Teknologi 5G memiliki kecepatan transfer data yang sangat tinggi, namun Indonesia belum siap menerapkannya karena jaringan 4G belum merata, regulasi dan perangkat 5G belum tersedia, serta masyarakat belum siap menggunakannya. Pemerintah fokus memperluas jaringan 4G dan mempersiapkan regulasi baru untuk 5G.
2. Seminar 5G
Seminar 5g dilakasanakan pada tanggal 22 maret 2019 di
universitas gunadarma depok kampus D
Pada seminar 5g ada 2 narasumber yaitu:
1. Mouldie Satria Eka Putra (Youtuber Gadget: sobat hp)
2. Dr.tubagus maulana kusuma S.kom,Mengsc(Director of
postgraduate studies of engineering and technology)
3. Sesi 1
Pada sesi pertama narasumber membahas tentang sejarah jaringan dari 0G-5G
1. 0G
Generasi awal 0G adalah perkembangan dari awal mulanya penggunaan jaringan. Biasanya digunakan
oleh radio khusus dengan jangkauan yang terbatas dan hanya disambungkan dengan jaringan telepon
umum yang biasa. Awal mulanya perkembangan 0G hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan
suara saja. Teknologi ini mulai berkembang pada awal tahun 1947.
2. 1G
Setelah generasi 0G dimodifikasi kembali, pada tahun 1970 mulailah diperkenalkan generasi baru yaitu
1G. Jaringan 1G mulai dikelola dengan serius untuk ponsel. Generasi 1G tidak hanya mengirimkan
suara saja tetapi sudah bisa mengirimkan pesan singkat berbasis teks kepada pengguna ponsel 1G
lainnya. Inilah generasi jaringan pertama yang digunakan untuk telepon seluler.
3. 2G
Setelah ditemukan berbagai kemudahan lainnya pada awal tahun 1990 muncullah teknologi jaringan
seluler digital yang jauh lebih canggih dari pada teknologi 1G yang dahulu. Meskipun kemudahan yang
ditawarkan juga masih sebatas mengirim suara dan pesan teks tetapi kualitas yang diberikan lebih
unggul. Suara yang lebih jernih, mengirim pesan dengan kecepatan yang lebih pesat bahkan dilengkapi
dengan kapasitas yang lebih besar lagi.
4. 4. 3G
Pada awal tahun 2001 keluarlah perkembangan kualitas sinyal yang lebih baik lagi dari 2G yaitu 3G.
Kualitas 3G terletak pada kecepatan transfer datanya sampai 144kbps-2Mbps. Kelebihan yang
diberikan dari 3G adalah memiliki suara yang lebih bagus daripada 2G, keamanan yang terjamin,
bahkan 3G adalah jaringan pertama yang bisa digunakan untuk mengakses internet.
5. 4G dan 4G LTE
Tekonologi lain yang semakin berkembang mengenai jaringan network adalah teknologi 4G.
Kemunculannya sudah bisa dirasakan oleh masyarakat pada sekitar tahun 2014. Kemampuannya
tentu berbeda dari 3G. Teknologi 4G bisa membantu penggunanya mengunduh file atau film yang
berkapasitas 6GB hanya dalam waktu 6 menit saja. Kemudian pada tahun 2016 perkembangannya
semakin pesat sampai muncul 4G LTE. Muncul tiga pendekatan yang dilakukan oleh LTE yang lebih
berkembang lagi. Yakni di antaranya adalah pendekatan ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit
switching secara bersamaan. Akan tetapi hanya pengguna ponsel yang cenderung mahal saja yang
bisa menggunakan pendekatan ini.
6. 5G
Teknologi generasi yang saat ini akan segera berkembang adalah 5G. Recananya pengenalan
generasi ini akan mulai dari tahun 2020 mendatang. Meskipun belum berkembang sepenuhnya di
seluruh dunia, namun teknologi 5G sudah mulai diterapkan di Korea Selatan pada tahun 2017 lalu loh,
Hinet Lovers. Perkembangan 5G diprediksi bisa mentransfer data dari satu gadget ke gadget lain
dengan kecepatan satu mili perdetik.
5. Sesi 2
Pada sesi kedua narasumber membahas tentang penerapan 5g serta membahas pro dan kontra mengenai 5g
Pengertian 5G
5G adalah jaringan koneksi internet seluler generasi kelima. Para pengguna akan mengakses data lebih cepat,
dengan tingkat kelambanan yang minim. 5G juga menjanjikan jangkauan yang lebih luas dan koneksi yang
lebih stabil. Ed Barton, kepala analis televisi dan hiburan dari lembaga Ovum, mengatakan saat ini perubahan
dari jaringan 4G ke 5G akan menjadi signifikan. Ia mengatakan jaringan generasi pertama atau 1G memiliki
kemampuan dalam suara, jaringan 2G mempunyai kelebihan untuk berkirim teks, 3G untuk gambar atau foto
statis, serta 4G memiliki kemampuan untuk mengaktifkan video. "Kami mengharapkan lompatan dari 4G ke 5G
menjadi lompatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Wujud dari lompatan" ini adalah kemampuan untuk
memindahkan volume data yang jauh lebih besar antar jaringan. Ini artinya akan lebih banyak perangkat dapat
terhubung ke jaringan dengan kecepatan yang lebih baik.
Negara yang pertama kali meluncurkan 5G
Teknologi ini tengah diuji coba di seluruh dunia, namun aplikasi komersialnya baru saja tersedia. Tiga operator
seluler Korea Selatan meluncurkan layanan 5G pekan ini, sementara perusahaan telekomunikasi AS Verizon
juga meluncurkan layanan 5G di beberapa kota pada pekan ini. DJ Koh, presiden IT & komunikasi seluler
Samsung Electronics mengatakan telah memulai "era baru di mana kecepatan dan konektivitas 5G yang luar
biasa menjadi kenyataan". Analis telekomunikasi Frost & Sullivan, Quah Mei Lee, mengatakan Korea Selatan
dan Jepang telah menjadi pemimpin dalam pengembangan 5G. Ia mengatakan Korea Selatan selalu kuat
dalam aplikasi konsumen tetapi ada "yang lebih bisa dilakukannya" di 5G. "Kami akan melihat lebih banyak
aplikasi muncul di pasaran selama tiga hingga enam bulan ke depan."
6. Masalah keamanan dalam menggunakan 5G
Sebagian besar pembahasan tentang infrastruktur 5G berpusat pada risiko keamanan yang mungkin
terjadi, yaitu partisipasi Huawei dari Cina. Huawei, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia,
menghadapi perlawanan dari pemerintah asing atas risiko bahwa teknologinya dapat digunakan untuk
spionase. Negara-negara seperti AS, Australia, dan Selandia Baru melarang perusahaan-perusahaan
setempat menggunakan perangkat Huawei di jaringan 5G. Pada prinsipnya, mengendalikan teknologi
yang berada di jantung jaringan komunikasi vital memberi operator seperti Huawei kemampuan untuk
melakukan spionase atau mengganggu komunikasi. Ini menjadi masalah yang lebih besar karena makin
banyak hal - mulai dari kendaraan otonom hingga peralatan rumah tangga - yang terhubung ke internet.
AS berpendapat bahwa Huawei dapat menggunakan pembaruan perangkat lunak berbahaya untuk
memata-matai mereka yang menggunakan 5G, merujuk pada undang-undang Cina yang menyebutkan
organisasi-organisasi harus "mendukung, bekerja sama dan berkolaborasi dalam pekerjaan intelijen
nasional". Selain itu, Batra dari IDC mengatakan perbedaan mendasar antara jaringan 4G dan 5G adalah
kemampuan untuk pengendali jarak jauh yang menimbulkan "potensi masalah keamanan". Batra
mengatakan dalam jaringan 4G perangkat lunak dan perangkat keras tersambung dengan erat.
Sedangkan dalam jaringan 5G, perangkat keras dipisahkan dari perangkat lunak. "Itu memungkinkan
kendali jarak jauh dari aset jaringan. Semua hal ini dapat dikelola secara virtual, dan itu membuatnya
menantang dalam hal keamanan.“ Namun, ia mengatakan pihak berwenang di seluruh dunia bekerja sama
dengan para operator untuk mengatasi masalah ini dan "kami benar-benar belum melihat bukti nyata
dalam masalah ini".
7. Sesi 3
Pada sesi ketiga narasumber membahas tentang alesan kenapa negara Indonesia belum siap
menerapkan 5g
1. 4G Saja Belum Merata
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jaringan 4G memang belum sepenuhnya tersebar di
seluruh penjuru Indoneisa. Terkadang, kalau kita keluar kota saja, atau ke tempat-tempat
yang agak masuk ke daerah padalaman, jaringan smartphone kita bisa langsung hilang. Dari
pada harus buru-buru mengadopsi jaringan 5G, lebih baik pemerintah Indonesia lebih fokus
untuk meratakan jaringan ke seluruh Indonesia, agar jaringan smartphone dan penggunaan
internet dapat diakses secara merata di seluruh tempat di Indoneisa.
2. Smartphone 5G-nya Belum Ada
Sampai sekarang baru ada satu ponsel yang mengadopsi jaringan 5G ini, yaitu smartphone
uji coba milik Qualcomm. Walaupun jaringan 5G mungkin akan diluncurkan tidak lama lagi,
namun belum ada tanda-tandanya produsen akan membuat smartphone dengan jaringan ini.
Kalau smartphone jaringan 5G saja belum dibuat bagaimana jaringan ini dapat diaplikasikan
di Indonesia, apa lagi kalau mengingat waktu untuk smartphone dengan jaringan ini masuk ke
Indonesia. Terlebih belum adanya regulasi mengenai smartphone dengan jaringan 5G ini.
8. 3. Perlunya Regulasi baru
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya mengenai hal regulasi di atas, pastinya pemerintah
membutuhkan regulasi baru yang akan digunakan untuk mengimplementasikan jaringan 5G di
Indonesia. Yang jelas regulasi ini haruslah kuat karena memiliki dampak sosial smartphone 5G yang
lebih kompleks dibandingkan 4G.Hal ini sendiri pernah diutarakan oleh Kepala Riset dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Basuki Yusuf. Beliau
menyebutkan jika pemerintah Indonesia sedang menyiapkan regulasi yang lebih matang untuk
kemunculan jaringan 5G ini di Indonesia.
4. Adalah Masyarakat Dirasa Belum Siap
Untuk negara berkembang seperti Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum siap dengan
kehadiran jaringan 5G. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Indonesia yang sampai saat ini
pun belum menggunakan jaringan 4G.Yang lebih parahnya lagi, berkaitan dengan poin pertama di atas
tadi, di Indonesia sendiri masih banyak masyarakat yang buta akan internet dan belum dapat menikmati
fasilitas internet itu sendiri. Hal ini disebabkan karena penyebaran jaringan seluler yang belum merata
ke seluruh Indonesia.
5. Jaringan 4G Dirasa Masih Cukup
Sudah pasti kecepatan jaringan internet 5G akan jauh lebih cepat dan kencang ketimbang jaringan 4G
LTE. Namun apakah itu diperlukan oleh masyarakat Indoneisa untuk menggunakan jaringan internet 5G
yang kecepatannya dapat tembus sampai dengan 5Gbps. Kalau melihat kebiasaan masyarakat
Indonesia yang menggunakan jaringan internet kebanyakan untuk urusan sosial saja, sepertinya
jaringan 4G LTE saja sudah sangatlah cukup untuk mengakomodir kebutuhan sosial media
masyarakat.
9. Sesi 4
Pada sesi keempat narasumber membahas tentang tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Indonesia untuk
mempersiapkan masuknya 5g ke Indonesia
Tahun 2017
- Ujicoba teknologi 5G indoor frekuensi 15Ghz oleh XL
- Ujicoba teknol
Tahun 2018
- Ujicoba teknologi 5G indoor & outdoor frekuensi 28Ghz oleh Telkomsel di Asian Games XVII
- Ujicoba teknologi 5G outdoor frekuensi 28Ghz oleh XL
- Ujicoba teknologi 5G indoor frekuensi 28Ghz oleh Indosat
Tahun 2019
- Penyusunan dan sosialisasi draft kebijakan 5Gogi 5G indoor frekuensi 72Ghz oleh Telkomsel
Tahun 2020 - 2021
- Finalisasi kebijakan dan regulasi untuk 5G (spektrum, model bisnis, BHP, dll)
- Ujicoba 5G dengan device 5G komersial (sudah ada di pasar)
- Konsultasi publik
Tahun 2022
- Lelang frekuensi 5G
- Launching layanan broadband berbasis 5G (Mobile dan Fixed Broadband)
10. KESIMPULAN
Menurut saya teknologi 5G memiliki kecepatan transfer data lebih hebat
dibanding dengan Teknologi yang lainnya dan juga menurut saya teknologi
5G belum cocok untuk di gunakan di Indonesia karena pemerintah belum
mesupport layanan dari jaringan 5G ini.