1. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN
Makalah Pendidikan Agaama Islam
Dosen Pengampu : 1. Amir Mudaris., M.Ag
2. Agus Munandar., M.Pd.I
Disusun Oleh :
KELOMPOK SITI FATIMAH
1. Christia Agrevina
2. Maike Suranti
3. Nensy Meydia Amanda
4. Reta Sari
AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
2016
2. ii
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tanggung jawab ilmuwan dan
seniman ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, September 2016
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Kata Pengantar .............................................................................................................ii
Daftar Isi ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1. Tujuan umum ..................................................................................... 2
2. Tujuaan Khusus .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Ilmu ......................................................................................................... 3
1 Pengertian Ilmu ................................................................................. 3
2 Syarat-syarat Ilmu ............................................................................. 5
3 Tujuaan Khusus ................................................................................. 2
B. Pengertian Ilmuwan ................................................................................. 6
1 Pengertian Ilmuman .......................................................................... 6
2 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam Islam ............................. 7
3 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam .. 9
C. Seniman .................................................................................................. 11
1. Pengertian Seniman ......................................................................... 11
2. Tanggung Seniman .......................................................................... 13
BAB III IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN ........................................ 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 21
1) Kesimpulan ........................................................................................... 21
2) Saran ..................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 23
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma
inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti
yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh
ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam
dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh
tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika
telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan
telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walaumpun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad
terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang
dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi
5. 2
dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis
trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat,
puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti
sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap
muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan
kehidupanya keimanan.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam tugas dan tanggung jawab ilmuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Definisi Ilmuan serta tanggung jawabnya
b. Pengertian Seniman serta tanggung jawabnya
2. Tujuan Khusus
a. Konsep teori
1) Untuk mengetahui Definisi Ilmuman dan tanggung jawabnnya
2) Utuk mengetahui Pengertian Seniman dan tanggung jawabnnya
b. Implikasi terhadap keperawatan
1) Tanggung jawab ilmuan dan seniman terhadap Implikasi
Keperawatan
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu
1. Pengertian Ilmu
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi
ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa
meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke
dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan
contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak
matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
cocok menjadi perawat.
Secara etimologi, kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm (لم "ع yang
berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan
katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan
7. 4
ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka
ilmu juga bisa diatikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa
ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam
ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa dihantui rasa
ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli:
a. M. IZUDDIN TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan,
pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat,
landasan dasar ataupun asal usulnya
b. THOMAS KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan,
bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
c. Dr. MAURICE BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam
jangka waktu yang lama maupun sebentar.
d. NS. ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses
mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali
(metode ilmiah)
e. POESPOPRODJO
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang
meliputi perkembangan teori dan uji empiris
f. MINTO RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan
berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang
8. 5
bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena
belum dicoba dan diuji
g. POPPER
Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin
direorganisasi.
h. DR. H. M. GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas
kemungkinan pengetahuan manusia
i. FRANCIS BACON
Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-
fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan
j. CHARLES SINGER
Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the
process which makes knowledge)
2. Syarat-Syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu.[6] Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek
peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
9. 6
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang
keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat
objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu
pula.
B. Ilmuwan
1. Pengertian Ilmuwan
Secara terminologi, Ilmuwan ialah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Sedangkan secara
etimologi, ilmuwan diartikan sebagai seorang ulama. Secara bahasa, ulama
berasal dari kata kerja dasar ‘alima (telah mengetahui); berubah menjadi
kata benda pelaku ‘alimun berarti orang yang mengetahui (mufrad/singular)
dan ulama (jamak taksir/irregular plural). Berdasarkan istilah, pengertian
ulama dapat dirujuk pada al-Quran. Yang sangat masyhur dalam hal ini
adalah :
10. 7
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hambaNya adalah
ulama” (Qs.Fathir 28).
Merujuk dari Nash yang jelas tentang lafadz al Ulama dalam al
Quran di atas adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan
takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat
mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah dalam
rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat. Mereka sangat berhati-hati dalam
ucapan dan tindakan karena memiliki sifat wara, khowasy dan ’arif.
Kata al Ulama’ bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan
manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan
pemerintahan dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari
Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb.
Oleh karena itu, termasuk perkara yang sangat penting untuk kita ketahui
dan pahami adalah manzilah (kedudukan) ahlul ilmi yang mulia di dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kita bisa beradab terhadap mereka,
menghargai mereka dan menempatkan mereka pada kedudukannya. Itulah
tanda barakahnya ilmu dan rasa syukur kita dengan masih banyaknya para
ulama di zaman ini.
2. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai
tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang
dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:
َنع أَبي رزَةب ََأَللَي ِّ، لاَ: لاَ َاَُيُ َ َِّه صَلى َ َِّه َلَيلع مَليَ: «ا َاََلُ لدمَ َمَدع و ََُ َقلديَة ِّ
صَتى اأَلََ َنع َم َةَلَع ليلَا َملََا،ي َنعَ َلَلَلَع يمَا عل،ا َنعَ َلَ لد َنَد َنَي َلدلتَهِّ يمَاَ َلةَََ،ي َنعَ
َلَلَل َِ يمَا َمََلب»ي (َُِّم ،تةدذي ِّ لا ََ : ِّذا ََدَمى َنلى َحي َحى [2417]
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat
sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya,
11. 8
tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia
mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang
pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia
berkata: “Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417).
Bagaimana cara mempertanggungjawabkan ilmu? DR. Yususf Al-
Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan
muslim, yaitu:
a. - َا َََوَلد عَن َلَتَلي َى َلَفََ َىَ صَتى صَةدَ،
b. - َا َََوَلدَ َنع َلَةَيَلَلُ َلَةَيَةَحَُ صَتى صََةَ،
c. - َا َََوَلدَ َنع َعللَ ِّ َلَب صَتى ةَلَرََ،
d. - َا َََوَلدَ َنع َلََليَلَلُ َنلَ َلَدَلََُ صَتى َُهَلَ،
e. - َا َََوَلدَ َنع َلََرب ََم َةَهَ صَتى َمَلَ َلَلَََ،
f. - َا َََوَلدَ َنع َعِّمَعَِ َند َلَِ َةَ َلَلَلَحََ صَتى و َََمَ َالصَََُِّ َلَُلةل،ى َعدََ لَ َ َلََلَه :
g. - َا َََوَلد َنع َل َىَلَهَِ َأَا َلَلَلَع َِ صَتى َللدَةَ َلَََ.د
Artinya:
a. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar
ilmu tetap ada (tidak hilang),
b. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih
hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat,
c. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
d. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang
mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya),
e. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan
mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
f. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi
dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama,
bahkan pertama sekali
12. 9
g. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah
SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
3. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam
Sejatinya ilmu pengetahuan digunakan untuk mempermudah kegiatan
manusia dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya. Ilmu penegatahuan
merupakan produk dari kebudayaan enlightenment, pencerahan. Ilmu
penetahuan digunakan sebagai sarana mempermudah manusia mencapai
dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga
berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran untuk
melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi
manusia untuk mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia
dapat berbuat banyak. Segala kegiatan ada konsekuensinya, begitu juga
dengan kegiatan dalam perkembangan ilmu pengetahun ini. Karena
sekarang, kita harus menyasuaikan diri dengan kemajuan ilmu, bukan ilmu
yang berkembang seiring perkembangan manusia. Ilmu pengetahuan
banyak melupakan faktor manusia. Selain menimbulkan gejala
dehumanisme juga mengubah hakikat kemanusiaan. Karena itulah peran
dari para ilmuan dalam menyikapi hal ini sangat dibutuhkan.
Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap
perubahan sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan
tersebut. Mereka juga bertanggung jawab terhadap hasil penelaahan
penelitian agar bermanfaaat bagi masyarakat. Teori adanya komunikasi
antar warga dapat menjadi acuan untuk menerapakan masyarakat yang
bebas juga dapat diterapkan. Seorang ilmuan harus membuka diri pada
fakta-fakta baru dan mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan
umat manusia. Meraka juga harus mempunyai rasa iba yang merupakan
implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-benar memahami
penderitaan agar mampu menyembuhkannya.
13. 10
Ilmuwan harus bisa melibatkan diri, selain dalam proses spesialisasi juga
dalam seluruh proses self-understanding masyarakat. Dalam rangka ini
ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan
kepribadian kultural. Tanggung jawab yang utama dari seorang ilmuan bagi
dirinya sendiri, ilmuwan lain, dan masyarakat adalah menjamin kebenaran
dan keterandalan pernyataaan-pernyataan ilmiah yang dibuatanya dan dapat
dibuat oleh ilmuwan yang lainnya. Sebagai seorang yang dianggap lebih
oleh masyarakat bahkan ilmuwan lain tidak boleh memberikan atau
memalsukan data. Mereka hanya memberikan pengetahuan sumbangan
pengetahuan baru yang benar yang sudah ada walaupun ada banyak tekanan
untuk tidak melakukan itu, karena tanggung jawab batiniahnya adalah
memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan takhayul di kalangan manusia
dalam alam semesta ini.
Context of discovery adalah menyangkut dimana ilmu pengetahuan itu
ditemukan. Ilmu pengetahuan selalu ditemukan dan berkembang dalam
konteks waktu dan tempat tertentu. Ilmu pengetahuan tidak muncul begitu
saja, ada hal yang melahirkannya. Ada perasaan, keinginan, kepentingan
pribadi, sosial, budaya, politik yang ikut mewarnai dan mendorong
penelitian dan kegiatan ilmiah. Hubungan antara tanggung jawab ilmuwan
dan COD ini adalah kadang kala para ilmuwan mengembangkan
penetahuannya bukan semata-mata hanya untuk ilmu itu sendiri, tetapi ada
hal lain yang menyebabkan adanya ilmu pengetahuan itu. Salah satunya
adalah karena keprihatinan para ilmuwan terhadap perkembangan
kehidupan manusia. Mereka mengumpulkan masalah yang dihadapi
masyarakat dan berupaya untuk mencari solusi dari permasalahan itu. Hal
ini terjadi karena pada hakikatnya, ilmu pengetahuan itu berkembang dalam
interaksi dan ketertarikan dengan semua nilai dan semua hal lain diluar
pengetahuan itu. Karena sadanya kesamaan sosial, perasaan dan lain
sebagainya inilah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru yang
14. 11
menyangkut tanggung jawab seorang yang mempunyai ilmu lebih dari yang
lainnya.
Context of Justification merupakan konteks pengujian ilmiah terhadap hasil
penelitian dan kegiatan alamiah berdasarkan kategori dan kriteria yang
murni ilmiah. Nilai kebenaran adalah yang satu-satunya nilai yang berlaku
dan dipertimbangakan. Hubungan antara COJ dengan tanggung jawab
ilmuwan adalah, hakikatnya konsekuensi dalam kegiatan penelitian harus
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain rasionalitas atau berkaitan
dengan nilai kebenaran, berkaitan dengan ilmu-ilmu empiris, penilaian hasil
kegiatan ilmiah hanya didasarkan pada keberhasilan dan kegagalan empiris.
Dilihat dari dua kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
memberikan pengetahuan kepada khalayak umum, para ilmuwan harus se-
objektif mungkin sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Yang harus menjadi fokus utama dari seorang ilmuwan dalam menetapakan
konteks mana yang penting dan harus diperhatikan adalah dengan melihat
beberapa aspek dari konsekuensi setiap konteks. Namun yang paling harus
diperhatikan oleh ilmuwan adalah context of discovery karena dalam
konteks ini, diperhitungkan apakah ilmu itu berguna atau tidak. Sedangkan
dalam context of justification, segala kriteria kebenarannya tidak bisa
dibantah dan dianggap benar.
C. Seniman
1. Pengertian Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
15. 12
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang
diakui.
Bila seni dipahami sebagai kegiatan yang kreatif bukan hasilnya maka
setiap orang adalah seniman. Bila manusia merasakan ada nyanyian di
dalam hatinya maka ia akan menyanyi. Ia adalah seniman. Tukang ukir
mengambil sebuah gading dan mengukir tanpa tujuan. Ia terus mengukir
sambil terus berpikir dan akhirnya menemukan bentuk ukiran yang akan
diukir, yaitu anjing laut. Semua orang dapat melakukan proses yang sama,
mengambil pensil dan kanvas, seraya terus menggoreskan penanya tanpa
tujuan yang jelas. Setelah proses itu berjalan beberapa lama, akhirnya Ia
menemukan bentuk lukisan dan menyempurnakannya. Kita semua bisa
melakukan hal yang sama, yaitu menciptakan karya seni sebagai suatu
proses atau kegiatan yang kreatif, sehingga semua manusia adalah seniman.
Apabila seni dipahami sebagai hasil berupa karya-karya seni, yaitu lagu,
puisi, patung, lukisan, dan sebagainya maka seniman adalah orang yang
dapat menghasilkan karya seni. Menurut pengertian ini, tidak semua orang
dapat disebut seniman, yang dapat dikategorikan seniman adalah hanya
orang yang dapat menghasilkan karya seni. Mereka diantaranya adalah
Wage Rudolf Supratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia
Raya”. Affandi, Surono, Hendra, Sudjojono dari kalangan pelukis yang
banyak menghasilkan karya seni berupa lukisan, dan sebagainya.
Kegiatan seniman adalah melakukan kegiatan berkesenian, seperti
menyanyi, mencipta dan membaca puisi, melukis, akting, dan sebagainya.
Kegiatan berkesenian dapat dipandang, sebagai:
a. Penyaluran kekuatan adi-kodrati.
b. Penyaluran bakti (kepada Tuhan, atau pemimpin).
c. Melestarikan warisan nenek moyang.
d. Sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai-
nilai budaya maupun pengembangan kreativitas).
16. 13
e. Kegiatan bersenang-senang dan berhibur.
f. Sarana mata pencaharian hidup.
Dalam “budaya Indonesia karya Edi Sedyawati” dipaparkan beberapa
contoh hakekat kegiatan berkesenian oleh seniman. Contoh-contoh itu
dikutipkan sebagai berikut :
a. Seorang seniman kecapi Cianjuran menyatakan bahwa penyajian
tembang-tembang Sunda Cianjuran adalah sarana menumbuhkan rasa
yang amat mendalam yang membuat orang masuk ke dalam
“kekosongan”, semacam keterlepasan dari keterikatan hidup sehari-
hari.
b. Seorang dalang wayang golek Sunda menyatakan bahwa penyajian
seninya pada hakikatnya adalah aktualisasi situasi masa kini yang
dihadapi bersama oleh dalang, penanggap, maupun penontonnya.
c. Atas dasar fungsi kegiatan berkesenian di atas dan tujuan kegiatan
berkesenian di atas setiap karya seni memiliki hakekat unik. Hakekat
karya seni memiliki berbagai kemungkinan, di antaranya sebagai:
1) Kekuatan adi kodrati yang menjelma.
2) Ide yang mewujud.
3) Energi yang mewujud.
4) Sarana kesinambungan tradisi.
5) Wujud kreativitas.
6) Sarana bersenang.
2. Tanggung Jawab Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
17. 14
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang
diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini
kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai
suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu
(Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni merupakan bagian
dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan
segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri
(obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang
mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
1. Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang
memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas
dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato,
Hegel, dan Bernard Bosanquet.
2. Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya
tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si
pengamat. Penganut teori ini diantaranya ; Henry Home, Edmund
Burke, dan Hard Ashely.
Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori
campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam
suatu hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang
yang sedang mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut
indah, jika benda itu punya sifat indah dan dikuatkan dengan perasaan
seseorang.
Adakah relevansi teori di atas dengan Islam ? Secara redaksional, memang
tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yang membicarakan tentang
18. 15
hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat
menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif
Islam.
Dalam surat Al Fathir Al Qur’an mendeskripsikan alam semesta yang
penuh nilai-nilai estetika pada ayat 27 - 28 :
َم ِّ ةُ َني َ الََِّ نَد َلسلَل ِّ َسل،د لََِةَهأا َلَب َمِّةلِ لَََلتَفًد للَََُِّ ِّ، نَدَ
َالد َاَ ِّ َعمَِ ََييَب َةَلَىَ َخَلتَفًد للَََُ ِّ َ ََريَبِّةُ ََُيَع (٢٧) نَدَ َلنََ ِّ
َاََِّم َِّ َلولََ َ َِّ َخَلتَفَد َلَََُِّ ِّ لَذ،ه للَََِ صهَفَ َ َنَد َمَعلدَع ِّ ََُُلللَلَ ِّ،
َنَِ َ ََلَ َلع َُ َََُُ(٢٨)
Artinya : “ Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-
garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula)
yang hitam pekat Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-
binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun “ ( QS. Al Fathir : 27 – 28 ).
Ayat ini betapa jelas memaparkan suatu keindahan pada benda bernilai
obyektif, misalnya keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang lengkap
dengan segala bentuk dan warnanya. Gunung-gunung yang menjulang
tinggi dengan warna putih dan merah serta hitam di atasnya dan juga pada
diri manusia yang dapat membangkitkan rasa indah bagi yang
mengamatinya. Berikut ini ayat yang relevan dengan teori subyektif atau
teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan manusia. Allah
berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
19. 16
لولََ َِّ للةله َمَم ليلَا َس َءَع َمَالَدَ للَََدَ ُنَلَهَأُ
َمَم َ ليلَا َاللِ ين َى ُنَحَ َةَُ ين َىَ ُنَىةَلُ
Artinya : “ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;
padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang
indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika
kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An Nahl : 5 – 6 )
Istilah jamaalun pada ayat tersebut memberikan stressing tentang keindahan
yang timbul dari dalam diri orang yang menikmatinya. Dalam konteks ayat
di atas membuktikan, ketika melihat binatang ternak rasa indah itu ada.
Maka, disinilah tampak betapa keindahan itu ada karena subyektif.
Meskipun demikian, keindahan itu apapun yang jelas manusia punya naluri
(fitrah) yang telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dengan
fitrahnya itulah manusia terdorong untuk suka pada seni (keindahan) dalam
perjalanan hidupnya.
20. 17
BAB III
IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN
Perawat mengemban tangguing jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat perewat mengembang tanggung
jawab ini bersama masyarakat atau bantuan masyarakat. Karena manusia hidup di
alam ini tidak mungkin sendiri-sendiri, akan terjadi saling membutuhkan dan saling
ketergantungan. Begitu juga suatu organisasi dan suatu profesi yang pada intinya
merupakan suatu sistem yang mempunyai sub-sub sistem saling berhubungan,
terintegrasi baik antara orang perorang atau kelompok dengan kelompok lain.
Keberhasilan suatu pekerjaan itu memerlukan kerjasamayang baik, harmoni,
sinergios sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah dan dapat
menghasilkan yang terbaik. Kerjasama dan tolong menolong itu perlu dipupuk terus
dan menjadikan sebagai sikap mental dan budaya kerja. Q.S Almaidah 2 Artinya :
Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan
janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah
kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya. PERAWAT DAN
TEMAN SEJAWAT 1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainya, dan dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Q.S Asy Syura 19 Artinya : Allah maha
halus ( penyantun ) terhadap hamba-hamba Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendakinya dan dia maha kuat dan maha perkasa. Bersayang-sayanglah
sesama keluarga, karib, kerabat dan teman teman sejawat, disini dapatlah kita ketahui
bahwa agama islam mementingkan sekali dari hal pergaulan sesama famili, tetangga,
dan sesama kaum muslim. Tidak boleh hina menghinakan, tuduh menuduh, umpat
mengumpat, sakit menyakiti antara satu dengan yang lain. Nabi Muhammad bersabda
: Orang muslim adalah orang yang memelihara lidah dan tangannya, sehingga kaum
21. 18
musliman sejahtera ( selamat terpelihara ) jadi bahwa agama Islam bukanlah
sembahyang, puasa ( ibarat saja ) melainkan perlu pula menjaga pergaulan dan
perhubungan silaturrahmi sesama kaum muslimin. Hubungan sesama teman sejawat
hendaklah berlaku sebagai kawan tanpa merendahkan atau meremehkan, saling
menghormati, saling pengertian sesuai dengan kedudukan dan jabatannya, suasana
kerja yang nyaman, tentram, dapat membuat kebetahan dalam bekerja. Q.S Al
Hujarat 10 Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka
damaikanlah kedua saudaramu itu. Dan bertaqwalah kepada Allah supaya mendapat
rahmat. Q.S Asy Syura 23 Artinya : ( dengan )itulah Allah memberi kabar gembira
kepada hamba Nya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah : Aku tiada meminta
upah (gaji) kepadamu atas semua ini, kecuali untuk berkasih sayang dalam kekariban.
Barang siapa memperbuat kebaikan kami tambahi kebaikannya itu, sesungguhnya
Allah pengampun lagi berterima kasih. 2. Perawat bertindak melindungi klien dari
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal. Terpeliharanya keserasian dala suatu kelompok dan tercapainya tujuan
yang diinginkan, hubunga yang baik dan harmonis antara sesama sangat menentukan
karena tanpa adanya hubungan yang baik dan harmonis mustahil tujuan dapat dicapai
apaligi dapat melidungi pasien kita. Da kita sebagai orang yang beriman dituntut
untuk melindungi yang lemah dan mencintai antar sesama. Q.S Al Baqarah 11 – 12
Artinya : Dan bila dikatakan kepada mereka, jangan kamu membuat kerusakan
dimuka bumi, maka menjawab dan seungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan. Artinya : Ingatlah.sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Riwayat H. R Buchari Artinya :
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim, tidak boleh menyerahkannya kepada
musuh, siapa membatu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu
keperluannya. Barang siapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan membebaskannya dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Q.S Al
Ashr 1 – 3 Artinya : Demi masa sesungguhnya itu benar-benar berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriaman dan mengerjakan amal sholeh dan
22. 19
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. Riwayat HR At Tarmidzi Artinya :
Apabila engkau melihatorang yang zalim dan tidak mencegahnya serta tidak
menanggulanginya, maka dikhawatirkan apabila waktu Allah menurunkan azabnya,
azap itu bersifat menyeluruh. PERAWAT DAN PROFESI 1. Perawat mempunyai
peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. Q.S
Muhammad 33 Artinya : Hai orang-orang yang beriman,ta’atlah kepada Allah dan
ta’atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakan ( pahala ) amal-amal mu. Sabda
Rasulullah SAW oleh Al Hakim Artinya : Sesungguhnya aku telah meninggalkan
untukmu, jika kamu berpegang teguh padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat
selama-lamanya. Yaitu Alkitab ¬ Alqur’an. 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
kegiatan pengembangan profesi keperawatan. Bekerja dengan rajin dn penuh peran
aktif merupakan suatu upaya peran nyata dan menciptakan hari esok yang lebih baik.
Berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan sangat di
tuntut agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Setiap anggota profesi khususnya
profesi keperawatan diharapkan mempunyai keyakinan dan optemisme menghadapi
hari esok. Seorang anggota profesi keperawatan dalam meningkatkan mutu
profesinya salah satu husaha yang dilakukannya adalah kegiatan yang sifatnya
pengembangan profesi keperawatan, karena hal itu amat diperlukan dalam
peningkatan mutu profesi keperawatan. Banyak sekali dalam alquran ditemukan ayat
yang mendorong umat islam untuk berperan aktif,berusaha,ber ikhtiar dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebagai mana diterangkan dalam surat AR
RAD ayat 11 Artinya : Sesungguhnya allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S Al
Baqarah 112 Artinya : Ya, barang siapa yang telah Islam ( menundukkan ) mukanya
kepada Allah, sedang ia berbuat baik maka untuknya pahala disisi tuhannya dan tak
ada ketakutan atas mereka dan tiada mereka berduka cita. 3. Perawat berpartisipasi
aktif dalam upaya profesinya untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang
kondusif demi terwujutnya asuhan keperarawatan yang bermutu tinggi.
23. 20
(Q.S Ar Ruum 41)
ةلَ َعللََ ِّ أَا ََةدَ ِّ َةَحدَ َِّ للَب َسدله َيمََي َلنََ ِّ َمَلََةذَيَ يَلب َيذَ ِّ َُِّلَلع َمَلَلل
ُنَل َِ َةَ
Artinya : Telah lahirlah bencana didarat dan dilaut karena ulah tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (balasan)perbuatan yang
mereka perbuat, mudah-mudahan mereka kembali (taubat) . (Q.S Ar Ruum 41)
24. 21
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah :
1) orang yang ahli
2) orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
3) orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
4) orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun
dan sungguh-sungguh.
b. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya
tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum
dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial
pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui
keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain,
menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia
keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau
kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi,
menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya
sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh
bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang
dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar
mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir
untuk menyalahgunakan ilmu.
c. Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
25. 22
d. dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas
yang diakui.
2. Saran
Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga mendidik
pemelajar agar memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun
bertindak. Supaya pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan
menunjukkan moral yang baik sesuai ajaran agama dan ideologi, bertanggung
jawab terhadap ilmu yang disampaikan serta memberi manfaat bagi pemelajar
maupun masyarakat.
26. 23
DAFTAR PUSTAKA
Al Faruqi, Ismail R, 2001. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah peradaban,
Bandung; Cet. III Gemilang Mizan.
Daim, Abdullah. 1984. Tarbiyah ‘Abdru Tarikh, Min Ushuri Qadimah hatta Qarnu
Isyrin. Beirut; Darul ‘Ilmi lil Mu’allim. Cet. Ke 5.
Daud, Ali Muhammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT Rajawali
Grafindo Persada.
Departemen Agama RI, 2001. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta.
Nasution, A.H.1999.Pengantar ke Filsafat Sains. Bab 4.0 Pengetahuan, Sains dan
Tanggungjawab Ilmuwan (hal.25-36). Bab 16.0 Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap
Masa Depan Umat Manusia (hal.193-215). Litera AntarNusa: Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/40500420/Makalah-Pendidikan-Agama
http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan/