"[Ringkasan]"
Pendidikan di Suku Baduy luar masih belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Mereka menganggap pendidikan formal melanggar adat istiadat yang berlaku. Namun, pendidikan nonformal mulai dikenal, walaupun masih sederhana.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Neneng
1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Penyelesaian laporan penelitian ini tidak akan pernah tercapai tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak yang senang hati membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan penelitian ini. Dalam kesepakatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Ruyani selaku Kepala Sekolah MAN 1 Kota Bogor
2. Drs. Cep Anwar, M.Pd, MM selaku Wakil Kurikulum MAN 1 Kota Bogor
3. Mama Makmur, S.Ag selaku Wakil Kepala Kesiswaan MAN 1 Kota Bogor
4. Sjam Makmur, S. Pd selaku Ketua Pelaksana Keahlian IPS MAN 1 Kota Bogor
5. Ahmar Anshori, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Sosiologi MAN 1 Kota Bogor
6. Pak Agus dan Ayah Naldi selaku perwakilan tokoh masyarakat Baduy
7. Ibunda dan ayahanda serta para saudara tercinta yang senantiasa mendo’akan
dan memberikan motivasi kepada penulis
8. Teman-temanku dan seluruh teman-teman atas dukungan dan kerjasama selama
ini
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Bogor, November 2018
Penyusun
2. ii
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Identifikasi masalah...............................................................................................2
C. Rumusan masalah..................................................................................................2
D. Tujuan penelitian...................................................................................................2
Bab II Kajian Teori
A. Definisi sistem hukum...........................................................................................3
B. Definisi hukum umum...........................................................................................3
C. Sistem hukum adat................................................................................................4
D. Deskripsi suku Baduy...........................................................................................4
E. Hipotesis ...............................................................................................................5
Bab III Metode Penelitian
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................6
B. Metode Penelitian..................................................................................................6
C. Populasi dan Sampel..............................................................................................6
D. Pengumpulan Data.................................................................................................7
E. Pengolahan Data....................................................................................................7
Bab IV Hasil Penelitian
A. Hukum adat di Suku Baduy...................................................................................9
B. Adat istiadat di Suku Baduy................................................................................10
Bab V Penutup
A. Simpulan..............................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka...............................................................................................................13
3. iii
Lampiran-lampiran
1. Struktur organisasi Baduy...................................................................................14
2. Observasi.............................................................................................................14
3. Wawancara.........................................................................................................14
4. Dokumentasi........................................................................................................15
5. Jadwal kegiatan....................................................................................................17
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang wajib dimiliki oleh hampir semua orang, dengan adanya pendidikan dapat membuat
manusia lebih memiliki akhlak yang baik, ilmu yang banyak dan dapat memperdalam ilmu untuk seseorang itu sendiri. Dengan
adanya pendidikan setiap orang akan berfikir secara bijak dan dewasa. Suku Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar
dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Sebenarnya, peraturan yang ada di Baduy luar dan Baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy
luar lebih mengenal teknologi dibanding Baduy dalam.
Pada dasarnya saat ini pendidikan sudah menjadi hal yang wajib dilaksanakan untuk seluruh warga negara di indonesia.
Bahkan untuk warga di indonesia yang tidak mampu secara finansial telah difasilitasi oleh pemerintah agar dapat bersekolah. Tapi
kenyataan yang ada di suku Baduy saat ini pendidikan merupakan suatu hal yang melenceng dari norma dan adat istiadat yang
berlaku. Tetapi berbeda dengan masyarakat di Baduy luar yang telah mengenal pendidikan dan telah mempunyai suatu lembaga
yang memfasilitasi untuk anak-anak badui melakukan pembelajaran.
Pandangan masyarakat baduy terhadap pendidikan tokoh adat dan kokolotan masyarakat baduy tentang pendidikan sangat
beragam dan belum mengarah pada satu titik kesepahaman. Pola pikir tiap generasi dalam masyarakat baduy sendiri terus berkembang
karena dibarengi dengan semakin besarnya kesadaran dalam memenuhi kebutuhan dan kemajuan zaman. Selain itu dengan adanya
persaingan yang semakin besar maka generasi muda baduy membutuhkan ilmu pengetahuan,pendidikan dan keterampilan agar
mampu bersaing dalam mempertahankan kehidupannya.
Pendidikan merupakan pembekalan diri dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak. Akan tetapi kita
membutuhkannya diwaktu dewasa. (Rosseau, filosofi prancis 1712-1778)
5. 5
B Identifikasi Masalah
1. Pendidikan di suku Baduy luar.
2. Baduy luar lebih mengenalteknologi dibandingkan baduy dalam.
3. Pendidikan suatu hal yang melenceng dari norma dan adat istiadat.
4. Dampak pendidikan di suku baduy luar.
5. Pembelajaran di suku baduy luar.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan di suku Baduy luar?
2. Mengapa masyarakat Baduy sulit menerima Pendidikan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di suku Baduy luar.
2. Untuk mengetahui mengapa masyarakat Baduy sulit menerima pendidikan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari adanya pendidikan di suku Badui luar.
6. 6
BAB II
A. Pendidikan
Dalam kamus besar bahasa indonesia,pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang
berarti memelihara dan memberi latihan (anjuran, tuntunandan pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran, kata bendanya “pendidikan” yang berarti proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran, pelatihan,proses,perbuatan, dan cara mendidik dari pengertian tersebut diperoleh
gambaran, bahwa pendidiksn merupakan proses kerja, jadi bukanlah sesuatu yang stagnant.
Pengertian ini juga menyiratkan bahwa pendidikan di dalamnya membutuhkan kerja keras. Ini
berarti tanpa kerja keras, maka pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal. Proses
pendidikan adalah proses memnbgubah perilaku, tentunya mengubah perilaku ini tidak semudah
membalikkan telapak tangan, jadi bukan hanya transfer of knowledge.1
Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut: the process of training and training and
developing the knowledge, skills, mind, character, caracter, etc,. Especially by formal schooling.
(proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, ketermapilan, pikiran, perilaku, dan lain-lain,
terutama oleh sekolah formal). Pendidikan dalam pengertian ini, dalam kenyataannya, sering di
peraktekan dengan pengjaran, yang sifatnya ferbalistik. Yang terjadi adalah dikte, diktat, hafalan,
tanya jawab dan semacamnya kalau kenyataannya seperti ini berarti anak didik baru mampu
menjadi penerima informasi, belum menunjukan bukti telah menghayati ilai-nilai yang di ajarkan
2
1 Solehuddin.Sosiologi:pendidikan sebagai basispenguatan sebagai basispenguatan kurikulummasyarakat.depok,
CV BINA MADU CIPTA KREASI. Hal2
2 Dr.A. Qodri A. Azizy, MA. Sosiologi:pendidikan untuk membangun etika sosial jakarta,VC ANEKA ILMU hal18
7. 7
Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal
dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan. (Plato filosof Yunani 429 SM-
346 M)pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan
batin), pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. (Ki Hajar
Dewantara) Suku Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah
Baduy Dalam.
Suku Baduy luar merupakan masyarakat yang sedikit terkontaminasi dengan budaya luar dan
telah bisa berinteraksi dengan baik dengan masyarakat diluar Baduy.
B Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke
generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasi dengan pola perilaku masyarakat (kamus
besar bahasa indonesia, 1988:5,6)
Dalam hasil penelitian disimpulkan bahwa masyarakat baduy sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai dan norma adat istiadatnya. Banyak pantangan-pantangan apabila masyarakat baduy
luar maupun baduy dalam jika melanggar nilai-nilai dan norma adat istiadat.
C. Hipotesis
1. perkembangan pendidikan disuku Badui luar masih bisa dibilang tertinggal karena pendidikan
belum bisa diterima oleh masyarakat Baduy. Di Suku Badui luar pendidikan sudah mulai dikenal
dibandingkan di Baduy dalam hanya saja masih terbilang sedehana.
2. Menurut pandangan masyarakat Baduy pendidikan masih belum bisa diterima karena
dianggap menyalahi aturan nenek moyangnya atau bisa dibilang melawan adat istiadat yang
berlaku diwilayah suku Baduy.
3
3 https://drive.google.com/file/d/1dV0poqmWe1z-B7u-KkmHpJ4-K1W08zRm/view?usp=drivesdk
8. 8
BAB III
A. Waktu dan tempat
Tempat penelitian ini di laksanakan di jl. Raya leuwidama kec. Leuwidama kp ciboleger
desa ciboleger lebak Banten, pada hari Kamis Tanggal 09 November 2017 Selama 1 hari.
B. Metode penelitian
Metode Kualitatif
Metode Kualitatif mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan
penilaian dan pemaknaan terhadap data yang diperoleh.
alasan menggunakan metode ini karna metode kualitatif dianggap sebagai metode yang tepat
untuk menjabarkan hasil penelitian ini.
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat
yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
Populasi masyarakat Badui berkisar sekitar 5.000 - 8.000 Orang.
2. Sample
Sample adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti dan dipandang sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi. dan perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang
diamati.
Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample Insidental karena dianggap sebagai
sampel yang tepat.
Sample insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
9. 9
D.Pengumpulan data
pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi di lapangan sebagai teknik pengumpulan
data,wawancara dan dokumentasi. Pertama-tama data diperoleh dengan melakukan wawancara
terhadap beberapa orang yang dijadikan sempel penelitian. Kemudian hasil wawancara dari
beberapa smpel dilihat dan dianalisis untuk mengambil kesimpulan.
E.pengolahan Data
Pada penelitian ini, penelitian memilih pengolahan data edittig. Karena dianggap sesuai dengan
metode penelitian pada penelitian ini.
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan
kelompok data mentah. Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada
gunanya bila tak diolah. Pengolahan data juga merupakan bagian yang amat penting dalam
metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
pada penelitian ini, peneliti memilih pengolahan data kualitatif. karena dianggap sesuai dengan
metode penelitian pada penelitian ini.
10. 10
BAB IV
A. Pendidikan Di Suku Baduy
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang wajib dimiliki oleh hampir semua orang, dengan
adanya pendidikan dapat membuat manusia lebih memiliki akhlak yang baik, ilmu yang banyak
dan dapat memperdalam ilmu untuk seseorang itu sendiri. Dengan adanya pendidikan setiap
orang akan berfikir secara bijak dan dewasa. Suku Baduy Luar merupakan orang-orang yang
telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam
Penelitian kali ini tentang pendidikan suku Baduy luar. Dan menurut hasil observasi
peneliti Masyarakat Baduy dikenal dengan masyarakat yang tidak pernah sekolah, karena
orangtuanya mengajarkan sejak kecil dan mereka sudah tahu banyak hal tanpa perlu bersekolah.
Komunikasi mereka didasarkan pada adat istiadat mereka. Saat adat istiadat mereka mengatakan
tidak boleh, maka mereka tidak akan melakukannya. Sehingga, masyarakat Baduy sangat patuh
pada peraturan dan adat-istiadat mereka. Menurutnya pendidikan merupakan suatu hal yan
melawat adat istiadat yang berlaku di suku baduy
masyarakat Baduy mempunyai pemilihannya sendiri mengenai pendidikan. Saat
pemerintah menyarankan anak-anak Baduy untuk bersekolah, ayah Naldi yang mendukung
masyarakat Baduy secara langsung akan bersikap tegas untuk menolak pendidikan di sekolah
tersebut. Kenapa? Karena menurut Ayah Naldi, anak-anak Baduy tidak perlu bersekolah, mereka
sudah tahu sama seperti kita yang bersekolah. Saat mereka bersekolah, identitas mereka
atau budaya mereka dapat tergeserkan karena pendidikan di sekolah tersebut.
Karena, sistem pendidikan masyarakat Baduy itu diajarkan secara turun-temurun oleh
orangtuanya dan mereka dapat belajar semuanya dari alam di sekeliling mereka. .
Masalah Pendidikan formal aturan adat memang masih tidak di perbolehkan akan tetapi
ada beberapa masyarakat baduy yang menyekolahkan anak-anaknya dengan cara sembunyi-
sembunyi karena di takutkan nantinya akan mendapatkan teguran oleh lembaganya.
Melaksanakan pendidikan formal di anggap masih sebagai sebuah dosa besar bahkan kalangan
yang besar tetapi mereka sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan formal sehingga
dengan berupa harapan yang besar untuk anak mereka yang akan tumbuh menjadi lebih baik.
Sedangkan peran kepala desa terhadap pendidikan formal seolah tidak terlihat, karena jika
terlihat ancaman jabatan yang akan menjadi konsekuensinya
Dalam adat suku baduy pendidikan di nilai sebagai ancaman bagi sukunya, karena dinilai
dapat merusak adat mereka secara keseluruhan dan juga takut akan mendapatkan bencana karena
11. 11
kutukan dari tuhan tetapi, karena mereka tidak bisa membaca,menulis dan berhitung, orang
baduy sering tertipu dalam hal perekonomian
Pandangan masyarakat baduy bahwa segala upaya yang dilakukan manusia dalam
mempertahankan hidupnya pada era modern saat ini banyak masyarakat yang sering kali
mengertikan adalah sekolah jadi jika anak tidak bersekolah makan anak tersebut tidak
berpendidikan. Padahal kita ketahui bahwa sekolah hanyalah salah satu lembaga pendidikan.
Pendidikan yang ada dalam masyarakat suku baduy adalah pendidikan yang mewariskan
pengetahuan-pengetahuan adat pendidikan yang terpenting dan paling utama bagi suku baduy
adalah pendidikan mengenai pengetahuan-pengetahuan adat.
Sistemnya pun pendidikan yang dijalankan masyarakat baduy merupakan sistem
pendidikan yang disesuaikan dengan amanat-amanat adat yang menjadi landasan utama dari
sistem pendidikan didalam masyarakat baduy.
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang wajib dimiliki oleh hampir semua orang, dengan
adanya pendidikan dapat membuat manusia lebih memiliki akhlak yang baik, ilmu yang banyak
dan dapat memperdalam ilmu untuk seseorang itu sendiri. Dengan adanya pendidikan setiap
orang akan berfikir secara bijak dan dewasa. Suku Baduy Luar merupakan orang-orang yang
telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Sebenarnya, peraturan yang ada di baduy luar
dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy
dalam.
Suku baduy luar tidak lagi menjaga adat istiadat mereka menerima perubahan yang masuk
kedalam suku mereka. Seperti, teknologi,budaya dan masyarakat luar. Sehingga memungkinkan
suku baduy luar berinteraksi dengan masyarakat diluar suku.
Penelitian tentang pendidikan di masyarakat baduy luar , baduy luar berpendidikan tetapi
beda dengan pendidikan yang kita rasakan. Masyarakat baduy tidak merasakan sekolah, menurut
masyarakat baduy luar itu jika salah seorang bersekolah dan salah seorang itu pintar makan dia
akan memintari orang lain contohnya seperti pejabat dan berkorupsi. Pendidikan di masyarakat
baduy luar itu di didik oleh orang tuanya sendiri tergantung orang tua yang mendidik anaknya
sendiri dan juga belajar dari alam sekitarnya.
Tujuan adat melarang adanya pendidikan disekolah adalah untuk menahan terlalu bebasnya
masyarakat adat mengadopsi gaya kehidupan modern karena komunitas mereka memiliki tugas
hidup yang spesifik. Keyakinan yang kuat dan hukum adat yang berbeda.
Daftar pustaka
12. 12
Solehuddin.____.Sosiologi: pendidikan sebagai basih penguatan masyarakat.
Depok : CV.BINAMUDA.
Azizy.A, MA dan Qodri.A.Dr.____. Sosiologi : pendidikan membangun etika
sosial. Jakarta : CV.ANEKAILMU
https://www.scribd.com/mobile/doc/293325900/Kesenian-Dan-Pendidikan-Baduy
https://drive.google.com/file/d/1dV0poqmWe1z-B7u-KkmHpJ4-K1W08zRm/view?usp=drivesdk