SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.1
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN
PERILAKU AGRESIF SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN
Angga Sho-hibul Ulum1), Kamsih Astuti2)
Magister Sains Psikologi, Universitas Mercu Buana Kampus III
Jln Padjajaran (Ring Road Utara), Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
E-mail: Anggashohibul08@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan
kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di Pondok Pesantren Ar-
Risalah Cijantung IV Ciamis. Populasi dalam penelitian ini adalah santri atau
siswa kelas VIII dan kelas IX di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV
Ciamis berjumlah 160 siswa dengan jumlah sampel 113 siswa. Metode
pengumpulan data menggunakan skala, ada tiga skala yaitu religiustas,
kecerdasan emosi, dan perilaku agresif. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1)
Ada hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku agresif pada santri di
pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis, dengan hasil uji korelasi
product moment sebesar -0,762 (p < 0,01). Sumbangan efektif religiusitas dengan
perilaku agresif adalah 52,83%. (2) Ada hubungan negatif antara kecerdasan
emosi dengan perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah
Cijantung IV Ciamis, dengan hasil uji korelasi product moment sebesar -0,557 (p
< 0,01). Sumbangan efektif kecerdasan emosi dengan perilaku agresif adalah
5,95%. (3) Ada hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan
perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV
Ciamis nilai F hitung sebesar 78,357 (p < 0,01). Kontribusi atau sumbangan
antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di
pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis sebesar 58,8%.
Kata kunci: Religiusitas, Kecerdasan Emosi, Perilaku Agresif
Pendahuluan
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah
menunjukkan kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan turut berjasa
dalam mencerdaskan masyarakat. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga
pendidikan Islam tertua di Indonesia tidak hanya ditunjukan untuk menghasilkan para
kiyai, ustad, ustadzah, akan tetapi melakukan suatu proses pendidikan kemasyarakatan
yang menyeluruh dan membentuk santri yang terdidik. Pondok pesantren diharapkan
mampu memelihara, meneliti, mengembangkan, dan melaksanakan tata nilai norma
agama semaksimal mungkin, sehingga mampu mencetak santri yang berilmu
pengetahuan tinggi, mengetahui, memahami, dan mampu mengamalkan aqidah dan
syari’ah Islam (Masyhud & Khusnurdilo, 2003). Dalam hal ini, pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan yang turut berpartisipasi dalam perkembangan
mekanisme internal santrinya.
Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan non-formal memiliki peran
dan fungsi antara lain: (1) Pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan yang
mempunyai fungsi pemeliharaan, pengembangan, penyiaran, dan pelestarian Islam.
Implikasi dari semua itu adalah pembangunan akhlak dan mental masyarakat
diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berbudi tinggi, mengetahui nilai-nilai
yang berhubungan dengan manusia, alam, dan Tuhan yang merupakan tujuan akhir
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.2
hidup dan kehidupan. (2) Pondok pesantren sebagai lembaga sosial berarti dengan
perantara jalur pendidikan pesantren diharapkan mampu menghasilkan sumber daya
agama Islam dengan ilmu-ilmu yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. (3) Pondok
pesantren sebagai lembaga pendidikan tumbuh dari dan dalam masyarakat untuk
melayani berbagai kebutuhan masyarakat yang motif, tujuan serta usahanya bersumber
pada agama Islam (Hasbullah, 2001).
Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV di Ciamis dapat memberikan suatu
upaya pendalaman ajaran Islam yang bertujuan agar para santrinya mempunyai
keteguhan hati yang kuat, sulit untuk dipengaruhi orang lain, dan memiliki sikap sopan
santun yang baik serta perilaku keagamaan yang baik pula. Selain itu, para santri juga
dibina dan dibimbing dengan penuh kesadaran untuk mendapatkan kasih sayang dan
perhatian sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pengasuh pondok yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 dan 6 September
2018, disimpulkan bahwa pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis adalah
pondok pesantren yang memiliki keagamaan yang kental, dengan kegiatan yang berbasis
ilmu agama lebih banyak diterapkan dari pada kegiatan yang berbasis ilmu umum.
Kegiatan yang berbasis ilmu agama, misalnya pengajian Al-Qur’an, pengajian kitab
kuning, pengajian amsilati, dan lain-lain, sedangkan kegiatan yang berbasis ilmu umum,
misalnya kegiatan ekstrakulikuler seperti drum band, sepak bola, basket, futsal, pencak
silat, dan lain sebagainya. Dengan diberi ilmu keagamaan dan ilmu umum, idealnya
santri di Pondok Pesantren Ar-Risalah menunjukkan perilaku dan kebiasaan yang positif,
namun dalam kenyataannya masih dijumpai perilaku siswa yang tidak diharapkan
seperti mencuri barang milik teman, tidak mengikuti pengajian juz’ama, berkelahi,
membully teman, dan lain sebagainya.
Perilaku tersebut cenderung dilakukan oleh siswa usia remaja. Remaja identik
dengan energi yang berlebih. Energi ini harus disalurkan pada jalur yang benar. Bila
aktivitas-aktivitas di sekolah maupun lingkungan sosial tidak memadai untuk memenuhi
tuntutan gejolak energinya, maka sering kali remaja meluapkan kelebihan energinya ke
arah yang negatif seperti perilaku agresi. Dalam psikologi, perilaku yang dimaksudkan
untuk menyerang, menyakiti orang lain disebut dengan agresi. Seperti yang dikatakan
Myers (2005) bahwa agresi merupakan perilaku fisik maupun verbal yang disengaja
maupun tidak disengaja namun memiliki maksud untuk menyakiti, menghancurkan atau
merugikan orang lain untuk melukai objek yang menjadi sasaran agresi.
Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti tanggal 24 Maret 2016, 13 Oktober 2016
dan 6 September 2018 di Pondok Pesantren Ar-Risalah dengan pengurus atau ustadz dan
guru, perilaku agresif (agresi fisik dan agresi verbal) terjadi di kalangan santri laki-laki
dengan korban teman sekelas atau adik kelas dengan berbagai bentuk perilaku agresif
seperti memukul dan mencubit temannya, berkata kasar, menghina dan mengejek, serta
merusak benda milik sekolah dan milik teman-temannya, sehingga menyebabkan sakit
fisik seperti memar dan luka bagi yang mendapatkan perlakuan fisik dan sakit hati bagi
siswa lain. Menurut bagian pengajaran Pondok Pesantren Ar-Risalah bagi santri yang
melakukan tindakan kekerasan dan tindakan yang merugikan orang lain akan
mendapatkan hukuman, contohnya jika santri berkelahi akan diberi hukuman potong
rambut tidak rapi, direndam dikolam, hafalan 2 juz, dan disuruh berdiri dihadapan para
santri untuk mengakui kesalahannya. Selanjutnya, apabila santri ketahuan melakukan
tindakan yang dapat merugikan orang lain seperti memukuli, maka akan diberi
hukuman berupa pemanggilan orangtua sampai dikeluarkan dari Pondok Pesantren.
Perilaku agresif memiliki dampak bagi para pelakunya, diantaranya pelaku memiliki
hubungan yang kurang baik dengan teman ataupun lingkungannya, prestasi akademik
yang kurang baik dibandingkan dengan teman-teman lainnya, dan akan berpengaruh
terhadap keterampilan dirinya, dengan demikian siswa pun tidak dapat berkembang
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.3
secara maksimal. Dengan demikian perlu ditelusuri lebih lanjut mengapa santri yang
lebih banyak belajar tentang ilmu-ilmu agama masih terlibat dalam bentuk-bentuk
perilaku negatif seperti agresif.
Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
agresif adalah religiusitas. Seperti yang diungkapkan oleh Rachmawati (2002) bahwa
yang bisa mengendalikan perilaku agresif adalah dengan nilai-nilai religi yang telah
dinternalisasikan dalam remaja, individu yang menjadikan agama sebagai pertimbangan
dalam bersikap dan berperilakunya memungkinkan untuk melaksanakan perintah dan
menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan oleh peraturan agam dalam semua aspek
kehidupan. Religiusitas memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan dimana
terdapat kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia ke arah jalan yang benar.
Religiusitas mencakup seluruh hubungan dan konsekuensi hubungan antara manusia
dengan penciptanya dan sesamanya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Ancok & Suroso (2001) yang menyatakan bahwa religiusitas sebagai
keberagamaan yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi yang bukan hanya
terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga melakukan
aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresi remaja adalah kecerdasan emosi,
hal tersebut sesuai dengan pendapat Geen (dalam Taylor et al., 2009) bahwa pengertian
agresi jika dipandang dari definisi emosional, bahwa agresi adalah hasil dari proses
kemarahan yang memuncak. Remaja identik dengan gejolak emosi yang meledak-ledak,
sehingga sulit untuk dikendalikan. Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (2011) bahwa
remaja akan mengalami gejolak emosi yang meledak-ledak dan sulit dikendalikan yang
menyebabkan remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggalnya, keluarga,
sekolah, dan teman-teman sebaya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah ada hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif
di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis.
Studi Pustaka
Buss & Perry (1992) menyatakan perilaku agresif sebagai perilaku atau
kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain baik secara fisik
maupun secara psikologis. Menurut Buss & Perry (1992), terdapat empat aspek perilaku
agresif yang didasari dari tiga dimensi dasar yaitu motorik, afektif, dan kognitif. Empat
aspek perilaku agresif yang dimaksud yaitu: physical aggression, verbal aggression, anger,
dan hostility.
Perilaku agresif yang muncul pada individu berkaitan erat dengan rasa marah
yang terjadi dalam diri individu. Buss & Perry (dalam Anderson & Bushman, 2002)
menyatakan bahwa secara umum perilaku agresif dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yakni faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal meliputi karakter bawaan
individu yang menentukan reaksi individu tersebut ketika menghadapi situasi tertentu.
Sementara itu, faktor situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal yang terjadi di
lingkungan yang juga mempengaruhi reaksi individu terhadap suatu peristiwa.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kuantitatif yaitu
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Instrumen pengumpul data terbagi menjadi dua yakni untuk data primer
dengan menggunakan wawancara langsung kepada para santri atau siswa kelas VIII dan
IX di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis. Adapun untuk data sekunder
dari telaah berbagai literatur yang relevan dengan penelitian.
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.4
Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode skala dan tes pengetahuan agama. Metode skala adalah metode
yang digunakan untuk mengungkap konstruk atau konsep psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian individu. Data yang ingin dikumpulkan adalah
religiusitas, kecerdasan emosi dan perilaku agresif. Data dari ketiga variabel tersebut
dikumpulkan melalui instrumen skala religiusitas, skala kecerdasan emosi, dan skala
perilaku agresif yang ketiganya disusun sendiri oleh peneliti. Adapun skala yang
digunakan berjenis skala Likert untuk mengukur kecerdasan emosi, dan perilaku agresif.
Sedangkan untuk mengukur religiusitas menggunakan dua alat ukur yaitu skala likert
dan tes pengetahuan intelektual.
Analisis data dalam penelitian ini didapatkan dari subyek penelitian melalui skala
ukur diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk angka-angka sehingga menjadi data
kuantitatif. Hal ini bertujuan agar data tersebut dapat diolah atau dianalisis dengan
pendekatan statistik. Pada level ini terdapat dua hal yang dilakukan dalam cara analisis
data kuantitatif. Sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu mencari hubungan,
maka diperlukan uji normalitas, uji linearitas, dan uji hipotesis.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dibuat ini dimaksudkan untuk menguji secara empirik tentang
hubungan antara antara religiusitas dengan perilaku agresif. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian yaitu ada hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku agresif,
diterima. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment ditunjukkan hasil
sebesar -0,762 dengan p < 0,01. Nilai korelasi product moment menunjukkan arah
hubungan yang negatif diantara kedua variabel, artinya semakin tinggi religiusitas maka
cenderung semakin rendah perilaku agresif. Sebaliknya, religiusitas rendah maka
perilaku agresif cenderung semakin tinggi.
Besarnya kontribusi variabel religiusitas terhadap perilaku agresif sebesar 52,83%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini. Variabel yang tidak masuk dalam penelitian yaitu lingkungan sekolah, teman sebaya,
gender, atau lingkungan sekolah (Wiyani, 2013).
Selanjutnya, tujuan penelitian yang kedua dimaksudkan untuk menguji secara
empirik tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif. Hipotesis
bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif diterima.
Hasil tersebut ditunjukkan hasil korelasi product moment sebesar -0,557 (p < 0,01). Nilai
korelasi product moment menunjukkan arah hubungan yang negatif diantara kedua
variabel, artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka cenderung semakin rendah
perilaku agresif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosi maka perilaku agresif
cenderung semakin tinggi. Perilaku agresif dipengaruhi oleh kecerdasan emosi
seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Geen (dalam Taylor et al., 2009) bahwa
pengertian agresi jika dipandang dari definisi emosional, bahwa agresi adalah hasil dari
proses kemarahan yang memuncak.
Kemudian tujuan penelitian yang ketiga yaitu dimaksudkan untuk menguji secara
empirik hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif
secara bersama-sama. Hasil analisis berdasarkan metode regresi berganda menunjukkan
hubungan antara variabel religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif
dengan nilai F diperoleh sebesar 78,357 (p ≤ 0.05). Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku
agresif pada siswa, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.5
Sumbangan efektif religiusitas dan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif
dilihat dari hasil R square sebesar 58,8%. Sisanya 41,2% yang mempengaruhi perilaku
agresif selain religisuitas dan kecerdasan emosi, seperti yang diutarakan oleh Rahayu
(2008) bahwa perilaku agresi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu, beberapa diantaranya adalah
kematangan emosi dan religiusitas. Kecenderungan perilaku agresi yang sifatnya tidak
memikirkan kondisi orang lain akan berdampak buruk dan merugikan orang lain. hal ini
didalam agama termasuk dalam perilaku tercela yang tidak boleh dilakukan oleh agama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kecerdasan
emosi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kategorisasi yang menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa berada di kategori tinggi pada kecerdasan yaitu sebesar 92,04% dari
total keseluruhan subjek. Sementara, pada perilaku agresif kebanyakan siswa berada di
kategori sedang yakni sebesar 79,65%. Kategorisasi variabel kecerdasan emosi pada
kategori tinggi sebesar sebesar 92,04% berdasarkan perbandingan mean empirik dan
mean hipotetik maka dapat dikatakan subjek penelitian cukup memiliki kemampuan
untuk mengatur emosi pada dirinya.
Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa religiusitas
berhubungan negatif yang signifikan dengan perilaku agresif. Semakin tinggi religiusitas,
maka semakin rendah perilaku agresif siswa. Sebaliknya, religiusitas rendah maka
perilaku agresif tinggi. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi
dengan perilaku agresif. Semakin tinggi religiusitas dan kecerdasan emosi maka semakin
rendah perilaku agresif siswa. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas dan kecerdasan
emosi maka semakin tinggi perilaku agresif siswa. Ada hubungan yang signifikan antara
religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif. Semakin tinggi kecerdasan
emosi, maka perilaku agresif semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan
emosi, maka perilaku agresif tinggi.
Daftar Pustaka
Azwar, S. (2004). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Berkowitz, L. M. (1995). Agresi: Sebab dan Akibatnya. (Penterjemah Hartati Woro Susianti).
Jakarta: PT Pustaka Binaan.
Buss, A. & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire: Journal of PersonalitySocial
Psychology, 63 No. 3. 452-459.
Baron, R.A. (2005). Psikologi Sosial jilid 2. Eidsi ke 10. Jakarta. Erlangga
Coleman, J.C. (1976). Abnormal Psychology andModern Life (5th ed). India: D.B. MCGraw
Hill. Inc.
Daradjat, Z. (1975). Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Penerbit Bulan
Bintang.
Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Ciawi: Penerbit Ghalia Indonesia.
Davidoff, L.L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Depag RI. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta: Depag RI.
Goleman, D. (2001). Working With Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai
Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2016). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343
2.4.6
Ghufron, M.N & Risnawati, R. (2016). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Harawi, D. (2005). Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi.FKUI: Jakarta.
Hasbullah. (2001). Sejarah pendidikan islam di Indonesia, lintasan sejarah pertumbuhan dan
perkembangan. Jakarta: LSIK.
Hurlock E.B. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Ifham, A., & Helmi, F.A. (2002). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kewirausahaan
Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi No. 2, 89-111.
Mu’alifah, A. (2005). Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Indonesia Psychology Journal,
Vol. 02 No. 2. 102.111
Poloutzian, F.R. (1996). Psychology of Religion. Needham Heights, Massachusetts: A Simon
& Schuster Comp.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, T. (2013). The Level of Stress Among Students in Urban and Rural Secondary
Schools in Malaysia. European Journal of Social Sciences. Vol 10. No. 2, 179-184.
Thouless, R.H. (2000). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

More Related Content

What's hot

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiZainulmbois
 
Buku Siswa Kelas 10 Agama Katolik
Buku Siswa Kelas 10 Agama KatolikBuku Siswa Kelas 10 Agama Katolik
Buku Siswa Kelas 10 Agama KatolikKornelis Ruben
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi iiWarsito Sito
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianirosesani1
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK wahabsultan
 
pembentukan karakter jujur dan amanah
pembentukan karakter jujur dan amanahpembentukan karakter jujur dan amanah
pembentukan karakter jujur dan amanahSyafrina Tsaniah
 
4. pembentangan bahan moral 2015 guru
4. pembentangan bahan moral 2015 guru4. pembentangan bahan moral 2015 guru
4. pembentangan bahan moral 2015 guruHana Danial
 
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PB
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PBWith Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PB
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PBHatim Gazali
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruHaubibBro
 
Guru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama convertedGuru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama convertedWah Si Mbah
 
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"annkee0424
 

What's hot (20)

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekerti
 
Buku Siswa Kelas 10 Agama Katolik
Buku Siswa Kelas 10 Agama KatolikBuku Siswa Kelas 10 Agama Katolik
Buku Siswa Kelas 10 Agama Katolik
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal riani
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
 
ULASAN ARTIKEL 1
ULASAN ARTIKEL 1 ULASAN ARTIKEL 1
ULASAN ARTIKEL 1
 
Proposal ema
Proposal emaProposal ema
Proposal ema
 
Ueeee
UeeeeUeeee
Ueeee
 
pembentukan karakter jujur dan amanah
pembentukan karakter jujur dan amanahpembentukan karakter jujur dan amanah
pembentukan karakter jujur dan amanah
 
4. pembentangan bahan moral 2015 guru
4. pembentangan bahan moral 2015 guru4. pembentangan bahan moral 2015 guru
4. pembentangan bahan moral 2015 guru
 
Dspm thn3
Dspm thn3Dspm thn3
Dspm thn3
 
Proposal sekripsi
Proposal sekripsi Proposal sekripsi
Proposal sekripsi
 
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PB
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PBWith Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PB
With Ismi_At Tarbawi_32-602-1-PB
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guru
 
Guru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama convertedGuru pelopor moderasi beragama converted
Guru pelopor moderasi beragama converted
 
Tugasan p.moral
Tugasan p.moralTugasan p.moral
Tugasan p.moral
 
Pembelajaran PAI
Pembelajaran PAIPembelajaran PAI
Pembelajaran PAI
 
Tugas mandiri agama
Tugas mandiri agamaTugas mandiri agama
Tugas mandiri agama
 
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"
Ulasan Artikel "Keluarga dalam Pembentukan Moral"
 

Similar to HUBUNGAN

perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikSrie Hartono
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisAfshan Mbo
 
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islam
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islamPengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islam
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islamassomad20
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...Alorka 114114
 
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...adni fitria
 
Melawan radikalisme dengan memperkuat Pancasila
Melawan radikalisme dengan memperkuat PancasilaMelawan radikalisme dengan memperkuat Pancasila
Melawan radikalisme dengan memperkuat PancasilaIndiwan Seto wahyu wibowo
 
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...OktaDela354
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaiwan Alit
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaiwan Alit
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruYogyakarta State University
 
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdfGinaFujiama1
 
Classroom Discourse to Foster Religious Harmony
Classroom Discourse to Foster Religious HarmonyClassroom Discourse to Foster Religious Harmony
Classroom Discourse to Foster Religious HarmonyDevi Risnawati
 
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1rosesani1
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMAnang Sarbaini
 
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docx
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docxPERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docx
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docxRastonoCirebon
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialRehanAskingAlexandri
 

Similar to HUBUNGAN (20)

perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
 
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islam
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islamPengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islam
Pengantar Pendidikan Agama islam dalam pendidikan islam
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
 
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
 
Melawan radikalisme dengan memperkuat Pancasila
Melawan radikalisme dengan memperkuat PancasilaMelawan radikalisme dengan memperkuat Pancasila
Melawan radikalisme dengan memperkuat Pancasila
 
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agama
 
Internalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agamaInternalisasi nilai nilai agama
Internalisasi nilai nilai agama
 
murid-alam-belajar
murid-alam-belajarmurid-alam-belajar
murid-alam-belajar
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
 
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf
3_TEMA_BHINEKA_TUNGGAL_IKA_pptx.pdf
 
Classroom Discourse to Foster Religious Harmony
Classroom Discourse to Foster Religious HarmonyClassroom Discourse to Foster Religious Harmony
Classroom Discourse to Foster Religious Harmony
 
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
 
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docx
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docxPERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docx
PERAN_GURU_DALAM_PENGEMBANGAN_SIKAP_TOLERANSI_BERA.docx
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

HUBUNGAN

  • 1. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.1 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN Angga Sho-hibul Ulum1), Kamsih Astuti2) Magister Sains Psikologi, Universitas Mercu Buana Kampus III Jln Padjajaran (Ring Road Utara), Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta E-mail: Anggashohibul08@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di Pondok Pesantren Ar- Risalah Cijantung IV Ciamis. Populasi dalam penelitian ini adalah santri atau siswa kelas VIII dan kelas IX di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis berjumlah 160 siswa dengan jumlah sampel 113 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala, ada tiga skala yaitu religiustas, kecerdasan emosi, dan perilaku agresif. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis, dengan hasil uji korelasi product moment sebesar -0,762 (p < 0,01). Sumbangan efektif religiusitas dengan perilaku agresif adalah 52,83%. (2) Ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis, dengan hasil uji korelasi product moment sebesar -0,557 (p < 0,01). Sumbangan efektif kecerdasan emosi dengan perilaku agresif adalah 5,95%. (3) Ada hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis nilai F hitung sebesar 78,357 (p < 0,01). Kontribusi atau sumbangan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada santri di pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis sebesar 58,8%. Kata kunci: Religiusitas, Kecerdasan Emosi, Perilaku Agresif Pendahuluan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan turut berjasa dalam mencerdaskan masyarakat. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia tidak hanya ditunjukan untuk menghasilkan para kiyai, ustad, ustadzah, akan tetapi melakukan suatu proses pendidikan kemasyarakatan yang menyeluruh dan membentuk santri yang terdidik. Pondok pesantren diharapkan mampu memelihara, meneliti, mengembangkan, dan melaksanakan tata nilai norma agama semaksimal mungkin, sehingga mampu mencetak santri yang berilmu pengetahuan tinggi, mengetahui, memahami, dan mampu mengamalkan aqidah dan syari’ah Islam (Masyhud & Khusnurdilo, 2003). Dalam hal ini, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang turut berpartisipasi dalam perkembangan mekanisme internal santrinya. Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan non-formal memiliki peran dan fungsi antara lain: (1) Pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan yang mempunyai fungsi pemeliharaan, pengembangan, penyiaran, dan pelestarian Islam. Implikasi dari semua itu adalah pembangunan akhlak dan mental masyarakat diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berbudi tinggi, mengetahui nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia, alam, dan Tuhan yang merupakan tujuan akhir
  • 2. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.2 hidup dan kehidupan. (2) Pondok pesantren sebagai lembaga sosial berarti dengan perantara jalur pendidikan pesantren diharapkan mampu menghasilkan sumber daya agama Islam dengan ilmu-ilmu yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. (3) Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tumbuh dari dan dalam masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat yang motif, tujuan serta usahanya bersumber pada agama Islam (Hasbullah, 2001). Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV di Ciamis dapat memberikan suatu upaya pendalaman ajaran Islam yang bertujuan agar para santrinya mempunyai keteguhan hati yang kuat, sulit untuk dipengaruhi orang lain, dan memiliki sikap sopan santun yang baik serta perilaku keagamaan yang baik pula. Selain itu, para santri juga dibina dan dibimbing dengan penuh kesadaran untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh pondok yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 dan 6 September 2018, disimpulkan bahwa pondok pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis adalah pondok pesantren yang memiliki keagamaan yang kental, dengan kegiatan yang berbasis ilmu agama lebih banyak diterapkan dari pada kegiatan yang berbasis ilmu umum. Kegiatan yang berbasis ilmu agama, misalnya pengajian Al-Qur’an, pengajian kitab kuning, pengajian amsilati, dan lain-lain, sedangkan kegiatan yang berbasis ilmu umum, misalnya kegiatan ekstrakulikuler seperti drum band, sepak bola, basket, futsal, pencak silat, dan lain sebagainya. Dengan diberi ilmu keagamaan dan ilmu umum, idealnya santri di Pondok Pesantren Ar-Risalah menunjukkan perilaku dan kebiasaan yang positif, namun dalam kenyataannya masih dijumpai perilaku siswa yang tidak diharapkan seperti mencuri barang milik teman, tidak mengikuti pengajian juz’ama, berkelahi, membully teman, dan lain sebagainya. Perilaku tersebut cenderung dilakukan oleh siswa usia remaja. Remaja identik dengan energi yang berlebih. Energi ini harus disalurkan pada jalur yang benar. Bila aktivitas-aktivitas di sekolah maupun lingkungan sosial tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka sering kali remaja meluapkan kelebihan energinya ke arah yang negatif seperti perilaku agresi. Dalam psikologi, perilaku yang dimaksudkan untuk menyerang, menyakiti orang lain disebut dengan agresi. Seperti yang dikatakan Myers (2005) bahwa agresi merupakan perilaku fisik maupun verbal yang disengaja maupun tidak disengaja namun memiliki maksud untuk menyakiti, menghancurkan atau merugikan orang lain untuk melukai objek yang menjadi sasaran agresi. Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti tanggal 24 Maret 2016, 13 Oktober 2016 dan 6 September 2018 di Pondok Pesantren Ar-Risalah dengan pengurus atau ustadz dan guru, perilaku agresif (agresi fisik dan agresi verbal) terjadi di kalangan santri laki-laki dengan korban teman sekelas atau adik kelas dengan berbagai bentuk perilaku agresif seperti memukul dan mencubit temannya, berkata kasar, menghina dan mengejek, serta merusak benda milik sekolah dan milik teman-temannya, sehingga menyebabkan sakit fisik seperti memar dan luka bagi yang mendapatkan perlakuan fisik dan sakit hati bagi siswa lain. Menurut bagian pengajaran Pondok Pesantren Ar-Risalah bagi santri yang melakukan tindakan kekerasan dan tindakan yang merugikan orang lain akan mendapatkan hukuman, contohnya jika santri berkelahi akan diberi hukuman potong rambut tidak rapi, direndam dikolam, hafalan 2 juz, dan disuruh berdiri dihadapan para santri untuk mengakui kesalahannya. Selanjutnya, apabila santri ketahuan melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain seperti memukuli, maka akan diberi hukuman berupa pemanggilan orangtua sampai dikeluarkan dari Pondok Pesantren. Perilaku agresif memiliki dampak bagi para pelakunya, diantaranya pelaku memiliki hubungan yang kurang baik dengan teman ataupun lingkungannya, prestasi akademik yang kurang baik dibandingkan dengan teman-teman lainnya, dan akan berpengaruh terhadap keterampilan dirinya, dengan demikian siswa pun tidak dapat berkembang
  • 3. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.3 secara maksimal. Dengan demikian perlu ditelusuri lebih lanjut mengapa santri yang lebih banyak belajar tentang ilmu-ilmu agama masih terlibat dalam bentuk-bentuk perilaku negatif seperti agresif. Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresif adalah religiusitas. Seperti yang diungkapkan oleh Rachmawati (2002) bahwa yang bisa mengendalikan perilaku agresif adalah dengan nilai-nilai religi yang telah dinternalisasikan dalam remaja, individu yang menjadikan agama sebagai pertimbangan dalam bersikap dan berperilakunya memungkinkan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan oleh peraturan agam dalam semua aspek kehidupan. Religiusitas memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan dimana terdapat kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia ke arah jalan yang benar. Religiusitas mencakup seluruh hubungan dan konsekuensi hubungan antara manusia dengan penciptanya dan sesamanya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ancok & Suroso (2001) yang menyatakan bahwa religiusitas sebagai keberagamaan yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresi remaja adalah kecerdasan emosi, hal tersebut sesuai dengan pendapat Geen (dalam Taylor et al., 2009) bahwa pengertian agresi jika dipandang dari definisi emosional, bahwa agresi adalah hasil dari proses kemarahan yang memuncak. Remaja identik dengan gejolak emosi yang meledak-ledak, sehingga sulit untuk dikendalikan. Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (2011) bahwa remaja akan mengalami gejolak emosi yang meledak-ledak dan sulit dikendalikan yang menyebabkan remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, dan teman-teman sebaya. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis. Studi Pustaka Buss & Perry (1992) menyatakan perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara psikologis. Menurut Buss & Perry (1992), terdapat empat aspek perilaku agresif yang didasari dari tiga dimensi dasar yaitu motorik, afektif, dan kognitif. Empat aspek perilaku agresif yang dimaksud yaitu: physical aggression, verbal aggression, anger, dan hostility. Perilaku agresif yang muncul pada individu berkaitan erat dengan rasa marah yang terjadi dalam diri individu. Buss & Perry (dalam Anderson & Bushman, 2002) menyatakan bahwa secara umum perilaku agresif dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal meliputi karakter bawaan individu yang menentukan reaksi individu tersebut ketika menghadapi situasi tertentu. Sementara itu, faktor situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal yang terjadi di lingkungan yang juga mempengaruhi reaksi individu terhadap suatu peristiwa. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kuantitatif yaitu penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Instrumen pengumpul data terbagi menjadi dua yakni untuk data primer dengan menggunakan wawancara langsung kepada para santri atau siswa kelas VIII dan IX di Pondok Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis. Adapun untuk data sekunder dari telaah berbagai literatur yang relevan dengan penelitian.
  • 4. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.4 Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode skala dan tes pengetahuan agama. Metode skala adalah metode yang digunakan untuk mengungkap konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Data yang ingin dikumpulkan adalah religiusitas, kecerdasan emosi dan perilaku agresif. Data dari ketiga variabel tersebut dikumpulkan melalui instrumen skala religiusitas, skala kecerdasan emosi, dan skala perilaku agresif yang ketiganya disusun sendiri oleh peneliti. Adapun skala yang digunakan berjenis skala Likert untuk mengukur kecerdasan emosi, dan perilaku agresif. Sedangkan untuk mengukur religiusitas menggunakan dua alat ukur yaitu skala likert dan tes pengetahuan intelektual. Analisis data dalam penelitian ini didapatkan dari subyek penelitian melalui skala ukur diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk angka-angka sehingga menjadi data kuantitatif. Hal ini bertujuan agar data tersebut dapat diolah atau dianalisis dengan pendekatan statistik. Pada level ini terdapat dua hal yang dilakukan dalam cara analisis data kuantitatif. Sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu mencari hubungan, maka diperlukan uji normalitas, uji linearitas, dan uji hipotesis. Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dibuat ini dimaksudkan untuk menguji secara empirik tentang hubungan antara antara religiusitas dengan perilaku agresif. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu ada hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku agresif, diterima. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment ditunjukkan hasil sebesar -0,762 dengan p < 0,01. Nilai korelasi product moment menunjukkan arah hubungan yang negatif diantara kedua variabel, artinya semakin tinggi religiusitas maka cenderung semakin rendah perilaku agresif. Sebaliknya, religiusitas rendah maka perilaku agresif cenderung semakin tinggi. Besarnya kontribusi variabel religiusitas terhadap perilaku agresif sebesar 52,83%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Variabel yang tidak masuk dalam penelitian yaitu lingkungan sekolah, teman sebaya, gender, atau lingkungan sekolah (Wiyani, 2013). Selanjutnya, tujuan penelitian yang kedua dimaksudkan untuk menguji secara empirik tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif. Hipotesis bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif diterima. Hasil tersebut ditunjukkan hasil korelasi product moment sebesar -0,557 (p < 0,01). Nilai korelasi product moment menunjukkan arah hubungan yang negatif diantara kedua variabel, artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka cenderung semakin rendah perilaku agresif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosi maka perilaku agresif cenderung semakin tinggi. Perilaku agresif dipengaruhi oleh kecerdasan emosi seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Geen (dalam Taylor et al., 2009) bahwa pengertian agresi jika dipandang dari definisi emosional, bahwa agresi adalah hasil dari proses kemarahan yang memuncak. Kemudian tujuan penelitian yang ketiga yaitu dimaksudkan untuk menguji secara empirik hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif secara bersama-sama. Hasil analisis berdasarkan metode regresi berganda menunjukkan hubungan antara variabel religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif dengan nilai F diperoleh sebesar 78,357 (p ≤ 0.05). Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada siswa, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
  • 5. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.5 Sumbangan efektif religiusitas dan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif dilihat dari hasil R square sebesar 58,8%. Sisanya 41,2% yang mempengaruhi perilaku agresif selain religisuitas dan kecerdasan emosi, seperti yang diutarakan oleh Rahayu (2008) bahwa perilaku agresi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu, beberapa diantaranya adalah kematangan emosi dan religiusitas. Kecenderungan perilaku agresi yang sifatnya tidak memikirkan kondisi orang lain akan berdampak buruk dan merugikan orang lain. hal ini didalam agama termasuk dalam perilaku tercela yang tidak boleh dilakukan oleh agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kategorisasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada di kategori tinggi pada kecerdasan yaitu sebesar 92,04% dari total keseluruhan subjek. Sementara, pada perilaku agresif kebanyakan siswa berada di kategori sedang yakni sebesar 79,65%. Kategorisasi variabel kecerdasan emosi pada kategori tinggi sebesar sebesar 92,04% berdasarkan perbandingan mean empirik dan mean hipotetik maka dapat dikatakan subjek penelitian cukup memiliki kemampuan untuk mengatur emosi pada dirinya. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa religiusitas berhubungan negatif yang signifikan dengan perilaku agresif. Semakin tinggi religiusitas, maka semakin rendah perilaku agresif siswa. Sebaliknya, religiusitas rendah maka perilaku agresif tinggi. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif. Semakin tinggi religiusitas dan kecerdasan emosi maka semakin rendah perilaku agresif siswa. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas dan kecerdasan emosi maka semakin tinggi perilaku agresif siswa. Ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif. Semakin tinggi kecerdasan emosi, maka perilaku agresif semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi, maka perilaku agresif tinggi. Daftar Pustaka Azwar, S. (2004). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berkowitz, L. M. (1995). Agresi: Sebab dan Akibatnya. (Penterjemah Hartati Woro Susianti). Jakarta: PT Pustaka Binaan. Buss, A. & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire: Journal of PersonalitySocial Psychology, 63 No. 3. 452-459. Baron, R.A. (2005). Psikologi Sosial jilid 2. Eidsi ke 10. Jakarta. Erlangga Coleman, J.C. (1976). Abnormal Psychology andModern Life (5th ed). India: D.B. MCGraw Hill. Inc. Daradjat, Z. (1975). Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Ciawi: Penerbit Ghalia Indonesia. Davidoff, L.L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Depag RI. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta: Depag RI. Goleman, D. (2001). Working With Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (2016). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  • 6. Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584 Buku 2 : Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343 2.4.6 Ghufron, M.N & Risnawati, R. (2016). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Harawi, D. (2005). Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi.FKUI: Jakarta. Hasbullah. (2001). Sejarah pendidikan islam di Indonesia, lintasan sejarah pertumbuhan dan perkembangan. Jakarta: LSIK. Hurlock E.B. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Ifham, A., & Helmi, F.A. (2002). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi No. 2, 89-111. Mu’alifah, A. (2005). Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Indonesia Psychology Journal, Vol. 02 No. 2. 102.111 Poloutzian, F.R. (1996). Psychology of Religion. Needham Heights, Massachusetts: A Simon & Schuster Comp. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulaiman, T. (2013). The Level of Stress Among Students in Urban and Rural Secondary Schools in Malaysia. European Journal of Social Sciences. Vol 10. No. 2, 179-184. Thouless, R.H. (2000). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.