SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN
Makalah Pendidikan Agaama Islam
Dosen Pengampu : 1. Amir Mudaris., M.Ag
2. Agus Munandar., M.Pd.I
Disusun Oleh :
KELOMPOK SITI FATIMAH
1. Christia Agrevina
2. Maike Suranti
3. Nensy Meydia Amanda
4. Reta Sari
AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
2016
ii
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tanggung jawab ilmuwan dan
seniman ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, September 2016
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Kata Pengantar .............................................................................................................ii
Daftar Isi ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1. Tujuan umum ..................................................................................... 2
2. Tujuaan Khusus .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Ilmu ......................................................................................................... 3
1 Pengertian Ilmu ................................................................................. 3
2 Syarat-syarat Ilmu ............................................................................. 5
3 Tujuaan Khusus ................................................................................. 2
B. Pengertian Ilmuwan ................................................................................. 6
1 Pengertian Ilmuman .......................................................................... 6
2 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam Islam ............................. 7
3 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam .. 9
C. Seniman .................................................................................................. 11
1. Pengertian Seniman ......................................................................... 11
2. Tanggung Seniman .......................................................................... 13
BAB III IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN ........................................ 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 21
1) Kesimpulan ........................................................................................... 21
2) Saran ..................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma
inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti
yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh
ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam
dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh
tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika
telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan
telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walaumpun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad
terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang
dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi
2
dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis
trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat,
puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti
sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap
muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan
kehidupanya keimanan.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam tugas dan tanggung jawab ilmuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Definisi Ilmuan serta tanggung jawabnya
b. Pengertian Seniman serta tanggung jawabnya
2. Tujuan Khusus
a. Konsep teori
1) Untuk mengetahui Definisi Ilmuman dan tanggung jawabnnya
2) Utuk mengetahui Pengertian Seniman dan tanggung jawabnnya
b. Implikasi terhadap keperawatan
1) Tanggung jawab ilmuan dan seniman terhadap Implikasi
Keperawatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu
1. Pengertian Ilmu
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi
ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa
meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke
dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan
contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak
matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
cocok menjadi perawat.
Secara etimologi, kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm (‫لم‬ ‫"ع‬ yang
berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan
katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan
4
ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka
ilmu juga bisa diatikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa
ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam
ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa dihantui rasa
ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli:
a. M. IZUDDIN TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan,
pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat,
landasan dasar ataupun asal usulnya
b. THOMAS KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan,
bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
c. Dr. MAURICE BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam
jangka waktu yang lama maupun sebentar.
d. NS. ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses
mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali
(metode ilmiah)
e. POESPOPRODJO
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang
meliputi perkembangan teori dan uji empiris
f. MINTO RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan
berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang
5
bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena
belum dicoba dan diuji
g. POPPER
Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin
direorganisasi.
h. DR. H. M. GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas
kemungkinan pengetahuan manusia
i. FRANCIS BACON
Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-
fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan
j. CHARLES SINGER
Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the
process which makes knowledge)
2. Syarat-Syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu.[6] Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek
peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
6
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang
keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat
objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu
pula.
B. Ilmuwan
1. Pengertian Ilmuwan
Secara terminologi, Ilmuwan ialah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Sedangkan secara
etimologi, ilmuwan diartikan sebagai seorang ulama. Secara bahasa, ulama
berasal dari kata kerja dasar ‘alima (telah mengetahui); berubah menjadi
kata benda pelaku ‘alimun berarti orang yang mengetahui (mufrad/singular)
dan ulama (jamak taksir/irregular plural). Berdasarkan istilah, pengertian
ulama dapat dirujuk pada al-Quran. Yang sangat masyhur dalam hal ini
adalah :
7
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hambaNya adalah
ulama” (Qs.Fathir 28).
Merujuk dari Nash yang jelas tentang lafadz al Ulama dalam al
Quran di atas adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan
takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat
mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah dalam
rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat. Mereka sangat berhati-hati dalam
ucapan dan tindakan karena memiliki sifat wara, khowasy dan ’arif.
Kata al Ulama’ bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan
manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan
pemerintahan dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari
Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb.
Oleh karena itu, termasuk perkara yang sangat penting untuk kita ketahui
dan pahami adalah manzilah (kedudukan) ahlul ilmi yang mulia di dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kita bisa beradab terhadap mereka,
menghargai mereka dan menempatkan mereka pada kedudukannya. Itulah
tanda barakahnya ilmu dan rasa syukur kita dengan masih banyaknya para
ulama di zaman ini.
2. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai
tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang
dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:
َ‫ن‬‫ع‬ ‫أ‬َ‫ب‬‫ي‬ ‫ر‬‫ز‬َ‫ة‬‫ب‬ ََ‫أ‬َ‫ل‬‫ل‬َ‫ي‬ ِّ، ‫لا‬َ: ‫لا‬َ َ‫ا‬َُ‫ي‬ُ َ َ‫ِّه‬ ‫ص‬َ‫ل‬‫ى‬ َ َ‫ِّه‬ َ‫ل‬َ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫م‬َ‫ل‬‫ي‬َ: «‫ا‬ َ‫ا‬ََ‫ل‬ُ ‫ل‬‫د‬‫م‬َ َ‫م‬َ‫د‬‫ع‬ ‫و‬ ََُ َ‫ق‬‫لد‬‫ي‬َ‫ة‬ ِّ
‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ا‬‫أ‬َ‫ل‬ََ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫م‬‫ل‬ََ‫ا‬‫،ي‬ َ‫ن‬‫ع‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫يم‬َ‫ا‬ ‫ع‬‫ل‬‫،ا‬ َ‫ن‬‫ع‬َ َ‫ل‬َ ‫ل‬‫د‬ َ‫ن‬َ‫د‬ ‫َن‬َ‫ي‬ َ‫ل‬‫د‬‫ل‬‫ت‬َ‫ه‬ِّ ‫يم‬َ‫ا‬َ َ‫ل‬‫ة‬َََ‫،ي‬ َ‫ن‬‫ع‬َ
َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬ َِ ‫يم‬َ‫ا‬ َ‫م‬‫ََل‬‫ب‬‫»ي‬ (‫َُِّم‬ ،‫تةدذي‬ ِّ ‫لا‬ ََ : ِّ‫ذ‬‫ا‬ َ‫َد‬َ‫م‬‫ى‬ َ‫ن‬‫ل‬‫ى‬ َ‫ح‬‫ي‬ َ‫ح‬‫ى‬ [2417]
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat
sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya,
8
tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia
mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang
pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia
berkata: “Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417).
Bagaimana cara mempertanggungjawabkan ilmu? DR. Yususf Al-
Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan
muslim, yaitu:
a. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬ ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ل‬‫ي‬ َ‫ى‬ َ‫ل‬َ‫ف‬ََ َ‫ى‬َ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ص‬‫َة‬‫د‬َ،
b. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ل‬ُ َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ي‬َ‫ة‬َ‫ح‬َُ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ص‬ََ‫ة‬َ،
c. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ع‬‫ل‬‫ل‬َ ِّ َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ر‬ََ،
d. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬َ‫َل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ل‬ُ َ‫ن‬‫ل‬َ َ‫ل‬َ‫د‬َ‫ل‬ََُ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َُ‫ه‬َ‫ل‬َ،
e. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬ََ‫ر‬‫ب‬ ََ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ه‬َ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َََ،
f. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ع‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َِ َ‫ن‬‫د‬ َ‫ل‬َِ َ‫ة‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ح‬ََ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫و‬ َََ‫م‬َ َ‫ا‬‫ل‬‫ص‬َََُِّ َ‫ل‬َُ‫ل‬‫ة‬‫ل‬‫،ى‬ ‫َع‬‫د‬ََ ‫ل‬َ َ َ‫ل‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ :
g. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬ َ‫ى‬‫َل‬َ‫ه‬َِ َ‫أ‬َ‫ا‬ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َ‫ل‬‫ل‬‫د‬َ‫ة‬َ َ‫ل‬َََ‫.د‬
Artinya:
a. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar
ilmu tetap ada (tidak hilang),
b. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih
hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat,
c. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
d. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang
mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya),
e. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan
mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
f. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi
dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama,
bahkan pertama sekali
9
g. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah
SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
3. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam
Sejatinya ilmu pengetahuan digunakan untuk mempermudah kegiatan
manusia dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya. Ilmu penegatahuan
merupakan produk dari kebudayaan enlightenment, pencerahan. Ilmu
penetahuan digunakan sebagai sarana mempermudah manusia mencapai
dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga
berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran untuk
melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi
manusia untuk mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia
dapat berbuat banyak. Segala kegiatan ada konsekuensinya, begitu juga
dengan kegiatan dalam perkembangan ilmu pengetahun ini. Karena
sekarang, kita harus menyasuaikan diri dengan kemajuan ilmu, bukan ilmu
yang berkembang seiring perkembangan manusia. Ilmu pengetahuan
banyak melupakan faktor manusia. Selain menimbulkan gejala
dehumanisme juga mengubah hakikat kemanusiaan. Karena itulah peran
dari para ilmuan dalam menyikapi hal ini sangat dibutuhkan.
Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap
perubahan sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan
tersebut. Mereka juga bertanggung jawab terhadap hasil penelaahan
penelitian agar bermanfaaat bagi masyarakat. Teori adanya komunikasi
antar warga dapat menjadi acuan untuk menerapakan masyarakat yang
bebas juga dapat diterapkan. Seorang ilmuan harus membuka diri pada
fakta-fakta baru dan mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan
umat manusia. Meraka juga harus mempunyai rasa iba yang merupakan
implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-benar memahami
penderitaan agar mampu menyembuhkannya.
10
Ilmuwan harus bisa melibatkan diri, selain dalam proses spesialisasi juga
dalam seluruh proses self-understanding masyarakat. Dalam rangka ini
ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan
kepribadian kultural. Tanggung jawab yang utama dari seorang ilmuan bagi
dirinya sendiri, ilmuwan lain, dan masyarakat adalah menjamin kebenaran
dan keterandalan pernyataaan-pernyataan ilmiah yang dibuatanya dan dapat
dibuat oleh ilmuwan yang lainnya. Sebagai seorang yang dianggap lebih
oleh masyarakat bahkan ilmuwan lain tidak boleh memberikan atau
memalsukan data. Mereka hanya memberikan pengetahuan sumbangan
pengetahuan baru yang benar yang sudah ada walaupun ada banyak tekanan
untuk tidak melakukan itu, karena tanggung jawab batiniahnya adalah
memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan takhayul di kalangan manusia
dalam alam semesta ini.
Context of discovery adalah menyangkut dimana ilmu pengetahuan itu
ditemukan. Ilmu pengetahuan selalu ditemukan dan berkembang dalam
konteks waktu dan tempat tertentu. Ilmu pengetahuan tidak muncul begitu
saja, ada hal yang melahirkannya. Ada perasaan, keinginan, kepentingan
pribadi, sosial, budaya, politik yang ikut mewarnai dan mendorong
penelitian dan kegiatan ilmiah. Hubungan antara tanggung jawab ilmuwan
dan COD ini adalah kadang kala para ilmuwan mengembangkan
penetahuannya bukan semata-mata hanya untuk ilmu itu sendiri, tetapi ada
hal lain yang menyebabkan adanya ilmu pengetahuan itu. Salah satunya
adalah karena keprihatinan para ilmuwan terhadap perkembangan
kehidupan manusia. Mereka mengumpulkan masalah yang dihadapi
masyarakat dan berupaya untuk mencari solusi dari permasalahan itu. Hal
ini terjadi karena pada hakikatnya, ilmu pengetahuan itu berkembang dalam
interaksi dan ketertarikan dengan semua nilai dan semua hal lain diluar
pengetahuan itu. Karena sadanya kesamaan sosial, perasaan dan lain
sebagainya inilah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru yang
11
menyangkut tanggung jawab seorang yang mempunyai ilmu lebih dari yang
lainnya.
Context of Justification merupakan konteks pengujian ilmiah terhadap hasil
penelitian dan kegiatan alamiah berdasarkan kategori dan kriteria yang
murni ilmiah. Nilai kebenaran adalah yang satu-satunya nilai yang berlaku
dan dipertimbangakan. Hubungan antara COJ dengan tanggung jawab
ilmuwan adalah, hakikatnya konsekuensi dalam kegiatan penelitian harus
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain rasionalitas atau berkaitan
dengan nilai kebenaran, berkaitan dengan ilmu-ilmu empiris, penilaian hasil
kegiatan ilmiah hanya didasarkan pada keberhasilan dan kegagalan empiris.
Dilihat dari dua kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
memberikan pengetahuan kepada khalayak umum, para ilmuwan harus se-
objektif mungkin sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Yang harus menjadi fokus utama dari seorang ilmuwan dalam menetapakan
konteks mana yang penting dan harus diperhatikan adalah dengan melihat
beberapa aspek dari konsekuensi setiap konteks. Namun yang paling harus
diperhatikan oleh ilmuwan adalah context of discovery karena dalam
konteks ini, diperhitungkan apakah ilmu itu berguna atau tidak. Sedangkan
dalam context of justification, segala kriteria kebenarannya tidak bisa
dibantah dan dianggap benar.
C. Seniman
1. Pengertian Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
12
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang
diakui.
Bila seni dipahami sebagai kegiatan yang kreatif bukan hasilnya maka
setiap orang adalah seniman. Bila manusia merasakan ada nyanyian di
dalam hatinya maka ia akan menyanyi. Ia adalah seniman. Tukang ukir
mengambil sebuah gading dan mengukir tanpa tujuan. Ia terus mengukir
sambil terus berpikir dan akhirnya menemukan bentuk ukiran yang akan
diukir, yaitu anjing laut. Semua orang dapat melakukan proses yang sama,
mengambil pensil dan kanvas, seraya terus menggoreskan penanya tanpa
tujuan yang jelas. Setelah proses itu berjalan beberapa lama, akhirnya Ia
menemukan bentuk lukisan dan menyempurnakannya. Kita semua bisa
melakukan hal yang sama, yaitu menciptakan karya seni sebagai suatu
proses atau kegiatan yang kreatif, sehingga semua manusia adalah seniman.
Apabila seni dipahami sebagai hasil berupa karya-karya seni, yaitu lagu,
puisi, patung, lukisan, dan sebagainya maka seniman adalah orang yang
dapat menghasilkan karya seni. Menurut pengertian ini, tidak semua orang
dapat disebut seniman, yang dapat dikategorikan seniman adalah hanya
orang yang dapat menghasilkan karya seni. Mereka diantaranya adalah
Wage Rudolf Supratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia
Raya”. Affandi, Surono, Hendra, Sudjojono dari kalangan pelukis yang
banyak menghasilkan karya seni berupa lukisan, dan sebagainya.
Kegiatan seniman adalah melakukan kegiatan berkesenian, seperti
menyanyi, mencipta dan membaca puisi, melukis, akting, dan sebagainya.
Kegiatan berkesenian dapat dipandang, sebagai:
a. Penyaluran kekuatan adi-kodrati.
b. Penyaluran bakti (kepada Tuhan, atau pemimpin).
c. Melestarikan warisan nenek moyang.
d. Sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai-
nilai budaya maupun pengembangan kreativitas).
13
e. Kegiatan bersenang-senang dan berhibur.
f. Sarana mata pencaharian hidup.
Dalam “budaya Indonesia karya Edi Sedyawati” dipaparkan beberapa
contoh hakekat kegiatan berkesenian oleh seniman. Contoh-contoh itu
dikutipkan sebagai berikut :
a. Seorang seniman kecapi Cianjuran menyatakan bahwa penyajian
tembang-tembang Sunda Cianjuran adalah sarana menumbuhkan rasa
yang amat mendalam yang membuat orang masuk ke dalam
“kekosongan”, semacam keterlepasan dari keterikatan hidup sehari-
hari.
b. Seorang dalang wayang golek Sunda menyatakan bahwa penyajian
seninya pada hakikatnya adalah aktualisasi situasi masa kini yang
dihadapi bersama oleh dalang, penanggap, maupun penontonnya.
c. Atas dasar fungsi kegiatan berkesenian di atas dan tujuan kegiatan
berkesenian di atas setiap karya seni memiliki hakekat unik. Hakekat
karya seni memiliki berbagai kemungkinan, di antaranya sebagai:
1) Kekuatan adi kodrati yang menjelma.
2) Ide yang mewujud.
3) Energi yang mewujud.
4) Sarana kesinambungan tradisi.
5) Wujud kreativitas.
6) Sarana bersenang.
2. Tanggung Jawab Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
14
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang
diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini
kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai
suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu
(Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni merupakan bagian
dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan
segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri
(obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang
mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
1. Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang
memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas
dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato,
Hegel, dan Bernard Bosanquet.
2. Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya
tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si
pengamat. Penganut teori ini diantaranya ; Henry Home, Edmund
Burke, dan Hard Ashely.
Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori
campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam
suatu hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang
yang sedang mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut
indah, jika benda itu punya sifat indah dan dikuatkan dengan perasaan
seseorang.
Adakah relevansi teori di atas dengan Islam ? Secara redaksional, memang
tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yang membicarakan tentang
15
hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat
menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif
Islam.
Dalam surat Al Fathir Al Qur’an mendeskripsikan alam semesta yang
penuh nilai-nilai estetika pada ayat 27 - 28 :
َ‫م‬ ِّ ‫ة‬ُ َ‫ن‬‫ي‬ َ ‫ا‬‫ل‬ََِّ ‫ن‬َ‫د‬ َ‫لس‬‫ل‬َ‫ل‬ ِّ َ‫س‬‫ل‬‫،د‬ ‫ل‬ََِ‫ة‬َ‫ه‬‫أ‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ َ‫م‬ِّ‫ة‬‫ل‬ِ ‫ل‬َََ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ً‫د‬ ‫ل‬‫ل‬َََُِّ ِّ، ‫ن‬َ‫د‬َ
َ‫ا‬‫ل‬‫د‬ َ‫ا‬َ ِّ َ‫ع‬‫م‬َِ َ‫َي‬‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ى‬َ َ‫خ‬َ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ً‫د‬ ‫ل‬‫ل‬َََُ ِّ َ َ‫َر‬‫ي‬َ‫ب‬ِّ‫ة‬ُ ََُ‫ي‬َ‫ع‬ (٢٧) ‫ن‬َ‫د‬َ َ‫لن‬ََ ِّ
َ‫ا‬ََِّ‫م‬ َِّ َ‫لو‬‫ل‬ََ َ َِّ َ‫خ‬َ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬َ‫د‬ َ‫ل‬َََُِّ ِّ ‫ل‬َ‫ذ‬‫،ه‬ ‫ل‬‫ل‬َََِ ‫ص‬‫ه‬َ‫ف‬َ َ َ‫ن‬َ‫د‬ َ‫م‬َ‫ع‬‫ل‬‫د‬َ‫ع‬ ِّ ََُُ‫ل‬‫ل‬‫ل‬َ‫ل‬َ ِّ،
َ‫ن‬َِ َ َ‫َل‬َ َ‫ل‬‫ع‬ َُ َََُُ(٢٨)
Artinya : “ Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-
garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula)
yang hitam pekat Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-
binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun “ ( QS. Al Fathir : 27 – 28 ).
Ayat ini betapa jelas memaparkan suatu keindahan pada benda bernilai
obyektif, misalnya keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang lengkap
dengan segala bentuk dan warnanya. Gunung-gunung yang menjulang
tinggi dengan warna putih dan merah serta hitam di atasnya dan juga pada
diri manusia yang dapat membangkitkan rasa indah bagi yang
mengamatinya. Berikut ini ayat yang relevan dengan teori subyektif atau
teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan manusia. Allah
berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
16
‫لو‬‫ل‬ََ َِّ ‫ل‬‫ل‬‫ة‬‫ل‬‫ه‬ َ‫م‬َ‫م‬ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫س‬ َ‫ء‬َ‫ع‬ َ‫م‬َ‫ا‬‫ل‬َ‫د‬َ ‫ل‬‫ل‬َََ‫د‬َ ‫ُن‬َ‫ل‬َ‫ه‬َ‫أ‬ُ
َ‫م‬َ‫م‬ َ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫ا‬‫ل‬‫ل‬ِ ‫ين‬ َ‫ى‬ ‫ُن‬َ‫ح‬َ َ‫ة‬َُ ‫ين‬ َ‫ى‬َ ‫ُن‬َ‫ى‬‫ة‬َ‫ل‬ُ
Artinya : “ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;
padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang
indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika
kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An Nahl : 5 – 6 )
Istilah jamaalun pada ayat tersebut memberikan stressing tentang keindahan
yang timbul dari dalam diri orang yang menikmatinya. Dalam konteks ayat
di atas membuktikan, ketika melihat binatang ternak rasa indah itu ada.
Maka, disinilah tampak betapa keindahan itu ada karena subyektif.
Meskipun demikian, keindahan itu apapun yang jelas manusia punya naluri
(fitrah) yang telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dengan
fitrahnya itulah manusia terdorong untuk suka pada seni (keindahan) dalam
perjalanan hidupnya.
17
BAB III
IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN
Perawat mengemban tangguing jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat perewat mengembang tanggung
jawab ini bersama masyarakat atau bantuan masyarakat. Karena manusia hidup di
alam ini tidak mungkin sendiri-sendiri, akan terjadi saling membutuhkan dan saling
ketergantungan. Begitu juga suatu organisasi dan suatu profesi yang pada intinya
merupakan suatu sistem yang mempunyai sub-sub sistem saling berhubungan,
terintegrasi baik antara orang perorang atau kelompok dengan kelompok lain.
Keberhasilan suatu pekerjaan itu memerlukan kerjasamayang baik, harmoni,
sinergios sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah dan dapat
menghasilkan yang terbaik. Kerjasama dan tolong menolong itu perlu dipupuk terus
dan menjadikan sebagai sikap mental dan budaya kerja. Q.S Almaidah 2 Artinya :
Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan
janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah
kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya. PERAWAT DAN
TEMAN SEJAWAT 1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainya, dan dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Q.S Asy Syura 19 Artinya : Allah maha
halus ( penyantun ) terhadap hamba-hamba Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendakinya dan dia maha kuat dan maha perkasa. Bersayang-sayanglah
sesama keluarga, karib, kerabat dan teman teman sejawat, disini dapatlah kita ketahui
bahwa agama islam mementingkan sekali dari hal pergaulan sesama famili, tetangga,
dan sesama kaum muslim. Tidak boleh hina menghinakan, tuduh menuduh, umpat
mengumpat, sakit menyakiti antara satu dengan yang lain. Nabi Muhammad bersabda
: Orang muslim adalah orang yang memelihara lidah dan tangannya, sehingga kaum
18
musliman sejahtera ( selamat terpelihara ) jadi bahwa agama Islam bukanlah
sembahyang, puasa ( ibarat saja ) melainkan perlu pula menjaga pergaulan dan
perhubungan silaturrahmi sesama kaum muslimin. Hubungan sesama teman sejawat
hendaklah berlaku sebagai kawan tanpa merendahkan atau meremehkan, saling
menghormati, saling pengertian sesuai dengan kedudukan dan jabatannya, suasana
kerja yang nyaman, tentram, dapat membuat kebetahan dalam bekerja. Q.S Al
Hujarat 10 Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka
damaikanlah kedua saudaramu itu. Dan bertaqwalah kepada Allah supaya mendapat
rahmat. Q.S Asy Syura 23 Artinya : ( dengan )itulah Allah memberi kabar gembira
kepada hamba Nya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah : Aku tiada meminta
upah (gaji) kepadamu atas semua ini, kecuali untuk berkasih sayang dalam kekariban.
Barang siapa memperbuat kebaikan kami tambahi kebaikannya itu, sesungguhnya
Allah pengampun lagi berterima kasih. 2. Perawat bertindak melindungi klien dari
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal. Terpeliharanya keserasian dala suatu kelompok dan tercapainya tujuan
yang diinginkan, hubunga yang baik dan harmonis antara sesama sangat menentukan
karena tanpa adanya hubungan yang baik dan harmonis mustahil tujuan dapat dicapai
apaligi dapat melidungi pasien kita. Da kita sebagai orang yang beriman dituntut
untuk melindungi yang lemah dan mencintai antar sesama. Q.S Al Baqarah 11 – 12
Artinya : Dan bila dikatakan kepada mereka, jangan kamu membuat kerusakan
dimuka bumi, maka menjawab dan seungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan. Artinya : Ingatlah.sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Riwayat H. R Buchari Artinya :
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim, tidak boleh menyerahkannya kepada
musuh, siapa membatu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu
keperluannya. Barang siapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan membebaskannya dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Q.S Al
Ashr 1 – 3 Artinya : Demi masa sesungguhnya itu benar-benar berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriaman dan mengerjakan amal sholeh dan
19
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. Riwayat HR At Tarmidzi Artinya :
Apabila engkau melihatorang yang zalim dan tidak mencegahnya serta tidak
menanggulanginya, maka dikhawatirkan apabila waktu Allah menurunkan azabnya,
azap itu bersifat menyeluruh. PERAWAT DAN PROFESI 1. Perawat mempunyai
peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. Q.S
Muhammad 33 Artinya : Hai orang-orang yang beriman,ta’atlah kepada Allah dan
ta’atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakan ( pahala ) amal-amal mu. Sabda
Rasulullah SAW oleh Al Hakim Artinya : Sesungguhnya aku telah meninggalkan
untukmu, jika kamu berpegang teguh padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat
selama-lamanya. Yaitu Alkitab ¬ Alqur’an. 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
kegiatan pengembangan profesi keperawatan. Bekerja dengan rajin dn penuh peran
aktif merupakan suatu upaya peran nyata dan menciptakan hari esok yang lebih baik.
Berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan sangat di
tuntut agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Setiap anggota profesi khususnya
profesi keperawatan diharapkan mempunyai keyakinan dan optemisme menghadapi
hari esok. Seorang anggota profesi keperawatan dalam meningkatkan mutu
profesinya salah satu husaha yang dilakukannya adalah kegiatan yang sifatnya
pengembangan profesi keperawatan, karena hal itu amat diperlukan dalam
peningkatan mutu profesi keperawatan. Banyak sekali dalam alquran ditemukan ayat
yang mendorong umat islam untuk berperan aktif,berusaha,ber ikhtiar dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebagai mana diterangkan dalam surat AR
RAD ayat 11 Artinya : Sesungguhnya allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S Al
Baqarah 112 Artinya : Ya, barang siapa yang telah Islam ( menundukkan ) mukanya
kepada Allah, sedang ia berbuat baik maka untuknya pahala disisi tuhannya dan tak
ada ketakutan atas mereka dan tiada mereka berduka cita. 3. Perawat berpartisipasi
aktif dalam upaya profesinya untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang
kondusif demi terwujutnya asuhan keperarawatan yang bermutu tinggi.
20
(Q.S Ar Ruum 41)
‫ة‬‫ل‬َ َ‫ع‬‫ل‬‫ل‬ََ ِّ ‫أ‬َ‫ا‬ ََ‫ة‬‫د‬َ ِّ َ‫ة‬َ‫ح‬‫د‬َ َِّ ‫ل‬‫ل‬َ‫ب‬ َ‫س‬‫د‬‫ل‬‫ه‬ ‫َي‬‫م‬ََ‫ي‬ َ‫لن‬ََ ِّ َ‫م‬َ‫ل‬‫ََة‬‫ذ‬َ‫ي‬َ ‫ي‬َ‫ل‬‫ب‬ ‫َي‬‫ذ‬َ ِّ َُِّ‫ل‬َ‫ل‬‫ع‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ل‬‫ل‬
‫ُن‬َ‫ل‬ َِ َ‫ة‬َ
Artinya : Telah lahirlah bencana didarat dan dilaut karena ulah tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (balasan)perbuatan yang
mereka perbuat, mudah-mudahan mereka kembali (taubat) . (Q.S Ar Ruum 41)
21
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah :
1) orang yang ahli
2) orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
3) orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
4) orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun
dan sungguh-sungguh.
b. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya
tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum
dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial
pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui
keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain,
menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia
keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau
kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi,
menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya
sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh
bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang
dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar
mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir
untuk menyalahgunakan ilmu.
c. Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang
kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang
paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya
seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
22
d. dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas
yang diakui.
2. Saran
Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga mendidik
pemelajar agar memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun
bertindak. Supaya pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan
menunjukkan moral yang baik sesuai ajaran agama dan ideologi, bertanggung
jawab terhadap ilmu yang disampaikan serta memberi manfaat bagi pemelajar
maupun masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al Faruqi, Ismail R, 2001. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah peradaban,
Bandung; Cet. III Gemilang Mizan.
Daim, Abdullah. 1984. Tarbiyah ‘Abdru Tarikh, Min Ushuri Qadimah hatta Qarnu
Isyrin. Beirut; Darul ‘Ilmi lil Mu’allim. Cet. Ke 5.
Daud, Ali Muhammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT Rajawali
Grafindo Persada.
Departemen Agama RI, 2001. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta.
Nasution, A.H.1999.Pengantar ke Filsafat Sains. Bab 4.0 Pengetahuan, Sains dan
Tanggungjawab Ilmuwan (hal.25-36). Bab 16.0 Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap
Masa Depan Umat Manusia (hal.193-215). Litera AntarNusa: Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/40500420/Makalah-Pendidikan-Agama
http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan/

More Related Content

What's hot

Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanMrirfan
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhdwimank
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Phiea Elizabeth
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Pola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaanPola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaanFarida Lukmi
 

What's hot (20)

Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika Keperawatan
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
BAB III PENUTUP
BAB III PENUTUPBAB III PENUTUP
BAB III PENUTUP
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
 
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada RemajaKomunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
 
Pola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaanPola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaan
 

Similar to Tanggung jawab ilmuwan dan seniman

Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Lisalestari10
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxFirman Anz
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaNovi Suryani
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanAsri Yunita
 
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologiMakalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologiIchiro Hidayate
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalAlfi Nugraha
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalAlfi Nugraha
 
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,ms
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,msKumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,ms
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,msNur Rochmatus
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, msKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms05270614
 
Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamMakalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamDeaApriliyanti19
 
Makalah 03
Makalah 03Makalah 03
Makalah 03Putri
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin Amq
 
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitianKonsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitianAhmadIlham21
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin Amq
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin Amq
 
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikanlandasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikanMey Wulan
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesiarusdiman1
 
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdf
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdfBuku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdf
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdfNorma Gladme Rambe
 

Similar to Tanggung jawab ilmuwan dan seniman (20)

Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologiMakalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
Makalah iad Prespektif Islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
 
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,ms
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,msKumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,ms
Kumpulan makalah filsafat ilmu-Dr. sigit sardjono,ms
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Neneng
NenengNeneng
Neneng
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, msKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
 
Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamMakalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama Islam
 
Makalah 03
Makalah 03Makalah 03
Makalah 03
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakom
 
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitianKonsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakom
 
Syarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakomSyarifudin, metode penelitian dakom
Syarifudin, metode penelitian dakom
 
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikanlandasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdf
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdfBuku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdf
Buku-Metodologi-Penelitian-by-W-Gulo.pdf
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Tanggung jawab ilmuwan dan seniman

  • 1. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN Makalah Pendidikan Agaama Islam Dosen Pengampu : 1. Amir Mudaris., M.Ag 2. Agus Munandar., M.Pd.I Disusun Oleh : KELOMPOK SITI FATIMAH 1. Christia Agrevina 2. Maike Suranti 3. Nensy Meydia Amanda 4. Reta Sari AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG 2016
  • 2. ii Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tanggung jawab ilmuwan dan seniman ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Bandar Lampung, September 2016 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI Sampul Depan Kata Pengantar .............................................................................................................ii Daftar Isi ......................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2 1. Tujuan umum ..................................................................................... 2 2. Tujuaan Khusus .................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3 A. Ilmu ......................................................................................................... 3 1 Pengertian Ilmu ................................................................................. 3 2 Syarat-syarat Ilmu ............................................................................. 5 3 Tujuaan Khusus ................................................................................. 2 B. Pengertian Ilmuwan ................................................................................. 6 1 Pengertian Ilmuman .......................................................................... 6 2 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam Islam ............................. 7 3 Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam .. 9 C. Seniman .................................................................................................. 11 1. Pengertian Seniman ......................................................................... 11 2. Tanggung Seniman .......................................................................... 13 BAB III IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN ........................................ 17 BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 21 1) Kesimpulan ........................................................................................... 21 2) Saran ..................................................................................................... 21 Daftar Pustaka ........................................................................................................... 23
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaumpun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi
  • 5. 2 dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya. Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan. B. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam tugas dan tanggung jawab ilmuan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum a. Definisi Ilmuan serta tanggung jawabnya b. Pengertian Seniman serta tanggung jawabnya 2. Tujuan Khusus a. Konsep teori 1) Untuk mengetahui Definisi Ilmuman dan tanggung jawabnnya 2) Utuk mengetahui Pengertian Seniman dan tanggung jawabnnya b. Implikasi terhadap keperawatan 1) Tanggung jawab ilmuan dan seniman terhadap Implikasi Keperawatan
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Ilmu 1. Pengertian Ilmu Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat. Secara etimologi, kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm (‫لم‬ ‫"ع‬ yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan
  • 7. 4 ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya. Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka ilmu juga bisa diatikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki. Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli: a. M. IZUDDIN TAUFIQ Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya b. THOMAS KUHN Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya c. Dr. MAURICE BUCAILLE Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar. d. NS. ASMADI Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah) e. POESPOPRODJO Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris f. MINTO RAHAYU Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang
  • 8. 5 bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji g. POPPER Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi. h. DR. H. M. GADE Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia i. FRANCIS BACON Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta- fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan j. CHARLES SINGER Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge) 2. Syarat-Syarat Ilmu Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.[6] Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
  • 9. 6 Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. B. Ilmuwan 1. Pengertian Ilmuwan Secara terminologi, Ilmuwan ialah orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Sedangkan secara etimologi, ilmuwan diartikan sebagai seorang ulama. Secara bahasa, ulama berasal dari kata kerja dasar ‘alima (telah mengetahui); berubah menjadi kata benda pelaku ‘alimun berarti orang yang mengetahui (mufrad/singular) dan ulama (jamak taksir/irregular plural). Berdasarkan istilah, pengertian ulama dapat dirujuk pada al-Quran. Yang sangat masyhur dalam hal ini adalah :
  • 10. 7 “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hambaNya adalah ulama” (Qs.Fathir 28). Merujuk dari Nash yang jelas tentang lafadz al Ulama dalam al Quran di atas adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah dalam rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat. Mereka sangat berhati-hati dalam ucapan dan tindakan karena memiliki sifat wara, khowasy dan ’arif. Kata al Ulama’ bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan pemerintahan dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb. Oleh karena itu, termasuk perkara yang sangat penting untuk kita ketahui dan pahami adalah manzilah (kedudukan) ahlul ilmi yang mulia di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kita bisa beradab terhadap mereka, menghargai mereka dan menempatkan mereka pada kedudukannya. Itulah tanda barakahnya ilmu dan rasa syukur kita dengan masih banyaknya para ulama di zaman ini. 2. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda: َ‫ن‬‫ع‬ ‫أ‬َ‫ب‬‫ي‬ ‫ر‬‫ز‬َ‫ة‬‫ب‬ ََ‫أ‬َ‫ل‬‫ل‬َ‫ي‬ ِّ، ‫لا‬َ: ‫لا‬َ َ‫ا‬َُ‫ي‬ُ َ َ‫ِّه‬ ‫ص‬َ‫ل‬‫ى‬ َ َ‫ِّه‬ َ‫ل‬َ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫م‬َ‫ل‬‫ي‬َ: «‫ا‬ َ‫ا‬ََ‫ل‬ُ ‫ل‬‫د‬‫م‬َ َ‫م‬َ‫د‬‫ع‬ ‫و‬ ََُ َ‫ق‬‫لد‬‫ي‬َ‫ة‬ ِّ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ا‬‫أ‬َ‫ل‬ََ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫م‬‫ل‬ََ‫ا‬‫،ي‬ َ‫ن‬‫ع‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫يم‬َ‫ا‬ ‫ع‬‫ل‬‫،ا‬ َ‫ن‬‫ع‬َ َ‫ل‬َ ‫ل‬‫د‬ َ‫ن‬َ‫د‬ ‫َن‬َ‫ي‬ َ‫ل‬‫د‬‫ل‬‫ت‬َ‫ه‬ِّ ‫يم‬َ‫ا‬َ َ‫ل‬‫ة‬َََ‫،ي‬ َ‫ن‬‫ع‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬ َِ ‫يم‬َ‫ا‬ َ‫م‬‫ََل‬‫ب‬‫»ي‬ (‫َُِّم‬ ،‫تةدذي‬ ِّ ‫لا‬ ََ : ِّ‫ذ‬‫ا‬ َ‫َد‬َ‫م‬‫ى‬ َ‫ن‬‫ل‬‫ى‬ َ‫ح‬‫ي‬ َ‫ح‬‫ى‬ [2417] Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya,
  • 11. 8 tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417). Bagaimana cara mempertanggungjawabkan ilmu? DR. Yususf Al- Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan muslim, yaitu: a. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬ ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ل‬‫ي‬ َ‫ى‬ َ‫ل‬َ‫ف‬ََ َ‫ى‬َ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ص‬‫َة‬‫د‬َ، b. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ل‬ُ َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ي‬َ‫ة‬َ‫ح‬َُ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ص‬ََ‫ة‬َ، c. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ع‬‫ل‬‫ل‬َ ِّ َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ر‬ََ، d. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬َ‫َل‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ل‬ُ َ‫ن‬‫ل‬َ َ‫ل‬َ‫د‬َ‫ل‬ََُ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َُ‫ه‬َ‫ل‬َ، e. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬ََ‫ر‬‫ب‬ ََ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ه‬َ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َََ، f. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬َ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ع‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َِ َ‫ن‬‫د‬ َ‫ل‬َِ َ‫ة‬َ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ح‬ََ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ ‫و‬ َََ‫م‬َ َ‫ا‬‫ل‬‫ص‬َََُِّ َ‫ل‬َُ‫ل‬‫ة‬‫ل‬‫،ى‬ ‫َع‬‫د‬ََ ‫ل‬َ َ َ‫ل‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ : g. - َ‫ا‬ َََ‫و‬َ‫ل‬‫د‬ َ‫ن‬‫ع‬ َ‫ل‬ َ‫ى‬‫َل‬َ‫ه‬َِ َ‫أ‬َ‫ا‬ َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِ ‫ص‬َ‫ت‬‫ى‬ َ‫ل‬‫ل‬‫د‬َ‫ة‬َ َ‫ل‬َََ‫.د‬ Artinya: a. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang), b. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat, c. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah, d. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya), e. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas, f. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali
  • 12. 9 g. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT. 3. Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Dalam perspektif selain Islam Sejatinya ilmu pengetahuan digunakan untuk mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya. Ilmu penegatahuan merupakan produk dari kebudayaan enlightenment, pencerahan. Ilmu penetahuan digunakan sebagai sarana mempermudah manusia mencapai dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran untuk melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi manusia untuk mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia dapat berbuat banyak. Segala kegiatan ada konsekuensinya, begitu juga dengan kegiatan dalam perkembangan ilmu pengetahun ini. Karena sekarang, kita harus menyasuaikan diri dengan kemajuan ilmu, bukan ilmu yang berkembang seiring perkembangan manusia. Ilmu pengetahuan banyak melupakan faktor manusia. Selain menimbulkan gejala dehumanisme juga mengubah hakikat kemanusiaan. Karena itulah peran dari para ilmuan dalam menyikapi hal ini sangat dibutuhkan. Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap perubahan sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Mereka juga bertanggung jawab terhadap hasil penelaahan penelitian agar bermanfaaat bagi masyarakat. Teori adanya komunikasi antar warga dapat menjadi acuan untuk menerapakan masyarakat yang bebas juga dapat diterapkan. Seorang ilmuan harus membuka diri pada fakta-fakta baru dan mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan umat manusia. Meraka juga harus mempunyai rasa iba yang merupakan implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-benar memahami penderitaan agar mampu menyembuhkannya.
  • 13. 10 Ilmuwan harus bisa melibatkan diri, selain dalam proses spesialisasi juga dalam seluruh proses self-understanding masyarakat. Dalam rangka ini ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan kepribadian kultural. Tanggung jawab yang utama dari seorang ilmuan bagi dirinya sendiri, ilmuwan lain, dan masyarakat adalah menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataaan-pernyataan ilmiah yang dibuatanya dan dapat dibuat oleh ilmuwan yang lainnya. Sebagai seorang yang dianggap lebih oleh masyarakat bahkan ilmuwan lain tidak boleh memberikan atau memalsukan data. Mereka hanya memberikan pengetahuan sumbangan pengetahuan baru yang benar yang sudah ada walaupun ada banyak tekanan untuk tidak melakukan itu, karena tanggung jawab batiniahnya adalah memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan takhayul di kalangan manusia dalam alam semesta ini. Context of discovery adalah menyangkut dimana ilmu pengetahuan itu ditemukan. Ilmu pengetahuan selalu ditemukan dan berkembang dalam konteks waktu dan tempat tertentu. Ilmu pengetahuan tidak muncul begitu saja, ada hal yang melahirkannya. Ada perasaan, keinginan, kepentingan pribadi, sosial, budaya, politik yang ikut mewarnai dan mendorong penelitian dan kegiatan ilmiah. Hubungan antara tanggung jawab ilmuwan dan COD ini adalah kadang kala para ilmuwan mengembangkan penetahuannya bukan semata-mata hanya untuk ilmu itu sendiri, tetapi ada hal lain yang menyebabkan adanya ilmu pengetahuan itu. Salah satunya adalah karena keprihatinan para ilmuwan terhadap perkembangan kehidupan manusia. Mereka mengumpulkan masalah yang dihadapi masyarakat dan berupaya untuk mencari solusi dari permasalahan itu. Hal ini terjadi karena pada hakikatnya, ilmu pengetahuan itu berkembang dalam interaksi dan ketertarikan dengan semua nilai dan semua hal lain diluar pengetahuan itu. Karena sadanya kesamaan sosial, perasaan dan lain sebagainya inilah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru yang
  • 14. 11 menyangkut tanggung jawab seorang yang mempunyai ilmu lebih dari yang lainnya. Context of Justification merupakan konteks pengujian ilmiah terhadap hasil penelitian dan kegiatan alamiah berdasarkan kategori dan kriteria yang murni ilmiah. Nilai kebenaran adalah yang satu-satunya nilai yang berlaku dan dipertimbangakan. Hubungan antara COJ dengan tanggung jawab ilmuwan adalah, hakikatnya konsekuensi dalam kegiatan penelitian harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain rasionalitas atau berkaitan dengan nilai kebenaran, berkaitan dengan ilmu-ilmu empiris, penilaian hasil kegiatan ilmiah hanya didasarkan pada keberhasilan dan kegagalan empiris. Dilihat dari dua kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pengetahuan kepada khalayak umum, para ilmuwan harus se- objektif mungkin sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Yang harus menjadi fokus utama dari seorang ilmuwan dalam menetapakan konteks mana yang penting dan harus diperhatikan adalah dengan melihat beberapa aspek dari konsekuensi setiap konteks. Namun yang paling harus diperhatikan oleh ilmuwan adalah context of discovery karena dalam konteks ini, diperhitungkan apakah ilmu itu berguna atau tidak. Sedangkan dalam context of justification, segala kriteria kebenarannya tidak bisa dibantah dan dianggap benar. C. Seniman 1. Pengertian Seniman Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
  • 15. 12 seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. Bila seni dipahami sebagai kegiatan yang kreatif bukan hasilnya maka setiap orang adalah seniman. Bila manusia merasakan ada nyanyian di dalam hatinya maka ia akan menyanyi. Ia adalah seniman. Tukang ukir mengambil sebuah gading dan mengukir tanpa tujuan. Ia terus mengukir sambil terus berpikir dan akhirnya menemukan bentuk ukiran yang akan diukir, yaitu anjing laut. Semua orang dapat melakukan proses yang sama, mengambil pensil dan kanvas, seraya terus menggoreskan penanya tanpa tujuan yang jelas. Setelah proses itu berjalan beberapa lama, akhirnya Ia menemukan bentuk lukisan dan menyempurnakannya. Kita semua bisa melakukan hal yang sama, yaitu menciptakan karya seni sebagai suatu proses atau kegiatan yang kreatif, sehingga semua manusia adalah seniman. Apabila seni dipahami sebagai hasil berupa karya-karya seni, yaitu lagu, puisi, patung, lukisan, dan sebagainya maka seniman adalah orang yang dapat menghasilkan karya seni. Menurut pengertian ini, tidak semua orang dapat disebut seniman, yang dapat dikategorikan seniman adalah hanya orang yang dapat menghasilkan karya seni. Mereka diantaranya adalah Wage Rudolf Supratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia Raya”. Affandi, Surono, Hendra, Sudjojono dari kalangan pelukis yang banyak menghasilkan karya seni berupa lukisan, dan sebagainya. Kegiatan seniman adalah melakukan kegiatan berkesenian, seperti menyanyi, mencipta dan membaca puisi, melukis, akting, dan sebagainya. Kegiatan berkesenian dapat dipandang, sebagai: a. Penyaluran kekuatan adi-kodrati. b. Penyaluran bakti (kepada Tuhan, atau pemimpin). c. Melestarikan warisan nenek moyang. d. Sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai- nilai budaya maupun pengembangan kreativitas).
  • 16. 13 e. Kegiatan bersenang-senang dan berhibur. f. Sarana mata pencaharian hidup. Dalam “budaya Indonesia karya Edi Sedyawati” dipaparkan beberapa contoh hakekat kegiatan berkesenian oleh seniman. Contoh-contoh itu dikutipkan sebagai berikut : a. Seorang seniman kecapi Cianjuran menyatakan bahwa penyajian tembang-tembang Sunda Cianjuran adalah sarana menumbuhkan rasa yang amat mendalam yang membuat orang masuk ke dalam “kekosongan”, semacam keterlepasan dari keterikatan hidup sehari- hari. b. Seorang dalang wayang golek Sunda menyatakan bahwa penyajian seninya pada hakikatnya adalah aktualisasi situasi masa kini yang dihadapi bersama oleh dalang, penanggap, maupun penontonnya. c. Atas dasar fungsi kegiatan berkesenian di atas dan tujuan kegiatan berkesenian di atas setiap karya seni memiliki hakekat unik. Hakekat karya seni memiliki berbagai kemungkinan, di antaranya sebagai: 1) Kekuatan adi kodrati yang menjelma. 2) Ide yang mewujud. 3) Energi yang mewujud. 4) Sarana kesinambungan tradisi. 5) Wujud kreativitas. 6) Sarana bersenang. 2. Tanggung Jawab Seniman Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.
  • 17. 14 Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan. Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori : 1. Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet. 2. Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si pengamat. Penganut teori ini diantaranya ; Henry Home, Edmund Burke, dan Hard Ashely. Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam suatu hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang yang sedang mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut indah, jika benda itu punya sifat indah dan dikuatkan dengan perasaan seseorang. Adakah relevansi teori di atas dengan Islam ? Secara redaksional, memang tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yang membicarakan tentang
  • 18. 15 hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif Islam. Dalam surat Al Fathir Al Qur’an mendeskripsikan alam semesta yang penuh nilai-nilai estetika pada ayat 27 - 28 : َ‫م‬ ِّ ‫ة‬ُ َ‫ن‬‫ي‬ َ ‫ا‬‫ل‬ََِّ ‫ن‬َ‫د‬ َ‫لس‬‫ل‬َ‫ل‬ ِّ َ‫س‬‫ل‬‫،د‬ ‫ل‬ََِ‫ة‬َ‫ه‬‫أ‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ َ‫م‬ِّ‫ة‬‫ل‬ِ ‫ل‬َََ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ً‫د‬ ‫ل‬‫ل‬َََُِّ ِّ، ‫ن‬َ‫د‬َ َ‫ا‬‫ل‬‫د‬ َ‫ا‬َ ِّ َ‫ع‬‫م‬َِ َ‫َي‬‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ى‬َ َ‫خ‬َ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬ً‫د‬ ‫ل‬‫ل‬َََُ ِّ َ َ‫َر‬‫ي‬َ‫ب‬ِّ‫ة‬ُ ََُ‫ي‬َ‫ع‬ (٢٧) ‫ن‬َ‫د‬َ َ‫لن‬ََ ِّ َ‫ا‬ََِّ‫م‬ َِّ َ‫لو‬‫ل‬ََ َ َِّ َ‫خ‬َ‫ل‬‫ت‬َ‫ف‬َ‫د‬ َ‫ل‬َََُِّ ِّ ‫ل‬َ‫ذ‬‫،ه‬ ‫ل‬‫ل‬َََِ ‫ص‬‫ه‬َ‫ف‬َ َ َ‫ن‬َ‫د‬ َ‫م‬َ‫ع‬‫ل‬‫د‬َ‫ع‬ ِّ ََُُ‫ل‬‫ل‬‫ل‬َ‫ل‬َ ِّ، َ‫ن‬َِ َ َ‫َل‬َ َ‫ل‬‫ع‬ َُ َََُُ(٢٨) Artinya : “ Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis- garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang- binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun “ ( QS. Al Fathir : 27 – 28 ). Ayat ini betapa jelas memaparkan suatu keindahan pada benda bernilai obyektif, misalnya keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang lengkap dengan segala bentuk dan warnanya. Gunung-gunung yang menjulang tinggi dengan warna putih dan merah serta hitam di atasnya dan juga pada diri manusia yang dapat membangkitkan rasa indah bagi yang mengamatinya. Berikut ini ayat yang relevan dengan teori subyektif atau teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan manusia. Allah berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
  • 19. 16 ‫لو‬‫ل‬ََ َِّ ‫ل‬‫ل‬‫ة‬‫ل‬‫ه‬ َ‫م‬َ‫م‬ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫س‬ َ‫ء‬َ‫ع‬ َ‫م‬َ‫ا‬‫ل‬َ‫د‬َ ‫ل‬‫ل‬َََ‫د‬َ ‫ُن‬َ‫ل‬َ‫ه‬َ‫أ‬ُ َ‫م‬َ‫م‬ َ ‫ل‬‫يل‬َ‫ا‬ َ‫ا‬‫ل‬‫ل‬ِ ‫ين‬ َ‫ى‬ ‫ُن‬َ‫ح‬َ َ‫ة‬َُ ‫ين‬ َ‫ى‬َ ‫ُن‬َ‫ى‬‫ة‬َ‫ل‬ُ Artinya : “ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An Nahl : 5 – 6 ) Istilah jamaalun pada ayat tersebut memberikan stressing tentang keindahan yang timbul dari dalam diri orang yang menikmatinya. Dalam konteks ayat di atas membuktikan, ketika melihat binatang ternak rasa indah itu ada. Maka, disinilah tampak betapa keindahan itu ada karena subyektif. Meskipun demikian, keindahan itu apapun yang jelas manusia punya naluri (fitrah) yang telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dengan fitrahnya itulah manusia terdorong untuk suka pada seni (keindahan) dalam perjalanan hidupnya.
  • 20. 17 BAB III IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN Perawat mengemban tangguing jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat perewat mengembang tanggung jawab ini bersama masyarakat atau bantuan masyarakat. Karena manusia hidup di alam ini tidak mungkin sendiri-sendiri, akan terjadi saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Begitu juga suatu organisasi dan suatu profesi yang pada intinya merupakan suatu sistem yang mempunyai sub-sub sistem saling berhubungan, terintegrasi baik antara orang perorang atau kelompok dengan kelompok lain. Keberhasilan suatu pekerjaan itu memerlukan kerjasamayang baik, harmoni, sinergios sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah dan dapat menghasilkan yang terbaik. Kerjasama dan tolong menolong itu perlu dipupuk terus dan menjadikan sebagai sikap mental dan budaya kerja. Q.S Almaidah 2 Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya. PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT 1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainya, dan dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Q.S Asy Syura 19 Artinya : Allah maha halus ( penyantun ) terhadap hamba-hamba Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakinya dan dia maha kuat dan maha perkasa. Bersayang-sayanglah sesama keluarga, karib, kerabat dan teman teman sejawat, disini dapatlah kita ketahui bahwa agama islam mementingkan sekali dari hal pergaulan sesama famili, tetangga, dan sesama kaum muslim. Tidak boleh hina menghinakan, tuduh menuduh, umpat mengumpat, sakit menyakiti antara satu dengan yang lain. Nabi Muhammad bersabda : Orang muslim adalah orang yang memelihara lidah dan tangannya, sehingga kaum
  • 21. 18 musliman sejahtera ( selamat terpelihara ) jadi bahwa agama Islam bukanlah sembahyang, puasa ( ibarat saja ) melainkan perlu pula menjaga pergaulan dan perhubungan silaturrahmi sesama kaum muslimin. Hubungan sesama teman sejawat hendaklah berlaku sebagai kawan tanpa merendahkan atau meremehkan, saling menghormati, saling pengertian sesuai dengan kedudukan dan jabatannya, suasana kerja yang nyaman, tentram, dapat membuat kebetahan dalam bekerja. Q.S Al Hujarat 10 Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah kedua saudaramu itu. Dan bertaqwalah kepada Allah supaya mendapat rahmat. Q.S Asy Syura 23 Artinya : ( dengan )itulah Allah memberi kabar gembira kepada hamba Nya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah : Aku tiada meminta upah (gaji) kepadamu atas semua ini, kecuali untuk berkasih sayang dalam kekariban. Barang siapa memperbuat kebaikan kami tambahi kebaikannya itu, sesungguhnya Allah pengampun lagi berterima kasih. 2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal. Terpeliharanya keserasian dala suatu kelompok dan tercapainya tujuan yang diinginkan, hubunga yang baik dan harmonis antara sesama sangat menentukan karena tanpa adanya hubungan yang baik dan harmonis mustahil tujuan dapat dicapai apaligi dapat melidungi pasien kita. Da kita sebagai orang yang beriman dituntut untuk melindungi yang lemah dan mencintai antar sesama. Q.S Al Baqarah 11 – 12 Artinya : Dan bila dikatakan kepada mereka, jangan kamu membuat kerusakan dimuka bumi, maka menjawab dan seungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Artinya : Ingatlah.sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Riwayat H. R Buchari Artinya : Seorang muslim adalah saudara bagi muslim, tidak boleh menyerahkannya kepada musuh, siapa membatu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya. Barang siapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan membebaskannya dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Q.S Al Ashr 1 – 3 Artinya : Demi masa sesungguhnya itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriaman dan mengerjakan amal sholeh dan
  • 22. 19 nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. Riwayat HR At Tarmidzi Artinya : Apabila engkau melihatorang yang zalim dan tidak mencegahnya serta tidak menanggulanginya, maka dikhawatirkan apabila waktu Allah menurunkan azabnya, azap itu bersifat menyeluruh. PERAWAT DAN PROFESI 1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. Q.S Muhammad 33 Artinya : Hai orang-orang yang beriman,ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakan ( pahala ) amal-amal mu. Sabda Rasulullah SAW oleh Al Hakim Artinya : Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu, jika kamu berpegang teguh padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Yaitu Alkitab ¬ Alqur’an. 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan. Bekerja dengan rajin dn penuh peran aktif merupakan suatu upaya peran nyata dan menciptakan hari esok yang lebih baik. Berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan sangat di tuntut agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Setiap anggota profesi khususnya profesi keperawatan diharapkan mempunyai keyakinan dan optemisme menghadapi hari esok. Seorang anggota profesi keperawatan dalam meningkatkan mutu profesinya salah satu husaha yang dilakukannya adalah kegiatan yang sifatnya pengembangan profesi keperawatan, karena hal itu amat diperlukan dalam peningkatan mutu profesi keperawatan. Banyak sekali dalam alquran ditemukan ayat yang mendorong umat islam untuk berperan aktif,berusaha,ber ikhtiar dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebagai mana diterangkan dalam surat AR RAD ayat 11 Artinya : Sesungguhnya allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S Al Baqarah 112 Artinya : Ya, barang siapa yang telah Islam ( menundukkan ) mukanya kepada Allah, sedang ia berbuat baik maka untuknya pahala disisi tuhannya dan tak ada ketakutan atas mereka dan tiada mereka berduka cita. 3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesinya untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujutnya asuhan keperarawatan yang bermutu tinggi.
  • 23. 20 (Q.S Ar Ruum 41) ‫ة‬‫ل‬َ َ‫ع‬‫ل‬‫ل‬ََ ِّ ‫أ‬َ‫ا‬ ََ‫ة‬‫د‬َ ِّ َ‫ة‬َ‫ح‬‫د‬َ َِّ ‫ل‬‫ل‬َ‫ب‬ َ‫س‬‫د‬‫ل‬‫ه‬ ‫َي‬‫م‬ََ‫ي‬ َ‫لن‬ََ ِّ َ‫م‬َ‫ل‬‫ََة‬‫ذ‬َ‫ي‬َ ‫ي‬َ‫ل‬‫ب‬ ‫َي‬‫ذ‬َ ِّ َُِّ‫ل‬َ‫ل‬‫ع‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ل‬‫ل‬ ‫ُن‬َ‫ل‬ َِ َ‫ة‬َ Artinya : Telah lahirlah bencana didarat dan dilaut karena ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (balasan)perbuatan yang mereka perbuat, mudah-mudahan mereka kembali (taubat) . (Q.S Ar Ruum 41)
  • 24. 21 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah : 1) orang yang ahli 2) orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu, 3) orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan 4) orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. b. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu. c. Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya
  • 25. 22 d. dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. 2. Saran Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga mendidik pemelajar agar memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun bertindak. Supaya pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan menunjukkan moral yang baik sesuai ajaran agama dan ideologi, bertanggung jawab terhadap ilmu yang disampaikan serta memberi manfaat bagi pemelajar maupun masyarakat.
  • 26. 23 DAFTAR PUSTAKA Al Faruqi, Ismail R, 2001. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah peradaban, Bandung; Cet. III Gemilang Mizan. Daim, Abdullah. 1984. Tarbiyah ‘Abdru Tarikh, Min Ushuri Qadimah hatta Qarnu Isyrin. Beirut; Darul ‘Ilmi lil Mu’allim. Cet. Ke 5. Daud, Ali Muhammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT Rajawali Grafindo Persada. Departemen Agama RI, 2001. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta. Nasution, A.H.1999.Pengantar ke Filsafat Sains. Bab 4.0 Pengetahuan, Sains dan Tanggungjawab Ilmuwan (hal.25-36). Bab 16.0 Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Masa Depan Umat Manusia (hal.193-215). Litera AntarNusa: Jakarta. http://www.scribd.com/doc/40500420/Makalah-Pendidikan-Agama http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan/