SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
1.100 HADITS PILIHAN
Cinta dan Benci
1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati
amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan
melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-
Thabrani)
4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana
kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan
sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)
Dukun dan Peramal
1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu
mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim)
2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah
mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud)
3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna
adalah syirik. (HR. Ibnu Majah)
4. Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah
bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali
yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas
dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara
atau arah terbangnya.
Hewan
1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati
karena lapar dan haus. (HR. Muslim)
2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR.
Bukhari)
3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam dan lain sebagainya.
4. Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau
melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari)
5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan.
Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur
(lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR. Bukhari)
Kebersihan
1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati
dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu
bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)
Penjelasan:
Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.
2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada
hari Jum’at. (HR. Ahmad)
3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting
(merapikan) kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR.
Bukhari)
4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan
dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)
5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak
dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya
sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)
6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku
khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi)
7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat
(melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan.
8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
9. Apabila seorang bersenggama dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia berwudhu
lebih dulu agar lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim)
10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi)
11. Apabila seorang bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember (bak)
air sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui dimana
tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud)
Kesombongan
1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR.
Muslim)
2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya
maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari
Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya maka
tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat.
(HR. Muslim)
5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi,
dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)
6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan
menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
Al-Quran
1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan
dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan
menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan
meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan
menghinakannya dan merendahkan derajatnya.
3. Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an. (Ad-
Dailami dan Al-Baihaqi)
4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan
yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari dan
Muslim)
5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
6. Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok.
(Mashabih Assunnah)
7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka.
(HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Maksud hadits ini adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan
akal pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat dan ulama
yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar.
8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka
sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad)
9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala
diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi)
Pembicaraan dan Ucapan
1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.
(HR. Bukhari)
2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di
antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk
surga.( HR. Abu Dawud)
4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)
5. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan.
6. Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu
Hibban)
7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan
harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)
8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah
kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu
dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)
9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka
banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR.
Ath-Thabrani)
10. Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah
penyembelihan. (HR. Bukhari)
12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya,
“Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah
memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)
13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR.
Muslim)
14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR.
Muslim)
15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari
dan Al Hakim)
16. Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya
pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri
dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia membuka tabir yang
telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR.
Abu Ya’la)
Pengobatan dan Penyakit
1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-
hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya,
kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR. Ashabussunnah)
2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan
tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung
jawab. (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar
meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya.
(HR. Bukhari)
5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah.
6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah
(melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami)
8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-
Baihaqi)
Penjelasan:
Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit.
9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu
Majah)
10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu
pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)
12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah
berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika
sehat.” (HR. Abu Hanifah)
13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu
menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan
terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR. Al Hakim)
Persoalan-Persoalan Pribadi
1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu
sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim dan Al-
Baihaqi)
2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu,
karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR.
Muslim)
3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu
kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan
yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya)
kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani)
4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab)
5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam kesalahan
yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah)
6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya.
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi)
Keterangan:
Banyak kasus yang terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil, maka
hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita. Orang tua dan
keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang dapat terjadi diluar
perkiraan.
8. Rasulullah bersabda dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan mata
adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut
kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Al
Hakim)
9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku
berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw menjawab,
“Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi,
“Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang) lebih
baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang.” (HR. Bukhari)
Keterangan:
Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah banyak.
10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa
bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari)
11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari)
12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah
‘Azza wajalla. (HR. Ahmad)
13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al
Hakim dan Tirmidzi)
14. Hak seorang muslim yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak
melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim)
15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian dari
mimpi kenabian. (HR. Bukhari)
16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama
kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim)
17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang
diketahuinya pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada pada
dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Perzinaan
1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah
menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)
2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum
yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-
wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta
yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat
dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim)
3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa
(memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap.
Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari)
4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab)
5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani)
Riya dan Nifak
1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’)
2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat
lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang
munafik. (HR. Ar-Rabii’)
4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini
dengan wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain.
(Mutafaq’alaih)
6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas,
dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda
yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR.
Ibnu Babawih).
7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari)
8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).
9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka
taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad)
Ujian dan Cobaan
1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla
bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat
kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya
kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian
yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut
kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya
kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi
bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah).
(HR. Bukhari)
5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan
amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR.
Ath-Thabrani)
6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya
(kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku
ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)
8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau
kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah
menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya
orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)
10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan
cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek
bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.
12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji
kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi
Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada
yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-
Thabrani)
13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari
kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)
14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah
kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan
meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan
memberinya berkah. (HR. Ahmad)
17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak
dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-
Thabrani)
15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain
dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)
16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi
lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang
memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Amal Perbuatan
1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa
iman. (HR. Ath-Thabrani)
2. Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia
dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana
dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal sholeh
sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)
3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.
4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang
anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)
5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi
sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli
neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR.
Bukhari)
6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan
ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan
apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang
diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-
sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya
(kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua)
sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia
membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak
bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah.
Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh
rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta
kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang,
serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR.
Tirmidzi dan Ahmad)
7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan
kesedihan. (HR. Ahmad)
8. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi Saw
menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan yang
bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi Saw menjawab, “Adalah orang yang panjang
usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na’im)
9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan)
meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani
dan Al Bazzar)
11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu
sendiri jemu. (HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling
bertakwa. (Ath-Thahawi)
Kezaliman
1. Jauhilah kezaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah
kekikiran, sesungguhnya kekikiran telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu, mereka saling
membunuh dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan. (HR. Bukhari)
2. Barangsiapa berjalan bersama seorang yang zalim untuk membantunya dan dia mengetahui
bahwa orang itu zalim maka dia telah ke luar dari agama Islam. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Do’anya seorang yang dizalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa
dirinya sendiri. (HR. Ahmad)
4. Waspadalah terhadap do’a orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada
tabir penyekat. (HR. Mashabih Assunnah)
5. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menangguhkan azabnya terhadap orang zalim dan bila
mengazabnya tidak akan luput. Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam surat Hud ayat 102:
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim.
Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (HR. Muslim)
6. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Dengan keperkasaan dan keagunganKu, Aku akan
membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang akan datang. Aku akan membalas
terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi sedang dia mampu menolongnya tetapi tidak
menolongnya.” (HR. Ahmad)
7. Kebaikan yang paling cepat mendapat ganjaran ialah kebajikan dan menyambung hubungan
kekeluargaan, dan kejahatan yang paling cepat mendapat hukuman ialah kezaliman dan pemutusan
hubungan kekeluargaan. (HR. Ibnu Majah)
8. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan
Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu Dawud)
9. Barangsiapa menzalimi orang lain terhadap sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit dengan
tujuh bumi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Murah Hati – Boros – Kikir
1. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR.
Bukhari)
2. Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun
tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada
manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai
Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani)
3. Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari
perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab)
4. Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi)
5. Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum kamu.
(HR. Muslim)
6. Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah
niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani)
Zuhud dan Tamak
1. Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku
suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia.” Rasulullah Saw
menjawab, “Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan
jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia.”
(HR. Ibnu Majah).
2. Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan
disenangkan Allah dengan pemberianNya itu. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Dia merasa senang dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit.
3. Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan
bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin. (HR. Bukhari)
4. Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku
menjawab, “Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar aku
akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur kepada-
Mu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
5. Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. (HR.
Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal
yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah. (HR.
Bukhari)
7. Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang. (HR. Al-Baihaqi)
8. Barangsiapa zuhud di dunia maka ringan baginya segala musibah. (HR. Asysyihaab)
9. Dua orang pelahap yang tidak pernah kenyang yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR. Al
Bazzaar)
10. Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
11. Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)
Keberanian dan Ketakutan
1. Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa
yang sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya. (HR.
Ahmad)
2. Rasa takut (segan) kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila rnengetahui suatu
yang hak untuk menegakkannya. (HR. Ahmad)
3. Di antara wasiat-wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah: “Jangan takut berada di jalan Allah
terhadap celaan orang yang suka mencela.” Aku berkata, “Tambah lagi ya Rasulullah.” Beliau
melanjutkan pesannya: “Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit.”( HR. Ibnu
Hibban)
Benar dan Dusta
1. Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan
kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di
sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa
kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih
dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)
2. Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan
bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
3. Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar
mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4. Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al
Bazzaar)
5. Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka
mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR.
Ahmad)
Penjelasan:
Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta
kepada isteri untuk memelihara kerukunan.
6. Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu
sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)
7. Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan
(merukunkan), dan Allah membenci kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR.
Ibnu Babawih)
Tolong-Menolong
1. Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu
dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). (Mutafaq’alaih)
2. Kaum muslimin ibarat satu tangan terhadap orang-orang yang di luar mereka. (HR. Asysyihaab)
3. Kekuatan disertakan kepada jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri)
maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)
4. Tiadalah kamu mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang yang
lemah dari kalangan kamu. (HR. Bukhari)
5. Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad-
Dunia dan Asysyihaab)
6. Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR.
Ahmad)
7. Seorang menjadi kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab)
Sabar
1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-
Baihaqi)
2. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya
daripada sabar. (HR. Al Hakim)
3. Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR.
Bukhari)
4. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan
musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)
5. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan
cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Akhlak yang Buruk
1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling
bodoh. (HR. Bukhari)
2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR.
Bukhari)
4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang
meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)
6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu
banyak bertanya. (HR. Bukhari)
7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu
yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada
esok harinya dia bercerita kepada kawannya, “Tadi malam aku berbuat begini…begini…” Lalu dia
membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah ‘Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan
mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah akan
mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah)
rumahnya. (HR. Ahmad)
9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka
atau hampir merusak mereka. (HR. Ahmad)
10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu
memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR. Al
Hakim)
11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih
mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah
(orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia
pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta
orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan
orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan
ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas
bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-
kawannya. (HR. Ad-Dailami)
13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia
karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq’alaih)
14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang
buruk. (HR. Ahmad)
15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut
dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan
agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak
akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)
16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak
mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh,
bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari
serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan
akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari
mereka. (HR. Abu Dawud)
19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur
nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta
dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling
bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui
batas). (HR. Al Hakim)
Akhlak
1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik
akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)
2. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik.
(HR. Abu Dawud)
3. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, “Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang
kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga.
Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?” Nabi Saw menjawab, “Dia disuruh memilih
dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, “Ya Robbku, orang ini ketika
dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu
Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat.” (HR. Ath-
Thabrani)
4. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang
menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
5. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan
kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)
6. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang
lain. Nabi Saw menjawab, “Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)’.”
(HR. Muslim)
7. Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan
pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang
baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal
yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak
tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
8. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan
tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-
Dailami)
9. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang
lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa
angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada
kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang
lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara
harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir),
serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-
Thabrani)
10. Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang
lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)
11. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan
ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
12. Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari
siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu Hibban)
13. Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
14. Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan
(menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta’ala. (HR. Ahmad)
15. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw
berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap
berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR. Bukhari)
16. Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)
17. Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta. (HR.
Bukhari)
18. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya.
Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari
setan. (HR. Asysyihaab)
19. Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan
dengannya. (HR. Tirmidzi)
20. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan
berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena
dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim)
21. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)
22. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya,
dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya. (HR. Ath-
Thabrani)
23. Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang
menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)
25. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah
kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
26. Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari
keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)
27. Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan
kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)
28. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang
menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan
menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu.
(HR. Muslim)
24. Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari
kesombongan. (HR. Al-Baihaqi)
Anak Yatim
1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
(Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).
2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang
diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di
dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)
3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari
kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal wafat
suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik namun
dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan anak-anaknya yang yatim sampai mereka kawin
(berkeluarga dan berumah tangga) atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu Hanifah)
5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah)
6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan
menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta
kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap
tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang
yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan
kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan
memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan (diperdagangkan)
dan jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-Baihaqi)
Pembantu Rumah Tangga dan Para Budak
1. Abu Sa’id Al Badri berkata, “Aku sedang menyambuk budakku yang muda, lalu aku mendengar
suara orang menyeru dari belakangku. Orang itu berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Sungguh
aku tidak tahu suara siapakah itu karena ketika itu aku sedang berang (marah). Ketika orang itu
mendekatiku tahulah aku ternyata yang datang adalah Rasulullah Saw. Beliau berkata, “Ketahuilah
hai Aba Mas’ud…Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Mendengar perkataan itu aku campakkan cambuk
dari tanganku. Beliau kemudian melanjutkan ucapannya, “Ketahuilah, hai Aba Mas’ud,
sesungguhnya Allah lebih mampu bertindak terhadapmu daripada tindakanmu terhadap anak muda
itu.” Aku spontan menjawab, “Ya Rasulullah, dia sekarang ini aku merdekakan karena Allah.” Nabi
Saw berkata, “Kalau kamu tidak memerdekakannya maka api neraka akan menjilatmu.” (HR.
Muslim)
2. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya
berbuat keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap hari
tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)
3. Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan pembantumu bagimu pahala di neraca timbanganmu.
(HR. Ibnu Hibban)
4. Bagi seorang budak jaminan pangan dan sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan
pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. (HR. Muslim)
5. Pelayan-pelayanmu adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah
kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya hendaklah
mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian serupa dengan yang dia
pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat mereka tunaikan. Jika
kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah kamu ikut membantu mereka. (HR. Bukhari)
6. Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa
menjadi musuhku maka aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku lalu dia
ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang yang merdeka (bukan budak) lalu
memakan uang harga penjualannya. Ketiga, seorang yang mengkaryakan (memperkerjakan)
seorang buruh tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya upah.
(HR. Ibnu Majah)
7. Jangan memukul budak perempuanmu hanya karena dia memecahkan barang pecah-belahmu.
Sesungguhnya barang pecah-belah itu ada waktu ajalnya seperti ajalnya manusia. (HR. Abu Na’im
dan Ath-Thabrani)
8. Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum kering keringatnya. (HR. Abu Ya’la)
9. Apabila seseorang memukul pelayannya (pembantunya) lalu dia menyebut Allah maka hendaklah
dia mengangkat tangannya (menghentikan niat memukul). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
10. Berdosalah orang yang menahan pemberian pangan kepada orang yang menjadi tanggungannya.
(HR. Muslim)
11. Nabi Saw melarang memperkerjakan seorang buruh sebelum jelas upah yang akan diterimanya.
(HR. An-Nasaa’i)
12. Menzhalimi upah terhadap buruh termasuk dosa besar. (HR. Ahmad)
13. Seorang budak yang setia kepada tuannya dan beribadah kepada Robbnya dengan baik maka
baginya dua kali lipat pahala. (HR. Asysyihaab)
14. Barangsiapa yang merusak hubungan pelayannya dengan keluarganya bukanlah dia dari
golongan kami dan barangsiapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia
juga bukan termasuk golongan kami. (HR. Al-Baihaqi)
Tetangga
1. Malaikat Jibril Alaihissalam selalu berpesan kepadaku tentang tetangga sehingga aku mengira dia
akan menetapkan hak waris bagi tetangga. (HR. Bukhari)
2. Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan
dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi).
3. Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya. (HR. Bukhari dan
Muslim)
4. Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding
rumahnya. (HR. Bukhari)
5. Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya.
Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu
tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya
dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah
meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran
angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu
menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)
6. Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas
dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
7. Nabi Saw berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat
pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah.” (HR.
Ibnu ‘Asakir)
8. Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya
lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazzaar)
9. Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah
dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) .
10. Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah.
Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian).
(HR. Al Khatib)
Ayah – Ibu – Anak – Keluarga
1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak
pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)
2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw
bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?” Orang itu menjawab,
“Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad.”
(Mutafaq’alaih)
Penjelasan:
Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk
mengurusi mereka.
3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.”
(Asy-Syafi’i dan Abu Dawud)
Keterangan:
Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan,
ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: “Ya Rasulullah,
sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ….” “Pergilah Kau membawa ayahmu kesini”,
perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah
kepada beliau. Jibril berkata: “Ya, Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla mengucapkan salam
kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa
yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka
nabi pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin
mengambil uangnya?” Lelaki tua itu menjawab: “Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah,
bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati
(saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?” Rasulullah bersabda lagi: “Lupakanlah hal
itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah
didengar oleh telingamu!” Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak
bahagia, dia berkata: “Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat
keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua
telingaku tak pernah mendengarnya …” Nabi mendesak: “Katakanlah, aku ingin mendengarnya.”
Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya mengatakan kepadanya kata-
kata ini: ‘Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku
kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran
sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita.
Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal
aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan,
kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan
keutamaan. Sayang…, kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga
jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di
dirimu …, seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.’ Selanjutnya
Jabir berkata: “Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya
berkata: “Engkau dan hartamu milik ayahmu!” (HR. At-Thabarani dalam “As-Saghir” dan Al-
Ausath).
4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang
tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.
5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia
mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR.
Muslim)
6. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan
persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian
yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih).
7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang
anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).
8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan
dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan.
(HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).
9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah
(yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
Penjelasan:
Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.
10. Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya.
(HR. Ad-Dailami)
11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana
(mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw menjawab, “Dia
mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-
maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq’alaih)
12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)
13. Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah
kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).
14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam
kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)
15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi
Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya
kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).
17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka
tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR.
Ath-Thahawi).
18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan
Muslim)
19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu
terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-
Thabrani)
20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)
21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu
‘Asakir).
22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib
baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).
23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela
dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)
24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).
25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang
disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan
diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)
26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia
bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya,
diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang
dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii’).
27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)
29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq’alaih)
30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan
dan pengaduan: “Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan
dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi.”
Lalu Allah menjawab: “Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu dengan orang yang
menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus hubungannya dengan
kamu. (HR. Bukhari)
31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang
yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada
kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara
(baitul maal). (HR. Ahmad)
33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).
32. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam
menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)
Wanita
1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)
3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka.
Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab, “Mereka
mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari
mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata,
“Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku.” (HR. Bukhari)
4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal
(pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya
dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak
kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari)
5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka
hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam
dirinya. (HR. Muslim)
6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya
adalah syetan. (HR. Abu Dawud)
7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai
Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)
8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi
mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi
mahramnya. (HR. Muslim)
9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di
rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)
10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia
mahramnya. (HR. Muslim)
11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki)
dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-
Nasaa’i)
12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada
godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka
wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)
14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).
Pergaulan
1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab.
(HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)
2. Lakukanlah ziarah dengan jarang-jarang agar lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban)
3. Laki-laki memberi salam kepada wantia dan wanita jangan memberi salam kepada laki-laki. (HR.
Ad-Dainuri)
4. Apabila kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila
berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istighfar. (HR. Ath-Thahawi)
5. Sahabat Anas Ra berkata, “Kami disuruh oleh Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih
daripada “wa’alaikum”. (HR. Ad-Dainuri).
Penjelasan:
Yakni ketika orang non muslim (Yahudi, Nasrani, dan lain-lain) memberi salam kepada seorang
muslim maka jawabannya tidak boleh lebih dari: “Wa’alaikum,” artinya: “Dan juga bagimu”.
Namun jika yang mengucapkan salam tersebut orang Islam, maka kita harus membalasnya dengan
ucapan yang lebih baik, atau minimal sama. Firman Allah, “Apabila kamu dihormati dengan suatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang
serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surat 4. AN NISAA’ – Ayat 86)
6. Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap
“Alhamdulillah” dan beristighfar maka Allah ‘Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu
Dawud)
7. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)
8. Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan
meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan
tidak enak baginya). (HR. Bukhari)
9. Apabila seorang bertamu lalu minta ijin (mengetuk pintu atau memanggil-manggil) sampai tiga
kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR. Bukhari)
10. Seorang tamu yang masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk
kaum itu sebab mereka lebih mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka. (HR. Ath-Thabrani)
11. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh
lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan
berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)
12. Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-
hati dalam memilih kawan pendamping. (HR. Ahmad)
13. Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka peliharalah
kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)
14. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari
yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
15. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan
kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)
16. Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka untuk
mencolok matanya. (HR. Muslim)
17. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera
memperbaikinya. (HR. Bukhari)
18. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan
kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya
(yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)
19. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan
mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii’)
20. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak
mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama
baiknya). (HR. Muslim)
21. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)
22. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami
memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Rasulullah kemudian berkata, “Kalau
memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya.” Mereka bertanya, “Apa haknya jalanan
itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memalingkan pandangan (bila wanita lewat),
menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma’ruf nahi
mungkar.” (Mutafaq’alaih)
23. Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-
Baihaqi)
24. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah
tersebut. (HR. Bukhari)
25. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)
26. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat
melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)
27. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka
Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)
28. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban
menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk
sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-
Baihaqi)
29. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta
hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan
Allah untuknya. (HR. Al Hakim)
30. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah
akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi)
31. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal
sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat.
(HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)
32. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling
mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)
33. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya
sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)
34. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada
orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya,
jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)
35. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia
dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)
36. Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan
termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)
37. Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan
menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)
38. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)
39. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan
bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang
Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan
ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)
40. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada
paksaan. (HR. Malik)
41. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)
42. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya
melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang
terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)
43. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
44. Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia
orang lain). (HR. Bukhari)
45. Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu
tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR.
Muslim)
46. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu
minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk
ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR.
Bukhari)
Halal dan Haram
1. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal
musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan
manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan
dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di
sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja
mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang
diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik,
maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak.
Ketahuilah, dia itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Keterangan:
Khusus untuk hadits no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-
Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih ini
kurang tepat. Disana disebutkan, “Barangsiapa terperosok ke dalam hal yang syubhat (perkara-
perkara yang diragukan hukumnya) maka dia terperosok dalam yang haram.” Padahal kalimat yang
tepat bukan menyatakan “pasti”, tapi “hampir-hampir” terperosok kepada yang haram.
Wallaahu’alam.
2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: “Apabila aku shalat semua yang fardhu (yang
wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari itu, apakah aku bisa masuk surga?” Nabi Saw
menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)
3. Lautan airnya suci (untuk wudhu) dan bangkai ikannya halal (untuk dimakan). (HR. Bukhari)
4. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan sesuatu
yang haram. (HR. Asysyihaab)
5. Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam
(syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari)
6. Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak
ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud)
7. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya.
(HR. Ath-Thabrani)
Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan
1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla,
dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu
pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu
pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii’)
2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat
(sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau
tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR. Ibnu Majah)
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah
rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu
untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang
kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama
terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
(HR. Muslim)
8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)
9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis
taklim.” (HR. Ath-Thabrani)
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan
ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat dan
seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya. (HR.Ar-Rabii’)
11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti
oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala
sesuatu. (HR. Ad-Dailami)
13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu
Dawud)
14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum
yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang
memberi fatwa. (HR. Ahmad)
17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan
ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia
adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal
perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)
20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua
yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR. Abu
Dawud dan Aththusi)
21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan
mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang
mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu
pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia
mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub)
dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang
penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir.
(HR. Bukhari)
24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR.
Abu Na’im)
Catatan Kaki:
[1] Pengemban Al Qur’an dan ahlinya termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak ajaran
Al Qur’an.
Jaman
1. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya.
Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya
kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak
menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi)
2. Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya
sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad)
3. Jangan memaksa dirimu berjaga (tidak tidur) pada malam hari karena kamu tidak mampu
melakukannya. Bila seseorang mengantuk maka hendaklah dia tidur di tempat tidurnya sendiri dan
itu lebih aman. (HR. Ad-Dailami)
4. Pada hari Jum’at terdapat saat yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu
kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (Khatib) sampai
usainya shalat. (HR. Muslim)
Dunia dan Segala Isinya
1. Barangsiapa pada pagi hari aman dalam kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan untuk
seharinya, maka dia seolah-olah memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR. Tirmidzi)
2. Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam
laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah
pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)
4. Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu kholifah dan Allah mengamati
apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya fitnah pertama
yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita. (HR. Ahmad)
5. Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-
orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu
jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian
banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan.”
Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan
yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
6. Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti
adalah bila dilapangkannya dunia bagimu sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi
orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka berlomba, lalu
kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka dibinasakan. (HR. Ahmad)
7. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu
namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah
siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan
seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan kehormatannya tergantung dari
ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR. Ath-Thabrani)
8. Janganlah kalian mencaci-maki dunia. Dia adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang dapat
meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan. (HR. Ad-Dailami)
9. Sesungguhnya Allah melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga
menyayanginya sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari
makanan serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)
Muamalah (Hubungan Kemasyarakatan)
1. Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Apabila Allah menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah
memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah
menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi mereka pintu
pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)
3. Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan
saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas penawaran
yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim
lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak membohonginya dan tidak
merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga
kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim
haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya. (HR.
Muslim)
4. Pedagang yang jujur amanatnya kelak di hari kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan para
shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Nabi Saw melarang menjual-beli uang muka (persekot). Artinya, memperjual belikan uang muka.
(HR. Abu Dawud)
6. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli maka keputusan ada di tangan penjual.
Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli batal. (HR. Abu Hanifah)
7. Barangsiapa menjual buah-buahan lalu buah-buahan itu rusak (busuk) maka dilarang menerima
uang penjualannya. Mengapa dia mengambil dengan tidak sah uang saudaranya semuslim? (HR.
Ibnu Majah)
8. Rasulullah Saw melarang orang menjual air. (Mutafaq’alaih)
Keterangan:
Yakni air yang bersumber dari sumber aslinya, seperti air hujan, mata air pegunungan, air sungai,
air laut, air danau, dan lain-lain. Seandainya ada orang yang hendak mengambil air ke sumber-
sumber air tersebut, maka siapapun tidak berhak untuk melarang atau pun menjual dan menentukan
harga airnya. Siapapun tidak ada yang boleh menguasai dan memonopoli sumber-sumber air
tersebut. Firman Allah, “Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (Surat 16. AN NAHL – Ayat 10). Namun,
seandainya air tersebut sudah di proses, misalnya yang semula masih kurang hygenis, lalu diolah
dan diproses menjadi air murni yang segar (seperti air dalam kemasan) yang layak untuk diminum,
maka boleh untuk dijual, karena orang atau perusahaan yang telah memprosesnya tersebut telah
mengeluarkan tenaga serta biaya juga. Wallaahu’alam.
9. Apabila seorang kehilangan atau kecurian barangnya kemudian ditemukan di tangan seseorang
maka orang itu (yang kehilangan) lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun orang yang
membeli barang tersebut hendaknya menuntut pengembalian uangnya dari penjual barang tersebut.
(HR. Ibnu Majah)
10. Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)
11. Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah
dan penagihan yang mudah. (HR. Ath-Thahawi)
12. Rasulullah Saw melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak
kebutuhan) dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah)
13. Tidak sah perceraian, penjualan atau pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu Hanifah)
14. Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :”Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang
berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang
lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku ke luar dari mereka.” (Abu Dawud)
15. Orang yang mendatangkan barang dagangan (impor) untuk dijual selalu akan memperoleh
rezeki dan orang yang menimbun barang akan dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi)
16. Barangsiapa menimbun bahan pangan kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan menimpanya
dengan kebangkrutan dan penyakit lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
17. Rasulullah Saw memutuskan untuk mendahulukan penyelesaian hutang sebelum melaksanakan
wasiat. (HR. Al Hakim)
Keterangan:
Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana tata urutan menunaikan harta warisan ketika seseorang
meninggal dunia. Maka yang pertama adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan wasiat,
kemudian baru sisa harta warisan yang ada dibagikan kepada ahli waris.
18. Berhati-hatilah dalam berhutang. Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan pada malam hari
dan kerendahan diri (kehinaan) di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi)
19. Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah
kezaliman. (HR. Bukhari)
20. Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia
dilunasi. (HR. Ahmad)
21. Barangsiapa mengambil harta orang-orang untuk disampaikannya (kepada yang berhak) maka
Allah akan menyampaikannya dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud merusaknya maka
Allah akan merusak orang itu. (HR. Bukhari)
22. Jangan menimbulkan ketakutan pada dirimu sendiri sesudah terasa olehmu keamanan
(ketentraman). Para sahabat bertanya, “Apa yang menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Hutang.” (HR. Ahmad)
23. Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari)
24. Seorang hamba muslim yang membayar hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan ikatan
penggadaiannya pada hari kiamat. (HR. Mashabih Assunnah)
25. Hutang adalah bendera Allah di muka bumi. Apabila Allah hendak menghinakan seorang
hamba maka diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
26. Waspadalah dan hindarilah do’a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali
hutangnya. (HR. Ad-Dailami)
27. Berlakulah lunak dan saling mengasihi. Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang lain.
Apabila orang yang punya hak mengetahui kebaikan yang akan diperolehnya disebabkan menunda
tuntutannya atas haknya pasti orang yang punya tuntutan atas haknya akan lari menjauhi orang yang
dituntutnya. (HR. Bukhari)
28. Apabila seorang menghutangi orang lain maka janganlah mengambil suatu kelebihan (komisi).
(HR. Ahmad)
29. Barangsiapa mengangkat senjata terhadap kami tidaklah dia dari golongan kami dan
barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari golongan kami. (HR. Bukhari)
30. Unta yang digadaikan boleh ditunggangi karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan
susunya boleh diminum oleh orang yang menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari)
31. Seorang laki-laki yang menzinai wanita merdeka atau budak maka anaknya adalah anak zina.
Dia tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi)
32. Pembunuh tidak bisa menerima warisan dari orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi)
33. Seorang kafir tidak boleh mewarisi harta orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh
mewarisi harta orang kafir. (HR. Bukhari)
34. Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah)
35. Barangsiapa menanami lahan orang lain tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya pengembalian
biaya penanaman dan tidak mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR. Ahmad)
36. Pemilik hak berhak pula berbicara agak keras (misalnya terhadap yang berhutang). (HR.
Bukhari dan Muslim)
37. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang
rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu Dawud)
Menunaikan Amanat
1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap
orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
2. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
menepati janji. (HR. Ad-Dailami)
3. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang
amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
4. Apa yang dibicarakan dan terjadi dalam majelis-majelis (rapat atau pertemuan) harus dijaga dan
dipelihara sebagai amanat. (HR. Abu Dawud)
Kemiskinan
1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin).
Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR.
Bukhari dan Muslim)
2. Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1] sebelum orang-orang kaya
memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
3. Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat. (HR. Ath-
Thabrani dan Asysyihaab)
4. Balasan amal dari seorang miskin terhadap orang kaya ialah kesetiaan (keikhlasan) dan doa. (HR.
Abu Dawud)
5. Kasihanilah tiga golongan orang yaitu orang kaya dalam kaumnya lalu melarat, seorang yang
semula mulia (terhormat dalam kaumnya) lalu terhina, dan seorang ‘alim yang dipermainkan
(diperolok-olok) oleh orang-orang yang dungu dan jahil. (HR. Asysyihaab)
6. Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran. (HR. Ath-
Thabrani)
Catatan Kaki:
[1] Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu
tahun di dunia. Wallaahu’alam.
Harta dan Kekayaan
1. Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya
ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya’la)
2. Setiap orang lebih berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap
manusia. (HR. Al-Baihaqi)
3. Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR.
Ad-Dailami)
4. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi
orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya
Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).”
(Mutafaq’alaih)
5. Harta yang dizakati tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim)
6. Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)
7. Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR.
Aththusi)
8. Anak Adam berkata: “Hartaku… hartaku…” Nabi Saw bersabda: “Adakah hartamu, hai anak
Adam kecuali yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau
sedekahkan lalu kamu tinggalkan.” (HR. Muslim)
9. Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu
Dawud)
10. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-
benda. (HR. Tirmidzi)
11. Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang
diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)
12. Wahai ‘Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad)
13. Pada akhir jaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan
urusan dunianya. (HR. Ath-Thabrani)
14. Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta
dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)
15. Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka
api neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari)
16. Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di
sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang
memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka
tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun
hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)
17. Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan
di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)
18. Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan
sedekahkanlah sebagiannya. (HR. Muslim)
19. Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan
memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi)
Mata Pencaharian dan Hasil Kerja
1. Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa,
dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak
akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada
Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah
kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya
bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)
3. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
4. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada
siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat,
sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR.
Ath-Thabrani)
6. Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari
rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
7. Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas
dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah
dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang
diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih)
8. Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
9. Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR. Al-
Baihaqi)
Keterangan:
Yakni senantiasa bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan suka
berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena di khawatirkan
pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang dari genggaman karena kesibukkan
nya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang mampu maka hal tersebut tidak mengapa.
10. Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari
rezeki. (HR. Ath-Thabrani)
11. Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada
pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
12. Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad)
13. Barangsiapa menghidupkan lahan mati maka lahan itu untuk dia. (HR. Abu Dawud dan
Aththusi)
Keterangan:
Hal tersebut khusus untuk lahan atau tanah kosong yang tidak ada pemiliknya. Jika lahan atau tanah
kosong tersebut ada pemiliknya maka tidak boleh diambil dengan jalan yang bathil.
14. Carilah rezeki di perut bumi. (HR. Abu Ya’la)
15. Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab)
16. Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta
ambisinya. (HR. Aththusi)
17. Mata pencaharian paling afdhol adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil
keterampilan tangan. (HR. Al-Bazzar dan Ahmad)
18. Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur
(ikhlas). (HR. Ahmad)
Jihad dan Perang
1. Aku menginginkan berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan lagi dan mati lagi,
lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari)
2. Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka.
(HR. Bukhari)
3. Berjaga-jaga satu malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari seribu malam dishalati
malam harinya dan dipuasai siang harinya. (HR. Al Hakim)
4. Tidak ada hijrah lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan apabila diserukan berangkat
(pergi berperang) maka berangkatlah. (HR. Bukhari)
5. Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat.
Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat mencapainya
hanya orang yang paling utama di antara mereka. (HR. Ath-Thabrani)
6. Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa’i)
7. Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan ilmuwan
(cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan membimbing
manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami)
8. Tiada setetes yang lebih disukai Allah ‘Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR.
Ath-Thahawi)
9. Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan Allah maka dia
terhitung ikut berperang dan barangsiapa ikut memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni) orang
yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari)
10. Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. Mohonlah
kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah (yakni sabar
menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak di bawah
bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)
11. Rasulullah Saw bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya) berpesan:
“Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah Rasulullah. Janganlah
kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan. Janganlah kamu
berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap musuh. Jangan membunuh
anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
12. Rasulullah Saw mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka mengobati orang
yang terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka bagian dari harta rampasan tetapi memberi
mereka dari kelebihan (sisa) pembagian. (HR. Muslim)
13. Perang adalah tipu daya. (HR. Bukhari)
14. Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi peternak-peternak dan senang
hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan menimpakan
kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga kamu kembali kepada Ad
Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
15. Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah,
durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR. Ath-
Thabrani)
16. Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR.
Ath-Thabrani)
17. Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang
terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu bagaimana
tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha membunuh
kawannya.” (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Yang terbunuh berusaha membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan
Hadits pilihan

More Related Content

What's hot

Bab 3 asmaul husna
Bab 3 asmaul husnaBab 3 asmaul husna
Bab 3 asmaul husnaIsmail Zain
 
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMA
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMAAGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMA
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMAAldi Aldinar
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Lis Kuw
 
Salawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsSalawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsAbdurrauf Kurniadi
 
Fenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatFenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatZezen Wahyudin
 
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempatAllah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat555
 
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu Rasytah
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahTafsir al Fatihah Syekh Atha Abu Rasytah
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarMuhsin Hariyanto
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)Taufik Rahman
 
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptQur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptUlfah Nur Azizah
 
Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Muhsin Hariyanto
 

What's hot (18)

Kumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standarKumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standar
 
Bab 3 asmaul husna
Bab 3 asmaul husnaBab 3 asmaul husna
Bab 3 asmaul husna
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Tafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyatTafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyat
 
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMA
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMAAGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMA
AGAMA BAB 3 ASMAUL HUSNA SMA
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Muhammad Ikhsan. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Materi agama islam "AL-Kariim"
Materi agama islam "AL-Kariim"Materi agama islam "AL-Kariim"
Materi agama islam "AL-Kariim"
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu
 
Salawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsSalawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous Blessings
 
Fenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatFenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di Masyarakat
 
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempatAllah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
 
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu Rasytah
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahTafsir al Fatihah Syekh Atha Abu Rasytah
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu Rasytah
 
bab Nahi
bab Nahibab Nahi
bab Nahi
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
 
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptQur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01
 

Similar to Hadits pilihan

Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaHelmon Chan
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaHelmon Chan
 
Adab berbicara dalam
Adab berbicara dalamAdab berbicara dalam
Adab berbicara dalamterate87
 
Al akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAl akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAzam Safari
 
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptx
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptxADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptx
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptxIffahSaliqah1
 
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdin
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdinBelajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdin
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdinMuhammad Idris
 
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3Helmon Chan
 
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4Helmon Chan
 
Allah dan ciptaan Nya
Allah dan ciptaan NyaAllah dan ciptaan Nya
Allah dan ciptaan NyaEko Sudibyo
 

Similar to Hadits pilihan (20)

Sunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utamaSunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utama
 
Sunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utamaSunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utama
 
Sunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utamaSunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utama
 
Sunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utamaSunnah sunnah yang utama
Sunnah sunnah yang utama
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surga
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surga
 
Menjaga lidah
Menjaga lidahMenjaga lidah
Menjaga lidah
 
Adab berbicara dalam
Adab berbicara dalamAdab berbicara dalam
Adab berbicara dalam
 
Al akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAl akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudah
 
Akhlak sesama muslim
Akhlak sesama muslimAkhlak sesama muslim
Akhlak sesama muslim
 
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptx
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptxADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptx
ADAB BERBICARA DAN MENDENGAR.pptx
 
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdin
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdinBelajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdin
Belajar mudah tauhid uluhiyyah diterjemah oleh ust. ade nurdin
 
Keistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukmininKeistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukminin
 
Keistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukmininKeistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukminin
 
Keistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukmininKeistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukminin
 
Keistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukmininKeistimewaan muslimin dan mukminin
Keistimewaan muslimin dan mukminin
 
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 3
 
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4
Bahan motivasi dan dawah ahlak mulia 4
 
Allah dan ciptaan Nya
Allah dan ciptaan NyaAllah dan ciptaan Nya
Allah dan ciptaan Nya
 
Berfikir islami
Berfikir islamiBerfikir islami
Berfikir islami
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Hadits pilihan

  • 1. 1.100 HADITS PILIHAN Cinta dan Benci 1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) 2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami) 3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath- Thabrani) 4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari) 6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim) Dukun dan Peramal 1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud) 3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah) 4. Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad) 5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim) Penjelasan: Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara atau arah terbangnya. Hewan 1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati karena lapar dan haus. (HR. Muslim) 2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. Bukhari) 3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam dan lain sebagainya.
  • 2. 4. Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari) 5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR. Bukhari) Kebersihan 1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi) Penjelasan: Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah. 2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum’at. (HR. Ahmad) 3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting (merapikan) kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR. Bukhari) 4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi) 5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud) 6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi) 7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad) Penjelasan: Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan. 8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 9. Apabila seorang bersenggama dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia berwudhu lebih dulu agar lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim) 10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi) 11. Apabila seorang bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember (bak) air sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui dimana tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud) Kesombongan 1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
  • 3. 3. Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim) 4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim) 5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas) 6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad) Al-Quran 1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim) 2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR. Muslim) Penjelasan: Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan menghinakannya dan merendahkan derajatnya. 3. Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an. (Ad- Dailami dan Al-Baihaqi) 4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) 6. Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok. (Mashabih Assunnah) 7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Maksud hadits ini adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan akal pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat dan ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar. 8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad) 9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi) Pembicaraan dan Ucapan 1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari)
  • 4. 2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari) 3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk surga.( HR. Abu Dawud) 4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari) 5. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad) Penjelasan: Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan. 6. Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban) 7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab) 8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami) 9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani) 10. Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) 11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari) 12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad) 13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim) 14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR. Muslim) 15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim) 16. Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih) 17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Abu Ya’la) Pengobatan dan Penyakit
  • 5. 1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba- hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR. Ashabussunnah) 2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah) 4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari) 5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari) Penjelasan: Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah. 6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim) 7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah (melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami) 8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al- Baihaqi) Penjelasan: Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit. 9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu Majah) 10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah) 11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari) 12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah) 13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR. Al Hakim) Persoalan-Persoalan Pribadi 1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim dan Al- Baihaqi) 2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim) 3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan
  • 6. yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani) 4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab) 5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah) 6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi) Keterangan: Banyak kasus yang terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil, maka hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita. Orang tua dan keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang dapat terjadi diluar perkiraan. 8. Rasulullah bersabda dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Al Hakim) 9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang) lebih baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang.” (HR. Bukhari) Keterangan: Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah banyak. 10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari) 11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari) 12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah ‘Azza wajalla. (HR. Ahmad) 13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al Hakim dan Tirmidzi) 14. Hak seorang muslim yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim) 15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian dari mimpi kenabian. (HR. Bukhari) 16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim) 17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang diketahuinya pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada pada dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
  • 7. Perzinaan 1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim) 2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita- wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim) 3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari) 4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab) 5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani) Riya dan Nifak 1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’) 2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani) 3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang munafik. (HR. Ar-Rabii’) 4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini dengan wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain. (Mutafaq’alaih) 6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih). 7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari) 8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami). 9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad) Ujian dan Cobaan 1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi) 2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari) 3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian
  • 8. yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari) 4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari) 5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani) 6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi) 7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad) 8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari) 9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar) 10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari) Penjelasan: Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah. 12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath- Thabrani) 13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la) 14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad) 17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath- Thabrani)
  • 9. 15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami) 16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi) Amal Perbuatan 1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani) 2. Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah) 3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim) Penjelasan: Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan. 4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim) 5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari) 6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh- sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad) 8. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi Saw menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan yang
  • 10. bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi Saw menjawab, “Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na’im) 9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari) 10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar) 11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari) 12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi) Kezaliman 1. Jauhilah kezaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah kekikiran, sesungguhnya kekikiran telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu, mereka saling membunuh dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan. (HR. Bukhari) 2. Barangsiapa berjalan bersama seorang yang zalim untuk membantunya dan dia mengetahui bahwa orang itu zalim maka dia telah ke luar dari agama Islam. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani) 3. Do’anya seorang yang dizalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa dirinya sendiri. (HR. Ahmad) 4. Waspadalah terhadap do’a orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada tabir penyekat. (HR. Mashabih Assunnah) 5. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menangguhkan azabnya terhadap orang zalim dan bila mengazabnya tidak akan luput. Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam surat Hud ayat 102: “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (HR. Muslim) 6. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Dengan keperkasaan dan keagunganKu, Aku akan membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang akan datang. Aku akan membalas terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi sedang dia mampu menolongnya tetapi tidak menolongnya.” (HR. Ahmad) 7. Kebaikan yang paling cepat mendapat ganjaran ialah kebajikan dan menyambung hubungan kekeluargaan, dan kejahatan yang paling cepat mendapat hukuman ialah kezaliman dan pemutusan hubungan kekeluargaan. (HR. Ibnu Majah) 8. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu Dawud) 9. Barangsiapa menzalimi orang lain terhadap sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit dengan tujuh bumi. (HR. Bukhari dan Muslim) Murah Hati – Boros – Kikir 1. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR. Bukhari) 2. Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada
  • 11. manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani) 3. Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab) 4. Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi) 5. Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR. Muslim) 6. Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani) Zuhud dan Tamak 1. Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia.” Rasulullah Saw menjawab, “Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia.” (HR. Ibnu Majah). 2. Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan disenangkan Allah dengan pemberianNya itu. (HR. Muslim) Penjelasan: Dia merasa senang dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit. 3. Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin. (HR. Bukhari) 4. Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku menjawab, “Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur kepada- Mu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 5. Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. (HR. Ath-Thabrani) 6. Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah. (HR. Bukhari) 7. Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang. (HR. Al-Baihaqi) 8. Barangsiapa zuhud di dunia maka ringan baginya segala musibah. (HR. Asysyihaab) 9. Dua orang pelahap yang tidak pernah kenyang yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR. Al Bazzaar) 10. Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani) 11. Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari) Keberanian dan Ketakutan 1. Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya. (HR. Ahmad)
  • 12. 2. Rasa takut (segan) kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila rnengetahui suatu yang hak untuk menegakkannya. (HR. Ahmad) 3. Di antara wasiat-wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah: “Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela.” Aku berkata, “Tambah lagi ya Rasulullah.” Beliau melanjutkan pesannya: “Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit.”( HR. Ibnu Hibban) Benar dan Dusta 1. Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari) 2. Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim) 3. Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia. (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 4. Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al Bazzaar) 5. Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR. Ahmad) Penjelasan: Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta kepada isteri untuk memelihara kerukunan. 6. Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 7. Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan (merukunkan), dan Allah membenci kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR. Ibnu Babawih) Tolong-Menolong 1. Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). (Mutafaq’alaih) 2. Kaum muslimin ibarat satu tangan terhadap orang-orang yang di luar mereka. (HR. Asysyihaab) 3. Kekuatan disertakan kepada jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri) maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi) 4. Tiadalah kamu mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang yang lemah dari kalangan kamu. (HR. Bukhari) 5. Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad- Dunia dan Asysyihaab)
  • 13. 6. Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad) 7. Seorang menjadi kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab) Sabar 1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al- Baihaqi) 2. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim) 3. Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR. Bukhari) 4. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani) 5. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Akhlak yang Buruk 1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari) 2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud) 3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari) 4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari) 5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi) 6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak bertanya. (HR. Bukhari) 7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada esok harinya dia bercerita kepada kawannya, “Tadi malam aku berbuat begini…begini…” Lalu dia membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah ‘Azza wajalla. (Mutafaq’alaih) 8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah) rumahnya. (HR. Ahmad) 9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka atau hampir merusak mereka. (HR. Ahmad) 10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR. Al Hakim) 11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah
  • 14. (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim) 12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan- kawannya. (HR. Ad-Dailami) 13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq’alaih) 14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad) 15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami) 16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami) 17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad) 18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud) 19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim) Akhlak 1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha) 2. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud) 3. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, “Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?” Nabi Saw menjawab, “Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, “Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu
  • 15. Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat.” (HR. Ath- Thabrani) 4. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi) 5. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim) 6. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw menjawab, “Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)’.” (HR. Muslim) 7. Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 8. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad- Dailami) 9. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath- Thabrani) 10. Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani) 11. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 12. Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu Hibban) 13. Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari) 14. Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta’ala. (HR. Ahmad) 15. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR. Bukhari) 16. Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad) 17. Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta. (HR. Bukhari)
  • 16. 18. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab) 19. Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi) 20. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim) 21. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar) 22. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya. (HR. Ath- Thabrani) 23. Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad) 25. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi) 26. Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih) 27. Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim) 28. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim) 24. Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi) Anak Yatim 1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari) Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya). 2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah) 3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal wafat suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik namun dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan anak-anaknya yang yatim sampai mereka kawin (berkeluarga dan berumah tangga) atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 4. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu Hanifah) 5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah)
  • 17. 6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani) 7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan (diperdagangkan) dan jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-Baihaqi) Pembantu Rumah Tangga dan Para Budak 1. Abu Sa’id Al Badri berkata, “Aku sedang menyambuk budakku yang muda, lalu aku mendengar suara orang menyeru dari belakangku. Orang itu berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Sungguh aku tidak tahu suara siapakah itu karena ketika itu aku sedang berang (marah). Ketika orang itu mendekatiku tahulah aku ternyata yang datang adalah Rasulullah Saw. Beliau berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud…Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Mendengar perkataan itu aku campakkan cambuk dari tanganku. Beliau kemudian melanjutkan ucapannya, “Ketahuilah, hai Aba Mas’ud, sesungguhnya Allah lebih mampu bertindak terhadapmu daripada tindakanmu terhadap anak muda itu.” Aku spontan menjawab, “Ya Rasulullah, dia sekarang ini aku merdekakan karena Allah.” Nabi Saw berkata, “Kalau kamu tidak memerdekakannya maka api neraka akan menjilatmu.” (HR. Muslim) 2. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya berbuat keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap hari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi) 3. Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan pembantumu bagimu pahala di neraca timbanganmu. (HR. Ibnu Hibban) 4. Bagi seorang budak jaminan pangan dan sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. (HR. Muslim) 5. Pelayan-pelayanmu adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya hendaklah mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian serupa dengan yang dia pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat mereka tunaikan. Jika kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah kamu ikut membantu mereka. (HR. Bukhari) 6. Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa menjadi musuhku maka aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku lalu dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang yang merdeka (bukan budak) lalu memakan uang harga penjualannya. Ketiga, seorang yang mengkaryakan (memperkerjakan) seorang buruh tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya upah. (HR. Ibnu Majah)
  • 18. 7. Jangan memukul budak perempuanmu hanya karena dia memecahkan barang pecah-belahmu. Sesungguhnya barang pecah-belah itu ada waktu ajalnya seperti ajalnya manusia. (HR. Abu Na’im dan Ath-Thabrani) 8. Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum kering keringatnya. (HR. Abu Ya’la) 9. Apabila seseorang memukul pelayannya (pembantunya) lalu dia menyebut Allah maka hendaklah dia mengangkat tangannya (menghentikan niat memukul). (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 10. Berdosalah orang yang menahan pemberian pangan kepada orang yang menjadi tanggungannya. (HR. Muslim) 11. Nabi Saw melarang memperkerjakan seorang buruh sebelum jelas upah yang akan diterimanya. (HR. An-Nasaa’i) 12. Menzhalimi upah terhadap buruh termasuk dosa besar. (HR. Ahmad) 13. Seorang budak yang setia kepada tuannya dan beribadah kepada Robbnya dengan baik maka baginya dua kali lipat pahala. (HR. Asysyihaab) 14. Barangsiapa yang merusak hubungan pelayannya dengan keluarganya bukanlah dia dari golongan kami dan barangsiapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia juga bukan termasuk golongan kami. (HR. Al-Baihaqi) Tetangga 1. Malaikat Jibril Alaihissalam selalu berpesan kepadaku tentang tetangga sehingga aku mengira dia akan menetapkan hak waris bagi tetangga. (HR. Bukhari) 2. Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi). 3. Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya. (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya. (HR. Bukhari) 5. Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani) 6. Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 7. Nabi Saw berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah.” (HR. Ibnu ‘Asakir) 8. Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazzaar)
  • 19. 9. Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) . 10. Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian). (HR. Al Khatib) Ayah – Ibu – Anak – Keluarga 1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim) 2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?” Orang itu menjawab, “Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad.” (Mutafaq’alaih) Penjelasan: Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi mereka. 3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” (Asy-Syafi’i dan Abu Dawud) Keterangan: Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ….” “Pergilah Kau membawa ayahmu kesini”, perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: “Ya, Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?” Lelaki tua itu menjawab: “Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?” Rasulullah bersabda lagi: “Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!” Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: “Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya …” Nabi mendesak: “Katakanlah, aku ingin mendengarnya.” Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya mengatakan kepadanya kata- kata ini: ‘Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan,
  • 20. kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang…, kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu …, seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.’ Selanjutnya Jabir berkata: “Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: “Engkau dan hartamu milik ayahmu!” (HR. At-Thabarani dalam “As-Saghir” dan Al- Ausath). 4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim) Penjelasan: Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah. 5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR. Muslim) 6. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih). 7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami). 8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni). 9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah) Penjelasan: Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka. 10. Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami) 11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci- maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq’alaih) 12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani) 13. Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi). 14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi) 15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
  • 21. 16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi). 17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi). 18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim) 19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath- Thabrani) 20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari) 21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu ‘Asakir). 22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi). 23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim) 24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi). 25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa’i) 26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii’). 27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani) 29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq’alaih) 30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan pengaduan: “Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi.” Lalu Allah menjawab: “Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari) 31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad)
  • 22. 33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud). 32. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami) Wanita 1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad) 3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab, “Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, “Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku.” (HR. Bukhari) 4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari) 5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim) 6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud) 7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih) 8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim) 9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad) 10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim) 11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An- Nasaa’i) 12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) 13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim) 14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab). Pergaulan 1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)
  • 23. 2. Lakukanlah ziarah dengan jarang-jarang agar lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban) 3. Laki-laki memberi salam kepada wantia dan wanita jangan memberi salam kepada laki-laki. (HR. Ad-Dainuri) 4. Apabila kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istighfar. (HR. Ath-Thahawi) 5. Sahabat Anas Ra berkata, “Kami disuruh oleh Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih daripada “wa’alaikum”. (HR. Ad-Dainuri). Penjelasan: Yakni ketika orang non muslim (Yahudi, Nasrani, dan lain-lain) memberi salam kepada seorang muslim maka jawabannya tidak boleh lebih dari: “Wa’alaikum,” artinya: “Dan juga bagimu”. Namun jika yang mengucapkan salam tersebut orang Islam, maka kita harus membalasnya dengan ucapan yang lebih baik, atau minimal sama. Firman Allah, “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surat 4. AN NISAA’ – Ayat 86) 6. Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap “Alhamdulillah” dan beristighfar maka Allah ‘Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud) 7. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah) 8. Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan tidak enak baginya). (HR. Bukhari) 9. Apabila seorang bertamu lalu minta ijin (mengetuk pintu atau memanggil-manggil) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR. Bukhari) 10. Seorang tamu yang masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk kaum itu sebab mereka lebih mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka. (HR. Ath-Thabrani) 11. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim) 12. Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati- hati dalam memilih kawan pendamping. (HR. Ahmad) 13. Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka peliharalah kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami) 14. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 15. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani) 16. Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka untuk mencolok matanya. (HR. Muslim)
  • 24. 17. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari) 18. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami) 19. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii’) 20. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim) 21. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani) 22. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Rasulullah kemudian berkata, “Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya.” Mereka bertanya, “Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma’ruf nahi mungkar.” (Mutafaq’alaih) 23. Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al- Baihaqi) 24. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari) 25. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad) 26. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad) 27. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi) 28. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al- Baihaqi) 29. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim) 30. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi) 31. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih) 32. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)
  • 25. 33. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari) 34. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad) 35. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari) 36. Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud) 37. Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi) 38. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah) 39. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad) 40. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik) 41. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim) 42. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari) 43. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 44. Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari) 45. Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim) 46. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari) Halal dan Haram 1. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang
  • 26. diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.” (HR. Bukhari) Keterangan: Khusus untuk hadits no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al- Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih ini kurang tepat. Disana disebutkan, “Barangsiapa terperosok ke dalam hal yang syubhat (perkara- perkara yang diragukan hukumnya) maka dia terperosok dalam yang haram.” Padahal kalimat yang tepat bukan menyatakan “pasti”, tapi “hampir-hampir” terperosok kepada yang haram. Wallaahu’alam. 2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: “Apabila aku shalat semua yang fardhu (yang wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari itu, apakah aku bisa masuk surga?” Nabi Saw menjawab, “Ya.” (HR. Muslim) 3. Lautan airnya suci (untuk wudhu) dan bangkai ikannya halal (untuk dimakan). (HR. Bukhari) 4. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang haram. (HR. Asysyihaab) 5. Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam (syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari) 6. Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud) 7. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya. (HR. Ath-Thabrani) Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan 1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii’) 2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR. Ibnu Majah) 3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah) 4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani) 5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
  • 27. 7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim) 8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami) 9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-Thabrani) 10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya. (HR.Ar-Rabii’) 11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud) 12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu. (HR. Ad-Dailami) 13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud) 14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab) 15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim) 16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi fatwa. (HR. Ahmad) 17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi) 18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami) 19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami) 20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi) 21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih) 22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani) 23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir. (HR. Bukhari)
  • 28. 24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im) Catatan Kaki: [1] Pengemban Al Qur’an dan ahlinya termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak ajaran Al Qur’an. Jaman 1. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi) 2. Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad) 3. Jangan memaksa dirimu berjaga (tidak tidur) pada malam hari karena kamu tidak mampu melakukannya. Bila seseorang mengantuk maka hendaklah dia tidur di tempat tidurnya sendiri dan itu lebih aman. (HR. Ad-Dailami) 4. Pada hari Jum’at terdapat saat yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (Khatib) sampai usainya shalat. (HR. Muslim) Dunia dan Segala Isinya 1. Barangsiapa pada pagi hari aman dalam kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan untuk seharinya, maka dia seolah-olah memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR. Tirmidzi) 2. Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah) 3. Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah) 4. Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu kholifah dan Allah mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita. (HR. Ahmad) 5. Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang- orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud) 6. Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti adalah bila dilapangkannya dunia bagimu sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka berlomba, lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka dibinasakan. (HR. Ahmad)
  • 29. 7. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR. Ath-Thabrani) 8. Janganlah kalian mencaci-maki dunia. Dia adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang dapat meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan. (HR. Ad-Dailami) 9. Sesungguhnya Allah melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga menyayanginya sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari makanan serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan Ahmad) Muamalah (Hubungan Kemasyarakatan) 1. Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi) 2. Apabila Allah menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi mereka pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani) 3. Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya. (HR. Muslim) 4. Pedagang yang jujur amanatnya kelak di hari kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan para shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 5. Nabi Saw melarang menjual-beli uang muka (persekot). Artinya, memperjual belikan uang muka. (HR. Abu Dawud) 6. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli maka keputusan ada di tangan penjual. Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli batal. (HR. Abu Hanifah) 7. Barangsiapa menjual buah-buahan lalu buah-buahan itu rusak (busuk) maka dilarang menerima uang penjualannya. Mengapa dia mengambil dengan tidak sah uang saudaranya semuslim? (HR. Ibnu Majah) 8. Rasulullah Saw melarang orang menjual air. (Mutafaq’alaih) Keterangan: Yakni air yang bersumber dari sumber aslinya, seperti air hujan, mata air pegunungan, air sungai, air laut, air danau, dan lain-lain. Seandainya ada orang yang hendak mengambil air ke sumber- sumber air tersebut, maka siapapun tidak berhak untuk melarang atau pun menjual dan menentukan harga airnya. Siapapun tidak ada yang boleh menguasai dan memonopoli sumber-sumber air
  • 30. tersebut. Firman Allah, “Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (Surat 16. AN NAHL – Ayat 10). Namun, seandainya air tersebut sudah di proses, misalnya yang semula masih kurang hygenis, lalu diolah dan diproses menjadi air murni yang segar (seperti air dalam kemasan) yang layak untuk diminum, maka boleh untuk dijual, karena orang atau perusahaan yang telah memprosesnya tersebut telah mengeluarkan tenaga serta biaya juga. Wallaahu’alam. 9. Apabila seorang kehilangan atau kecurian barangnya kemudian ditemukan di tangan seseorang maka orang itu (yang kehilangan) lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun orang yang membeli barang tersebut hendaknya menuntut pengembalian uangnya dari penjual barang tersebut. (HR. Ibnu Majah) 10. Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi) 11. Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan yang mudah. (HR. Ath-Thahawi) 12. Rasulullah Saw melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak kebutuhan) dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah) 13. Tidak sah perceraian, penjualan atau pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu Hanifah) 14. Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :”Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku ke luar dari mereka.” (Abu Dawud) 15. Orang yang mendatangkan barang dagangan (impor) untuk dijual selalu akan memperoleh rezeki dan orang yang menimbun barang akan dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi) 16. Barangsiapa menimbun bahan pangan kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan menimpanya dengan kebangkrutan dan penyakit lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 17. Rasulullah Saw memutuskan untuk mendahulukan penyelesaian hutang sebelum melaksanakan wasiat. (HR. Al Hakim) Keterangan: Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana tata urutan menunaikan harta warisan ketika seseorang meninggal dunia. Maka yang pertama adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan wasiat, kemudian baru sisa harta warisan yang ada dibagikan kepada ahli waris. 18. Berhati-hatilah dalam berhutang. Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi) 19. Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah kezaliman. (HR. Bukhari) 20. Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia dilunasi. (HR. Ahmad) 21. Barangsiapa mengambil harta orang-orang untuk disampaikannya (kepada yang berhak) maka Allah akan menyampaikannya dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud merusaknya maka Allah akan merusak orang itu. (HR. Bukhari)
  • 31. 22. Jangan menimbulkan ketakutan pada dirimu sendiri sesudah terasa olehmu keamanan (ketentraman). Para sahabat bertanya, “Apa yang menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hutang.” (HR. Ahmad) 23. Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari) 24. Seorang hamba muslim yang membayar hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan ikatan penggadaiannya pada hari kiamat. (HR. Mashabih Assunnah) 25. Hutang adalah bendera Allah di muka bumi. Apabila Allah hendak menghinakan seorang hamba maka diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 26. Waspadalah dan hindarilah do’a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali hutangnya. (HR. Ad-Dailami) 27. Berlakulah lunak dan saling mengasihi. Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang lain. Apabila orang yang punya hak mengetahui kebaikan yang akan diperolehnya disebabkan menunda tuntutannya atas haknya pasti orang yang punya tuntutan atas haknya akan lari menjauhi orang yang dituntutnya. (HR. Bukhari) 28. Apabila seorang menghutangi orang lain maka janganlah mengambil suatu kelebihan (komisi). (HR. Ahmad) 29. Barangsiapa mengangkat senjata terhadap kami tidaklah dia dari golongan kami dan barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari golongan kami. (HR. Bukhari) 30. Unta yang digadaikan boleh ditunggangi karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan susunya boleh diminum oleh orang yang menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari) 31. Seorang laki-laki yang menzinai wanita merdeka atau budak maka anaknya adalah anak zina. Dia tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi) 32. Pembunuh tidak bisa menerima warisan dari orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi) 33. Seorang kafir tidak boleh mewarisi harta orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh mewarisi harta orang kafir. (HR. Bukhari) 34. Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah) 35. Barangsiapa menanami lahan orang lain tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya pengembalian biaya penanaman dan tidak mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR. Ahmad) 36. Pemilik hak berhak pula berbicara agak keras (misalnya terhadap yang berhutang). (HR. Bukhari dan Muslim) 37. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu Dawud) Menunaikan Amanat 1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 2. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami) 3. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
  • 32. 4. Apa yang dibicarakan dan terjadi dalam majelis-majelis (rapat atau pertemuan) harus dijaga dan dipelihara sebagai amanat. (HR. Abu Dawud) Kemiskinan 1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1] sebelum orang-orang kaya memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 3. Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat. (HR. Ath- Thabrani dan Asysyihaab) 4. Balasan amal dari seorang miskin terhadap orang kaya ialah kesetiaan (keikhlasan) dan doa. (HR. Abu Dawud) 5. Kasihanilah tiga golongan orang yaitu orang kaya dalam kaumnya lalu melarat, seorang yang semula mulia (terhormat dalam kaumnya) lalu terhina, dan seorang ‘alim yang dipermainkan (diperolok-olok) oleh orang-orang yang dungu dan jahil. (HR. Asysyihaab) 6. Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran. (HR. Ath- Thabrani) Catatan Kaki: [1] Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu tahun di dunia. Wallaahu’alam. Harta dan Kekayaan 1. Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya’la) 2. Setiap orang lebih berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap manusia. (HR. Al-Baihaqi) 3. Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami) 4. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” (Mutafaq’alaih) 5. Harta yang dizakati tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim) 6. Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani) 7. Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR. Aththusi) 8. Anak Adam berkata: “Hartaku… hartaku…” Nabi Saw bersabda: “Adakah hartamu, hai anak Adam kecuali yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau sedekahkan lalu kamu tinggalkan.” (HR. Muslim) 9. Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud)
  • 33. 10. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta- benda. (HR. Tirmidzi) 11. Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari) 12. Wahai ‘Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad) 13. Pada akhir jaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan dunianya. (HR. Ath-Thabrani) 14. Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari) 15. Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari) 16. Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud) 17. Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani) 18. Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan sedekahkanlah sebagiannya. (HR. Muslim) 19. Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi) Mata Pencaharian dan Hasil Kerja 1. Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) 2. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim) 3. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad) 4. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad) 5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani) 6. Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
  • 34. 7. Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih) 8. Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari) 9. Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR. Al- Baihaqi) Keterangan: Yakni senantiasa bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan suka berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena di khawatirkan pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang dari genggaman karena kesibukkan nya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang mampu maka hal tersebut tidak mengapa. 10. Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki. (HR. Ath-Thabrani) 11. Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar) 12. Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad) 13. Barangsiapa menghidupkan lahan mati maka lahan itu untuk dia. (HR. Abu Dawud dan Aththusi) Keterangan: Hal tersebut khusus untuk lahan atau tanah kosong yang tidak ada pemiliknya. Jika lahan atau tanah kosong tersebut ada pemiliknya maka tidak boleh diambil dengan jalan yang bathil. 14. Carilah rezeki di perut bumi. (HR. Abu Ya’la) 15. Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab) 16. Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta ambisinya. (HR. Aththusi) 17. Mata pencaharian paling afdhol adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil keterampilan tangan. (HR. Al-Bazzar dan Ahmad) 18. Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur (ikhlas). (HR. Ahmad) Jihad dan Perang 1. Aku menginginkan berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan lagi dan mati lagi, lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari) 2. Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari) 3. Berjaga-jaga satu malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari seribu malam dishalati malam harinya dan dipuasai siang harinya. (HR. Al Hakim) 4. Tidak ada hijrah lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan apabila diserukan berangkat (pergi berperang) maka berangkatlah. (HR. Bukhari)
  • 35. 5. Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat. Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat mencapainya hanya orang yang paling utama di antara mereka. (HR. Ath-Thabrani) 6. Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa’i) 7. Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan ilmuwan (cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan membimbing manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami) 8. Tiada setetes yang lebih disukai Allah ‘Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR. Ath-Thahawi) 9. Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan Allah maka dia terhitung ikut berperang dan barangsiapa ikut memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni) orang yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari) 10. Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari) 11. Rasulullah Saw bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya) berpesan: “Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah Rasulullah. Janganlah kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan. Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud) 12. Rasulullah Saw mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka mengobati orang yang terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka bagian dari harta rampasan tetapi memberi mereka dari kelebihan (sisa) pembagian. (HR. Muslim) 13. Perang adalah tipu daya. (HR. Bukhari) 14. Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi peternak-peternak dan senang hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan menimpakan kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga kamu kembali kepada Ad Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah) 15. Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR. Ath- Thabrani) 16. Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR. Ath-Thabrani) 17. Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha membunuh kawannya.” (HR. Bukhari) Penjelasan: Yang terbunuh berusaha membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.