SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Evolusi Jaringan internet seluler
Adi Wirawan
Membagi Jaringan internet (Tethering)
• Penambatan (bahasa Inggris: tethering) adalah penggunaan perangkat
telepon seluler dengan akses Internet seperti layanan seluler untuk bertindak
sebagai gerbang Internet atau titik akses untuk perangkat lainnya.
• Wireless tethering
• USB Tethering
1G (1st Generation)
• Sesuai namanya, 1G merupakan generasi pertama pada teknologi telepon seluler.
Teknologi jaringan ini pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada
1979 silam. Baru kemudian di tahun 1984, teknologi 1G menyelimuti seluruh wilayah
Jepang dan menjadikannya sebagai negara pertama yang memiliki jaringan 1G secara
nasional.
• Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal
dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan
maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun
dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan
pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.
• Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT
Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan
komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone)
dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.
2G
• Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada
1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali
diluncurkan secara komersial di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi
GSM (Global System for Mobile Communications) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access).
• Kehadiran 2G pada saat itu menyuguhkan pengalaman baru dalam berkomunikasi. Apabila 1G hanya dapat
melakukan panggilan telepon, maka di 2G terdapat beberapa fitur baru, antara lain bertukar pesan teks (SMS),
pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Bahkan, dalam perkembangannya 2G pun
kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE
(Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps.
• Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler
digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah
itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di
tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.
3G
• Teknologi penerus 2G ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang
NTT DoCoMo. 3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat
pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile
Telecommunications System). Teknologi ini sanggup menghantarkan kecepatan data yang
lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps.
• Dengan hadirnya 3G, masyarakat di seluruh dunia sudah dapat menikmati berbagai
macam layanan internet, seperti browsing, pengiriman email, streaming video dan musik,
berbagi data, hingga teleconference. Era 3G juga menjadi era
kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan Apple.
• Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil
melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division
Multiple Access) di Jakarta.
4G
• Kebutuhan akan layanan internet dengan menggunakan teknologi jaringan 3G dinilai tidak
cukup. Maka dari itu, guna membuat penggunaan layanan internet semakin nyaman,
lahirlah teknologi 4G. Teknologi ini pertama kali diluncurkan secara komersial di
Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long
Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
• Era 4G bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE
hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang
dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video
dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih
singkat. Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video
conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital.
• Teknologi 4G LTE pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013
bertempat di Pulau Bali.
5G
• 5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke
depan. Karenanya, sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar
5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa
negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa.
• Sebagaimana halnya teknologi jaringan penerus, sudah pasti 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari
4G, antara lain secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih
rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga
penggunaannya tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk
Industry 4.0.
• Adapun beberapa contoh use cases untuk konsumen, seperti enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality
(VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Kemudian sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, di
antaranya AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling
machinery, remote surgery, drone surveillance, smart seaport, dan masih banyak lagi.
6G
• Banyak penelitian seputar 6G adalah tentang transmisi data pada frekuensi ultra-tinggi.
5G, secara teori, naik menjadi sekitar 100GHz, meskipun saat ini tidak ada frekuensi di
atas 39GHz yang digunakan oleh 5G. Untuk 6G, para ilmuwan mencoba mencari cara
bagaimana mengirimkan data pada gelombang dalam kisaran ratusan GHz atau terahertz
(THz). Gelombang ini sangat kecil dan rapuh, tetapi ada spektrum bebas dalam jumlah
besar di atas sana yang memungkinkan kecepatan data yang spektakuler.
• Ada tantangan besar yang belum terpecahkan di sini, yaitu tiadanya bahan semikonduktor
yang dapat menggunakan frekuensi multi-THz. Untuk mendapatkan segala jenis
jangkauan dari frekuensi tersebut mungkin memerlukan array yang sangat besar dari
antena yang sangat kecil. Uap air di atmosfer menghalangi dan memantulkan gelombang
THz, jadi ahli matematika harus merancang model yang memungkinkan data mengambil
rute yang sangat kompleks ke tujuannya.
6G
• Selain Tiongkok negara-negara lain pun mulai mengembangkan 6G seperti
Inggris, Finlandia, dan Korea Selatan. Inggris mendirikan pusat inovasi khusus
untuk mengembangkan 6G di University of Surrey yang menjadi pusat inovasi
kedua terkait 6G, selain Finlandia. Pusat inovasi ini berhasil mengembangkan
teknologi 5G sejak 2013, dan kini universitas tersebut ingin memperluas
cakupannya. "Sekarang adalah waktunya bagi universitas dan industri di Inggris
memulai perjalanan bersama menuju 6G," kata wakil rektor University of Surrey
Profesor Max Lu dikutip dari Daily Mail pada Kamis (12/11). Di pusat inovasi itu,
para peniliti memfokuskan pengembangan 6G dengan tujuan agar jaringan
seluler dapat menyatukan dunia fisik dan dunia virtual.
• Teknologi 6G nantinya memungkinkan adanya sensor yang mengirimkan
sentuhan, indera penciuman dan perasa. Menurut Rahim, kemampuan seperti itu
bisa berdampak signifikan, salah satunya untuk teknologi perawatan kesehatan.
Dokter memungkinkan untuk merawat pasien meskipun jarak jauh. Selain itu,
pertemuan virtual pun akan terasa asli.
Terimakasih
Adi Wirawan

More Related Content

Similar to EVOLUSI_JARINGAN_INTERNET_SELU

110752093 4 g
110752093 4 g110752093 4 g
110752093 4 gDhitos Gs
 
Seminar "Welcome to 5G Era!"
Seminar "Welcome to 5G Era!"Seminar "Welcome to 5G Era!"
Seminar "Welcome to 5G Era!"KusugaKun
 
Review Seminar "Welcome to 5G Era"
Review Seminar "Welcome to 5G Era"Review Seminar "Welcome to 5G Era"
Review Seminar "Welcome to 5G Era"Daviadi Auzan F
 
Seminar 5G Evolution
Seminar 5G EvolutionSeminar 5G Evolution
Seminar 5G EvolutionKhahlilGibran
 
Parlin mobile
Parlin mobileParlin mobile
Parlin mobileyosin
 
Jaringan_5G (1).pptx
Jaringan_5G (1).pptxJaringan_5G (1).pptx
Jaringan_5G (1).pptxCarinaHaruth
 
Review seminar 5 g era
Review seminar 5 g eraReview seminar 5 g era
Review seminar 5 g eraMuhammadMalvin
 
Migrasi jaringan 3G ke 4G
Migrasi jaringan 3G ke 4GMigrasi jaringan 3G ke 4G
Migrasi jaringan 3G ke 4GMarinah_KS
 
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Dedy Wijaya
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile imsMuh Saleh
 
Evolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularEvolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularnunuburhanudin
 

Similar to EVOLUSI_JARINGAN_INTERNET_SELU (20)

110752093 4 g
110752093 4 g110752093 4 g
110752093 4 g
 
Seminar "Welcome to 5G Era!"
Seminar "Welcome to 5G Era!"Seminar "Welcome to 5G Era!"
Seminar "Welcome to 5G Era!"
 
Review 5g
Review 5gReview 5g
Review 5g
 
Review Seminar "Welcome to 5G Era"
Review Seminar "Welcome to 5G Era"Review Seminar "Welcome to 5G Era"
Review Seminar "Welcome to 5G Era"
 
WELCOME TO 5G ERA!
WELCOME TO 5G ERA!WELCOME TO 5G ERA!
WELCOME TO 5G ERA!
 
Seminar 5G Evolution
Seminar 5G EvolutionSeminar 5G Evolution
Seminar 5G Evolution
 
Review seminar 5G era
Review seminar 5G eraReview seminar 5G era
Review seminar 5G era
 
Parlin mobile
Parlin mobileParlin mobile
Parlin mobile
 
Pertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptxPertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptx
 
Pengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTEPengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTE
 
Jaringan_5G (1).pptx
Jaringan_5G (1).pptxJaringan_5G (1).pptx
Jaringan_5G (1).pptx
 
Ppt review 5 g
Ppt review 5 gPpt review 5 g
Ppt review 5 g
 
Review seminar 5 g era
Review seminar 5 g eraReview seminar 5 g era
Review seminar 5 g era
 
Migrasi jaringan 3G ke 4G
Migrasi jaringan 3G ke 4GMigrasi jaringan 3G ke 4G
Migrasi jaringan 3G ke 4G
 
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile ims
 
Mobile technology
Mobile technologyMobile technology
Mobile technology
 
Gita srinita
Gita srinitaGita srinita
Gita srinita
 
Internet tik 2
Internet tik 2Internet tik 2
Internet tik 2
 
Evolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularEvolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selular
 

EVOLUSI_JARINGAN_INTERNET_SELU

  • 1. Evolusi Jaringan internet seluler Adi Wirawan
  • 2. Membagi Jaringan internet (Tethering) • Penambatan (bahasa Inggris: tethering) adalah penggunaan perangkat telepon seluler dengan akses Internet seperti layanan seluler untuk bertindak sebagai gerbang Internet atau titik akses untuk perangkat lainnya. • Wireless tethering • USB Tethering
  • 3. 1G (1st Generation) • Sesuai namanya, 1G merupakan generasi pertama pada teknologi telepon seluler. Teknologi jaringan ini pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada 1979 silam. Baru kemudian di tahun 1984, teknologi 1G menyelimuti seluruh wilayah Jepang dan menjadikannya sebagai negara pertama yang memiliki jaringan 1G secara nasional. • Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio. • Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.
  • 4. 2G • Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada 1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali diluncurkan secara komersial di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access). • Kehadiran 2G pada saat itu menyuguhkan pengalaman baru dalam berkomunikasi. Apabila 1G hanya dapat melakukan panggilan telepon, maka di 2G terdapat beberapa fitur baru, antara lain bertukar pesan teks (SMS), pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Bahkan, dalam perkembangannya 2G pun kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps. • Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.
  • 5. 3G • Teknologi penerus 2G ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang NTT DoCoMo. 3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Teknologi ini sanggup menghantarkan kecepatan data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps. • Dengan hadirnya 3G, masyarakat di seluruh dunia sudah dapat menikmati berbagai macam layanan internet, seperti browsing, pengiriman email, streaming video dan musik, berbagi data, hingga teleconference. Era 3G juga menjadi era kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan Apple. • Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta.
  • 6. 4G • Kebutuhan akan layanan internet dengan menggunakan teknologi jaringan 3G dinilai tidak cukup. Maka dari itu, guna membuat penggunaan layanan internet semakin nyaman, lahirlah teknologi 4G. Teknologi ini pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). • Era 4G bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat. Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital. • Teknologi 4G LTE pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013 bertempat di Pulau Bali.
  • 7. 5G • 5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar 5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa. • Sebagaimana halnya teknologi jaringan penerus, sudah pasti 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G, antara lain secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga penggunaannya tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk Industry 4.0. • Adapun beberapa contoh use cases untuk konsumen, seperti enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Kemudian sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, di antaranya AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling machinery, remote surgery, drone surveillance, smart seaport, dan masih banyak lagi.
  • 8. 6G • Banyak penelitian seputar 6G adalah tentang transmisi data pada frekuensi ultra-tinggi. 5G, secara teori, naik menjadi sekitar 100GHz, meskipun saat ini tidak ada frekuensi di atas 39GHz yang digunakan oleh 5G. Untuk 6G, para ilmuwan mencoba mencari cara bagaimana mengirimkan data pada gelombang dalam kisaran ratusan GHz atau terahertz (THz). Gelombang ini sangat kecil dan rapuh, tetapi ada spektrum bebas dalam jumlah besar di atas sana yang memungkinkan kecepatan data yang spektakuler. • Ada tantangan besar yang belum terpecahkan di sini, yaitu tiadanya bahan semikonduktor yang dapat menggunakan frekuensi multi-THz. Untuk mendapatkan segala jenis jangkauan dari frekuensi tersebut mungkin memerlukan array yang sangat besar dari antena yang sangat kecil. Uap air di atmosfer menghalangi dan memantulkan gelombang THz, jadi ahli matematika harus merancang model yang memungkinkan data mengambil rute yang sangat kompleks ke tujuannya.
  • 9. 6G • Selain Tiongkok negara-negara lain pun mulai mengembangkan 6G seperti Inggris, Finlandia, dan Korea Selatan. Inggris mendirikan pusat inovasi khusus untuk mengembangkan 6G di University of Surrey yang menjadi pusat inovasi kedua terkait 6G, selain Finlandia. Pusat inovasi ini berhasil mengembangkan teknologi 5G sejak 2013, dan kini universitas tersebut ingin memperluas cakupannya. "Sekarang adalah waktunya bagi universitas dan industri di Inggris memulai perjalanan bersama menuju 6G," kata wakil rektor University of Surrey Profesor Max Lu dikutip dari Daily Mail pada Kamis (12/11). Di pusat inovasi itu, para peniliti memfokuskan pengembangan 6G dengan tujuan agar jaringan seluler dapat menyatukan dunia fisik dan dunia virtual. • Teknologi 6G nantinya memungkinkan adanya sensor yang mengirimkan sentuhan, indera penciuman dan perasa. Menurut Rahim, kemampuan seperti itu bisa berdampak signifikan, salah satunya untuk teknologi perawatan kesehatan. Dokter memungkinkan untuk merawat pasien meskipun jarak jauh. Selain itu, pertemuan virtual pun akan terasa asli.