Brain based learning (BBL) adalah konsep pembelajaran yang mengutamakan pemahaman tentang cara kerja otak siswa dalam belajar. BBL bertujuan untuk memaksimalkan potensi otak siswa dengan mendesain pembelajaran yang melibatkan lima sistem pembelajaran otak secara bersamaan. Prinsip-prinsip BBL antara lain melibatkan seluruh indra tubuh siswa dan memberikan makna dalam pembelajaran.
2. What is Brain based Learning?
• Menurut Jensen (2008)
Brain Based Learning
merupakan pembelajaran
yang diselaraskan dengan
cara otak yang didesain
secara alamiah untuk
belajar.
• Menurut Sapa’at (2009)
sebuah konsep untuk
menciptakan pembelajaran
yang berorientasi pada
upaya pemberdayaan
potensi otak siswa.
Pembelajaran berbasis
Brain Based Learning
merupakan aktivitas
keseluruhan dari kedua
belahan otak secara
simultan yang
menghasilkan
pengalaman belajar
yang bermakna dan
koneksi otak yang
permanen.
3. Brain based Learning (BBL)
BBL mewajibkan guru
memahami tentang
bagaimana otak bekerja
sehingga guru dapat
mendesain pembelajaran
yang dapat memaksimalkan
penggunaan otak siswa saat
belajar (Duman 2006)
4. Who and When BBL
was developed?
BBL bermula dari penelitian
neurophysiology tentang bagaimana
otak bekerja (Davis 2004).
5. Why Brain Based Learning?
• BBL menawarkan sebuah konsep untuk
menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi pada upaya pemberdayaan
potensi otak siswa
• BBL mengemukakan pendidikan yang
menggunakan sistem pembelajaran yang
mengutamakan kemajuan otak
6. Standar pembelajaran BBL
1. Pengalaman yang berdampak pada struktur
otak.
2. Proses pembelajaran dapat membantu otak
dalam menyalurkan rangsangan ke dalam
memori jangka panjang.
3. pengaruh lingkungan, seperti rasa aman, emosi,
kegembiraan baru, humor, musik, pilihan, gerak
badan, dan hands on activity memiliki kontribusi
dalam meningkatkan kesiapan siswa dalam
belajar dan meningkatkan ingatan siswa
Schiller &
Willis
(2008)
7. 5 Sistem Cara Berpikir
Sistem pembelajaran
emosional
Sistem pembelajaran
sosial
Sistem pembelajaran
kognitif
Sistem pembelajaran
fisik
Sistem pembelajaran
reflektif
8. 1.Hasil riset (Sorkresno 2007) menunjukkan bahwa efektivitas
belajar sangat ditentukan oleh suasana emosi. Bagian otak yang
sangat berperan dalam mempengaruhi seseorang
adalah system limbic, sehingga bagian ini sering disebut otak
emosi.
2.Sistem pembelajaran sosial adalah hasrat untuk menjadi bagian
dari kelompok, untuk dihormati,dan untuk menikmati perhatian
dari orang lain. Jika sitem emosional bersifat pribadi, berpusat
pada diri dan internal, makka sistem sosial berfokus pada
interaksi dengan orang lain atau pengalaman interpersonal.
3.Sistem pembelajaran kognitif adalah sistem pemrosesan
informasi pada otak.
4.Sistem pembelajaran fisik otak mengubah hasrat, visi, dan niat
menjadi tindakan, karena sistem operasi ini didorong untuk
melakukan sesuatu.
5.Pemebelajaran reflektif merupakan merupakan sistem yang
memantau dan mengatur aktivitas semua sistem otak yang
lainnya.
9. 5 sistem cara berpikir
Jika guru memahami bagaimana
sistem pembelajaran primer
(emosional, sosial, kognitif, fisik,
reflektif) berfungsi, maka mengajar
akan lebih efektif dan merasakan
kegembiraan lebih besar dalam
mengajar (Given 2007).
10. Tahap-tahap BBL
Pra pemaparan
Tahap persiapan
Tahap inisiasi dan akuisisi
Tahap elaborasi
Tahap inkubasi
Verifikasi dan pengecekan
keyakinan
Perayaan dan integrasi
11. 12 PRINSIP BBL
1) Otak adalah prosesor paralel.
2) Belajar melibatkan seluruh alat tubuh.
3) Pencarian makna adalah bawaan.
4) Pencarian makna terjadi melalui pembuatan pola.
5) Emosi sangat penting untuk pembuatan pola
6) Setiap otak memproses keseluruhan dari bagian-bagian secara
serentak.
7) Belajar melibatkan baik pemusatan perhatian maupun persepsi
sekeliling.
8) Belajar melibatkan baik proses sadar maupun tidak sadar.
9) Manusia memiliki (paling sedikit) dua jenis sistem memori, yaitu
spasial dan hafalan.
10) Otak mengerti dan mengingat paling baik ketika fakta-fakta dan
keterampilan tertanam dalam memori secara alami.
11) Pembelajaran ditingkatkan oleh tantangan dan dihambat oleh
ancaman.
12) Setiap otak adalah unik.
13. “Peran utama pendidik adalah
memahami riset otak secukupnya
untuk membantu siswa
berkembang menjadi ”diri”
mereka yang terbaik. Sebagai
pendidik, kita bisa mengandalkan
kelima sistem pembelajaran
neurobiologis untuk menyusun
kerangka pendidikan dengan
baik, sehingga perencanaan
pembelajaran dan penerapannya
terasa menyenangkan”
(Given, 2007)
14. Kelebihan
• Fokus pada cara otak belajar dan bekerja
• Melatih siswa untuk tidak terlalu bergantung pada guru
• menambah kepercayaan diri dalam kemampuan berpikir
siswa
• Menghindari pemforsiran terhadap kerja otak
• dapat membantu anak untuk merespon orang lain
• memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar
Kelemahan
• Tenaga pendidik belum sepenuhnya memahami teori bbl
• Memerlukan waktu yang tidak sedikit
• Memerlukan fasilitas yang memadai
15. Daftar Pustaka
• Sapa’at A. 2007. “Brain Based Learning”. Tersedia pada:
http://matematika. upi.edu/artikel/brain_based.html
• Schiller P. & C. A. Willis. 2008. “Using Brain-Based
Teaching Strategies to Creat Supportive Early Childhood
Environment That Address Learning”. Beyond the Journal
(young children on the web), Edisi Juli 2008 (hlm. 1-6).
• Given B K. 2007. Brain Based Teaching (Merancang
Kegiatan Belajar-Mengajar yang melibatkan Otak
Emosional, Sosial, Kognitif, Kinestetis, dan Reflektif).
Bandung: Kaifa
• Jensen E. 2008. Pembelajaran Berbasis Kemampuan
Otak: Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16. Daftar Pustaka
• Artikel penerapan pembelajaran yang bisa di akses di
link:
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_cont
ent&view=article&id=320:penerapan-pembelajaran-
kemampuan-
otakmatematika&catid=42:ebuletin&Itemid=215
• Model pembelajaran brain based learning pada link:
http://www.mediafunia.com/2014/07/brain-based-learning-
bbl.html diakses pada hari Rabu,5 Oktober 2016
• Artikel dalam website :
https://orinaru.wordpress.com/2012/09/20/penerapan-
pendekatan-brain-based-learning-bbl-dalam-
pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/
Editor's Notes
1. Kapasitas otak disediakan tak terbatas sejak manusia lahir, namun hubungan antar neuron tercipta melalui proses belajar.
2. Ketika guru menyampaikan informasi dalam rangkaian yang mendukung proses belajar, proses tersebut akan membantu siswa untuk belajar. Untuk membantu siswa terfokus pada proses belajar, pembelajaran dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan yang relevan atau menunjukkan gambar-gambar yang mendukung.
Web unj deklarasi konaspi untuk pendidikan guru ke depan: www.seminars.unj.ac.id/konaspi
Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa (orchestrated immersion)
Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan (relaxed allertness)
Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa (active processing)