Dokumen tersebut membahas tentang ideologi dan pemetaan kelompok radikal terorisme serta upaya penanggulangannya. Secara singkat, dibahas mengenai jenis-jenis ideologi gerakan keagamaan transnasional yang radikal seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan gerakan jihadis serta upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pencegahan dan deradik
1. Oleh :
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Ideologi dan pemetaan kelompok radikal terorisme sertaupaya
penanggulangannya
Disampaikan pada acara Seminar Internasional “Wasatiyyah Islam in Southeast Asia”
Diselenggarakan oleh IAIN Antasari
Banjarmasin, 13 Juni 2015 1
3. • Bersifat transnasional/lintas negara
• Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state,
melainkan konsep umat (khilafah).
• Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme atau
radikal.
• Menempatkan barat secara ideologis-politis sebagai ancaman
terhadap kesatuan umat
• Sebagian mengambil cara non-kekerasan (dakwah dan partai)
sebagian lain mengambil cara-cara kekerasan (radikal terorisme)
MENGENAL IDEOLOGI GERAKAN KEAGAMAAN TRANSNASIONAL
4. Radikalisme
Statis
Pemikiran radikal yg lbh bersifat
gagasan, tdk dlm bentuk aksi
nyata kekerasan
Radikalisme
Destruktif
Radikalisme yg merusak, gunakan
metode kekerasan dlm wujudkan
tujuan yg dicita-citakan
RADIKALISME
4
5. 1 Radikal Gagasan
Kelompok yang secara gagasan radikal, namun tidak
terlibat kekerasan , akui NKRI
2 Radikal Milisi
Kelompok dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik
komunal, akui NKRI
3 Radikal Separatis
Kelompok yang mengusung misi-misi
separatisme/pemberontakan
4 Radikal Premanisme
Kelompok dalam bentuk kekerasan terhadap kemaksiatan,
akui NKRI
5 Radikal Lainnya
Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok
Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi, dll.
6 Radikal Teroris
Kelompok yang mengusung dan mengatasnamakan
ideologi keagamaan, penghancuran, pembunuhan, bersifat
massive, rasa takut yang luas dan paksakan ideologinya
dengan cara kekerasan
5
6. • DIMENSI INTERNASIONAL
- Persepsi kondisi tertindas secara terus-menerus oleh Barat pimpinan AS
terhadap agama tertentu.
- Menganggap kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah.
- Menganggap proses damai mendapatkan perubahan tidak akan
diperoleh.
- Kekerasan adalah cara sah dalam mencapai tujuan.
• DIMENSI NASIONAL
- Salah tafsir terhadap ajaran Agama untuk mencapai tujuan kelompoknya
- Balas dendam
- Psikologi
- Kemiskinan
- Ketidakadilan
- Pendidikan
- Politik
6
7. Lazuardi Birru dan LSI (2010) pernah melakukan penelitian terkait
radikalisme sosial keagamaan di 33 Provinsi di Indonesia: masyarakat
Indonesia masih rentan terhadap radikalisme berbasis sosial
keagamaan.
Salah satu parameter dari kerentanan tersebut dilihat dari tingkat
resistensi masyarakat terhadap tindakan-tindakan radikal masih belum
kuat.
Faktor-faktor yang signifikan thd rendahnya resistensi atas tindakan
radikal antara lain; pemahaman agama yang cenderung legalistik dan
eksklusif, penghargaan terhadap kelompok minoritas rendah, perasaan
terasing dari kehidupan kolekif (merasa umat Islam dipojokan), dan
hadirnya organisasi-organisasi gerakan radikal.
8
8. Tahun 2011, Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP)
dgn responden guru PAI dan siswa SMP Sejadebotabek menunjukkan
potensi radikal yang kuat di klngan guru dan pelajar dgn indikasi
resistensi yg lemah thd kekerasan ats nama agama, intoleransi, sikap
ekslusif serta keraguan thd ideologi Pancasila.
Tahun 2015 Survey Setara Institute thd siswa dari 114 Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Jakarta dan Bandung. Dalam survei ini, sebanyak 75,3%
mengaku tahu tentang ISIS. Sebanyak 36,2 responden mengatakan ISIS
sebagai kelompok teror yang sadis, 30,2% responden menilai pelaku
kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan 16,9% menyatakan ISIS
adalah pejuang-pejuang yang hendak mendirikan agama Islam.
9
9. Qoidah Aminah: Dulmatin (JI),
Mustofa (JI/Jat), Abd Sonata
(Kompak), Abu Umar
Kelompok pendanaan
terorisme
MIB Lampung
NII Kalsel
NII Tasik
Badri Solo
Pok
Dayah/Rizal
Pok Asmar
Pok Bima
JAT Bali
Pok Walid/Ambon
MIT Daengkoro Santoso
MIB Abu Omar
& Abu Roban
10
11. 7
SEJARAH TERORISME DAN PENANGGULANGANNYA
Konflik Afganistan
- Pencegahan
- Penindakan
- Kersin
BNPT
OPS MILITER
UU Subversif
ORDE
LAMA
NII
DI/TII
Kahar Muzakar
Daud Beureuh
DKPT
OPS INTELIJEN
UU Subversif
ORDE
BARU
Cicendo (1981)
Teror warman (1981)
Teror Woyla (1981)
Bom Borobudur (1985)
Penegakan
Hukum
REFORMASI
Bom Atrium Senen
Bom Plaza Hayam Wuruk
Bom Masjid Istiqlal
Bom Gereja Medan
Bom Kedubes Filipina
Bom BEJ
Bom Malam Natal
UU No.15/2003
BOM BALI
- Bom Pipa, Poso
- Pelemparan Bom ke Gub Sulsel
- Penyerangan Anggt Polri,Poso
- Bom kantor Polisi,Tasikmalaya
- Bom Ds. Senduro,
Lumajang
- Bom Polres Poso
- Penembakan Anggt.Polri,
Cireundeu
- Penembakan Anggt.Polri,
Ciputat
- Penembakan Anggt.Polri,
Pondok Aren.
- Renc. Peledakan Bom
Malam Tahun
Baru, Ciputat, Tangsel
- Bom Hotel JW Marriot
- Bom Kedubes Australia
- Bom Bali II
- Bom Hotel Ritz Carlton & JW
Marriot
- Bom Buku
- Bom Masjid Adzikra, Cirebon
- Teror racun Sianida,Jakarta
- Bom Gereja Kepunton
- Penyerangan Pos Polisi,Solo
- Bom Pipa,Semarang
- Bom Tambora
- Bom Yayasan Yatim Piatu Beji
- Pembunuhan anggt. Polres,Poso
- Bom Kel. Kauwa Poso
- Bom Pos Polisi Poso
Malaysia
Pancasila
UUD 1945
6 Agama
12. 14
KEPALA BNPT
PRESIDEN RI
DEPUTI
PENINDAKAN DAN
BINPUAN
DEPUTI
KERJASAMA
INTERNASIONAL
DEPUTI
PENCEGAHAN,
PERLINDUNGAN DAN
DERADIKALISASI
SEKRETARIAT UTAMA
INSPEKTORAT
DIR. PENCEGAHAN
POK AHLI
DIR. PERLINDUNGAN
DIR. DERADIKALISASI
DIR. PENINDAKAN
DIR. BINPUAN
DIR. GAKKUM
DIR. KERMA BILATERAL
DIR. KERMA REGIONAL DAN
MULTILATERAL
DIR. KONVENSI DAN
PERANGKAT HUKUM
INTERNASIONAL
SATGAS
PENINDAKAN
F K P T
SATGAS
PENCEGAHAN
PUSAT
DERADIKALISASI
PUSAT LATIHAN
ANTI TEROR
Perpres No.46 Thn 2010 ttg BNPT sebagaimana tlh diubah dgn Perpres No. 12 Thn 2012 ttg Perubahan Atas
Perpres No. 46 Tahun 2010.
Susun Kebijakan & Strategi Gultor
Laksanakan Prognas
Bentuk Satgas
13. Masyarakat
Simpatisan
Pendukung
Militan
Inti
KONTRA RADIKALISASI
DERADIKALISASI
DI DALAM LAPAS
Sasaran : 243 Napi
Teroris tersebar di 27
LAPAS pada 10 Provinsi
Tokoh Agama
Tokoh Pendidkan
Tokoh Masyarakat
Tokoh Adat
Tokoh Pemuda
LSM, Media
Dll
Pelibatan :
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN TERORISME
DI LUAR LAPAS
Sasaran : Potensi
radikal, mantan napi
teroris, keluarga
&jaringan
Tahapan:
- Identifikasi
- Bina Was Bang
- Bina Was Agama
- Bina Kewirausahaan
Tahapan:
- Identifikasi
- Rehabilitasi
- Reedukasi
- Resosialisasi
15