela di sudut kota Namun kekecewaan menutup mata dewa Apa mungkin cercahan menutup luka? Nyanyian malam melelapkan kantukku Apa mungkin pujian melukai hati? Ke mana ramalan menempatkan diri? Ada suka dan duka meratapi nasibku Dermaga cinta tampak sepi Akankah dunia kehilangan penghuni Manusia berganti wujud dan rupa 44 39. Gerah karya: IHP, 1 November ’12 Dada lapang membentang Ufuk sinar matahari menentang Karma dendam menerjang Agin sepoi berdendang Laut berdesir menyapa lantang Arus deras mengaliri jurang Rawa-rawa menertawakan dengan riang Armada udara terbang melayang Nirwana menangis mengerang Energi panas bumi berkumandang Senyum kabut pegunungan mengenang Tertawa pohon pinus bergumang Air mata ibu pertiwi menggenang Pikiran sunyi hutan mencengang Alam semesta tak lelah berjuang Bumi berdoa sujud sembahyang Angkasa bersorak sorai melintang Hujan bermimpi jumpa waktu siang Arjuna bergetar berbuih menjulang Gas bercampur angin berpasang-pasang Ikan di sungai enggan bersulang Api akhir dari kehidupan mendatang
  • 23. 45 40. Galau karya: IHP, 2 November ’12 Hati merana entah mengapa? Akal meronta entah mengapa? Hati pedih entah mengapa? Akal memberontak entah mengapa? Hati pilu entah mengapa? Akal menangis entah mengapa? Hidup mati siapa tahu? Inilah kenyataan yang kutahu Hidup mati siapa tahu? Inilah takdir yang bukan urusanku Hidup mati siapa tahu? Inilah dunia keberadaanku Halal haram menampakkan kepadaku Orang suka dan murka bermesraan Halal haram menyapa kepadaku Orang suka dan murka berduaan Halal haram menghampiri kepadaku Orang suka dan murka berjabatan Hidangkan bagi raja Empat sehat lima sempurna Hidangkan bagi raja Empat gadis lima janda Hidangkan bagi raja Empat anggur lima delima 46 41. Bimbang karya: IHP, 2 November ’12 Hamparan cita dan cinta melayang Ikatan batin dan sukma melayang Jiwa raga pergi sembahyang Alam kekal melayang-layang Umat manusia beranjak pulang Kiriman hujan tak kunjung datang Amarahkah alam sekarang? Hangus tanah tanpa ilalang Rasa malu rasa duka tanpa muka Urusan dunia dan akhirat menjadi lupa Malam siang enggan meronda Pulanglah si petualang membawa dupa Ungkapan para wali siswa berlomba Temuan uang tak bernama Temaram sinar rembulan Entah menyapa entah mengejek Tiada teman tiada saudara Anak manusia mencari mangsa Negara bersatu bangsa berpadu Getarkan gunung-gunung setiap waktu Galau asmara mendaki puncak Angkasa penuh sampah berbahaya Mata air menetes tak menentu Ungkap manusia menahan tangis
  • 24. 47 42. Kagum karya: IHP, 3 November ’12 Cermerlang biar sinar wajahmu Indah kemilau hitam rambutmu Niat hati tuk pergi menanti sapamu Terbersit gairah nafas segarmu Air mata terasa kering tanpamu Bersemi cinta hanya untukmu Energi kuat tatapan matamu Riang selalu bila teringat dirimu Senyum manis membias wajahmu Elegi mana yang berani menolakmu Merdu suara nada terlontar dari mulutmu Inilah getar nadi hasratku kepadamu Seni berdandan busana membungkusmu Aroma wangi menebar dari tubuhmu Alis mata bermakna raut wajahmu Telinga berpasang menambah tampangmu Kerikil tajam memijat kaki indahmu Angin membisikkan kata hatimu Ulu hati menelan madu cintamu Merpati putih lambang ketulusan hasratmu Awan putih biru menghiasi mahkotamu Terang sinar rembulan meredupkan sorot matamu Isilah hatiku dengan sukma kemesraanmu 48 43. Pengakuan karya: IHP, 3 November ’12 Seberkas cahya melayang pandang mataku Interaksi kunang-kunang menghiburku Air mata mengalir membasahi tubuhku Perangai solekmu menghibur diriku Alam mimpimu mengiringi mimpiku Salam sapa manismu memanjakanku Isi kalbumu menggairahkan hasratku Harapanmu mencerminkan isi hatiku Kekasih mengapa kau toreh hatiku Apakah memang engkau lahir menyambutku? Ujian apalagi yang akan kau ujikan kepadaku? Sisihkan waktumu hanya untukku Izinkan binar pipimu membelai relung hatiku Ceritalah masa-masa indahmu kepadaku Ambilah langkah kakimu menuju istanaku Nikmatilah hidup mu bersama diriku Tinggalah hatimu dalam hatiku Ikrarkan semangat juangmu bersamaku Kembalilah engkau dalam semayamku Jelajah kakimu menebar badai cintaku Entah ada apa dalam dirimu meluluhkan hasratku Lenggang pinggulmu jadi inspirasiku Inilah keberadaanku Tanpa pengakuan kau dambaanku Aku mengharap dirimu menjadi miliku
  • 25. 49 44. Rengkuhan karya: IHP, 9 November ’12 Remang-remang sinar hati melenyap Esa keyakinan menebar sunyum Niscaya sang surya memejamkan mata Gunung cinta meletuskan pesona Kerikil batu menebar petaka Ujung jalan menanti sampai mati Haruskah hidup seperti ini? Apakah tidak ada pilihan selain ini? Namun siapa yang peduli? Iman manusia harus berbuah Nafsu manusia harus bermanfaat Senyuman siapa yang bijak? Adakah peta akibat senyum Namun siapa yang peduli? Manusia menebar biji perbuatan Angan manusia memburu rasa Nikmat yang tak pernah kenyang Usaha senantiasa berpacu Siang malam tak pernah jumpa Inilah hidup manusia sekarang Apakah yang akan terjadi esok? 50 45. Pertentangan karya: IHP, 10 November ’12 Berani menentang arus Arus ditentang tanpa sela Jalan gelap dilewati terus Ujung tanpa batas dituju tanpa sela Wajah senyum tanpa ekspresi Amarah terbendung rasa berseri Harapan memeluk cinta sendiri Jarang orang berhasil tanpa cinta sejari Untung mendapat lawan seri Dunia penuh dendam diri Ikatan bathin mengusik kawan sendiri Siapa yang abadi dalam pertentangan? Pangeran mana yang tak punya lawan? Di manakah tersembunyi dermawan? Manusia resah gerah dan berserah Omongan berbisa beraroma madu perah Jenaka anak balita untuk dapat susu perah Orang pinggiran hidupnya makih parah
  • 26. 51 46. Kebijakan Tidak Bijaksana karya: IHP, 10 November ’12 Pemenang tidak selama jadi juara Argumentasi tidak selama dapat diterima Kebiasaan belum tentu jadi budaya Evaluasi hanya kedok belaka Terpidana tak mampu bayar pengacara Anak pinggiran tak mampu bayar sekolah Pengamen jalanan tak ada yang pergi sekolah Lelaki tua renta apa dulu juga sekolah? Ibu tua bongkok apa dulu masuk sekolah? Kakek bergedeg-gedeg tak mau sekolah Anjing tuan Polan yang rajin sekolah Si Ning yang bersolek sebelum sekolah Istri dan pejabat bertamu ke sekolah Siapa yang berjasa mencerdaskan generasi muda? Engkaukah yang berjasa? Keluarga kolong jembatan apa tidak berjasa? Orang berpuasa karena miskin juga tidak berjasa? Laki perempuan berilmu dan berdidikasi tinggi saja Apa memang seperti mereka saja? Hiruk pikuk anak pejabat berebut jasa 52 47. Segelas Kopi Warung karya: IHP, 15 November ’12 Surya mulai berani bertengger menjelang pagi Enak hisapan rokok berbaur aroma segelas kopi Gigi usang dan uban tak mengusik hati Enak sekali seruput wedang kopi yang khas ini Laki-laki setengah baya berimajinasi Akankah kehidupan cepat berlalu hari ini? Sementara aroma wedang kopi tak berubah sampai nanti Kaca mata tebal menemani tak jemu Otak berpikir menerawang jauh tuk bertemu Perasaan bergejolak memberontak anganmu Idaman hanya rayuan belaka di balik wajahmu Warnailah hidup ini dengan karya Apalah arti harta tak berkarya Rasa puas perlu pengakuan karya Untung rugi hidup dinilai dari karya Nasib baik tidak dilihat dari karya Garuda terbang di angkasa raya
  • 27. BIOGRAFI PENYAIR Lahir di Kabupaten Kediri, Kecamatan Pare, pada tanggal 11 Januari 1972. Lahir dari pasangan Bapak Soehariadji (almarhum) dan Ib Swihani, S.Pd. Pernah belajar di TK Dharma Wanita Bendo, SDN Bendo II, SMPN 1 Pare, SMAN 2 Pare, IKIP Negeri Malang (S1), Universitas Wijaya Putra Surabaya (S2 gelar M.Si.), Universitas Muhamadiyah Surabaya (S2 gelar M.Pd. Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia). bekerja di Penerbit Sigma Media Malang, Penerbit IKIP Malang, menjadi guru GTT di SMAN 1 Purwoasri, dan sekarang menjadi guru PNS di UPTD SMAN 1 Mojo. 53 IOGRAFI PENYAIR Lahir di Kabupaten Kediri, Kecamatan Pare, pada tanggal 11 Januari 1972. Lahir dari pasangan Bapak Soehariadji (almarhum) dan Ibu Indyah Pernah belajar di TK Dharma Wanita Bendo, SDN Bendo II, SMPN 1 Pare, SMAN 2 Pare, IKIP Negeri S1), Universitas Wijaya Putra Surabaya (S2 gelar M.Si.), Universitas Muhamadiyah Surabaya (S2 Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia). Pernah bekerja di Penerbit Sigma Media Malang, Penerbit IKIP Malang, menjadi guru GTT di SMAN 1 Purwoasri, dan guru PNS di D SMAN 1 Mojo.