Dokumen tersebut membahas tentang ahlak mulia seperti menjaga lidah, bersikap rendah hati, menghindari prasangka buruk, dan bersikap lemah lembut kepada yang lemah. Dokumen ini juga menyarankan untuk selalu berbuat kebajikan meski kecil dan meminta fatwa dari hati nurani bukan dari orang lain.
2. " Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)
"Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan
paling dusta. (HR. Bukhari)
"Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan
hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa
(terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)
Ahlak Mulia
3. "Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah
dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan
pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu." (HR.
Muslim)
"Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan
mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah
akan merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)
Ahlak Mulia
4. "Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang
yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR.
Ahmad)
"Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk
adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Ahlak Mulia
5. "Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa
yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang
merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang
meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)
Ahlak Mulia
6. "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan
mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku,
kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau
kepadanya." [HR. Muslim]
Ahlak Mulia
7. "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan
terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan
perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)
Ahlak Mulia
8. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan
rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang
bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa
amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh
orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini
menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula
pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan
atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas
bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)
Ahlak Mulia
9. "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong,
kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba
mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus
dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam
sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Ahlak Mulia
10. "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air
dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara
dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi dan an-Nasa'i]
Ahlak Mulia
11. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]
Ahlak Mulia