Membahas mengenai minoritas , maka yang ada di benak kita adalah mereka yang selalu terkalahkan hak dan kepentingannya yang disebabkan oleh banyak hal tentunya. Bisa saja karena jumlah mereka yang sedikit , atau mungkin jumlah yang banyakk namun berada di bawah kekangan pemerintahan yang berkuasa, atau mungkin keberadaan mereka yang bukan merupakan penduduk asli daerah/Negara tersebut sehingga selalu kesusahan dalam berinteraksi dengan penduduk asli karena bahasa, budaya , dan kebiasaan yang jauh berbeda di antra keduanya.
1. Minoritas
Membahas mengenai minoritas , maka yang ada di benak kita adalah mereka yang selalu
terkalahkan hak dan kepentingannya yang disebabkan oleh banyak hal tentunya. Bisa saja karena
jumlah mereka yang sedikit , atau mungkin jumlah yang banyakk namun berada di bawah kekangan
pemerintahan yang berkuasa, atau mungkin keberadaan mereka yang bukan merupakan penduduk asli
daerah/Negara tersebut sehingga selalu kesusahan dalam berinteraksi dengan penduduk asli karena
bahasa, budaya , dan kebiasaan yang jauh berbeda di antra keduanya.
Tulisan ini hanya ingin menghadirkan sebuiah goresan mengenai keberadaan kaum minoritas
muslim yang tersebar di berbagai benua dan Negara. Islam yang lahir dan berkembang dari Timur
tengah ( Hijjaz) pada kenyataannya telah menyebar ke seluruh penjuru dunia ytanpa mengenal batasbatasnya.
Dalam proses penyebarannya banyak factor yang melatarbelakanginya. Pada awal-awal penyebaran
banyak menggunakan penaklukan , setelah ditaklukan maka Negara tersebut berada di bawah panji
Islam, sehingga hampir mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada pula penyebaran dengan
jalur cultural atau biasa para sejarawan menyebutnya dengan penetration of pacifique dengan
menggunakan jalur pedagangan, perkawinan, pendidikan dll. Semua proses penyebaran ini merupakan
proses klasik secara kurun waktu. Sehingga keberadaan muslim dapat diperkirakan akan banyak dan
mendominasi dalam setiap proses kebijakan setempat.
Dalam tataran minoritas, penyebarab Islam hanya dibatasi pada masa kekinian, yang mana
dunia Islam sudah mulai tersadarkan bahwa ada beberapa wilayah yang menjanjikan akan
kesejahteraan ekonomi khususnya, sehingga mereka pergi berbondong-bondong menuju Negara yang
dituju yang tentunya memiliki latar belakang bangsa, ideology dan agama yang berbeda. Khasus yang
ada di Negara-negara Eropa Barat adalah mereka kaum muslim yang migrasi dari Negara asalnya,
begitu juga yang ada di Amerika.
Berbeda halnya dengan mereka yang berada di Eropa Timur, minoritas muslim ini adalah mereka yang
sejatinyapenduduk asli wilayah tersebut, namun menjadi minoritas karena struktur pemerintahan yang
berubah, contohnya Islam di bekas-bekas jajahan Uni Soviet. Hal serupa juga terjadi di komunitas
muslim yang berada di Pattani ( Thaiulang), China, Mindanao ( Filipina), atau mungkin Rohingya di
Myanmar, mereka sejatinya penduduk asli yang menjadi minoritas di tanah kelahirannya sendiri karena
dilatarbelakangi perbedaan ideologi, ras, atau bahkan agama.
2. Problem-Problem
Problem-problem yang dihadapi setiap komunitas minoritas berbada di masing-masing wilayah.
Dalam kasus minoritas Muslim di Eropa Barat dan Amerika dan Australia, kebnyakan mengenai
diskriminasi, seperti kausu rasial, pelarangan Cadar, makanan halal, akses pendidikan, dan isu
terorisme yang diidentikkan dengan kaum muslim dan Immigrasi.
Sedangkan problem-problem yang melanda wilayah kedua ( Eropa Timur dan di Asia) mereka
lebih kepada ranah politik yang sifatnya struktural, seperti ingin memisahkan diri dan membentuk
negara Islam sendiri yang berbeda tentunya dengan sistem pemerintahan yanga ada.
Itulah fenomena yang ada, bahwa komunitas minoritas muslim memiliki perbedaan
prolematika yang dihadapi di masing-masing Negara/ wilayah. Namun kita juga tidak boleh menutup
mata, bahwa problem yang terjadi dilatarbelakngi beberapa factor, baik intern maupun ekstern.
Factor intern diantaranya, pertama, untuk kasus di Eropa Timmur dan Amerika, mereka yang
tinggal di sana ( imigran) dating dengan kemapuan yang serba terbatas, baik pengetahuan, keahlian
kerja, kelemahan bhasa dan sebagainya. Hal ini lah yang justru menimbulkan maslah tersendiri bagi
kaum muslimin. Sehingga tak heran banyak mereka yang bekerja di sector yang keras, bahkan
menganggur.kedua,untuk kasus di Eropa Timur dan sebagian Asia, mereka tidak memiliki sikap
persatuamn yang solid, bahkan terbagi menjadi dua, mereka yang ingin tetap bergabung dengan
2. pemerintahan yang ada, dan mereka yang ingin memisahkan sendiri dan membentuk Negara sendiri.
Adapun factor ekstern meliputi, (1)kekhawatiran pemerintah akan dominasi Islam, karena
bukan dianggap sebagai agama saja namun lebih dari itu ia merupaka system yang kompleks, yang
mengatur kehidupan, (2) kekhawatiran pemerintah akan stigma buruk yang menempel di dalam diri
Islam dewas ini seperti isu terorisme, radikalisme dan lain sebagainya.