materi tayangan ini untuk peserta seminar mencegah ancaman Radikalisme dan separatisme di UMN, 18september 2019 oleh Kordinator studi Humaniora Simon P W
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
MENGENAL RADIKALISME
1.
2. Profil
Simon Petrus Wenehenubun,
S.S., M.M
Dosen MK Pancasila (UMN)
Konsultan & Trainer SDM
Koordinator Studi Humaniora (UMN)
Asal Kei, Maluku Tenggara
13 Juni 1970
S1 Filsafat-SFT Seminari Pineleng, Manado
S2 Manajemen SDM, Trisakti, Jakarta
Sekretaris Delegasi Kristen Maluku untuk
“Perjanjian Maluku di Malino”
(2002)
3. Fenomena:
Opini intoleran & radikal
2,237 Guru TK/RA s/d SMA
46,09%:
opini
radikal
50% :
opini
intoleran
41,26%:
radikal
37.77%:
intoleran
Data: survei PPIM UIN Jakarta dilakukan pada 6 Agustus hingga 6 September
2018. Survei ini mengambil sampel 2.237 guru Muslim di Indonesia dengan
tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,07 persen.
https://conveyindonesia.com/survei-ppim-2018-menyibak-intoleransi-dan-
radikalisme-guru/
4. Fenomena:
Opini intoleran & radikal
1,522 siswa &337 mahasiswa
58,5%:
opini
radikal
34,3%:
opini
intoleran
Data: Survei ini menggunakan alat ukur kuesioner digital dan implicit association
test terhadap 1.522 siswa, 337 mahasiswa, dan 264 guru di 34 provinsi. Setiap
provinsi diwakili oleh satu kabupaten dan satu kota yang dipilih secara acak.
Survei dilakukan dalam rentang waktu 1 September sampai 7 Oktober 2017.
https://tirto.id/survei-uin-jakarta-intoleransi-tumbuh-di-banyak-sekolah-dan-
kampus-czQL
6. Radikalisme
Radic-radix
(latin): root
People’s
actions or
beliefs
Advocating
completes social
or political
reform
Ideologi pribadi:
seseorang yang berpandangan radikal
dalam politik maupun agama.
Ideologi kelompok:
“Paham yang menginginkan suatu
perubahan tatanan masyarakat secara
total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikan nilai-nilai yang ada
secara drastis dengan jalan kekerasan
atau aksi-aksi yang ekstrim”
10. Aliran/paham
keagamaan yang
tidak toleran
Wahabi
Salafi
Jihadi
Takfiri
Masuk secara perlahan sejak ‘80-an dengan teologinya
yang radikal, tapi tidak tindakannya. Kelompok ini
menyampaikan hal yang dianggap bidah itu secara
santun. Tanpa caci maki.
Aliran yang datang dari Yaman ini. Lebih keras
dari pada Wahabi karena mulai menggunakan
caci maki. Kelompok yang mengikuti aliran ini
berkeinginan melaksanakan purifikasi ajaran
Islam.
Aliran ini lebih radikal dan bahkan bisa disebut
ekstrem jika dibandingkan dengan dua aliran
sebelumnya. "Jihadi menghalalkan membunuh
non-Muslim dan menghancurkan tempat
ibadahnya,"
Takfiri adalah puncak yang paling sempurna dari
radikalisme. Aliran ini menganggap semua orang
kafir, kecuali mereka saja yang tidak kafir.
Data: 13 Sep 2019
Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU), KH
Said Aqil Siradj, mengungkap
empat macam aliran radikal
yang masuk ke Indonesia
sejak ‘80-an.
https://khazanah.republika.co.id
/berita/pxqvuo320/kiai-said-
ungkap-4-aliran-radikal-dan-
alasan-masuk-indonesia
11. Ciri-Ciri
Radikalisme
di Indonesia
Benci pada pemerintah Indonesia krn tdk
jalankan syariat Islam (thogut)
Menolak nyanyi lagu Kebangsaan &
hormat bendera
Ikatan emosional kelompok mereka lebih
kuat drpd ikatan emosional dg
keluarga/kampus/pekerjaan
Data:
Ahmad Syafi’i Mufid, dalam Workshop
Membangun Kesadaran Dan Strategi
Menghadapi Radikalisasi Agama
Palu, 22 Mei 2012
Pengajian dan kaderisasi tertutup di
lorong-lorong/sudut-sudut (isolasi diri)
Umat Islam di luar kelompok itu fasik dan
kafir sebelum hijrah (bergabung dg
mereka)
Enggan mendengarkan ceramah di luar
kelompoknya walaupun
pengetahuannya ttg Islam masih sgt
terbatas
12. Data: Skema model toleransi & Intoleransi/Radikalisme.
Hasil riset INFID.2016. Studi tentang intoleransi & radikalisme di Indonesia
(4 daerah: Tasikmalaya, Jogyakarta, Bojonegoro & Kupang.
13. Data:
Hasil riset INFID.2016. Studi tentang
intoleransi & radikalisme di
Indonesia (4 daerah: Tasikmalaya,
Jogyakarta, Bojonegoro & Kupang.
Nilai dan praktik sosial masyarakat: Rukun,
guyub, dan harmoni.
(Dari sini terbentuk cross-cutting affiliati)
Kondisi perekonomian yang meleluasakan warga
mengambil peranan dan memperoleh sumber daya
memadai atau relatif merata; ketimpangan
ekonomi relatif rendah. Tidak ada segregasi sosial.
Agama bukan satu-satunya sumber norma
dan tokoh agama tidak mendominasi seluruh
ranah kehidupan masyarakat.
Tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh
masyarakat lainnya memiliki kesadaran toleransi
yang tinggi dan aktif menjaga kelompoknya dari
tindakan kekerasan
Negara hadir dan menjalankan fungsi-fungsi yang
efektif dan menjaga toleransi: 1. Netral dan tegas;
2) Adanya payung hukum (Perbup); 3) Efektivitas
Early Warning System; 4) Mediasi dan koordinasi.
Faktor-faktor
Kecenderungan
Toleransi/
Intoleransi &
Radikalisme
15. Pancasila sebagai Ideologi:
”Keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan
nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
18. Semen Sosial:
Konsensus pendiri
bangsa Indonesia
(nilai pribadi –
way of life
pribadi).
Doktrin
Komprehensif:
way of life bangsa
Indonesia. Negara
berkewajiban utk
menanamkan
Pancasila
22. Isinya apa? Fokus#
Sila 1 Pancasila
Apakah saya
toleran?
Apakah Anda keberatan memiliki
tetangga yang bukan se-agama
dengan Anda?
Apakah anda keberatan kalau
tempat ibadah selain agama Anda
didirikan di lingkungan anda?
Apakah anda keberatan
memenuhi undangan tetangga
acara ulangtahun atau pesta
pernikahan tetangan anda yang
bukan se-agama dengan Anda
atau menjenguk mereka ketika
mereka sakit?
Apakah anda keberatan
mengucapkan hari raya bagi
umat beragama lain?
Apakah anda keberatan mengirim
atau menerima makanan atau
hadiah dari umat agama lain yang
tengah merayakan hari raya
keagamaan mereka?
Apakah anda berkenan turut
menyumbang atau membantu
pembangunan rumah ibadah agama
lain?
Apakah anda keberatan memakai
pakaian khas agama lain dan
menghadiri upacara keagamaan
lainnya?
Apakah anda keberatan ikut
menghadiri ibadah agama
lain?
Apakah anda keberatan melakukan
transaksi bisnis atau menggunakan
aplikasi atau menggunakan produk
yang dibuat oleh agama lain?
Apakah anda keberatan tokoh
agama lain menjadi pemimpin anda
di pemerintahan di mana agama
Anda mayoritas?
Sumber:
Prof. Dr Nadirsyah Hosen, Ph.D