Puisi adalah seni tertulis yang menggunakan bahasa untuk kualitas estetikanya. Puisi membedakan dari prosa karena penekanan pada aspek estetik bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter, dan rima. Puisi terdiri dari unsur-unsur struktur fisik seperti tipografi, diksi, imaji, dan gaya bahasa, serta struktur batin seperti tema, rasa, nada, dan maksud. Ada dua jenis puisi ut
2. Kelompok 4 :
Fitriyani Syaidatul M (09)
Irfan Nuriyanto (14)
Lastriyani (18)
Pungki Ery C N (29)
Vera Risti monika (37)
Wahyudi (39)
3. PUISI
• Puisi (dari bahasa yunani kuno: ποιέω/ποιῶ
(poiéo/poió) = I create) adalah seni
tertulis di mana bahasa digunakan untuk
kualitas estetiknya untuk tambahan, atau
selain arti semantiknya.
• Penekanan pada segi estetik suatu bahasa
dan penggunaan sengaja pengulangan,
meter dan rima adalah yang membedakan
puisi dari prosa.
4. • Baris-baris pada puisi dapat berbentuk
apa saja (melingkar, zigzag dan lain-
lain).
• Namun beberapa kasus mengenai puisi
modern atau puisi cyber belakangan
ini makin memprihatinkan jika ditilik
dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri
yaitu „pemadatan kata‟.
5. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat
puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam,
salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung
dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering
dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak
mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
DAFTAR ISI :
1. Hal-hal Membaca Puisi
2. Unsur-unsur puisi
– Struktur Fisik Puisi
– Struktur Batin Puisi
3. Jenis-Jenis Puisi
– Puisi Lama
– Puisi Baru
6. 1. Hal-hal Membaca Puisi
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam
membaca puisi sebagai berikut:
a) Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan
puisi. Mimik adalah gerak air muka.
b) Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
c) Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-
kata.
d) Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang
dimilikinya.
e) Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut,
tinggi rendahnya suara.
f) Intonasi atau lagu suara
7. Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara
lain sebagai berikut :
1)Tekanan dinamik
2)Tekanan nada
3)Tekanan tempo
8. 2. UNSUR-UNSUR PUISI
Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi terdiri dari:
Perwajahan puisi (tipografi)
Diksi
Imaji
Kata konkret
Gaya bahasa
Rima/Irama
9. STRUKTUR BATIN PUISI
a) Tema/makna (sense)
b) Rasa (feeling)
c) Nada (tone)
d) Amanat/tujuan/maksud (itention)
10. 3. JENIS-JENIS PUISI
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan
puisi baru
Puisi Lama
Aturan- aturan itu antara lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
Ciri puisi lama:
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra
lisan.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap
bait, jumlah suku kata maupun rima.
11. Jenis-jenis puisi lama
Mantra
Contoh:
Assalammu‟alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Pantun
Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
12. Karmina
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Seloka
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Gurindam
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
13. Syair
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
14. Puisi BaruPuisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi
lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
1) Bentuknya rapi, simetris;
2) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
3) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan
syair meskipun ada pola yang lain;
4) Sebagian besar puisi empat seuntai;
5) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis)
6) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian
besar) : 4-5 suku kata.
15. (Saini S.K) Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi
dibedakan atas :
Balada
Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya
Seorang Pemberontak”.
Himne
Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
16. Ode
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
17. Epigram
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
18. • Romansa
aku akan selalu tersenyum untukmu walaupun engkau tidak
menganggapku ada...
tapi asal engkau tau batinku menangis karenamu...
rasa sedihku tak terbendung lagi saatku mengingat semua kenangan
tentang kita dahulu..
dan tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku..
akan aku jadikan semua itu sebuah pelajaran yang berharga bagiku..
dan aku tidak akan menyesalinya...
semoga engkau akan selalu mengingatku walaupun aku sudah
tiada.....
isi hatiku yang sebenarnya tentangmu adalah aku sangat
mencintaimu
tetapi aku malu untuk mengungkapkan hal itu..
19. Elegi
Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
20. • Satire
Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)
21. Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari
bentuknya antara lain:
• Distikon, Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
• Terzina
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah‟gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)
22. • Kuatrain
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
23. • Kuint
contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
24. • Sektet
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari‟lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
25. * Septime
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)
26. • Oktaf/Stanza
Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
27. • Soneta
• Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta „kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)