SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
130
Pasal41
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor21 Tahun 2014
tentangPanasBumi(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014
Nomor217,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor
5585)diubah:
1. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal4
(1) PanasBumimerupakankekayaannasionalyangdikuasaioleh
negaradandipergunakanuntuksebesar-besarkemakmuran
rakyat.
(2) PenguasaanPanasBumiolehnegarasebagaimanadimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat,
pemerintahprovinsi,danpemerintah kabupaten/kotasesuai
dengan kewenangannya dan berdasarkan prinsip
pemanfaatan.
2. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal5
(1) Penyelenggaraan Panas Bumi oleh Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat(2)dilakukan
terhadap:
a. PanasBumiuntukPemanfaatanLangsungyangberada
pada:
1. lintas wilayah provinsitermasuk Kawasan Hutan
produksidanKawasanHutanlindung;
2. KawasanHutankonservasi;
3. kawasankonservasidiperairan;dan
4. wilayahlautlebihdari12(duabelas)mildiukurdari
garispantaikearahlautlepasdiseluruhIndonesia.
b. PanasBumiuntukPemanfaatanTidakLangsungyang
beradadiseluruhwilayahIndonesia,termasukKawasan
Hutanproduksi,KawasanHutanlindung,KawasanHutan
konservasi,danwilayahlaut.
(2) Penyelenggaraan Panas Bumi oleh pemerintah provinsi
sebagaimanadimaksuddalam Pasal4ayat(2)sesuaidengan
norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh
Pemerintah Pusat,dilakukan untukPemanfaatan Langsung
yangberadapada:
a. lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi
termasukKawasanHutanproduksidanKawasanHutan
lindung;dan
b. wilayahlautpalingjauh12(duabelas)mildiukurdari
garispantaikearahlautlepasdan/ataukearahperairan
kepulauan.
(3) PenyelenggaraanPanasBumiolehpemerintahkabupaten/kota
sebagaimanadimaksuddalam Pasal4ayat(2)sesuaidengan
norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
131
Pemerintah Pusat,dilakukan untukPemanfaatan Langsung
yangberadapada:
a. wilayah kabupaten/kota termasuk Kawasan Hutan
produksidanKawasanHutanlindung;dan
b. wilayahlautpalingjauh1/3(satupertiga)dariwilayah
lautkewenanganprovinsi.
3. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal6
Kewenangan Pemerintah Pusatdalam penyelenggaraan Panas
BumisebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(1)meliputi:
a. pembuatankebijakannasional;
b. pengaturandibidangPanasBumi;
c. PerizinanBerusahaterkaitPanasBumi;
d. pembuatan norma,standar,pedoman,dan kriteria untuk
kegiatan pengusahaan Panas Bumiuntuk pemanfaatan
langsung;
e. pembinaandanpengawasan;
f. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas
Bumi;
g. inventarisasidan penyusunan neraca sumber daya dan
cadanganPanasBumi;
h. pelaksanaanEksplorasi,Eksploitasi,dan/ataupemanfaatan
PanasBumi;dan
i. pendorongan kegiatan penelitian, pengembangan, dan
kemampuanperekayasaan.
4. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal7
Kewenanganpemerintahprovinsidalam penyelenggaraanPanas
BumisebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(2)sesuaidengan
norma standar,prosedur,dan kriteria yang ditetapkan oleh
PemerintahPusat,meliputi:
a. pembentukanperaturanperundang-undangandaerahprovinsi
dibidangPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung;
b. pemberianPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung
padawilayahyangmenjadikewenangannya;
c. pembinaandanpengawasan;
d. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas
Bumipadawilayahprovinsi;dan
e. inventarisasidan penyusunan neraca sumberdaya dan
cadanganPanasBumipadawilayahprovinsi.
5. KetentuanPasal8diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal8
Kewenanganpemerintahkabupaten/kotadalam penyelenggaraan
PanasBumisebagaimanadimaksuddalam Pasal5ayat(3)sesuai
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
132
dengannorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh
PemerintahPusat,meliputi:
a. pembentukan peraturan perundang-undangan daerah
kabupaten/kotadibidangPanasBumiuntukPemanfaatan
Langsung;
b. pemberianPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung
padawilayahyangmenjadikewenangannya;
c. pembinaandanpengawasan;
d. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas
Bumipadawilayahkabupaten/kota;dan
e. inventarisasidan penyusunan neraca sumberdaya dan
cadanganPanasBumipadawilayahkabupaten/kota.
6. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal11
(1) Setiap Orang yang melakukan pengusahaan Panas Bumi
untukPemanfaatanLangsungsebagaimanadimaksuddalam
Pasal9 ayat(1)hurufa wajib terlebih dahulu memiliki
PerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung.
(2) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
PemerintahPusatuntukpemanfaatanlangsungyangberada
pada:
a. lintas wilayah provinsi termasuk Kawasan Hutan
produksidanKawasanHutanlindung;
b. KawasanHutankonservasi;
c. kawasankonservasidiperairan;dan
d. wilayahlautlebihdari12(duabelas)mildiukurdarigaris
pantaikearahlautlepasdiseluruhIndonesia.
(3) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikanolehgubernur
sesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkan
olehPemerintahPusat,untukPemanfaatanLangsungyang
beradapada:
a. lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi
termasukKawasanHutanproduksidanKawasanHutan
lindung;dan
b. wilayahlautpalingjauh12(duabelas)mildiukurdari
garispantaikearahlautlepasdan/ataukearahperairan
kepulauan.
(4) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
bupati/walikotasesuainorma,standar,prosedur,dankriteria
yangditetapkanolehPemerintahPusat,untukPemanfaatan
Langsungyangberadapada:
a.wilayah kabupaten/kota termasuk Kawasan Hutan
produksidanKawasanHutanlindung;dan
b.wilayahlautpalingjauh1/3(satupertiga)dariwilayah
lautkewenanganprovinsi.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
133
(5) Izin Pemanfaatan Langsung sebagaimanadimaksud pada
ayat(2),ayat(3),dan ayat(4) diberikan berdasarkan
permohonandariSetiapOrang.
(6) PerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsungdiberikan
setelahSetiapOrangsebagaimanadimaksudpadaayat(5)
mendapatpersetujuanlingkungansesuaidenganketentuan
peraturanperundang-undangandibidangperlindungandan
pengelolaanlingkunganhidup.
7. KetentuanPasal12dihapus.
8. KetentuanPasal13dihapus.
9. KetentuanPasal14dihapus.
10. KetentuanPasal15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal15
Ketentuan lebih lanjutmengenainorma,standar,prosedurdan
kriteriapengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung
sebagaimanadimaksuddalam Pasal11termasukhargaenergi
PanasBumidiaturdenganPeraturanPemerintah.
11. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal23
(1) Badan Usaha yang melakukan pengusahaan Panas Bumi
untukPemanfaatanTidakLangsungsebagaimanadimaksud
dalam Pasal9 ayat(1)huruf b wajib terlebih dahulu
memenuhiPerizinanBerusahadibidangPanasBumi.
(2) Perizinan Berusaha dibidang Panas Bumisebagaimana
dimaksud pada ayat(1)diberikan oleh Pemerintah Pusat
kepadaBadanUsahaberdasarkanhasilpenawaranWilayah
Kerja.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Perizinan
BerusahadibidangPanasBumiuntukPemanfaatanTidak
LangsungdiaturdenganPeraturanPemerintah.
12. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal24
Dalam halkegiatanpengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatan
TidakLangsungberadadiKawasanHutan,pemegangPerizinan
BerusahaterkaitPanasBumiwajibmemenuhiPerizinanBerusaha
dibidang kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
13. KetentuanPasal25dihapus.
14. KetentuanPasal36diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal36
(1) PemerintahPusatdapatmencabutPerizinanBerusahaPanas
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
134
Bumisebagaimanadimaksuddalam Pasal33hurufcjika
pelakuusahaPanasBumi:
a. melakukanpelanggaranterhadapsalahsatuketentuan
yangtercantum dalam PerizinanBerusahaterkaitPanas
Bumi;dan/atau
b. tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Sebelum melaksanakan pencabutan Perizinan Berusaha
Panas Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
PemerintahPusatterlebihdahulumemberikankesempatan
dalam jangkawaktu6(enam)bulankepadapelakuusaha
Panas Bumiuntuk memenuhikewajiban sesuaidengan
ketentuanyangdiaturdenganUndang-Undangini.
15. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal37
Pemerintah Pusatdapatmembatalkan Perizinan Berusaha di
bidangPanasBumisebagaimanadimaksuddalamPasal33hurufd
jika:
a. PelakuusahaPanasBumimemberikandata,informasi,atau
keteranganyangtidakbenardalampermohonan;atau
b. Perizinan Berusaha bidang Panas Bumidinyatakan batal
berdasarkanputusanpengadilan.
16. KetentuanPasal38diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal38
(1) Dalam halPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiberakhir
karenaalasansebagaimanadimaksuddalamPasal33,pelaku
usaha Panas Bumiwajib memenuhidan menyelesaikan
segala kewajibannya sesuaidengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) KewajibanpelakuusahaPanasBumisebagaimanadimaksud
padaayat(1)dinyatakantelahterpenuhisetelahmendapatkan
persetujuandariPemerintahPusat.
(3) Pemerintah Pusat menetapkan persetujuan pengakhiran
PerizinanBerusahaPanasBumisetelahpelakuusahaPanas
BumimelaksanakanpemulihanfungsilingkungandiWilayah
Kerjanya serta kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud
padaayat(1).
17. KetentuanPasal40diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal40
(1) Badan Usahapemegang Perizinan BerusahaterkaitPanas
Bumiyang melanggar atau tidak memenuhiketentuan
sebagaimanadimaksuddalamPasal11,Pasal13ayat(1)atau
ayat(2),Pasal20ayat(2),Pasal23ayat(1),Pasal26ayat(1)
atauayat(2),Pasal27ayat(1)danayat(3),Pasal31ayat(3),
atauPasal32ayat(2)dikenaisanksiadministratif.
(2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1)
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
135
berupa:
a.peringatantertulis;
b.penghentiansementaraseluruhkegiatan;
c.dendaadministrasi;dan/atau
d.pencabutanPerizinanBerusaha.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(2)diaturdalamPeraturanPemerintah.
18. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal42
(1) Dalam halakanmenggunakanbidang-bidangtanahnegara,
hakatastanah,tanahulayat,dan/atauKawasanHutandi
dalam WilayahKerja,pemegangPerizinanBerusahaterkait
pemanfaatanlangsungataupemegangPerizinanBerusaha
terkait panas bumi harus terlebih dahulu melakukan
penyelesaianpenggunaanlahandenganpemakaitanahdi
atas tanah negara atau pemegang hak atau Perizinan
Berusaha dibidang kehutanan sesuaidengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(2) Dalam halPemerintah Pusatmelakukan Eksplorasiuntuk
menetapkan Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal17ayat(1),sebelum melakukanEksplorasi,Menteri
melakukanpenyelesaianpenggunaanlahandenganpemakai
tanahdiatastanahnegaraataupemeganghakatauPerizinan
Berusaha dibidang kehutanan sesuaidengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Penyelesaiansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat
(2)dilakukansecaramusyawarahdanmufakatdengancara
jualbeli,tukar-menukar,gantirugiyanglayak,pengakuanatau
bentukpenggantianlainkepadapemakaitanahdiatautanah
negaraataupemeganghak.
(4) Dalam halkegiatanpengusahaanPanasBumidilakukanoleh
badanusahamiliknegarayangmendapatpenugasankhusus
dariPemerintah,penyediaantanahdilakukansesuaidengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
19. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
(1) PemegangPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung
atau Pemegang Perizinan Berusaha terkaitPanas Bumi
sebelum melakukanpengusahaanPanasBumidiatastanah
negara,hak atas tanah,tanah ulayat,dan/atau Kawasan
Hutanharus:
a.memperlihatkan:
1. Perizinan Berusaha terkaitpemanfaatan langsung
atausalinanyangsah;atau
2. PerizinanBerusahaterkaitpanasbumiatausalinan
yangsah;
b.memberitahukanmaksuddantempatkegiatanyangakan
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
136
dilakukan;dan
c.melakukanpenyelesaianataujaminanpenyelesaianyang
disetujuioleh pemakaitanah diatas tanah negara
dan/ataupemeganghaksebagaimanadimaksuddalam
Pasal42.
(2) Jika pemegang Perizinan Berusaha terkaitpemanfaatan
langsungataupemegangPerizinanBerusahaterkaitpanas
bumitelah memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud
padaayat(1),pemakaitanahdiatastanahnegaradan/atau
pemegang hak wajib mengizinkan pemegang Perizinan
Berusaha terkaitpemanfaatan langsung atau pemegang
PerizinanBerusahaterkaitpanasbumiuntukmelaksanakan
pengusahaanPanasBumidiatastanahyangbersangkutan.
20. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal46
SetiapOrangdilarangmenghalangiataumerintangipengusahaan
Panas Bumiyang telah memegang Perizinan Berusaha terkait
Panas Bumidan telah menyelesaikan kewajiban sebagaimana
dimaksuddalamPasal42.
21. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal47
Pelaku Usaha Pemanfaatan Langsung berhak melakukan
pengusahaanPanasBumisesuaidenganPerizinanBerusahayang
diberikan.
22. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal48
PelakuusahaPemanfaatanLangsungwajib:
a. memahamidanmenaatiperaturanperundang-undangandi
bidangkeselamatandankesehatankerjasertaperlindungan
danpengelolaanlingkunganhidupdanmemenuhistandar
yangberlaku;
b. melakukan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi kegiatan pencegahan,
penanggulangan,danpemulihanfungsilingkunganhidup.
23. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal49
PelakuUsahaPemanfaatanLangsungwajibmemenuhikewajiban
berupa:
a. pajakdaerah;dan
b. retribusidaerah.
24. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal50
(1) Setiap orang Pemegang Perizinan Berusaha terkait
PemanfaatanLangsungyangtidakmemenuhiataumelanggar
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
137
ketentuansebagaimanadimaksuddalam Pasal48hurufb,
hurufc,atauhurufdatauPasal49ayat(1)dikenaisanksi
administratif.
(2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1)
berupa:
a.peringatantertulis;
b.penghentian sementara seluruh kegiatan pengusahaan
PanasBumiuntukPemanfaatanLangsung;dan/atau
c.pencabutanPerizinanBerusaha.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengenaansanksi
administratifsebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat
(2)diaturdalamPeraturanPemerintah.
25. KetentuanPasal56diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal56
(1) BadanUsahapemegangPerizinanBerusahaterkaitPanas
Bumiyang melanggar atau tidak memenuhiketentuan
sebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(1)hurufb,huruf
c,hurufd,hurufg,hurufh,hurufi,atauhurufj,Pasal53ayat
(1),atau Pasal54 ayat(1)atau ayat(4)dikenaisanksi
administratif.
(2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1)
berupa:
a. peringatantertulis;
b. penghentiansementaraseluruhkegiatanEksplorasi,
c. Eksploitasi,danpemanfaatan;dan/atau
d. pencabutanPerizinanBerusaha.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(2)diaturdalamPeraturanPemerintah.
26. KetentuanPasal59diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal59
(1) Pemerintahmelakukanpembinaandanpengawasanterhadap
penyelenggaraanPanasBumiuntukpemanfaatanlangsung.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan
penyelenggaraanPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung
diaturdenganPeraturanPemerintah.
27. KetentuanPasal60dihapus.
28. KetentuanPasal67diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal67
SetiapOrangyangdengansengajamelakukanpengusahaanPanas
Bumiuntuk Pemanfaatan Langsung tanpa Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) yang
mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan,
Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan
pidanapenjarapalinglama2(dua)tahunataupidanadendapaling
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
138
banyakRp6.000.000.000,00(enammiliarrupiah).
29. KetentuanPasal68diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal68
Setiap Orang yang memilikiPerizinan Berusaha yang dengan
sengajamelakukanpengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatan
Langsung tidak pada lokasiyang ditetapkan dalam Perizinan
Berusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal13ayat(1)yang
mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan,
Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan
pidanapenjarapalinglama2(dua)tahun6(enam)bulanatau
pidana denda paling banyak Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar
rupiah).
30. KetentuanPasal69diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal69
Setiap Orang yang memiliki Perizinan Berusaha terkait
Pemanfaatan Langsung yang dengan sengaja melakukan
pengusahaanPanasBumiyangtidaksesuaidenganperuntukannya,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) yang
mengakibatkantimbulnyakorban/kerusaknterhadap Kesehatan,
Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan
pidanapenjarapalinglama3(tiga)tahunataupidanadendapaling
banyakRp10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah).
31. KetentuanPasal70diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal70
BadanUsahapemilikPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiyang
dengan sengaja melakukan Eksplorasi,Eksploitasi,dan/atau
pemanfaatanbukanpadaWilayahKerjasebagaimanadimaksud
dalam Pasal20ayat(2)dipidanadengandendapalingbanyak
Rp70.000.000.000,00(tujuhpuluhmiliarrupiah).
32. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal71
BadanUsahayangdengansengajamelakukanpengusahaanPanas
Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung tanpa Perizinan
BerusahadibidangPanasBumisebagaimanadimaksuddalam
Pasal23ayat(1)yangmengakibatkantimbulnyakorban/kerusakan
terhadap Kesehatan,Keselamatan,Keamanan,dan Lingkungan
(K3L), dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp50.000.000.000,00(limapuluhmiliarrupiah).
33. KetentuanPasal72diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal72
BadanUsahapemilikPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiyang
dengansengajamenggunakanPerizinanBerusahaterkaitPanas
Bumitidaksesuaidenganperuntukannyasebagaimanadimaksud
dalam Pasal26ayat(1)dipidanadenganpidanadendapaling
banyakRp100.000.000.000,00(seratusduapuluhmiliarrupiah).
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
139
34. KetentuanPasal73diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal73
SetiapOrangyangdengansengajamenghalangiataumerintangi
pengusahaanPanasBumiterhadappemegangPerizinanBerusaha
terkaitPanas Bumisebagaimana dimaksud dalam Pasal46
dipidanadenganpidanapenjarapalinglama7(tujuh)tahunatau
pidana denda paling banyak Rp70.000.000.000,00 (tujuh puluh
miliarrupiah).
35. KetentuanPasal74dihapus.
Pasal42
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor30 Tahun 2009
tentangKetenagalistrikan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
2009 Nomor133,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5052)diubah:
1. Ketentuan Pasal1 angka 10 dan angka 12 diubah,angka 11
dihapussehinggaPasal1berbunyisebagaiberikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut
penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha
penunjangtenagalistrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energisekunderyang
dibangkitkan,ditransmisikan,dandidistribusikanuntuksegala
macamkeperluan,tetapitidakmeliputilistrikyangdipakaiuntuk
komunikasi,elektronika,atauisyarat.
3. Usahapenyediaantenagalistrikadalahpengadaantenagalistrik
meliputipembangkitan,transmisi,distribusi,dan penjualan
tenagalistrikkepadakonsumen.
4. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi
tenagalistrik.
5. Transmisitenagalistrikadalahpenyalurantenagalistrikdari
pembangkitankesistem distribusiataukekonsumen,atau
penyalurantenagalistrikantarsistem.
6. Distribusitenagalistrikadalahpenyalurantenagalistrikdari
sistemtransmisiataudaripembangkitankekonsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli
tenagalistrikdaripemegang izin usahapenyediaan tenaga
listrik.
8. Usahapenjualantenagalistrikadalahkegiatanusahapenjualan
tenagalistrikkepadakonsumen.
9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana
pengembangansistem penyediaantenagalistrikyangmeliputi
bidangpembangkitan,transmisi,dandistribusitenagalistrik
yangdiperlukanuntukmemenuhikebutuhantenagalistrik.
10.PerizinanBerusahaterkaitketenagalistrikanadalahperizinan
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
140
untuk melakukan kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik
untukkepentinganumum,usahapenyediaantenagalistrikuntuk
kepentingansendiri,dan/atau usahajasapenunjang tenaga
listrik.
11.Dihapus.
12.Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan Pemerintah
sebagaitempatbadan usaha melakukan usaha distribusi
dan/ataupenjualantenagalistrik.
13.Gantirugihakatastanahadalahpenggantianataspelepasan
ataupenyerahanhakatastanahberikutbangunan,tanaman,
dan/ataubendalainyangterdapatdiatastanahtersebut.
14.Kompensasi adalah pemberian sejumlah uang kepada
pemeganghakatastanahberikutbangunan,tanaman,dan/atau
bendalainyangterdapatdiatastanahtersebutkarenatanah
tersebutdigunakansecaratidaklangsunguntukpembangunan
ketenagalistrikantanpadilakukanpelepasanataupenyerahan
hakatastanah.
15.PemerintahPusatyangselanjutnyadisebutPemerintahadalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahnegaraRepublikIndonesiasebagaimanadimaksud
dalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun
1945.
16.PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan
perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggaraPemerintahan
Daerah.
17.Menteri adalah menteri yang membidangi urusan
ketenagalistrikan.
18.Setiaporangadalahorangperoranganataubadanbaikyang
berbadanhukummaupunyangbukanberbadanhukum.
2. KetentuanPasal3diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal3
(1) Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang
penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomidaerah
sesuaidengannorma,standar,prosedurdankriteriayang
ditetapkanolehPemerintahPusat.
(2) Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
menetapkan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan
melaksanakanusahapenyediaantenagalistrik.
3. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal4
(1) PelaksanaanusahapenyediaantenagalistrikolehPemerintah
PusatdanPemerintahDaerahdilakukanolehbadanusaha
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
141
miliknegaradanbadanusahamilikdaerah
(2) Badanusahamilikdaerah,Badanusahaswasta,koperasi,dan
swadaya masyarakat dapat berpartisipasidalam usaha
penyediaantenagalistrik.
(3) Untuk penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal3ayat(1),Pemerintahdanpemerintahdaerah
menyediakandanauntuk:
a. kelompokmasyarakattidakmampu;
b. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di
daerahyangbelumberkembang;
c. pembangunan tenaga listrik didaerah terpencildan
perbatasan;dan
d. pembangunanlistrikperdesaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dana
sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
4. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal5
(1) KewenanganPemerintahdibidangketenagalistrikanmeliputi:
a. penetapankebijakanketenagalistrikannasional;
b. penetapan peraturan perundang-undangan dibidang
ketenagalistrikan;
c. penetapan standar,pedoman,dan kriteria dibidang
ketenagalistrikan;
d. penetapanpedomanpenetapantariftenagalistrikuntuk
konsumen;
e. penetapanrencanaumumketenagalistrikannasional;
f. penetapanwilayahusaha;
g. penetapanPerizinanBerusahaterkaitjualbelitenaga
listriklintasnegara
h. PerizinanBerusahapenyediaantenagalistrik;
i. penetapan tariftenaga listrik untuk konsumen dari
pemegangPerizinanBerusahapenyediaantenagalistrik
untukkepentinganumum;
j. penetapanpersetujuanhargajualtenagalistrikdansewa
jaringantenagalistrikdaripemegangPerizinanBerusaha
penyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum;
k. penetapanpersetujuanpenjualankelebihantenagalistrik
daripemegangPerizinanBerusahapenyediaantenaga
listrikuntukkepentingansendiri;
l. penetapan Perizinan Berusaha untuk kegiatan jasa
penunjangtenagalistrik;
m. penetapan Perizinan Berusaha terkait usaha jasa
penunjang tenaga listrik yang dilakukan oleh badan
usaha milik negara atau penanam modal
asing/mayoritassahamnyadimilikiolehpenanam modal
asing;
n. penetapan Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
142
jaringantenagalistrikuntukkepentingantelekomunikasi,
multimedia, dan informatika pada jaringan milik
pemegangPerizinanBerusahaterkaitpenyediaantenaga
listrik atau Perizinan Berusaha terkaitoperasiyang
ditetapkanolehPemerintah;
o. pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi
bidangketenagalistrikan;
p. pengangkataninspekturketenagalistrikan;
q. pembinaan jabatan fungsional inspektur
ketenagalistrikan untukseluruh tingkatpemerintahan;
dan
r. penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha
yangizinnyaditetapkanolehPemerintah.
(2) Kewenanganpemerintahprovinsidibidangketenagalistrikan
meliputi:
a. penetapan peraturan daerah provinsi di bidang
ketenagalistrikan;
b. penetapan rencana umum ketenagalistrikan daerah
provinsi;
c. pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi
bidang ketenagalistrikan yang Perizinan Berusahanya
ditetapkanolehpemerintahprovinsi;
d. pengangkataninspekturketenagalistrikanuntukprovinsi;
dan
e. penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha
yangizinnyaditetapkanolehpemerintahprovinsi.
(3) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota di bidang
ketenagalistrikanmeliputi:
a.penetapanperaturandaerahkabupaten/kotadibidang
ketenagalistrikan;
b.penetapan rencana umum ketenagalistrikan daerah
kabupaten/kota;
c.pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi
bidangketenagalistrikanyangizinnyaditetapkanoleh
pemerintahkabupaten/kota;
d.pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk
kabupaten/kota;dan
e.penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha
yangizinnyaditetapkanolehpemerintahkabupaten/kota.
5. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
143
Pasal7
(1) Rencana umum ketenagalistrikan nasional disusun
berdasarkankebijakanenerginasionaldanditetapkanoleh
PemerintahPusat.
(2) Rencana umum ketenagalistrikan nasionalsebagaimana
dimaksudpadaayat(1)disusundenganmengikutsertakan
pemerintahdaerah.
(3) Ketentuanmengenaipedomanpenyusunanrencanaumum
ketenagalistrikansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diatur
denganPeraturanPemerintah.
6. KetentuanPasal10diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal10
(1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum
sebagaimanadimaksuddalam Pasal9hurufameliputijenis
usaha:
a. pembangkitantenagalistrik;
b. transmisitenagalistrik;
c. distribusitenagalistrik;dan/atau
d. penjualantenagalistrik.
(2) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdilakukansecara
terintegrasi.
(3) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum
secara terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat(2)
dilakukanoleh1(satu)badanusahadalam 1(satu)wilayah
usaha.
(4) Dalam halusaha pembangkitan,transmisi,distribusi,dan
penjualandilakukansecaraterintegrasi,usahapembangkitan
dan/atautransmisidapatdilakukandiluarwilayahusahanya.
(5) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum
dengan jenis usaha distribusi tenaga listrik dan/atau
penjualantenagalistrikdilakukanoleh1(satu)badanusaha
dalam1(satu)WilayahUsaha.
(6) KetentuanlebihlanjutmengenaiWilayahUsahasebagaimana
dimaksudpadaayat(3),ayat(4),danayat(5)diaturdengan
PeraturanPemerintah.
7. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal11
(1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum
sebagaimanadimaksuddalam Pasal10ayat(1)dilaksanakan
olehbadanusahamiliknegara,badanusahamilikdaerah,
badanusahaswasta,koperasi,danswadayamasyarakatyang
berusahadibidangpenyediaantenagalistrik.
(2) Badanusahamiliknegarasebagaimanadimaksudpadaayat
(1)diberiprioritas pertama melakukan usaha penyediaan
tenagalistrikuntukkepentinganumum.
(3) Badanusahamiliknegara,badanusahamilikdaerah,badan
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
144
usaha swasta,koperasi,dan swadaya masyarakatdalam
melakukanusahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingan
umumwajibmengutamakanprodukdanpotensidalamnegeri.
(4) Untukwilayahyangbelum mendapatkanpelayanantenaga
listrik,PemerintahPusatmemberikesempatankepadabadan
usahamilikdaerah,badanusahamilikswasta,ataukoperasi
sebagaipenyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik
terintegrasi.
(5) Dalam haltidakadabadanusahamilikdaerah,badanusaha
swasta,ataukoperasiyangdapatmenyediakantenagalistrik
diwilayahtersebut,PemerintahPusatwajibmenugasibadan
usahamiliknegarauntukmenyediakantenagalistrik.
8. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal13
(1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri
sebagaimanadimaksuddalam pasal12dilaksanakanhanya
untukpemakaiansendiri.
(2) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri
dapat dilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat,
pemerintahdaerah,badanusahamiliknegara,badanusaha
milikdaerah,badanusahaswasta,koperasi,perseorangan,
danlembaga/badanusahalainnya.
(3) InstansiPemerintahPusat,pemerintahdaerah,badanusaha
miliknegara,badanusahamilikdaerah,badanusahaswasta,
koperasi,perseorangan,danlembaga/badanusahalainnya
dalam melaksanakanusahapenyediaantenagalistrikuntuk
kepentingansendiriwajibmengutamakanprodukdanpotensi
dalamnegeri.
9. KetentuanPasal16diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal16
(1) Usahajasapenunjangtenagalistriksebagaimanadimaksud
dalamPasal15hurufameliputi:
a. konsultasidalambidanginstalasitenagalistrik;
b. pembangunandanpemasanganinstalasitenagalistrik;
c. pemeriksaandanpengujianinstalasitenagalistrik;
d. pengoperasianinstalasitenagalistrik;
e. pemeliharaaninstalasitenagalistrik;
f. penelitiandanpengembangan;
g. pendidikandanpelatihan;
h. laboratorium pengujianperalatandanpemanfaattenaga
listrik;
i. sertifikasiperalatandanpemanfaattenagalistrik;
j. sertifikasikompetensitenagateknikketenagalistrikan;
k. sertifikasibadanusahajasapenunjangtenagalistrik;dan
l. usahajasalainyangsecaralangsungberkaitandengan
penyediaantenagalistrik.
(2) Usahajasapenunjangtenagalistriksebagaimanadimaksud
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
145
padaayat(1)dilaksanakanolehbadanusahamiliknegara,
badan usaha milik daerah,badan usaha swasta,badan
layanan umum,dan koperasiyang memilikisertifikasi,
klasifikasi,dankualifikasi.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaisertifikasi,klasifikasi,dan
kualifikasiusahajasapenunjangtenagalistrikdiaturdengan
PeraturanPemerintah.
10. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal18
Usahapenyediaantenagalistrikdanusahapenunjangtenagalistrik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 dilaksanakan setelah
mendapatkanPerizinanBerusaha.
11. KetentuanPasal19diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal19
(1) PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal18,
diberikankepadabadanusahauntukkegiatan:
a. usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum;
b. usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri;
dan
c. usahajasapenunjangtenagalistrik.
(2) PerizinanBerusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrik
untukkepentinganumum sebagaimanadimaksudpadaayat
(1)hurufatermasukuntukkegiatanjualbelilintasnegara.
(3) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan usaha
penyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum,usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri,dan
usahajasapenunjangtenagalistrikwajibmemenuhiPerizinan
Berusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1).
12. KetentuanPasal20dihapus.
13. KetentuanPasal21diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal21
(1) PemerintahatauPemerintahDaerahmenetapkanPerizinan
Berusahasesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayang
ditetapkanolehPemerintahPusat.
(2) Pemerintah menetapkan norma,standar,prosedur,dan
kriteriaberkaitandenganPerizinanBerusaha.
14. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22
PerizinanBerusahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingan
sendirisebagaimanadimaksuddalam Pasal19ayat(1)hurufb
diwajibkan untuk pembangkittenaga listrik dengan kapasitas
tertentuyangdiaturdenganPeraturanPemerintah.
15. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
146
Pasal23
(1) Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikuntuk
kepentingansendiridapatmenjualkelebihantenagalistrik
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum setelah
mendapatpersetujuan dariPemerintah atau Pemerintah
Daerahsesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayang
ditetapkanolehPemerintahPusat.
(2) Penjualankelebihantenagalistrikuntukkepentinganumum
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdilakukandalam
halwilayah tersebut belum terjangkau oleh pemegang
PerizinanBerusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrik.
16. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal24
KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahauntukkegiatan
usaha penyediaan tenaga listrikuntukkepentingan umum dan
usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiridiatur
denganPeraturanPemerintah.
17. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal25
Penetapan Perizinan Berusaha industrijasa penunjang tenaga
listrik untuk industridilaksanakan sesuaidengan ketentuan
peraturanperundang-undangandibidangperindustrian.
18. KetentuanPasal27diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal27
(1) Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikuntuk
kepentinganumum dalam melaksanakanusahapenyediaan
tenagalistriksebagaimanadimaksuddalam Pasal10ayat(1)
berhakuntuk:
a. melintasisungaiatau danau,baikdiatasmaupun di
bawahpermukaan;
b. melintasilaut,baikdiatasmaupundibawahpermukaan;
c. melintasijalanumumdanjalankeretaapi;
d. masuk ke tempat umum atau perorangan dan
menggunakannyauntuksementarawaktu;
e. menggunakantanahdanmelintasdiatasataudibawah
tanah;
f. melintasdiatasataudibawahbangunanyangdibangun
diatasataudibawahtanah;dan
g. memotongdan/ataumenebangtanamanyang
menghalanginya.
(2) Dalam pelaksanaankegiatansebagaimanadimaksudpada
ayat(1),pelaku usaha untukkegiatan penyediaan tenaga
listrik harus melaksanakannya berdasarkan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
19. KetentuanPasal28diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
147
Pasal28
Pelaku usaha untuk kegiatan penyediaan tenaga listrik untuk
kepentinganumumwajib:
a. menyediakantenagalistrikyangmemenuhistandar
mutudankeandalanyangberlaku;
b. memberikanpelayananyangsebaik-baiknyakepada
konsumendanmasyarakat;
c. memenuhiketentuankeselamatanketenagalistrikan;dan
d. mengutamakanprodukdanpotensidalamnegeri.
20. KetentuanPasal29diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal29
(1) Konsumenberhakuntuk:
a. mendapatpelayananyangbaik;
b. mendapattenaga listriksecara terus-menerus dengan
mutudankeandalanyangbaik;
c. memperolehtenagalistrikyangmenjadihaknyadengan
hargayangwajar;
d. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada
gangguantenagalistrik;dan
e. mendapatgantirugiapabila terjadipemadaman yang
diakibatkankesalahandan/ataukelalaianpengoperasian
olehpelakuusahauntukpenyediaantenagalistrikuntuk
kepentingan umum sesuaisyaratyang diaturdengan
perjanjianjualbelitenagalistrik.
(2) Konsumenwajib:
a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang
mungkintimbulakibatpemanfaatantenagalistrik;
b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik
konsumen;
c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan
peruntukannya;
d. membayartagihanpemakaiantenagalistrik;dan
e. menaatipersyaratanteknisdibidangketenagalistrikan.
(3) Konsumenbertanggungjawabapabilakarenakelalaiannya
mengakibatkan kerugian pelaku usaha untuk kegiatan
penyediaantenagalistrik.
(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaitanggungjawabkonsumen
sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
21. KetentuanPasal30diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal30
(1) Penggunaan tanah oleh pelaku usaha untuk kegiatan
penyediaan tenaga listrik untuk melaksanakan haknya
sebagaimanadimaksuddalam Pasal27dilakukandengan
memberikan gantirugihak atas tanah atau kompensasi
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
148
kepadapemeganghakatastanah,bangunan,dantanaman
sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) Gantirugihakatastanahsebagaimanadimaksudpadaayat
(1)diberikanuntuktanahyangdipergunakansecaralangsung
oleh pemegang Perizinan Berusaha untuk kegiatan
penyediaantenagalistrikdanbangunansertatanamandiatas
tanah.
(3) Kompensasisebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikan
untukpenggunaantanahsecaratidaklangsungolehpelaku
usaha untuk kegiatan penyediaan tenaga listrik yang
mengakibatkan berkurangnya nilaiekonomis atas tanah,
bangunan,dantanamanyangdilintasitransmisitenagalistrik.
(4) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperhitungan kompensasi
sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
(5) Dalam haltanahyangdigunakanpelakuusahauntukkegiatan
penyediaantenagalistrikterdapatbagiantanahyangdikuasai
olehpemeganghakatastanahataupemakaitanahnegara,
sebelum memulaikegiatan,pelaku usaha untuk kegiatan
penyediaantenagalistrikwajibmenyelesaikanmasalahtanah
tersebutsesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangandibidangpertanahan.
(6) Dalam haltanahyangdigunakanpelakuusahauntukkegiatan
penyediaan tenaga listrik terdapat tanah ulayat,
penyelesaiannyadilakukanberdasarkanketentuanperaturan
perundang-undangan di bidang pertanahan dengan
memperhatikanketentuanhukumadatsetempat.
22. KetentuanPasal32diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal32
(1) Penetapandantatacarapembayarangantirugihakatas
tanahataukompensasisebagaimanadimaksuddalam Pasal
30dilakukansesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan.
(2) Gantirugihakatastanah ataukompensasisebagaimana
dimaksuddalam Pasal30dibebankankepadapelakuusaha
untukkegiatanpenyediaantenagalistrik.
23. KetentuanPasal33diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal33
(1) Harga jualtenagalistrikdan sewa jaringan tenagalistrik
ditetapkanberdasarkanprinsipusahayangsehat.
(2) PemerintahatauPemerintahDaerahmemberikanpersetujuan
atashargajualtenagalistrikdansewajaringantenagalistrik
sesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkan
olehPemerintahPusat.
24. KetentuanPasal34diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal34
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
149
(1) Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya
menetapkan tariftenaga listrik untuk konsumen dengan
persetujuanDewanPerwakilanRakyatRepublikIndonesia.
(2) Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
menetapkan tariftenaga listrik untuk konsumen dengan
persetujuanDewanPerwakilanRakyatDaerahberdasarkan
norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh
Pemerintah.
Catatan:
02OKT2020-20. -DisetujuiTimusayat(2)danayat(3),
dihapusdanreformulasipenyesuaianayat(4)danrujukan
pasaluntukdibawakePanja
(3) Dalam halpemerintahdaerahtidakdapatmenetapkantarif
tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pemerintah menetapkan tariftenaga listrik untuk daerah
tersebut dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
RepublikIndonesia.
(4) Tariftenagalistrikuntukkonsumensebagaimanadimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan memperhatikan
keseimbangankepentingannasional,daerah,konsumen,dan
pelakuusahapenyediaantenagalistrik.
(5) Tariftenagalistrikuntukkonsumensebagaimanadimaksud
padaayat(1)dapatditetapkansecaraberbedadisetiap
daerahdalamsuatuwilayahusaha.
25. KetentuanPasal35diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal35
Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikdilarang
menerapkantariftenagalistrikuntukkonsumenyangtidaksesuai
dengan penetapan Pemerintah Pusatsebagaimana dimaksud
dalamPasal34.
26. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal37
Jualbelitenagalistriklintasnegaradilakukanolehpelakuusaha
untukkegiatanpenyediaantenagalistrikberdasarkanPerizinan
Berusaha.
27. KetentuanPasal44diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal44
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuankeselamatanketenagalistrikan.
(2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)bertujuanuntukmewujudkankondisi:
a. andaldanamanbagiinstalasi;
b. aman daribahaya bagimanusia dan makhluk hidup
lainnya;dan
c. ramahlingkungan.
(3) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
150
dimaksudpadaayat(1)meliputi:
a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat
tenagalistrik;
b. pengamananinstalasitenagalistrik;dan
c. pengamananpemanfaattenagalistrik.
(4) Setiapinstalasitenagalistrikyangberoperasiwajibmemiliki
sertifikatlaikoperasi.
(5) Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib
memenuhiketentuanstandarnasionalIndonesia.
(6) Setiap tenaga teknikdalam usaha ketenagalistrikan wajib
memilikisertifikatkompetensi.
(7) Ketentuanmengenaikeselamatanketenagalistrikan,sertifikat
laik operasi,standar nasionalIndonesia,dan sertifikat
kompetensisebagaimanadimaksudpadaayat(1)sampai
denganayat(6)diaturdenganPeraturanPemerintah.
28. KetentuanPasal45diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal45
(1) Pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan
telekomunikasi,multimedia,dan informatika hanya dapat
dilakukan sepanjang tidak mengganggu kelangsungan
penyediaantenagalistrik.
(2) Pemanfaatanjaringantenagalistriksebagaimanadimaksud
pada ayat(1)hanya dapatdilakukan dengan persetujuan
pemilikjaringan.
(3) Pemilik jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikanlaporankepadaPemerintahPusat.
(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipemanfaatanjaringantenaga
listriksebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2),danayat
(3)diaturdenganPeraturanPemerintah.
29. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal46
(1) Pemerintahdan/atauPemerintahDaerahberdasarkannorma,
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
PemerintahPusatmelakukanpembinaandanpengawasan
terhadapusahapenyediaantenagalistrikdalamhal:
a. penyediaan dan pemanfaatan sumber energi untuk
pembangkittenagalistrik;
b. pemanfaatanjaringantenagalistrikuntukkepentingan
telekomunikasi,multimedia,daninformatika;
c. pemenuhankecukupanpasokantenagalistrik;
d. pemenuhanpersyaratanketeknikan;
e. pemenuhanaspekperlindunganlingkunganhidup;
f. pengutamaanpemanfaatanbarangdanjasadalamnegeri;
g. penggunaantenagakerjaasing;
h. pemenuhan tingkatmutu dan keandalan penyediaan
tenagalistrik;
i. pemenuhanpersyaratanperizinan;
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
151
j. penerapantariftenagalistrik;dan
k. pemenuhan mutu jasa yang diberikan oleh usaha
penunjangtenagalistrik.
(2) Dalam melakukanpengawasansebagaimanadimaksudpada
ayat(1),Pemerintahdan/atauPemerintahDaerahdapat:
a. melakukaninspeksipengawasandilapangan;
b. meminta laporan pelaksanaan usaha di bidang
ketenagalistrikan;
c. melakukan penelitian dan evaluasi atas laporan
pelaksanaanusahadibidangketenagalistrikan;dan
d. memberikansanksiadministratifterhadappelanggaran
ketentuanPerizinanBerusaha.
(3) Dalam melaksanakanpengawasanketeknikansebagaimana
dimaksudpadaayat(1),Pemerintahdan/atauPemerintah
Daerah dibantu oleh inspekturketenagalistrikan dan/atau
PenyidikPegawaiNegeriSipil.
(4) Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan kewenangan
pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksudpada
ayat(1)kepadapemerintahdaerah.
(5) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan
diaturdenganPeraturanPemerintah.
30. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal48
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksuddalam Pasal16ayat(3),Pasal17ayat(3),Pasal19
ayat(2),Pasal22,Pasal23ayat(3),Pasal27ayat(2),Pasal
28,Pasal30ayat(1),Pasal33ayat(3),Pasal35,Pasal37,
Pasal42,Pasal44ayat(4)atauayat(5),atauPasal45ayat(3)
dikenaisanksiadministratif.:
a. tegurantertulis;
b. pembekuankegiatansementara;
c. denda;dan/atau
d. pencabutanPerizinanBerusaha.
(2) Setiaporangyangmendirikanbangunanataumembiarkan
bangunandan/ataumenanamkembalitanaman,yang:
a.telahdiberikangantirugisebagaimanadimaksuddalam
Pasal30 ayat(2)dan/atau kompensasisebagaimana
dimaksuddalamPasal30ayat(3);
b.berpotensimasuk ke ruang bebas atau jarak bebas
minimumjaringantenagalistrik;dan
c.berpotensi membahayakan keselamatan dan/atau
mengganggukeandalanpenyediaantenagalistrik,
dikenaisanksiadministratif.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah.
31. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
152
Pasal49
(1) Setiaporangyangmelakukanusahapenyediaantenagalistrik
untuk kepentingan umum tanpa Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal19 ayat(2) yang
mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan,
Keselamatan,Keamanan,dan Lingkungan (K3L),dipidana
denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandenda
palingbanyakRp3.000.000.000,00(tigamiliarrupiah).
(2) Setiaporangyangmelakukanusahapenyediaantenagalistrik
untukkepentingansendiriyangterhubungdenganjaringan
tenagalistrik(ongrid)tanpaPerizinanBerusahasebagaimana
dimaksud dalam Pasal22 yang mengakibatkantimbulnya
korban/kerusakanKesehatan,Keselamatan,Keamanan,dan
Lingkungan (K3L),dipidana dengan pidana denda paling
banyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).
(3) Setiap orang yang menjualkelebihan tenaga listrikuntuk
dimanfaatkanbagikepentinganumum tanpapersetujuandari
Pemerintah Pusatatau pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal23 ayat(3)yang mengakibatkan
timbulnya korban/kerusakan Kesehatan, Keselamatan,
Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadenganpidana
penjarapalinglama2(dua)tahundandendapalingbanyak
Rp2.000.000.000,00(duamiliarrupiah).
32. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal50
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan
ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal44
ayat(1)yang mengakibatkan matinya seseorang karena
tenagalistrik,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama10
(sepuluh)tahundandendapalingbanyakRp500.000.000,00
(limaratusjutarupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dilakukan oleh pemegang Perizinan Berusaha penyediaan
tenagalistrikdipidanadenganpidanapenjarapalinglama10
(sepuluh)tahundandendapalingbanyakRp1.000.000.000,00
(satumiliarrupiah).
(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pemegang Perizinan Berusaha penyediaan tenaga listrik
diwajibkanuntukmemberigantirugikepadakorban.
(4) Penetapandantatacarapembayarangantirugisebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
33. DiantaraPasal50danPasal51disisipkan(1)satupasalbaruyakni
Pasal51Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal51A
Setiap orang yang mendirikan bangunan atau membiarkan
bangunandan/ataumenanamkembalitanaman,yangtelah:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
153
a. diberikangantirugisebagaimanadimaksuddalam Pasal30
ayat(2)dan/ataukompensasisebagaimanadimaksuddalam
Pasal30ayat(3);
b. masukkeruangbebasataujarakbebasminimum jaringan
tenagalistrik;dan/atau
c. membahayakan keselamatan dan/atau mengganggu
keandalanpenyediaantenagalistrik,
dipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan
dendapalingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).
34. KetentuanPasal52dihapus.
35. KetentuanPasal54diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal54
(1) Setiap orang yang mengoperasikaninstalasitenagalistrik
tanpasertifikatlaikoperasisebagaimanadimaksuddalam
Pasal44 ayat(4)yang mengakibatkan timbulnya korban,
dipidanadenganpidanapenjarapalinglama5(lima)tahun
ataudendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjuta
rupiah).
(2) Ketentuansanksipidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1)
tidakberlakuuntukinstalasilistrikrumahtanggamasyarakat.
(3) Dalam hal instalasi listrik rumah tangga masyarakat
dioperasikantanpasertifikatlaikoperasi,dampakyangtimbul
akibatketiadaan sertifikatlaik operasimenjaditanggung
jawabpenyediatenagalistrik.
Catatan:
02OKT2020-20.-disetujuidihapusuntukdibawakePanjaPasal54
ayat(2)
Paragraf6
Ketenaganukliran
Pasal44
Untukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamapelakuusaha
dalam mendapatkanPerizinanBerusahadarisektorKetenaganukliran,
beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor10 Tahun 1997
tentangKetenaganukliran(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
1997Nomor23,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor
3676)diubah:
1. DiantaraPasal2danPasal3disisipkan1(satu)pasalyakniPasal
2Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal2A
Pemerintah Pusatberwenang memberikan Perizinan Berusaha
terkaitketenaganukliran.
2. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal4
(1) PemerintahPusatmembentukBadanPengawasyangberada
dibawahdanbertanggungjawablangsungkepadaPresiden,
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
154
yangbertugasmelaksanakanpengawasanterhadapsegala
kegiatanpemanfaatantenaganuklir.
(2) Untukmelaksanakantugassebagaimanadimaksudpadaayat
(1),BadanPengawasmenyelenggarakanperaturan,perizinan,
daninspeksi.
3. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal9
(1) BahanGalianNuklirdikuasaiolehnegara.
(2) PemerintahPusatmenetapkanwilayahusahapertambangan
Bahan Galian Nuklirsesuaidengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaibahangaliannuklirdiatur
denganPeraturanPemerintah.
4. DiantaraPasal9dan10disisipkan1(satu)pasalyakniPasal9A
yangberbunyisebagaiberikut:
Pasal9A
(1) Pemerintah Pusatdapatmenetapkan badan usaha yang
melakukan kegiatan pertambangan Bahan Galian Nuklir
sebagaimanadimaksuddalamPasal9.
(2) Kegiatanpertambangan,sebagaimanadimaksudpadaayat
(1),dapatdilakukanolehBadanUsahaMilikNegara(BUMN)
yang bekerja sama dengan sesama Badan Usaha Milik
Swasta(BUMS).
Catatan:
Disetujuitimusayat(2)BUMNdenganBUMS
(3) Badanusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib
memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
(4) PertambanganBahanGalianNuklirsebagaimanadimaksud
padaayat(1)termasukpertambanganyangmenghasilkan
mineralikutanradioaktif.
(5) Badanusahaterkaitpertambanganmineraldanbatubarayang
menghasilkan Mineral Ikutan Radioaktif sebagaimana
dimaksudpadaayat(4)wajibmemilikiPerizinanBerusaha
dariPemerintahPusat.
(6) Dalam hal orang perseorangan ataupun badan usaha
menemukan MineralIkutan Radioaktifwajib mengalihkan
kepada Negara atau Badan Usaha Milik Negara sesuai
ketentuanperaturanperundang-undangan.
(7) KetentuanlebihlanjutmengenaipertambanganBahanGalian
NuklirdanMineralIkutanRadioaktifdiaturdenganPeraturan
Pemerintah.
5. KetentuanPasal10dihapus.
6. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal14
(1) Pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
155
dilaksanakanolehBadanPengawas.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakanmelaluiperaturan,perizinan,daninspeksi.
7. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal17
(1) Setiapkegiatanpemanfaatantenaganuklirwajibmemenuhi
PerizinanBerusahadariPemerintahPusat,kecualidalam hal
tertentuyangdiaturdenganPeraturanPemerintah.
(2) Pembangunandanpengoperasianreaktornuklirdaninstalasi
nuklir lainnya serta dekomisioning reaktor nuklir wajib
memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
(3) Syarat-syaratdantatacaraPerizinanBerusahasebagaimana
dimaksudpadaayat(1)danayat(2)diaturlebihlanjutdengan
PeraturanPemerintah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dan ayat(2)dan
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat(3)diatur
denganPeraturanPemerintah.
Catatan:
Pasal17 Ayat(3)diusulkan untuk dihapus karena redundent
denganayat(4).
8. KetentuanPasal18dihapus.
9. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal20
(1) Inspeksi terhadap instalasi nuklir dan instalasi yang
memanfaatkanradiasipengiondilaksanakanolehPemerintah
Pusat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenaiinspeksisebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
10. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal25
(1) PemerintahPusatmenyediakantempatpenyimpananlestari
limbahradioaktiftingkattinggi.
(2) Penentuan tempat penyimpanan lestari sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)ditetapkanolehPemerintahsetelah
mendapatpersetujuan Dewan Perwakilan RakyatRepublik
Indonesia.
11. KetentuanPasal41diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal41
(1) Barangsiapamembangun,mengoperasikan,memanfaatkan
dan/atau melakukan dekomisioning reaktor nuklir tanpa
PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal17
ayat(2)dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
156
Rp.10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah)
(2) Barangsiapamelakukanperbuatansebagaimanadimaksud
dalam Pasal17ayat(2)yangmenimbulkankerugiannuklir
dipidanadenganpidanapenjaraseumurhidupataupidana
penjarapalinglama15(limabelas)tahundandendapaling
banyakRp.20.000.000.000,00(duapuluhmiliarrupiah)
(3) Dalam hal terpidana tidak mampu membayar denda
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)atauayat(2),dipidana
dengankurunganpalinglama1(satu)tahun.
Paragraf7
Perindustrian
Pasal43
Untukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamapelakuusaha
dalam mendapatkanPerizinanBerusahadankemudahanpersyaratan
investasidarisektorPerindustrian,beberapaketentuandalam Undang-
Undang3Tahun2014tentangPerindustrian(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun2014Nomor4,TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor5492)diubah:
1. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal50
(1) Pemerintah Pusat melakukan perencanaan, pembinaan,
pengembangan,danpengawasanStandardisasiIndustri.
(2) StandardisasiIndustridiselenggarakan dalam wujud SNI,
spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacara.
(3) SNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacaraberlakudi
seluruhwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia.
2. KetentuanPasal53diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal53
(1) SetiapOrangdilarang:
a. membubuhkantandaSNIatautandakesesuaianpada
barang dan/atau Jasa Industriyang tidak memenuhi
ketentuanSNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantata
cara;atau
b. memproduksi,mengimpor,dan/ataumengedarkanbarang
dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI,
spesifikasiteknis,dan/atau pedoman tata cara yang
diberlakukansecarawajib.
(2) PemerintahPusatdapatmenetapkanpengecualianatasSNI,
spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang
diberlakukansecarawajibsebagaimanadimaksudpadaayat
(1)hurufbuntukimporbarangtertentu.
3. KetentuanPasal57diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal57
(1) Penerapan SNIsecara sukarela sebagaimana dimaksud
dalam Pasal51danpemberlakuanSNI,spesifikasiteknis,
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
157
dan/atau pedoman tata cara secara wajib sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 dilakukan melaluipenilaian
kesesuaian.
(2) PenilaiankesesuaianSNIyangditerapkansecarasukarela
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehlembaga
penilaiankesesuaianyangtelahterakreditasi.
(3) Penilaian kesesuaian SNI, spesifikasi teknis, dan/atau
pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehlembaga
penilaiankesesuaianyangtelahterakreditasidanterdaftar
olehPemerintahPusat.
(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan
terhadap lembaga penilaian kesesuaian diatur dengan
PeraturanPemerintah.
4. KetentuanPasal59diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal59
(1) PemerintahPusatmengawasipelaksanaanseluruhrangkaian
penerapanSNIsebagaimanadimaksuddalam Pasal51ayat
(2)danayat(3)danpemberlakuanSNI,spesifikasiteknis,
dan/atau pedoman tata cara secara wajib sebagaimana
dimaksuddalamPasal52.
(2) Dalammelaksanakankewenanganpengawasansebagaimana
dimaksudpadaayat(1),PemerintahPusatdapatbekerjasama
denganlembagaterakreditasi.
5. KetentuanPasal84diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal84
(1) IndustriStrategisdikuasaiolehnegara.
(2) IndustriStrategissebagaimanadimaksudpadaayat(1)terdiri
atasIndustriyang:
a. memenuhikebutuhanyangpentingbagikesejahteraan
rakyatataumenguasaihajathiduporangbanyak;
b. meningkatkanataumenghasilkannilaitambahsumber
dayaalamstrategis;dan/atau
c. mempunyaikaitandengankepentinganpertahananserta
keamanannegara.
(3) Penguasaan IndustriStrategis oleh negara sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dilakukanmelalui:
a. pengaturankepemilikan;
b. penetapankebijakan;
c. pengaturanPerizinanBerusaha;
d. pengaturanproduksi,distribusi,danharga;dan
e. pengawasan.
(4) Pengaturan kepemilikan Industri Strategis sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)hurufadilakukanmelalui:
a. penyertaanmodalseluruhnyaolehPemerintahPusat;
b. pembentukanusahapatunganantaraPemerintahPusat
danswasta;atau
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
158
c. pembatasan kepemilikan oleh penanam modalasing
sesuaiketentuanperaturanperundang-undangan.
(5) Penetapan kebijakan Industri Strategis sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)hurufbpalingsedikitmeliputi:
a. penetapanjenisIndustriStrategis;
b. pemberianfasilitas;dan
c. pemberiankompensasikerugian.
(6) Perizinan Berusaha terkaitIndustriStrategis sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)hurufcdiberikanolehPemerintah
Pusat.
(7) Pengaturan produksi,distribusi,dan harga sebagaimana
dimaksud pada ayat(3)hurufd dilakukan paling sedikit
denganmenetapkanjumlahproduksi,distribusi,danharga
produk.
(8) Pengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufe
meliputipenetapan IndustriStrategis sebagaiobjek vital
nasionaldanpengawasandistribusi.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai Industri Strategis
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
6. KetentuanPasal101diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal101
(1) SetiapkegiatanIndustriwajibmemenuhiPerizinanBerusaha
dariPemerintahPusat.
(2) KegiatanusahaIndustrisebagaimanadimaksudpadaayat(1)
meliputi:
a. Industrikecil;
b. Industrimenengah;dan
c. Industribesar.
(3) Perusahaan Industri yang telah memperoleh Perizinan
Berusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib:
a. melaksanakan kegiatan usaha Industrisesuaidengan
PerizinanBerusahayangdimiliki;dan
b. menjaminkeamanandankeselamatanalat,proses,hasil
produksi,penyimpanan,sertapengangkutan.
7. KetentuanPasal102dihapus.
8. KetentuanPasal104diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal104
SetiapPerusahaanIndustriyangmemenuhiPerizinanBerusaha
sebagaimanadimaksuddalam Pasal101ayat(3)dapatmelakukan
perluasansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
9. KetentuanPasal105diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal105
(1) Setiap kegiatan usaha Kawasan Industriwajib memenuhi
PerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
159
(2) Perusahaan Kawasan Industriwajib memenuhistandar
KawasanIndustriyangditetapkanolehPemerintahPusat.
(3) Setiap Perusahaan Kawasan Industri yang melakukan
perluasanwajibmemilikiPerizinanBerusahadaripemerintah
pusat.
10. DiantaraPasal105danPasal106disisipkan1(satu)pasalbaru
yakni,Pasal105Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal105A
PerizinanBerusahauntukkegiatanusahakawasanindustriyang
berada dikawasan ekonomikhusus dilakukan sesuaidengan
norma,standar,peraturandanketentuanprosedurdankriteriadi
bidang kawasan ekonomi khusus yang ditetapkan dengan
pemerintahpusat.
11. KetentuanPasal106diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal106
(1) PerusahaanIndustriyangakanmenjalankanIndustriwajib
berlokasidiKawasanIndustri.
(2) Kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dikecualikanbagiPerusahaanIndustri
yang akan menjalankan Industridan berlokasididaerah
kabupaten/kotayang:
a. belummemilikiKawasanIndustri;
b. telahmemilikiKawasanIndustritetapiseluruhkaveling
IndustridalamKawasanIndustrinyatelahhabis;
c. merupakan zona industri dalam Kawasan ekonomi
khusus.
(3) Pengecualian terhadap kewajiban berlokasidiKawasan
Industrisebagaimanadimaksudpadaayat(1)jugaberlaku
bagi:
a. Industri kecil dan Industri menengah yang tidak
berpotensimenimbulkanpencemaranlingkunganhidup
yangberdampakluas;atau
b. IndustriyangmenggunakanBahanBakukhususdan/atau
prosesproduksinyamemerlukanlokasikhusus.
(4) Perusahaan Industri yang dikecualikan sebagaimana
dimaksudpadaayat(2)danPerusahaanIndustrimenengah
sebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufawajibberlokasi
dikawasanperuntukanIndustri.
(5) Industrisebagaimanadimaksudpadaayat(3)ditetapkanoleh
PemerintahPusat.
12. KetentuanPasal108diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal108
KetentuanlebihlanjutmengenaipemberianPerizinanBerusaha
untukUsahaIndustrisebagaimanadimaksuddalam Pasal101,
Pasal104,Pasal105dankewajibanberlokasidiKawasanIndustri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 serta tata cara
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
160
pengenaansanksiadministratifdanbesarandendaadministratif
sebagaimanadimaksuddalam Pasal107diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
13. KetentuanPasal115diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal115
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan,danpengawasanpembangunanIndustri.
(2) Peransertamasyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
diwujudkandalambentuk:
a. pemberiansaran,pendapat,danusul;dan/atau
b. penyampaianinformasidan/ataulaporan.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperan serta masyarakat
dalam pembangunanIndustrisebagaimanadimaksudpada
ayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
14. KetentuanPasal117diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal117
(1) Pemerintah Pusat melaksanakan pengawasan dan
pengendalianterhadapkegiatanusahaIndustridankegiatan
usahaKawasanIndustri.
(2) Pengawasandanpengendaliansebagaimanadimaksudpada
ayat (1) dilakukan untuk mengetahui pemenuhan dan
kepatuhanterhadapperaturandibidangPerindustrianyang
dilaksanakan oleh Perusahaan Industridan Perusahaan
KawasanIndustri.
(3) Pemenuhan dan kepatuhan terhadap peraturan dibidang
PerindustrianyangdilaksanakanolehPerusahaanIndustridan
PerusahaanKawasanIndustrisebagaimanadimaksudpada
ayat(2)palingsedikitmeliputi:
a. sumberdayamanusiaIndustri;
b. pemanfaatansumberdayaalam;
c. manajemenenergi;
d. manajemenair;
e. SNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacara;
f. DataIndustridanDataKawasanIndustri;
g. standarIndustriHijau;
h. standarKawasanIndustri;
i. perizinanIndustridanperizinanKawasanIndustri;dan
j. keamanandankeselamatanalat,proses,hasilproduksi,
penyimpanan,danpengangkutan.
(4) Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)Pemerintah Pusat
dapatbekerjasamadenganlembagaterakreditasi.
(5) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengawasandan
pengendalian usaha Industridan usaha Kawasan Industri
diaturdenganPeraturanPemerintah.
Paragraf8
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
161
Perdagangan,MetrologiLegal,JaminanProdukHalal,danStandardisasi
danPenilaianKesesuaian
Pasal44
UntukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamaPelakuUsaha
dalam mendapatkan Perizinan Berusaha darisektorperdagangan,
metrologilegal,jaminanprodukhalal,danstandardisasidanpenilaian
kesesuaian, Undang-Undang ini mengubah, menghapus, atau
menetapkanpengaturanbarubeberapaketentuanyangdiaturdalam:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor45,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5512);
b. Undang-Undang Nomor2 Tahun1981 tentang MetrologiLegal
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor11,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor3193);
c. Undang-UndangNomor33Tahun2014tentangJaminanProduk
Halal(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014Nomor
295,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5604);
dan
d. Undang-UndangNomor20Tahun2014tentangStandardisasidan
PenilaianKesesuian(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
2014Nomor216,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor5584).
Pasal45
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor7 Tahun 2014
tentangPerdagangan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014
Nomor45,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5512)
diubah:
1. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal6
(1) SetiapPelakuUsahawajibmenggunakanataumelengkapi
labelberbahasaIndonesiapadaBarangyangdiperdagangkan
didalamnegeri.
(2) Setiap Pelaku Usaha yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dikenakan sanksi
administratif.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan atau
kelengkapan label berbahasa Indonesia diatur dengan
PeraturanPemerintah.
2. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal11
KetentuanlebihlanjutmengenaiDistribusiBarangdiaturdengan
PeraturanPemerintah.
3. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal14
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
162
(1) Pemerintah Pusat melakukan pengaturan tentang
pengembangan,penataandanpembinaanyangsetaradan
berkeadilanterhadappasarrakyat,pusatperbelanjaan,toko
swalayan,dan perkulakan untuk menciptakan kepastian
berusahadanhubungankerjasamayangseimbangantara
pemasok dan pengecer dengan tetap memperhatikan
keberpihakankepadakoperasisertausahamikro,kecil,dan
menengah.
(2) Pengembangan,penataan,dan pembinaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluipengaturan
Perizinan Berusaha, tata ruang, zonasi dengan
memperhatikanjarakdanlokasipendirian,kemitraan,dan
kerjasamausaha.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenaiPerizinan Berusaha,tata
ruang,danzonasisebagaimanadimaksudpadaayat(2)diatur
denganPeraturanPemerintah.
4. KetentuanPasal15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal15
(1) GudangsebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat(1)huruf
d merupakan salah satu sarana Perdagangan untuk
mendorong kelancaran Distribusi Barang yang
diperdagangkandidalamnegeridankeluarnegeri.
(2) SetiappemilikgudangwajibmemenuhiPerizinanBerusaha
dariPemerintahPusat.
(3) SetiappemilikgudangyangtidakmemilikiPerizinanBerusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi
administratif.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimanadimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
5. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal17
(1) Setiap pemilik,pengelola,atau penyewa Gudang yang
melakukan penyimpanan Barang yang ditujukan untuk
diperdagangkan harus menyelenggarakan pencatatan
administrasipaling sedikit berupa jumlah Barang yang
disimpandanjumlahBarangyangmasukdanyangkeluardari
Gudang.
(2) Setiappemilik,pengelola,ataupenyewaGudangyangtidak
menyelenggarakan pencatatan administratif sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dikenaisanksiadministratif.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenaipencatatan administratif
Barangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdengan
PeraturanPemerintah.
6. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal24
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
163
(1) Setiap Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha
Perdagangan wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari
PemerintahPusat.
(2) PemerintahPusatdapatmemberikanpengecualianterhadap
kewajiban pemenuhan Perizinan Berusaha sebagaimana
dimaksudpadaayat(1).
(3) Setiap Pelaku Usaha yang tidak melakukan pemenuhan
Perizinan Berusahasebagaimanadimaksud padaayat(1)
dikenaisanksiadministratif.
(4) KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahadibidang
Perdagangansebagaimanapadaayat(1)danayat(2)diatur
denganPeraturanPemerintah.
7. KetentuanPasal30diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal30
(1) PemerintahPusatdapatmemintadatadan/atauinformasi
kepada Pelaku Usaha mengenai persediaan Barang
kebutuhanpokokdan/atauBarangpenting.
(2) PelakuUsahadilarangmelakukanmanipulasidatadan/atau
informasimengenaipersediaan Barang kebutuhan pokok
dan/atauBarangpenting.
8. KetentuanPasal33diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal33
(1) Produsen atau Importiryang tidak memenuhiketentuan
pendaftaranBarangsebagaimanadimaksuddalam Pasal32
ayat(1)wajibmenghentikankegiatanPerdaganganBarang
danmenarikBarangdari:
1. distributor;
2. agen;
3. grosir;
4. pengecer;dan/atau
5. konsumen.
(2) PerintahpenghentiankegiatanPerdagangandanpenarikan
dariDistribusiterhadapBarangsebagaimanadimaksudpada
ayat(1)dilakukanolehPemerintahPusat.
(3) Produsen atau Importiryang tidak memenuhiketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif.
9. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal37
(1) SetiapPelakuUsahawajibmemenuhiketentuanpenetapan
Barang dan/atau Jasa yang ditetapkan sebagaiBarang
dan/atauJasayangdibatasiPerdagangannyasebagaimana
dimaksuddalamPasal35ayat(2).
(2) SetiapPelakuUsahayangmelanggarketentuanpenetapan
Barangdan/atauJasasebagaimanadimaksudpadaayat(1)
dikenaisanksiadministratif.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
164
10. KetentuanPasal38diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal38
(1) Pemerintah Pusatmengaturkegiatan Perdagangan Luar
NegerimelaluikebijakandanpengendaliandibidangEkspor
danImpor.
(2) Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Luar Negeri
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diarahkanuntuk:
a. peningkatandayasaingprodukEksporIndonesia;
b. peningkatandanperluasanaksesPasardiluarnegeri;
c. peningkatankemampuanEksportirdanImportirsehingga
menjadiPelakuUsahayangandal;dan
d. peningkatan dan pengembangan produk invensidan
inovasinasionalyangdieksporkeluarnegeri.
(3) KebijakanPerdaganganLuarNegeripalingsedikitmeliputi:
a. peningkatanjumlahdanjenissertanilaitambahproduk
ekspor;
b. pengharmonisasian Standar dan prosedur kegiatan
Perdagangandengannegaramitradagang;
c. penguatan kelembagaan disektorPerdagangan Luar
Negeri;
d. pengembangan sarana dan prasarana penunjang
PerdaganganLuarNegeri;dan
e. pelindungandanpengamanankepentingannasionaldari
dampaknegatifPerdaganganLuarNegeri.
(4) PengendalianPerdaganganLuarNegerimeliputi:
a. PerizinanBerusaha/persetujuan;
b. Standar;dan
c. pelarangandanpembatasan.
11. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal42
(1) EksporBarang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang telah
memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
12. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal43
(1) EksportirbertanggungjawabsepenuhnyaterhadapBarang
yangdiekspor.
(2) EksportiryangtidakbertanggungjawabterhadapBarangyang
dieksporsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dikenaisanksi
administratif.
13. KetentuanPasal45diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal45
(1) ImporBarang hanya dapatdilakukan oleh Importiryang
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
165
memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
(2) Dalam halImportidak dilakukan untuk kegiatan usaha,
importirtidakmemerlukanPerizinanBerusaha.
(3) KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahadiatur
denganPeraturanPemerintah.
14. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal46
(1) Importirbertanggung jawab sepenuhnya terhadap Barang
yangdiimpor.
(2) Importiryang tidakbertanggung jawab atasBarang yang
diimporsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dikenaisanksi
administratif.
15. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal47
(1) SetiapImportirwajibmengimporBarangdalamkeadaanbaru.
(2) Dalam haltertentu Pemerintah Pusatdapatmenetapkan
Barangyangdiimpordalamkeadaantidakbaru.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenaipenetapan Barang yang
diimpordalam keadaantidakbarusebagaimanadimaksud
padaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah.
16. KetentuanPasal49dihapus.
17. KetentuanPasal51diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal51
(1) Eksportir dilarang mengekspor Barang yang ditetapkan
sebagaiBarangyangdilaranguntukdiekspor.
(2) ImportirdilarangmengimporBarangyangditetapkansebagai
Barangyangdilaranguntukdiimpor.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteriabarangyangdilarang
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)ditetapkan
denganPeraturanPemerintah.
18. KetentuanPasal52diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal52
(1) Eksportirdilarang mengeksporBarang yang tidak sesuai
denganketentuanpembatasanBaranguntukdiekspor.
(2) ImportirdilarangmengimporBarangyangtidaksesuaidengan
ketentuanpembatasanBaranguntukdiimpor.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteriabarangyangdibatasi
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)diatur
denganPeraturanPemerintah.
(4) Setiap Eksportir dan/atau Importir yang melakukan
pelanggaransebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2),
danayat(3)dikenaisanksiadministratif.
19. KetentuanPasal53diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
166
Pasal53
(1) Eksportiryang dikenaisanksiadministratifsebagaimana
dimaksuddalamPasal52ayat(4)terhadapBarangekspornya
dikuasaioleh negara sesuaidengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Importir yang dikenaisanksiadministratif sebagaimana
dimaksuddalam Pasal52ayat(4)terhadapBarangimpornya
wajib dieksporkembali,dimusnahkan oleh Importir,atau
ditentukanlainolehPemerintahPusat.
20. KetentuanPasal57diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal57
(1) Barang yang diperdagangkan di dalam negeri harus
memenuhi:
a. SNIyangtelahdiberlakukansecarawajib;atau
b. persyaratanteknisyangtelahdiberlakukansecarawajib.
(2) PelakuUsahadilarangmemperdagangkanBarangdidalam
negeriyang tidakmemenuhiSNIyang telah diberlakukan
secarawajibataupersyaratanteknisyangtelahdiberlakukan
secarawajib.
(3) Pemberlakuan SNIatau persyaratan teknis sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)ditetapkanolehPemerintahPusat.
(4) Pemberlakuan SNIatau persyaratan teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan
mempertimbangkanaspek:
a. keamanan,keselamatan,kesehatan,danlingkunganhidup;
b. dayasaingprodusennasionaldanpersainganusahayang
sehat;
c. kemampuandankesiapanduniausahanasional;dan/atau
d. kesiapaninfrastrukturlembagapenilaiankesesuaian.
(5) BarangyangtelahdiberlakukanSNIataupersyaratanteknis
secara wajib sebagaimana dimaksud padaayat(1)wajib
dibubuhitandaSNIatautandakesesuaianataudilengkapi
sertifikatkesesuaianyangdiakuiolehPemerintahPusat.
(6) Barang yang diperdagangkandanbelum diberlakukanSNI
secarawajibdapatdibubuhitandaSNIatautandakesesuaian
sepanjang telah dibuktikan dengan sertifikat produk
penggunaantandaSNIatausertifikatkesesuaian.
(7) Pelaku Usahayang memperdagangkan Barang yang telah
diberlakukanSNIataupersyaratanteknissecarawajib,tetapi
tidakmembubuhitandaSNI,tandakesesuaian,atautidak
melengkapisertifikatkesesuaian sebagaimana dimaksud
padaayat(5)dikenaisanksiadministratif.
21. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal60
(1) PenyediaJasadilarangmemperdagangkanJasadidalam
negeriyangtidakmemenuhiSNI,persyaratanteknis,atau
kualifikasiyangtelahdiberlakukansecarawajib.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
167
(2) PemberlakuanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara
wajibsebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditetapkanoleh
PemerintahPusat.
(3) PemberlakuanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara
wajibsebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukandengan
mempertimbangkanaspek:
a. keamanan,keselamatan,kesehatan,danlingkunganhidup;
b. dayasaingprodusennasionaldanpersainganusahayang
sehat;
c. kemampuandankesiapanduniausahanasional;
d. kesiapan infrastruktur lembaga penilaian kesesuaian;
dan/atau
e. budaya,adatistiadat,atautradisiberdasarkankearifan
lokal.
(4) JasayangtelahdiberlakukanSNI,persyaratanteknis,atau
kualifikasisecarawajibsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
wajibdilengkapidengansertifikatkesesuaianyangdiakuioleh
PemerintahPusat.
(5) JasayangdiperdagangkandanmemenuhiSNI,persyaratan
teknis,ataukualifikasiyangbelum diberlakukansecarawajib
dapatmenggunakan sertifikatkesesuaian sesuaidengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
(6) Penyedia Jasa yang memperdagangkan Jasa yang telah
diberlakukanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara
wajib, tetapi tidak dilengkapi sertifikat kesesuaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi
administratif.
22. KetentuanPasal61diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal61
(1) Tanda SNI,tanda kesesuaian,atau sertifikatkesesuaian
sebagaimanadimaksuddalam Pasal60ayat(4)diterbitkan
olehlembagapenilaiankesesuaianyangterakreditasisesuai
denganketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) Dalam hal lembaga penilaian kesesuaian sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) belum ada yang terakreditasi,
Pemerintah Pusat dapat menunjuk lembaga penilaian
kesesuaian dengan persyaratan dan dalam jangka waktu
tertentu.
(3) Lembagapenilaiankesesuaiansebagaimanadimaksudpada
ayat(1)dan ayat(2)harus terdaftardilembaga yang
ditetapkanolehPemerintahPusat.
23. KetentuanPasal63diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal63
PenyediaJasayangmemperdagangkanJasayangtidakdilengkapi
dengansertifikatkesesuaiansebagaimanadimaksuddalam Pasal
60ayat(4)dikenaisanksiadministratif.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
168
24. KetentuanPasal65diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal65
(1) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang
dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikwajib
menyediakandatadan/atauinformasisecaralengkapdan
benar.
(2) Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang
dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang
tidaksesuaidengandatadan/atauinformasisebagaimana
dimaksudpadaayat(1).
(3) Penggunaansistem elektroniksebagaimanadimaksudpada
ayat(1)wajibmemenuhiketentuanyangdiaturdalam Undang
-UndangInformasidanTransaksiElektronik.
(4) Datadan/atauinformasisebagaimanadimaksudpadaayat(1)
palingsedikitmemuat:
a. identitasdanlegalitasPelakuUsahasebagaiprodusenatau
PelakuUsahaDistribusi;
b. persyaratanteknisBarangyangditawarkan;
c. persyaratanteknisataukualifikasiJasayangditawarkan;
d. hargadancarapembayaranBarangdan/atauJasa;dan
e. carapenyerahanBarang.
(5) Dalam halterjadisengketaterkaitdengantransaksidagang
melaluisistem elektronik,orang atau badan usaha yang
sedangbersengketadapatmenyelesaikansengketatersebut
melaluipengadilan atau melaluimekanisme penyelesaian
sengketalainnya.
(6) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang
dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang
tidakmenyediakandatadan/atauinformasisecaralengkap
dan benarsebagaimana dimaksud pada ayat(1)dikenai
sanksiadministratif.
25. KetentuanPasal74diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal74
(1) Pemerintah Pusatmelakukan pembinaan terhadap Pelaku
Usahadalam rangkapengembanganEksporuntukperluasan
aksesPasarbagiBarangdanJasaproduksidalamnegeri.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dapat
berupapemberianinsentif,fasilitas,informasipeluangPasar,
bimbingan teknis,serta bantuan promosidan pemasaran
untukpengembanganEkspor.
(3) PemerintahPusatdapatmengusulkaninsentifsebagaimana
dimaksud pada ayat(2)berupa insentiffiskaldan/atau
nonfiskaldalam upaya meningkatkan daya saing Ekspor
Barangdan/atauJasaproduksidalamnegeri.
(4) PemerintahPusatdalam melakukanpembinaansebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dapatbekerjasamadenganpihaklain.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenaipelaksanaan pembinaan
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
169
Pemerintah.
26. KetentuanPasal77diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal77
(1) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran
dagang dan peserta pameran dagang wajib memenuhi
PerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
(2) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran
dagangdenganmengikutsertakanpesertadan/atauproduk
yangdipromosikanberasaldariluarnegeriwajibmemperoleh
persetujuandariPemerintahPusat.
(3) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran
dagangdanpesertapamerandagangyangtidakmemenuhi
Perizinan Berusahasebagaimana dimaksud padaayat(1)
dikenaisanksiadministratif.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tata cara
pengenaansanksiadministratifsebagaimanadimaksudpada
ayat(3)diaturdenganPeraturanPemerintah.
27. DiantaraPasal77danPasal78disisipkan1(satu)pasalbaruyakni
Pasal77Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal77A
(1) PengenaanSanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam
Pasal6ayat(2),Pasal15ayat(3),Pasal17ayat(2),Pasal24
ayat(3),Pasal32ayat(2),Pasal33ayat(3),Pasal37ayat(2),
Pasal43ayat(2),Pasal46ayat(2),Pasal52ayat(4),pasal57
ayat(7),Pasal60ayat(6),Pasal63,Pasal65ayat(6),atau
Pasal77ayat(4),dapatberupa:
a. Tegurantertulis;
b. Penarikanbarangdaridistribusi;
c. Penghentiansementarakegiatanusaha;
d. PenutupanGudang;
e. Denda;dan/atau
f. Pencabutanperizinanberusaha.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
28. KetentuanPasal81diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal81
Ketentuan lebih lanjut mengenaitata cara penyelenggaraan,
kemudahan dan keikutsertaan dalam PromosiDagang dalam
rangka kegiatan pencitraan Indonesia diaturdengan Peraturan
Pemerintah.
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
170
29. KetentuanPasal98diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal98
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai
wewenang melakukan pengawasan terhadap kegiatan
Perdagangan.
(2) Pengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)sesuai
dengannorma,standar,prosedur,dankriteriayangdiatur
denganPeraturanPemerintah.
30. KetentuanPasal99diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal99
(1) Pemerintah Pusat dalam melakukan pengawasan
sebagaimanadimaksuddalam Pasal98ayat(1)mempunyai
wewenangmelakukan:
a. pelarangan mengedarkan untuk sementara waktu
dan/atauperintahuntukmenarikBarangdariDistribusi
ataumenghentikankegiatanJasayangdiperdagangkan
tidak sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangandibidangPerdagangan;dan/atau;
b. pencabutanPerizinanBerusaha.
31. KetentuanPasal100diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal100
(1) Dalam melaksanakanpengawasansebagaimanadimaksud
dalam Pasal98ayat(1),PemerintahPusatmenunjukpetugas
pengawasdibidangPerdagangan.
(2) Petugas pengawas di bidang Perdagangan dalam
melaksanakan pengawasan harus membawa surattugas
yangsahdanresmi.
(3) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1)
dalam melaksanakan kewenangannya paling sedikit
melakukanpengawasanterhadap:
a. PerizinanBerusahadibidangPerdagangan;
b. Perdagangan Barang yang diawasi,dilarang,dan/atau
diatur;
c. DistribusiBarangdan/atauJasa;
d. pendaftaranBarangProdukDalam NegeridanasalImpor
yangterkaitdengankeamanan,keselamatan,kesehatan,
danlingkunganhidup;
e. pemberlakuan SNI,persyaratan teknis,atau kualifikasi
secarawajib;
f. PerizinanBerusahaterkaitgudang;dan
g. penyimpananBarangkebutuhanpokokdan/atauBarang
penting.
(4) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1)
dalam halmenemukan dugaan pelanggaran kegiatan di
bidangPerdagangandapat:
a. merekomendasikan penarikan Barang dari Distribusi
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
171
dan/ataupemusnahanBarang;
b. merekomendasikan penghentian kegiatan usaha
Perdagangan;atau
c. merekomendasikan pencabutan Perizinan Berusaha di
bidangPerdagangan.
(5) Dalam hal melaksanakan pengawasan sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)ditemukanbuktiawaldugaanterjadi
tindak pidana dibidang Perdagangan,petugas pengawas
melaporkannyakepadapenyidikuntukditindaklanjuti.
(6) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1)
dalam melaksanakan kewenangannya dapatberkoordinasi
denganinstansiterkait.
32. KetentuanPasal102diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal102
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan
kegiatan Perdagangan dan pengawasan terhadap Barang yang
ditetapkan sebagaiBarang dalam pengawasan diaturdengan
PeraturanPemerintah.
33. KetentuanPasal104diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal104
(1) Setiap Pelaku Usaha yang tidakmenggunakan atau tidak
melengkapilabelberbahasa Indonesia pada Barang yang
diperdagangkan didalam negerisebagaimana dimaksud
dalam Pasal6ayat(1)dipidanadenganpidanapenjarapaling
lama 5 (lima)tahun atau pidana denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah).
(2) Dikecualikan daripengenaan sanksipidana sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)terhadappelanggaranyangdilakukan
olehpelakuusahadan/ataukegiatanberisikorendah/sedang
dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam Pasal77Aayat
(1).
(3) Bagipelakuusahadan/ataukegiatansebagaimanadimaksud
padaayat(2)dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam
Pasal77Aayat(1).
34. KetentuanPasal106diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal106
(1) PelakuUsahayangmelakukankegiatanusahaPerdagangan
tidakmemilikiPerizinan Berusaha dibidang Perdagangan
sebagaimanadimaksuddalam Pasal24ayat(1)dipidana
denganpidanapenjarapalinglama4(empat)tahunatau
pidana denda paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliarrupiah).
(2) Dikecualikan daripengenaan sanksipidana sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)terhadappelanggaranyangdilakukan
olehpelakuusahadan/ataukegiatanberisikorendah/sedang.
(3) Bagipelakuusahadan/ataukegiatansebagaimanadimaksud
BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45)
172
padaayat(2)dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam
Pasal77Aayat(1).
35. Ketentuan Pasal109 diubah sehingga berbunyisebagai
berikut:
Pasal109
Produsen atau Importiryang memperdagangkan Barang
terkait dengan keamanan,keselamatan,kesehatan,dan
lingkunganhidupyangtidakdidaftarkankepadaPemerintah
Pusatsebagaimanadimaksuddalam Pasal32ayat(1)yang
mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan terhadap K3L,
dipidanadenganpidanapenjarapalinglama1(satu)tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00(limamiliarrupiah).
36. Ketentuan Pasal115 diubah sehingga berbunyisebagai
berikut:
Pasal115
Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang
dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang
tidaksesuaidengandatadan/atauinformasisebagaimana
dimaksuddalam Pasal65ayat(2)dipidanadenganpidana
penjarapalinglama12(duabelas)tahundan/ataupidana
dendapalingbanyakRp12.000.000.000,00(duabelasmiliar
rupiah).
37. Ketentuan Pasal116 diubah sehingga berbunyisebagai
berikut:
Pasal116
Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran
dagangdenganmengikutsertakanpesertadan/atauproduk
yang dipromosikan berasaldariluar negeriyang tidak
mendapatkan Perizinan Berusaha dariPemerintah Pusat
sebagaimanadimaksuddalam Pasal77ayat(2)dipidana
denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/atau
pidanadendapalingbanyakRp5.000.000.000,00(limamiliar
rupiah).

More Related Content

What's hot

Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
 
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Fahri Januar
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanRizki Darmawan
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaPenataan Ruang
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 Adi T Wibowo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoRencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoRencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoProbolinggo Property
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanPenataan Ruang
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Probolinggo Property
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012 Adi T Wibowo
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmSei Enim
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Sapik Bubud
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoPenataan Ruang
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Probolinggo Property
 

What's hot (20)

Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoRencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ProbolinggoRencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi
 
RTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruanRTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
 

Similar to 02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)

Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi RawaPermen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawainfosanitasi
 
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-14002 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140glugutharipamungkas
 
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdf
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdfPermen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdf
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdfDISKANMALRA
 
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Penataan Ruang
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiinfosanitasi
 
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...infosanitasi
 

Similar to 02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1) (7)

Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi RawaPermen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
 
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-14002 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
 
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdf
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdfPermen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdf
Permen KKP Nomor 8 Tahun 2018.pdf
 
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
 
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...
Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Air dan atau Sumber Air pada Wi...
 

More from glugutharipamungkas

Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...glugutharipamungkas
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)glugutharipamungkas
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020glugutharipamungkas
 
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEKglugutharipamungkas
 
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)glugutharipamungkas
 
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019glugutharipamungkas
 
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020glugutharipamungkas
 
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasMemo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasglugutharipamungkas
 

More from glugutharipamungkas (13)

Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 6802 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-5902 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-4102 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
 
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
 
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
 
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
 
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
 
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasMemo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
 
Virtualization
VirtualizationVirtualization
Virtualization
 
Komputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologiKomputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologi
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 

Recently uploaded (13)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 

02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)

  • 1. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 130 Pasal41 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor21 Tahun 2014 tentangPanasBumi(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014 Nomor217,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 5585)diubah: 1. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal4 (1) PanasBumimerupakankekayaannasionalyangdikuasaioleh negaradandipergunakanuntuksebesar-besarkemakmuran rakyat. (2) PenguasaanPanasBumiolehnegarasebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, pemerintahprovinsi,danpemerintah kabupaten/kotasesuai dengan kewenangannya dan berdasarkan prinsip pemanfaatan. 2. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal5 (1) Penyelenggaraan Panas Bumi oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat(2)dilakukan terhadap: a. PanasBumiuntukPemanfaatanLangsungyangberada pada: 1. lintas wilayah provinsitermasuk Kawasan Hutan produksidanKawasanHutanlindung; 2. KawasanHutankonservasi; 3. kawasankonservasidiperairan;dan 4. wilayahlautlebihdari12(duabelas)mildiukurdari garispantaikearahlautlepasdiseluruhIndonesia. b. PanasBumiuntukPemanfaatanTidakLangsungyang beradadiseluruhwilayahIndonesia,termasukKawasan Hutanproduksi,KawasanHutanlindung,KawasanHutan konservasi,danwilayahlaut. (2) Penyelenggaraan Panas Bumi oleh pemerintah provinsi sebagaimanadimaksuddalam Pasal4ayat(2)sesuaidengan norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh Pemerintah Pusat,dilakukan untukPemanfaatan Langsung yangberadapada: a. lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi termasukKawasanHutanproduksidanKawasanHutan lindung;dan b. wilayahlautpalingjauh12(duabelas)mildiukurdari garispantaikearahlautlepasdan/ataukearahperairan kepulauan. (3) PenyelenggaraanPanasBumiolehpemerintahkabupaten/kota sebagaimanadimaksuddalam Pasal4ayat(2)sesuaidengan norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh
  • 2. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 131 Pemerintah Pusat,dilakukan untukPemanfaatan Langsung yangberadapada: a. wilayah kabupaten/kota termasuk Kawasan Hutan produksidanKawasanHutanlindung;dan b. wilayahlautpalingjauh1/3(satupertiga)dariwilayah lautkewenanganprovinsi. 3. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal6 Kewenangan Pemerintah Pusatdalam penyelenggaraan Panas BumisebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(1)meliputi: a. pembuatankebijakannasional; b. pengaturandibidangPanasBumi; c. PerizinanBerusahaterkaitPanasBumi; d. pembuatan norma,standar,pedoman,dan kriteria untuk kegiatan pengusahaan Panas Bumiuntuk pemanfaatan langsung; e. pembinaandanpengawasan; f. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas Bumi; g. inventarisasidan penyusunan neraca sumber daya dan cadanganPanasBumi; h. pelaksanaanEksplorasi,Eksploitasi,dan/ataupemanfaatan PanasBumi;dan i. pendorongan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kemampuanperekayasaan. 4. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal7 Kewenanganpemerintahprovinsidalam penyelenggaraanPanas BumisebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(2)sesuaidengan norma standar,prosedur,dan kriteria yang ditetapkan oleh PemerintahPusat,meliputi: a. pembentukanperaturanperundang-undangandaerahprovinsi dibidangPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung; b. pemberianPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung padawilayahyangmenjadikewenangannya; c. pembinaandanpengawasan; d. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas Bumipadawilayahprovinsi;dan e. inventarisasidan penyusunan neraca sumberdaya dan cadanganPanasBumipadawilayahprovinsi. 5. KetentuanPasal8diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal8 Kewenanganpemerintahkabupaten/kotadalam penyelenggaraan PanasBumisebagaimanadimaksuddalam Pasal5ayat(3)sesuai
  • 3. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 132 dengannorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh PemerintahPusat,meliputi: a. pembentukan peraturan perundang-undangan daerah kabupaten/kotadibidangPanasBumiuntukPemanfaatan Langsung; b. pemberianPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung padawilayahyangmenjadikewenangannya; c. pembinaandanpengawasan; d. pengelolaandatadaninformasigeologisertapotensiPanas Bumipadawilayahkabupaten/kota;dan e. inventarisasidan penyusunan neraca sumberdaya dan cadanganPanasBumipadawilayahkabupaten/kota. 6. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal11 (1) Setiap Orang yang melakukan pengusahaan Panas Bumi untukPemanfaatanLangsungsebagaimanadimaksuddalam Pasal9 ayat(1)hurufa wajib terlebih dahulu memiliki PerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung. (2) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh PemerintahPusatuntukpemanfaatanlangsungyangberada pada: a. lintas wilayah provinsi termasuk Kawasan Hutan produksidanKawasanHutanlindung; b. KawasanHutankonservasi; c. kawasankonservasidiperairan;dan d. wilayahlautlebihdari12(duabelas)mildiukurdarigaris pantaikearahlautlepasdiseluruhIndonesia. (3) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikanolehgubernur sesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkan olehPemerintahPusat,untukPemanfaatanLangsungyang beradapada: a. lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi termasukKawasanHutanproduksidanKawasanHutan lindung;dan b. wilayahlautpalingjauh12(duabelas)mildiukurdari garispantaikearahlautlepasdan/ataukearahperairan kepulauan. (4) Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh bupati/walikotasesuainorma,standar,prosedur,dankriteria yangditetapkanolehPemerintahPusat,untukPemanfaatan Langsungyangberadapada: a.wilayah kabupaten/kota termasuk Kawasan Hutan produksidanKawasanHutanlindung;dan b.wilayahlautpalingjauh1/3(satupertiga)dariwilayah lautkewenanganprovinsi.
  • 4. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 133 (5) Izin Pemanfaatan Langsung sebagaimanadimaksud pada ayat(2),ayat(3),dan ayat(4) diberikan berdasarkan permohonandariSetiapOrang. (6) PerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsungdiberikan setelahSetiapOrangsebagaimanadimaksudpadaayat(5) mendapatpersetujuanlingkungansesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangandibidangperlindungandan pengelolaanlingkunganhidup. 7. KetentuanPasal12dihapus. 8. KetentuanPasal13dihapus. 9. KetentuanPasal14dihapus. 10. KetentuanPasal15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal15 Ketentuan lebih lanjutmengenainorma,standar,prosedurdan kriteriapengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung sebagaimanadimaksuddalam Pasal11termasukhargaenergi PanasBumidiaturdenganPeraturanPemerintah. 11. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal23 (1) Badan Usaha yang melakukan pengusahaan Panas Bumi untukPemanfaatanTidakLangsungsebagaimanadimaksud dalam Pasal9 ayat(1)huruf b wajib terlebih dahulu memenuhiPerizinanBerusahadibidangPanasBumi. (2) Perizinan Berusaha dibidang Panas Bumisebagaimana dimaksud pada ayat(1)diberikan oleh Pemerintah Pusat kepadaBadanUsahaberdasarkanhasilpenawaranWilayah Kerja. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Perizinan BerusahadibidangPanasBumiuntukPemanfaatanTidak LangsungdiaturdenganPeraturanPemerintah. 12. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal24 Dalam halkegiatanpengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatan TidakLangsungberadadiKawasanHutan,pemegangPerizinan BerusahaterkaitPanasBumiwajibmemenuhiPerizinanBerusaha dibidang kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. 13. KetentuanPasal25dihapus. 14. KetentuanPasal36diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal36 (1) PemerintahPusatdapatmencabutPerizinanBerusahaPanas
  • 5. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 134 Bumisebagaimanadimaksuddalam Pasal33hurufcjika pelakuusahaPanasBumi: a. melakukanpelanggaranterhadapsalahsatuketentuan yangtercantum dalam PerizinanBerusahaterkaitPanas Bumi;dan/atau b. tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan. (2) Sebelum melaksanakan pencabutan Perizinan Berusaha Panas Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PemerintahPusatterlebihdahulumemberikankesempatan dalam jangkawaktu6(enam)bulankepadapelakuusaha Panas Bumiuntuk memenuhikewajiban sesuaidengan ketentuanyangdiaturdenganUndang-Undangini. 15. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal37 Pemerintah Pusatdapatmembatalkan Perizinan Berusaha di bidangPanasBumisebagaimanadimaksuddalamPasal33hurufd jika: a. PelakuusahaPanasBumimemberikandata,informasi,atau keteranganyangtidakbenardalampermohonan;atau b. Perizinan Berusaha bidang Panas Bumidinyatakan batal berdasarkanputusanpengadilan. 16. KetentuanPasal38diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal38 (1) Dalam halPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiberakhir karenaalasansebagaimanadimaksuddalamPasal33,pelaku usaha Panas Bumiwajib memenuhidan menyelesaikan segala kewajibannya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) KewajibanpelakuusahaPanasBumisebagaimanadimaksud padaayat(1)dinyatakantelahterpenuhisetelahmendapatkan persetujuandariPemerintahPusat. (3) Pemerintah Pusat menetapkan persetujuan pengakhiran PerizinanBerusahaPanasBumisetelahpelakuusahaPanas BumimelaksanakanpemulihanfungsilingkungandiWilayah Kerjanya serta kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud padaayat(1). 17. KetentuanPasal40diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal40 (1) Badan Usahapemegang Perizinan BerusahaterkaitPanas Bumiyang melanggar atau tidak memenuhiketentuan sebagaimanadimaksuddalamPasal11,Pasal13ayat(1)atau ayat(2),Pasal20ayat(2),Pasal23ayat(1),Pasal26ayat(1) atauayat(2),Pasal27ayat(1)danayat(3),Pasal31ayat(3), atauPasal32ayat(2)dikenaisanksiadministratif. (2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1)
  • 6. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 135 berupa: a.peringatantertulis; b.penghentiansementaraseluruhkegiatan; c.dendaadministrasi;dan/atau d.pencabutanPerizinanBerusaha. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(2)diaturdalamPeraturanPemerintah. 18. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal42 (1) Dalam halakanmenggunakanbidang-bidangtanahnegara, hakatastanah,tanahulayat,dan/atauKawasanHutandi dalam WilayahKerja,pemegangPerizinanBerusahaterkait pemanfaatanlangsungataupemegangPerizinanBerusaha terkait panas bumi harus terlebih dahulu melakukan penyelesaianpenggunaanlahandenganpemakaitanahdi atas tanah negara atau pemegang hak atau Perizinan Berusaha dibidang kehutanan sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan. (2) Dalam halPemerintah Pusatmelakukan Eksplorasiuntuk menetapkan Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal17ayat(1),sebelum melakukanEksplorasi,Menteri melakukanpenyelesaianpenggunaanlahandenganpemakai tanahdiatastanahnegaraataupemeganghakatauPerizinan Berusaha dibidang kehutanan sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan. (3) Penyelesaiansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat (2)dilakukansecaramusyawarahdanmufakatdengancara jualbeli,tukar-menukar,gantirugiyanglayak,pengakuanatau bentukpenggantianlainkepadapemakaitanahdiatautanah negaraataupemeganghak. (4) Dalam halkegiatanpengusahaanPanasBumidilakukanoleh badanusahamiliknegarayangmendapatpenugasankhusus dariPemerintah,penyediaantanahdilakukansesuaidengan ketentuanperaturanperundang-undangan. 19. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: (1) PemegangPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatanlangsung atau Pemegang Perizinan Berusaha terkaitPanas Bumi sebelum melakukanpengusahaanPanasBumidiatastanah negara,hak atas tanah,tanah ulayat,dan/atau Kawasan Hutanharus: a.memperlihatkan: 1. Perizinan Berusaha terkaitpemanfaatan langsung atausalinanyangsah;atau 2. PerizinanBerusahaterkaitpanasbumiatausalinan yangsah; b.memberitahukanmaksuddantempatkegiatanyangakan
  • 7. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 136 dilakukan;dan c.melakukanpenyelesaianataujaminanpenyelesaianyang disetujuioleh pemakaitanah diatas tanah negara dan/ataupemeganghaksebagaimanadimaksuddalam Pasal42. (2) Jika pemegang Perizinan Berusaha terkaitpemanfaatan langsungataupemegangPerizinanBerusahaterkaitpanas bumitelah memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud padaayat(1),pemakaitanahdiatastanahnegaradan/atau pemegang hak wajib mengizinkan pemegang Perizinan Berusaha terkaitpemanfaatan langsung atau pemegang PerizinanBerusahaterkaitpanasbumiuntukmelaksanakan pengusahaanPanasBumidiatastanahyangbersangkutan. 20. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal46 SetiapOrangdilarangmenghalangiataumerintangipengusahaan Panas Bumiyang telah memegang Perizinan Berusaha terkait Panas Bumidan telah menyelesaikan kewajiban sebagaimana dimaksuddalamPasal42. 21. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal47 Pelaku Usaha Pemanfaatan Langsung berhak melakukan pengusahaanPanasBumisesuaidenganPerizinanBerusahayang diberikan. 22. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal48 PelakuusahaPemanfaatanLangsungwajib: a. memahamidanmenaatiperaturanperundang-undangandi bidangkeselamatandankesehatankerjasertaperlindungan danpengelolaanlingkunganhidupdanmemenuhistandar yangberlaku; b. melakukan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi kegiatan pencegahan, penanggulangan,danpemulihanfungsilingkunganhidup. 23. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal49 PelakuUsahaPemanfaatanLangsungwajibmemenuhikewajiban berupa: a. pajakdaerah;dan b. retribusidaerah. 24. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal50 (1) Setiap orang Pemegang Perizinan Berusaha terkait PemanfaatanLangsungyangtidakmemenuhiataumelanggar
  • 8. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 137 ketentuansebagaimanadimaksuddalam Pasal48hurufb, hurufc,atauhurufdatauPasal49ayat(1)dikenaisanksi administratif. (2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1) berupa: a.peringatantertulis; b.penghentian sementara seluruh kegiatan pengusahaan PanasBumiuntukPemanfaatanLangsung;dan/atau c.pencabutanPerizinanBerusaha. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengenaansanksi administratifsebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat (2)diaturdalamPeraturanPemerintah. 25. KetentuanPasal56diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal56 (1) BadanUsahapemegangPerizinanBerusahaterkaitPanas Bumiyang melanggar atau tidak memenuhiketentuan sebagaimanadimaksuddalamPasal52ayat(1)hurufb,huruf c,hurufd,hurufg,hurufh,hurufi,atauhurufj,Pasal53ayat (1),atau Pasal54 ayat(1)atau ayat(4)dikenaisanksi administratif. (2) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksud padaayat(1) berupa: a. peringatantertulis; b. penghentiansementaraseluruhkegiatanEksplorasi, c. Eksploitasi,danpemanfaatan;dan/atau d. pencabutanPerizinanBerusaha. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(2)diaturdalamPeraturanPemerintah. 26. KetentuanPasal59diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal59 (1) Pemerintahmelakukanpembinaandanpengawasanterhadap penyelenggaraanPanasBumiuntukpemanfaatanlangsung. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan penyelenggaraanPanasBumiuntukPemanfaatanLangsung diaturdenganPeraturanPemerintah. 27. KetentuanPasal60dihapus. 28. KetentuanPasal67diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal67 SetiapOrangyangdengansengajamelakukanpengusahaanPanas Bumiuntuk Pemanfaatan Langsung tanpa Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan, Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan pidanapenjarapalinglama2(dua)tahunataupidanadendapaling
  • 9. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 138 banyakRp6.000.000.000,00(enammiliarrupiah). 29. KetentuanPasal68diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal68 Setiap Orang yang memilikiPerizinan Berusaha yang dengan sengajamelakukanpengusahaanPanasBumiuntukPemanfaatan Langsung tidak pada lokasiyang ditetapkan dalam Perizinan Berusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal13ayat(1)yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan, Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan pidanapenjarapalinglama2(dua)tahun6(enam)bulanatau pidana denda paling banyak Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah). 30. KetentuanPasal69diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal69 Setiap Orang yang memiliki Perizinan Berusaha terkait Pemanfaatan Langsung yang dengan sengaja melakukan pengusahaanPanasBumiyangtidaksesuaidenganperuntukannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) yang mengakibatkantimbulnyakorban/kerusaknterhadap Kesehatan, Keselamatan,Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadengan pidanapenjarapalinglama3(tiga)tahunataupidanadendapaling banyakRp10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah). 31. KetentuanPasal70diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal70 BadanUsahapemilikPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiyang dengan sengaja melakukan Eksplorasi,Eksploitasi,dan/atau pemanfaatanbukanpadaWilayahKerjasebagaimanadimaksud dalam Pasal20ayat(2)dipidanadengandendapalingbanyak Rp70.000.000.000,00(tujuhpuluhmiliarrupiah). 32. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal71 BadanUsahayangdengansengajamelakukanpengusahaanPanas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung tanpa Perizinan BerusahadibidangPanasBumisebagaimanadimaksuddalam Pasal23ayat(1)yangmengakibatkantimbulnyakorban/kerusakan terhadap Kesehatan,Keselamatan,Keamanan,dan Lingkungan (K3L), dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00(limapuluhmiliarrupiah). 33. KetentuanPasal72diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal72 BadanUsahapemilikPerizinanBerusahaterkaitPanasBumiyang dengansengajamenggunakanPerizinanBerusahaterkaitPanas Bumitidaksesuaidenganperuntukannyasebagaimanadimaksud dalam Pasal26ayat(1)dipidanadenganpidanadendapaling banyakRp100.000.000.000,00(seratusduapuluhmiliarrupiah).
  • 10. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 139 34. KetentuanPasal73diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal73 SetiapOrangyangdengansengajamenghalangiataumerintangi pengusahaanPanasBumiterhadappemegangPerizinanBerusaha terkaitPanas Bumisebagaimana dimaksud dalam Pasal46 dipidanadenganpidanapenjarapalinglama7(tujuh)tahunatau pidana denda paling banyak Rp70.000.000.000,00 (tujuh puluh miliarrupiah). 35. KetentuanPasal74dihapus. Pasal42 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor30 Tahun 2009 tentangKetenagalistrikan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2009 Nomor133,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5052)diubah: 1. Ketentuan Pasal1 angka 10 dan angka 12 diubah,angka 11 dihapussehinggaPasal1berbunyisebagaiberikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjangtenagalistrik. 2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energisekunderyang dibangkitkan,ditransmisikan,dandidistribusikanuntuksegala macamkeperluan,tetapitidakmeliputilistrikyangdipakaiuntuk komunikasi,elektronika,atauisyarat. 3. Usahapenyediaantenagalistrikadalahpengadaantenagalistrik meliputipembangkitan,transmisi,distribusi,dan penjualan tenagalistrikkepadakonsumen. 4. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenagalistrik. 5. Transmisitenagalistrikadalahpenyalurantenagalistrikdari pembangkitankesistem distribusiataukekonsumen,atau penyalurantenagalistrikantarsistem. 6. Distribusitenagalistrikadalahpenyalurantenagalistrikdari sistemtransmisiataudaripembangkitankekonsumen. 7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenagalistrikdaripemegang izin usahapenyediaan tenaga listrik. 8. Usahapenjualantenagalistrikadalahkegiatanusahapenjualan tenagalistrikkepadakonsumen. 9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangansistem penyediaantenagalistrikyangmeliputi bidangpembangkitan,transmisi,dandistribusitenagalistrik yangdiperlukanuntukmemenuhikebutuhantenagalistrik. 10.PerizinanBerusahaterkaitketenagalistrikanadalahperizinan
  • 11. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 140 untuk melakukan kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik untukkepentinganumum,usahapenyediaantenagalistrikuntuk kepentingansendiri,dan/atau usahajasapenunjang tenaga listrik. 11.Dihapus. 12.Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan Pemerintah sebagaitempatbadan usaha melakukan usaha distribusi dan/ataupenjualantenagalistrik. 13.Gantirugihakatastanahadalahpenggantianataspelepasan ataupenyerahanhakatastanahberikutbangunan,tanaman, dan/ataubendalainyangterdapatdiatastanahtersebut. 14.Kompensasi adalah pemberian sejumlah uang kepada pemeganghakatastanahberikutbangunan,tanaman,dan/atau bendalainyangterdapatdiatastanahtersebutkarenatanah tersebutdigunakansecaratidaklangsunguntukpembangunan ketenagalistrikantanpadilakukanpelepasanataupenyerahan hakatastanah. 15.PemerintahPusatyangselanjutnyadisebutPemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahnegaraRepublikIndonesiasebagaimanadimaksud dalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun 1945. 16.PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggaraPemerintahan Daerah. 17.Menteri adalah menteri yang membidangi urusan ketenagalistrikan. 18.Setiaporangadalahorangperoranganataubadanbaikyang berbadanhukummaupunyangbukanberbadanhukum. 2. KetentuanPasal3diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal3 (1) Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomidaerah sesuaidengannorma,standar,prosedurdankriteriayang ditetapkanolehPemerintahPusat. (2) Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakanusahapenyediaantenagalistrik. 3. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal4 (1) PelaksanaanusahapenyediaantenagalistrikolehPemerintah PusatdanPemerintahDaerahdilakukanolehbadanusaha
  • 12. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 141 miliknegaradanbadanusahamilikdaerah (2) Badanusahamilikdaerah,Badanusahaswasta,koperasi,dan swadaya masyarakat dapat berpartisipasidalam usaha penyediaantenagalistrik. (3) Untuk penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal3ayat(1),Pemerintahdanpemerintahdaerah menyediakandanauntuk: a. kelompokmasyarakattidakmampu; b. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerahyangbelumberkembang; c. pembangunan tenaga listrik didaerah terpencildan perbatasan;dan d. pembangunanlistrikperdesaan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dana sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 4. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal5 (1) KewenanganPemerintahdibidangketenagalistrikanmeliputi: a. penetapankebijakanketenagalistrikannasional; b. penetapan peraturan perundang-undangan dibidang ketenagalistrikan; c. penetapan standar,pedoman,dan kriteria dibidang ketenagalistrikan; d. penetapanpedomanpenetapantariftenagalistrikuntuk konsumen; e. penetapanrencanaumumketenagalistrikannasional; f. penetapanwilayahusaha; g. penetapanPerizinanBerusahaterkaitjualbelitenaga listriklintasnegara h. PerizinanBerusahapenyediaantenagalistrik; i. penetapan tariftenaga listrik untuk konsumen dari pemegangPerizinanBerusahapenyediaantenagalistrik untukkepentinganumum; j. penetapanpersetujuanhargajualtenagalistrikdansewa jaringantenagalistrikdaripemegangPerizinanBerusaha penyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum; k. penetapanpersetujuanpenjualankelebihantenagalistrik daripemegangPerizinanBerusahapenyediaantenaga listrikuntukkepentingansendiri; l. penetapan Perizinan Berusaha untuk kegiatan jasa penunjangtenagalistrik; m. penetapan Perizinan Berusaha terkait usaha jasa penunjang tenaga listrik yang dilakukan oleh badan usaha milik negara atau penanam modal asing/mayoritassahamnyadimilikiolehpenanam modal asing; n. penetapan Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan
  • 13. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 142 jaringantenagalistrikuntukkepentingantelekomunikasi, multimedia, dan informatika pada jaringan milik pemegangPerizinanBerusahaterkaitpenyediaantenaga listrik atau Perizinan Berusaha terkaitoperasiyang ditetapkanolehPemerintah; o. pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi bidangketenagalistrikan; p. pengangkataninspekturketenagalistrikan; q. pembinaan jabatan fungsional inspektur ketenagalistrikan untukseluruh tingkatpemerintahan; dan r. penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha yangizinnyaditetapkanolehPemerintah. (2) Kewenanganpemerintahprovinsidibidangketenagalistrikan meliputi: a. penetapan peraturan daerah provinsi di bidang ketenagalistrikan; b. penetapan rencana umum ketenagalistrikan daerah provinsi; c. pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi bidang ketenagalistrikan yang Perizinan Berusahanya ditetapkanolehpemerintahprovinsi; d. pengangkataninspekturketenagalistrikanuntukprovinsi; dan e. penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha yangizinnyaditetapkanolehpemerintahprovinsi. (3) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota di bidang ketenagalistrikanmeliputi: a.penetapanperaturandaerahkabupaten/kotadibidang ketenagalistrikan; b.penetapan rencana umum ketenagalistrikan daerah kabupaten/kota; c.pembinaandanpengawasankepadabadanusahadi bidangketenagalistrikanyangizinnyaditetapkanoleh pemerintahkabupaten/kota; d.pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk kabupaten/kota;dan e.penetapan sanksiadministratifkepada badan usaha yangizinnyaditetapkanolehpemerintahkabupaten/kota. 5. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 14. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 143 Pasal7 (1) Rencana umum ketenagalistrikan nasional disusun berdasarkankebijakanenerginasionaldanditetapkanoleh PemerintahPusat. (2) Rencana umum ketenagalistrikan nasionalsebagaimana dimaksudpadaayat(1)disusundenganmengikutsertakan pemerintahdaerah. (3) Ketentuanmengenaipedomanpenyusunanrencanaumum ketenagalistrikansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diatur denganPeraturanPemerintah. 6. KetentuanPasal10diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal10 (1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum sebagaimanadimaksuddalam Pasal9hurufameliputijenis usaha: a. pembangkitantenagalistrik; b. transmisitenagalistrik; c. distribusitenagalistrik;dan/atau d. penjualantenagalistrik. (2) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdilakukansecara terintegrasi. (3) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum secara terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukanoleh1(satu)badanusahadalam 1(satu)wilayah usaha. (4) Dalam halusaha pembangkitan,transmisi,distribusi,dan penjualandilakukansecaraterintegrasi,usahapembangkitan dan/atautransmisidapatdilakukandiluarwilayahusahanya. (5) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum dengan jenis usaha distribusi tenaga listrik dan/atau penjualantenagalistrikdilakukanoleh1(satu)badanusaha dalam1(satu)WilayahUsaha. (6) KetentuanlebihlanjutmengenaiWilayahUsahasebagaimana dimaksudpadaayat(3),ayat(4),danayat(5)diaturdengan PeraturanPemerintah. 7. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal11 (1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum sebagaimanadimaksuddalam Pasal10ayat(1)dilaksanakan olehbadanusahamiliknegara,badanusahamilikdaerah, badanusahaswasta,koperasi,danswadayamasyarakatyang berusahadibidangpenyediaantenagalistrik. (2) Badanusahamiliknegarasebagaimanadimaksudpadaayat (1)diberiprioritas pertama melakukan usaha penyediaan tenagalistrikuntukkepentinganumum. (3) Badanusahamiliknegara,badanusahamilikdaerah,badan
  • 15. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 144 usaha swasta,koperasi,dan swadaya masyarakatdalam melakukanusahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingan umumwajibmengutamakanprodukdanpotensidalamnegeri. (4) Untukwilayahyangbelum mendapatkanpelayanantenaga listrik,PemerintahPusatmemberikesempatankepadabadan usahamilikdaerah,badanusahamilikswasta,ataukoperasi sebagaipenyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi. (5) Dalam haltidakadabadanusahamilikdaerah,badanusaha swasta,ataukoperasiyangdapatmenyediakantenagalistrik diwilayahtersebut,PemerintahPusatwajibmenugasibadan usahamiliknegarauntukmenyediakantenagalistrik. 8. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal13 (1) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri sebagaimanadimaksuddalam pasal12dilaksanakanhanya untukpemakaiansendiri. (2) Usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri dapat dilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat, pemerintahdaerah,badanusahamiliknegara,badanusaha milikdaerah,badanusahaswasta,koperasi,perseorangan, danlembaga/badanusahalainnya. (3) InstansiPemerintahPusat,pemerintahdaerah,badanusaha miliknegara,badanusahamilikdaerah,badanusahaswasta, koperasi,perseorangan,danlembaga/badanusahalainnya dalam melaksanakanusahapenyediaantenagalistrikuntuk kepentingansendiriwajibmengutamakanprodukdanpotensi dalamnegeri. 9. KetentuanPasal16diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal16 (1) Usahajasapenunjangtenagalistriksebagaimanadimaksud dalamPasal15hurufameliputi: a. konsultasidalambidanginstalasitenagalistrik; b. pembangunandanpemasanganinstalasitenagalistrik; c. pemeriksaandanpengujianinstalasitenagalistrik; d. pengoperasianinstalasitenagalistrik; e. pemeliharaaninstalasitenagalistrik; f. penelitiandanpengembangan; g. pendidikandanpelatihan; h. laboratorium pengujianperalatandanpemanfaattenaga listrik; i. sertifikasiperalatandanpemanfaattenagalistrik; j. sertifikasikompetensitenagateknikketenagalistrikan; k. sertifikasibadanusahajasapenunjangtenagalistrik;dan l. usahajasalainyangsecaralangsungberkaitandengan penyediaantenagalistrik. (2) Usahajasapenunjangtenagalistriksebagaimanadimaksud
  • 16. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 145 padaayat(1)dilaksanakanolehbadanusahamiliknegara, badan usaha milik daerah,badan usaha swasta,badan layanan umum,dan koperasiyang memilikisertifikasi, klasifikasi,dankualifikasi. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaisertifikasi,klasifikasi,dan kualifikasiusahajasapenunjangtenagalistrikdiaturdengan PeraturanPemerintah. 10. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal18 Usahapenyediaantenagalistrikdanusahapenunjangtenagalistrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 dilaksanakan setelah mendapatkanPerizinanBerusaha. 11. KetentuanPasal19diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal19 (1) PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal18, diberikankepadabadanusahauntukkegiatan: a. usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum; b. usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiri; dan c. usahajasapenunjangtenagalistrik. (2) PerizinanBerusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrik untukkepentinganumum sebagaimanadimaksudpadaayat (1)hurufatermasukuntukkegiatanjualbelilintasnegara. (3) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan usaha penyediaantenagalistrikuntukkepentinganumum,usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri,dan usahajasapenunjangtenagalistrikwajibmemenuhiPerizinan Berusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1). 12. KetentuanPasal20dihapus. 13. KetentuanPasal21diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal21 (1) PemerintahatauPemerintahDaerahmenetapkanPerizinan Berusahasesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayang ditetapkanolehPemerintahPusat. (2) Pemerintah menetapkan norma,standar,prosedur,dan kriteriaberkaitandenganPerizinanBerusaha. 14. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22 PerizinanBerusahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingan sendirisebagaimanadimaksuddalam Pasal19ayat(1)hurufb diwajibkan untuk pembangkittenaga listrik dengan kapasitas tertentuyangdiaturdenganPeraturanPemerintah. 15. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 17. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 146 Pasal23 (1) Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikuntuk kepentingansendiridapatmenjualkelebihantenagalistrik untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum setelah mendapatpersetujuan dariPemerintah atau Pemerintah Daerahsesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayang ditetapkanolehPemerintahPusat. (2) Penjualankelebihantenagalistrikuntukkepentinganumum sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdilakukandalam halwilayah tersebut belum terjangkau oleh pemegang PerizinanBerusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrik. 16. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal24 KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahauntukkegiatan usaha penyediaan tenaga listrikuntukkepentingan umum dan usahapenyediaantenagalistrikuntukkepentingansendiridiatur denganPeraturanPemerintah. 17. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal25 Penetapan Perizinan Berusaha industrijasa penunjang tenaga listrik untuk industridilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangandibidangperindustrian. 18. KetentuanPasal27diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal27 (1) Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikuntuk kepentinganumum dalam melaksanakanusahapenyediaan tenagalistriksebagaimanadimaksuddalam Pasal10ayat(1) berhakuntuk: a. melintasisungaiatau danau,baikdiatasmaupun di bawahpermukaan; b. melintasilaut,baikdiatasmaupundibawahpermukaan; c. melintasijalanumumdanjalankeretaapi; d. masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannyauntuksementarawaktu; e. menggunakantanahdanmelintasdiatasataudibawah tanah; f. melintasdiatasataudibawahbangunanyangdibangun diatasataudibawahtanah;dan g. memotongdan/ataumenebangtanamanyang menghalanginya. (2) Dalam pelaksanaankegiatansebagaimanadimaksudpada ayat(1),pelaku usaha untukkegiatan penyediaan tenaga listrik harus melaksanakannya berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan. 19. KetentuanPasal28diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 18. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 147 Pasal28 Pelaku usaha untuk kegiatan penyediaan tenaga listrik untuk kepentinganumumwajib: a. menyediakantenagalistrikyangmemenuhistandar mutudankeandalanyangberlaku; b. memberikanpelayananyangsebaik-baiknyakepada konsumendanmasyarakat; c. memenuhiketentuankeselamatanketenagalistrikan;dan d. mengutamakanprodukdanpotensidalamnegeri. 20. KetentuanPasal29diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal29 (1) Konsumenberhakuntuk: a. mendapatpelayananyangbaik; b. mendapattenaga listriksecara terus-menerus dengan mutudankeandalanyangbaik; c. memperolehtenagalistrikyangmenjadihaknyadengan hargayangwajar; d. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguantenagalistrik;dan e. mendapatgantirugiapabila terjadipemadaman yang diakibatkankesalahandan/ataukelalaianpengoperasian olehpelakuusahauntukpenyediaantenagalistrikuntuk kepentingan umum sesuaisyaratyang diaturdengan perjanjianjualbelitenagalistrik. (2) Konsumenwajib: a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkintimbulakibatpemanfaatantenagalistrik; b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen; c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya; d. membayartagihanpemakaiantenagalistrik;dan e. menaatipersyaratanteknisdibidangketenagalistrikan. (3) Konsumenbertanggungjawabapabilakarenakelalaiannya mengakibatkan kerugian pelaku usaha untuk kegiatan penyediaantenagalistrik. (4) Ketentuanlebihlanjutmengenaitanggungjawabkonsumen sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 21. KetentuanPasal30diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal30 (1) Penggunaan tanah oleh pelaku usaha untuk kegiatan penyediaan tenaga listrik untuk melaksanakan haknya sebagaimanadimaksuddalam Pasal27dilakukandengan memberikan gantirugihak atas tanah atau kompensasi
  • 19. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 148 kepadapemeganghakatastanah,bangunan,dantanaman sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. (2) Gantirugihakatastanahsebagaimanadimaksudpadaayat (1)diberikanuntuktanahyangdipergunakansecaralangsung oleh pemegang Perizinan Berusaha untuk kegiatan penyediaantenagalistrikdanbangunansertatanamandiatas tanah. (3) Kompensasisebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikan untukpenggunaantanahsecaratidaklangsungolehpelaku usaha untuk kegiatan penyediaan tenaga listrik yang mengakibatkan berkurangnya nilaiekonomis atas tanah, bangunan,dantanamanyangdilintasitransmisitenagalistrik. (4) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperhitungan kompensasi sebagaimanadimaksudpadaayat(3)diaturdenganPeraturan Pemerintah. (5) Dalam haltanahyangdigunakanpelakuusahauntukkegiatan penyediaantenagalistrikterdapatbagiantanahyangdikuasai olehpemeganghakatastanahataupemakaitanahnegara, sebelum memulaikegiatan,pelaku usaha untuk kegiatan penyediaantenagalistrikwajibmenyelesaikanmasalahtanah tersebutsesuaidengan ketentuan peraturan perundang- undangandibidangpertanahan. (6) Dalam haltanahyangdigunakanpelakuusahauntukkegiatan penyediaan tenaga listrik terdapat tanah ulayat, penyelesaiannyadilakukanberdasarkanketentuanperaturan perundang-undangan di bidang pertanahan dengan memperhatikanketentuanhukumadatsetempat. 22. KetentuanPasal32diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal32 (1) Penetapandantatacarapembayarangantirugihakatas tanahataukompensasisebagaimanadimaksuddalam Pasal 30dilakukansesuaidenganketentuanperaturanperundang- undangan. (2) Gantirugihakatastanah ataukompensasisebagaimana dimaksuddalam Pasal30dibebankankepadapelakuusaha untukkegiatanpenyediaantenagalistrik. 23. KetentuanPasal33diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal33 (1) Harga jualtenagalistrikdan sewa jaringan tenagalistrik ditetapkanberdasarkanprinsipusahayangsehat. (2) PemerintahatauPemerintahDaerahmemberikanpersetujuan atashargajualtenagalistrikdansewajaringantenagalistrik sesuainorma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkan olehPemerintahPusat. 24. KetentuanPasal34diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal34
  • 20. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 149 (1) Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya menetapkan tariftenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuanDewanPerwakilanRakyatRepublikIndonesia. (2) Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tariftenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuanDewanPerwakilanRakyatDaerahberdasarkan norma,standar,prosedur,dankriteriayangditetapkanoleh Pemerintah. Catatan: 02OKT2020-20. -DisetujuiTimusayat(2)danayat(3), dihapusdanreformulasipenyesuaianayat(4)danrujukan pasaluntukdibawakePanja (3) Dalam halpemerintahdaerahtidakdapatmenetapkantarif tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah menetapkan tariftenaga listrik untuk daerah tersebut dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia. (4) Tariftenagalistrikuntukkonsumensebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangankepentingannasional,daerah,konsumen,dan pelakuusahapenyediaantenagalistrik. (5) Tariftenagalistrikuntukkonsumensebagaimanadimaksud padaayat(1)dapatditetapkansecaraberbedadisetiap daerahdalamsuatuwilayahusaha. 25. KetentuanPasal35diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal35 Pelakuusahauntukkegiatanpenyediaantenagalistrikdilarang menerapkantariftenagalistrikuntukkonsumenyangtidaksesuai dengan penetapan Pemerintah Pusatsebagaimana dimaksud dalamPasal34. 26. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal37 Jualbelitenagalistriklintasnegaradilakukanolehpelakuusaha untukkegiatanpenyediaantenagalistrikberdasarkanPerizinan Berusaha. 27. KetentuanPasal44diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal44 (1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuankeselamatanketenagalistrikan. (2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksudpadaayat(1)bertujuanuntukmewujudkankondisi: a. andaldanamanbagiinstalasi; b. aman daribahaya bagimanusia dan makhluk hidup lainnya;dan c. ramahlingkungan. (3) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
  • 21. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 150 dimaksudpadaayat(1)meliputi: a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenagalistrik; b. pengamananinstalasitenagalistrik;dan c. pengamananpemanfaattenagalistrik. (4) Setiapinstalasitenagalistrikyangberoperasiwajibmemiliki sertifikatlaikoperasi. (5) Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhiketentuanstandarnasionalIndonesia. (6) Setiap tenaga teknikdalam usaha ketenagalistrikan wajib memilikisertifikatkompetensi. (7) Ketentuanmengenaikeselamatanketenagalistrikan,sertifikat laik operasi,standar nasionalIndonesia,dan sertifikat kompetensisebagaimanadimaksudpadaayat(1)sampai denganayat(6)diaturdenganPeraturanPemerintah. 28. KetentuanPasal45diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal45 (1) Pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telekomunikasi,multimedia,dan informatika hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu kelangsungan penyediaantenagalistrik. (2) Pemanfaatanjaringantenagalistriksebagaimanadimaksud pada ayat(1)hanya dapatdilakukan dengan persetujuan pemilikjaringan. (3) Pemilik jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikanlaporankepadaPemerintahPusat. (4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipemanfaatanjaringantenaga listriksebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2),danayat (3)diaturdenganPeraturanPemerintah. 29. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal46 (1) Pemerintahdan/atauPemerintahDaerahberdasarkannorma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh PemerintahPusatmelakukanpembinaandanpengawasan terhadapusahapenyediaantenagalistrikdalamhal: a. penyediaan dan pemanfaatan sumber energi untuk pembangkittenagalistrik; b. pemanfaatanjaringantenagalistrikuntukkepentingan telekomunikasi,multimedia,daninformatika; c. pemenuhankecukupanpasokantenagalistrik; d. pemenuhanpersyaratanketeknikan; e. pemenuhanaspekperlindunganlingkunganhidup; f. pengutamaanpemanfaatanbarangdanjasadalamnegeri; g. penggunaantenagakerjaasing; h. pemenuhan tingkatmutu dan keandalan penyediaan tenagalistrik; i. pemenuhanpersyaratanperizinan;
  • 22. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 151 j. penerapantariftenagalistrik;dan k. pemenuhan mutu jasa yang diberikan oleh usaha penunjangtenagalistrik. (2) Dalam melakukanpengawasansebagaimanadimaksudpada ayat(1),Pemerintahdan/atauPemerintahDaerahdapat: a. melakukaninspeksipengawasandilapangan; b. meminta laporan pelaksanaan usaha di bidang ketenagalistrikan; c. melakukan penelitian dan evaluasi atas laporan pelaksanaanusahadibidangketenagalistrikan;dan d. memberikansanksiadministratifterhadappelanggaran ketentuanPerizinanBerusaha. (3) Dalam melaksanakanpengawasanketeknikansebagaimana dimaksudpadaayat(1),Pemerintahdan/atauPemerintah Daerah dibantu oleh inspekturketenagalistrikan dan/atau PenyidikPegawaiNegeriSipil. (4) Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan kewenangan pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksudpada ayat(1)kepadapemerintahdaerah. (5) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan diaturdenganPeraturanPemerintah. 30. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal48 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal16ayat(3),Pasal17ayat(3),Pasal19 ayat(2),Pasal22,Pasal23ayat(3),Pasal27ayat(2),Pasal 28,Pasal30ayat(1),Pasal33ayat(3),Pasal35,Pasal37, Pasal42,Pasal44ayat(4)atauayat(5),atauPasal45ayat(3) dikenaisanksiadministratif.: a. tegurantertulis; b. pembekuankegiatansementara; c. denda;dan/atau d. pencabutanPerizinanBerusaha. (2) Setiaporangyangmendirikanbangunanataumembiarkan bangunandan/ataumenanamkembalitanaman,yang: a.telahdiberikangantirugisebagaimanadimaksuddalam Pasal30 ayat(2)dan/atau kompensasisebagaimana dimaksuddalamPasal30ayat(3); b.berpotensimasuk ke ruang bebas atau jarak bebas minimumjaringantenagalistrik;dan c.berpotensi membahayakan keselamatan dan/atau mengganggukeandalanpenyediaantenagalistrik, dikenaisanksiadministratif. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah. 31. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 23. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 152 Pasal49 (1) Setiaporangyangmelakukanusahapenyediaantenagalistrik untuk kepentingan umum tanpa Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal19 ayat(2) yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan, Keselamatan,Keamanan,dan Lingkungan (K3L),dipidana denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandenda palingbanyakRp3.000.000.000,00(tigamiliarrupiah). (2) Setiaporangyangmelakukanusahapenyediaantenagalistrik untukkepentingansendiriyangterhubungdenganjaringan tenagalistrik(ongrid)tanpaPerizinanBerusahasebagaimana dimaksud dalam Pasal22 yang mengakibatkantimbulnya korban/kerusakanKesehatan,Keselamatan,Keamanan,dan Lingkungan (K3L),dipidana dengan pidana denda paling banyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah). (3) Setiap orang yang menjualkelebihan tenaga listrikuntuk dimanfaatkanbagikepentinganumum tanpapersetujuandari Pemerintah Pusatatau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 ayat(3)yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan,danLingkungan(K3L),dipidanadenganpidana penjarapalinglama2(dua)tahundandendapalingbanyak Rp2.000.000.000,00(duamiliarrupiah). 32. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal50 (1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal44 ayat(1)yang mengakibatkan matinya seseorang karena tenagalistrik,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama10 (sepuluh)tahundandendapalingbanyakRp500.000.000,00 (limaratusjutarupiah). (2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh pemegang Perizinan Berusaha penyediaan tenagalistrikdipidanadenganpidanapenjarapalinglama10 (sepuluh)tahundandendapalingbanyakRp1.000.000.000,00 (satumiliarrupiah). (3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang Perizinan Berusaha penyediaan tenaga listrik diwajibkanuntukmemberigantirugikepadakorban. (4) Penetapandantatacarapembayarangantirugisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangan. 33. DiantaraPasal50danPasal51disisipkan(1)satupasalbaruyakni Pasal51Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal51A Setiap orang yang mendirikan bangunan atau membiarkan bangunandan/ataumenanamkembalitanaman,yangtelah:
  • 24. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 153 a. diberikangantirugisebagaimanadimaksuddalam Pasal30 ayat(2)dan/ataukompensasisebagaimanadimaksuddalam Pasal30ayat(3); b. masukkeruangbebasataujarakbebasminimum jaringan tenagalistrik;dan/atau c. membahayakan keselamatan dan/atau mengganggu keandalanpenyediaantenagalistrik, dipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan dendapalingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah). 34. KetentuanPasal52dihapus. 35. KetentuanPasal54diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal54 (1) Setiap orang yang mengoperasikaninstalasitenagalistrik tanpasertifikatlaikoperasisebagaimanadimaksuddalam Pasal44 ayat(4)yang mengakibatkan timbulnya korban, dipidanadenganpidanapenjarapalinglama5(lima)tahun ataudendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjuta rupiah). (2) Ketentuansanksipidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1) tidakberlakuuntukinstalasilistrikrumahtanggamasyarakat. (3) Dalam hal instalasi listrik rumah tangga masyarakat dioperasikantanpasertifikatlaikoperasi,dampakyangtimbul akibatketiadaan sertifikatlaik operasimenjaditanggung jawabpenyediatenagalistrik. Catatan: 02OKT2020-20.-disetujuidihapusuntukdibawakePanjaPasal54 ayat(2) Paragraf6 Ketenaganukliran Pasal44 Untukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamapelakuusaha dalam mendapatkanPerizinanBerusahadarisektorKetenaganukliran, beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor10 Tahun 1997 tentangKetenaganukliran(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 1997Nomor23,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 3676)diubah: 1. DiantaraPasal2danPasal3disisipkan1(satu)pasalyakniPasal 2Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal2A Pemerintah Pusatberwenang memberikan Perizinan Berusaha terkaitketenaganukliran. 2. KetentuanPasal4diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal4 (1) PemerintahPusatmembentukBadanPengawasyangberada dibawahdanbertanggungjawablangsungkepadaPresiden,
  • 25. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 154 yangbertugasmelaksanakanpengawasanterhadapsegala kegiatanpemanfaatantenaganuklir. (2) Untukmelaksanakantugassebagaimanadimaksudpadaayat (1),BadanPengawasmenyelenggarakanperaturan,perizinan, daninspeksi. 3. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal9 (1) BahanGalianNuklirdikuasaiolehnegara. (2) PemerintahPusatmenetapkanwilayahusahapertambangan Bahan Galian Nuklirsesuaidengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaibahangaliannuklirdiatur denganPeraturanPemerintah. 4. DiantaraPasal9dan10disisipkan1(satu)pasalyakniPasal9A yangberbunyisebagaiberikut: Pasal9A (1) Pemerintah Pusatdapatmenetapkan badan usaha yang melakukan kegiatan pertambangan Bahan Galian Nuklir sebagaimanadimaksuddalamPasal9. (2) Kegiatanpertambangan,sebagaimanadimaksudpadaayat (1),dapatdilakukanolehBadanUsahaMilikNegara(BUMN) yang bekerja sama dengan sesama Badan Usaha Milik Swasta(BUMS). Catatan: Disetujuitimusayat(2)BUMNdenganBUMS (3) Badanusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat. (4) PertambanganBahanGalianNuklirsebagaimanadimaksud padaayat(1)termasukpertambanganyangmenghasilkan mineralikutanradioaktif. (5) Badanusahaterkaitpertambanganmineraldanbatubarayang menghasilkan Mineral Ikutan Radioaktif sebagaimana dimaksudpadaayat(4)wajibmemilikiPerizinanBerusaha dariPemerintahPusat. (6) Dalam hal orang perseorangan ataupun badan usaha menemukan MineralIkutan Radioaktifwajib mengalihkan kepada Negara atau Badan Usaha Milik Negara sesuai ketentuanperaturanperundang-undangan. (7) KetentuanlebihlanjutmengenaipertambanganBahanGalian NuklirdanMineralIkutanRadioaktifdiaturdenganPeraturan Pemerintah. 5. KetentuanPasal10dihapus. 6. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal14 (1) Pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir
  • 26. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 155 dilaksanakanolehBadanPengawas. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanmelaluiperaturan,perizinan,daninspeksi. 7. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal17 (1) Setiapkegiatanpemanfaatantenaganuklirwajibmemenuhi PerizinanBerusahadariPemerintahPusat,kecualidalam hal tertentuyangdiaturdenganPeraturanPemerintah. (2) Pembangunandanpengoperasianreaktornuklirdaninstalasi nuklir lainnya serta dekomisioning reaktor nuklir wajib memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat. (3) Syarat-syaratdantatacaraPerizinanBerusahasebagaimana dimaksudpadaayat(1)danayat(2)diaturlebihlanjutdengan PeraturanPemerintah. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dan ayat(2)dan Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat(3)diatur denganPeraturanPemerintah. Catatan: Pasal17 Ayat(3)diusulkan untuk dihapus karena redundent denganayat(4). 8. KetentuanPasal18dihapus. 9. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal20 (1) Inspeksi terhadap instalasi nuklir dan instalasi yang memanfaatkanradiasipengiondilaksanakanolehPemerintah Pusat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenaiinspeksisebagaimana dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 10. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal25 (1) PemerintahPusatmenyediakantempatpenyimpananlestari limbahradioaktiftingkattinggi. (2) Penentuan tempat penyimpanan lestari sebagaimana dimaksudpadaayat(1)ditetapkanolehPemerintahsetelah mendapatpersetujuan Dewan Perwakilan RakyatRepublik Indonesia. 11. KetentuanPasal41diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal41 (1) Barangsiapamembangun,mengoperasikan,memanfaatkan dan/atau melakukan dekomisioning reaktor nuklir tanpa PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal17 ayat(2)dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
  • 27. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 156 Rp.10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah) (2) Barangsiapamelakukanperbuatansebagaimanadimaksud dalam Pasal17ayat(2)yangmenimbulkankerugiannuklir dipidanadenganpidanapenjaraseumurhidupataupidana penjarapalinglama15(limabelas)tahundandendapaling banyakRp.20.000.000.000,00(duapuluhmiliarrupiah) (3) Dalam hal terpidana tidak mampu membayar denda sebagaimanadimaksudpadaayat(1)atauayat(2),dipidana dengankurunganpalinglama1(satu)tahun. Paragraf7 Perindustrian Pasal43 Untukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamapelakuusaha dalam mendapatkanPerizinanBerusahadankemudahanpersyaratan investasidarisektorPerindustrian,beberapaketentuandalam Undang- Undang3Tahun2014tentangPerindustrian(LembaranNegaraRepublik IndonesiaTahun2014Nomor4,TambahanLembaranNegaraRepublik IndonesiaNomor5492)diubah: 1. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal50 (1) Pemerintah Pusat melakukan perencanaan, pembinaan, pengembangan,danpengawasanStandardisasiIndustri. (2) StandardisasiIndustridiselenggarakan dalam wujud SNI, spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacara. (3) SNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacaraberlakudi seluruhwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia. 2. KetentuanPasal53diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal53 (1) SetiapOrangdilarang: a. membubuhkantandaSNIatautandakesesuaianpada barang dan/atau Jasa Industriyang tidak memenuhi ketentuanSNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantata cara;atau b. memproduksi,mengimpor,dan/ataumengedarkanbarang dan/atau Jasa Industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasiteknis,dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukansecarawajib. (2) PemerintahPusatdapatmenetapkanpengecualianatasSNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukansecarawajibsebagaimanadimaksudpadaayat (1)hurufbuntukimporbarangtertentu. 3. KetentuanPasal57diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal57 (1) Penerapan SNIsecara sukarela sebagaimana dimaksud dalam Pasal51danpemberlakuanSNI,spesifikasiteknis,
  • 28. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 157 dan/atau pedoman tata cara secara wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dilakukan melaluipenilaian kesesuaian. (2) PenilaiankesesuaianSNIyangditerapkansecarasukarela sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehlembaga penilaiankesesuaianyangtelahterakreditasi. (3) Penilaian kesesuaian SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehlembaga penilaiankesesuaianyangtelahterakreditasidanterdaftar olehPemerintahPusat. (4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipembinaandanpengawasan terhadap lembaga penilaian kesesuaian diatur dengan PeraturanPemerintah. 4. KetentuanPasal59diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal59 (1) PemerintahPusatmengawasipelaksanaanseluruhrangkaian penerapanSNIsebagaimanadimaksuddalam Pasal51ayat (2)danayat(3)danpemberlakuanSNI,spesifikasiteknis, dan/atau pedoman tata cara secara wajib sebagaimana dimaksuddalamPasal52. (2) Dalammelaksanakankewenanganpengawasansebagaimana dimaksudpadaayat(1),PemerintahPusatdapatbekerjasama denganlembagaterakreditasi. 5. KetentuanPasal84diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal84 (1) IndustriStrategisdikuasaiolehnegara. (2) IndustriStrategissebagaimanadimaksudpadaayat(1)terdiri atasIndustriyang: a. memenuhikebutuhanyangpentingbagikesejahteraan rakyatataumenguasaihajathiduporangbanyak; b. meningkatkanataumenghasilkannilaitambahsumber dayaalamstrategis;dan/atau c. mempunyaikaitandengankepentinganpertahananserta keamanannegara. (3) Penguasaan IndustriStrategis oleh negara sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilakukanmelalui: a. pengaturankepemilikan; b. penetapankebijakan; c. pengaturanPerizinanBerusaha; d. pengaturanproduksi,distribusi,danharga;dan e. pengawasan. (4) Pengaturan kepemilikan Industri Strategis sebagaimana dimaksudpadaayat(3)hurufadilakukanmelalui: a. penyertaanmodalseluruhnyaolehPemerintahPusat; b. pembentukanusahapatunganantaraPemerintahPusat danswasta;atau
  • 29. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 158 c. pembatasan kepemilikan oleh penanam modalasing sesuaiketentuanperaturanperundang-undangan. (5) Penetapan kebijakan Industri Strategis sebagaimana dimaksudpadaayat(3)hurufbpalingsedikitmeliputi: a. penetapanjenisIndustriStrategis; b. pemberianfasilitas;dan c. pemberiankompensasikerugian. (6) Perizinan Berusaha terkaitIndustriStrategis sebagaimana dimaksudpadaayat(3)hurufcdiberikanolehPemerintah Pusat. (7) Pengaturan produksi,distribusi,dan harga sebagaimana dimaksud pada ayat(3)hurufd dilakukan paling sedikit denganmenetapkanjumlahproduksi,distribusi,danharga produk. (8) Pengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufe meliputipenetapan IndustriStrategis sebagaiobjek vital nasionaldanpengawasandistribusi. (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai Industri Strategis sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 6. KetentuanPasal101diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal101 (1) SetiapkegiatanIndustriwajibmemenuhiPerizinanBerusaha dariPemerintahPusat. (2) KegiatanusahaIndustrisebagaimanadimaksudpadaayat(1) meliputi: a. Industrikecil; b. Industrimenengah;dan c. Industribesar. (3) Perusahaan Industri yang telah memperoleh Perizinan Berusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib: a. melaksanakan kegiatan usaha Industrisesuaidengan PerizinanBerusahayangdimiliki;dan b. menjaminkeamanandankeselamatanalat,proses,hasil produksi,penyimpanan,sertapengangkutan. 7. KetentuanPasal102dihapus. 8. KetentuanPasal104diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal104 SetiapPerusahaanIndustriyangmemenuhiPerizinanBerusaha sebagaimanadimaksuddalam Pasal101ayat(3)dapatmelakukan perluasansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. 9. KetentuanPasal105diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal105 (1) Setiap kegiatan usaha Kawasan Industriwajib memenuhi PerizinanBerusahadariPemerintahPusat.
  • 30. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 159 (2) Perusahaan Kawasan Industriwajib memenuhistandar KawasanIndustriyangditetapkanolehPemerintahPusat. (3) Setiap Perusahaan Kawasan Industri yang melakukan perluasanwajibmemilikiPerizinanBerusahadaripemerintah pusat. 10. DiantaraPasal105danPasal106disisipkan1(satu)pasalbaru yakni,Pasal105Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal105A PerizinanBerusahauntukkegiatanusahakawasanindustriyang berada dikawasan ekonomikhusus dilakukan sesuaidengan norma,standar,peraturandanketentuanprosedurdankriteriadi bidang kawasan ekonomi khusus yang ditetapkan dengan pemerintahpusat. 11. KetentuanPasal106diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal106 (1) PerusahaanIndustriyangakanmenjalankanIndustriwajib berlokasidiKawasanIndustri. (2) Kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dikecualikanbagiPerusahaanIndustri yang akan menjalankan Industridan berlokasididaerah kabupaten/kotayang: a. belummemilikiKawasanIndustri; b. telahmemilikiKawasanIndustritetapiseluruhkaveling IndustridalamKawasanIndustrinyatelahhabis; c. merupakan zona industri dalam Kawasan ekonomi khusus. (3) Pengecualian terhadap kewajiban berlokasidiKawasan Industrisebagaimanadimaksudpadaayat(1)jugaberlaku bagi: a. Industri kecil dan Industri menengah yang tidak berpotensimenimbulkanpencemaranlingkunganhidup yangberdampakluas;atau b. IndustriyangmenggunakanBahanBakukhususdan/atau prosesproduksinyamemerlukanlokasikhusus. (4) Perusahaan Industri yang dikecualikan sebagaimana dimaksudpadaayat(2)danPerusahaanIndustrimenengah sebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufawajibberlokasi dikawasanperuntukanIndustri. (5) Industrisebagaimanadimaksudpadaayat(3)ditetapkanoleh PemerintahPusat. 12. KetentuanPasal108diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal108 KetentuanlebihlanjutmengenaipemberianPerizinanBerusaha untukUsahaIndustrisebagaimanadimaksuddalam Pasal101, Pasal104,Pasal105dankewajibanberlokasidiKawasanIndustri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 serta tata cara
  • 31. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 160 pengenaansanksiadministratifdanbesarandendaadministratif sebagaimanadimaksuddalam Pasal107diaturdenganPeraturan Pemerintah. 13. KetentuanPasal115diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal115 (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,danpengawasanpembangunanIndustri. (2) Peransertamasyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat(1) diwujudkandalambentuk: a. pemberiansaran,pendapat,danusul;dan/atau b. penyampaianinformasidan/ataulaporan. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperan serta masyarakat dalam pembangunanIndustrisebagaimanadimaksudpada ayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 14. KetentuanPasal117diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal117 (1) Pemerintah Pusat melaksanakan pengawasan dan pengendalianterhadapkegiatanusahaIndustridankegiatan usahaKawasanIndustri. (2) Pengawasandanpengendaliansebagaimanadimaksudpada ayat (1) dilakukan untuk mengetahui pemenuhan dan kepatuhanterhadapperaturandibidangPerindustrianyang dilaksanakan oleh Perusahaan Industridan Perusahaan KawasanIndustri. (3) Pemenuhan dan kepatuhan terhadap peraturan dibidang PerindustrianyangdilaksanakanolehPerusahaanIndustridan PerusahaanKawasanIndustrisebagaimanadimaksudpada ayat(2)palingsedikitmeliputi: a. sumberdayamanusiaIndustri; b. pemanfaatansumberdayaalam; c. manajemenenergi; d. manajemenair; e. SNI,spesifikasiteknis,dan/ataupedomantatacara; f. DataIndustridanDataKawasanIndustri; g. standarIndustriHijau; h. standarKawasanIndustri; i. perizinanIndustridanperizinanKawasanIndustri;dan j. keamanandankeselamatanalat,proses,hasilproduksi, penyimpanan,danpengangkutan. (4) Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat(1)Pemerintah Pusat dapatbekerjasamadenganlembagaterakreditasi. (5) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengawasandan pengendalian usaha Industridan usaha Kawasan Industri diaturdenganPeraturanPemerintah. Paragraf8
  • 32. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 161 Perdagangan,MetrologiLegal,JaminanProdukHalal,danStandardisasi danPenilaianKesesuaian Pasal44 UntukmemberikankemudahanbagimasyarakatterutamaPelakuUsaha dalam mendapatkan Perizinan Berusaha darisektorperdagangan, metrologilegal,jaminanprodukhalal,danstandardisasidanpenilaian kesesuaian, Undang-Undang ini mengubah, menghapus, atau menetapkanpengaturanbarubeberapaketentuanyangdiaturdalam: a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor45, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5512); b. Undang-Undang Nomor2 Tahun1981 tentang MetrologiLegal (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor11, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor3193); c. Undang-UndangNomor33Tahun2014tentangJaminanProduk Halal(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014Nomor 295,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5604); dan d. Undang-UndangNomor20Tahun2014tentangStandardisasidan PenilaianKesesuian(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2014Nomor216,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia Nomor5584). Pasal45 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor7 Tahun 2014 tentangPerdagangan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014 Nomor45,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5512) diubah: 1. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal6 (1) SetiapPelakuUsahawajibmenggunakanataumelengkapi labelberbahasaIndonesiapadaBarangyangdiperdagangkan didalamnegeri. (2) Setiap Pelaku Usaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dikenakan sanksi administratif. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia diatur dengan PeraturanPemerintah. 2. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal11 KetentuanlebihlanjutmengenaiDistribusiBarangdiaturdengan PeraturanPemerintah. 3. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal14
  • 33. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 162 (1) Pemerintah Pusat melakukan pengaturan tentang pengembangan,penataandanpembinaanyangsetaradan berkeadilanterhadappasarrakyat,pusatperbelanjaan,toko swalayan,dan perkulakan untuk menciptakan kepastian berusahadanhubungankerjasamayangseimbangantara pemasok dan pengecer dengan tetap memperhatikan keberpihakankepadakoperasisertausahamikro,kecil,dan menengah. (2) Pengembangan,penataan,dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluipengaturan Perizinan Berusaha, tata ruang, zonasi dengan memperhatikanjarakdanlokasipendirian,kemitraan,dan kerjasamausaha. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenaiPerizinan Berusaha,tata ruang,danzonasisebagaimanadimaksudpadaayat(2)diatur denganPeraturanPemerintah. 4. KetentuanPasal15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal15 (1) GudangsebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat(1)huruf d merupakan salah satu sarana Perdagangan untuk mendorong kelancaran Distribusi Barang yang diperdagangkandidalamnegeridankeluarnegeri. (2) SetiappemilikgudangwajibmemenuhiPerizinanBerusaha dariPemerintahPusat. (3) SetiappemilikgudangyangtidakmemilikiPerizinanBerusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi administratif. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 5. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal17 (1) Setiap pemilik,pengelola,atau penyewa Gudang yang melakukan penyimpanan Barang yang ditujukan untuk diperdagangkan harus menyelenggarakan pencatatan administrasipaling sedikit berupa jumlah Barang yang disimpandanjumlahBarangyangmasukdanyangkeluardari Gudang. (2) Setiappemilik,pengelola,ataupenyewaGudangyangtidak menyelenggarakan pencatatan administratif sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dikenaisanksiadministratif. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenaipencatatan administratif Barangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah. 6. KetentuanPasal24diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal24
  • 34. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 163 (1) Setiap Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari PemerintahPusat. (2) PemerintahPusatdapatmemberikanpengecualianterhadap kewajiban pemenuhan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksudpadaayat(1). (3) Setiap Pelaku Usaha yang tidak melakukan pemenuhan Perizinan Berusahasebagaimanadimaksud padaayat(1) dikenaisanksiadministratif. (4) KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahadibidang Perdagangansebagaimanapadaayat(1)danayat(2)diatur denganPeraturanPemerintah. 7. KetentuanPasal30diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal30 (1) PemerintahPusatdapatmemintadatadan/atauinformasi kepada Pelaku Usaha mengenai persediaan Barang kebutuhanpokokdan/atauBarangpenting. (2) PelakuUsahadilarangmelakukanmanipulasidatadan/atau informasimengenaipersediaan Barang kebutuhan pokok dan/atauBarangpenting. 8. KetentuanPasal33diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal33 (1) Produsen atau Importiryang tidak memenuhiketentuan pendaftaranBarangsebagaimanadimaksuddalam Pasal32 ayat(1)wajibmenghentikankegiatanPerdaganganBarang danmenarikBarangdari: 1. distributor; 2. agen; 3. grosir; 4. pengecer;dan/atau 5. konsumen. (2) PerintahpenghentiankegiatanPerdagangandanpenarikan dariDistribusiterhadapBarangsebagaimanadimaksudpada ayat(1)dilakukanolehPemerintahPusat. (3) Produsen atau Importiryang tidak memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif. 9. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal37 (1) SetiapPelakuUsahawajibmemenuhiketentuanpenetapan Barang dan/atau Jasa yang ditetapkan sebagaiBarang dan/atauJasayangdibatasiPerdagangannyasebagaimana dimaksuddalamPasal35ayat(2). (2) SetiapPelakuUsahayangmelanggarketentuanpenetapan Barangdan/atauJasasebagaimanadimaksudpadaayat(1) dikenaisanksiadministratif.
  • 35. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 164 10. KetentuanPasal38diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal38 (1) Pemerintah Pusatmengaturkegiatan Perdagangan Luar NegerimelaluikebijakandanpengendaliandibidangEkspor danImpor. (2) Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Luar Negeri sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diarahkanuntuk: a. peningkatandayasaingprodukEksporIndonesia; b. peningkatandanperluasanaksesPasardiluarnegeri; c. peningkatankemampuanEksportirdanImportirsehingga menjadiPelakuUsahayangandal;dan d. peningkatan dan pengembangan produk invensidan inovasinasionalyangdieksporkeluarnegeri. (3) KebijakanPerdaganganLuarNegeripalingsedikitmeliputi: a. peningkatanjumlahdanjenissertanilaitambahproduk ekspor; b. pengharmonisasian Standar dan prosedur kegiatan Perdagangandengannegaramitradagang; c. penguatan kelembagaan disektorPerdagangan Luar Negeri; d. pengembangan sarana dan prasarana penunjang PerdaganganLuarNegeri;dan e. pelindungandanpengamanankepentingannasionaldari dampaknegatifPerdaganganLuarNegeri. (4) PengendalianPerdaganganLuarNegerimeliputi: a. PerizinanBerusaha/persetujuan; b. Standar;dan c. pelarangandanpembatasan. 11. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal42 (1) EksporBarang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang telah memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 12. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal43 (1) EksportirbertanggungjawabsepenuhnyaterhadapBarang yangdiekspor. (2) EksportiryangtidakbertanggungjawabterhadapBarangyang dieksporsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dikenaisanksi administratif. 13. KetentuanPasal45diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal45 (1) ImporBarang hanya dapatdilakukan oleh Importiryang
  • 36. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 165 memenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahPusat. (2) Dalam halImportidak dilakukan untuk kegiatan usaha, importirtidakmemerlukanPerizinanBerusaha. (3) KetentuanlebihlanjutmengenaiPerizinanBerusahadiatur denganPeraturanPemerintah. 14. KetentuanPasal46diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal46 (1) Importirbertanggung jawab sepenuhnya terhadap Barang yangdiimpor. (2) Importiryang tidakbertanggung jawab atasBarang yang diimporsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dikenaisanksi administratif. 15. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal47 (1) SetiapImportirwajibmengimporBarangdalamkeadaanbaru. (2) Dalam haltertentu Pemerintah Pusatdapatmenetapkan Barangyangdiimpordalamkeadaantidakbaru. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenaipenetapan Barang yang diimpordalam keadaantidakbarusebagaimanadimaksud padaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah. 16. KetentuanPasal49dihapus. 17. KetentuanPasal51diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal51 (1) Eksportir dilarang mengekspor Barang yang ditetapkan sebagaiBarangyangdilaranguntukdiekspor. (2) ImportirdilarangmengimporBarangyangditetapkansebagai Barangyangdilaranguntukdiimpor. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteriabarangyangdilarang sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)ditetapkan denganPeraturanPemerintah. 18. KetentuanPasal52diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal52 (1) Eksportirdilarang mengeksporBarang yang tidak sesuai denganketentuanpembatasanBaranguntukdiekspor. (2) ImportirdilarangmengimporBarangyangtidaksesuaidengan ketentuanpembatasanBaranguntukdiimpor. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteriabarangyangdibatasi sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)diatur denganPeraturanPemerintah. (4) Setiap Eksportir dan/atau Importir yang melakukan pelanggaransebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2), danayat(3)dikenaisanksiadministratif. 19. KetentuanPasal53diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 37. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 166 Pasal53 (1) Eksportiryang dikenaisanksiadministratifsebagaimana dimaksuddalamPasal52ayat(4)terhadapBarangekspornya dikuasaioleh negara sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Importir yang dikenaisanksiadministratif sebagaimana dimaksuddalam Pasal52ayat(4)terhadapBarangimpornya wajib dieksporkembali,dimusnahkan oleh Importir,atau ditentukanlainolehPemerintahPusat. 20. KetentuanPasal57diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal57 (1) Barang yang diperdagangkan di dalam negeri harus memenuhi: a. SNIyangtelahdiberlakukansecarawajib;atau b. persyaratanteknisyangtelahdiberlakukansecarawajib. (2) PelakuUsahadilarangmemperdagangkanBarangdidalam negeriyang tidakmemenuhiSNIyang telah diberlakukan secarawajibataupersyaratanteknisyangtelahdiberlakukan secarawajib. (3) Pemberlakuan SNIatau persyaratan teknis sebagaimana dimaksudpadaayat(1)ditetapkanolehPemerintahPusat. (4) Pemberlakuan SNIatau persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan mempertimbangkanaspek: a. keamanan,keselamatan,kesehatan,danlingkunganhidup; b. dayasaingprodusennasionaldanpersainganusahayang sehat; c. kemampuandankesiapanduniausahanasional;dan/atau d. kesiapaninfrastrukturlembagapenilaiankesesuaian. (5) BarangyangtelahdiberlakukanSNIataupersyaratanteknis secara wajib sebagaimana dimaksud padaayat(1)wajib dibubuhitandaSNIatautandakesesuaianataudilengkapi sertifikatkesesuaianyangdiakuiolehPemerintahPusat. (6) Barang yang diperdagangkandanbelum diberlakukanSNI secarawajibdapatdibubuhitandaSNIatautandakesesuaian sepanjang telah dibuktikan dengan sertifikat produk penggunaantandaSNIatausertifikatkesesuaian. (7) Pelaku Usahayang memperdagangkan Barang yang telah diberlakukanSNIataupersyaratanteknissecarawajib,tetapi tidakmembubuhitandaSNI,tandakesesuaian,atautidak melengkapisertifikatkesesuaian sebagaimana dimaksud padaayat(5)dikenaisanksiadministratif. 21. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal60 (1) PenyediaJasadilarangmemperdagangkanJasadidalam negeriyangtidakmemenuhiSNI,persyaratanteknis,atau kualifikasiyangtelahdiberlakukansecarawajib.
  • 38. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 167 (2) PemberlakuanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara wajibsebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditetapkanoleh PemerintahPusat. (3) PemberlakuanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara wajibsebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukandengan mempertimbangkanaspek: a. keamanan,keselamatan,kesehatan,danlingkunganhidup; b. dayasaingprodusennasionaldanpersainganusahayang sehat; c. kemampuandankesiapanduniausahanasional; d. kesiapan infrastruktur lembaga penilaian kesesuaian; dan/atau e. budaya,adatistiadat,atautradisiberdasarkankearifan lokal. (4) JasayangtelahdiberlakukanSNI,persyaratanteknis,atau kualifikasisecarawajibsebagaimanadimaksudpadaayat(2) wajibdilengkapidengansertifikatkesesuaianyangdiakuioleh PemerintahPusat. (5) JasayangdiperdagangkandanmemenuhiSNI,persyaratan teknis,ataukualifikasiyangbelum diberlakukansecarawajib dapatmenggunakan sertifikatkesesuaian sesuaidengan ketentuanperaturanperundang-undangan. (6) Penyedia Jasa yang memperdagangkan Jasa yang telah diberlakukanSNI,persyaratanteknis,ataukualifikasisecara wajib, tetapi tidak dilengkapi sertifikat kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi administratif. 22. KetentuanPasal61diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal61 (1) Tanda SNI,tanda kesesuaian,atau sertifikatkesesuaian sebagaimanadimaksuddalam Pasal60ayat(4)diterbitkan olehlembagapenilaiankesesuaianyangterakreditasisesuai denganketentuanperaturanperundang-undangan. (2) Dalam hal lembaga penilaian kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat(1) belum ada yang terakreditasi, Pemerintah Pusat dapat menunjuk lembaga penilaian kesesuaian dengan persyaratan dan dalam jangka waktu tertentu. (3) Lembagapenilaiankesesuaiansebagaimanadimaksudpada ayat(1)dan ayat(2)harus terdaftardilembaga yang ditetapkanolehPemerintahPusat. 23. KetentuanPasal63diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal63 PenyediaJasayangmemperdagangkanJasayangtidakdilengkapi dengansertifikatkesesuaiansebagaimanadimaksuddalam Pasal 60ayat(4)dikenaisanksiadministratif.
  • 39. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 168 24. KetentuanPasal65diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal65 (1) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikwajib menyediakandatadan/atauinformasisecaralengkapdan benar. (2) Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang tidaksesuaidengandatadan/atauinformasisebagaimana dimaksudpadaayat(1). (3) Penggunaansistem elektroniksebagaimanadimaksudpada ayat(1)wajibmemenuhiketentuanyangdiaturdalam Undang -UndangInformasidanTransaksiElektronik. (4) Datadan/atauinformasisebagaimanadimaksudpadaayat(1) palingsedikitmemuat: a. identitasdanlegalitasPelakuUsahasebagaiprodusenatau PelakuUsahaDistribusi; b. persyaratanteknisBarangyangditawarkan; c. persyaratanteknisataukualifikasiJasayangditawarkan; d. hargadancarapembayaranBarangdan/atauJasa;dan e. carapenyerahanBarang. (5) Dalam halterjadisengketaterkaitdengantransaksidagang melaluisistem elektronik,orang atau badan usaha yang sedangbersengketadapatmenyelesaikansengketatersebut melaluipengadilan atau melaluimekanisme penyelesaian sengketalainnya. (6) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang tidakmenyediakandatadan/atauinformasisecaralengkap dan benarsebagaimana dimaksud pada ayat(1)dikenai sanksiadministratif. 25. KetentuanPasal74diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal74 (1) Pemerintah Pusatmelakukan pembinaan terhadap Pelaku Usahadalam rangkapengembanganEksporuntukperluasan aksesPasarbagiBarangdanJasaproduksidalamnegeri. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dapat berupapemberianinsentif,fasilitas,informasipeluangPasar, bimbingan teknis,serta bantuan promosidan pemasaran untukpengembanganEkspor. (3) PemerintahPusatdapatmengusulkaninsentifsebagaimana dimaksud pada ayat(2)berupa insentiffiskaldan/atau nonfiskaldalam upaya meningkatkan daya saing Ekspor Barangdan/atauJasaproduksidalamnegeri. (4) PemerintahPusatdalam melakukanpembinaansebagaimana dimaksudpadaayat(1)dapatbekerjasamadenganpihaklain. (5) Ketentuan lebih lanjutmengenaipelaksanaan pembinaan sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
  • 40. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 169 Pemerintah. 26. KetentuanPasal77diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal77 (1) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran dagang dan peserta pameran dagang wajib memenuhi PerizinanBerusahadariPemerintahPusat. (2) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran dagangdenganmengikutsertakanpesertadan/atauproduk yangdipromosikanberasaldariluarnegeriwajibmemperoleh persetujuandariPemerintahPusat. (3) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran dagangdanpesertapamerandagangyangtidakmemenuhi Perizinan Berusahasebagaimana dimaksud padaayat(1) dikenaisanksiadministratif. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tata cara pengenaansanksiadministratifsebagaimanadimaksudpada ayat(3)diaturdenganPeraturanPemerintah. 27. DiantaraPasal77danPasal78disisipkan1(satu)pasalbaruyakni Pasal77Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal77A (1) PengenaanSanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam Pasal6ayat(2),Pasal15ayat(3),Pasal17ayat(2),Pasal24 ayat(3),Pasal32ayat(2),Pasal33ayat(3),Pasal37ayat(2), Pasal43ayat(2),Pasal46ayat(2),Pasal52ayat(4),pasal57 ayat(7),Pasal60ayat(6),Pasal63,Pasal65ayat(6),atau Pasal77ayat(4),dapatberupa: a. Tegurantertulis; b. Penarikanbarangdaridistribusi; c. Penghentiansementarakegiatanusaha; d. PenutupanGudang; e. Denda;dan/atau f. Pencabutanperizinanberusaha. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 28. KetentuanPasal81diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal81 Ketentuan lebih lanjut mengenaitata cara penyelenggaraan, kemudahan dan keikutsertaan dalam PromosiDagang dalam rangka kegiatan pencitraan Indonesia diaturdengan Peraturan Pemerintah.
  • 41. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 170 29. KetentuanPasal98diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal98 (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai wewenang melakukan pengawasan terhadap kegiatan Perdagangan. (2) Pengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)sesuai dengannorma,standar,prosedur,dankriteriayangdiatur denganPeraturanPemerintah. 30. KetentuanPasal99diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal99 (1) Pemerintah Pusat dalam melakukan pengawasan sebagaimanadimaksuddalam Pasal98ayat(1)mempunyai wewenangmelakukan: a. pelarangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atauperintahuntukmenarikBarangdariDistribusi ataumenghentikankegiatanJasayangdiperdagangkan tidak sesuaidengan ketentuan peraturan perundang- undangandibidangPerdagangan;dan/atau; b. pencabutanPerizinanBerusaha. 31. KetentuanPasal100diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal100 (1) Dalam melaksanakanpengawasansebagaimanadimaksud dalam Pasal98ayat(1),PemerintahPusatmenunjukpetugas pengawasdibidangPerdagangan. (2) Petugas pengawas di bidang Perdagangan dalam melaksanakan pengawasan harus membawa surattugas yangsahdanresmi. (3) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1) dalam melaksanakan kewenangannya paling sedikit melakukanpengawasanterhadap: a. PerizinanBerusahadibidangPerdagangan; b. Perdagangan Barang yang diawasi,dilarang,dan/atau diatur; c. DistribusiBarangdan/atauJasa; d. pendaftaranBarangProdukDalam NegeridanasalImpor yangterkaitdengankeamanan,keselamatan,kesehatan, danlingkunganhidup; e. pemberlakuan SNI,persyaratan teknis,atau kualifikasi secarawajib; f. PerizinanBerusahaterkaitgudang;dan g. penyimpananBarangkebutuhanpokokdan/atauBarang penting. (4) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1) dalam halmenemukan dugaan pelanggaran kegiatan di bidangPerdagangandapat: a. merekomendasikan penarikan Barang dari Distribusi
  • 42. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 171 dan/ataupemusnahanBarang; b. merekomendasikan penghentian kegiatan usaha Perdagangan;atau c. merekomendasikan pencabutan Perizinan Berusaha di bidangPerdagangan. (5) Dalam hal melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksudpadaayat(3)ditemukanbuktiawaldugaanterjadi tindak pidana dibidang Perdagangan,petugas pengawas melaporkannyakepadapenyidikuntukditindaklanjuti. (6) PetugasPengawassebagaimanadimaksud padaayat(1) dalam melaksanakan kewenangannya dapatberkoordinasi denganinstansiterkait. 32. KetentuanPasal102diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal102 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangan dan pengawasan terhadap Barang yang ditetapkan sebagaiBarang dalam pengawasan diaturdengan PeraturanPemerintah. 33. KetentuanPasal104diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal104 (1) Setiap Pelaku Usaha yang tidakmenggunakan atau tidak melengkapilabelberbahasa Indonesia pada Barang yang diperdagangkan didalam negerisebagaimana dimaksud dalam Pasal6ayat(1)dipidanadenganpidanapenjarapaling lama 5 (lima)tahun atau pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah). (2) Dikecualikan daripengenaan sanksipidana sebagaimana dimaksudpadaayat(1)terhadappelanggaranyangdilakukan olehpelakuusahadan/ataukegiatanberisikorendah/sedang dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam Pasal77Aayat (1). (3) Bagipelakuusahadan/ataukegiatansebagaimanadimaksud padaayat(2)dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam Pasal77Aayat(1). 34. KetentuanPasal106diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal106 (1) PelakuUsahayangmelakukankegiatanusahaPerdagangan tidakmemilikiPerizinan Berusaha dibidang Perdagangan sebagaimanadimaksuddalam Pasal24ayat(1)dipidana denganpidanapenjarapalinglama4(empat)tahunatau pidana denda paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliarrupiah). (2) Dikecualikan daripengenaan sanksipidana sebagaimana dimaksudpadaayat(1)terhadappelanggaranyangdilakukan olehpelakuusahadan/ataukegiatanberisikorendah/sedang. (3) Bagipelakuusahadan/ataukegiatansebagaimanadimaksud
  • 43. BahanTimus-Timsin,2Oktober2020(Pasal41-45) 172 padaayat(2)dikenaisanksisebagaimanadimaksuddalam Pasal77Aayat(1). 35. Ketentuan Pasal109 diubah sehingga berbunyisebagai berikut: Pasal109 Produsen atau Importiryang memperdagangkan Barang terkait dengan keamanan,keselamatan,kesehatan,dan lingkunganhidupyangtidakdidaftarkankepadaPemerintah Pusatsebagaimanadimaksuddalam Pasal32ayat(1)yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan terhadap K3L, dipidanadenganpidanapenjarapalinglama1(satu)tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00(limamiliarrupiah). 36. Ketentuan Pasal115 diubah sehingga berbunyisebagai berikut: Pasal115 Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atauJasadenganmenggunakansistem elektronikyang tidaksesuaidengandatadan/atauinformasisebagaimana dimaksuddalam Pasal65ayat(2)dipidanadenganpidana penjarapalinglama12(duabelas)tahundan/ataupidana dendapalingbanyakRp12.000.000.000,00(duabelasmiliar rupiah). 37. Ketentuan Pasal116 diubah sehingga berbunyisebagai berikut: Pasal116 Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pameran dagangdenganmengikutsertakanpesertadan/atauproduk yang dipromosikan berasaldariluar negeriyang tidak mendapatkan Perizinan Berusaha dariPemerintah Pusat sebagaimanadimaksuddalam Pasal77ayat(2)dipidana denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/atau pidanadendapalingbanyakRp5.000.000.000,00(limamiliar rupiah).