2. Measurement the process of assigning numbers or labels to objects, events, or
people, according to a particular set of rules (Kerlinger, 1986)
Pengukuran adalah proses atau prosedur untuk mengkuantifikasikan atribut dalam
sebuah kontinum
Pengukuran adalah pembandingan antara objek ukur dengan alat ukurnya
3. Instrumen untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel.
Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan
dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian yang telah direncanakan
4. Pengukuran dapat dibedakan atas
Pengukuran besaran listrik, seperti arus (amper), tegangan (Volt), daya (Watt), dll.
Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan, waktu,
velocity, dll.
HAL2 YANG PENTING DIPERHATIKAN PADA PENGUKURAN LISTRIK :
Cara pengukuran, harus benar.
Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara. Pilih cara yg paling ekonomis
Alat ukur, harus dalam keadaan baik :
Secara periodik harus dicek (kalibrasi). Penyimpanan, transportasi alat
harus diperhatikan
Operator (Orang), harus teliti
Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika diperlukan
laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapat perhatian
Untuk catatan digunakan buku tersendiri (gunakan FORMULIR tertentu)
5. Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu
hasil pengukuran terhadap hasil sebenarnya; sedang
ketepatan (presisi) menyatakan tingkat kesamaan di dalam
sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
6. Sensitivitas (sensitivity)
Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap perubahan
variabel masukan yang diukur.
Resolusi (resolution)
Perubahan terkecil pada nilai yang diukur dari respon suatu instrumen. Jika
masukan naik perlahan dari suatu harga (bukan nol) , sampai
kenaikan tersebut memberikan perubahan numerik pada keluaran yang
dibaca maka nilai inilah yang disebut resolusi
7. Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala seragam yang
terbagi atas 100 bagian dan berskala penuh sama dengan
200 V. Satu perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur
sama dengan 1/100 atau 2 V.
8. Kesalahan (Error)
Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada alat ukur dengan
nilai sebenarnya .
Rumusan error dapat ditulis :
E = I – T atau dalam %
dimana : E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
T = Nilai sebenarnya
E=
I−T
T
x100
10. Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari banyaknya
angka-angka yang berarti (significant figures). Angka –angka yang berarti
tesebut memberikan informasi yang aktual (nyata) mengenai kebesaran
dan ketepatan pengukuran
11. contoh, sebuah tahanan dinyatakan sebesar 68 Ω, berarti bahwa tahanan tersebut
akan lebih mendekati 68 Ω daripada 67 atau 69 Ω. Selanjutnya jika disebutkan
nilai tahanan adalah 68,0 Ω, berarti nilai tahanan tersebut lebih mendekati 68.0
Ω dari pada 67.9 Ω atau 68.1 Ω.
68 = 2 angka penting
68,0 = 3 angka penting
12. jika sebuah voltmeter dibaca 117,1 Volt, maka ini menunjukkan bahwa penaksiran
yang paling baik menurut pengamat lebih mendekati ke 117,1 volt daripada 117,0
volt atau 117,2 volt
Dengan rangkuman kesalahan yang mungkin (range of possible error) ini tegangan
dapat dituliskan menjadi 117,1 ± 0,05 volt; yang menunjukkan bahwa nilai tegangan
terletak antara 117,05 volt dan 117,15 volt.
13. Contoh1 : Satu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantungan dilakukkan oleh
empat pengamat yang menghasilkan : 117,02 volt; 117,11 volt; 117,08 volt; dan 117,03 volt.
Tentukan (a) tegangan rata-rata , (b) rangkuman kesalahan;
Penyelesaian:
(a)
(b) Rangkuman =Emaksimum-Erata-rata = 117,11 – 117,06 = 0.05 V
Tetapi juga Erata-rata-Eminimum =117,06 – 117,02 = 0.04 V
Maka rangkuman kesalahan rata-rata menjadi:
14. Contoh 2.
Untuk menetukan penurunan tegangan, arus sebedar 3,18 A dialirkan melalui sebuah
tahanan 35,68 Ω. Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut sampai angka-
angka berarti yang memenuhi.
Penyelesaian : E=I R= (3,18) x (35,68) = 113.4624 = 113 V
Karena didalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti (yaitu 3,18), maka
jawaban hanya dapat dituliskan maksimal dalam tiga angka yang berarti.
15. Jika angka dalam posisi pertama yang akan dihilangkan sama atau lebih besar
dari lima, maka angka sebelumnya ditambah satu. Dengan demikian, untuk
ketepatan tiga angka, 113, 46 dibulatkan menjadi 13; dan 113,74 menjadi 114
16. Kesalahan-kesalahan umum (kecerobohan, gross –errors)
Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors):
Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors)
17. kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia,
kesaIahan pembacaan alat ukur
penyetelan yang tidak tepat
pemakaian instrumen yang tidak sesuai.
18. disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen
sendiri seperti kerusakan,
Dapat di kelompokkan menjadi :instrumental error dan
enviromental error
19. Instrumental errors
Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur (usia alat ukur, gesekan
pada tumpuan alat penunjuk, suhu, peneraan).
Enviromental errors
Penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh
medan magnet dan medan listrik, suhu, kelembaban serta tahanan
bocor.
20. diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab
perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
Kesalahan seperti ini tidak diketahui penyebabnya dan tetap selalu terjadi meskipun
telah diantisipasi semua sumber kesalahan.