SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Contoh Puisi dengan Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya
Contoh 1:
DOA
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
(Karya: Chairil Anwar)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar
1. Tema: Ketuhanan
2. Nada dan Suasana:
Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap
pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan
penyair dengan Tuhannya.
Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca
menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri
kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.
3. Perasaan:
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi
”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu.
Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain:
termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa
berpaling.
4. Amanat:
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar
menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut,
pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair.
Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri
asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai
berikut:
Tuhanku,
Di Puntu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
KARANGAN BUNGA
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi”.
(Karya: Taufiq Ismail)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Karangan Bunga” Karya Taufiq Ismail
1. Tema: Kepahlawanan
2. Amanat: Kita harus menghargai jasa para pahlawan dan Kita harus meneruskan perjuangan para
pahlawan.
3. Sudut Pandang: Orang ketiga
4. Nada dan suasana: Nada sedih menimbulkan suasana duka
5. Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait, bait pertama terdiri dari 4
baris, bait kedua terdiri dari 5 baris.
6. Irama:
Bait pertama bersajak a b c b
Bait kedua bersajak a a a b b
7. Penginderaan/Citraan/Imaji
Penglihatan:
● bait pertama baris 1-4
● bait kedua baris 1-2
● bait kedua baris 4-5
Perasaan:
● bait kedua baris 3
8. Bahasa:
■ Ungkapan/Pilihan Kata
● Tiga anak kecil: tiga tuntunan rakyat yang mekar dan baru lahir.
● Pita hitam sebagai tanda berduka cita/berkabung.
● Kakak kami berarti orang yang dianggap sebagai kakak. ( AR Hakim)
● Salemba: markas mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI
■ Majas
● Datang ke Salemba: Alegori
● Pita hitam pada karangan bunga: Metafora
BERDIRI AKU
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang dating ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marak menggerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
(Karya: Amir Hamzah)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Berdiri Aku” Karya Amir Hamzah
1. Tema:
■ Tema Umum
Tema umum dari sajak ini adalah kesedihan.
■ Tema Khusus
Sajak “Berdiri Aku” ini merupakan ekspresi kesedihan yang ditampilkan penyair dengan suasana
sunyi. Kesedihan ini tidak lain dikarenakan oleh perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus
pulang ke Medan dan menikah dengan putrid pamannya. Perasan sedih yang sangat mendalam
digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai disore hari. Dengan demikian penyair hanya
mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan telah hilang.
2. Feeling atau Rasa:
Dalam sajak berdiri aku tergambar sikap pesimis penyair dalam mengadapi permasalahan hidupnya,
sikap pesimis ini mejadikannya melankolis.
3. Amanat:
Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang membacanya supaya
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan karena hanya dialah yang mampu memberi kepastian dalam
kehidupan di dunia ini.
4. Tipograf/Tata Wajah:
Tipografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin halaman kertas dan dalam penulisan sajak
ini. Penyair begitu memperhatikan EYD.
5. Diksi:
Kata-kata seperti, senyap, mengurai, mengempas, berayun-ayun dan sayap tergulung identik dengan
kesunyian. Kata-kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang.
Kata “maha sempurna” dalam akhir bait juga merupakan arti konotasi dari tuhan yang maha
sempurna. Kata “mengecap” memiliki arti yang ingin dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan
yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang.
6. Citraan:
Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan imaji penglihatan ”visualimagery”, seolah-olah kita melihat
suasana pantai yang indah. Dalam kalimat pertama imaji kita akan merasakan kesejukan dengan
kata-kata tersebut tetapi satyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa lari
sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam. Dengan berbagai citraan yang mampu
ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakan apa yang ditulis oleh penyair dengan
inderanya sendiri.
IBU
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku disini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudra
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Ibu”
1. Rima:
Adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik sajak. Pada sajak “Ibu” tampak terutama
berupa dominasi rima akhir, walau juga terdapat rima tengah.
2. Diksi:
Yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini karena bukan makna yang sebenarnya. Pada sajak “Ibu”
terdapat diksi pada kata gua pertapaanku sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan.
Kemudian kata pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar dan telah rela
berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol kecantikan lahiriah maupun keelokan
akhlak/budi pekerti. Dan kata bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol keindahan.
3. Majas:
Adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu”
pengarang menggunakan majas perbandingan yang disebut metafora.
4. Imaji (pencitraan):
Yakni pembayangan kembali (reproduksi mental suatu ingatan) terhadap pengalaman sensasional
(perasaan) dan pengalaman persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual
yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual terhadap gambaran yang nampak,
terdapat pada: sumur-sumur, daunan, reranting, mataair, airmata, ibu, mayang siwalan, bunga,
langit, bumi, samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-lokan, mutiara, kembang laut, bidadari,
bianglala.
Kemudian imaji gerakan yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang
berhubungan dengan gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan, menunjuk,
mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar, ditanya, kusebut, tunjukkan,
berselendang, dan menulis.
5. Amanat:
Amanat penyair yang disampaikan dalam sajak Ibu adalah ajakan menyukuri nikmat karunia Tuhan
lewat sosok dan peranan seorang ibu, yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila
dibanding bakti anak yang hanya sepanjang galah.
KARAWANG BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju
dan mendegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan
dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(Karya: Chairil Anwar)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar
1. Tema:
Dalam puisi Karawang Bekasi kita dapat mengambil tema “Perjuangan”
2. Diksi:
Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna
denotasi.
3. Majas:
Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah Majas Metafora, adapun kutipan dalam
puisi tersebut adalah “Aku sekarang api aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya
seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas.
4. Rima:
Adapun Rima yang digunakan adalah sebagai berikut :
● Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa}
● Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa}, dan ada perulangan kata “Kami”
● Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara suku”sa” dan “wa”.
● Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}.
● Pada bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan bersajak {bab}.
● Pada bait ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa}
● Pada bait ke tujuh terdapat rima berpeluk dan pengulangan kata aku dan kami.
5. Amanat:
● Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan
● Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan.
● Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di daerah yang dianggap kecil.
SERENADA KELABU
1
Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
2
Ketika melewati kali
terbayang gelakmu.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
Pintu pun kubuka lebar-lebar.
Ketika aku duduk makan
kuingin benar bersama dirimu.
(Karya: W.S. Rendra)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Serenada Kelabu” Karya W.S. Rendra
1. Tema:
Tema dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang.
2. Diksi (pilihan kata):
Dalam puisi ini, Rendra menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga menimbulkan daya/kekuatan
yang diinginkannya. Seperti pada bait Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata
gelak untuk menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi. Diksi
(pilihan kata) dalam puisi ini cukup sederhana, namun dalam kesederhanaan itulah letak kekuatan
dan keindahan puisi Serenada Kelabu ini.
4. Rima:
Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi. Dalam puisi Serenada Kelabu
ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untuk mencapai keindahan. Seperti pada bait berikut ini,
Rendra memanfaatkan rima akhir –an untuk menambah nilai estetis puisi.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan puisi:
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
5. Tipografi:
Tipografi adalah penataan bentuk larik/baris dalam puisi yang dapat menambah aspek kekuatan
makna dan ekspresi penyair. Dalam hal ini, puisi Serenada Kelabu memiliki tipografi atau bentuk
yang biasa, Rendra tidak melakukan eksperimen pada bentuk puisi. Namun isi dan unsur lain yang
terkandung dalam puisi ini sudah cukup untuk menjadi kekuatan makna dan ekspresi Rendra.
DERAI-DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan ditingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada satu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1994
(Karya: Chairil Anwar)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Derai-Derai Cemara” Karya Chairil Anwar
1. Tema: Perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa lalu.
2. Rasa: sedih.
3. Nada: iba atau merengek.
4. Amanat: kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan setiap manusia akan
mati dengan tenang kalau apa yang harapkannya tercapai.
5. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin, sehingga pembaca
seolah-olah mengalami pesakitan yang dialami oleh pengarang.
6. Imajinasi: imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi walaupun menggunakan kata-
kata yang sederhana tetapi sangat menyentuh hati pembaca.
7. Kata-kata konkret: kata-kata yang jika dilihat secara denotative sama, tetapi secara konotatif
tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya.
8. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan.
9. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.
10. Rima: unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan kemerduan puisi, dan
dapat memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut.
JALAN SEGARA
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ketika pawai bergerak
Dalam panas matahari
Dan pelor pembayar pajak
Negeri ini
Ditembuskan ke punggung
Anak-anaknya sendiri
(Karya: Taufiq Ismail)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Jalan Segera” Karya Taufiq Ismail
1. Tema: keprihatinan terhadap suatu kondisi Negara.
2. Rasa: prihatin mengingat kejadian yang telah terjadi.
3. Nada: sedih.
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak
menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan.
6. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.
PADAMU JUA
Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.
Satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa.
Di mana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik ingin
serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu - bukan giliranku
mati hari - bukan kawanku.
(Karya: Amir Hamzah)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah
1. Tema: penantian.
2. Rasa: kesedihan.
3. Nada: sedih.
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak
menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan.
6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.
KITA ADALAH PEMILIH SYAH REPUBLIK INI
Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
berarti hancur
apakah akan kita jual keyakinan kita
dalam pengabdian tanpa harga
akan maukah kita duduk satu meja
dengan para pembunuh tahun yang lalu
dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku!”
Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu,
Yang di tepi jalan mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahan hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus
(Karya: Taufiq Ismail dari Tirani dan Benteng, 1993
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Kita Adalah Pemilik Syah Republik Ini” Karya Taufiq Ismail
1. Tema: perjuangan.
2. Rasa: semangat.
3. Nada: keras dan penuh semangat.
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak
menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan.
6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.

More Related Content

Similar to bahasa.docx

Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisintysulastry
 
Cerpen, Pantun, dan Drama
Cerpen, Pantun, dan DramaCerpen, Pantun, dan Drama
Cerpen, Pantun, dan DramaTeuku Ichsan
 
Citraan dalam-puisi
Citraan dalam-puisiCitraan dalam-puisi
Citraan dalam-puisiwidiyati567
 
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdfwahyuni061
 
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxPowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxppgrisayulianti00228
 
Ppt_Bindo_Puisi.pptx
Ppt_Bindo_Puisi.pptxPpt_Bindo_Puisi.pptx
Ppt_Bindo_Puisi.pptxAndryYadhi
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farAbu Ja'far
 
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Naila N. K
 
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptx
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptxidentifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptx
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptxKurnia Fajar
 

Similar to bahasa.docx (20)

Puisi bagian 1
Puisi bagian 1Puisi bagian 1
Puisi bagian 1
 
Teori sastra
Teori sastraTeori sastra
Teori sastra
 
Puisi dan Majas
Puisi dan MajasPuisi dan Majas
Puisi dan Majas
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
 
Puisi kontemporer
Puisi kontemporerPuisi kontemporer
Puisi kontemporer
 
Cerpen, Pantun, dan Drama
Cerpen, Pantun, dan DramaCerpen, Pantun, dan Drama
Cerpen, Pantun, dan Drama
 
Citraan dalam-puisi
Citraan dalam-puisiCitraan dalam-puisi
Citraan dalam-puisi
 
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf
1. Referensi Materi_Menulis Puisi Spontanitas.pdf
 
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxPowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
 
Ppt.puisi
Ppt.puisiPpt.puisi
Ppt.puisi
 
Ppt_Bindo_Puisi.pptx
Ppt_Bindo_Puisi.pptxPpt_Bindo_Puisi.pptx
Ppt_Bindo_Puisi.pptx
 
Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
PPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdfPPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdf
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
 
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptx
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptxidentifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptx
identifikasi-unsur-bentuk-puisi-x-1.pptx
 
Materi Puisi.pptx
Materi Puisi.pptxMateri Puisi.pptx
Materi Puisi.pptx
 
Dalam mihrab cinta
Dalam mihrab cintaDalam mihrab cinta
Dalam mihrab cinta
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

bahasa.docx

  • 1. Contoh Puisi dengan Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya Contoh 1: DOA Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Karya: Chairil Anwar)
  • 2. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar 1. Tema: Ketuhanan 2. Nada dan Suasana: Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”. 3. Perasaan: Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling. 4. Amanat: Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut: Tuhanku, Di Puntu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling
  • 3. KARANGAN BUNGA Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu “Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi”. (Karya: Taufiq Ismail) Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Karangan Bunga” Karya Taufiq Ismail 1. Tema: Kepahlawanan 2. Amanat: Kita harus menghargai jasa para pahlawan dan Kita harus meneruskan perjuangan para pahlawan. 3. Sudut Pandang: Orang ketiga 4. Nada dan suasana: Nada sedih menimbulkan suasana duka 5. Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait, bait pertama terdiri dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 5 baris. 6. Irama: Bait pertama bersajak a b c b Bait kedua bersajak a a a b b 7. Penginderaan/Citraan/Imaji Penglihatan: ● bait pertama baris 1-4 ● bait kedua baris 1-2 ● bait kedua baris 4-5 Perasaan: ● bait kedua baris 3 8. Bahasa: ■ Ungkapan/Pilihan Kata ● Tiga anak kecil: tiga tuntunan rakyat yang mekar dan baru lahir. ● Pita hitam sebagai tanda berduka cita/berkabung. ● Kakak kami berarti orang yang dianggap sebagai kakak. ( AR Hakim) ● Salemba: markas mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI ■ Majas ● Datang ke Salemba: Alegori ● Pita hitam pada karangan bunga: Metafora
  • 4. BERDIRI AKU Berdiri aku di senja senyap Camar melayang menepis buih Melayah bakau mengurai puncak Berjulang dating ubur terkembang Angin pulang menyeduk bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun-ayun di atas alas Benang raja mencelup ujung Naik marak menggerak corak Elang leka sayap tergulung Dimabuk warna berarak-arak Dalam rupa maha sempurna Rindu-sendu mengharu kalbu Ingin datang merasa sentosa Menyecap hidup bertentu tuju. (Karya: Amir Hamzah)
  • 5. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Berdiri Aku” Karya Amir Hamzah 1. Tema: ■ Tema Umum Tema umum dari sajak ini adalah kesedihan. ■ Tema Khusus Sajak “Berdiri Aku” ini merupakan ekspresi kesedihan yang ditampilkan penyair dengan suasana sunyi. Kesedihan ini tidak lain dikarenakan oleh perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus pulang ke Medan dan menikah dengan putrid pamannya. Perasan sedih yang sangat mendalam digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai disore hari. Dengan demikian penyair hanya mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan telah hilang. 2. Feeling atau Rasa: Dalam sajak berdiri aku tergambar sikap pesimis penyair dalam mengadapi permasalahan hidupnya, sikap pesimis ini mejadikannya melankolis. 3. Amanat: Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang membacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan karena hanya dialah yang mampu memberi kepastian dalam kehidupan di dunia ini. 4. Tipograf/Tata Wajah: Tipografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin halaman kertas dan dalam penulisan sajak ini. Penyair begitu memperhatikan EYD. 5. Diksi: Kata-kata seperti, senyap, mengurai, mengempas, berayun-ayun dan sayap tergulung identik dengan kesunyian. Kata-kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang. Kata “maha sempurna” dalam akhir bait juga merupakan arti konotasi dari tuhan yang maha sempurna. Kata “mengecap” memiliki arti yang ingin dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang. 6. Citraan: Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan imaji penglihatan ”visualimagery”, seolah-olah kita melihat suasana pantai yang indah. Dalam kalimat pertama imaji kita akan merasakan kesejukan dengan kata-kata tersebut tetapi satyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa lari sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam. Dengan berbagai citraan yang mampu ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakan apa yang ditulis oleh penyair dengan inderanya sendiri.
  • 6. IBU kalau aku merantau lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir bila aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku dan ibulah yang meletakkan aku disini saat bunga kembang menyerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
  • 7. Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Ibu” 1. Rima: Adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik sajak. Pada sajak “Ibu” tampak terutama berupa dominasi rima akhir, walau juga terdapat rima tengah. 2. Diksi: Yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini karena bukan makna yang sebenarnya. Pada sajak “Ibu” terdapat diksi pada kata gua pertapaanku sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan. Kemudian kata pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar dan telah rela berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol kecantikan lahiriah maupun keelokan akhlak/budi pekerti. Dan kata bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol keindahan. 3. Majas: Adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu” pengarang menggunakan majas perbandingan yang disebut metafora. 4. Imaji (pencitraan): Yakni pembayangan kembali (reproduksi mental suatu ingatan) terhadap pengalaman sensasional (perasaan) dan pengalaman persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual terhadap gambaran yang nampak, terdapat pada: sumur-sumur, daunan, reranting, mataair, airmata, ibu, mayang siwalan, bunga, langit, bumi, samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-lokan, mutiara, kembang laut, bidadari, bianglala. Kemudian imaji gerakan yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan, menunjuk, mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar, ditanya, kusebut, tunjukkan, berselendang, dan menulis. 5. Amanat: Amanat penyair yang disampaikan dalam sajak Ibu adalah ajakan menyukuri nikmat karunia Tuhan lewat sosok dan peranan seorang ibu, yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila dibanding bakti anak yang hanya sepanjang galah.
  • 8. KARAWANG BEKASI Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
  • 9. Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh (Karya: Chairil Anwar) Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar 1. Tema: Dalam puisi Karawang Bekasi kita dapat mengambil tema “Perjuangan” 2. Diksi: Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna denotasi. 3. Majas: Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah Majas Metafora, adapun kutipan dalam puisi tersebut adalah “Aku sekarang api aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas. 4. Rima: Adapun Rima yang digunakan adalah sebagai berikut : ● Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa} ● Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa}, dan ada perulangan kata “Kami” ● Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara suku”sa” dan “wa”. ● Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}. ● Pada bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan bersajak {bab}.
  • 10. ● Pada bait ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa} ● Pada bait ke tujuh terdapat rima berpeluk dan pengulangan kata aku dan kami. 5. Amanat: ● Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan ● Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan. ● Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di daerah yang dianggap kecil.
  • 11. SERENADA KELABU 1 Bagai daun yang melayang. Bagai burung dalam angin. Bagai ikan dalam pusaran. Ingin kudengar beritamu! 2 Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Ketika melewati rumputan terbayang segala kenangan. Awan lewat indah sekali. Angin datang lembut sekali. Gambar-gambar di rumah penuh arti. Pintu pun kubuka lebar-lebar. Ketika aku duduk makan kuingin benar bersama dirimu. (Karya: W.S. Rendra)
  • 12. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Serenada Kelabu” Karya W.S. Rendra 1. Tema: Tema dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. 2. Diksi (pilihan kata): Dalam puisi ini, Rendra menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga menimbulkan daya/kekuatan yang diinginkannya. Seperti pada bait Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata gelak untuk menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi. Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini cukup sederhana, namun dalam kesederhanaan itulah letak kekuatan dan keindahan puisi Serenada Kelabu ini. 4. Rima: Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi. Dalam puisi Serenada Kelabu ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untuk mencapai keindahan. Seperti pada bait berikut ini, Rendra memanfaatkan rima akhir –an untuk menambah nilai estetis puisi. Ketika melewati rumputan terbayang segala kenangan. Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan puisi: Awan lewat indah sekali. Angin datang lembut sekali. Gambar-gambar di rumah penuh arti. 5. Tipografi: Tipografi adalah penataan bentuk larik/baris dalam puisi yang dapat menambah aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair. Dalam hal ini, puisi Serenada Kelabu memiliki tipografi atau bentuk yang biasa, Rendra tidak melakukan eksperimen pada bentuk puisi. Namun isi dan unsur lain yang terkandung dalam puisi ini sudah cukup untuk menjadi kekuatan makna dan ekspresi Rendra.
  • 13. DERAI-DERAI CEMARA Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan ditingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada satu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1994 (Karya: Chairil Anwar)
  • 14. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Derai-Derai Cemara” Karya Chairil Anwar 1. Tema: Perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa lalu. 2. Rasa: sedih. 3. Nada: iba atau merengek. 4. Amanat: kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan setiap manusia akan mati dengan tenang kalau apa yang harapkannya tercapai. 5. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin, sehingga pembaca seolah-olah mengalami pesakitan yang dialami oleh pengarang. 6. Imajinasi: imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi walaupun menggunakan kata- kata yang sederhana tetapi sangat menyentuh hati pembaca. 7. Kata-kata konkret: kata-kata yang jika dilihat secara denotative sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. 8. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan. 9. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah. 10. Rima: unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan kemerduan puisi, dan dapat memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut.
  • 15. JALAN SEGARA Di sinilah penembakan Kepengecutan Dilakukan Ketika pawai bergerak Dalam panas matahari Dan pelor pembayar pajak Negeri ini Ditembuskan ke punggung Anak-anaknya sendiri (Karya: Taufiq Ismail) Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Jalan Segera” Karya Taufiq Ismail 1. Tema: keprihatinan terhadap suatu kondisi Negara. 2. Rasa: prihatin mengingat kejadian yang telah terjadi. 3. Nada: sedih. 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan. 6. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.
  • 16. PADAMU JUA Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap melambai pulang perlahan sabar, setia selalu. Satu kekasihku aku manusia rindu rasa rindu rupa. Di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati Engkau cemburu engkau ganas mangsa aku dalam cakarmu bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku, gila sasar sayang berulang padamu jua
  • 17. engkau pelik menarik ingin serupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi menunggu seorang diri lalu waktu - bukan giliranku mati hari - bukan kawanku. (Karya: Amir Hamzah) Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah 1. Tema: penantian. 2. Rasa: kesedihan. 3. Nada: sedih. 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan. 6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.
  • 18. KITA ADALAH PEMILIH SYAH REPUBLIK INI Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus Karena berhenti atau mundur berarti hancur apakah akan kita jual keyakinan kita dalam pengabdian tanpa harga akan maukah kita duduk satu meja dengan para pembunuh tahun yang lalu dalam setiap kalimat yang berakhiran “Duli Tuanku!” Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, Yang di tepi jalan mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahan hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka Kita yang tak punya dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus (Karya: Taufiq Ismail dari Tirani dan Benteng, 1993
  • 19. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Kita Adalah Pemilik Syah Republik Ini” Karya Taufiq Ismail 1. Tema: perjuangan. 2. Rasa: semangat. 3. Nada: keras dan penuh semangat. 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan. 6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.