SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Get Homework/Assignment Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-anak di
berbagai negara berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih dari 1 milyar kasus di dunia
dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diare masih merupakan penyebab kematian
penting pada anak-anak di negara berkembang. Kombinasi paparan lingkungan yang patogenik,
diet yang tidak memadai, malnutrisi menunjang timbulnya kesakitan dan kematian karena diare.
Hal itu terjadi lebih dari 1 milyar episode setiap tahun, dengan 2-3 % jatuh kedalam keadaan
dehidrasi1.
Menurut laporan Depkes RI, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6-2 kali setahun.
Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare yang terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Penyebab kematian adalah karena dehidrasi sebagai akibat dari kehilangan cairan dan
elektrolit melalui tinja2.
Diare masih juga merupakan penyebab penting kekurangan gizi pada bayi dan balita. Hal
ini disebabkan karena adanya anoreksia sehingga makan lebih sedikit dan biasanya kemampuan
menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan meningkat dengan
adanya infeksi serta kebiasaan yang salah dari orang tua yang menghentikan semua jenis
makanan unutk mengistirahatkan usus sehingga diare akan berkurang2.
Oleh karena masih tingginya angka kematian dan kesakitan pada anak karena penyakit
diare ini, pencegahan harus dilakukan dengan cara hidup sehat dan penanganan yang cepat dan
tepat dalam mengatasi diare ini juga sangat penting untuk menurunkan angka kematian akibat
penyakit ini2.
1.2 DEFINISI
Diare didefinisikan sebagai berak-berak encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali pada
anak dan lebih dari 4 kali pada bayi dengan disertai atau tanpa adanya darah atau lendir2.
I.3 KLASIFIKASI
Secara klinis diare dapat dibedakan menjadi 3 yaitu2 :
1. Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak pada anak yang sebelumnya sehat,
berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi .
3. Diare persisten yaitu diare yang terjadi lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
I.4 ETIOLOGI
Beberapa penyebab seperti virus, kuman patogen, dan parasit yang sering didapatkan pada anak
dengan diare yang ke sarana pengobatan adalah 2,5:
a. Rotavirus :15-25 %
b. Echerichia coli enterotoksigenik(ETEC) :10-20 %
c. Shigella : 5-10 %
d. Campylobakter jejuni :10-15 %
e. Vibrio cholera : 5-10 %
f. Salmonella thypi : 1- 5 %
g. Escherichia coli enteropatogenik(EPEC) : 1- 5 %
h. Cryptosporidium : 5- 15 %
i. Giardia lamblia
j. Entamoeba hystolitika
k. Parasit lain (cacing)
1.5 EPIDEMIOLOGI
Di dunia diare akut menyebabkan kematian sebanyak 5 juta pertahun, 25 % diantaranya
disebabkan oleh diare kronik. Di Indonesia angka kesakitan diare pada saat ini adalah 230-330 /
1000 penduduk untuk golongan umur balita dan 1,6 – 2,2 episode diare tiap tahunnya untuk
golongan umur batita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000
balita. Diare pada bayi dan balita sekarang menduduki peringkat kedua setelah ISPA dengan
persentase 15 % pada bayi dan 25 % pada balita.1,5.
Cara penularan diare pada umumnya secara oro-fekal melalui :
1. makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dengan enteropatogen
2. kontak langsung penderita atau barang-barang yang telah tercemar dengan tinja
penderita atau secara tidak langsung melalui lalat(4F yaitu food, feces, finger,and
fly).5
Penyakit diare akut pada anak-anak mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti :
1. Infeksi saluran nafas (Bronkopneumonia, Bronkitis, dll)
2. Infeksi susunan saraf pusat (meningitis, ensefalitis, dll)
3. Infeksi saluran kemih
4. Kurang gizi (KEP berat, defisiensi vitamin A,dll)
5. Infeksi sistemik lainnya
6. Penyakit lain yang disertai diare akan tetapi lebih jarang terjadi (penyakit jantung yang
berat atau gagal jantung dan penyakit ginjal atau gagal ginjal)1
1.6 PATOGENESIS
Mekanisme yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut :
1. gangguan osmotik
Makanan yang tidak dapat diserap dengan baik akan menyebabkan tekanan osmotik
rongga usus meninggi, hal ini menyebabkan pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus.
2. Gangguan sekresi
Adanya rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik usus akan meneyebabkan kesempatan untuk melakukan penyerapan
makanan menurun sehingga timbul diare. Hiperperistaltik usus menyebabkan
perpindahan makanan dalam usus menjadi lambat sehingga memungkinkan pertumbuhan
bakteri. Bakteri yang tumbuh ini akan mengeluarkan toksin yang akan merangsang
sekresi air dan elektrolit sehingga timbul diare.
Adapun patofisiologi yang mendasari timbulnya manifestasi klinis dehidrasi adalah:
1. Intake kurang
- minum kurang
- anoreksia
- hipodipsi karena fungsi hipotalamus terganggu
2. Pengeluaran meningkat
- keringat banyak atau insensible loss meningkat (hiperventilasi, panas tinggi, dll).
- osmotic diuresis renal loss.1,6
1.7 GEJALA KLINIS
1. Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun atau tidak ada,
kemudian tinbul diare.
2. Anus dan daerah sekitarnya bisa lecet (eritema natum)
3. Muntah yang dapat timbul sebelum atau sesudah diare
4. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi
mulai muncul dan dirasakan seperti : rasa haus, elastisitas kulit /turgor kulit turun,
berat badan menurun, bibir dan mukosa mulut kering, mata cekung, airmata tidak ada,
ubun-ubun kecil cekung, air kencing sedikit (oliguria bahkan anuria), tekanan darah
rendah, takikardia dan penurunan kesadaran 1,4
Penilaian keadaan dehidrasi
Tabel 1. Penilaian derajat dehidrasi
Penilaian A B C
1. lihat
Keadaan umum++ Baik sadar Gelisah, rewel* Lesu lunglai*
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Airmata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa Haus,minum* Malas minum atau
tidak bisa minum
2. Periksa Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat* Sangat lambat*
3. Derajat dehidrasi Tidak ada
dehidrasi
Dehidrasi ringan
atau sedang bila
ada 1 tanda * +1
atau lebih tanda
lain
Dehidrasi berat bila
ada 1 tanda * +1
atau lebih tanda
lain
4. Terapi Rencana A Rencana B Rencana C
1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium darah rutin
2. Pemeriksaan feses
a. Makroskopik (konsistensi, jumlah, bau, lendir, darah)
b. Mikroskopik (leukosit, eritrosit, telur cacing, kista dan tropozoit protozoa)
1.9 PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan :
1. mencegah dehidrasi
2. terapi dietetik
3. obat-obatan.
1.9.1 Terapi Rehidrasi
a. Diare akut tanpa dehidrasi (rencana pengobatan A)
Mengganti cairan yang keluar sesegera mungkin dengan minum lebih banyak dari yang keluar.
Cara minum sedikit demi sedikit, diberikan dengan sendok pada posisi anak duduk atau setengah
duduk. Cairan yang dapat diberikan adalah oralit, cairan rumah tangga antara lain Larutan Gula
Garam (LGG), air tajin, air sayur, air sup, bila ASI tidak ada dapat diberikan susu pengganti
ASI, anak tetap diberi makan sesuai umur dengan prinsip mudah dicerna dan mudah diserap,
tidak berserat dan tidak merangsang, diberikan dalan porsi kecil tapi dengan frekuensi sesering
mungkin
a. Anak umur 2 tahun berikan ¼-1/2 gelas (50-100 cc) / berak encer
b. Anak umur 2-5 tahun ½-1 gelas (100-200 cc) / berak encer
c. Anak umur > 5 tahun minum semaunya
b. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang (rencana Pengobatan B)
Jumlah larutan oralit yang harus diminum selama 3-4 jam pertama adalah 75 ml/ kgBB. Dapat
juga diberikan berdasarkan umur , bila berat badan tidak diketahui :
a. Umur < 1 tahun : 300 cc
b. Umur 1-5 tahun : 600 cc
c. Umur > 5 tahun : 1200 cc
d. Dewasa : 2400 cc
Setelah 3 sampai 4 jam nilai lagi keadaan anak dengan menggunakan bagan penilaian kemudian
pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan2,4.
c. Diare dengan dehidrasi berat (Rencana Pengobatan C)
tabel 2. Tatalaksana dehidrasi berat pada anak
Umur 30 ml/ kgBB 70 ml/ kgBB
< 1 tahun 1 jam pertama 5 jam berikutnya
> 1 tahun ½-1 jam pertama 2 ½-3 jam berikutnya
a. Nilai kembali pemberian tiap 1-2 jam bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan
b. Juga berikan Oralit 5 ml/ kgBB/ jam bila penderita bisa minum
c. Selah 6 jam pada anak nilai lagi penderita dengan menggunakan bagan penilaian dan
pilih rencana terapi yang sesuai
1.9.2 Farmakoterapi pada Diare
Sebagian besar kasus diare disebakan oleh infeksi virus. Oleh karena itu penatalaksaan lebih
difokuskan dalam upaya merehidrasi untuk mencegah pasien jatuh dalam kondisi dehidrasi yang
berat. Antibiotik dan antiprotozoa baru digunakan untuk kasus-kasus diare spesifik misalnya
pada kasus disentri, kolera, disentri amoeba dan giardiasis.
Tabel 3. Penggunaan antibiotik dan antiprotozoa pada kasus diare spesifik menurut Depkes RI8
Penyakit Antimikroba
oral
ANAK-ANAK DEWASA
Dosis/frekuensi
lama
pemberian
Perkiraan dosis berdasarkan BB (kg) dalam
bentuk tablet, kapsul atau ml sirop
DOSIS
(tablet/kapsul)
3-5 kg 6-9 kg 10-14
kg
15-19
kg
20-29
kg
Kolera Doksisiklin
Tablet atau
kapsul,
300 mg
Tidak sesuai
untuk anak
dibawah 12
tahun
- - - - - 300 mg, dosis
tunggal
1 tablet atau
kapsul
Tetrasiklin
Tablet atau
kapsul,
300 mg
12,5 mg/kgBB
4x sehari
selama 3 hari
- ½ 1 1 1 500 mg (2
tablet atau
kapsul)
4xsehari
selama 3 hari
Trimethoprim
(TMP) +
Sulfametoxazole
(SMX)
Tablet dewasa
80 mg TMP +
400 mg SMX
Tablet anak:
20 mg TMP +
100 mg SMX
Syrup
40 mg TMP +
200 mg SMX
dalam 5 ml
Furazolidon
100 mg tablet
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
3 hari
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
3 hari
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
3 hari
1,25 mg/kgBB
4x sehari
¼
1
2,5 ml
-
½
2
5 ml
-
1
3
7,5 ml
¼
1
4
10 ml
¼
2
6
15 ml
½
160 mg TMP
+ 800 mg
SMX
2 tablet, 2 x
sehari selama
3 hari
100 mg
4xsehari
selama 3 hari selama 3 hari
Disentri Trimethoprim
(TMP) +
Sulfametoxazole
(SMX)
Tablet dewasa
80 mg TMP +
400 mg SMX
Tablet anak:
20 mg TMP +
100 mg SMX
Syrup
40 mg TMP +
200 mg SMX
dalam 5 ml
Asam
Nalidiksilat
Tablet 250 mg
Ampicillin
250 mg
tablet/kapsul
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
5 hari
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
5 hari
5 mg TMP +
25 mg/kgBB, 2
x sehari selama
5 hari
15 mg/kgBB
4x sehari
selama 5 hari
25 mg/kgBB
4x sehari
selama 5 hari
¼
1
2,5 ml
¼
½
½
2
5 ml
½
1
1
3
7,5 ml
1
1
1
4
10 ml
1
2
2
6
15 ml
2
3
160 mg TMP
+ 800 mg
SMX
2 tablet, 2 x
sehari selama
5 hari
1 gram ( 4
tablet)
4x sehari
selama 5 hari
1 gram ( 4
tablet)
4x sehari
selama 5 hari
Amubiasis
usus
Metronidazol
250 mg tablet
10 mg/kgBB
3 x sehari
selama 5 hari
(10 hari untuk
kasus yang
berat)
¼ ½ ½ 1 1 750 mg (3
tablet)
3x sehari
selama 5 hari
(10 hari untuk
kasus yang
berat)
giardiasis Metronidazol
250 mg tablet
5 mg/kgBB
3 x sehari
selama 5 hari
- ¼ ¼ ½ ½ 250 mg (1
tablet)
3xsehari
selama 5 hari
Sedangkan World Gastroenterology Organisation (WGO) merekomendasikan terapi diare
sebagai berikut :
Tabel 4. Penggunaan antimikroba pada diare akut menurut World Gastroenterology
Organisation9
Penyebab Antimikroba pilihan
Kolera Doksisiklin
Dewasa: 300 mg dosis tunggal
Anak-anak: 2 mg/kg BB( (tidak direkomendasikan)
Azitromisin
Dewasa : 1 gram, dosis tunggal
Anak-anak: 20 mg/kgBB dosis tunggal
Ciprofloxacin
Dewasa: 500 mg setiap 12 jam selama 3 hari atau 2
gram dosis tunggal
Anak-anak: 15 mg/kgBB setiap 12 jam selama 3
hari
Shigellosis Ciprofloxacin
Dewasa: 500 mg 2x sehari selama 3 hari, atau 2
gram dosis tunggal
Pivmecillinam
Dewasa: 400 mg 3 - 4 kali/hari selama 5 hari
Anak-anak: 20 mg/kgBB 4x/hari selama 5 hari
Ceftriaxone
Dewasa: 2- 4 gram dosis tunggal
Anak-anak: 50–100 mg/kgBB 1x/hari IM selama 2–
5 hari
Amebiasis Metronidazol
Dewasa: 750 mg 3x/hari selama 5 hari (10 hari jika
berat)
Anak-anak: 10 mg/kgBB 3x/hari selama 5 hari (10
hari jika berat)
Giardiasis Metronidazol
Adults: 250 mg 3x/hari selama 5 hari
Anak-anak: 5 mg/kgBB 3x/hari selama 5 hari
Tinidazole
Dapat juga diberikan sebagai dosis tunggal—50
mg/kgBB per oral, maksimal 2 gram
Campylobacter Azitromisin
Dewasa: 500 mg 1x/hari selama 3 hari
Anak-anak: 30 mg/kgBB segera setelah onset
penyakit
Florokuinolon seperti ciprofloxacin
Dewasa: 500 mg 1x/hari selama 3 hari
Pengobatan dengan zinc pada diare anak merupakan rekomendasi dari WHO dan
UNICEF sejak tahun 2004. Zinc merupakan mikronutrien esensial untuk proses tumbuh
kembang dan pemeliharaan sistem imun. Sesuai rekomendasi, zinc 20 mg per hari dianjurkan
untuk anak di atas usia 6 bulan, sedangkan untuk anak di bawah usia 6 bulan dianjurkan
pemeberrian zionc 10 mg per hari. Masing-masing diberikan selama 10 hari. Pemakaian obat
antidiare seperti antimotilitas (loperamid, difenoksilat) dan adsorben (kaolin, antapulgit) tidak
dianjurkan pada anak-anak.5,6
1.10 PERAN PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK DALAM PENANGANAN
DIARE AKUT
1.10.1 Definisi probiotik, prebiotik dan sinbiotik
Dalam 15 tahun terakhir terapi probiotik telah berkembang dengan demikian pesat. Akhir-akhir
ini banyak dilakukan penelitian tentang manfaat prebiotik terhadap kesehatan manusia.
Probiotik adalah bakteri hidup yang apabila diberikan atau dikonsumsi dalam jumlah
cukup dapat memberikan efek menguntungkan bagi tubuh yaitu dengan menciptakan
keseimbangan flora usus sehingga dapat mencegah dan mengobati kondisi patologis usus.
Bakteri yang mempunyai sifat probiotik adalah bakteri penghasil asam laktat (Lactic Acid
Bacteria, LAB), seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus , yang dapat diberikan dalam bentuk
tunggal atau campuran dengan bakteri lain.7
Tabel 5. Mikroorganisme probiotik
Lactobacilli Lactobacillus acidophillus
Lactobacillus rhamnosus
Lactobacillus gaseri
Lactobacillus casei
Lactobacillus rauteri
Lactobacillus plantaricum
Lactobacillus bulgaricum
Lactobacillus johnsoni
Lactobacillus lactis
Bifidobacteria Bifidobacterium bifidum
Bifidobacterium longum
Bifidobacterium breve
Bifidobacterium infantis
Bifidobacterium adolescentis
Others Bacteria
Yeast
Escherichia coli
Enterococcus fecalis
Streptococcus thermophylus
Saccaromyces boulardii
Suatu probiotik yang masuk ke dalam saluran cerna harus dapat mempertahankan
kestabilannya di dalam suasana lambung yang asam hingga dapat mencapai target kerjanya.
Kriteria yang harus dipenuhi suatu mikroorganisme yang tergolong sebagai probiotik adalah
berasal dari manusia, nonpatogen, tidak mengalami proses di dalam saluran cerna (hidrolisa,
absorbsi) dan stabil di dalam asam dan cairan empedu. Di samping itu, mikroorganisme juga
harus mempunyai sifat adhesif terhadap jaringan epithelial target, mampu bertahan di dalam
saluran cerna, memproduksi substansi antimikroba, mempunyai kemampuan memodulasi sistem
imun dan mempengaruhi aktivitas metabolik.7
Prebiotik adalah substrat, umumnya karbohidrat, yang apabila dikonsumsi akan
merangsang pertumbuhan kuman probiotik karena prebiotik merupakan nutrisi yang diperlukan
untuk metabolisme kuman probiotik. Substrat yang paling banyak digunakan adalah inulin,
laktulosa, dan fruktooligosakarida (FOS). Keduanya telah terbukti dapat merangsang
perbumbuhan bakteri Bifidobacteria dalam lumen usus. Jadi efek positif prebiotik terhadap
ketahanan saluran cerna terjadi secara tidak langsung, yaitu merangsang pertumbuhan bakteri
probiotik Bifidobacteria.7
Sinbiotik adalah kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan mikroorganisme hidup
(probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk pertumbuhan bakteri misalnya fruktooligosakarida
(FOS) dengan bifidobacterium atau lactitol dengan lactobacillus. Keuntungan dari kombinasi ini
adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang spesifik telah
tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapatkan manfaat yang lebih sempurna dari
kombinasi ini.7
1.10.2 Mekanisme Kerja Probiotik Pada Diare
Mekanisme kerja probiotik belum sepenuhnya diketahui. Studi in vitro menjelaskan bahwa
probiotik beraksi dalam tubuh pejamu melalui beberapa mekanisme.
Mekanisme efek probiotik pada diare diantaranya:
a. Perubahan lingkungan mikro lumen usus (pH, oksigen)
Lactobacillus dan bifidobacteria menjaga keseimbangan flora usus dengan memproduksi
komponen-komponen organik dari proses fermentasi dari asam laktat, hidrogen peroksida dan
asam asetat yang semuanya akan meningkatkan derajat keasaman dalam usus sehingga dapat
menghambat proliferasi bakteri yang berpotensi menghancurkan epitel usus.7
b. Produksi substansi bersifat antimikroba
Bakteri yang berperan sebagai probiotik menghasilkan substansi yang dikenal sebagai
bakteriosin, suatu protein yang dimetabolisme secara aktif dan berperan menghancurkan
mikroorganisme yang merugikan. Sebagai contoh adalah reuterin, yang diproduksi oleh
L.reuteri. Baik Lactobacillus dan bifidobacteria keduanya dapat menghasilkan bakteriosin.
Selain itu Lactobacillus rhamnosus GG disamping memproduksi bakteriosin juga menghasilkan
biosurfaktan yang berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.7
c. Kompetisi nutrien
Salah satu faktor penghambat pertumbuhan bakteri dalam lumen usus ialah adanya makanan.
Kompetisi terjadi lebih hebat di kolon bagian distal, dimana terdapat lebih sedikit residu
makanan dibandingkan kolon proksimal atau usus kecil. Dengan meningkatnya jumlah
lactobacillus dan bifidobacteria, maka proliferasi bakteri patogen tidak akan terjadi.7
d. Kompetisi adhesi pada reseptor enterosit
Salah satu faktor yang berperan dalam kerja bakteri patogen di saluran cerna adalah kemampuan
melekat/ adhesi pada reseptor spesifik mukosa usus, begitu pula dengan mikroorganisme
probiotik. Akibat sifat ini maka probiotik tidak akan tereliminasi dengan adanya gerakan
peristaltik usus sehingga dapat mencegah efek enteropatogenik bakteri patogen seperti
S.Typhimurium, Y.enterocolitica, serta E.coli.7
e. Efek imunomodulasi
Usus merupakan organ limfoid terbesar dan berperan penting dalam respon imun terhadap
mikroorganisme maupun protein asing, melalui pembentukan antibodi imunoglobulin A (IgA) di
lamina propia dan epitel usus. Selain itu pada pasien-pasien alergi susu sapi dan dermatitis
atopik, efek probiotik yang tampak ialah dengan meningkatkan produksi gamma-interferon.7
f. Perbaikan permeabilitas usus
Beberapa spesies lactobacillus mempunyai efek pada ekspresi gen mucin yang akan
menstimulasi produksi mukus dari mukosa usus sehingga akan semakin meningkatkan fungsi
barier mukosa usus.7
1.10.3 Dosis Probiotik
Suatu preparat probiotik harus berisi bakteri dengan jumlah minimum tertentu yang dinyatakan
dalam satuan dosis Colony-forming units (CFUs). Natural Health Products Directorate of Canada
saat ini telah merekomendasikan dosis penggunaan probiotik sebesar 5 Milyar (5x109) CFU per
hari, diberikan dalam 5 hari berturut-turut. Sediaan yang beredar di pasaran pada umumnya
tersedia dalam bentuk kapsul atau bubuk dengan dosis lebih dari 50 Milyar CFU per dosis.
Penggunaan dosis terapeutik bervariasi berkisar antara 106-109 sebagai dosis efektif minimum.7
1.11. PENCEGAHAN
Diare dapat dicegah dengan cara:
a. Mencuci tangan menggunakan sabun pada lima waktu yang penting, yaitu : sebelum
makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah membersihkan anak
dari BAB, dan sebelum menyiapkan makanan
b. Mengkonsumsi makanan sehat.
Makanan dapat terkontaminasi oleh enteropatogen pada tahap produksi, penyajian, atau
penyimpanan. Makanan harus dimasak hingga matang. Pisahkan makanan yang telah
dimasak dengan yang belum dimasak, yang telah dicuci dengan yang belum dicuci, serta
hindari makanan dari vektor serangga seperti lalat.
c. Mengkonsumsi air minum sehat yaitu air minum dari sumber yang sehat dan yang sudah
dimasak hingga mendidih.
d. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
lipas, dan lain-lain)
e. Buang air besar dan kecil pada tempatnya.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama : RA
Umur : 4 tahun 6 Bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/pendidikan : belum bersekolah
Alamat : Jalan Bungus Barat, Padang.
2. Latar belakang sosial, ekonomi, demografi, lingkungan keluarga
a. Jumlah saudara : Anak ke 1 dari 1 bersaudara
b. Status ekonomi keluarga : Ayah pasien bekerja sebagai nelayan dengan
penghasilan Rp1.000.000,00 /bulan, ibu pasien
hanya seorang ibu rumah tangga
c. Kondisi lingkungan rumah :
- Rumah permanen, pekarangan sempit
- Lantai rumah dari ubin, ventilasi udara dan sirkulasi kurang baik, pencahayaan
cukup, 1 kamar dengan ukuran 3x3 meter
- Listrik ada
- Sumber air dari PDAM.
- Jamban ada di dalam rumah
- Sampah ditumpuk di belakang rumah untuk kemudian dikubur atau dibakar
- Jumlah penghuni 3 orang : pasien, ayah dan ibu pasien.
Kesan : higiene dan sanitasi kurang
d. Kondisi lingkungan keluarga :
- Pasien tinggal di daerah pinggir pantai dengan penduduk yang padat.
- Jarak antar rumah penduduk rapat
3. Aspek psikologis di keluarga
Hubungan dengan keluarga baik
4. Riwayat Penyakit Sekarang
- Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu, frekuensi BAB sebanyak 5-6 kali/hari,
jumlahnya 4 sdm-¼ gelas/kali BAB, ampas (+), lendir tidak ada, darah tidak ada.
- Demam sejak 1 hari yang lalu. Demam tidak tinggi, tidak berkeringat dan tidak
menggigil.
- Mual dan muntah tidak ada
- Kejang tidak ada
- Batuk dan sesak napas tidak ada
- Riwayat ganti susu formula tidak ada.
- Anak masih mau minum.
- Kembung tidak ada, lecet di dubur tidak ada.
- BAK, jumlah dan warna biasa.
- Anak belum diberikan oralit dan pengobatan lainnya
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Frekuensi Nadi : 112 x/menit
Frekuensi Nafas : 28 x/menit
Suhu : 37,2oC
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 97 cm
Status Gizi :
BB/U : 93 %
TB/U : 98 %
BB/TB: 96%
KESAN : Status gizi baik
KGB tidak teraba pembesaran KGB
Kulit teraba hangat, turgor kembali cepat
Kepala bentuk bulat simetris, rambut hitam tak mudah dicabut, lingkaran
kepala 50 cm (Normal menurut standar Nellhauss), UUB telah
menutup.
Mata Tidak tampak cekung, air mata ada, konjungtiva tak anemis, sklera tak
ikterik.
Telinga Tidak ada kelainan
Hidung Tidak ada kelainan
Mulut Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering
Tonsil T1 – T1 , tidak hiperemis
Faring Tidak hiperemis
Leher Kaku kuduk (-), KGB tak membesar
Dada :
Paru
Inspeksi : normochest, simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : bronkovesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen :
 Inspeksi : tidak membuncit, distensi tidak ada
 Palpasi : supel, hepar teraba ¼ - ¼, kenyal, tajam, rata, turgor kembali lambat.
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) Normal
Punggung : tidak ada kelainan
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Anus : colok dubur tidak dilakukan. Eritema natum (-).
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, RF +/+, RP -/-
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan anjuran:
- Pemeriksaan laboratorium darah rutin
- Pemeriksaan feses (makroskopis dan mikroskopis)
D. DIAGNOSIS KERJA
Diare akut tanpa dehidrasi
E.MANAJEMEN PENATALAKSANAAN
1.Preventif
a. Menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga seperti BAB di toilet, menjaga
kebersihan jamban, cuci tangan dengan sabun sesudah BAB
b. Menjaga higienitas peralatan makan dan alat bermain anak
c. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengolah dan menyajikan
makanan dan minuman sehari-hari
d. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan. Salah satunya dengan cara tidak
membiarkan sampah menumpuk di sekitar rumah
2.Promotif
a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (karena pasien masih balita, edukasi
terutama diberikan kepada orang yang mengasuh pasien) tentang diare, cara
penularannya, faktor-faktor predisposisi dan presipitasi dari diare
b. Menjelaskan kepada keluarga pasien tindakan pertama yang bisa dilakukan dalam
penanggulangan diare seperti prinsip mengganti cairan tubuh yang hilang
(rehidrasi) dan cara pembuatan oralit
c. Mengedukasi keluarga pasien pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan
d. Menjelaskan kepada keluarga pasien pentingnya menjaga daya tahan tubuh pasien
yang masih balita dengan memperhatikan kecukupan gizinya dan pemberian
imunisasi secara lengkap
3.Kuratif
a. Paracetamol syrup 1 ½ cth
b. Oralit dilarutkan dalam 200 cc air dan diminum setiap kali BAB encer
c. Zink tablet 20 mg
4.Rehabilitatif
a. Istirahat yang cukup
b. Banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang karena diare dan
mencegah dehidrasi
c. Lanjutkan pemberian makanan seperti biasa dan hindari makanan yang sifatnya
merangsang/mengiritasi saluran cerna.
Resep
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Bungus
Dokter : Dinda Genisya
Tanggal : 5 Desember 2013
R/ Paracetamol syr fls No. I
S3 dd cth 1 ½ £
R/ Oralit sach No. X
S sach1/200 ml ad libit post defaec £
R/ Zinc tab 20 mg No.X
S1dd tab 1 £
Pro : RA
Umur : 4 tahun 6 bulan
Alamat: Jalan Bungus Barat, Padang
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien anak laki-laki berumur 3 tahun 6 bulan dengan
diagnosis Diare akut tanpa dehidrasi. Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis
adanya berak-berak encer sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi BAB sebanyak 5-6
kali/hari, jumlahnya 4 sdm-¼ gelas/kali BAB, lendir tidak ada, darah tidak ada. Diare juga
disertai demam sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil dan tidak berkeringat.
Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi. Mata
tidak tampak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir tidak kering dan turgor kulit kembali
cepat.
Pada pasien ini tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi sehingga ditatalaksana dengan
rencana pengobatan A yaitu mengganti cairan yang keluar sesegera mungkin dengan minum
lebih banyak cairan dari jumlah yang keluar .Cairan yang dapat diberikan adalah oralit, cairan
rumah tangga antara lain Larutan Gula Garam (LGG), air tajin atau air sayur. Untuk anak usia 4
tahun 6 bulan dapat diberikan minum ½ - 1 gelas (100-200 cc) setiap kali BAB encer. Anak tetap
diberi makan sesuai umur dengan prinsip mudah dicerna, mudah diserap, rendah serat dan tidak
merangsang.
Diare adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan higienitas lingkungan.
Penularannya terjadi secara fecal-oral, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Oleh karena itu, upaya preventif dan promotif lebih ditekankan kepada
perubahan perilaku menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perubahan perilaku yang
dimaksud diantaranya dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
makan serta sesudah buang air besar, menjaga higienitas peralatan makan dan peralatan bermain
anak, menjaga kebersihan jamban, memperhatikan kebersihan dalam pengolahan dan penyajian
makanan dan minuman sehari-hari. Orang tua juga perlu diedukasi mengenai tatalaksana awal
jika anak diare, yaitu dengan memberikan cairan rumah tangga atau cairan oralit untuk mencegah
anak mengalami dehidrasi.
KONDISI RUMAH
DAFTAR PUSTAKA
1. Irwanto, Rahim A, Sudarmo MS. Diare Akut pada Anak. Dalam : Soegeng S eds. Ilmu
Penyakit Anak, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta, Salemba Medika, 2002 :73 – 91
2. Depkes RI. Buku Ajar Diare Pegangan Bagi Mahasiswa. Dirjen PPM & PLP Depkes RI,
Jakarta, 1999
3. Staf Pengajar IKA FK- Unand. Ilmu Kesehatan Anak : Pedoman Diagnosis dan
Terapi.Padang, Bagian IKA FK- Unand / RSUP. Dr. M. Djamil,: 6 – 20
4. Staf Pengajar FK- Unpad. Diare Akut Dalam : Pedoman Diagnosis dan terapi Bandung,
bagian IKA FK- Unpad / RS Hasan Sadikin, 2000 : 237 – 44.
5. Markum AH. Saluran Cerna. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta,
Balai Penerbit FKUI, 1991 : 448 – 56
6. Staf Pengajar FKUI. Diare pada Bayi dan Anak. Dalam buku kuliah IKA,jilid II, Jakarta,
Balai Penerbit FKUI, 1985.
7. Gunawan, Shyrli. Peran Probiotik Pada Diare Akut Anak. Dalam Ebers Papyrus Volume
13 No 3. Penerbit FK Univiversitas Tarumanegara, 2007:112-123.
8. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Buku Ajar Diare.1999.
9. Acute diarrhea in adults and children : a global perspective. 2013. Diakses dari
www.worldgastroenterology.org tanggal 6 Desember 2013.

More Related Content

What's hot

Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Ramlah Al Baseri
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power PointEncepal Cere
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisSelvia Agueda
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiSi Om
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamiltris nia
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obatDuel Rasyid
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Encepal Cere
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedDasuki Suke
 

What's hot (20)

Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan Bronkitis
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Pendukung hiponatremia
Pendukung hiponatremiaPendukung hiponatremia
Pendukung hiponatremia
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leed
 

Viewers also liked

236187652 thi cc-mon-anh-van
236187652 thi cc-mon-anh-van236187652 thi cc-mon-anh-van
236187652 thi cc-mon-anh-vanhomeworkping3
 
234239034 emergency-priority-of-ambulabe
234239034 emergency-priority-of-ambulabe234239034 emergency-priority-of-ambulabe
234239034 emergency-priority-of-ambulabehomeworkping3
 
235517049 study-questions
235517049 study-questions235517049 study-questions
235517049 study-questionshomeworkping3
 
235099362 sample-ph d-proposal-final
235099362 sample-ph d-proposal-final235099362 sample-ph d-proposal-final
235099362 sample-ph d-proposal-finalhomeworkping3
 
57790045 ee-vv-hemofilia
57790045 ee-vv-hemofilia57790045 ee-vv-hemofilia
57790045 ee-vv-hemofiliahomeworkping3
 
57777536 what-is-landscape
57777536 what-is-landscape57777536 what-is-landscape
57777536 what-is-landscapehomeworkping3
 
58474227 envi-case-bulk
58474227 envi-case-bulk58474227 envi-case-bulk
58474227 envi-case-bulkhomeworkping3
 
237082325 case-study34
237082325 case-study34237082325 case-study34
237082325 case-study34homeworkping3
 
147788559 20750325-report-on-venture-capital
147788559 20750325-report-on-venture-capital147788559 20750325-report-on-venture-capital
147788559 20750325-report-on-venture-capitalhomeworkping3
 
146076129 92215187-acct1501-study-notes
146076129 92215187-acct1501-study-notes146076129 92215187-acct1501-study-notes
146076129 92215187-acct1501-study-noteshomeworkping3
 
235794836 project-of-finance
235794836 project-of-finance235794836 project-of-finance
235794836 project-of-financehomeworkping3
 
234367531 58710743-vertical-farming
234367531 58710743-vertical-farming234367531 58710743-vertical-farming
234367531 58710743-vertical-farminghomeworkping3
 
195054337 case-study-on-samsung-mobile-business
195054337 case-study-on-samsung-mobile-business195054337 case-study-on-samsung-mobile-business
195054337 case-study-on-samsung-mobile-businesshomeworkping3
 
196309496 1290-grand-avenue-is
196309496 1290-grand-avenue-is196309496 1290-grand-avenue-is
196309496 1290-grand-avenue-ishomeworkping3
 

Viewers also liked (15)

236187652 thi cc-mon-anh-van
236187652 thi cc-mon-anh-van236187652 thi cc-mon-anh-van
236187652 thi cc-mon-anh-van
 
234239034 emergency-priority-of-ambulabe
234239034 emergency-priority-of-ambulabe234239034 emergency-priority-of-ambulabe
234239034 emergency-priority-of-ambulabe
 
235517049 study-questions
235517049 study-questions235517049 study-questions
235517049 study-questions
 
235099362 sample-ph d-proposal-final
235099362 sample-ph d-proposal-final235099362 sample-ph d-proposal-final
235099362 sample-ph d-proposal-final
 
57790045 ee-vv-hemofilia
57790045 ee-vv-hemofilia57790045 ee-vv-hemofilia
57790045 ee-vv-hemofilia
 
57777536 what-is-landscape
57777536 what-is-landscape57777536 what-is-landscape
57777536 what-is-landscape
 
58474227 envi-case-bulk
58474227 envi-case-bulk58474227 envi-case-bulk
58474227 envi-case-bulk
 
237082325 case-study34
237082325 case-study34237082325 case-study34
237082325 case-study34
 
147788559 20750325-report-on-venture-capital
147788559 20750325-report-on-venture-capital147788559 20750325-report-on-venture-capital
147788559 20750325-report-on-venture-capital
 
146076129 92215187-acct1501-study-notes
146076129 92215187-acct1501-study-notes146076129 92215187-acct1501-study-notes
146076129 92215187-acct1501-study-notes
 
235794836 project-of-finance
235794836 project-of-finance235794836 project-of-finance
235794836 project-of-finance
 
236306077 pos-ee
236306077 pos-ee236306077 pos-ee
236306077 pos-ee
 
234367531 58710743-vertical-farming
234367531 58710743-vertical-farming234367531 58710743-vertical-farming
234367531 58710743-vertical-farming
 
195054337 case-study-on-samsung-mobile-business
195054337 case-study-on-samsung-mobile-business195054337 case-study-on-samsung-mobile-business
195054337 case-study-on-samsung-mobile-business
 
196309496 1290-grand-avenue-is
196309496 1290-grand-avenue-is196309496 1290-grand-avenue-is
196309496 1290-grand-avenue-is
 

Similar to 197431179 case-diare-rotasi-2

Similar to 197431179 case-diare-rotasi-2 (20)

Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Askep klien diare
Askep klien diareAskep klien diare
Askep klien diare
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
 
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anakAsuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
 
3097875.ppt
3097875.ppt3097875.ppt
3097875.ppt
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 
SAP Gastroenteritis/ Diare
SAP Gastroenteritis/ DiareSAP Gastroenteritis/ Diare
SAP Gastroenteritis/ Diare
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 

More from homeworkping3

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digesthomeworkping3
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2homeworkping3
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeedinghomeworkping3
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elxhomeworkping3
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-sethomeworkping3
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-fullhomeworkping3
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-waterhomeworkping3
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadingshomeworkping3
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7homeworkping3
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-casehomeworkping3
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studieshomeworkping3
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-studyhomeworkping3
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnoverhomeworkping3
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-studyhomeworkping3
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6homeworkping3
 

More from homeworkping3 (20)

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digest
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full
 
238057402 forestry
238057402 forestry238057402 forestry
238057402 forestry
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water
 
238056086 t6-g6
238056086 t6-g6238056086 t6-g6
238056086 t6-g6
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7
 
237968686 evs-1
237968686 evs-1237968686 evs-1
237968686 evs-1
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case
 
237922817 city-cell
237922817 city-cell237922817 city-cell
237922817 city-cell
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies
 
237768769 case
237768769 case237768769 case
237768769 case
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-study
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-study
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

197431179 case-diare-rotasi-2

  • 1. Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 LATAR BELAKANG Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-anak di berbagai negara berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih dari 1 milyar kasus di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diare masih merupakan penyebab kematian penting pada anak-anak di negara berkembang. Kombinasi paparan lingkungan yang patogenik, diet yang tidak memadai, malnutrisi menunjang timbulnya kesakitan dan kematian karena diare. Hal itu terjadi lebih dari 1 milyar episode setiap tahun, dengan 2-3 % jatuh kedalam keadaan dehidrasi1. Menurut laporan Depkes RI, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6-2 kali setahun. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare yang terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab kematian adalah karena dehidrasi sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja2. Diare masih juga merupakan penyebab penting kekurangan gizi pada bayi dan balita. Hal ini disebabkan karena adanya anoreksia sehingga makan lebih sedikit dan biasanya kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan meningkat dengan
  • 2. adanya infeksi serta kebiasaan yang salah dari orang tua yang menghentikan semua jenis makanan unutk mengistirahatkan usus sehingga diare akan berkurang2. Oleh karena masih tingginya angka kematian dan kesakitan pada anak karena penyakit diare ini, pencegahan harus dilakukan dengan cara hidup sehat dan penanganan yang cepat dan tepat dalam mengatasi diare ini juga sangat penting untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit ini2. 1.2 DEFINISI Diare didefinisikan sebagai berak-berak encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali pada anak dan lebih dari 4 kali pada bayi dengan disertai atau tanpa adanya darah atau lendir2. I.3 KLASIFIKASI Secara klinis diare dapat dibedakan menjadi 3 yaitu2 : 1. Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak pada anak yang sebelumnya sehat, berlangsung kurang dari 14 hari. 2. Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi . 3. Diare persisten yaitu diare yang terjadi lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi. I.4 ETIOLOGI Beberapa penyebab seperti virus, kuman patogen, dan parasit yang sering didapatkan pada anak dengan diare yang ke sarana pengobatan adalah 2,5: a. Rotavirus :15-25 % b. Echerichia coli enterotoksigenik(ETEC) :10-20 % c. Shigella : 5-10 % d. Campylobakter jejuni :10-15 % e. Vibrio cholera : 5-10 % f. Salmonella thypi : 1- 5 % g. Escherichia coli enteropatogenik(EPEC) : 1- 5 % h. Cryptosporidium : 5- 15 % i. Giardia lamblia j. Entamoeba hystolitika
  • 3. k. Parasit lain (cacing) 1.5 EPIDEMIOLOGI Di dunia diare akut menyebabkan kematian sebanyak 5 juta pertahun, 25 % diantaranya disebabkan oleh diare kronik. Di Indonesia angka kesakitan diare pada saat ini adalah 230-330 / 1000 penduduk untuk golongan umur balita dan 1,6 – 2,2 episode diare tiap tahunnya untuk golongan umur batita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Diare pada bayi dan balita sekarang menduduki peringkat kedua setelah ISPA dengan persentase 15 % pada bayi dan 25 % pada balita.1,5. Cara penularan diare pada umumnya secara oro-fekal melalui : 1. makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dengan enteropatogen 2. kontak langsung penderita atau barang-barang yang telah tercemar dengan tinja penderita atau secara tidak langsung melalui lalat(4F yaitu food, feces, finger,and fly).5 Penyakit diare akut pada anak-anak mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti : 1. Infeksi saluran nafas (Bronkopneumonia, Bronkitis, dll) 2. Infeksi susunan saraf pusat (meningitis, ensefalitis, dll) 3. Infeksi saluran kemih 4. Kurang gizi (KEP berat, defisiensi vitamin A,dll) 5. Infeksi sistemik lainnya 6. Penyakit lain yang disertai diare akan tetapi lebih jarang terjadi (penyakit jantung yang berat atau gagal jantung dan penyakit ginjal atau gagal ginjal)1 1.6 PATOGENESIS Mekanisme yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut : 1. gangguan osmotik Makanan yang tidak dapat diserap dengan baik akan menyebabkan tekanan osmotik rongga usus meninggi, hal ini menyebabkan pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. 2. Gangguan sekresi
  • 4. Adanya rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik usus akan meneyebabkan kesempatan untuk melakukan penyerapan makanan menurun sehingga timbul diare. Hiperperistaltik usus menyebabkan perpindahan makanan dalam usus menjadi lambat sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri. Bakteri yang tumbuh ini akan mengeluarkan toksin yang akan merangsang sekresi air dan elektrolit sehingga timbul diare. Adapun patofisiologi yang mendasari timbulnya manifestasi klinis dehidrasi adalah: 1. Intake kurang - minum kurang - anoreksia - hipodipsi karena fungsi hipotalamus terganggu 2. Pengeluaran meningkat - keringat banyak atau insensible loss meningkat (hiperventilasi, panas tinggi, dll). - osmotic diuresis renal loss.1,6 1.7 GEJALA KLINIS 1. Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun atau tidak ada, kemudian tinbul diare. 2. Anus dan daerah sekitarnya bisa lecet (eritema natum) 3. Muntah yang dapat timbul sebelum atau sesudah diare 4. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi mulai muncul dan dirasakan seperti : rasa haus, elastisitas kulit /turgor kulit turun, berat badan menurun, bibir dan mukosa mulut kering, mata cekung, airmata tidak ada, ubun-ubun kecil cekung, air kencing sedikit (oliguria bahkan anuria), tekanan darah rendah, takikardia dan penurunan kesadaran 1,4 Penilaian keadaan dehidrasi Tabel 1. Penilaian derajat dehidrasi
  • 5. Penilaian A B C 1. lihat Keadaan umum++ Baik sadar Gelisah, rewel* Lesu lunglai* Mata Normal Cekung Sangat cekung Airmata Ada Tidak ada Tidak ada Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering Rasa haus Minum biasa Haus,minum* Malas minum atau tidak bisa minum 2. Periksa Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat* Sangat lambat* 3. Derajat dehidrasi Tidak ada dehidrasi Dehidrasi ringan atau sedang bila ada 1 tanda * +1 atau lebih tanda lain Dehidrasi berat bila ada 1 tanda * +1 atau lebih tanda lain 4. Terapi Rencana A Rencana B Rencana C 1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium darah rutin 2. Pemeriksaan feses a. Makroskopik (konsistensi, jumlah, bau, lendir, darah) b. Mikroskopik (leukosit, eritrosit, telur cacing, kista dan tropozoit protozoa) 1.9 PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan : 1. mencegah dehidrasi 2. terapi dietetik 3. obat-obatan.
  • 6. 1.9.1 Terapi Rehidrasi a. Diare akut tanpa dehidrasi (rencana pengobatan A) Mengganti cairan yang keluar sesegera mungkin dengan minum lebih banyak dari yang keluar. Cara minum sedikit demi sedikit, diberikan dengan sendok pada posisi anak duduk atau setengah duduk. Cairan yang dapat diberikan adalah oralit, cairan rumah tangga antara lain Larutan Gula Garam (LGG), air tajin, air sayur, air sup, bila ASI tidak ada dapat diberikan susu pengganti ASI, anak tetap diberi makan sesuai umur dengan prinsip mudah dicerna dan mudah diserap, tidak berserat dan tidak merangsang, diberikan dalan porsi kecil tapi dengan frekuensi sesering mungkin a. Anak umur 2 tahun berikan ¼-1/2 gelas (50-100 cc) / berak encer b. Anak umur 2-5 tahun ½-1 gelas (100-200 cc) / berak encer c. Anak umur > 5 tahun minum semaunya b. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang (rencana Pengobatan B) Jumlah larutan oralit yang harus diminum selama 3-4 jam pertama adalah 75 ml/ kgBB. Dapat juga diberikan berdasarkan umur , bila berat badan tidak diketahui : a. Umur < 1 tahun : 300 cc b. Umur 1-5 tahun : 600 cc c. Umur > 5 tahun : 1200 cc d. Dewasa : 2400 cc Setelah 3 sampai 4 jam nilai lagi keadaan anak dengan menggunakan bagan penilaian kemudian pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan pengobatan2,4. c. Diare dengan dehidrasi berat (Rencana Pengobatan C) tabel 2. Tatalaksana dehidrasi berat pada anak Umur 30 ml/ kgBB 70 ml/ kgBB < 1 tahun 1 jam pertama 5 jam berikutnya > 1 tahun ½-1 jam pertama 2 ½-3 jam berikutnya a. Nilai kembali pemberian tiap 1-2 jam bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan b. Juga berikan Oralit 5 ml/ kgBB/ jam bila penderita bisa minum
  • 7. c. Selah 6 jam pada anak nilai lagi penderita dengan menggunakan bagan penilaian dan pilih rencana terapi yang sesuai 1.9.2 Farmakoterapi pada Diare Sebagian besar kasus diare disebakan oleh infeksi virus. Oleh karena itu penatalaksaan lebih difokuskan dalam upaya merehidrasi untuk mencegah pasien jatuh dalam kondisi dehidrasi yang berat. Antibiotik dan antiprotozoa baru digunakan untuk kasus-kasus diare spesifik misalnya pada kasus disentri, kolera, disentri amoeba dan giardiasis. Tabel 3. Penggunaan antibiotik dan antiprotozoa pada kasus diare spesifik menurut Depkes RI8 Penyakit Antimikroba oral ANAK-ANAK DEWASA Dosis/frekuensi lama pemberian Perkiraan dosis berdasarkan BB (kg) dalam bentuk tablet, kapsul atau ml sirop DOSIS (tablet/kapsul) 3-5 kg 6-9 kg 10-14 kg 15-19 kg 20-29 kg Kolera Doksisiklin Tablet atau kapsul, 300 mg Tidak sesuai untuk anak dibawah 12 tahun - - - - - 300 mg, dosis tunggal 1 tablet atau kapsul Tetrasiklin Tablet atau kapsul, 300 mg 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari - ½ 1 1 1 500 mg (2 tablet atau kapsul) 4xsehari selama 3 hari Trimethoprim (TMP) + Sulfametoxazole (SMX) Tablet dewasa 80 mg TMP + 400 mg SMX Tablet anak: 20 mg TMP + 100 mg SMX Syrup 40 mg TMP + 200 mg SMX dalam 5 ml Furazolidon 100 mg tablet 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 3 hari 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 3 hari 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 3 hari 1,25 mg/kgBB 4x sehari ¼ 1 2,5 ml - ½ 2 5 ml - 1 3 7,5 ml ¼ 1 4 10 ml ¼ 2 6 15 ml ½ 160 mg TMP + 800 mg SMX 2 tablet, 2 x sehari selama 3 hari 100 mg 4xsehari
  • 8. selama 3 hari selama 3 hari Disentri Trimethoprim (TMP) + Sulfametoxazole (SMX) Tablet dewasa 80 mg TMP + 400 mg SMX Tablet anak: 20 mg TMP + 100 mg SMX Syrup 40 mg TMP + 200 mg SMX dalam 5 ml Asam Nalidiksilat Tablet 250 mg Ampicillin 250 mg tablet/kapsul 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 5 hari 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 5 hari 5 mg TMP + 25 mg/kgBB, 2 x sehari selama 5 hari 15 mg/kgBB 4x sehari selama 5 hari 25 mg/kgBB 4x sehari selama 5 hari ¼ 1 2,5 ml ¼ ½ ½ 2 5 ml ½ 1 1 3 7,5 ml 1 1 1 4 10 ml 1 2 2 6 15 ml 2 3 160 mg TMP + 800 mg SMX 2 tablet, 2 x sehari selama 5 hari 1 gram ( 4 tablet) 4x sehari selama 5 hari 1 gram ( 4 tablet) 4x sehari selama 5 hari Amubiasis usus Metronidazol 250 mg tablet 10 mg/kgBB 3 x sehari selama 5 hari (10 hari untuk kasus yang berat) ¼ ½ ½ 1 1 750 mg (3 tablet) 3x sehari selama 5 hari (10 hari untuk kasus yang berat) giardiasis Metronidazol 250 mg tablet 5 mg/kgBB 3 x sehari selama 5 hari - ¼ ¼ ½ ½ 250 mg (1 tablet) 3xsehari selama 5 hari Sedangkan World Gastroenterology Organisation (WGO) merekomendasikan terapi diare sebagai berikut : Tabel 4. Penggunaan antimikroba pada diare akut menurut World Gastroenterology Organisation9
  • 9. Penyebab Antimikroba pilihan Kolera Doksisiklin Dewasa: 300 mg dosis tunggal Anak-anak: 2 mg/kg BB( (tidak direkomendasikan) Azitromisin Dewasa : 1 gram, dosis tunggal Anak-anak: 20 mg/kgBB dosis tunggal Ciprofloxacin Dewasa: 500 mg setiap 12 jam selama 3 hari atau 2 gram dosis tunggal Anak-anak: 15 mg/kgBB setiap 12 jam selama 3 hari Shigellosis Ciprofloxacin Dewasa: 500 mg 2x sehari selama 3 hari, atau 2 gram dosis tunggal Pivmecillinam Dewasa: 400 mg 3 - 4 kali/hari selama 5 hari Anak-anak: 20 mg/kgBB 4x/hari selama 5 hari Ceftriaxone Dewasa: 2- 4 gram dosis tunggal Anak-anak: 50–100 mg/kgBB 1x/hari IM selama 2– 5 hari Amebiasis Metronidazol Dewasa: 750 mg 3x/hari selama 5 hari (10 hari jika berat) Anak-anak: 10 mg/kgBB 3x/hari selama 5 hari (10 hari jika berat) Giardiasis Metronidazol Adults: 250 mg 3x/hari selama 5 hari Anak-anak: 5 mg/kgBB 3x/hari selama 5 hari Tinidazole Dapat juga diberikan sebagai dosis tunggal—50 mg/kgBB per oral, maksimal 2 gram Campylobacter Azitromisin Dewasa: 500 mg 1x/hari selama 3 hari Anak-anak: 30 mg/kgBB segera setelah onset penyakit
  • 10. Florokuinolon seperti ciprofloxacin Dewasa: 500 mg 1x/hari selama 3 hari Pengobatan dengan zinc pada diare anak merupakan rekomendasi dari WHO dan UNICEF sejak tahun 2004. Zinc merupakan mikronutrien esensial untuk proses tumbuh kembang dan pemeliharaan sistem imun. Sesuai rekomendasi, zinc 20 mg per hari dianjurkan untuk anak di atas usia 6 bulan, sedangkan untuk anak di bawah usia 6 bulan dianjurkan pemeberrian zionc 10 mg per hari. Masing-masing diberikan selama 10 hari. Pemakaian obat antidiare seperti antimotilitas (loperamid, difenoksilat) dan adsorben (kaolin, antapulgit) tidak dianjurkan pada anak-anak.5,6 1.10 PERAN PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK DALAM PENANGANAN DIARE AKUT 1.10.1 Definisi probiotik, prebiotik dan sinbiotik Dalam 15 tahun terakhir terapi probiotik telah berkembang dengan demikian pesat. Akhir-akhir ini banyak dilakukan penelitian tentang manfaat prebiotik terhadap kesehatan manusia. Probiotik adalah bakteri hidup yang apabila diberikan atau dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberikan efek menguntungkan bagi tubuh yaitu dengan menciptakan keseimbangan flora usus sehingga dapat mencegah dan mengobati kondisi patologis usus. Bakteri yang mempunyai sifat probiotik adalah bakteri penghasil asam laktat (Lactic Acid Bacteria, LAB), seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus , yang dapat diberikan dalam bentuk tunggal atau campuran dengan bakteri lain.7 Tabel 5. Mikroorganisme probiotik Lactobacilli Lactobacillus acidophillus Lactobacillus rhamnosus Lactobacillus gaseri Lactobacillus casei Lactobacillus rauteri Lactobacillus plantaricum Lactobacillus bulgaricum
  • 11. Lactobacillus johnsoni Lactobacillus lactis Bifidobacteria Bifidobacterium bifidum Bifidobacterium longum Bifidobacterium breve Bifidobacterium infantis Bifidobacterium adolescentis Others Bacteria Yeast Escherichia coli Enterococcus fecalis Streptococcus thermophylus Saccaromyces boulardii Suatu probiotik yang masuk ke dalam saluran cerna harus dapat mempertahankan kestabilannya di dalam suasana lambung yang asam hingga dapat mencapai target kerjanya. Kriteria yang harus dipenuhi suatu mikroorganisme yang tergolong sebagai probiotik adalah berasal dari manusia, nonpatogen, tidak mengalami proses di dalam saluran cerna (hidrolisa, absorbsi) dan stabil di dalam asam dan cairan empedu. Di samping itu, mikroorganisme juga harus mempunyai sifat adhesif terhadap jaringan epithelial target, mampu bertahan di dalam saluran cerna, memproduksi substansi antimikroba, mempunyai kemampuan memodulasi sistem imun dan mempengaruhi aktivitas metabolik.7 Prebiotik adalah substrat, umumnya karbohidrat, yang apabila dikonsumsi akan merangsang pertumbuhan kuman probiotik karena prebiotik merupakan nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme kuman probiotik. Substrat yang paling banyak digunakan adalah inulin, laktulosa, dan fruktooligosakarida (FOS). Keduanya telah terbukti dapat merangsang perbumbuhan bakteri Bifidobacteria dalam lumen usus. Jadi efek positif prebiotik terhadap ketahanan saluran cerna terjadi secara tidak langsung, yaitu merangsang pertumbuhan bakteri probiotik Bifidobacteria.7 Sinbiotik adalah kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan mikroorganisme hidup (probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk pertumbuhan bakteri misalnya fruktooligosakarida (FOS) dengan bifidobacterium atau lactitol dengan lactobacillus. Keuntungan dari kombinasi ini
  • 12. adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapatkan manfaat yang lebih sempurna dari kombinasi ini.7 1.10.2 Mekanisme Kerja Probiotik Pada Diare Mekanisme kerja probiotik belum sepenuhnya diketahui. Studi in vitro menjelaskan bahwa probiotik beraksi dalam tubuh pejamu melalui beberapa mekanisme. Mekanisme efek probiotik pada diare diantaranya: a. Perubahan lingkungan mikro lumen usus (pH, oksigen) Lactobacillus dan bifidobacteria menjaga keseimbangan flora usus dengan memproduksi komponen-komponen organik dari proses fermentasi dari asam laktat, hidrogen peroksida dan asam asetat yang semuanya akan meningkatkan derajat keasaman dalam usus sehingga dapat menghambat proliferasi bakteri yang berpotensi menghancurkan epitel usus.7 b. Produksi substansi bersifat antimikroba Bakteri yang berperan sebagai probiotik menghasilkan substansi yang dikenal sebagai bakteriosin, suatu protein yang dimetabolisme secara aktif dan berperan menghancurkan mikroorganisme yang merugikan. Sebagai contoh adalah reuterin, yang diproduksi oleh L.reuteri. Baik Lactobacillus dan bifidobacteria keduanya dapat menghasilkan bakteriosin. Selain itu Lactobacillus rhamnosus GG disamping memproduksi bakteriosin juga menghasilkan biosurfaktan yang berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.7 c. Kompetisi nutrien Salah satu faktor penghambat pertumbuhan bakteri dalam lumen usus ialah adanya makanan. Kompetisi terjadi lebih hebat di kolon bagian distal, dimana terdapat lebih sedikit residu makanan dibandingkan kolon proksimal atau usus kecil. Dengan meningkatnya jumlah lactobacillus dan bifidobacteria, maka proliferasi bakteri patogen tidak akan terjadi.7 d. Kompetisi adhesi pada reseptor enterosit
  • 13. Salah satu faktor yang berperan dalam kerja bakteri patogen di saluran cerna adalah kemampuan melekat/ adhesi pada reseptor spesifik mukosa usus, begitu pula dengan mikroorganisme probiotik. Akibat sifat ini maka probiotik tidak akan tereliminasi dengan adanya gerakan peristaltik usus sehingga dapat mencegah efek enteropatogenik bakteri patogen seperti S.Typhimurium, Y.enterocolitica, serta E.coli.7 e. Efek imunomodulasi Usus merupakan organ limfoid terbesar dan berperan penting dalam respon imun terhadap mikroorganisme maupun protein asing, melalui pembentukan antibodi imunoglobulin A (IgA) di lamina propia dan epitel usus. Selain itu pada pasien-pasien alergi susu sapi dan dermatitis atopik, efek probiotik yang tampak ialah dengan meningkatkan produksi gamma-interferon.7 f. Perbaikan permeabilitas usus Beberapa spesies lactobacillus mempunyai efek pada ekspresi gen mucin yang akan menstimulasi produksi mukus dari mukosa usus sehingga akan semakin meningkatkan fungsi barier mukosa usus.7 1.10.3 Dosis Probiotik Suatu preparat probiotik harus berisi bakteri dengan jumlah minimum tertentu yang dinyatakan dalam satuan dosis Colony-forming units (CFUs). Natural Health Products Directorate of Canada saat ini telah merekomendasikan dosis penggunaan probiotik sebesar 5 Milyar (5x109) CFU per hari, diberikan dalam 5 hari berturut-turut. Sediaan yang beredar di pasaran pada umumnya tersedia dalam bentuk kapsul atau bubuk dengan dosis lebih dari 50 Milyar CFU per dosis. Penggunaan dosis terapeutik bervariasi berkisar antara 106-109 sebagai dosis efektif minimum.7 1.11. PENCEGAHAN Diare dapat dicegah dengan cara: a. Mencuci tangan menggunakan sabun pada lima waktu yang penting, yaitu : sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah membersihkan anak dari BAB, dan sebelum menyiapkan makanan b. Mengkonsumsi makanan sehat.
  • 14. Makanan dapat terkontaminasi oleh enteropatogen pada tahap produksi, penyajian, atau penyimpanan. Makanan harus dimasak hingga matang. Pisahkan makanan yang telah dimasak dengan yang belum dimasak, yang telah dicuci dengan yang belum dicuci, serta hindari makanan dari vektor serangga seperti lalat. c. Mengkonsumsi air minum sehat yaitu air minum dari sumber yang sehat dan yang sudah dimasak hingga mendidih. d. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, lipas, dan lain-lain) e. Buang air besar dan kecil pada tempatnya. BAB II LAPORAN KASUS 1. Identitas pasien Nama : RA Umur : 4 tahun 6 Bulan Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan/pendidikan : belum bersekolah Alamat : Jalan Bungus Barat, Padang. 2. Latar belakang sosial, ekonomi, demografi, lingkungan keluarga a. Jumlah saudara : Anak ke 1 dari 1 bersaudara b. Status ekonomi keluarga : Ayah pasien bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp1.000.000,00 /bulan, ibu pasien hanya seorang ibu rumah tangga c. Kondisi lingkungan rumah : - Rumah permanen, pekarangan sempit - Lantai rumah dari ubin, ventilasi udara dan sirkulasi kurang baik, pencahayaan cukup, 1 kamar dengan ukuran 3x3 meter
  • 15. - Listrik ada - Sumber air dari PDAM. - Jamban ada di dalam rumah - Sampah ditumpuk di belakang rumah untuk kemudian dikubur atau dibakar - Jumlah penghuni 3 orang : pasien, ayah dan ibu pasien. Kesan : higiene dan sanitasi kurang d. Kondisi lingkungan keluarga : - Pasien tinggal di daerah pinggir pantai dengan penduduk yang padat. - Jarak antar rumah penduduk rapat 3. Aspek psikologis di keluarga Hubungan dengan keluarga baik 4. Riwayat Penyakit Sekarang - Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu, frekuensi BAB sebanyak 5-6 kali/hari, jumlahnya 4 sdm-¼ gelas/kali BAB, ampas (+), lendir tidak ada, darah tidak ada. - Demam sejak 1 hari yang lalu. Demam tidak tinggi, tidak berkeringat dan tidak menggigil. - Mual dan muntah tidak ada - Kejang tidak ada - Batuk dan sesak napas tidak ada - Riwayat ganti susu formula tidak ada. - Anak masih mau minum. - Kembung tidak ada, lecet di dubur tidak ada. - BAK, jumlah dan warna biasa. - Anak belum diberikan oralit dan pengobatan lainnya 5. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya
  • 16. 6. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. 7. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Frekuensi Nadi : 112 x/menit Frekuensi Nafas : 28 x/menit Suhu : 37,2oC Berat Badan : 14 kg Tinggi Badan : 97 cm Status Gizi : BB/U : 93 % TB/U : 98 % BB/TB: 96% KESAN : Status gizi baik KGB tidak teraba pembesaran KGB Kulit teraba hangat, turgor kembali cepat Kepala bentuk bulat simetris, rambut hitam tak mudah dicabut, lingkaran kepala 50 cm (Normal menurut standar Nellhauss), UUB telah menutup. Mata Tidak tampak cekung, air mata ada, konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik. Telinga Tidak ada kelainan Hidung Tidak ada kelainan Mulut Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering Tonsil T1 – T1 , tidak hiperemis Faring Tidak hiperemis Leher Kaku kuduk (-), KGB tak membesar
  • 17. Dada : Paru Inspeksi : normochest, simetris kiri = kanan Palpasi : fremitus kiri = kanan Perkusi : sonor Auskultasi : bronkovesikuler, ronki (-), wheezing (-) Jantung Inspeksi : iktus tidak terlihat Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi : batas jantung normal Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-) Abdomen :  Inspeksi : tidak membuncit, distensi tidak ada  Palpasi : supel, hepar teraba ¼ - ¼, kenyal, tajam, rata, turgor kembali lambat.  Perkusi : timpani  Auskultasi : bising usus (+) Normal Punggung : tidak ada kelainan Alat kelamin : tidak ada kelainan Anus : colok dubur tidak dilakukan. Eritema natum (-). Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, RF +/+, RP -/- C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan anjuran: - Pemeriksaan laboratorium darah rutin - Pemeriksaan feses (makroskopis dan mikroskopis) D. DIAGNOSIS KERJA Diare akut tanpa dehidrasi
  • 18. E.MANAJEMEN PENATALAKSANAAN 1.Preventif a. Menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga seperti BAB di toilet, menjaga kebersihan jamban, cuci tangan dengan sabun sesudah BAB b. Menjaga higienitas peralatan makan dan alat bermain anak c. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengolah dan menyajikan makanan dan minuman sehari-hari d. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan. Salah satunya dengan cara tidak membiarkan sampah menumpuk di sekitar rumah 2.Promotif a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (karena pasien masih balita, edukasi terutama diberikan kepada orang yang mengasuh pasien) tentang diare, cara penularannya, faktor-faktor predisposisi dan presipitasi dari diare b. Menjelaskan kepada keluarga pasien tindakan pertama yang bisa dilakukan dalam penanggulangan diare seperti prinsip mengganti cairan tubuh yang hilang (rehidrasi) dan cara pembuatan oralit c. Mengedukasi keluarga pasien pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan d. Menjelaskan kepada keluarga pasien pentingnya menjaga daya tahan tubuh pasien yang masih balita dengan memperhatikan kecukupan gizinya dan pemberian imunisasi secara lengkap 3.Kuratif a. Paracetamol syrup 1 ½ cth b. Oralit dilarutkan dalam 200 cc air dan diminum setiap kali BAB encer
  • 19. c. Zink tablet 20 mg 4.Rehabilitatif a. Istirahat yang cukup b. Banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang karena diare dan mencegah dehidrasi c. Lanjutkan pemberian makanan seperti biasa dan hindari makanan yang sifatnya merangsang/mengiritasi saluran cerna. Resep Dinas Kesehatan Kota Padang Puskesmas Bungus Dokter : Dinda Genisya Tanggal : 5 Desember 2013 R/ Paracetamol syr fls No. I S3 dd cth 1 ½ £ R/ Oralit sach No. X S sach1/200 ml ad libit post defaec £ R/ Zinc tab 20 mg No.X S1dd tab 1 £ Pro : RA Umur : 4 tahun 6 bulan Alamat: Jalan Bungus Barat, Padang
  • 20. BAB III DISKUSI Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien anak laki-laki berumur 3 tahun 6 bulan dengan diagnosis Diare akut tanpa dehidrasi. Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya berak-berak encer sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi BAB sebanyak 5-6 kali/hari, jumlahnya 4 sdm-¼ gelas/kali BAB, lendir tidak ada, darah tidak ada. Diare juga disertai demam sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi. Mata tidak tampak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir tidak kering dan turgor kulit kembali cepat. Pada pasien ini tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi sehingga ditatalaksana dengan rencana pengobatan A yaitu mengganti cairan yang keluar sesegera mungkin dengan minum lebih banyak cairan dari jumlah yang keluar .Cairan yang dapat diberikan adalah oralit, cairan rumah tangga antara lain Larutan Gula Garam (LGG), air tajin atau air sayur. Untuk anak usia 4 tahun 6 bulan dapat diberikan minum ½ - 1 gelas (100-200 cc) setiap kali BAB encer. Anak tetap diberi makan sesuai umur dengan prinsip mudah dicerna, mudah diserap, rendah serat dan tidak merangsang.
  • 21. Diare adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan higienitas lingkungan. Penularannya terjadi secara fecal-oral, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu, upaya preventif dan promotif lebih ditekankan kepada perubahan perilaku menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perubahan perilaku yang dimaksud diantaranya dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta sesudah buang air besar, menjaga higienitas peralatan makan dan peralatan bermain anak, menjaga kebersihan jamban, memperhatikan kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan dan minuman sehari-hari. Orang tua juga perlu diedukasi mengenai tatalaksana awal jika anak diare, yaitu dengan memberikan cairan rumah tangga atau cairan oralit untuk mencegah anak mengalami dehidrasi. KONDISI RUMAH
  • 22.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA 1. Irwanto, Rahim A, Sudarmo MS. Diare Akut pada Anak. Dalam : Soegeng S eds. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta, Salemba Medika, 2002 :73 – 91 2. Depkes RI. Buku Ajar Diare Pegangan Bagi Mahasiswa. Dirjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta, 1999 3. Staf Pengajar IKA FK- Unand. Ilmu Kesehatan Anak : Pedoman Diagnosis dan Terapi.Padang, Bagian IKA FK- Unand / RSUP. Dr. M. Djamil,: 6 – 20 4. Staf Pengajar FK- Unpad. Diare Akut Dalam : Pedoman Diagnosis dan terapi Bandung, bagian IKA FK- Unpad / RS Hasan Sadikin, 2000 : 237 – 44.
  • 24. 5. Markum AH. Saluran Cerna. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 1991 : 448 – 56 6. Staf Pengajar FKUI. Diare pada Bayi dan Anak. Dalam buku kuliah IKA,jilid II, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 1985. 7. Gunawan, Shyrli. Peran Probiotik Pada Diare Akut Anak. Dalam Ebers Papyrus Volume 13 No 3. Penerbit FK Univiversitas Tarumanegara, 2007:112-123. 8. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Buku Ajar Diare.1999. 9. Acute diarrhea in adults and children : a global perspective. 2013. Diakses dari www.worldgastroenterology.org tanggal 6 Desember 2013.