1. PEMBANGUNAN DAERAH DAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
TOT ORIENTASI TUGAS BAGI ANGGOTA DPRD
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
TANGGAL 03 SEPTEMBER 2019
OLEH :
Ir, A D M I R A L, MM
WIDYAISWARA AHLI MADYA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENDAGRI
2. Ir. A d m i r a l, MM
Widyaiswara Ahli Madya
PENDIDIKAN :
S1 : Teknik Sipil
S2 : Manajemen
ralkincai@gmail.com
BPSDM Kemendagri
Hp. 0813 1095 3317
PENGALAMAN
1. DEP. TRANSMIGRASI & PPH
2. TRANSMIGRASI KAB. KAPUAS
3. BAKNAS
4. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
3. 3
PEMBANGUNAN DAERAH
adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan,
berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).
PERENCANAAN
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka
waktu tertentu.
4. 4
PRINSIP UMUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional
Dilakukan bersama pemangku kepentingan sesuai
peran dan kewenangan
Mengintegrasikan RTRW dgn rencana pembangunan
Dilaksanakan berdasarkan kondisi, potensi serta
dinamika daerah, nasional dan global
5. 5
• Transparan, membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan Daerah dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
• Responsif mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di Daerah.
• Efisien pencapaian keluaran (output) tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah dengan keluaran
(output) maksimal.
• Efektif kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, melalui cara atau proses yang paling optimal.
• Akuntabel dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
• Partisipatif memenuhi hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses tahapan perencanaan pembangunan Daerah
dan bersifat inklusif terhadap kelompok masyarakat rentan termarginalkan, melalui jalur khusus komunikasi untuk
mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.
• Terukur penetapan target kinerja yang jelas dan dapat diukur serta cara untuk mencapainya.
• Berkeadilan merupakan prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor, pendapatan, gender dan usia.
• Berwawasan lingkungan untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur tanpa harus menimbulkan kerusakan
lingkungan dalam mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia.
• Berkelanjutan mewujudkan keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan dengan memperhatikan potensi dampak pembangunan dalam
mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
PRINSIP UMUM Lanjutan…….
6. RENBANGDA VS PKD
Perencanaan Pembangunan Daerah dalam implementasinya tidak dapat
terpisahkan dengan pengelolaan keuangan daerah (PKD).
Tahap pertama dari PKD adalah perencanaan sebagai dasar penganggaran
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
reformasi PKD 3 paket UU KN (UU 17 Tahun 2003 tentang KN, UU 1 Tahun 2004
tentang PN, dan UU 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab KN), terbit juga uu 25 Tahun 2004 tentang SPPN.
PP 105 Tahun 2000 direvisi dengan PP 58 Tahun 2005 tentang PKD, sehingga
prinsip-prinsip PKD menjadi sinkron dengan paket UU di Bidang Keuangan Negara
maupun dengan UU 25 Tahun 2004 SPPN.
Perubahan Pengelolaan Keuangan Daerah terbitnyan PP Nomor 12 Tahun 2019
8. REGULASI DPRD
MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014
Pasal 1 angka 4, Pasal 314 sampai dengan Pasal 412, Pasal 418 sampai
dengan Pasal 421 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5568), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
9. SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN FUNGSI DPRD
DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik
peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.......
(Pasal 147 UU 23/2014)
Anggota DPRD kabupaten/kota adalah pejabat Daerah Kabupaten/Kota.
(Pasal 148 (2) UU 23/2014)
• DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi : a. pembentukan Perda
Kabupaten/Kota; b. anggaran; dan c. pengawasan.
• Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di Daerah
kabupaten/kota.
• Dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, DPRD kabupaten/kota
menjaring aspirasi masyarakat.
(Pasal 149 UU 23/2014)
11. 11
KDH DPRD
PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
• SEKRETARIAT DAERAH
• INSPEKTORAT
• DINAS
• BADAN
• PIMPINAN DPRD
• BADAN MUSYAWARAH
• KOMISI
• BADAN ANGGARAN
• BAPEM PERDA
• BADAN KEHORMATAN
• PANSUS
SEKRETARIAT DPRD
12. Perencanan dan
Penganggaran
Belanja Hibah
dan Bansos
Perizinan,
Pajak dan
Retribusi
Pengadaan
Barang dan
Jasa
Jual Beli
Jabatan
Belanja
Perjalanan
Dinas
1
2
3
4
5
6
AREA
RAWAN KORUPSI
Pemerintah Daerah
TjahjoKumolo,SH.
13. 13
RPJPD
RPJMD
RKPD
APBD
KUA/PPA
S
• PIMPINAN DPRD
• BAMUS
• KOMISI
• BANGGAR
• BAPEM PERDA
• BADAN
KEHORMATAN
• PANSUS
• SEKRETARIAT
DAERAH
• INSPKTORAT
• DINAS
• BADAN URUSAN
PROGRAM
KEGIATAN
KDH
DPRD
SETWAN
14. 14
RPJPD
RPJMD
RKPD
APBD
KUA/PPAS
KDH DPRD
PENGAWASAN OLEH DPRD
DINAS
BADAN
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan Umum &
Penataan Ruang;
4. Perumahan Rakyatv dan
Kawasan Pemukiman
5. Trantibum dan Linmas
6. Sosial
1. Tenaga Kerja;
2. Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
3. Pangan;
4. Pertanahan;
5. Lingkungan Hidup;
6. Adm. Dukcapil
7. Pemberdayaan Masy. Desa
8. Pengendalian Pddk dan KB;
9. Perhubungan;
10.Komunikasi dan Informatika;
KOMISI A/1
KOMISI B/2
KOMISI C/3
KOMISI 4/5
S
E
T
W
A
N
15. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
MASYARAKAT
SEJAHTERA
1. PUSAT (K/L) DENGAN
KEBIJAKAN SERTA
APBN/POTENSI LAINNYA
3. SWASTA DENGAN
SEGALA POTENSINYA
4. AKADEMISI/
MASYARAKAT
DENGAN SEGALA
POTENSINYA;
2. PEMDA DENGAN
KEOTONOMIANNYA,
OPD, APBD/
POTENSI LAINNYA
PELAKU PEMBANGUNAN
16. Sesuai Pasal 258 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah
melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan:
1. Pendapatan masyarakat;
2. Kesempatan kerja;
3. Lapangan berusaha;
4. Akses dan kualitas pelayanan publik; dan
5. Daya saing Daerah.
Merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah
diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
Pembangunan Daerah :
PEMBANGUNAN DAERAH
(Pasal 258 UU NO. 23 Tahun 2014)
17. URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN
ABSOLUT
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR NEGERI
6. MONETER & FISKAL
PILIHAN
(8)
WAJIB
(24)
Dibagi
berdasarkan
kriteria Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
Efisiensi
URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
YAN DASAR (6) NON YAN DASAR (18)
S P M N S P K
1. PENDIDIKAN
2. KESEHATAN
3. PU DAN PR
4. PERUMAHAN RAKYAT
DAN KAW PERMUKIMAN
5. TRAMTIBUM & LINMAS
6. SOSIAL
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun
rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
PASAL 260
UU 23/2014
18. Wajib Pelayanan Dasar
6 URUSAN:
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan umum dan
penataan ruang
4. Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman
5. Ketenteraman,
Ketertiban Umum, dan
Pelindungan
Masyarakat
6. Sosial
Wajib Non Pelayanan Dasar
18 URUSAN:
1. Tenaga kerja
2. Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak
3. Pangan
4. Pertanahan
5. Lingkungan hidup
6. Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
9. Perhubungan
10. Komunikasi & Informatika
11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
12. Penanaman modal
13. Kepemudaan dan Olah Raga
14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan
18. Kearsipan
Pilihan
8 URUSAN:
1. Kelautan dan perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. Energi dan Sumber Daya
Mineral
6. Perdagangan
7. Perindustrian; dan
8. Transmigrasi.
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
KEWENANGAN DAERAH
(Pasal 11 UU 23 Tahun 2014)
19. UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004
UU 25/2004 UU 33/2004
PP PP PP
PERMENDAGRI 13/2006
Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
PP 58/2005:
Pengelolaan Keuda
(Omnibus Regulation)
UU 32/2004
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal 182 & Pasal 194
UU 32/2004
Pasal 69 & Pasal 86
UU 33/2004
Pasal 155 PP 58 /2005
Perda Pokok-Pokok ttg
Pengelolaan Keu Daerah
Perkada ttg Sistem
& Prosedur Pengelolaan Keuda
Pasal 330 Permendagri
13/2006 Kandungan lokal berdasarkan
kesepakatan bersama yg tidak
bertentangan dng peraturan
perUUan
SE ttg Pedoman Penyusunan
RKA - SKPD
1
Pasal 151 Ayat 1 PP 58/2005
Permendagri
59/2007
Permendagri
21/2011
UU 23/2014
REVISI
REVISI
REVISI
Pasal 330- UU 23/2014
“Ketentuan lebih lanjut
mengenai penyusunan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan, pengawasan
dan
pertanggungjawaban
keuangan Daerah
diatur dengan
peraturan pemerintah”
REVISI
Pembangunan Daerah
merupakan perwujudan dari
pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang telah
diserahkan ke Daerah
sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional
Pasal 258 UU
23/2014
21. SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
RPJMD RKPD
KUA PPAS
Nota
Kesepakatan
Pedoman
Penyusunan
RKA-SKPD o/ KDH
RKA-SKPD
RAPBD
Evaluasi Raperda
APBD oleh
Gubernur/
Mendagri
Rancangan
DPA-SKPD
DPA-SKPD
Verifikasi
Laporan Realisasi
Semester Pertama
R P-APBD
Penatausahaan
Belanja
• Penerbitan SPM-UP, SPM-
GU, SPM-TU dan SPM-LS
oleh Kepala SKPD
• Penerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan
Pendapatan
Kekayaan dan
Kewajiban daerah
• Kas Umum
• Piutang
• Investasi
• Barang
• Dana Cadangan
• Utang
Akuntansi
Keuangan Daerah
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
• LRA , LPSAL
• LO, Neraca, LPE
• Lap. Arus Kas
• CaLK
Laporan Keuangan
diperiksa oleh BPK
Raperda PJ Pel
APBD
Perda APBD
• Bendahara penerimaan wajib
menyetor penerimaannya ke
rekening kas umum daerah
selambat-lambatnya 1 hari
kerja
Penatausahaan
Pembiayaan
• Dilakukan oleh PPKD
Pelaksanaan APBD
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
Disusun dan
disajikan Sesuai SAP
Persetujuan
Bersama (KDH +
DPRD)
Evaluasi o/
Gubernur/MDN 15
hari
7 hari penyesuaian
o/ Pemda
Perda PJ Pel APBD
Evaluasi
R P-APBD
Oleh
Gbrnr/MDN
Perda P-APBD
setelah 3 hari
PEDUM APBD
o/ MDN
22. RPJM
Daerah
RPJP Daerah
RKP
Daerah
Renstra
SKPD
Renja -
SKPD
RAPBD
RKA -
SKPD
APBD
Rincian
APBD
Pedoman
Pedoman Dijabark
an
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU 25 /2004 SISTIM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
UU 17/2003 KEUANGAN
NEGARA
KUA
PPAS
Pedoman
BAPPEDA TAPD PPKD
PROSES PLANNING & BUDGETTING
23. c
PROGRAM
PEMBANGUNA
N DAERAH
PROGRAM
PEMBANGUNA
N DAERAH
PROGRAM
PEMBANGUNA
N DAERAH
PROGRAM
PEMBANGUNA
N DAERAH
PROGRAM
PEMBANGUNA
N DAERAH
THN 1 THN 2 THN 3 THN 4 THN 5
RKPD
TA 3
RPJMD – TUJUAN DAN SASARAN
KUA PPAS
PERDA
APBD
PERKADA
PENJABARA
N APBD
PERDA
P-APBD
PERKADA
PENJABARA
N P- APBD
LKPJ
LKPD
LPPD
ILPPD
KETERKAITAN DOKUMEN PERENCANAAN – PENGANGGARAN
DAN PERTANGGUNGJAWABAN
1
2
4
5
6
LAP
SEMESTER
PROGNOSI
S 6 BLNN
3
7
DPRD
DPR
D
DPR
D
DPR
D
DPR
D
DPRD
DPRD
DILAKUKAN PENILAIAN
TERHADAP KONSISTENSI
PERENCANAAN –
PENGANGGARAN DAN
PELAKSANAAN
DPR
D
24. DASAR HUKUM
Pasal 277 UU No. 23 Tahun 2014, bahwa Ketentuan Lebih Lanjut tata cara perencanaan, pengendalian
dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi rancangan Perda tentang RPJPD dan RPJMD, serta
tata cara perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD diatur dengan Peraturan Menteri.
Permendagri
54 Tahun
2010
Muatan Permendagri
86 Tahun
2017
11 BAB 11
301 Pasal 378
716 Halaman 643
7 Lampiran 7
26. UU No.23 Th. 2014,
Pasal 263-264
RPJPD
Renstra
RPJMD
Renja
RKPD
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Rencana
Pembangunan
Daerah
Rencana
Perangkat
Daerah
memuat tujuan, sasaran, program,dan kegiatan
pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan
Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap
Perangkat Daerah.
memuat program, kegiatan, lokasi, dan kelompok
sasaran yang disertai indikator kinerja dan pendanaan
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat
Daerah.
ditetapkan dengan
Perkada setelah RPJMD
ditetapkan.
ditetapkan kepala daerah
setelah RKPD ditetapkan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat
Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan
bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan
RPJMN.
penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan
kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan
Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RKP dan program strategis nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
ditetapkan dengan Perkada
penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran
pokok pembangunan daerah jangka panjang untuk 20
(dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman
pada RPJPN dan RTRW.
Ditetapkan dengan PERDA
paling lama 6 (enam) bulan
setelah RPJPD periode
sebelumnya berakhir
UU No.23 Th. 2014,
Pasal 272-273
Ditetapkan dengan PERDA
paling lama 6 (enam) bulan
setelah Kepala Daerah
terpilih dilantik
DOKUMEN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
27. RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH &
RENCANA PERANGKAT DAERAH
(Pasal 11 Permendagri 86/2017)
RPJPD
RPJMD
RKPD
RENSTRA PD
RENJA PD
DOKUMEN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH
DOKUMEN RENCANA
PERANGKAT DAERAH
BAPPEDA PERANGKAT DAERAH
Menyusun Menyusun
Mengkoordinasikan
28. ARSITEKTUR
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD
Renstra
PD
Renja
PD
RKPD
KUA PPA
Rancangan
APBD
RKA-PD
RPJPD
APBD
DPA-PD
• RPJPD dilaksanakan melalui RPJMD;
• RPJMD dijabarkan kedalam Renstra PD dan
diterjemahkan kedalam RKPD;
• RPJMD menjadi dasar pencapaian kinerja daerah
jangka menengah yang dilaksanakan melalui
Renstra PD;
• Keberhasilan pencapaian visi & misi kepala
daerah ditentukan oleh keberhasilan
pencapaian Renstra PD;
• Seluruh program selama lima tahun seluruh
Renstra memedomani program prioritas dalam
RPJMD;
• RPJMD dilaksanakan melalui RKPD;
• Renja PD menerjemahkan program prioritas
(RKPD) kedalam kegiatan prioritas;
• RKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD;
• Realisasi (triwulan) DPA-PD menjadi dasar
pengendalian (hasil) RKPD dan Renja PD.
29. FUNGSI DAN SANKSI
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Apabila penyelenggara Pemerintahan Daerah tidak
menetapkan Perda tentang RPJPD dan RPJMD
anggota DPRD dan kepala daerah dikenai sanksi
administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan selama 3 (tiga) bulan.
Apabila kepala daerah tidak menetapkan Perkada
tentang RKPD, kepala daerah dikenai sanksi
administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan selama 3 (tiga) bulan.
( Pasal 265 & Pasal 266 UU No. 23 Tahun 2014)
RPJPD
RPJMD
RKPD
Menjadi pedoman dalam
perumusan visi, misi, dan
program calon kepala daerah
Sebagai instrumen evaluasi
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
•Sebagai instrumen evaluasi
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
•Menjadi pedoman kepala
daerah dalam menyusun
KUA serta PPAS.
30. SINKRONISASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH
DALAM SATU KESATUAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJPN
DIPEDOMANI
PEDOMAN
5 TAHUN
PEDOMAN
PEDOMAN DIJABARKAN
DIPEDOMANI
20 TAHUN
DIACU
RPJMN RKP
RPJPD
PROV
RPJMD
PROV
RKPD
PROV
RENSTRA
PD PROV
RENJA
PD PROV
PEDOMAN
DIPEDOMANI
PEDOMAN
1 TAHUN
DIACU
RPJPD
K/K
RPJMD
K/K
RKPD
K/K
RENSTRA
PD K/K
RENJA
PD K/K
RENSTRA
K/L
RENJA
K/L
PEDOMAN
PEDOMAN
PEDOMAN DIACU
PEDOMAN
RAPBN
RAPBD
PROV
RAPBD
K/K
PEDOMAN
PEDOMAN
PEDOMAN
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
31. Menteri Dalam Negeri Wajib Mengkoordinasikan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan di Daerah
(UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah)
RKPD
(1 tahun)
UU 17/2007 &
PP 8/2008
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
UU 26/2007
PENATAAN RUANG
• Potret dasar kewilayahan
• Potensi sumber daya daerah
• Isu-isu Pokok pembangunan
• Keterkaitan antar wilayah, antar fungsi wilayah,
dan antar kegiatan wilayah
SUDAHKAH
TERINTEGRASI?
KEPALA DAERAH
BAPPEDA
RPJP
(20 tahun)
RPJM
(5 tahun)
RENCANA RINCI
TATA RUANG
(20 tahun)
Indikasi Program
Utama Lima
Tahunan
Indikasi Program
Utama Lima
Tahunan
RTRW
(20 tahun)
KETERKAITAN RTRW dengan RPJMD
32. SINKRONISASI
RENCANA TATA RUANG DGN
RENCANA PEMBANGUNAN
BKPRD
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ADALAH UPAYA MENGINTEGRASIKAN
RENCANA TATA RUANG DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN KLHS
INDIKASI PROGRAM
• Strategi
• Arah
Kebijakan
• Rencana
Struktur
Ruang
• Rencana
Pola Ruang
BAPPEDA selaku
Sekretariat BKPRD
Sebagai lampiran Perda RTRW
(Permendagri 47/2012
P3RTRWP/K/K)
SIKNRONISASI
Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan Daerah
33. 33
INTEGRASI RPJPD
DENGAN RTRW
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Penyelarasan antara visi, misi, arah dan
kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah kab./kota
dengan
arah dan kebijakan RTRW
kabupaten/kota RTRW
Penyelarasan arah dan kebijakan
pembangunan jangka panjang daerah
provinsi
dengan
arah dan kebijakan RTRW provinsi
INTEGRASI RPJMD
DENGAN RTRW
menyelaraskan pencapaian visi,
misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
strategi dan program pemb.
jangka menengah daerah
dengan
pemanfaatan struktur dan pola
ruang kabupaten/kota
Menyelaraskan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi dan
program pembangunan jangka
menengah daerah
dengan
struktur dan pola pemanfaatan
ruang provinsi
RTRW HARUS DIPEDOMANI
Dalam Peyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah (Pasal 263 UU Nomor 23 Tahun 2014)
34. PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN DOKRENDA
a. Merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional.
b. Dilakukan pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.
c. Mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
Daerah; dan
d. Dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-
masing Daerah, sesuai dengan dinamika perkembangan Daerah dan
nasional.
(Pasal 4 Permendagri 86/2017)
36. 36
PENDEKATAN:
• Politik, (penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan KDH terpilih)
• Teknokratik, (menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah)
• Partisipatif, (melibatkan semua pemangku kepentingan)
• Top down & Bottom Up (diselaraskan melalui musyawarah nasional, provinsi, kabupaten/
kota, kecamatan dan desa)
PENDEKATAN & ORIENTASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
ORIENTASI
• Holistik-tematik, dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan
unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan,
hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
• Integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan kedalam satu proses
terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan Daerah.
• Spasial, dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi keruangan dalam
perencanaan.
39. TAHAPAN PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
(Pasal 16 ayat (1) )
1
•PERSIAPAN PENYUSUNAN
2
•PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL
3
•PENYUSUNAN RANCANGAN
4 •PELAKSANAAN MUSRENBANG
5
•PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR
6
•PENETAPAN
40. TAHAPAN PENYUSUNAN
RENCANA PERANGKAT DAERAH
(Pasal 16 ayat (2) )
1
•PERSIAPAN PENYUSUNAN
2
•PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL
3
•PENYUSUNAN RANCANGAN
4
• PELAKSANAAN FORUM PERANGKAT
DAERAH/LINTAS PERANGKAT DAERAH
5
•PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR
6
•PENETAPAN
42. BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJPD
Persiapan
Penyusunan RPJPD
Pengolahan
data dan
informasi
Perumusan
Permasalahan
dan Analisis
Pembangunan
Daerah
Masukan dari
PD
Pelaksanaan
Forum Konsultasi
Publik
Penelaahan
RTRW Provinsi
& Daerah
Lainnya
Perumusan
visi dan misi
daerah
Perumusan
arah kebijakan
dan sasaran
pokok
Analisis isu-isu
strategis
Rancangan
Awal RPJPD
Musrenbang
RPJPD
Evaluasi Raperda
RPJPD ke
Gub/Mendagri
Perumusan
Rancangan
Akhir RPJPD
penetapan
Perda RPJPD
Penelaahan
RPJPN & RPJPD
daerah lainnya
Analisis
Gambaran
umum kondisi
daerah
Penyelarasan visi,
misi dan arah
kebijakan RPJPD
Rancangan
RPJPD
Persetujuan bersama
dengan DPRD
KLHS
Konsultasi
RANWAL dgn
GUB/MENDAGRI
1 2
3
4
5
6
43. SISTEMATIKA RPJMD
Pasal 46 ayat (2)
Pendahuluan
Gambaran Umum kondisi Daerah
Gambaran Keuangan Daerah
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Pogram Perangat Daerah
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Penutup
1
2
3
4
5
6
7
8
9
44. BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD
Persiapan
Penyusunan
RPJMD
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Rancangan
Awal
RPJMD
Musrenbang
RPJMD
Evaluasi
RANPERDA RPJMD
GUB/MDN
Rancangan
Akhir RPJMD
Pembahasan dan
persetujuan bersama
RANPERDA RPJMD
VISI, MISI
dan Program
KDH
Penelaahan
RPJPD
Penelaahan
RPJMN/ RPJMD
Provinsi
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemda
Hasil
evaluasi
capaian
RPJMD
Penelaahan
RTRW RTRW
daerah
lainnya
KONSULTASI KE
GUB/MENTERI
Rancangan
RPJMD
Analisis isu-
isu strategis
1 2
4
5
Kerangka
pendanaan dan
program PD
Perumusan Strategi,
arah kebijakan
dan program
pembangunan
daerah
Analisis
Gambaran
umum
kondisi
daerah &
Perumusan
gambaran
keuangan
daerah
Perumusan
Penjelasan
visi dan misi
serta
Tujuan dan
Sasaran
Pembahasan
dengan DPRD
(Nota
Kesepakatan)
Pelaksanaan
Forum Konsultasi
Publik
3
Penetapan
Pengolahan
data &
informasi
PENYUSUNAN
RANCANGAN
TEKNOKRATIK RPJMD
6
KLHS
SE Kepala
Daerah
kepada Ka PD
45. a. Pembentukan tim
penyusun RPJMD;
b. Orientasi;
c. Agenda kerja
d. Penyiapan data dan
informasi;
e. Rancangan teknokratik
RPJMD.
PERSIAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD
Pasal 41-46
a. Analisis gambaran umum
kondisi Daerah;
b. Gambaran keuangan
Daerah;
c. Permasalahan
pembangunan Daerah;
d. Penelaahan dokumen
perencanaan lainnya; isu
strategis Daerah.
a. Pendahuluan;
b. Gambaran umum kondisi
Daerah;
c. Gambaran keuangan
Daerah; dan
d. Permasalahan dan isu
strategis Daerah.
a. Pendahuluan;
b. Gambaran umum kondisi
Daerah;
c. Gambaran keuangan Daerah;
d. Permasalahan dan isu
strategis Daerah;
e. Visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. Strategi, arah kebijakan dan
program pembangunan
Daerah;
g. Kerangka pendanaan
pembangunan dan program
Perangkat Daerah;
h. Kinerja penyelenggaraan
pemerintahan Daerah; dan
i. Penutup.
Disempurnakan
berpedoman
pada visi, misi, &
program Kepala
Daerah terpilih.
47. SISTEMATIKA RKPD
Pasal 79
1 •Pendahuluan
2 •Gambaran Umum Kondisi Daerah
3 • Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
4
• Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah
5 • Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
6 • Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah;
7 • Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
8 •Penutup
48. Rancangan
Awal RKPD
Musrenbang
RKPD kab/kota
Rancangan
Akhir RKPD
Perumusan
prioritas dan
sasaran
pembangunan
Forum
Konsultasi
Publik
Perumusan
Kerangka
Ekonomi &
Kebijakan
Keuda
Pengolahan
data dan
informasi
Analisis
Ekonomi &
keuda
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Telaahan
kebijakan nasional
(RKP) &
provinsi (RKPD
PROV)
SE
Penyusunan
Renja-SKPD
Penyusunan
Rancangan
Renja SKPD
kab/kota
Rancangan
RKPD
VERIFIKASI
Bappeda
Persiapan
Penyusunan
RKPD
Pokok-pokok
pikiran DPRD
Kab/Kota
Berita Acara
Musrenbang
kecamatan
Analisis
Gambaran
Umum
Kondisi
Daerah
Evaluasi
Kinerja RKPD
Tahun Lalu
Dok RKPD
kab/kota tahun
berjalan
Perumusan
program
prioritas
daerah beserta
pagu indikatif
Penyelarasan
Rencana program
prioritas daerah
beserta pagu
indikatif
PENYUSUNAN
KUA & PPAS
Penetapan
PERBUP/PERWAL
ttg RKPD
1
2
3
4
5
Review
RPJMD
Fasilitasi Menteri/
Gubernur
49. Pembahasan & Kesepakaan
KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)
Pembahasan dan Kesepakatan PPAS
antara KDH dgn DPRD (Juni)
Penyusunan RKA-SKPD & RAPBD
(Juli-September)
Pembahasan dan persetujuan
Rancangan APBD dgn DPRD
(Oktober-November)
Penetapan Perda APBD
(Desember)
Penyelesaian rankhir RKPD
(paling akhir bulan Mei)
Musrenbang Provinsi
(Paling labat minggu ke
dua April)
Musrenbang Kab/Kota
(Paling lambat minggu
ke empat Maret
Forum SKPD
Penyusunan Renja
SKPD Kab/Kota (Maret)
Musrenbang Kecamatan
(Paling labambat Mingu ke
dua Februari)
Musrenbang Desa
(Januari)
Penyusunan DPA SKPD
(Desember)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
10
13
Pelaksanaan APBD
Januari thn berikutnya
Evaluasi Rancangan
Perda APBD (Desember)
RKPD KUA PPAS RAPBD
Penetapan RKPD setelah Penetapan RKP (Juni)
Penyusunan Ranwal RKPD DAN RENJA-PD
Minggu pertama Desember
50. a. Penyusunan dan penetapan keputusan kepala daerah tentang
pembentukan tim penyusun RKPD;
b. Orientasi mengenai RKPD;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD; dan
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan
daerah bardasarkan SIPD.
•PERSIAPAN PENYUSUNAN
(Pasal 73 Permendagri 86/2017)
1
51. Susunan keanggotaan tim sekurang-kurangnya sebagai berikut:
• Penanggungjawab : Sekretaris Daerah
• Ketua Tim : Kepala Bappeda
• Wakil Ketua : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
• Sekretaris : Sekretaris Bappeda
• Kelompok Kerja : Kepala Perangkat Daerah sesuai dengan
kebutuhan.
Tim Penyusun dipersiapkan oleh Bappeda dan diusulkan
kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah
TIM PENYUSUN RKPD
52. 1. Inventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan bagi
penyusunan dokumen RKPD dan Renja Perangkat Daerah dan
disajikan dalam bentuk Matrik untuk memudahkan analisis;
2. Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dari sumber2 yg
dapat dipertanggungjawabkan
3. Data dan informasi sekurang-kurangnya mencakup data dan
informasi pada Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
4. Data dan informasi bersumber dari:
i. Peraturan perundang-undangan, kebijakan-kebijakan nasional
yang terkait;
ii. Hasil evaluasi RKPD periode lalu, RKP, dan RKPD Provinsi bagi
Kab/Kota
PENYIAPAN DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH
53. PENELAAHAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD
1. Merupakan kajian permasalahan pembangunan Daerah yang diperoleh dari DPRD
berdasarkan risalah rapat dengar pendapat dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi
melalui reses.
2. Pokir DPRD diselaraskan dengan sasaran dan prioritas pembangunan serta
ketersediaan kapasitas riil anggaran.
3. Hasil telaahan Pokir DPRD dirumuskan dalam daftar permasalahan pembangunan
yang ditandatangani oleh Pimpinan DPRD
4. Pokir DPRD, disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Musrenbang RKPD
dilaksanakan
5. Pokir DPRD yang disampaikan setelah melewati batas waktu, akan dijadikan bahan
masukan pada penyusunan perubahan RKPD dasar perubahan APBD tahun berjalan
atau pada penyusunan RKPD tahun berikutnya
Pasal 178
54. Inventarisasi jenis kegiatan yang diusulkan DPRD dalam dokumen rumusan
hasil penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD mendukung pencapaian prioritas
dan sasarn pembangunan yang ditetapkan dalam Perda RPJMD.
Kaji pandangan dan pertimbangan yang disampaikan berkaitan dengan usulan
program/kegiatan searah dengan rencana untuk memecahkan permasalahan
pembangunan dan dan isu strategis Perangkat Daerah.
Lakukan pengecekan dan validasi oleh tim penyusun RKPD yang berasal dari PD
terkait terhadap kebutuhan riil di lapangan dengan mempertimbangkan asas
manfaat, kemendesakan, efisiensi dan efektivitas tidak bertentangan dengan
perundang-undangan.
Rumuskan usulan kegiatan yang dapat diakomodasikan dalam rancangan awal
RKPD dengan mempertimbangkan bahwa lokasi serta kelompok sasaran
penerima manfaat selaras dengan ditetapkan dalam Renstra-PD,
keseimbangan wilayah serta mendukung perwujudan visi dan misi kepala
daerah yang ditetapkan dalam Perda RPJMD.
Penelaahan Pokok-Pokok Pikiran DPRD
55. Reses I
Jan Mei September
Jul
Kesepakatan
Nota KUA dan
PPAS
Mrt - Aprl
Musrenbang
RKPD Tahun n
Penyusunan
Perubahan RKPD
Tahun n-1
Agustus
Penyusunan
RKPD Tahun n+1
Reses II Reses III
Ranwal RKPD
Tahun n
Reses III
Tahun
sebelumnya
Des
APBD
RKPD
HUBUNGAN POKIR KEDALAM DOKRENDA
56. • Pendahuluan;
1
• Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah;
2
• Permasalahan dan Isu Strategis Perangkat Daerah;
3
• Tujuan dan Sasaran;
4
• Strategi dan Arah Kebijakan;
5
• Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan;
6
• Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan; dan
7
• Penutup.
8
SISTEMATIKA RENSTRA PD
Pasal 111
57. sesuai
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RENSTRA PD
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Persiapan
Penyusunan
Rentra-PD
Musrenbang
RPJMD
Rancangan
Akhir RPJMD
Perda RPJMD
Rancangan
RPJMD
Pengolahan
data dan
informasi
Perumusan
sasaran
Perumusan
Tujuan
Perumusan
Isu-isu
strategis
berdasarkan
tupoksi
Analisis
Gambaran
pelayanan PD
SPM
Penelaahan
RTRW & KLHS
Renstra-KL &
Renstra PD
Provinsi
PENYUSUNAN
RANCANGAN
AWAL RPJMD
SE KDH ttg
Penyusunan
Rancangan
Renstra-PD
Perumusan rencana
program, kegiatan,
indikator kinerja,
kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif
Perumusan indikator
kinerja PD yang
mengacu pada tujuan
dan sasaran RPJMD
Rancangan
RENSTRA-PD
VERIFIKASI
sesuai
Penyesuaian
Rancangan
Renstra-PD
Tdk
sesuai
Rancangan akhir
RENSTRA-PD
Penyempurnaan
Rancangan
Renstra-PD
Penetapan
Renstra PD
RENSTRA-PD
VERIFIKASI
Tdk
sesuai
Perumusan Strategi
dan Kebijakan
1
2
3
4
Forum Perangkat
Daerah /Forum
Lintas Perangkat
Daerah
58. Pendahuluan;
Hasil Evaluasi Renja Perangkat Daerah Tahun Lalu;
Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah;
Rencana Kerja dan Pendanaan Perangkat Daerah;
dan
Penutup
SISTEMATIKA RENJA PD
Pasal 129
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
59. BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA PD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Rancangan Awal
Renja-PD
Prov/kab/kota
Pembahasan
Renja PD pada
Forum PD
Prov/Kab/Kota
Penetapan
Renja PD
dengan
Keputusan KDH
Perumusan
program dan
kegiatan,
indikator kinerja,
dana indikatif
Pengolahan
data dan
informasi
Isu-isu penting
penyelenggara
an tugas dan
fungsi PD
Analisis
Gambaran
Pelayanan
PD
Rancangan Renja
PD Prov/kab/kota
Persiapan
Penyusunan
Renja PD
hasil evaluasi
capaian
Renstra PD
Prov/kab/kota
hasil evaluasi
pelaksanaan Renja-
PD Prov/kab/kota
tahun lalu
Perumusan
Sasaran
Perumusan
Tujuan
Telaahan
Rancangan Awal
RKPD
Prov/kab/kota
Usulan program &
kegiatan dari
masyarakat
SE KDH
perihal penyampaian
rancangan awal RKPD sebagai
bahan penyusunan rancangan
Renja-PD Prov/kab/kota
Sinkronisasi
Kebijakan
Nasional dan
Provinsi
Musrenbang
Kecamatan
Musrenbang
Desa
Penyesuaian
Rancangan Renja
PD kab/kota
Rancangan Akhir
Renja PD
prov/kab/kota
Penyusunan
Rancangan
RKPD
Musrenbang
RKPD
Perumusan R.
akhir RKPD
Per KDH
RKPD
prov/kab/k
ota
RENJA-PD
Prov/Kab/Kot
a
1
2
3
4
5
Pedoman PD
dalam Menyusun
RKA PD
6
60. KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 153
1. Analisis gambaran umum kondisi Daerah;
2. Analisis keuangan Daerah;
3. Sinkronisasi kebijakan dengan rencana pembangunan lainnya;
4. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
5. Perumusan permasalahan pembangunan dan analisis isu strategis Daerah;
6. Perumusan dan penjabaran visi dan misi;
7. Perumusan tujuan, sasaran dan sasaran pokok;
8. Perumusan strategi dan arah kebijakan;
9. Perumusan prioritas pembangunan Daerah;
10. Perumusan sasaran, program dan kegiatan Perangkat Daerah; dan
11. Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD.
62. FUNGSI DAN SANKSI
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Apabila penyelenggara Pemerintahan Daerah
tidak menetapkan Perda tentang RPJPD dan
RPJMD anggota DPRD dan kepala daerah
dikenai sanksi administratif berupa tidak
dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan selama 3 (tiga) bulan.
Apabila kepala daerah tidak menetapkan Perkada
tentang RKPD, kepala daerah dikenai sanksi
administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan selama 3 (tiga) bulan.
( Pasal 265 & Pasal 266 UU No. 23 Tahun 2014)
RPJPD
RPJMD
RKPD
Menjadi pedoman dalam
perumusan visi, misi, dan
program calon kepala
daerah
Sebagai instrumen evaluasi
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
•Sebagai instrumen
evaluasi penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
•Menjadi pedoman kepala
daerah dalam menyusun
KUA serta PPAS.
SANKS
I
63. Pasal 67 Huruf f UU 23 /2014
Kewajiban Kepala Daerah & Wakil
Kepala Daerah melaksanakan
program strategis nasional
HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
Sanksi jika tidak melaksanakan
• dikenai sanksi administratif berupa teguran
tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan/atau
wakil gubernur serta oleh gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat untuk bupati dan/atau
wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali
kota.
• Dalam hal teguran tertulis telah disampaikan 2
(dua) kali berturut-turut dan tetap tidak
dilaksanakan, KDH dan/atau Wakil KDH
diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan.
• Dalam hal KDH dan/atau Wakil KDH telah
selesai menjalani pemberhentian sementara,
tetap tidak melaksanakan program strategis
nasional, yang bersangkutan diberhentikan
sebagai KDH dan/atau Wakil KDH .
SANKS
I
64. GUBERNUR wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
laporan keterangan pertanggungjawaban, dan ringkasan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Presiden/melalui MDN yang dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Bupati/Walikota wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban, dan ringkasan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada MDN/melalui Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
KEWAJIBAN ATAS LPPD,
LKPJ
(Pasal 69 s.d Pasal 73)
SANKS
I
65. Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
mencakup laporan
kinerja instansi
Pemerintah Daerah dan
memuat capaian kinerja
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
dan pelaksanaan Tugas
Pembantuan.
JENIS LAPORAN KEPALA DAERAH
PEMERINTAH
PUSAT
Jika tidak menyampaikan LAPORAN:
• dikenai sanksi administratif berupa teguran
tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan
oleh gubernur, sebagai wakil pemerintah
Pusat, untuk bupati/wali kota.
• Dalam hal teguran tertulis telah disampaikan
2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak
dilaksanakan, kepala daerah diwajibkan
mengikuti program pembinaan khusus
pendalaman bidang pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Kementerian serta tugas
dan kewenangannya dilaksanakan oleh wakil
kepala daerah atau oleh pejabat yang
ditunjuk.
Ringkasan laporan
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Masyarakat
SANKS
I
66. Laporan Keterangan
pertanggungjawaban
memuat hasil
penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah.
LANJUTAN
DPRD
Jika tidak menyampaikan LAPORAN kpd DPRD:
• DPRD provinsi dapat menggunakan hak interpelasi
kepada gubernur dan DPRD kabupaten/kota dapat
menggunakan hak interpelasi kepada bupati/wali kota
• Apabila penjelasan kepala daerah terhadap penggunaan
hak interpelasi tidak diterima, DPRD provinsi melaporkan
gubernur kepada Menteri dan DPRD kabupaten/kota
melaporkan bupati/wali kota kepada gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat.
• Berdasarkan laporan dari DPRD, Menteri memberikan
sanksi teguran tertulis kepada gubernur dan gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat, memberikan sanksi
teguran tertulis kepada bupati/wali kota.
• Apabila sanksi telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-
turut dan tetap tidak dilaksanakan, kepala daerah
diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus
pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Kementerian serta tugas dan kewenangannya
dilaksanakan oleh wakil kepala daerah atau oleh pejabat
yang ditunjuk.
SANKS
I
67. 67
No LARANGAN
Subyek
dikenakan
sanksi
Jenis Sanksi
Pasal
Teg
uran
tertu
lis
Teg
uran
II
Bins
us
Tidak
Dibayarkan
hak keu
Pemb
erhent
ian
semen
tara
Pem
berhe
ntian
DA
U/D
BH
Amb
il
Alih
Tund
a
eval
uasi
KDH
WKL
KDH
DPRD
Daera
h
3
bulan
6
bulan
1
Tidak menjalankan
Program strategis
nasional
X X X X X1 X1 68
2
Tidak menyampaikan
LPPD dan ringkasan
LPPD
X X X X 73
3
Tidak menyampaikan
LKPJ kpd DPRD
X X X X 73
4
Menjadi pengurus
perusahaan
X X X1 77
5
Perjalanan Luar Negeri
tanpa izin MDN
X X X1 77
6
Meninggalkan tugas dan
wilayah kerja 7 hari atau
berturut-turut dlm 1
bulan
X X X1 X1 X1 77
JENIS SANKSI DALAM UU 23 TAHUN 2014
68. 68
No LARANGAN
Subyek
dikenakan
sanksi
Jenis Sanksi
Pasal
Tegura
n
tertulis
Tegur
an II Binsus
Tdk Dibayarkan hak
keuangan Pemberh
entian
sementar
a
Pember
hentian
DAU/D
BH
Ambil
Alih
Tunda
evaluas
i
KDH WKL
KDH DPRD Daerah
3
bulan
6
bulan
7
Tidak menyampaikan
Perda setelah ditetapkan
X X 249
8
Masih memberlakukan
Perda yg dibatalkan
X X X 252
Masih memberlakukan
Perda yg dibatalkan
X X 252
9
Masih memberlakukan
Pajak Retribusi
X X 252
10
Tidak menyebarluaskan
perda
X X X X 254
11
Tidak menyampaikan
RPJPD/RPJMD
X X X 266
12
Tidak menetapkan
Perkada RKPD
X X 266
69. 69
No LARANGAN
Subyek
dikenakan
sanksi
Jenis Sanksi
Pasal
Tegur
an
tertuli
s
Tegu
ran II
Bins
us
Tdk
Dibayarkan hak
keuangan
Pembe
rhentia
n
semen
tara
Pembe
rhentia
n
DAU/
DBH
Ambil
Alih
Tunda
evalua
si
KDH
WKLK
DH
DPRD Daerah
3
bulan
6
bulan
13
Melakukan pungutan
diluar UU
X X 287
14
Tidak mengajukan
Perda APBD
X X 311
15
Tidak menyetujui
bersama RAPBD
X X X 312
16
Tidak mengumumkan
informasi pelayanan
publik
X X X X 348
17
Tidak memberikan
pelayanan peizinan
X X X X 350
18
Tidak melaksanakan
rekomOmbudsman
X X 351
19
Tidak mengumumkan
informasi bangda dan
keuda
X X X X 394
70. Sanksi Administratif
70
Jenis Sanksi Administratif
1. Teguran Tertulis;
2. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan Selama 3 (Tiga) Bulan;
3. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan Selama 6 (Enam) Bulan;
4. Penundaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah;
5. Pengambilalihan Kewenangan Perizinan;
6. Penundaan Atau Pemotongan Dana Alokasi Umum
dan/atau Dana Bagi Hasil;
7. Mengikuti Program Pembinaan Khusus Pendalaman
Bidang Pemerintahan;
8. Pemberhentian Sementara Selama 3 (Tiga) Bulan;
dan/atau
9. Pemberhentian.
71. Sanksi Administratif
71
Tahapan Sanksi Administratif
Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang
melakukan pelanggaran administratif dijatuhi
sanksi administratif secara bertahap berupa:
1. Teguran Tertulis;
2. Teguran Tertulis Kedua;
3. Pemberhentian Sementara Selama 3 (Tiga)
Bulan; dan/atau
4. Pemberhentian.
72. • UU. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
• PP. Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Tujuan
BINWAS PEMDA
• Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam
rangka mendukung pelaksanaan urusan
pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan
daerah.
• Pembinaan Umum oleh Mendagri dan Pembinaan
Teknis oleh Menteri/Kepala LPNK.
• Pengawasan Umum oleh Mendagri dan Pengawasan
Teknis oleh Menteri/Kepala LPNK.
• BINWAS Pemda Kab/Kota dilaksanakan olegh
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PEMDA
Dasar Hukum
BINWAS PEMDA
36
73. SANKSI-SANKSI
SANKSI ADMINISTRATIF
TEGURAN LISAN;
TEGURAN TERTULIS;
TIDAK DIBAYARKAN HAK-HAK
KEUANGAN;
MENGIKUTI PROGRAM
PEMBINAAN KHUSUS;
DIBERHENTIKAN DARI
PIMPINAN PADA ALAT
KELENGAKAPAN DPRD ;
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
;
PERBERHENTIAN TETAP.
SANKSI PIDANA
BAGI KEPALA DAERAH
YANG TIDAK MEMBERIKAN
PELAYANAN PERIJINAN
SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN, DAN
PELANGGARANNYA
BERSIFAT PIDANA
73
74. SANKSI BAGI KDH DAN WAKIL KDH
YANG TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
KDH/Wakil KDH yang tidak melaksanakan program
strategis nasional diberi teguran tertulis oleh Mendagri utk
Gub/Wagub dan oleh Gubernur sbg Wakil Pemerintah
Pusat untuk Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil
Walikota;
Kalau tetap tidak melaksanakan program strategis
nasional, KDH dan/atau Wakil KDH diberhentikan
sementara selama 3 (tiga) bulan.
Kalau tetap tidak melaksanakan program strategis
nasional, KDH dan/atau Wakil KDH diberhentikan.
74
75. SANKSI BAGI KDH/WAKIL KDH
YANG MELANGGAR LARANGAN
KDH/Wakil KDH yang menjadi pengurus suatu perusahaan milik
swasta/negara/daerah atau pengurus yayasan bidang apa pun dikenai sanksi
pemberhentian sementara selama 3 (tiga);
KDH/Wakil KDH yang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin dikenai
sanksi pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan;
KDH/Wakil KDH yang meninggalkan tugas dan wilayah kerja lebih dari 7 (tujuh)
hari berturut-turut atau tidak berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan tanpa
izin, dikenai sanksi teguran tertulis. Jika teguran disampaikan 2 kali berturut-
turut KDH/ wakil KDH tidak mengindahkan, KDH/Wakil KDH ybs diwajibkan
mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Kemendagri.
75
76. SANKSI BAGI KDH DAN ANGGOTA DPRD
KDH yang tidak menyampaikan Perda dikenai sanksi
teguran tertulis;
Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang masih
member-lakukan Perda yang dibatalkan, dikenai
sanksi tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 bulan
utk KDH dan anggota DPRD, serta dikenai sanksi
penundaan evaluasi Perda;
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang masih
member-lakukan Perda mengenai Pajak Daerah
dan/atau Retribusi Daerah yang dibatalkan dikenai
sanksi penundaan atau pemotongan DAU dan/atau
DBH bagi Daerah bersangkutan.
76
77. SANKSI BAGI KDH DAN ANGGOTA DPRD
KDH yang tidak menyebarluaskan Perda dan Perkada yang
telah diundangkan dikenai sanksi teguran tertulis. Jika
teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali dan tetap tidak
dilaksanakan, KDH diwajibkan mengikuti program pembinaan
khusus pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Kemendagri, serta tugas dan kewenangannya
dilaksanakan oleh Wakil KDH atau oleh pejabat yang ditunjuk;
Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang tidak menetapkan
Perda tentang RPJPD dan RPJMD, anggota DPRD dan KDH
dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangan selama 3 (tiga) bulan;
KDH yang tidak menetapkan Perkada tentang RKPD dikenai
sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangan selama 3 (tiga) bulan.
77
79. TAHAPAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 180 s.d. 256
PENGENDALIAN
DAN EVALUASI
TERHADAP
PELAKSANAAN
RENCANA
PEMBANGUNAN
DAERAH
(Menjamin &
Memastikan)
EVALUASI TERHADAP
HASIL RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH
(Menilai & Memastikan)
PENGENDALIAN
DAN EVALUASI
TERHADAP
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DAERAH
(Menjamin &
Memastikan)
81. MEMASTIKAN TERCIPTANYA:
a. Konsistensi dan keselarasan antara kebijakan pembangunan nasional dan
pembangunan daerah (kebijakan provinsi bagi kabupaten/kota)
b. Konsistensi dan keselarasan antarkebijakan pembangunan daerah yang ditetapkan
dalam:
RPJMD dengan RPJPD dan RTRW
RKPD dengan RPJMD
RENSTRA PD dengan RPJMD
RENJA PD dengan RKPD
RKPD dengan KUA & PPAS yang disepakati dgn DPRD,
Perda ttg APBD dgn DPA-PD
Perubahan dokumen rencana pembangunan daerah, rencana PD dan APBD.
c. Kesesuaian antara tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah
yang dilaksanakan dengan yang diatur dalam Permendagri Nomor 86/2017`
TUJUAN PENGENDALIAN PERUMUSAN KEBIJAKAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA PD
82. 1. Menjabarkan dan memastikan bahwa :
a. Sasaran pokok dan arah kebijakan periode berkenaan untuk
mencapai misi dan mewujudkan visi pembangunan jangka panjang
daerah telah dirumuskan dalam RPJMD
b. Indikasi rencana program, indikator kinerja (outcome) yang disertai
kebutuhan pendanaan jangka menengah (RPJMD) telah dirumuskan
dalam Renstra PD dan RKPD
c. Rencana program, indikator kinerja, kegiatan, kelompok sasaran,
lokasi kegiatan, dan pendanaan indikatif tahun berkenaan dalam
Renstra PD telah dirumuskan dalam Renja PD
d. Sasaran pembangunan tahunan daerah, rencana program dan
kegiatan prioritas daerah, serta pagu indikatif RKPD telah
dirumuskan dalam KUA-PPAS, RKA-PD, RAPBD, dan DPA PD termasuk
perubahannya.
2. Dilakukan melalui pemantauan dan supervisi pada saat penyusunan
rencana pembangunan daerah dan rencana PD
TUJUAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA PD
83. 1. Menilai realisasi antara :
a. Capaian sasaran pokok arah kebijakan RPJPD dengan arah kebijakan
pembangunan jangka panjang nasional.
b. Capaian rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam RKPD dengan
rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan RPJMD, dan realisasi antara
capaian rencana program dan prioritas yang direncanakan dalam RPJMD dengan
prioritas dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN serta sasaran pokok
dan arah kebijakan dalam RPJPD dan RTRW.
c. Capaian target indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi dan penyerapan dana
dan kendala yang dihadapi dalam Renja PD dengan target indikator kinerja,
kelompok sasaran, lokasi dan dana indikatif yang direncanakan dalam Renstra PD.
d. Capaian target indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi dan penyerapan dana
DPA PD dengan target indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi dan dana
indikatif dalam Renja PD untuk merumuskan kendala dan permasalahan yang
dihadapi untk menilai realisasi capaian RKPD.
2. Dilakukan melalui penilaian hasil pelaksanaan RPJPD (sekurang-kurangnya 1 kali
dalam 5 tahun), RPJMD dan Renstra PD (sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun),
RKPD dan Renja PD (sekurang-kurangnya 1 kali setiap triwulan) dengan
menggunakan laporan realisasi setiap dokumen.
TUJUAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA PD
84. ILUSTRASI KONDISI IDEAL PENCAPAIAN
TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH (RKP-RKPD)
Target Nasional
(10)
Target Prov
(3)
Target Prov
(2)
Target Prov
(5)
Target Kab
(1)
Target Kab
(0,5)
Target Kota
(1,5)
Pemerintah pusat mencanangkan
target dan membahas dalam
musrenbangnas serta meminta
komitmen gubernur dalam mencapai
target nasional
Gubernur mencanangkan target dan
membahas dalam musrenbang prov
serta meminta komitmen
bupati/walikota dlm pencapaian
target prov
Target Kec A
(0,2)
Target Kec B
(0,7)
Target Kec C
(0,1)
Camat mencanangkan target dan membahas
dalam musrenbang Kecamatan serta meminta
komitmen Kades/Lurah dlm pencapaian target
desa/kelurahan
Bupati/Walikota mencanangkan
target dan membahas dalam
musrenbang K/K serta meminta
komitmen Camat dlm pencapaian
target kabupate/kota
86. • Menteri melakukan evaluasi rancangan Peraturan Daerah
Provinsi tentang RPJPD dan RPJMD sebelum rancangan
Peraturan Daerah ditetapkan oleh gubernur.
• Gubernur melakukan evaluasi rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota tentang RPJPD dan RPJMD sebelum
rancangan Peraturan Daerah ditetapkan oleh bupati/wali
kota.
EVALUASI
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
RPJPD & RPJMD
87. DPRD
Penyampaian RANPERDA
RPJPD/RPJMD Dilampiri:
1). Kesepakatan Legislatif dan
Eksekutif;
2). Berita Acara Musrenbang;
3). Hasil Pengendalian Kebijakan
RPJMD;
4). Dokumen KLHS
5) Review APIP
6) Rankhir RPJMD
MDN/GUB
(15 hari)
Hasil
Evaluasi
Sesuai
dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERDA
RPJPD/RPJMD
KDH
menetapkan
PERDA RPJPD/
RPJMD
Penyempurnaan
Oleh
gub/bup/wal
(7 Hari)
Melewati
Batas WKT
Evaluasi
Tdk
Sesuai
Dgn UU
• Gubernur
kpd MDN
• Bupati/Waliko
ta kpd
Gubernur
paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak
disetujui bersama oleh
DPRD dan KDH.
Merumuskan Kembali
Kesepakatan
GUBERNUR dengan DPRD
(3 hari)
Klarifikasi
MDN/GUB
Sesuai
Tdk
Sesuai
PEMBATALAN
PERDA
DILAKSA
-NAKAN
1 2
3 4
KEWENANGAN PEMDA
CATATAN :
Noreg
Noreg
7 hari
Permendagri No. 80
Tahun 2016
MEKANISME EVALUASI RANCANGAN PERDA TENTANG RPJPD
DAN RPJMD
KEWENANGAN KEMENDAGRI
1. GUBERNUR menyampaikanm rancangan perda ke DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama
2. Ranperda yang sudah disetujui bersama, disampaikan kepada MDN/Gub untuk dievaluasi
3. Kepala daerah menetapkan Perda yang telah dievaluasi dan/atau telah disempurnakan
4. MDN Mengkaji Perda RPJPD, RPJPD yang telah ditetapkan.
Prov mll
Menteri
K/K mll
MA
1. Pengajuan
Verifikasi
Penyempurnaa
n oleh Dirjen
Bangda/Bapped
a Prov; dan
2. Permintaan
Noreg kpd
Dirjen
Otda/Biro
Hukum.
88. TATA CARA PERUBAHAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA
PERANGKAT DAERAH
Pasal 342 s.d. 368
89. Perubahan RPJPD dan RPJMD dapat dilakukan apabila:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak
sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana pembangunan
Daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri ini;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang
dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
c. terjadi perubahan yang mendasar
TATA CARA PERUBAHAN RPJPD & RPJMD
Perubahan yang mendasar, mencakup terjadinya bencana alam, goncangan
politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran
Daerah, atau perubahan kebijakan nasional
90. Karena, ketika perubahan dilakukan kurang dari sisa tiga tahun perencanaan, maka
perubahan rpjmd ini tidak menjadi dasar penyusunan RKPD tahun perencanaan, namun
hanya sebagai pembenaran penyimpangan capaian kinerja pemerintahan daerah
Perubahan RPJMD sebagai dasar RKPD yang mana?
Penyusunan RKPD Tahun 2021 (Mei)
Dalam rangka efektivitas, perubahan RPJPD dan RPJMD tidak dapat
dilakukan apabila:
• sisa masa berlaku RPJPD kurang dari 7 (tujuh) tahun
• sisa masa berlaku RPJMD kurang dari 3 (tiga) tahun
2021
2017 2018 2019 2020
RPJMD 2016-2021
boleh tidak boleh
ILUSTRASI PERUBAHAN RPJMD
91. Perubahan RKPD meliputi perubahan:
a. kerangka ekonomi dan keuangan Daerah;
b. target sasaran pembangunan Daerah;
c. prioritas pembangunan Daerah;
d. penambahan dan/atau pengurangan program dan kegiatan perangkat
Daerah; dan
e. target kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
PERUBAHAN RKPD
“Perubahan RKPD menjadi pedoman Perubahan Renja Perangkat Daerah.”
Penambahan kegiatan baru dalam RKPD ditindaklanjuti dengan perubahan dan/atau
penambahan kegiatan dalam Renstra Perangkat Daerah, sebagai acuan penyusunan Renja
Perangkat Daerah
92. • Perubahan RPJMD menjadi pedoman RKPD dan Perubahan Renstra Perangkat
Daerah.
• Dalam hal terjadi penambahan kegiatan baru pada KUA dan PPAS yang tidak
terdapat dalam RKPD, perlu disusun berita acara kesepakatan Kepala Daerah
dengan ketua DPRD.
• Penambahan kegiatan baru hanya karena terdapat kebijakan nasional atau
provinsi, keadaan darurat, keadaan luar biasa, dan perintah dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi setelah RKPD ditetapkan.
• Perubahan RKPD dapat dilakukan tanpa melalui tahapan evaluasi dalam hal
terjadi kebijakan nasional, keadaan darurat, keadaan luar biasa, dan perintah dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah RPJMD ditetapkan
CATATAN PERUBAHAN
96. 96
D P R D KEPALA DAERAH
PERAN DPRD DAN PEMDA DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PEMBENTUKAN
PERDA
ANGGARAN
PENGAWASAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PENATAUSAHAAN
PELAPORAN
P-JAWABAN
APBD
PENGAWASAN
UU 23 THN 2014 Pasal 149 Pasal 284
97. JAN •Musrenbang Desa
FEB •Musrenbang Kec
MAR
• FORUM SKPD &
• MUSRENBNG K/K
APR •MUSRENBANG Prov
MEI •Penetapan RKPD
JUNI •Penyampaian Rancangan KUA &
PAS dari KDH kepada DPRD
JULI •KUA & PPAS disepakati
AGST •Pedoman penyusunan RKA-SKPD
SEPT •Penyusunan RKA-SKPD
OKTO
•Penyampaian RAPBD kpd
DPRD
NOV
•Pengambilan keputusan
bersama terhadap RAPBD
DES •Penetapan APBD
98. KEUANGAN DAEARAH
(PP No 58/2005)
semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang
AZAZ UMUM APBD
1. Disusun sesuai penyelenggaraan
pemerintah daerah
2. Berpedoman pada RKPD dalam rangka
Mewujudkan Pelayanan Kepada
Masyarakat
3. Mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi
4. Ditetapkan dengan PERDA
APBD
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
99. Fungsi APBD
1. Fungsi otorisasi yaitu merupakan dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan yaitu merupakan pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan yaitu merupakan pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi yaitu harus diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.
5. Fungsi distribusi yaitu merupakan kebijakan yang harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi yaitu merupakan alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah.
100. Kekuasan Pengelolaan Keuangan Daerah
PP 58 Tahun 2005
PERMENDAGRI 13/2006
Mendesentralisasikan pelaksanaan kekuasan pengelolaan
keuangan daerah kepada:
a. Kepala SKPKD selaku pejabat pengelola keuangan
daerah.
b. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang daerah.
c. Sekda selaku koordinator pengelola keuda.
101. KUASA BUD
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA)
Psl. 5 PP 58 / 2005
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PPKD Selaku BUD
(KEPALA SKPKD)
KUASA PA
BENDAHARA
PPK-SKPD
PPTK
PA
(KEPALA SKPD)
SEKDA
selaku
(KOORD.PENGEL.KEUDA)
BEND. PEMB
102. Penyampaian Raperda
Pertanggungjawaban
APBD TA n-1 kepada
DPRD
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
JADUAL PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1/1
JAN FEB
NOP DES
31/12
APBD TA n
ditetapkan
LKPD TA n-1
disampaikan ke
BPK
LHP audit BPK
disampaikan ke
DPRD
Penetapan RKPD
TA n+1
DPA-SKPD dan
Anggaran Kas
Penyampaian KUA
& PPAS TA n+1
Kesepakatan
KUA & PPAS TA
n+1
Penyampaian
Raperda APBD
TA n+1
Laporan
Semester &
Prognosis 6
bulan kepada
DPRD
Kesepakatan
bersama KDH-DPRD
Raperda APBD
TA n+1
Penyampaian
KUPA & PPAS
P-APBD TA n
Penyampaian dan
Pembahasan Raperda
P-APBD TA n
Pengambilan
Keputusan bersama
atas Raperda P-APBD
TA n
TA n-1 TA n+1
FUNGSI PEMBENTUKAN PERDA, ANGGARAN, DAN PENGAWASAN DPRD
TA n
104. BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RKPD KAB/KOTA
Rancangan
Awal RKPD
Musrenbang
RKPD kab/kota
Rancangan
Akhir RKPD
Perumusan
prioritas dan
sasaran
pembangunan
Forum
Konsultasi
Publik
Perumusan
Kerangka
Ekonomi &
Kebijakan
Keuda
Pengolahan
data dAan
informasi
Analisis
Ekonomi &
keuda
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Telaahan
kebijakan
nasional (RKP) &
provinsi (RKPD
PROV)
SE
Penyusunan
Renja-SKPD
Penyusunan
Rancangan
Renja SKPD
kab/kota
Rancangan
RKPD
VERIFIKASI
Bappeda
Persiapan
Penyusunan
RKPD
Pokok-pokok
pikiran DPRD
Kab/Kota
Berita Acara
Musrenbang
kecamatan
Analisis
Gambaran
Umum
Kondisi
Daerah
Evaluasi
Kinerja RKPD
Tahun Lalu
Dok RKPD
kab/kota tahun
berjalan
Perumusan
program
prioritas
daerah beserta
pagu indikatif
Penyelarasan
Rencana program
prioritas daerah
beserta pagu
indikatif
PENYUSUNAN
KUA & PPAS
Penetapan
PERBUP/PERWAL
ttg RKPD
1
2
3
4
5
Review
RPJMD
105. TAHAPAN PENYUSUNAN RKPD (Pasal 101 ayat 2)
I. Persiapan PenyusunanRKPD
II. Penyusunan Rancangan awal RKPD
III. Penyusunan rancangan RKPD
IV. Pelaksanaan Musrenbang RKPD
V. Perumusan Rancangan Akhir RKPD
VI. Penetapan RKPD
106. 106
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Musrenbang Desa
(Januari)
Musrenbang Kecamatan
(Februari)
Forum SKPD
Penyusunan Renja SKPD
Kab/Kota (Maret)
Musrenbang Kota
(Maret)
Penetapan RKPD
(Mei)
Pembahasan & Kesepakaan
KUA antara KDH dgn DPRD
(Juni)
Pembahasan dan Kesepakatan PPAS
antara KDH dgn DPRD (Juni)
Penyusunan RKA-SKPD &
RAPBD (Juli-September)
Pembahasan dan persetujuan
Rancangan APBD dgn DPRD
(Oktober-November)
Evaluasi Rancangan
Perda APBD (Desember)
Penetapan Perda APBD
(Desember)
Penyusunan DPA SKPD
(Desember)
Pelaksanaan APBD
Januari thn berikutnya
SIKLUS PERENCANAAN & PENGANGGARAN TAHUNAN
107. DASAR HUKUM
A. UU 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah
B. UU 17/2003 Tentang Keuangan Negara
C. UU 1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara
D. PP 71/2010 Tentang SAP
E. PP 58/2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah telah
diubah dengan PP 12/2019 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
F. Permendagri 11 Tahun 2017 Tentang Pedoman Evaluasi
Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD dan Ranperkada tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
108. Paling lambat
31 Desember
TEKNIS PENYUSUNAN RAPBD
Penetapan APBD
Tepat Waktu
KUA/PPAS
Persetujuan
Bersama
RKA
Akhir
Juli
Akhir
Nopember
Akhir
September
Pasal 105 ayat (3c) dan Pasal 116 ayat (2) PMDN 13/2006,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMDN
21/2011.
Paling lambat Paling lambat
109. PERSETUJUAN DPRD DALAM APBD
NO KEGIATAN PRODUK PERSETUJUAN
BERSAMA
DASAR HUKUM
1 KUPA dan PPAS
P-APBD
Nota Kesepakatan Antara Kepala
Daerah dengan Pimpinan DPRD
Psl 87 (2) PMDN
13/2006 Jo 21/2011
2 Dasar
Penganggaran
Kegiatan Tahun
Jamak
Nota Kesepakatan Antara Kepala
Daerah dengan Pimpinan DPRD
Psl 54A (3) PMDN
13/2006 Jo 21/2011
3 RAPBD dan P-
APBD
Disetujui bersama antara Kepala
Daerah dengan DPRD
Psl 105 (3.c), Psl
110 (2) Psl 172
PMDN 13/2006 Jo
21/2011
4 Penyempurnaan
hasil Evaluasi
APBD/P-APBD
Dituangkan dalam Keputusan
Pimpinan DPRD, dilaporkan pada
sidang paripurna berikutnya
Psl 114 PMDN
13/2006 Jo 21/2011
111. Jadwal Perubahan APBD
NO URAIAN WAKTU KET.
1. Penyampaian Rancangan KUPA
dan PPAS Perubahan kepada
DPRD
Minggu pertama
bulan Agustus
2. Kesepakatan KUPA dan PPAS
Perubahan antara Kepala
Daerah dan DPRD
Minggu kedua bulan
Agustus
7 hari
3. Pedoman Penyusunan RKA,
DPPA perubahan APBD
Minggu ketiga bulan
Agustus
4. Penyampaian Raperda P-APBD
berserta lampiran kepada DPRD
Minggu kedua bulan
September
5. Persetujuan DPRD terhadap
Raperda P-APBD
3 bulan sebelum
tahun anggaran
berakhir
Akhir bulan
September
112. Alasan Perubahan
perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis
belanja;
keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
keadaan darurat; dan
keadaan luar biasa.
Perubahan Perda tentang APBD hanya dapat
dilakukan 1 kali dalam 1 tahun anggaran, kecuali
dalam keadaan luar biasa
113. merupakan perkiraan yang
terukur, rasional dan memiliki
kepastian dasar hukum
penerimaannya.
untuk pelaksanaan urusan wajib
dan urusan pilihan yang menjadi
kewenangannya. Terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan
yang telah ditetapkan dgn
ketentuan per-uuan
menutup defisit atau
memanfaatkan surplus
PENDAPATAN
DAERAH
BELANJA
DAERAH
PEMBIAYAAN
DAERAH
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD
114. A P B D
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN
STRUKTUR APBD
PAD
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hsl Pengelolaan
Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
Lain –lain PAD yg Sah
Pendapatan Transfer
Transfer Pemerintah
Pusat
Transfer Antar Daerah
LAIN 2 PD YG SAH
Hibah
Dana Darurat
Lain-Lain Pendapatan
Sesuai PUU
Belanja Operasi
B. Pegawai
B. Barang & Jasa
B. Bunga
B. Subsidi
B. Hibah
B. Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Belanja Transfer
B. Bagi Hasil
B. Bantuan Keuangan
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA
Pencairan d. cadangan
Penj yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
Penerimaan Pembiayaan
lainnya Sesuai PUU
Pengeluaran Pembiayaan
pembayaran cicilan pokok Utang
Penyertaan modal
Pembentukan dana cadangan
Pemberian pinjaman
pengeluaran Pembiayaan
lainnya sesuai PUU
115. DITUANGKAN DALAM DOKUMEN RKA-SKPD
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya
disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana
belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana
pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
PENDAPATAN – BELANJA – PEMBIAYAAN
116. PAJAK DAERAH
HASIL
PENGELOLAAN
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD
YANG SAH
RETRIBUSI
DAERAH
PENDAPATAN ASLI DAERAH
meliputi pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai pajak daerah
dan retribusi daerah
merupakan Penerimaan Daerah atas hasil penyertaan modal
daerah
Terdiri antara lain:
a.Hasil Penjualan BMD;
b.Hasil Pemanfaatan BMD;
c.hasil kerja sama daerah;
d.jasa giro;
e.hasil pengelolaan dana bergulir;
f.pendapatan bunga;
g.penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah;
h.penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain;
i.penerimaan untung dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
k.pendapatan denda pajak daerah;
l.pendapatan denda retribusi daerah;
m.pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
n.pendapatan dari pengembalian;
o.pendapatan dari BLUD; dan
p.pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan PUU
117. PEMERINTAH DAERAH
DILARANG
MELAKUKAN PUNGUTAN
ATAU YANG DISEBUT NAMA
LAINNYA YANG
DIPERSAMAKAN DENGAN
PUNGUTAN DI LUAR YANG
DIATUR DALAM UNDANG-
UNDANG
MELAKUKAN PUNGUTAN
YANG MENYEBABKAN
EKONOMI BIAYA TINGGI,
MENGHAMBAT MOBILITAS
PENDUDUK, LALU LINTAS
BARANG DAN JASA ANTAR
DAERAH, DAN KEGIATAN
EKSPOR/IMPOR YANG
MERUPAKAN PROGRAM
STRATEGIS NASIONAL
Kepala Daerah yang
dikenai sanksi
administratif tidak
dibayarkan hak-hak
keuangannya yang
diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-
undangan selama 6
(enam) bulan
melarang
melarang
Kepala Daerah
yang dikenai sanksi
administratif sesuai
ketentuan peraturan
perundang-
undangan
Hasil
pungutan
wajib
disetorkan
seluruhnya
ke kas
negara
119. Belanja Operasi
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang Dan
Jasa
Belanja Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja Hibah
Belanja
Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja
Modal
Belanja Tidak
Terduga
Belanja Tidak
Terduga
Belanja Transfer
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
BELANJA DAERAH
121. 31/
12
AKHIR
TA
28/
2
Selesai Lap
Keuangan
SKPD sbg
Entitas
Akuntansi
Penyampaian
Lap. Keu
oleh
Kepala Daerah
ke BPK
31/
5
Selesai
audit
BPK
30/
6
Penyampaian
Ke DPRD
oleh
KDH dlm
bentuk
Raperda ttg PJ
Pel APBD .
• Persetujuan
Bersama
• Evaluasi oleh
Gubernur/MDN
Perda ttg
PJ Pel
APBD
31/
3
Review
oleh
APIP
Prov/
Kab/
Kota
Laporan
Keua-ngan
Konsolidasi
an oleh
PPKD-
BUD
selaku
Entitas
Pelapo-ran
APIP
PENYUSUNAN LK OPD, LKPD DAN PENYAMPAIAN
RAPERDA PERTANGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
Telaah
122. 122
AZAS UMUM PELAKSANAAN APBD
1. Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dikelola
dalam APBD.
2. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau
menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan
pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
3. Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan.
4. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke
rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
5. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan
batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.
123. 123
AZAS UMUM PELAKSANAAN APBD
6. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika untuk
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
APBD.
7. Pengeluaran belanja sesuai batas tertinggi dapat dikecualikan jika
dalam keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan
perubahan APBD dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi
anggaran.
8. Kriteria keadaan darurat ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran
daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.
10. Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak
mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
125. PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
Semua Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Dianggarkan Dalam APBD Dan Dilakukan Melalui Rekening Kas Umum Daerah
Yang Dikelola Oleh BUD
Dalam Hal Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Sesuai Dengan Ketentuan PUU Tidak Dilakukan Melalui RKUD,
BUD Melakukan Pencatatan Dan Pengesahan Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Tersebut
PA/KPA, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran, Dan Orang Atau Badan Yang Menerima Atau Menguasai
Uang/Kekayaan Daerah Wajiib Menyelenggarakan Penatausahaan Sesuai Dengan PUU
Pejabat Yang Menandatangani Dan/Atau Mengesahkan Dokumen Yang Berkaitan Dengan Surat Bukti Yang Menjadi Dasar
Penerimaan Atau Pengeluaran Atas Pelaksanaan APBD Bertanggung Jawab Terhadap Kebenaran Material Dan Akibat
Yang Timbul Dari Penggunaan Surat Bukti Dimaksud
Penerimaan Perangkat Daerah Yang Merupakan Penerimaan Daerah Tidak Dapat Dipergunakan Langsung Untuk
Pengeluaran, Kecuali Ditentukan Lain Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Setiap Pejabat Dilarang Melakukan Tindakan Yang Berakibat Pengeluaran Atas Beban APBD Apabila Anggaran Untuk
Membiayai Pengeluaran Tersebut Tidak Tersedia Atau Tidak Cukup Tersedia
Kepala Daerah Dan Perangkat Daerah Dilarang Melakukan Pengeluaran Atas Beban APBD Untuk Tujuan Lain Dari Yang
Telah Ditetapkan Dalam APBD
126. Penatausahaan Kas Umum
1. PPKD selaku BUD membuka Rekening Kas Umum
Daerah pada bank umum yang sehat;
2. Bank umum ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dimuat dalam perjanjian antara BUD dengan bank umum
yang bersangkutan;
3. Kepala Daerah dapat memberi izin kepada kepala SKPD
untuk membuka rekening penerimaan melalui BUD yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah pada bank umum.
4. Kepala Daerah dapat memberikan izin kepada
kepala SKPD untuk membuka rekening pengeluaran
melalui BUD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah pada
bank umum untuk menampung UP
127. PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
PENDAPATAN DAERAH
Pasal 137
1. Bendahara Penerimaan wajib menyetor seluruh penerimaannya ke Rekening Kas Umum Daerah paling lambat
dalam waktu 1 (satu) hari.
2. Dalam hal kondisi geografis Daerah sulit dijangkau dengan komunikasi, transportasi, dan keterbatasan
pelayanan jasa keuangan, serta kondisi objektif lainnya, penyetoran penerimaan dapat melebihi 1 (satu) hari
yang diatur dalam Perkada.
3. Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah atas setoran.
4. Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat meliputi dokumen elektronik.
5. Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan surat tanda setoran.
Pasal 138
1. Penyetoran penerimaan pendapatan dilakukan secara tunai dan/atau nontunai.
2. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap sah setelah Kuasa BUD
menerima nota kredit atau dokumen lain yang dipersamakan.
3. Bendahara Penerimaan dilarang menyimpan uang, cek, atau surat berharga yang
dalam penguasaannya:
a. lebih dari 1 (satu) hari, kecuali terdapat kondisi geografis Daerah sulit
dijangkau dengan komunikasi, transportasi, dan keterbatasan pelayanan jasa
keuangan, serta kondisi objektif lainnya; dan/atau
b. atas nama pribadi.
129. PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
a. menutupi defisit anggaran;
b. mendanai kewajiban Pemerintah Daerah yang belum tersedia
anggarannya;
c. membayar bunga dan pokok Utang dan/atau obligasi Daerah
yang melampaui anggaran yang tersedia mendahului perubahan
APBD;
d. melunasi kewajiban bunga dan pokok Utang;
e. mendanai kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai ASN akibat
adanya kebijakan Pemerintah;
f. mendanai Program dan Kegiatan yang belum tersedia
anggarannya; dan/atau
g. mendanai Kegiatan yang capaian Sasaran Kinerjanya ditingkatkan
dari yang telah ditetapkan dalam DPA SKPD tahun anggaran
berjalan, yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir
penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran berjalan.
Keadaan yang menyebabkan SiLPA
(1) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan
ke Rekening Kas Umum Daerah dilakukan
berdasarkan rencana penggunaan Dana
Cadangan sesuai peruntukannya.
(2) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan
ke Rekening Kas Umum Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah jumlah
Dana Cadangan yang ditetapkan berdasarkan
Perda tentang pembentukan Dana Cadangan
yang bersangkutan mencukupi
(3) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling tinggi sejumlah pagu Dana
Cadangan yang akan digunakan sesuai
peruntukannya pada tahun anggaran berkenaan
sesuai dengan yang ditetapkan dengan Perda
tentang pembentukan Dana Cadangan.
(4) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan
ke Rekening Kas Umum Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan surat
perintah pemindahbukuan oleh Kuasa BUD atas
persetujuan PPKD.
DANA CADANGAN
132. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
PEMDA (ENTITAS PELAPORAN)
Laporan Pelaksanaan Anggaran
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
Laporan Keuangan/Finansial
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas (LAK)
5. Laporan Operasional (LO)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
133. Laporan
Keuangan Bulanan dan Semesteran
Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri dan Menteri yang
menyelenggarakan urusan di bidang keuangan
Pasal 193 PP 12 Tahun 2019
PPKD
134. DPRD
Dibahas bersama
DPRD & Pemda
paling lama 1 bulan
Penyampaian
RAPERDA APBD
& RANPERGUB
PENJABARAN
APBD
(3 hari)
Membuat
RANPERGUB
(7 hari)
Pengesahan
MDN
(15 Hari)
Hasil
Evaluasi
Sesuai
dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Gubernur
menetapkan
PER-GUB
Setuju
RAPERDA
Pelak&PertJB
APBD
RAPERGUB
PENJABARAN APBD
Gubernur
menetapkan
PERDA &
PER-GUB
Penyempurnaan
(7 Hari)
Melewati
Batas waktu
Evaluasi
MDN
(15 hari)
Tidak Setuju
Tdk Sesuai
Dgn UU
MDN Usul Ke MENKEU
Untuk
Penundaan Dan/Atau
Pemotongan Dana Transfer
Umum
PROSES EVALUASI PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
PROVINSI DAN PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN PENJABARAN
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
= Substansi Baru
135. 135
UPAYA :
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH :
TERTIB, TAAT, EFEKTIF, EFISIEN,
EKONOMIS, TRANSPARAN, DAN
BERTANGGUNGJAWAB.
PENYAMPAIAN LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
DAERAH (LPKD) TEPAT WAKTU DAN
MENGIKUTI STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (SAP)
138. 138
DASAR HUKUM
UUD NRI 1945
UU 25/2004: SPPN
UU No. 23/2014: Pemerintahan Daerah
UU No. 15 /2004: Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
PP No. 58/2005: Pengelolaan Keuangan Daerah
PP No. 79/2005: Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemda.
PP No. 3/2007: LPPD, LKPj, IPPD
PP No. 7/2008: Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Permendagri No.13 Th.2010 ttg Pelaksanaan Fungsi
pengawasan DPRD thd TLHP BPK
139. Lingkup Pengawasan DPRD
• Pelaksanaan Perda dan Perkada ;
• Pelaksanaan peraturan perundang-undangan lain
yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
• Pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan
keuangan oleh BPK RI.
(UU 23/2014 Pasal 100 dan 153)
139
140. FUNGSI PENGAWASAN DPRD
PP 79 TAHUN 2005
DPRD melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pengawasan
DPRD bersifat kebijakan, dan tidak
bersifat teknis.
140
141. Lingkup dan Langkah Kerja Pengawasan oleh DPRD
Lingkup Pengawasan DPRD Langkah Kerja Pengawasan
Pelaksanaan
Perda dan Perkada
1. Tentukan Perda dan Perkada yang akan diawasi
2. Pahami isinya dan buat daftar materi pengawasan
3. Bandingkan dengan fakta/data/info/realita
4. Rumuskan rekomendasi
5. Awasi tindak lanjut atas rekomendasi tsb
Pelaksanaan
Peraturan Perundang-
undangaan (PUU) Lain
Terkait Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
1. Tentukan PUU yang akan diawasi
2. Pahami isinya dan buat daftar materi pengawasan
3. Bandingkan dengan fakta/data/info/realita
4. Rumuskan rekomendasi
5. Awasi tindak lanjut atas rekomendasi tsb
Pelaksanaan
TLHP BPK
1. Inventarisasi rekomendasi & saran dlm LHP BPK
2. Lihat dan cermati langkah kerja yang akan dilakukan
oleh Pemda melalui Wakil KDh
3. Cek hasil tinjut oleh Pemda atas LHP BPK
Dapat meminta penjelasan ke BPK
Dapat meminta BPK unt pemeriksaan lanjutan
141
142. Elaborasi
langkah
pengawasan
lingkup 1
1. Berapa jumlah Perda yang saat ini berlaku dikota/kabupaten
kita ? Inventarisir perda dan perkada.
2. Berapa jumlah Perda yang sudah dievaluasi pelaksanaannya?
3. Sudahkah Bapak/Ibu membuat mapping permasalahan dalam
implementasi perda2 tsb ?
4. Apa tindak lanjut dari hasil pengawasan tersebut?
5. Adakah laporan hasil pengawasan perda2 tsb ?
6. Inventarisir berbagai peraturan perundang-undangan terkait
pemerintahan daerah.
7. Tentukan skala prioriotas terkait point 6 yg akan diawasi.
8. Tentukan metode pengawasannya.
9. Lakukan pengawasan dokumen poin 6
10. Susun laporan, rekomendasi, komunikasikan dengan KDh
11. Susun rencana tindak bersama dg KDh unt tinjut perbaikan.
143. 1. Lihat struktur isi RPJMD
2. Lihat rumusan visi, misi, tujuan, saran, program (Bab V)
3. Lihat rumusan program dan anggaran prioritas (Bab VIII)
4. Cermati RKPD, apakah sesuai isi tabel Bab VIII RPJMD
5. Cermati KUA, PPAS, sesuaikah dg RKPD ?
6. Cermati isi Bab Indikator Kinerja Daerah (Bab IX)
7. Amati capaian indikator kinerja daerah untuk pertahun
anggaran dan dalam lima tahun anggaran.
8. Tuangkan hasil pengamatan, penilaian, evaluasi dalam catatan
rekomendasi atas LKPJ akhir tahun anggaran dan akhir masa
jabatan.
9. dst
Contoh:
Langkah Kerja Rinci untuk Pengawasan Perda
dan Perkada oleh RPJMD
143
144. • Sistematika penulisan RPJMD, paling sedikit mencakup:
1. Pendahuluan;
2. Gambaran umum kondisi daerah;
3. Gambaran pengelolaan keuda & kerangka pendanaan;
4. Analisis isu-isu strategis;
5. Visi, misi, tujuan dan sasaran;
6. Strategi dan arah kebijakan;
7. Kebijakan umum dan program bangda;
8. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan;
9. Penetapan indikator kinerja daerah; dan
10. Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
1
4
4
145. 145
PENGAWASAN
MASYARAKAT
D P R D
A P F*
- LSM (Watch)
- KELOMPOK
- PERORANGAN
-DENGAR PENDAPAT
- PANSUS / PANJA
- KUNJUNGAN KERJA
Eksternal (BPK)
Internal (APIP):
-Itjen Kementerian
-BPKP
-Unit pengawasan LPNK
- Inspektorat Prov
-Inspektorat Kab/Kota
Pelaku Pengawasan
* APF: Aparat Pengawas Fungsional
146. DOMAIN TUGAS
APIP
(PP 79/2005)
INSPEKTORAT
JENDERAL
KEMENDAGRI
INSPEKTORAT
KABUPATEN
/ KOTA
INSPEKTORAT
PROVINSI
UNIT
PENGAWASAN
LPNK
INSPEKTORAT
JENDERAL KEM.
TEKNIS
Dekonsentrasi &
Tugas Pembantuan
PHLN
Pelaks. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah sesuai
Fungsi &
Kewenangannya
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota
Pelaks. Urusan
Pemerintahan di
Daerah Kabupaten/
Kota
Pelaks. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Pelaks. Urusan
Pemerintahan Desa
Pelaks. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah Kabupaten/
Kota
Pelaks. Urusan
Pemerintahan
di Daerah Provinsi
Pelaks. Urusan
Pemerintahan di
Daerah Kabupaten
/Kota
Dekonsentrasi &
Tugas Pembantuan
PHLN
Pelaks. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah sesuai
Fungsi &
Kewenangannya
Dekonsentrasi &
Tugas Pembantuan
PHLN
Pelaks. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah sesuai
Fungsi &
Kewenangannya
147. 147
Tugas Inspektorat Prov/Kab/Kota
PP 79/2005: BINWAS
Pengawasan terhadap:
1. Pelaks urusan
pemerintahan
di Prov/Kab/Kota
2. Pelaks pembinaan
penyelenggaraan
pemdes
3. Pelaks urusan pemdes
4. Pelaks TP dan PHLN
(delegasi Dept/LPNK)
5. Pengusutan atas
laporan pengaduan
masyarakat
PP 8/2006: ttg
Pelaporan
Kinerja &
Keuangan
Instansi
Pemerintah
Melakukan
reviu atas
laporan
Keuangan dan
kinerja Pemda
Sebelum
disampaikan
kepada BPK
PP 58/2005 ttg
Pengelolaan
Keuda
Pengendalian
Internal atas
Pengelolaan
Keuangan
daerah
PP 60/2008: ttg
SPIP
Melakukan
pengawasan
thd seluruh
kegiatan dlm
rangka tupoksi
SKPD yg
didanai dari
APBD Prov
(unt Itprov) dan
APBD
Kab/Kota (unt
Itkab/kota)
148. 1. Pastikan bahwa RPJMD sebagai jabaran dari RPJPD.
Kesinambungan visi, misi, kebijakan, program, kegiatan.
2. Memastikan bahwa Visi Daerah dalam RPJMD sebagai jabaran
dari janji-janji kampanye Pilkada, dapat diwujudkan. Perjelas
indikator capaiannya.
3. Indikator capaian visi, program dan kegiatan dirumuskan sejak
awal merumuskan RPJMD, bukan di “tengah jalan”.
PENGAWASAN PREVENTIF OLEH DPRD
DALAM PENYUSUNAN RPJMD dan RKPD
148
149. 1. Memastikan bahwa APBD digunakan untuk membiayai urusan
pemerintahan yang secara nyata menjadi kewenangan daerah.
2. Prioritas: 1) Urusan Wajib terkait pelayanan dasar; 2) Sesuai Bab VIII
RPJMD; 3) Sesuai prioritas nasional (nawacita).
3. Setelah langkah 2 tsb, barulah befikir bansos dan hibah.
4. Memastikan bahwa SKPD memahami domain tugas masing-masing,
untuk diusulkan dalam rencana kerja dan anggaran SKPD. Cek
Renstra SKPD dan Bab VIII dan IX RPJMD.
5. Memastikan bahwa tidak terjadi duplikasi anggaran atau pembiayan
ganda (double costing). Lihat Lampiran UU 23 Tahun 2014
PENGAWASAN PREVENTIF OLEH DPRD
DALAM PENYUSUNAN APBD
149
150. AZAS PEMERINTAHAN
• Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah Prov kepada Daerah Kab/Kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
153. 153
PENGERTIAN KINERJA
Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
menggunakan sumberdaya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan visi dan misi.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan
oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri
dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik
yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai
masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa
154. Hirarkhi Kinerja
• Input: Biaya,
Waktu, Tenaga,
Kebijakan
Masukan
• Output
• Outcome
Hasil • Benefit
• Impact
(Capaian Visi di
RPJP, RPJMD)
Manfaat
154
155. Mekanisme Pengawasan Selama Ini
Pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan
APBD selama ini pada dasarnya dilakukan
melalui beberapa mekanisme yaitu:
1. Rapat kerja komisi dengan pemerintah
2. Kegiatan kunjungan kerja
3. Rapat dengar pendapat umum (public
hearing)
4. Pengaduan
156. Kondisi dan Fungsi Pengawasan Saat Ini
Pengawasan lebih dominan sebagai Sarana Politik
Pengawasan Belum Memberikan Kontribusi yang
Optimal Pada Pengelolaan Pemerintahan Daerah
Pengelolaan Pengawasan Belum Efektif
Tersumbatnya Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengawasan
157. Pengawasan telah diterjemahkan sebagai
sarana mencari kesalahan dan kelemahan
Pengawasan dilakukan cenderung untuk
menjatuhkan lawan politik atau kepala daerah
yang sedang berkuasa.,
Pengawasan dilakukan untuk mencari imbal
jasa, keuntungan pribadi dan golongan, (kasus
money politics)
Pengawasan Sebagai Sarana Politik.
158. Paradigma pengawasan politik telah
mengakibatkan fungsi pengawasan yang
sesungguhnya terabaikan, sehingga hasil
pengawasan kurang memberikan manfaat bagi
pengelolaan pemerintahan daerah.
Pengawasan yang dilakukan, belum
memberikan umpan balik (feed back) yang
substansial bagi pengelolaan pemerintahan
daerah
Pengawasan belum mampu untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dan melakukan
koreksi perbaikan
Pengawasan Belum Memberikan
Kontribusi yang Optimal
159. Pengawasan dilaksanakan selama ini terkesan
sporadis dan reaktif, tanpa program
Pengawasan lebih banyak terfokus dan ”terjebak”
pada aktivitas pemeriksaan yang berupa kunjungan
kerja
Akibatnya, permasalahan masyarakat tak
terselesaikan dan sering tak muncul jalan keluar
menuju perbaikan yang diharapkan oleh masyarakat.
Pengelolaan Pengawasan Belum Efektif.
160. TUGAS BPK BERKAITAN DG DPRD
BPK
Dasar Hukum:
1. UU No.15/2004: Pemeriksaaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
2. UU No. 15/2006: BPK
Ruang Lingkup:
1. Pemeriksaan Keuangan (laporan keuangan)
2. Pemeriksaan Kinerja (kinerja pengelolaan keu)
3. Pemeriksaan dg tujuan tertentu (di luar 1 dan 2)
Output:
1. Opini
2. Temuan, Kesimpulan, Rekomendasi
3. Kesimpulan
DPR
DPD
DPRD
160
161. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK Oleh DPRD
UUD 1945 Pasal 23 E
•Hasil Pemeriksaan Keuangan Negara
(termasuk keuangan daerah) oleh Badan
Pemeriksa Keuangan diserahkan kepada DPR,
DPD dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya.
•Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan (DPRD) dan/atau badan
sesuai dengan Undang Undang.
161
162. LHP BPK dan Fungsi Perngawasan DPRD
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK
ditujukan kepada:
• DPRD/DPD/DPR, bersifat terbuka untuk
umum, dicantumkan dalam situs BPK
(www.bpk.go.id)
• Pemerintah
162
163. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK oleh
DPRD (Pasal 21 UU 15/2004)
•Lembaga Perwakilan menindaklanjuti hasil
pemeriksaan BPK dengan melakukan
pembahasan sesuai dengan kewenangannya.
•DPRD/DPR meminta penjelasan kepada BPK
dalam rangka menindaklanjuti hasil
pemeriksaan.
•DPRD/DPR dapat meminta BPK untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan.
163
165. Memahami Opini BPK atas LKPD
Unqualified Opinion
(Wajar Tanpa Pengecualian)
Qualified Opinion
(Wajar Dg Pengecualian)
Adverse Opinion
(Tdk Wajar)
Disclaimer
(Tdk Memberi Pendapat)
LK telah menyajikan secara wajar,
Posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau LRA,
LAK sesuai SAP
bebas dari keraguan dan ketidakjujuran
LK telah menyajikan info keuangan secara wajar,
tetapi ada bbrp unsur yg dikecualikan,
namun pengecualian tersebut tdk mempengaruhi
kewajaran LK secara keseluruhan.
LK tdk menyajikan secara wajar atas:
posisi keuangan (neraca), LRA,
Laporan Arus Kas, sesuai dengan SAP.
Pemeriksa tdk dapat memberi pendapat atas LK,
karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan atau
ada tekanan kepada pemeriksa,
165
166. Beberapa masalah LKPD
• Pencatatan aset tidak akurat
• Pertanggungjawaban dan pencatanan Dekon dan TP
tidak tertib, termasuk:
► Status aset dan implikasinya
► Pelaporan realisasi
• SPI yang tidak diterapkan dengan baik
• Pemahaman SAP yang masih lemah
166
167. TLHP BPK (Permendagri 13/2010)
• Untuk LKPD yang mendapatkan opini ”wajar dengan
pengecualian”, ”tidak wajar” atau ”disclaimer”, maka DPRD dapat
meminta BPK untuk memberikan penjelasan.
• DPRD dapat mengadakan rapat kerja bersama pemerintah daerah
untuk mengkorfirmasikan hasil pemeriksaan BPK.
• DPRD dapat mendorong pemerintah daerah untuk menyusun rencana
tindak (action plan) dalam rangka mengubah opini LKPD dari ”tidak
wajar” atau ”disclaimer” menjadi ”wajar tanpa pengecualian”, atau
paling tidak menjadi ”wajar dengan pengecualian”
• DPRD mengawasi pelaksanaan rencana tindak tersebut.
• DPRD mendorong BPK untuk mencantumkan hasil TLHP BPK dalam
situs BPK (www.bpk.go.id)
167
168. TLHP BPK (PERMENDAGRI 13/2010)
LHP BPK Pembahasan
Panitia
Kerja*
DPRD
Penjelasan BPK
Paripurna
Pemeriksaan
Lanjutan
Konfirmasi
?
-
Satker
KDh
Laporan
TL
+
Action
Plan
TL
Tim TL
* Untuk :
WDP, TW, Disc
LHP Tujuan ttt
169. Apa yang harus dilakukan DPRD ?
• Lakukan pengawasan kebijakan. Untuk pengawasan
teknis, gunakan aparat pengawas fungsional .
• Jalin kemitraan dengan lembaga2 pengawasan,
masyarakat dan perguruan tinggi.
• Perkuat posisi tenaga ahli DPRD untuk memberikan
data dan informasi akurat unt kepentingan
pengawasan DPRD.
169