Dokumen tersebut memberikan 22 petunjuk untuk mencapai hidayah (petunjuk) dalam agama Islam. Beberapa diantaranya adalah menjaga hati agar lembut untuk menerima kebenaran, mengerjakan kebaikan walaupun kecil, mudah memaafkan, serta menjauhi perbuatan-perbuatan syirik dan maksiat.
1. Jalan Untuk Menemukan Hidayah (petunjuk)
Thoriq fi hidayatillah (jalan petunjuk) ini adalah perilaku agar manusia hatinya senantiasa
menjaga hati menjadi lembut tidak kaku dan angkuh untuk menerima kebaikan dan jalan
petunjuk kebenaran dalam islam.
Nur Fuanto, ukiranfurniture@gmail.com
“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya,
maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan
sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. (HR. Muttafaqun alaih)
1. Menyayangi apa yang ada dilangit dan bumi (manusia , binatang, tumbuhan)
“Sayangilah orang-orang yang ada di bumi maka Yang di langit akan menyayangi kamu
sekalian”. (HR. Abu Dawud dan imam Turmudzi)
2. Janganlah mengikuti kefasikan
2. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra 36)
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.
(QS. At Taubah : 67)
Qoidah : yakni yang mengingkari Nabi saw dan ajarannya. Menurut sejarahnya ayat ini
dilatarbelakangi oleh pembohong (menyebar berita bohong) bernama al-Walid bin Uqbah
yang menginformasikan kepada Nabi Muhammad saw bahwa kaum Bani Mushtaliq tidak
berkenan menunaikan zakat.
3. Janganlah melampaui batas (dholim) untuk menerima hidayah
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Qoidah : orang yang dzolim adalah orang yang tidak mau mengakui kebenaran (dalam
alquran dan hadis).
4. Kesombongan (untuk mentaati Allah Swt dan tidak mau menerima kebenaran)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka (termasuk para malaikat) kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. AL – Baqarah :
34)
3. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya
yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. AL ISra’: 81)
5. Menyekutukan Allah
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau
makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab:
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (QS. Al –
A’raf : 50)
“Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang
dari yang tiga (trinitas)”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir
diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al Maidah: 73).
Kepada orang Nashrani yang menyatakan ideologi trinitas, masih Allah seru untuk
bertaubat.
6. Melatih untuk bersyukur
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada
Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman : 12)
7. Bersegera kepada ampunan Allah
4. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali IMran :
133)
8. Tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)
nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)
9. Mudah memaafkan
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al A’raf : 199)
Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari
kesulitan. (HR Ath- Thabrani)
Sabda Rasulullah SAW,
Jika hari kiamat tiba terdengarlah suara panggilan “Manakah orang-orang yang suka
mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah
pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain
untuk masuk surga. (HR Adh-Dhahak dari Ibnu Abbas r.a.)
10. Mudah menerima saran untuk menerima kebaikan
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran : 110)
11. Tidak mengganggap dirinya paling suci
5. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya
pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al
Baqarah : 214)
12. Berusaha menolong sesama sebisa mungkin
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 134)
13. Memandang Allah maha pengampun
“Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? ” (QS. An-Nur[24]: 22)
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az
Zumar: 53-54).
“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-
Nya?” (QS. At Taubah: 104).
6. “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya (karena
kejahatannya sendiri) , kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya
?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah: 74).
14. Jangan menganiaya hak orang lain dan menipu mereka
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang
mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka
azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al Buruj: 10).
15. Iri dan dengki dengan rizki orang lain
"Melepaskan dua ekor srigala lapar di kandang kambing tidak lebih besar bahayanya di
bandingkan dengan seorang Muslim yang rakus terhadap harta dan dengki terhadap agama.
Sesungguhnya dengki itu memakan habis kebaikan, seperti api melalap habis kayu". (HR.
At-Tirmidzi)
16. Mengikhlaskan amal dalam beribadah
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu
adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-
orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An Nisa’: 145-146).
17. Larangan memakan dari harta yang haram (hasil curian, menipu, riba)
7. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al BAqarah : 168)
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al Maidah : 88)
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik daripada memakan hasil jerih
payahnya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud ﷺ makan dari hasil jerih payahnya sendiri.”
(HR. al-Bukhari).
“Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali,
kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya,
kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik daripada
meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.” (HR. al-
Bukhari).
Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai manusia, sesungguhnya akan ada beberapa orang di
antara kalian yang mengambil harta Allah dengan cara yang tidak benar. Waspadalah, pada
hari kiamat nanti orang-orang seperti itu akan dimasukkan ke dalam neraka.'' (HR Bukhari).
18. Mencintai dunia secara berlebihan (tidak ingat untuk beribadah dan hari
kebangkitan)
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. al-Fajr/89:20).
8. “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan”. (QS. al-Mulk/67:15).
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (QS. AL Mulk : 2)
19. Bergembira diatas penderitaan orang lain
“Seseorang dicap jelek jika ia merendahkan saudara muslim yang lain. Sesama muslim itu
haram darah, harta dan kehormatannya.” (HR. Muslim no. 2564).
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata. (QS. AL Ahzab : 58)
20. Larangan dosa kecil yang dilakukan terus menerus
“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung
dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang
gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di
hadapan batang hidungnya. (HR. Bukhori no.6308)
21. Berkumpul dengan orang – orang yang sholeh (orang yang menunjukan jalan
kebenaran)
9. Maknanya: Jadilah orang yang berilmu, atau menuntut ilmu, atau mendengarkan ilmu, atau
yang mencintai ilmu. Dan jangan menjadi org yang kelima (yakni bukan dari 4 golongan
tersebut), maka kamu akan celaka (yakni rugi terhadap dirinya sendiri).
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az Zumar : 9)
22. Larangan Minum-minuman keras
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah : 90)
23. Menyayangi dan berusaha membantu anak yatim dan fakir miskin
Mari kita lihat penjelasan mengenai hadits yang kami maksudkan di atas. Dalam hadits
qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai Muhammad, jika engkau shalat, ucapkanlah do’a:
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, ampunilah
(dosa-dosa)ku, rahmatilah saya, jika Engkau menginginkan untuk menguji suatu kaum maka
wafatkanlah saya dalam keadaan tidak terfitnah. Saya memohon agar dapat mencintai-Mu,
mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang dapat mendekatkan
diriku kepada cinta-Mu)”. Dalam lanjutan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan, “Ini adalah benar. Belajar dan pelajarilah”. (HR. Tirmidzi no. 3235 dan
Ahmad 5: 243)
24. Menyayangi kedua orang tua
10. Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: “Keridhoan Allah itu
di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di dalam kemarahan kedua
orang tua.” (HR. al-Tirmidzi)
Seperti dalam hadis Rasullah SAW dari Abu Hurairah Ra : “Barangsiapa ziarah ke makam
orangtuanya setiap hari Jumat, Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan
mencatatnya sebagai bukti baktinya pada orangtua” (HR Hakim)
25. Menghormati guru – guru kita dan yang lebih tua
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar
diutamakan pandangannya).” (HR.Imam Ahmad)
Para Sahabat Rasulullah sallallahualaihi wasallam, tidak pernah kita dapati mereka beradab
buruk kepada Nabi, mereka tidak pernah memotong ucapannya atau mengeraskan suara di
hadapannya. Bahkan Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu yang terkenal keras wataknya
tidak pernah meninggikan suaranya di depan Rasulullah sallallahualaihi wasallam. Hadits
yang dikeluarkan daripada Abi Said al-Khudry radhiallahu ‘anhu juga menjelaskan:
Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah sallallahualaihi
wasallam, kemudian beliau duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami
terdapat burung. Tidak ada satu pun daripada kami yang berbicara.”
26. Berfikir jernih tentang tanda – tanda kebesaran Tuhan (Allah Swt)
11. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat (tanda tanda
kebesaran ciptaanNya alam jagad raya seisinya) Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)".
27. Ketika Allah Swt sudah mencintai seseorang
“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan
pemahaman agama kepadanya.” (HR. Bukhari: 71 dan Shahih Muslim: 1037)
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. (QS. Al Baqarah : 282)
Pertanyaan sederhana untuk pemikiran Atheis
(A question for atheism)
12. Galaksi yang terbentuk dari piringan bintang-bintang dan gas-gas pembentuknya. (NASA / solarviews.com)
1. Kausalitas (menciptakan dan diciptakan)
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru
kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan
manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. (QS. Al – Isra’; 67)
Manakah yang lebih masuk akal alam ada karena ada yang menciptakan , dari sebelumnya
tidak ada atau ada dengan sendirinya. Kausalitas adalah sebab kemudian adanya akibat
(hasil)
1) Sepertihalnya manusia menciptakan teknologi robot yang darinya tidak ada
kemudian ada.
2) Sepertihalnya makan (penyebab) akan membuat rasa lapar kita menjadi hilang
3) Sepertihalnya manusia bergerak karena saraf motorik dan pikiran mengarahkan
untuk bergerak sehingga badan kita merespon.
4) Apakah kita tidak menyadari saat dilahirkan alam raya sudah ada, termasuk bumi ,
manusia kemudian anda menghirup udara segara dan orang tua anda merawat anda.
5) Tidakkah kita melihat air hujan turun (diciptakan) kemudian dengannya tanah
menjadi subur dan tumbuhan menjadi hidup , tentu ada yang menciptakan semua itu.
2. Apakah yang tidak terlihat oleh mata berarti tidak ada,
Jelaskanlah mengenahi adanya angin, suhu dingin dan suhu panas, dan adanya ruh dalam
jasad manusia apakah kita melihatnya dan apakah kita mengganggap itu tidak ada (nyata).
3. Pencipta yang maha sempurna
Apakah kamu (penciptaan manusia) lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya (didalamya system tatasurya), (QS. An Naziyat : 27)
Bisakah kita melihat jika robot itu diciptakan oleh manusia, dan akankah robot itu lebih
sempurna dibandingkan yang menciptakannya (manusia), begitu juga tuhan sang pencipta
alam semesta dan semua isinya adalah pencipta yang sempurna terhadap yang diciptakannya
itu. Itu karena secara logika yang menciptakan tentu akan lebih sempurna dari yang
diciptakan. Karena tidaklah mungkin jagad raya alam semesta seisinya kecuali oleh tuhan
yang maha kuasa yang wajib adanya , terlihat dari bukti adanya mahluknya.
13. 1) Sepertihalnya manusia diciptakan adakah kalian mempunyai andil sedikit saja dari
anda , ataukah melalui proses penciptaan yang rumit dari kandungan hingga menjadi
manusia (adanya jasad badan dan ruh).
2) Bisakah juga kita menciptakan lalat, yang sedemikian kecil dengan berbagai organ
tubuh didalamnya.
3) Bisakah kita melihat didalam diri manusia adalah terdapat tanda kebesaran tuhan ,
adanya system organ tubuh, system motorik otak (menerima perintah), dalam satu
tubuh manusia dalam satu kesatuan ruh dan jasad.
4. Keterbatasan akal dan panca indera manusia
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya.
Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ar Rum : 27)
Manusia kadang kala menganggap sesuatu itu ada karena dia melihat, padahal akal manusia
memiliki keterbatasan terhadap apa yang tidak dilihatnya atau dialaminya. Manusia juga
tidak mempunyai kemampuan dan sumbangsih apapun untuk mengadakannya (menjadikan
ada) dari belum ada untuk menjadi ada.
1) Bisakah anda melihat bagaimana cabai itu tumbuh, jam berapa dan bagaimana,
2) Bisakah anda melihat bagaimana diri anda tumbuh dari kecil sampai besar, rambut
yang pendek jadi panjang, bayi yang kecil jadi besar, usia muda menjadi tua, apakah
manusia memungkiri itu, atau apakah akal manusia itu bisa menjangkaunya.
3) Bisakah anda memilih untuk dilahirkan menjadi laki-laki atau wanita, dari keluarga
kaya atau miskin, dari Negara A atau Negara B,
5. Pernahkah kita berpikir untuk apa manusia diciptakan
1) Kalau kita bicara manusia ada kemudian mati tidak ada sesuatu hal yang penting,
lalu apa bedanya dengan hewan dia juga hidup kemudian mati. Padahal manusia
memiliki (akal, nafsu , ruh/nyawa dan jasad) lebih komplek dari hewan (naluri, nafsu)
2) Pernahkah kita berpikir pula tentang hati nurani manusia dan untuk apa ia ada pada
diri manusia, kalau bukan untuk membedakan mana yang baik bagi manusia dan
buruk bagi manusia.
3) Kalau saat ini kita hidup, bagaimana anda menjelaskan kenapa manusia mati dan
kenapa manusia harus mati.
4) Pernahkah kita ingin agar seseorang atau istri, anak kita agar menuruti apa yang
kita perintahkan (inginkan) dan bagaimana perasaan anda jika mereka tidak
melakukannya untukmu dan begitu pula tuhan akan menanyakan manusia untuk apa
kita diciptakan kalau tidak untuk menyembah sang pencipta.
14. 5) Pernahkah kita berpikir juga kenapa agama itu ada (dengan kitab, rosul/nabi, ajaran
agama termasuk ajaran kemanusiaan dan perdamaian), dan untuk apa agama itu ada.
Lalu pantaskah semua itu ada untuk manusia ataukah untuk hewan agama itu ada.
6) Apakah kita mengganggap manusia adalah segalanya dan tidak butuh sesuatu dalam
hidupnya, lalu bagaimana manusia dianggap hebat padahal manusia tidak makan saja
akan kelaparan.
7) Lalu, bisakah anda hidup sendiri tanpa manusia lain, tanpa dalam sekitar (tumbuhan
dan hewan) untuk makan.
8) Apakah manusia bisa menciptakan alamnya sendiri, padahal manusia hidup dialam
dunia.
9). Pernahkah kita mendengar jika agama itu adalah untuk orang yang berakal
(bagaimana manusia diciptakan dan untuk apa penciptaanya)
10). Pernahkah kita berfikir bagaimana kesudahan dan kehidupan seorang yang mati
(meninggal)
11).. Pernahkah kita melihat ruh (nyawa) dalam diri manusia, dan dia akan pergi kemana
setelah mati.
12). Jika kita berfikir kejadian manusia itu sederhana (dari hidup sampai mati tidak ada
tanggungan apapun), maka sesungguhnya kita mengingkari nikmat akal , kesehatan, nikmat
dunia semuanya, padahal kita memanfaatkan alam untuk kebutuhan manusia bahkan
merusak alam, bekerjasama dengan orang lain bahkan menipu orang lain. Dan apakah itu
sama (tanggungannya) dengan hewan dan tumbuhan padahal hewan dan tumbuhan , alam
sekitar tidak lain untuk manusia itu sendiri sedang manusia selalu ingkar terhadap apa yang
sudah diberikan oleh tuhan.
13). Apakah manusia diciptakan dengan sia-sia (tanpa tujuan) penciptaan dari sang
pencipta, sedangkan kita tahu kotoran hewan saja berguna untuk menyuburkan tanah.
14). Apakah karena egoisme manusia tidak membutuhkan tuhan, sedang manusia saja
tidak bisa hidup tanpa makan, bernafas.
15). Apakah manusia tidak manyadari jika dia dahulunya tidak ada menjadi ada, dan
apakah juga mengingkari adanya hari kebangkitan (kiamat) sedang manusia dengan
kematiannya pun tidak bisa menghindarinya.
16). Apakah manusia akan mengingkari kekuasaan tuhan dan keadilan tuhan, sedang
didepan mata ada tatanan hokum dan sosial kita ada hukuman bagi yang melanggar
peraturan, pencuri.
17). Apakah manusia mengingkari adanya rumah yang indah (megah) dan rumah yang
sederhana yang kita tinggal didalamnya, begitu juga surga dan neraka kenapa mereka
diciptakan.
Ini adalah sebuah pertanyaan sederhana untuk menyadari adanya tuhan sang pencipta
dan bisa dipahami dengan pemahaman nalar logis, nalar jernih tanpa egoisme atau
15. kepentingan pribadi atau golongan. Sesungguhnya petunjuk datangnya dari Allah Swt dan
manusia tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.
Created : Nur Fuanto , ukiranfurniture@gmail.com