SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN
     SISTEM PENCERNAAN
    Ns.Indri Permanasari,S.Kep.

     STIKes Medistra Indonesia
Kolelitiasis
Kolelitiasis
• Kolelitiasis adalah batu empedu yang terletak
  pada saluran empedu yang disebabkan oleh
  faktor metabolik antara lain terdapat garam-
  garam empedu, pigmen empedu dan kolestrol,
  serta timbulnya peradangan pada kandung
  empedu ( Barbara C. Long, 1996 )
• Kolelitiatis (kalkulus/kalkuli, batu empedu)
  biasanya terbentuk dalam kantung empedu dari
  unsur-unsur padat yang membentuk cairan
  empedu, batu empedu memilki ukuran, bentuk
  dan komposisi yang sangat bervariasi.
• Kandung empedu adalah kantong berbentuk
  buah pear yang terletak pada permukaan
  visceral hepar. Kantung empedu dibagi
  menjadi fundus, corpus dan collum.
• Kandung empedu berperan sebagai resevoir
  empedu dengan kapasitas sekitar 50 ml.
  Kandung empedu mempunyai kemampuan
  memekatkan empedu.
Fungsi Empedu
• Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan
   empedu dengan absorpsi air dan natrium. menyimpan cairan
   empedu yang secara terus menerus disekresi oleh hati,
   mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mereabsorpsi cairan
   dan elektrolit.
• Fungsi penting garam empedu yaitu:
1. Membantu mengemulsi partikel lemak besar menjadi partikel
   yang lebih kecil
2. Dengan bantuan enzim lipase yang disekresi dalam getah
   pangkres, Asam empedu membantu transport dan absorpsi
   produk akhir lemak yang dicerna menembus membran sel.
3. Mengeluarkan produk buangan dari darah antara lain bilirubin,
   suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan
   kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.
Etiologi
• Etiologi batu empedu masih belum diketahui
  secara pasti, adapun faktor predisposisi
  terpenting, yaitu: gangguan metabolisme yang
  menyebabkan terjadinya perubahan
  komposisi empedu, statis empedu, dan infeksi
  kandung empedu.
Manifestasi klinis
a. Rasa nyeri hebat dan kolik bilier
• Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka
   kandung empedu mengalami distensi
   kemudian akan terjadi infeksi sehingga akan
   teraba massa pada kuadran I yang
   menimbulkan nyeri hebat sampai menjalar ke
   punggung dan bahu kanan sehingga
   menyebabkan rasa gelisah dan tidak
   menemukan posisi yang nyaman.
• Nyeri akan dirasakan persisten (hilang timbul)
  terutama jika habis makan makanan berlemak
  yang disertai rasa mual dan ingin mual
  muntah pada pagi hari karena metabolisme di
  kandung empedu akan meningkat.
Mekanisme mual dan muntah            Obstruksi saluran empedu
                                                     ↓
              Alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu, kolesterol)
                                                     ↓
                               Proses peradangan disekitar hepatobiliar
                                                     ↓
                              Pengeluaran enzim-enzim SGOT dan SGPT
                                                     ↓
                                     Peningkatan SGOT dan SGPT
                                                     ↓
                                    Bersifat iritatif di saluran cerna
                                                     ↓
                                 Merangsang nervus vagal (N.X Vagus)
                                                     ↓
                            Menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis
                                                     ↓
                           Penurunan peristaltik sistem Akumulasi gas usus
                        pencernaan (usus dan lambung) di sistem pencernaan
                                                   ↓↓
                        Makanan tertahan di lambung Rasa penuh dengan gas
                                                   ↓↓
                                   Peningkatan rasa mual Kembung
                                                     ↓
                            Pengaktifan pusat muntah (medula oblongata)
                                                     ↓
                         Pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan,
                                 serta neuron-neuron motorik spinalis
                                 ke otot-otot abdomen dan diafragma
                                                     ↓
                                                 Muntah
Manifestasi klinis
b. Ikterik dan BAK berwarna kuning
   Akibat obstuksi saluran empedu menyebabkan
   eksresi cairan empedu ke duodenum (saluran
   cerna) menurun sehingga feses tidak diwarnai
   oleh pigmen empedu dan feses akan berwarna
   pucat kelabu dan lengket seperti dempul yang
   disebut Clay Colored.
c. Defisiensi Vitamin.
   Obstruksi aliran empedu juga mengganggu
   absorpsi vitamin A, D, E, dan K yang larut
   lemak.Defisiensi vitamin K dapat mengganggu
   pembekuan darah yang normal.
Patofisiologi
a. Batu pigmen
• Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari
   keempat anion ini adalah bilirubinat, karbonat, fosfat dan
   asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan
   terkonjugasi dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karna
   adanya enzim glokuronil tranferase bila bilirubin tak
   terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adanya
   enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan
   mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin
   tersebut. Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi
   tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama
   kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi
   yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang
   terjadi.
Gejala Klinis
• Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi
  luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut,
  kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa
  umum terjadi bila lambung pasien kosong.
• Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak
  terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum.
• Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada
  pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-
  obatan.
Pemeriksaan
           Diagnostik/Penunjang
• Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri
  tekan epigastrik atau distensi abdominal.
• Bising usus mungkin tidak ada.
• Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat
  menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah
  prosedur diagnostic pilihan.
• Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan
  histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes
  laboratorium khusus. serta tes serologis terhadap antibody
  pada antigen H. Pylori.
• Therapy atau Tindakan Penanganan
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks
  spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai
  dengan kelemahan otot.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
  dengan anoreksia, mual dan muntah.
• Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan
  penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang
  tidak adekuat
Tindakan/ intervensi                                 Rasional
Berikan terapi obat-obatan sesuai program:     a.Ntagonis histamine mempengaruhi sekresi
a.antagonis histamine                          asam lambung.
b.Garam antibiotic /bismuth                    b.Antibiotik diberikan bersamaan dengan
c.Agen sitoprotektif                           garam bismuth mematikan H.Pylori.
d.Inhibitor pompa proton                       c.Agen sitoprotektif melindungi mukosa
e.Antasida                                     lambung.
f.Antikolinergik                               d.Inhibitor pompa proton menurunkan asam
Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual   lambung.
bebas                                          e.Antasida menetralisasi keasaman sekresil
Anjurkan pasien untuk menghindari              lambung.
makanan/minuman yang mengiritasi lapisan       f.Antikolinergik menghambat bpelepasan
lambung ,kafein dan alcohol.                   asam lambung.
Anjurkan pasien untuk menggunakan makan        2.Obat-obatan yang mengandung salisilat
dan kudapan pada interval yang teratur.        mengiritasi mukosa lambung.
Anjurkan pasien untuk berhenti merokok         3.Makanan/minuman yang mengandung
Farmakoterapi membantu menguranginya           kafein merangsang sekresi asam hidroklorida.
sebagai berikut:                               4.Jadwal makan yang teratur membantu
                                               mempertahankan partikel makanan di dalam
                                               lambung ,yang membantu menetralisasi
                                               keasaman sekresi lambung.
                                               5.Merokok merangsang kemungkinan
                                               kekambuhan ulkus
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
  anemia ditandai dengan kelemahan otot

      Tindakan/ intervensi          Rasional
      1.Anjurkan aktivitas ringan   dengan aktivitas yang
      dan perbanyak istirahat       ringan dan istirahat yang
      2.Kaji faktor yang            cukup dapat memulihkan
      menimbulkan keletihan         kondisi pasien.
      3. Tingkatkan kemandirian     dapat mengatasi masalah
      dalam aktivitas perawatan     keletihan
      diri yang ditolerir, bantu    Tingkatkan kemandirian
      jika keletihan terjadi        dalam aktivitas perawatan
                                    diri yang ditolerir, bantu
                                    jika keletihan terjadi
•  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
   anoreksia, mual dan muntah.
Intervensi :
• Anjurkan makan-makanan dan minuman yang tidak mengiritasi
• Anjurkan makanan dimakanpada jadual waktu teratur ,hindari kudapan
   sebelum waktu tidur
• Dorong makanan pada lingkungan yang rileks
• Makanan yang tidak mengiritasi mengurangi nyeri epigastrik
• Makan teartur membantu menetralisasi sekresi lambung ,kudapan
   sebelum waktu tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
• Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas.Menurunkan
   ansietas membatu menurunkan sekresi asam hidroklorida.
•   4. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan
    penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak
    adekuat
•   1.Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien.
•   2.Ajarkan informasi yang diperlukan:
•   a.Gunakan kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien
•   b.Pilih waktu kapan pasien paling nyaman berminat.
•   c.Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang
•   3.Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi
SIROSIS HEPATIS
• Pengertian
  Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun
  yang ditandai dengan adanya pembentukan
  jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai
  dengan adanya proses peradangan nekrosis
  sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
  dan usaha regenerasi nodul. (Suzanne C.
  Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).
Etiologi
• Ada 3 tipe sirosis hepatis :
• Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional), dimana jaringan
  parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sering
  disebabkan oleh alkoholis kronis.
• Sirosis pasca nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut
  yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang
  terjadi sebelumnya.
• Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi
  dalam hati di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi
  bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
Patofisiologi
• Minuman yang mengandung alkohol dianggap
  sebagai factor utama terjadinya sirosis
  hepatis.
• penurunan asupan protein juga dapat
  menimbulkan kerusakan pada hati,
• Faktor lain diantaranya termasuk pajanan
  dengan zat kimia tertentu (karbon
  tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau
  fosfor) atau infeksi skistosomiastis
Tanda dan Gejala
• Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala seperti
  ikterus dan febris yang intermiten.
• Adanya pembesaran pada hati.
• hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi
  oleh lemak
• Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari
  pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi
  sehingga mengakibatkan regangan pada selubung
  fibrosa hati (kapsula Glissoni).
• Apabila dapat dipalpasi, permukaan hati akan teraba
  benjol-benjol (noduler).
• Asites.
Pemeriksaan penunjang
•   Pemeriksaan Laboratorium
•   Pada Darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer,
    hipokrom mikrositer / hipokrom makrositer, anemia dapat dari akibat
    hipersplemisme dengan leukopenia dan trombositopenia, kolesterol
    darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.
•   Kenaikan kadar enzim transaminase – SGOT, SGPT bukan merupakan
    petunjuk berat ringannya kerusakan parenkim hati
•   Pemanjangan masa protrombin merupakan petunjuk adanya penurunan
    fungsi hati. Pemberian vit K baik untuk menilai kemungkinan perdarahan
    baik dari varises esophagus, gusi maupun epistaksis.
•   Peningggian kadar gula darah. Hati tidak mampu membentuk glikogen,
    bila terus meninggi prognosis jelek.

More Related Content

What's hot

Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanMuhammad Munandar
 
Penggunaan antasida
Penggunaan antasidaPenggunaan antasida
Penggunaan antasidaIskani kasim
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahNde Java
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahAulia Amani
 
GASTROENTEROLOGI
GASTROENTEROLOGIGASTROENTEROLOGI
GASTROENTEROLOGIEDIS BLOG
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2NJL
 

What's hot (19)

Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Askep peritonitis
Askep peritonitisAskep peritonitis
Askep peritonitis
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
 
Askep kolelitis
Askep kolelitisAskep kolelitis
Askep kolelitis
 
Farmako git
Farmako gitFarmako git
Farmako git
 
Penggunaan antasida
Penggunaan antasidaPenggunaan antasida
Penggunaan antasida
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
GASTROENTEROLOGI
GASTROENTEROLOGIGASTROENTEROLOGI
GASTROENTEROLOGI
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
Askep vomitus
Askep  vomitusAskep  vomitus
Askep vomitus
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Kb4
Kb4Kb4
Kb4
 

Viewers also liked

Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indriAskep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indriIndri Permanasari
 
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan yayu uuzt
 
1.reszteszt osszefoglalo (2)
1.reszteszt osszefoglalo (2)1.reszteszt osszefoglalo (2)
1.reszteszt osszefoglalo (2)aromoj
 
Tipos de textos narrativos
Tipos de textos narrativosTipos de textos narrativos
Tipos de textos narrativosScaarleth
 
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12Kirill Goncharov
 
Tarda de psico a l'aire lliure
Tarda de psico a l'aire lliureTarda de psico a l'aire lliure
Tarda de psico a l'aire lliureMercè Gimeno
 
Facebook page post tips
Facebook page post tipsFacebook page post tips
Facebook page post tipsMark Frary
 
Getting organized 1
Getting organized 1Getting organized 1
Getting organized 1abujumana
 
Local Removalists
Local RemovalistsLocal Removalists
Local Removalistsrelocating
 
Teoriya literatury v_tablitsah.
Teoriya literatury v_tablitsah.Teoriya literatury v_tablitsah.
Teoriya literatury v_tablitsah.Natalya Dyrda
 
Who wants to be a millionaire
Who wants to be a millionaireWho wants to be a millionaire
Who wants to be a millionairekrystals13
 
Canadian rockies
Canadian rockiesCanadian rockies
Canadian rockiesJaipurigirl
 
Código fuente del software educativo
Código fuente del software educativoCódigo fuente del software educativo
Código fuente del software educativoLeo Chavez Martinez
 
Common Areas of Carnival Magic
Common Areas of Carnival MagicCommon Areas of Carnival Magic
Common Areas of Carnival Magicginnstars
 

Viewers also liked (20)

Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indriAskep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri
 
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
 
1.reszteszt osszefoglalo (2)
1.reszteszt osszefoglalo (2)1.reszteszt osszefoglalo (2)
1.reszteszt osszefoglalo (2)
 
Intan softskill2
Intan softskill2Intan softskill2
Intan softskill2
 
Tipos de textos narrativos
Tipos de textos narrativosTipos de textos narrativos
Tipos de textos narrativos
 
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12
Гончаров ТОП КЛУБ РУС 04.12.12
 
Tarda de psico a l'aire lliure
Tarda de psico a l'aire lliureTarda de psico a l'aire lliure
Tarda de psico a l'aire lliure
 
Facebook page post tips
Facebook page post tipsFacebook page post tips
Facebook page post tips
 
Getting organized 1
Getting organized 1Getting organized 1
Getting organized 1
 
Local Removalists
Local RemovalistsLocal Removalists
Local Removalists
 
Intan softskill
Intan softskillIntan softskill
Intan softskill
 
Pientä perintäfaktaa
Pientä perintäfaktaaPientä perintäfaktaa
Pientä perintäfaktaa
 
Cswa
CswaCswa
Cswa
 
Giác ngộ
Giác ngộGiác ngộ
Giác ngộ
 
Intan softskill
Intan softskillIntan softskill
Intan softskill
 
Teoriya literatury v_tablitsah.
Teoriya literatury v_tablitsah.Teoriya literatury v_tablitsah.
Teoriya literatury v_tablitsah.
 
Who wants to be a millionaire
Who wants to be a millionaireWho wants to be a millionaire
Who wants to be a millionaire
 
Canadian rockies
Canadian rockiesCanadian rockies
Canadian rockies
 
Código fuente del software educativo
Código fuente del software educativoCódigo fuente del software educativo
Código fuente del software educativo
 
Common Areas of Carnival Magic
Common Areas of Carnival MagicCommon Areas of Carnival Magic
Common Areas of Carnival Magic
 

Similar to Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri

pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatanandrikhakim2
 
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfPatofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfLelyEnytaTampubolon
 
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)Muhammad Munandar
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNJulia Dewi Puspita
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduwokwok
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptxfriskawany35
 
Pp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisPp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisKANDA IZUL
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi  sistem pencernaanFisiologi  sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanshafhandustur
 

Similar to Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri (20)

Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
Subbab 1 Indo.pptx
Subbab 1 Indo.pptxSubbab 1 Indo.pptx
Subbab 1 Indo.pptx
 
Lp eleminasi
Lp eleminasiLp eleminasi
Lp eleminasi
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
ELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptxELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptx
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
 
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfPatofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)
Sistem pencernaan (gerakan dasar dan mekanismenya)
 
Askep sirosis
Askep sirosisAskep sirosis
Askep sirosis
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
Pp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisPp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatis
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi  sistem pencernaanFisiologi  sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Bab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'spsBab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'sps
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 

Askep klien dengan gangguan sistem pencernaan kmb ii-indri

  • 1. ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN Ns.Indri Permanasari,S.Kep. STIKes Medistra Indonesia
  • 3. Kolelitiasis • Kolelitiasis adalah batu empedu yang terletak pada saluran empedu yang disebabkan oleh faktor metabolik antara lain terdapat garam- garam empedu, pigmen empedu dan kolestrol, serta timbulnya peradangan pada kandung empedu ( Barbara C. Long, 1996 ) • Kolelitiatis (kalkulus/kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kantung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu, batu empedu memilki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat bervariasi.
  • 4. • Kandung empedu adalah kantong berbentuk buah pear yang terletak pada permukaan visceral hepar. Kantung empedu dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. • Kandung empedu berperan sebagai resevoir empedu dengan kapasitas sekitar 50 ml. Kandung empedu mempunyai kemampuan memekatkan empedu.
  • 5. Fungsi Empedu • Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresi oleh hati, mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mereabsorpsi cairan dan elektrolit. • Fungsi penting garam empedu yaitu: 1. Membantu mengemulsi partikel lemak besar menjadi partikel yang lebih kecil 2. Dengan bantuan enzim lipase yang disekresi dalam getah pangkres, Asam empedu membantu transport dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menembus membran sel. 3. Mengeluarkan produk buangan dari darah antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.
  • 6. Etiologi • Etiologi batu empedu masih belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi terpenting, yaitu: gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, statis empedu, dan infeksi kandung empedu.
  • 7. Manifestasi klinis a. Rasa nyeri hebat dan kolik bilier • Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga akan teraba massa pada kuadran I yang menimbulkan nyeri hebat sampai menjalar ke punggung dan bahu kanan sehingga menyebabkan rasa gelisah dan tidak menemukan posisi yang nyaman.
  • 8. • Nyeri akan dirasakan persisten (hilang timbul) terutama jika habis makan makanan berlemak yang disertai rasa mual dan ingin mual muntah pada pagi hari karena metabolisme di kandung empedu akan meningkat.
  • 9. Mekanisme mual dan muntah Obstruksi saluran empedu ↓ Alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu, kolesterol) ↓ Proses peradangan disekitar hepatobiliar ↓ Pengeluaran enzim-enzim SGOT dan SGPT ↓ Peningkatan SGOT dan SGPT ↓ Bersifat iritatif di saluran cerna ↓ Merangsang nervus vagal (N.X Vagus) ↓ Menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis ↓ Penurunan peristaltik sistem Akumulasi gas usus pencernaan (usus dan lambung) di sistem pencernaan ↓↓ Makanan tertahan di lambung Rasa penuh dengan gas ↓↓ Peningkatan rasa mual Kembung ↓ Pengaktifan pusat muntah (medula oblongata) ↓ Pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan, serta neuron-neuron motorik spinalis ke otot-otot abdomen dan diafragma ↓ Muntah
  • 10. Manifestasi klinis b. Ikterik dan BAK berwarna kuning Akibat obstuksi saluran empedu menyebabkan eksresi cairan empedu ke duodenum (saluran cerna) menurun sehingga feses tidak diwarnai oleh pigmen empedu dan feses akan berwarna pucat kelabu dan lengket seperti dempul yang disebut Clay Colored. c. Defisiensi Vitamin. Obstruksi aliran empedu juga mengganggu absorpsi vitamin A, D, E, dan K yang larut lemak.Defisiensi vitamin K dapat mengganggu pembekuan darah yang normal.
  • 11. Patofisiologi a. Batu pigmen • Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini adalah bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karna adanya enzim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
  • 12. Gejala Klinis • Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong. • Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. • Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat- obatan.
  • 13. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang • Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. • Bising usus mungkin tidak ada. • Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan. • Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori. • Therapy atau Tindakan Penanganan
  • 14. Diagnosa Keperawatan • Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus. • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot. • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah. • Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat
  • 15. Tindakan/ intervensi Rasional Berikan terapi obat-obatan sesuai program: a.Ntagonis histamine mempengaruhi sekresi a.antagonis histamine asam lambung. b.Garam antibiotic /bismuth b.Antibiotik diberikan bersamaan dengan c.Agen sitoprotektif garam bismuth mematikan H.Pylori. d.Inhibitor pompa proton c.Agen sitoprotektif melindungi mukosa e.Antasida lambung. f.Antikolinergik d.Inhibitor pompa proton menurunkan asam Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual lambung. bebas e.Antasida menetralisasi keasaman sekresil Anjurkan pasien untuk menghindari lambung. makanan/minuman yang mengiritasi lapisan f.Antikolinergik menghambat bpelepasan lambung ,kafein dan alcohol. asam lambung. Anjurkan pasien untuk menggunakan makan 2.Obat-obatan yang mengandung salisilat dan kudapan pada interval yang teratur. mengiritasi mukosa lambung. Anjurkan pasien untuk berhenti merokok 3.Makanan/minuman yang mengandung Farmakoterapi membantu menguranginya kafein merangsang sekresi asam hidroklorida. sebagai berikut: 4.Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan di dalam lambung ,yang membantu menetralisasi keasaman sekresi lambung. 5.Merokok merangsang kemungkinan kekambuhan ulkus
  • 16. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot Tindakan/ intervensi Rasional 1.Anjurkan aktivitas ringan dengan aktivitas yang dan perbanyak istirahat ringan dan istirahat yang 2.Kaji faktor yang cukup dapat memulihkan menimbulkan keletihan kondisi pasien. 3. Tingkatkan kemandirian dapat mengatasi masalah dalam aktivitas perawatan keletihan diri yang ditolerir, bantu Tingkatkan kemandirian jika keletihan terjadi dalam aktivitas perawatan diri yang ditolerir, bantu jika keletihan terjadi
  • 17. • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah. Intervensi : • Anjurkan makan-makanan dan minuman yang tidak mengiritasi • Anjurkan makanan dimakanpada jadual waktu teratur ,hindari kudapan sebelum waktu tidur • Dorong makanan pada lingkungan yang rileks • Makanan yang tidak mengiritasi mengurangi nyeri epigastrik • Makan teartur membantu menetralisasi sekresi lambung ,kudapan sebelum waktu tidur meningkatkan sekresi asam lambung. • Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas.Menurunkan ansietas membatu menurunkan sekresi asam hidroklorida.
  • 18. 4. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat • 1.Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien. • 2.Ajarkan informasi yang diperlukan: • a.Gunakan kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien • b.Pilih waktu kapan pasien paling nyaman berminat. • c.Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang • 3.Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi
  • 19. SIROSIS HEPATIS • Pengertian Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).
  • 20. Etiologi • Ada 3 tipe sirosis hepatis : • Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis. • Sirosis pasca nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya. • Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
  • 21. Patofisiologi • Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama terjadinya sirosis hepatis. • penurunan asupan protein juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati, • Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis
  • 22. Tanda dan Gejala • Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala seperti ikterus dan febris yang intermiten. • Adanya pembesaran pada hati. • hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak • Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati (kapsula Glissoni). • Apabila dapat dipalpasi, permukaan hati akan teraba benjol-benjol (noduler). • Asites.
  • 23. Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan Laboratorium • Pada Darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom mikrositer / hipokrom makrositer, anemia dapat dari akibat hipersplemisme dengan leukopenia dan trombositopenia, kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik. • Kenaikan kadar enzim transaminase – SGOT, SGPT bukan merupakan petunjuk berat ringannya kerusakan parenkim hati • Pemanjangan masa protrombin merupakan petunjuk adanya penurunan fungsi hati. Pemberian vit K baik untuk menilai kemungkinan perdarahan baik dari varises esophagus, gusi maupun epistaksis. • Peningggian kadar gula darah. Hati tidak mampu membentuk glikogen, bila terus meninggi prognosis jelek.