SlideShare a Scribd company logo
1 of 147
Download to read offline
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
1
RANCANGAN
UNDANG-UNDANGREPUBLIKINDONESIA
NOMOR…TAHUN...
TENTANG
CIPTAKERJA
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA,
Menimbang : a.bahwauntukmewujudkantujuanpembentukan
PemerintahNegaraIndonesiadanmewujudkan
masyarakatIndonesiayangsejahtera,adil,dan
makmurberdasarkan Pancasila dan Undang-
UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun
1945,Negaraperlumelakukanberbagaiupaya
untuk memenuhi hak warga negara atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaanmelaluiciptakerja;
b.bahwadenganciptakerjadiharapkanmampu
menyeraptenagakerjaIndonesiayangseluas-
luasnya ditengah persaingan yang semakin
kompetitifdantuntutanglobalisasiekonomi;
c.bahwauntukmendukungciptakerjadiperlukan
penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyang
berkaitan dengan kemudahan,perlindungan,
dan pemberdayaan usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi, peningkatan
ekosistem investasi,dan percepatan proyek
strategis nasional, termasuk peningkatan
perlindungandankesejahteraanpekerja;
d.bahwa pengaturan yang berkaitan dengan
kemudahan,perlindungan,danpemberdayaan
usahamikro,kecil, menengah,dankoperasi,
peningkatan ekosistem investasi, dan
percepatanproyekstrategisnasional,termasuk
peningkatan perlindungan dan kesejahteraan
pekerja yang tersebardiberbagaiUndang-
Undangsektorsaatinibelum dapatmemenuhi
kebutuhanhukum untukpercepatanciptakerja
sehinggaperludilakukanperubahan;
e.bahwa upaya perubahan pengaturan yang
berkaitan kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah,peningkatan ekosistem investasi,
dan percepatan proyek strategis nasional,
termasuk peningkatan perlindungan dan
kesejahteraan pekerja dilakukan melalui
perubahanUndang-Undangsektoralyangbelum
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
2
mendukung terwujudnya sinkronisasidalam
menjamin percepatan cipta kerja,sehingga
diperlukan terobosan hukum yang dapat
menyelesaikan berbagaipermasalahan dalam
beberapa Undang-Undang ke dalam satu
Undang-Undangsecarakomprehensif;
f.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai
manadimaksudpadahurufa,hurufb,hurufc,
hurufd,danhurufe,perlumembentukUndang-
UndangtentangCiptaKerja;
Mengingat :1.
2.
3.
Pasal4,Pasal5ayat(1),Pasal18,Pasal18A,Pasal
18B,Pasal20,22Dayat(2),Pasal27ayat(2),Pasal
28Dayat(1)danayat(2),danPasal33Undang-
UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun
1945;
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
RepublikIndonesiaNomorXVI/MPR/1998tentang
PolitikEkonomidalamrangkaDemokrasiEkonomi;
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
RepublikIndonesiaNomorIX/MPR/2001tentang
PembaruanAgrariadanPengelolaanSumberdaya
Alam;
DenganPersetujuanBersama
DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA
DAN
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANGTENTANGCIPTAKERJA.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha
kemudahan,perlindungan,danpemberdayaan,usahamikro,kecil,
menengah,dan koperasi,peningkatan ekosistem investasidan
kemudahan berusaha,dan investasi Pemerintah Pusat dan
percepatanproyekstrategisnasional.
2. UsahaMikro,Kecil,danMenengahyangselanjutnyadisingkatUMK-
M adalah usaha mikro,usaha kecil,dan usaha menengah
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang
UsahaMikro,Kecil,danMenengah.
3. Koperasiadalah koperasisebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-UndangtentangPerkoperasian.
4. PerizinanBerusahaadalahlegalitasyangdiberikankepadaPelaku
Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
3
kegiatannya.
5. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegangkekuasaanpemerintahannegaraRepublikIndonesia
yang dibantu oleh wakilPresiden dan menterisebagaimana
dimaksuddalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesia
Tahun1945.
6. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan dewan perwakilan
rakyatdaerah menurutasas otonomidan tugas pembantuan
denganprinsipotonomiseluas-luasnyadalam sistem danprinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun
1945.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggaraPemerintahanDaerahyangmemimpinpelaksanaan
urusanpemerintahanyangmenjadikewenangandaerahotonom.
8. PelakuUsahaadalahorangperseoranganataubadanusahayang
melakukanusahadan/ataukegiatanpadabidangtertentu.
9. BadanUsahaadalahbadanusahaberbentukbadanhukum atau
tidakberbentukbadanhukum yangdidirikandiwilayahNegara
Kesatuan Republik Indonesia dan melakukan usaha dan/atau
kegiatanpadabidangtertentu.
10. RencanaDetailTataRuangyangselanjutnyadisingkatRDTRadalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.
11. PersetujuanBangunanGedung adalahperizinanyang diberikan
kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru,
mengubah,memperluas,mengurangi,dan/ataumerawatbangunan
gedungsesuaidenganpersyaratanadministratifdanpersyaratan
teknisyangberlaku.
12. HariadalahharikerjasesuaiyangditetapkanolehPemerintah
Pusat.
BABII
ASAS,TUJUAN,DANRUANGLINGKUP
Pasal2
(1) Undang-Undanginidiselenggarakanberdasarkanasas:
a.pemerataanhak;
b.kepastianhukum;
c.kemudahanberusaha;
d.kebersamaan;dan
e.kemandirian.
(2) Selain berdasarkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat(1),
penyelenggaraanCiptaKerjadilaksanakanberdasarkanasaslain
sesuaidenganbidanghukumyangdiaturdalamundang-undangyang
bersangkutan.
Pasal3
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
4
Undang-Undanginidibentukdengantujuanuntuk:
a. menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan
memberikan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan
terhadap UMK-M dan koperasisertaindustridan perdagangan
nasionalsebagaiupaya untuk dapatmenyerap tenaga kerja
Indonesia yang seluas-luasnya,dengan tetap memperhatikan
keseimbangan dan kemajuan antar daerah dalam kesatuan
ekonominasional;
b. menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan,serta
mendapatimbalan dan perlakuan yang adildan layak dalam
hubungankerja;
c. penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyangberkaitandengan
keberpihakan,penguatan,dan perlindungan bagiUMK-M dan
koperasisertaindustrinasional;dan
d. penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyangberkaitandengan
peningkatan ekosistem investasi,kemudahan dan percepatan
proyek strategis nasionalyang berorientasipada kepentingan
nasionalyangberlandaskanpadailmupengetahuandanteknologi
nasionaldenganberpedomanpadahaluanideologiPancasila.
Pasal4
Dalam rangkamencapaitujuansebagaimanadimaksuddalam Pasal3,
Undang-UndanginimengaturmengenaikebijakanstrategisCiptaKerja
yangmeliputi:
a. peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha;
b. ketenagakerjaan;
c. kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMK-M serta
koperasi;
d. kemudahanberusaha;
e. dukunganrisetdaninovasi;
f. pengadaanlahan;
g. kawasanekonomi;
h. investasiPemerintah Pusatdan percepatan proyek strategis
nasional;
i. pelaksanaanadministrasipemerintahan;dan
j. pengenaansanksi.
Pasal5
(1) RuanglingkupUndang-Undanginimeliputi:
a. peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha;
b. ketenagakerjaan;
c. kemudahan,perlindungan,danpemberdayaanUMK-M serta
koperasi;
d. kemudahanberusaha;
e. dukunganrisetdaninovasi;
f. pengadaanlahan;
g. kawasanekonomi;
h. investasiPemerintahPusatdanpercepatanproyekstrategis
nasional;
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
5
i. pelaksanaanadministrasipemerintahan;dan
j. pengenaansanksi.
(2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat(1)meliputi
bidang hukum yang diatur dalam undang-undang yang
bersangkutan.
BABIII
PENINGKATANEKOSISTEMINVESTASI DAN
KEGIATANBERUSAHA
BagianKesatu
Umum
Pasal6
Peningkatanekosistem investasidankegiatanberusahasebagaimana
dimaksuddalamPasal6hurufameliputi:
a. penerapanPerizinanBerusiahaberbasisrisiko;
b. penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha,
pengadaandanpemanfaatanlahan;
c. penyederhanaanPerizinanBerusahasektor;dan
d. penyederhanaanpersyarataninvestasi.
BagianKedua
PenerapanPerizinanBerusahaBerbasisRisiko
Paragraf1
Umum
Pasal7
(1) PerizinanBerusahaberbasisrisikosebagaimanadimaksuddalam
Pasal7hurufadilakukanberdasarkanpenetapantingkatrisikodan
peringkatskalausahakegiatanusaha.
(2) Penetapantingkatrisikodanperingkatskalausahasebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diperolehberdasarkanpenilaiantingkat
bahayadanpotensiterjadinyabahaya.
(3) Penilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpadaayat(2)
dilakukanterhadapaspek:
a. kesehatan;
b. keselamatan;
c. lingkungan;
d. pemanfaatandanpengelolaansumberdaya;dan/atau
e. risikovolatilitas.
(4) Untukkegiatantertentu,penilaiantingkatbahaya sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)dapatmencakupaspeklainnyasesuai
dengansifatkegiatanusaha.
(5) Penilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpadaayat(3)dan
ayat(4)dilakukandenganmemperhitungkan:
a. jeniskegiatanusaha;
b. kriteriakegiatanusaha;
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
6
c. lokasikegiatanusaha;dan/atau
d. keterbatasansumberdaya.
(6) Penilaianpotensiterjadinyabahayasebagaimanadimaksudpada
ayat(2)meliputi:
a. hampirtidakmungkinterjadi;
b. kemungkinankecilterjadi;
c. kemungkinanterjadi;atau
d. hampirpastiterjadi.
(7) Berdasarkanpenilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpada
ayat(3),ayat(4),danayat(5),sertapenilaianpotensiterjadinya
bahayasebagaimanadimaksudpadaayat(6),tingkatrisikodan
peringkatskalausahakegiatanusahaditetapkanmenjadi:
a. kegiatanusahaberisikorendah;
b. kegiatanusahaberisikomenengah;atau
c. kegiatanusahaberisikotinggi.
Paragraf2
PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoRendah
Pasal8
(1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko rendah
sebagaimanadimaksuddalam 8ayat(7)hurufaberupapemberian
nomorinduk berusaha yang merupakan legalitas pelaksanaan
kegiatanberusaha.
(2) Nomorinduk berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
merupakan bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha untuk
melakukankegiatanusahadansebagaiidentitasbagi Pelaku
Usahadalampelaksanaankegiatanusahanya.
Paragraf3
PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoMenengah
Pasal9
(1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko menengah
sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(7)hurufbmeliputi:
a.kegiatanusahaberisikomenengahrendah;dan
b.kegiatanusahaberisikomenengahtinggi.
(2) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko menengah
rendahsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufa,berupa:
a. pemberiannomorindukberusaha;dan
b. pernyataansertifikasistandar.
(3) PerizinanBerusahauntukkegiatanusahaberisikomenengahtinggi
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufb,berupa:
a. nomorindukberusaha;dan
b. pemenuhansertifikatstandar.
(4) Pernyataansertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
hurufbmerupakanpernyataanPelakuUsahayangtelahmemenuhi
standarsebelummelakukankegiatanusahanya.
(5) Pemenuhansertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
7
hurufbmerupakankewajibanstandaryangtelahdipenuhioleh
PelakuUsahasebelummelakukankegiatanusahanya.
(6) Dalam halsertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
hurufbdanayat(3)hurufbdiperlukanuntukstandardisasiproduk,
PemerintahPusatmenerbitkansertifikatstandarberdasarkanhasil
evaluasipemenuhan standaryang wajib dipenuhioleh Pelaku
Usahasebelummelakukankegiatankomersialisasiproduk.
Paragraf4
PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoTinggi
Pasal10
(1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko tinggi
sebagaimanadimaksuddalam Pasal8ayat(7)hurufcberupa
pemberian:
a. nomorindukberusaha;dan
b. izin.
(2) Izin sebagaimanadimaksud padaayat(1)hurufb merupakan
persetujuanPemerintahPusatuntukpelaksanaankegiatanusaha
yangwajibdipenuhiolehpelakuusahasebelum melaksanakan
kegiatanusahanya.
(3) Dalamhalkegiatanusahaberisikotinggimemerlukanstandardisasi
produk,PelakuUsahadipersyaratkanmemilikisertifikasistandar
yangditerbitkanolehPemerintahPusatberdasarkanhasilevaluasi
pemenuhanstandarsebelum melakukankegiatankomersialisasi
produk.
Paragraf5
Pengawasan
Pasal11
Pengawasan terhadap setiap kegiatan usaha dilakukan dengan
intensitas pelaksanaan berdasarkan tingkatrisiko kegiatan usaha
sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(7).
Paragraf6
PeraturanPelaksanaan
Pasal12
Ketentuan lebih lanjutmengenaiPerizinan Berusaha berbasisrisiko
sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 dan tata cara pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 diaturdengan Peraturan
Pemerintah.
BagianKetiga
PenyederhanaanPersyaratanDasarPerizinanBerusaha,Pengadaan
Lahan,danPemanfaatanLahan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
8
Paragraf1
Umum
Pasal13
PenyederhanaanpersyaratandasarPerizinanBerusahadanpengadaan
lahansebagaimanadimaksuddalamPasal7hurufbmeliputi:
a. kesesuaiankegiatanpemanfaatanruang;
b. persetujuanlingkungan;dan
c. PersetujuanBangunanGedungdansertifikatlaikfungsi.
Paragraf2
KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang
Pasal14
(1) Kesesuaiankegiatanpemanfaatanruangsebagaimanadimaksud
dalam Pasal14 hurufa merupakan kesesuaian rencana lokasi
kegiatandan/atauusahanyadenganRDTR.
(2) PemerintahDaerahwajibmenyusundanmenyediakanRDTRdalam
bentukdigitaldansesuaistandar.
(3) PenyediaanRDTRdalambentukdigitalsebagaimanadimaksudpada
ayat(2)dilakukansesuaidenganstandardandapatdiaksesdengan
mudaholehmasyarakatuntukmendapatkaninformasimengenai
kesesuaian rencana lokasikegiatan dan/atau usahanya dengan
RDTR.
(4) Pemerintah Pusatwajib mengintegrasikan RDTR dalam bentuk
digitalsebagaimana dimaksud pada ayat(2)ke dalam sistem
PerizinanBerusahasecaraelektronik.
(5) Dalam halPelakuUsahamendapatkaninformasirencanalokasi
kegiatanusahanyasebagaimanadimaksudpadaayat(2)telah
sesuaidengan RDTR,Pelaku Usaha mengajukan permohonan
kesesuaiankegiatanpemanfaatanruanguntukkegiatanusahanya
melalui Perizinan Berusaha secara elektronik sebagaimana
dimaksudpadaayat(3)denganmengisikoordinatlokasiyang
diinginkan untuk memperoleh konfirmasikesesuaian kegiatan
pemanfaatanruang.
(6) Setelahmemperolehkonfirmasikesesuaiankegiatanpemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Pelaku Usaha
mengajukanpermohonanPerizinanBerusaha.
Pasal15
(1) Dalam halPemerintahDaerahbelum menyusundanmenyediakan
RDTR sebagaimanadimaksuddalam Pasal15ayat(2),Pelaku
Usahamengajukanpermohonanpersetujuankesesuaiankegiatan
pemanfaatanruanguntukkegiatanusahanyakepadaPemerintah
PusatmelaluiPerizinanBerusahasecaraelektroniksesuaidengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
(2) Pemerintah Pusatdalam memberikan persetujuan kesesuaian
kegiatanpemanfaatanruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
9
dilakukansesuaidenganrencanatataruang.
(3) Rencanatataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(2)terdiri
atas:
a.rencanatataruangwilayahnasional(RTRWN);
b.rencanatataruangpulau/kepulauan;
c.rencanatataruangkawasanstrategisnasional;
d.rencanatataruangwilayahprovinsi;dan/atau
e. rencanatataruangwilayahkabupaten/kota.
Pasal16
Dalam rangkapenyederhanaanpersyaratandasarPerizinanBerusaha
sertauntukmemberikankepastiandankemudahanbagiPelakuUsaha
dalam memperolehkesesuaiankegiatanpemanfaatanruang,Undang-
Undanginimengubah,menghapus,dan/ataumenetapkanpengaturan
barubeberapaketentuanyangdiaturdalam:
a. Undang-UndangNomor26tahun2007tentangPenataanRuang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor68, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4725);
b. Undang-Undang Nomor27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil(LembaranNegaraRepublik
Indonesia Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor4739)sebagaimanatelahdiubahdenganUndang-
UndangNomor1Tahun2014tentangPerubahanAtasUndang-
UndangNomor27Tahun2007tentangPengelolaanWilayahPesisir
dan Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor2,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor
5490);
c. Undang-UndangNomor32tahun2014tentangKelautan(Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor294,Tambahan Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor5603);dan
d. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor49,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5214).
Pasal17
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor26 tahun 2007
tentangPenataanRuang(LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor
68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725)
diubah:
1. KetentuanPasal1angka23,angka24,angka29,danangka30
dihapus,danangka32diubahsehinggaPasal1berbunyisebagai
berikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Ruangadalahwadahyangmeliputiruangdarat,ruanglaut,dan
ruang udara,termasukruang didalam bumisebagaisatu
kesatuanwilayah,tempatmanusiadanmakhluklainhidup,
melakukankegiatan,danmemeliharakelangsunganhidupnya.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
10
2. Tataruangadalahwujudstrukturruangdanpolaruang.
3. Strukturruangadalahsusunanpusat-pusatpermukimandan
sistem jaringanprasaranadansaranayangberfungsisebagai
pendukungkegiatansosialekonomimasyarakatyangsecara
hierarkismemilikihubunganfungsional.
4. Polaruangadalahdistribusiperuntukanruangdalam suatu
wilayahyangmeliputiperuntukanruanguntukfungsilindung
danperuntukanruanguntukfungsibudidaya.
5. Penataanruangadalahsuatusistem prosesperencanaantata
ruang,pemanfaatan ruang,dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang
meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasanpenataanruang.
7. PemerintahPusatadalahPresidenRepublikIndonesiayang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh wakilPresiden dan menteri
sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara
RepublikIndonesiaTahun1945.
8. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaanurusanpemerintahanyangmenjadikewenangan
daerahotonom.
9. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan
landasan hukum bagiPemerintah,pemerintah daerah,dan
masyarakatdalampenataanruang.
10. Pembinaanpenataanruangadalahupayauntukmeningkatkan
kinerjapenataanruangyangdiselenggarakanolehPemerintah,
pemerintahdaerah,danmasyarakat.
11. Pelaksanaanpenataanruangadalahupayapencapaiantujuan
penataanruangmelaluipelaksanaanperencanaantataruang,
pemanfaatanruang,danpengendalianpemanfaatanruang.
12. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar
penyelenggaraan penataan ruang dapatdiwujudkan sesuai
denganketentuanperaturanperundangundangan.
13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk
menentukan strukturruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunandanpenetapanrencanatataruang.
14. Pemanfaatanruangadalahupayauntukmewujudkanstruktur
ruangdanpolaruangsesuaidenganrencanatataruangmelalui
penyusunandanpelaksanaanprogrambesertapembiayaannya.
15. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkantertibtataruang.
16. Rencanatataruangadalahhasilperencanaantataruang.
17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsurterkaityang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspekadministratifdan/atau aspek
fungsional.
18. Sistem wilayahadalahstrukturruangdanpolaruangyang
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
11
mempunyaijangkauanpelayananpadatingkatwilayah.
19. Sistem internalperkotaanadalahstrukturruangdanpolaruang
yangmempunyaijangkauanpelayananpadatingkatinternal
perkotaan.
20. Kawasanadalahwilayahyangmemilikifungsiutamalindung
ataubudidaya.
21. Kawasanlindungadalahwilayahyangditetapkandenganfungsi
utamamelindungikelestarianlingkunganhidupyangmencakup
sumberdayaalamdansumberdayabuatan.
22. Kawasanbudidayaadalahwilayahyangditetapkandengan
fungsiutama untukdibudidayakan atas dasarkondisidan
potensisumberdayaalam,sumberdayamanusia,dansumber
dayabuatan.
23. Kawasanperdesaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatan
utama pertanian,termasukpengelolaan sumberdaya alam
dengansusunanfungsikawasansebagaitempatpermukiman
perdesaan,pelayananjasapemerintahan,pelayanansosial,dan
kegiatanekonomi.
24. Kawasanagropolitanadalahkawasanyangterdiriatassatu
ataulebihpusatkegiatanpadawilayahperdesaansebagai
sistem produksipertaniandanpengelolaansumberdayaalam
tertentuyangditunjukkanolehadanyaketerkaitanfungsional
danhierarkikeruangansatuansistem permukimandansistem
agrobisnis.
25. Kawasanperkotaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsikawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan,pemusatan dan
distribusipelayananjasapemerintahan,pelayanansosial,dan
kegiatanekonomi.
26. Kawasanmetropolitanadalahkawasanperkotaanyangterdiri
atas sebuah kawasan perkotaan yang berdirisendiriatau
kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnyayangsalingmemilikiketerkaitanfungsionalyang
dihubungkandengansistem jaringanprasaranawilayahyang
terintegrasidengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya1.000.000(satujuta)jiwa.
27. Kawasanmegapolitanadalahkawasanyangterbentukdari2
(dua)ataulebihkawasanmetropolitanyangmemilikihubungan
fungsionaldanmembentuksebuahsistem.
28. Kawasan strategis nasionaladalah wilayah yang penataan
ruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruhsangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan.
29. Kawasan strategis provinsiadalah wilayah yang penataan
ruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruhsangat
penting dalam lingkup provinsiterhadap ekonomi,sosial,
budaya,dan/ataulingkungan.
30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang
penataanruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruh
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
12
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi,sosial,budaya,dan/ataulingkungan.
31. Ruangterbukahijauadalahareamemanjang/jalurdan/atau
mengelompok yang penggunaannya lebih bersifatterbuka,
tempattumbuhtanaman,baikyangtumbuhsecaraalamiah
maupunyangsengajaditanam,denganmempertimbangkan
aspekfungsiekologis,resapanair,ekonomi,sosialbudaya,dan
estetika.
32. KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangadalahkesesuaian
antararencanakegiatanpemanfaatanruangdenganrencana
tataruang.
33. Orangadalahorangperseorangandan/ataukorporasi.
34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahandalambidangpenataanruang.
2. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal5
(1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiriatas sistem
wilayahdansisteminternalperkotaan.
(2) Penataanruangberdasarkanfungsiutamakawasanterdiri
ataskawasanlindungdankawasanbudidaya.
(3) Penataanruangberdasarkanwilayahadministratifterdiriatas
penataan ruang wilayah nasional,penataan ruang wilayah
provinsi,danpenataanruangwilayahkabupaten/kota.
(4) Penataanruangberdasarkankegiatankawasanterdiriatas
penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang
kawasanperdesaan.
(5) Penataan ruang dilakukan berdasarkan nilai strategis
kawasanstrategisnasional.
3. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal6
(1) Penataanruangdiselenggarakandenganmemperhatikan:
a. kondisifisikwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia
yangrentanterhadapbencana;
b. potensisumberdayaalam,sumberdayamanusia,dan
sumberdayabuatan,kondisiekonomi,sosial,budaya,
politik,hukum,pertahanan keamanan,dan lingkungan
hidupsertailmupengetahuandanteknologisebagaisatu
kesatuan;dan
c. geostrategi,geopolitik,dangeoekonomi.
(2) Penataanruang wilayahnasional,penataanruang wilayah
provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota
dilakukansecaraberjenjangdankomplementer.
(3) Penataan ruang wilayah secara berjenjang sebagaimana
dimaksudpadaayat(2)dilakukandengancararencanatata
ruangwilayahnasionaldijadikanacuandalam penyusunan
rencanatataruangwilayahprovinsidankabupaten/kota,dan
rencana tata ruang wilayah provinsimenjadiacuan bagi
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
13
penyusunanrencanatataruangkabupaten/kota.
(4) Penataanruangwilayahsecarakomplementersebagaimana
dimaksudpadaayat(2)merupakanpenataanruangwilayah
nasional,penataan ruang wilayah provinsi,dan penataan
ruang wilayah kabupaten/kota yang disusun saling
melengkapisatusamalaindan bersinergisehinggatidak
terjaditumpangtindihpengaturanrencanatataruang.
(5) Penataan ruang wilayah nasionalmeliputiruang wilayah
yurisdiksidanwilayahkedaulatannasionalyangmencakup
ruangdarat,ruanglaut,danruangudara,termasukruangdi
dalambumisebagaisatukesatuan.
(6) Penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kotameliputi
ruangdarat,ruanglaut,danruangudara,termasukruangdi
dalambumisebagaisatukesatuan.
(7) Ruanglautdanruangudara,pengelolaansumberdayanya
diaturdenganUndang-Undangtersendiri.
(8) Dalam halterjadiketidaksesuaianantarapolaruangrencana
tataruangdengankawasanhutan,izindan/atauhakatas
tanah,penyelesaianketidaksesuaiantersebutdiaturdalam
PeraturanPemerintah.
4. KetentuanPasal8diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal8
(1) Wewenang Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan
penataanruangmeliputi:
a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaanpenataanruangwilayahnasional,provinsi,
dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan
penataanruangkawasanstrategisnasional;
b. pemberianbantuanteknisbagipenyusunanrencanatata
ruangwilayahprovinsi,wilayahkabupaten/kota,danRDTR;
c. pembinaanteknisdalam kegiatanpenyusunanrencana
tataruangwilayahprovinsi,rencanatataruangwilayah
kabupaten/kota,danRDTR;
d. pelaksanaanpenataanruangwilayahnasional;
e. pelaksanaanpenataanruangkawasanstrategisnasional;
dan
f. kerja sama penataan ruang antarnegara dan
memfasilitasikerjasamapenataanruangantarprovinsi.
(2) WewenangPemerintahPusatdalam pelaksanaanpenataan
ruangnasionalmeliputi:
a. perencanaantataruangwilayahnasional;
b. pemanfaatanruangwilayahnasional;dan
c. pengendalianpemanfaatanruangwilayahnasional.
(3) WewenangPemerintahPusatdalam pelaksanaanpenataan
ruangkawasanstrategisnasionalmeliputi:
a. penetapankawasanstrategisnasional;
b. perencanaantataruangkawasanstrategisnasional;
c. pemanfaatanruangkawasanstrategisnasional;dan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
14
d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis
nasional.
(4) Dalam rangkapenyelenggaraanpenataanruang,Pemerintah
Pusat berwenang menyusun dan menetapkan pedoman
bidangpenataanruang.
(5) Dalam pelaksanaanwewenangsebagaimanadimaksudpada
ayat(1),ayat(2),ayat(3),danayat(4),PemerintahPusat:
a. menyebarluaskaninformasiyangberkaitandengan:
1. rencanaumum danrencanarincitataruangdalam
rangkapelaksanaanpenataanruangwilayahnasional;
dan
2. pedomanbidangpenataanruang.
b. menetapkanstandarpelayananminimalbidangpenataan
ruang.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan
penyelenggaraan penataan ruang diaturdengan Peraturan
Pemerintah.
5. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal9
(1) Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh
PemerintahPusat.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaitugasdantanggungjawab
penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud
padaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
6. KetentuanPasal10diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal10
Wewenangpemerintahdaerahprovinsidalam penyelenggaraan
penataanruangmeliputi:
a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi, dan
kabupaten/kota;
b. pelaksanaanpenataanruangwilayahprovinsi;dan
c. kerjasamapenataanruangantarprovinsidanpemfasilitasan
kerjasamapenataanruangantarkabupaten/kota.
7. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal11
Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraanpenataanruangmeliputi:
a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dan
kawasanstrategiskabupaten/kota;
b. pelaksanaanpenataanruangwilayahkabupaten/kota;
c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota;dan
d. kerjasamapenataanruangantarkabupaten/kota.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
15
8. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal14
(1) Perencanaantataruangdilakukanuntukmenghasilkan:
a. rencanaumumtataruang;dan
b. rencanarincitataruang.
(2) Rencanaumum tataruangsebagaimanadimaksudpadaayat
(1)hurufasecarahierarkiterdiriatas:
a. rencanatataruangwilayahnasional;
b. rencanatataruangwilayahprovinsi;dan
c. rencanatataruangwilayahkabupatendanrencanatata
ruangwilayahkota.
(3) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
hurufbterdiriatas:
a. rencanatataruang pulau/kepulauan dan rencanatata
ruangkawasanstrategisnasional;dan
b. RDTRkabupaten/kota.
(4) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
hurufb disusun sebagaiperangkatoperasionalrencana
umumtataruang.
(5) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
hurufadisusunapabila:
a. rencanaumum tataruangbelum dapatdijadikandasar
dalam pelaksanaanpemanfaatanruangdanpengendalian
pemanfaatanruang;dan/atau
b. rencana umum tata ruang yang mencakup wilayah
perencanaanyangluasdanskalapetadalam rencana
umumtataruangtersebutmemerlukanperinciansebelum
dioperasionalkan.
(6) Ketentuanlebihlanjutmengenaiketelitianpetarencanatata
ruangsebagaimanadimaksudpadaayat(5)hurufbdiatur
denganPeraturanPemerintah.
9. DiantaraPasal14danPasal15disisipkan1(satu)pasalyakni
Pasal14Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal14A
(1) Pelaksanaanpenyusunanrencanatataruangsebagaimana
dimaksuddalamPasal14dilakukandenganmemperhatikan:
a. dayadukungdandayatampunglingkunganhidupdan
kajianlingkunganhidupstrategis;
b. kedetailaninformasitataruangyangakandisajikanserta
kesesuaianketelitianpetarencanatataruang.
(2) Penyusunankajianlingkunganhidupstrategissebagaimana
dimaksud pada ayat(1)hurufa dilakukan dalam proses
penyusunanrencanatataruang.
(3) Pemenuhan kesesuaian ketelitian petarencanatata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufb dilakukan
melaluipenyusunanpetarencanatataruangdiatasPeta
Dasar.
(4) Dalam halPetaDasarsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
16
belum tersedia,penyusunan rencana tata ruang dilakukan
denganmenggunakanPetaDasarlainnya.
10. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal17
(1) Muatanrencanatataruangmencakup:
a. rencanastrukturruang;dan
b. rencanapolaruang.
(2) Rencanastrukturruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
hurufa meliputirencana sistem pusatpermukiman dan
rencanasistemjaringanprasarana.
(3) Rencanapolaruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
hurufbmeliputiperuntukankawasanlindungdankawasan
budidaya.
(4) Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya
sebagaimanadimaksudpadaayat(3)meliputiperuntukan
ruanguntukkegiatanpelestarianlingkungan,sosial,budaya,
ekonomi,pertahanan,dankeamanan.
(5) Dalam rangkapelestarianlingkungansebagaimanadimaksud
padaayat(4),padarencanatataruangwilayahditetapkan
luaskawasanhutandanpenutupanhutanuntuksetiappulau,
DAS, provinsi, kabupaten/kota, berdasarkan kondisi
biogeofisik,iklim,penduduk,dan keadaan sosialekonomi
masyarakatsetempat.
(6) Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan
keterkaitan antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan
antarkegiatankawasan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenaitata cara penyusunan
rencanatataruangyangberkaitandenganfungsipertahanan
dankeamanansebagaisubsistem rencanatataruangwilayah
diaturdenganPeraturanPemerintah.
11. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal18
(1) Penetapan rencana tata ruang wilayah provinsi atau
kabupaten/kotadanRDTRterlebihdahuluharusmendapat
persetujuansubstansidariPemerintahPusat.
(2) Sebelum diajukanpersetujuansubstansikepadaPemerintah
Pusat, RDTR kabupaten/kota yang dituangkan dalam
rancanganPeraturanKepalaDaerahKabupaten/Kotaterlebih
dahuludilakukankonsultasipubliktermasukdenganDPRD.
(3) Bupati/walikota wajib menetapkan rancangan peraturan
kepaladaerahkabupaten/kotatentangRDTRpalinglama1
(satu)bulansetelahmendapatpersetujuansubstansidari
PemerintahPusat.
(4) Dalam halbupati/walikotatidakmenetapkanRDTRsetelah
jangkawaktusebagaimanayangdimaksudpadaayat(3),
RDTRditetapkanolehPemerintahPusat.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenaimuatan,pedoman,dan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
17
tatacarapenyusunanrencanatataruangwilayahprovinsiatau
kabupaten/kotadanRDTRsebagaimanadimaksudpadaayat
(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
12. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal20
(1) RencanaTataRuangWilayahNasionalmemuat:
a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah
nasional;
b. rencanastrukturruangwilayahnasionalyangmeliputi
sistem perkotaannasionalyangterkaitdengankawasan
perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem
jaringanprasaranautama;
c. rencana pola ruang wilayah nasionalyang meliputi
kawasanlindungnasionaldankawasanbudidayayang
memilikinilaistrategisnasional;
d. penetapankawasanstrategisnasional;
e. arahanpemanfaatanruangyangberisiindikasiprogram
utamajangkamenengahlimatahunan;dan
f. arahanpengendalianpemanfaatanruangwilayahnasional
yang berisiindikasiarahan peraturan zonasisistem
nasional, arahan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang,arahaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi.
(2) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionalmenjadipedoman
untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
nasional;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional;
c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang
diwilayahnasional;
d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi,serta keserasian
antarsektor;penetapan lokasidan fungsiruang untuk
investasi;
e. penataanruangkawasanstrategisnasional;dan
f. penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kota.
(3) JangkawaktuRencanaTataRuangWilayahNasionaladalah
20(duapuluh)tahun.
(4) RencanaTataRuang Wilayah Nasionalditinjau kembali1
(satu)kalidalamsetiapperiode5(lima)tahunan.
(5) Peninjauankembalirencanatataruangdapatdilakukanlebih
dari1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi
perubahanlingkunganstrategisberupa:
a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
PeraturanPerundangundangan;
b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan
undang-undang;
c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
18
undang-undang;dan
d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis.
(6) RencanaTataRuang WilayahNasionalditetapkandengan
PeraturanPemerintah.
13. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22
(1) Penyusunanrencanatataruangwilayahprovinsimengacu
pada:
a. RTRWN;
b. pedomanbidangpenataanruang;dan
c. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah.
(2) PenyusunanRTRWProvinsiharusmemperhatikan:
a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil
pengkajianimplikasipenataanruangprovinsi;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomiprovinsi;
c. keselarasanaspirasipembangunanprovinsidan
pembangunankabupaten/kota;
d. dayadukungdandayatampunglingkunganhidup;
e. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah;
f. rencanatataruangwilayahprovinsiyangberbatasan;dan
g. rencanatataruangwilayahkabupaten/kota.
14. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal23
(1) Rencanatataruangwilayahprovinsimemuat:
a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah
provinsi;
b. rencana strukturruang wilayah provinsiyang meliputi
sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan
dengankawasanperdesaandalam wilayahpelayanannya
dansistemjaringanprasaranawilayahprovinsi;
c. rencana pola ruang wilayah provinsiyang meliputi
kawasanlindungdankawasanbudidayayangmemiliki
nilaistrategisprovinsi;
d. arahanpemanfaatanruangwilayahprovinsiyangberisi
indikasiprogram utamajangkamenengahlimatahunan;
dan
e. arahanpengendalianpemanfaatanruangwilayahprovinsi
yang berisiindikasiarahan peraturan zonasisistem
provinsi, arahan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang,arahaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi.
(2) Rencanatataruangwilayahprovinsimenjadipedomanuntuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
daerah;
c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
19
dalamwilayahprovinsi;
d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan
perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta
keserasianantarsektor;
e. penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi;dan
f. penataanruangwilayahkabupaten/kota.
(3) Jangkawakturencanatataruangwilayahprovinsiadalah20
(duapuluh)tahun.
(4) RTRW Provinsiditinjaukembali1(satu)kalidalam setiap
periode5(lima)tahunan.
(5) PeninjauankembaliRTRW Provinsidapatdilakukanlebihdari
1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi
perubahanlingkunganstrategisberupa:
a. bencana alam yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan
undang-undang;
c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
undang-undang;dan
d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis.
(6) RTRWProvinsiditetapkandenganPeraturanDaerahProvinsi.
(7) PeraturanDaerahProvinsisebagaimanadimaksudpadaayat
(6)wajibditetapkanpalinglama2(dua)bulanterhitungsejak
mendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat.
(8) Dalam halPeraturanDaerahProvinsisebagaimanadimaksud
padaayat(7)belum ditetapkan,GubernurmenetapkanRTRW
Provinsipalinglama3(tiga)bulanterhitungsejakmendapat
persetujuansubstansidariPemerintahPusat.
(9) Dalam halRTRW Provinsisebagaimanadimaksudpadaayat
(8)belumditetapkanolehGubernur,RTRWProvinsiditetapkan
olehPemerintahPusatpalinglama4(empat)bulanterhitung
sejakmendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat.
15. KetentuanPasal24dihapus.
16. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal25
(1) Penyusunanrencanatataruangwilayahkabupatenmengacu
pada:
a. RencanaTataRuangWilayahNasionaldanrencanatata
ruangwilayahprovinsi;
b. pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan
ruang;dan
c. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah.
(2) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus
memperhatikan:
a. perkembangan permasalahan provinsi dan hasil
pengkajianimplikasipenataanruangkabupaten;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
20
ekonomikabupaten;
c. keselarasanaspirasipembangunankabupaten;
d. dayadukungdandayatampunglingkunganhidup;
e. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah;dan
f. rencanatataruangwilayahkabupatenyangberbatasan.
17. KetentuanPasal26diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal26
(1) RTRWkabupatenmemuat:
a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah
kabupaten;
b. rencanastrukturruangwilayahkabupatenyangmeliputi
sistem perkotaan diwilayahnya yang terkaitdengan
kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana
wilayahkabupaten;
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi
kawasan lindung kabupaten dan kawasan budidaya
kabupaten;
d. arahanpemanfaatanruangwilayahkabupatenyangberisi
indikasiprogram utamajangkamenengahlimatahunan;
dan
e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupatenyangberisiketentuanumum peraturanzonasi,
ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang,
ketentuaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi.
(2) RTRWkabupatenmenjadipedomanuntuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
daerah;
c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang
diwilayahkabupaten;
d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan
antarsektor;dan
e. penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi.
(3) RTRW kabupatenmenjadidasaruntukKesesuaianKegiatan
PemanfaatanRuangdanadministrasipertanahan.
(4) Jangkawakturencanatataruangwilayahkabupatenadalah
20(duapuluh)tahun.
(5) RTRW kabupatenditinjaukembali1(satu)kalipadasetiap
periode5(lima)tahunan.
(6) PeninjauankembaliRTRW kabupatendapatdilakukanlebih
dari1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi
perubahanlingkunganstrategisberupa:
a. bencana alam yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan
Undang-Undang;
c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
21
Undang-Undang;dan
d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis.
(7) RTRW kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten.
(8) PeraturanDaerahKabupatensebagaimanadimaksudpada
ayat(6)wajibditetapkanpalinglama2(dua)bulansetelah
mendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat.
(9) Dalam hal Peraturan Daerah Kabupaten sebagaimana
dimaksudpadaayat(7)belum ditetapkan,Bupatimenetapkan
RTRW kabupatenpalinglama3(tiga)bulansetelahmendapat
persetujuansubstansidariPemerintahPusat.
(10)Dalam halRTRW kabupatensebagaimanadimaksudpada
ayat(9)belum ditetapkan oleh Bupati,RTRW kabupaten
ditetapkan oleh Pemerintah Pusatpaling lama 4 (empat)
bulan setelah mendapat persetujuan substansi dari
PemerintahPusat.
18. KetentuanPasal27dihapus.
19. DiantaraPasal34danPasal35ditambah1(satu)pasalyakni
Pasal34Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal34A
(1) Dalam halterdapatperubahan kebijakan nasionalyang
bersifatstrategissebagaimanadimaksud dalam Pasal21
ayat(5)hurufd,Pasal23ayat(5)hurufd,danPasal26ayat(6)
hurufdbelum dimuatdalam rencanatataruangdan/atau
rencanazonasi,pemanfaatanruangtetapdapatdilaksanakan.
(2) Pelaksanaankegiatanpemanfaatanruang
sebagaimanadimaksudpadaayat(1),dilakukandenganatau
tanparekomendasipemanfaatanruangdariPemerintahPusat.
20. KetentuanPasal35diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal35
Pengendalianpemanfaatanruangdilakukanmelalui:
a. ketentuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang;
b. pemberianinsentifdandisinsentif;dan
c. pengenaansanksi.
21. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal37
(1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal35 diterbitkan oleh
PemerintahPusat.
(2) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang
tidaksesuaidenganrencanatataruangwilayahdibatalkan
olehPemerintahPusat.
(3) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang
dikeluarkandan/ataudiperolehdengantidakmelaluiprosedur
yangbenar,bataldemihukum.
(4) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
22
diperoleh melaluiproseduryang benartetapikemudian
terbuktitidak sesuaidengan rencana tata ruang wilayah,
dibatalkanolehPemerintahPusat.
(5) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan
persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat
(4),dapatdimintakan gantikerugian yang layak kepada
instansipemberipersetujuan.
(6) Kegiatanpemanfaatanruangyangtidaksesuailagiakibat
adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat
dibatalkanolehPemerintahPusatdenganmemberikanganti
kerugianyanglayak.
(7) Setiap pejabat Pemerintah yang berwenang dilarang
menerbitkanPersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatan
Ruangyangtidaksesuaidenganrencanatataruang.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan
persetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangdan
tatacarapemberiangantikerugianyanglayaksebagaimana
dimaksudpadaayat(5)danayat(6)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
22. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal48
(1)Penataanruangkawasanperdesaandiarahkanuntuk:
a.pemberdayaanmasyarakatperdesaan;
b.pertahanankualitaslingkungansetempatdanwilayahyang
didukungnya;
c.konservasisumberdayaalam;
d.pelestarianwarisanbudayalokal;
e.pertahanankawasanlahanabadipertanianpanganuntuk
ketahananpangan;dan
f.penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-
perkotaan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan terhadap
kawasan lahan abadi pertanian pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat(1)hurufe diaturdengan Undang-
Undang.
(c) Penataanruangkawasanperdesaandiselenggarakanpada:
a.kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah
kabupaten;atau
b.kawasanyangsecarafungsionalberciriperdesaanyang
mencakup2(dua)ataulebihwilayahkabupatenpadasatu
ataulebihwilayahprovinsi.
(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipenataanruangkawasan
perdesaandiaturdenganPeraturanPemerintah.
23. KetentuanPasal49dihapus.
24. KetentuanPasal50dihapus.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
23
25. KetentuanPasal51dihapus.
26. KetentuanPasal52dihapus.
27. KetentuanPasal53dihapus.
28. KetentuanPasal54dihapus.
29. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal60
Dalampenataanruang,setiaporangberhakuntuk:
a. mengetahuirencanatataruang;
b. menikmatipertambahannilairuangsebagaiakibatpenataan
ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang
timbulakibatpelaksanaankegiatanpembangunanyangsesuai
denganrencanatataruang;
d. mengajukan tuntuan kepada pejabatberwenang terhadap
pembangunanyangtidaksesuaidenganrencanatataruangdi
wilayahnya;
e. mengajukan tuntutan pembatalan persetujuan kegiatan
penataan ruang dan/atau penghentian pembangunan yang
tidak sesuaidengan rencana tata ruang kepada pejabat
berwenang;dan
f. mengajukangugatangantikerugiankepadaPemerintahPusat,
Pemerintah Daerah dan/atau kepada pelaksana kegiatan
pemanfaatanruangapabilakegiatanpembangunanyangtidak
sesuaidenganrencanatataruangmenimbulkankerugian.
30. KetentuanPasal61diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal61
Dalampemanfaatanruang,setiaporangwajib:
a. menaatirencanatataruangyangtelahditetapkan;
b. memanfaatkanruangsesuaidenganrencanatataruang;
c. mematuhiketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan
KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang;dan
d. memberikanaksesterhadapkawasanyangolehketentuan
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik
umum.
31. KetentuanPasal62diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal62
Setiaporangyangtidakmenaatirencanatataruangyangtelah
ditetapkan yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi
administratif.
32. KetentuanPasal65diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal65
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
24
(1) PenyelenggaraanpenataanruangdilakukanolehPemerintah
denganmelibatkanperanmasyarakat.
(2) Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dilakukan,antaralain,melalui:
a. partisipasidalampenyusunanrencanatataruang;
b. partisipasidalampemanfaatanruang;dan
c. partisipasidalampengendalianpemanfaatanruang.
(3) Masyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan(2)
terdiriatasorangperseorangandanpelakuusaha.
(4) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacaradanbentukperan
masyarakatdalam penataanruangsebagaimanadimaksud
padaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
33. KetentuanPasal69diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal69
(1) Setiap orang yang dalam melakukan usaha dan/atau
kegiatannya memanfaatkan ruang yang telah ditetapkan
tanpamemilikipersetujuankesesuaianpemanfaatanruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal61 huruf a yang
mengakibatkan perubahan fungsiruang,dipidana dengan
pidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandendapaling
banyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).
(2) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksud padaayat(1)
mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau
kerusakanbarang,pelakudipidanadenganpidanapenjara
paling lama 4 (empat)tahun dan denda paling banyak
Rp2.500.000.000,00(duamiliarlimaratusjutarupiah).
(3) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksud padaayat(1)
mengakibatkan kematian orang,pelaku dipidana dengan
pidanapenjarapalinglama15(limabelas)tahundandenda
palingbanyakRp8.000.000.000,00(delapanmiliarrupiah).
33. KetentuanPasal70diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal70
(1) Setiaporangyangmemanfaatkanruangtidaksesuaidengan
Persetujuan Kesesuaian Tata Ruang daripejabatyang
berwenangsebagaimanadimaksuddalam Pasal61hurufb
yang mengakibatkan perubahan fungsiruang,dipidana
denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandenda
palingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).
(2) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1)
mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau
kerusakanbarang,pelakudipidanadenganpidanapenjara
paling lama 4 (empat)tahun dan denda paling banyak
Rp2.500.000.000,00(duamiliarlimaratusjutarupiah).
(3) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1)
mengakibatkan kematian orang,pelaku dipidana dengan
pidanapenjarapalinglama15(limabelas)tahunataudenda
palingbanyakRp8.000.000.000,00(delapanmiliarrupiah).
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
25
34. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal71
Setiap orang yang tidak mematuhiketentuan yang ditetapkan
dalam persyaratanpersetujuankesesuaiankegiatanpemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal61 hurufc yang
mengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadenganpidana
penjara paling lama 3 (tiga)tahun dan denda paling banyak
Rp1000.000.000,00(satumiliarrupiah).
35. KetentuanPasal72dihapus.
36. KetentuanPasal74diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal74
(1) Dalam haltindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal69,Pasal70,Pasal71,danPasal72dilakukanoleh
suatukorporasi,selainpidanapenjaradandendaterhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasiberupa pidana denda dengan pemberatan 1/3
(sepertiga)kalidaripidanadendasebagaimanadimaksud
dalamPasal69,Pasal70,Pasal71,danPasal72.
(2) Selainpidanadendasebagaimanadimaksudpadaayat(1),
korporasidapatdijatuhipidanatambahanberupa:
a.pencabutanperizinanberusaha;dan/atau
b.pencabutanstatusbadanhukum.
37. KetentuanPasal75diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal75
(1) Setiaporangyangmenderitakerugianakibattindakpidana
sebagaimanadimaksuddalam Pasal69,Pasal70,Pasal71,
danPasal72,dapatmenuntutgantikerugiansecaraperdata
kepadapelakutindakpidana.
(2) Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)dilaksanakansesuaidenganhukum
acaraperdata.
Pasal18
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor27 Tahun 2007
tentangPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor84,TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesiaNomor4739)sebagaimanatelahdiubahdengan
Undang-UndangNomor1Tahun2014tentangPerubahanAtasUndang-
UndangNomor27Tahun2007tentangPengelolaanWilayahPesisirdan
Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5490)diubah:
1. KetentuanPasal1angka14danangka17diubah,angka18dan
angka 18A dihapus,serta diantara angka 14 dan angka 15,
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
26
disisipkan1(satu)angkabaruyaituangka14AsehinggaPasal1
berbunyisebagaiberikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Keciladalah
suatu pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan,
pengawasan,danpengendaliansumberdayapesisirdanpulau-
pulaukecilyangdilakukanolehPemerintahdanPemerintah
Daerah,antarsektor,antaraekosistem daratdanlaut,serta
antarailmupengetahuandanmanajemenuntukmeningkatkan
kesejahteraanrakyat.
2. WilayahPesisiradalahdaerahperalihanantaraEkosistemdarat
danlautyangdipengaruhiolehperubahandidaratdanlaut.
3. PulauKeciladalahpulaudenganluaslebihkecilatausama
dengan 2.000 Km2
(dua ribu kilo meterpersegi)beserta
kesatuanEkosistemnya.
4. SumberDayaPesisirdanPulau-PulauKeciladalahsumberdaya
hayati,sumberdayanonhayati;sumberdayabuatan,danjasa-
jasalingkungan;sumberdayahayatimeliputiikan,terumbu
karang,padanglamun,mangrovedanbiotalautlain;sumber
daya nonhayatimeliputipasir,airlaut,mineraldasarlaut;
sumberdayabuatanmeliputiinfrastrukturlautyangterkait
dengan kelautan dan perikanan,dan jasa-jasa lingkungan
berupakeindahanalam,permukaandasarlauttempatinstalasi
bawahairyangterkaitdengankelautandanperikananserta
energigelombanglautyangterdapatdiWilayahPesisir.
5. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan,
hewan,organismedannonorganismelainsertaprosesyang
menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas,danproduktivitas.
6. Bioekoregionadalahbentangalam yangberadadidalam satu
hamparankesatuanekologisyangditetapkanolehbatas-batas
alam,sepertidaerahaliransungai,teluk,danarus.
7. PerairanPesisiradalahlautyangberbatasandengandaratan
meliputiperairansejauh12(duabelas)millautdiukurdarigaris
pantai,perairanyangmenghubungkanpantaidanpulau-pulau,
estuari,teluk,perairandangkal,rawapayau,danlaguna.
8. KawasanadalahbagianWilayahPesisirdanPulau¬PulauKecil
yang memilikifungsitertentu yang ditetapkan berdasarkan
kriteriakarakteristikfisik,biologi,sosial,danekonomiuntuk
dipertahankankeberadaannya.
9. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dariWilayah
Pesisiryangditetapkanperuntukkannyabagiberbagaisektor
kegiatan.
10. KawasanStrategisNasionalTertentuadalahKawasanyang
terkaitdengan kedaulatan negara,pengendalian lingkungan
hidup,dan/atausituswarisandunia,yangpengembangannya
diprioritaskanbagikepentingannasional.
11. Zonaadalahruangyangpenggunaannyadisepakatibersama
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
27
antaraberbagaipemangkukepentingandantelahditetapkan
statushukumnya.
12. Zonasiadalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan
ruangmelaluipenetapanbatas-batasfungsionalsesuaidengan
potensisumberdayadandayadukungsertaproses-proses
ekologis yang berlangsung sebagaisatu kesatuan dalam
Ekosistempesisir.
13. RencanaStrategisadalahrencanayangmemuatarahkebijakan
lintas sektor untuk Kawasan perencanaan pembangunan
melaluipenetapantujuan,sasarandanstrategiyangluas,serta
target pelaksanaan dengan indikator yang tepat untuk
memantaurencanatingkatnasional.
14. RencanaZonasiyangselanjutnyadisingkatRZadalahrencana
yangmenentukanarahpenggunaansumberdayasetiapsatuan
perencanaan disertaidengan penetapan strukturdan pola
ruangpadaKawasanperencanaanyangmemuatkegiatanyang
bolehdilakukandantidakbolehdilakukansertakegiatanyang
hanyadapatdilakukansetelahmemperolehPerizinanBerusaha
terkaitPemanfaatanLaut.
15. RencanaPengelolaanadalahrencanayangmemuatsusunan
kerangka kebijakan,prosedur,dan tanggung jawab dalam
rangka pengoordinasian pengambilan keputusan diantara
berbagailembaga/instansipemerintahmengenaikesepakatan
penggunaansumberdayaataukegiatanpembangunandizona
yangditetapkan.
16. Rencana AksiPengelolaan adalah tindak lanjut rencana
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecilyang
memuattujuan,sasaran,anggaran,danjadwaluntuksatuatau
beberapa tahun ke depan secara terkoordinasi untuk
melaksanakanberbagaikegiatanyangdiperlukanolehinstansi
Pemerintah,PemerintahDaerah,danpemangkukepentingan
lainnyagunamencapaihasilpengelolaansumberdayapesisir
danpulau-pulaukecildisetiapKawasanperencanaan.
17. Dihapus.
18. Dihapus.
18A.Dihapus.
19. KonservasiWilayahPesisirdanPulau-PulauKeciladalahupaya
pelindungan,pelestarian,danpemanfaatanWilayahPesisirdan
Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin
keberadaan,ketersediaan,dankesinambunganSumberDaya
PesisirdanPulau-PulauKecildengantetapmemeliharadan
meningkatkankualitasnilaidankeanekaragamannya.
20. KawasanKonservasidiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil
adalahkawasanpesisirdanpulaupulaukecildengancirikhas
tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan Pengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecilsecaraberkelanjutan.
21. Sempadan Pantaiadalah daratan sepanjang tepian yang
lebarnyaproporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai,
minimal100(seratus)meterdarititikpasangtertinggikearah
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
28
darat.
22. RehabilitasiSumberDayaPesisirdanPulau-PulauKeciladalah
proses pemulihan dan perbaikan kondisiEkosistem atau
populasiyang telah rusakwalaupun hasilnya berbeda dari
kondisisemula.
23. ReklamasiadalahkegiatanyangdilakukanolehSetiapOrang
dalam rangka meningkatkan manfaatsumberdaya lahan
ditinjaudarisudutlingkungandansosialekonomidengancara
pengurugan,pengeringanlahanataudrainase.
24. DayaDukungWilayahPesisirdanPulau-PulauKeciladalah
kemampuan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Keciluntuk
mendukungperikehidupanmanusiadanmakhlukhiduplain.
25. MitigasiBencana adalah upaya untuk mengurangirisiko
bencana,baiksecarastrukturataufisikmelaluipembangunan
fisikalamidan/ataubuatanmaupunnonstrukturataunonfisik
melalui peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencanadiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil.
26. BencanaPesisiradalahkejadiankarenaperistiwaalam atau
karenaperbuatanSetiapOrangyangmenimbulkanperubahan
sifatfisikdan/atauhayatiPesisirdanmengakibatkankorban
jiwa,harta,dan/ataukerusakandiWilayahPesisirdanPulau-
PulauKecil.
27. Dampak Besaradalah terjadinya perubahan negatiffungsi
lingkungandalam skalayangluasdanintensitaslamayang
diakibatkanolehsuatuusahadan/ataukegiatandiWilayah
PesisirdanPulauPulauKecil.
27A.Dampak Penting dan Cakupan yang Luas serta Bernilai
Strategis adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
kondisibiofisik sepertiperubahan iklim,ekosistem,dan
dampaksosialekonomimasyarakatbagikehidupangenerasi
sekarangdangenerasiyangakandatang.
28. Pencemaran Pesisiradalah masuknya atau dimasukkannya
makhlukhidup,zat,energi,dan/ataukomponenlainkedalam
lingkungan Pesisir akibat adanya kegiatan Setiap Orang
sehinggakualitasPesisirturunsampaiketingkattertentuyang
menyebabkanlingkunganPesisirtidakdapatberfungsisesuai
denganperuntukannya.
29. Akreditasiadalahprosedurpengakuansuatukegiatanyang
secara konsisten telah memenuhistandar baku sistem
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecilyang
meliputipenilaian,penghargaan,daninsentifterhadapprogram
pengelolaanyangdilakukanolehMasyarakatsecarasukarela.
30. PemangkuKepentinganUtamaadalahparapenggunaSumber
Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai
kepentingan langsung dalam mengoptimalkan pemanfaatan
SumberDayaPesisirdanPulau-PulauKecil,sepertinelayan
tradisional,nelayanmodern,pembudidayaikan,pengusaha
pariwisata,pengusahaperikanan,danMasyarakat.
31. PemberdayaanMasyarakatadalahupayapemberianfasilitas,
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
29
dorongan,atau bantuan kepada Masyarakatdan nelayan
tradisionalagarmampumenentukanpilihanyangterbaikdalam
memanfaatkan SumberDaya Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil
secaralestari.
32. MasyarakatadalahmasyarakatyangterdiriatasMasyarakat
Hukum Adat,MasyarakatLokal,danMasyarakatTradisional
yangbermukimdiwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil.
33. MasyarakatHukum Adatadalah sekelompok orang yang
secaraturun-temurunbermukimdiwilayahgeografistertentudi
Negara Kesatuan RepublikIndonesia karena adanya ikatan
padaasalusulleluhur,hubunganyangkuatdengantanah,
wilayah,sumberdayaalam,memilikipranatapemerintahan
adat,dan tatanan hukum adatdiwilayah adatnya sesuai
denganketentuanperaturanperundang-undangan.
34. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang
menjalankantatakehidupansehari-hariberdasarkankebiasaan
yangsudahditerimasebagainilai-nilaiyangberlakuumum,
tetapitidaksepenuhnyabergantungpadaSumberDayaPesisir
danPulau-PulauKeciltertentu.
35. Masyarakat Tradisional adalah Masyarakat perikanan
tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam
melakukankegiatanpenangkapanikanataukegiatanlainnya
yang sah didaerah tertentu yang berada dalam perairan
kepulauansesuaidengankaidahhukumlautinternasional.
36. KearifanLokaladalahnilai-nilailuhuryangmasihberlakudalam
tatakehidupanMasyarakat.
37. GugatanPerwakilanadalahgugatanyangberupahakkelompok
kecilMasyarakatuntukbertindakmewakiliMasyarakatdalam
jumlahbesardalam upayamengajukantuntutanberdasarkan
kesamaan permasalahan,fakta hukum,dan tuntutan ganti
kerugian.
38. SetiapOrangadalahorangperseoranganataukorporasi,baik
yangberbadanhukummaupunyangtidakberbadanhukum.
39. Dewan Perwakilan Rakyat,selanjutnya disebutDPR,adalah
Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945.
40. Pemerintah Pusat,selanjutnya disebutPemerintah,adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara
RepublikIndonesiaTahun1945.
41. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan
perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahan
daerah.
42. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahanolehPemerintahDaerahdanDewanPerwakilan
RakyatDaerahmenurutasasotonomidantugaspembantuan
dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
30
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun1945.
43. MitraBahariadalahjejaringpemangkukepentingandibidang
Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecildalam
penguatan kapasitas sumber daya manusia, lembaga,
pendidikan,penyuluhan,pendampingan,pelatihan,penelitian
terapan,danpengembanganrekomendasikebijakan.
44. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahandibidangkelautandanperikanan.
2. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal7
(1) PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau
KecilsebagaimanadimaksuddalamPasal5,terdiriatas:
a. RencanaZonasiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil
yangselanjutnyadisebutdenganRZWP-3-K;
b. Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional yang
selanjutnyadisebutdenganRZKSN;dan
c. Rencana ZonasiKawasan Strategis NasionalTertentu
yangselanjutnyadisebutdenganRZKSNT.
(2) Batas wilayah perencanaan RZWP-3-K sebagaimana
dimaksud pada ayat(1)hurufa,RZ KSN sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)hurufb,danRZKSNTsebagaimana
dimaksudpadaayat(1)hurufcditetapkanolehPemerintah
Pusat.
(3) JangkawaktuberlakunyaPerencanaanPengelolaanWilayah
PesisirdanPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksudpada
ayat(1)selama20 (duapuluh)tahundandapatditinjau
kembalisetiap5(lima)tahun.
(4) PeninjauankembaliPerencanaanPengelolaanWilayahPesisir
danPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
dapatdilakukanlebihdari1(satu)kalidalam periode5(lima)
tahunapabilaterjadiperubahanlingkunganstrategisberupa:
a. bencana alam yang ditetapkan dengan Peraturan
Perundangundangan;
b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan
undang-undang;
c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
undang-undang;dan
d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis.
(5) RZKSNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbdanRZ
KSNT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditetapkandenganPeraturanPresiden.
(6) PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau
Kecilsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukandengan
melibatkanmasyarakat.
3. DiantaraPasal7dan8disisipkan3(tiga)pasalyakni:
a. Pasal7Ayangberbunyisebagaiberikut:
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
31
Pasal7A
(1) RZWP-3-KsebagaimanadimaksuddalamPasal7ayat(1)
hurufadiintegrasikankedalam RencanaTataRuang
WilayahProvinsi.
(2) RZKSNsebagaimanadimaksuddalam Pasal7ayat(1)
hurufbdiintegrasikankedalam RencanaTataRuang
KawasanStrategisNasional.
(3) RZKSNTsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufc
diserasikan,diselaraskan,dan diseimbangkan dengan
rencana tata ruang, rencana zonasi kawasan
antarwilayah,danrencanatataruanglaut.
(4) Dalam halRZWP-3-Ksebagaimanadimaksudpadaayat
(1)sudahditetapkan,pengintegrasiandilakukanpada
saatpeninjauankembaliRencanaTataRuangWilayah
Provinsi.
(5) Dalam halRZKSNsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
sudahditetapkan,pengintegrasiandilakukanpadasaat
peninjauan kembaliRencana Tata Ruang Kawasan
StrategisNasional.
b. Pasal7Byangberbunyisebagaiberikut:
Pasal7B
PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau
Kecilsebagaimana dimaksud dalam Pasal7 ayat (1)
dilakukandenganmempertimbangkan:
a. keserasian,keselarasan,dankeseimbangandengandaya
dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi
perlindungan,dimensiruangdanwaktu,dimensiteknologi
dansosialbudaya,sertafungsipertahanandankeamanan;
b. keterpaduan pemanfaatan berbagaijenis sumberdaya,
fungsi,estetikalingkungan,dankualitasruangperairandan
sumberdayapesisirdanpulau-pulaukecil;dan
c. kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses
Masyarakat dalam pemanfaatan ruang perairan dan
sumberdayapesisirdanpulau-pulaukecilyangmempunyai
fungsisosialdanekonomi.
c. Pasal7Cyangberbunyisebagaiberikut:
Pasal7C
KetentuanlebihlanjutmengenaiPerencanaanPengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksud
dalam Pasal7,Pasal7A,dan Pasal7B diaturdengan
PeraturanPemerintah.
4. KetentuanPasal8dihapus.
5. KetentuanPasal9dihapus.
6. KetentuanPasal10dihapus.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
32
7. KetentuanPasal11dihapus.
8. KetentuanPasal12dihapus.
9. KetentuanPasal13dihapus.
10. KetentuanPasal14dihapus.
11. KetentuanPasal16diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal16
(1) PemanfaatanruangdariPerairanPesisirwajibsesuaidengan
rencanatataruangdan/ataurencanazonasi.
(2) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari
PerairanPesisirsebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib
memenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut
dariPemerintahPusat.
12. DiantaraPasal16danPasal17disisipkansatupasalyakniPasal
16Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal16A
SetiapOrangyangmemanfaatkanruangdariperairanyangtidak
memiliki Perizinan Berusaha terkait Pemanfaatan di Laut
sebagaimanadimaksuddalam Pasal16ayat(2),dikenaisanksi
administratif.
13. KetentuanPasal17diubahsehinggaberunyisebagaiberikut:
Pasal17
(1) PemberianPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib
mempertimbangkankelestarianEkosistem perairanpesisir,
Masyarakat,nelayantradisional,kepentingannasional,dan
haklintasdamaibagikapalasing.
(2) PerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLauttidakdapat
diberikanpadazonaintidikawasankonservasi.
14. DiantaraPasal17danPasal18disisipkan1(satu)pasalyakni
Pasal17Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal17A
(1) Dalam halterdapatkebijakannasionalyangbersifatstrategis
yangbelumterdapatdalamalokasiruangdan/ataupolaruang
dalam rencanatataruangdan/ataurencanazonasi,Perizinan
BerusahaterkaitPemanfaatandiLautsebagaimanadimaksud
dalam Pasal16ayat(1)diberikanolehPemerintahPusat
berdasarkanrencanatataruangwilayahnasionaldan/atau
rencanatataruanglaut.
(2) Dalam halterdapatkebijakannasionalyangbersifatstrategis
tetapirencanatataruangdan/ataurencanazonasibelum
ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah,
PerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLautsebagaimana
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
33
dimaksuddalam Pasal16ayat(1)diberikanolehPemerintah
Pusatberdasarkan rencana tata ruang wilayah nasional
dan/ataurencanatataruanglaut.
(3) Dalam hal terdapat perubahan ketentuan peraturan
perundangan-undanganyangmenjadiacuandalampenetapan
lokasiuntuk kebijakan nasionalyang bersifat strategis
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2),lokasi
untuk kebijakan nasionalyang bersifatstrategis tersebut
dalam rencana tata ruang lautdan/atau rencana zonasi
dilaksanakansesuaidenganperubahanketentuanperaturan
perundang-undangan.
15. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal18
Dalam halpemegangPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandi
Lautsebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat(1)tidak
merealisasikankegiatannyadalamjangkawaktupalinglama2(dua)
tahun sejak Perizinan Berusaha terkaitPemanfaatan diLaut
diterbitkan, dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
perizinanberusahanya.
16. KetentuanPasal19diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal19
(1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumberdaya
PerairanPesisirdanperairanpulau-pulaukeciluntukkegiatan:
a.produksigaram;
b.biofarmakologilaut;
c.bioteknologilaut;
d.pemanfaatanairlautselainenergi;
e.wisatabahari;
f.pemasanganpipadankabelbawahlaut;dan/atau
g.pengangkatan benda muatan kapaltenggelam,wajib
memilikiPerizinanBerusaha.
(2) Perizinan Berusaha untuk kegiatan selain sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diberikansesuaidenganketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Dalam halterdapatkegiatan pemanfaatan sumberdaya
PerairanPesisirdanperairanpulau-pulaukecilyangbelum
diaturberdasarkanketentuansebagaimanadimaksudpada
ayat(1)danayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah.
17. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal20
(1) Pemerintah Pusatwajib memfasilitasiPerizinan Berusaha
terkaitPemanfaatandiLautkepadaMasyarakatLokaldan
MasyarakatTradisional.
(2) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
diberikan kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat
Tradisional,yang melakukan pemanfaatan sumber daya
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
34
perairanpesisir,untukpemenuhankebutuhanhidupsehari-hari.
18. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22
(1) KewajibanmemenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatan
diLautsebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat(1)
dikecualikanbagiMasyarakatHukum Adatdiwilayahkelola
MasyarakatHukumAdat.
(2) MasyarakatHukumAdatsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
ditetapkanpengakuannyasesuaidenganketentuanperaturan
perundang-undangan.
19. KetentuanPasal22Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22A
(1) PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal16
diberikankepada:
a.orangperseoranganwarganegaraIndonesia;
b.korporasiyangdidirikanberdasarkanhukumIndonesia;
c.koperasiyangdibentukolehMasyarakat;atau
d.MasyarakatLokal.
(2) Pemanfaatan ruang perairan pesisiryang dilakukan oleh
instansipemerintah dan tidak termasuk dalam kebijakan
nasionalyang bersifatstrategis diberikan dalam bentuk
konfirmasikesesuaianruanglaut.
20. KetentuanPasal22Bdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22B
OrangperseoranganwargaNegaraIndonesiaataukorporasiyang
didirikanberdasarkanhukumIndonesiadankoperasiyangdibentuk
oleh Masyarakat yang mengajukan pemanfaatan laut wajib
memenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandilautdari
PemerintahPusat.
21. KetentuanPasal22Cdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal22C
Ketentuan lebih lanjut mengenaiPerizinan Berusaha terkait
PemanfaatandilautdiaturdenganPeraturanPemerintah.
22. KetentuanPasal26Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal26A
Dalam rangkapenanamanmodalasing,pemanfaatanpulau-pulau
kecildanpemanfaatanperairandisekitarnyaharusmemenuhi
Perizinan Berusaha dariPemerintah Pusatdan sesuaidengan
ketentuanperaturanperundang-undangandibidangpenanaman
modal.
23. DiantaraPasal26AdanPasal27disispkansatupasalyakniPasal
26Byangberbunyisebagaiberikut:
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
35
Pasal26B
Setiap Orang yang tidak memilikiPerizinan Berusaha dalam
memanfaatkan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan
disekitarnyadalam rangkapenanamanmodalasingsebagaimana
dimaksuddalamPasal26Aayat(1)dikenaisanksiadministratif.
24. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal50
PemerintahPusatatauPemerintahDaerahsesuaikewenangannya
memberikan dan mencabut Perizinan Berusaha terkait
PemanfaatandiLautdiwilayahPerairanPesisir.
25. KetentuanPasal51diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal51
(1) PemerintahPusatberwenangmenetapkanperubahanstatus
zonaintipadaKawasanKonservasiNasional.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaiperubahanstatuszonainti
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
26. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal60
(1) Dalam PengelolaanWilayahPesisirdanPulauPulauKecil,
Masyarakatmempunyaihakuntuk:
a. memperolehaksesterhadapbagianPerairanPesisiryang
sudahmendapatPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatan
dilaut;
b. mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara
tradisionalkedalamRZWP-3-K;
c. mengusulkanwilayahkelolaMasyarakatHukum Adatke
dalamRZWP-3-K;
d. melakukan kegiatan pengelolaan SumberDaya Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecilberdasarkan hukum adatyang
berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan;
e. memperoleh manfaat atas pelaksanaan Pengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil;
f. memperoleh informasiberkenaan dengan Pengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil;
g. mengajukanlaporandanpengaduankepadapihakyang
berwenang atas kerugian yang menimpa dirinya yang
berkaitan dengan pelaksanaan Pengelolaan Wilayah
PesisirdanPulau-PulauKecil;
h. menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan
yangsudahdiumumkandalamjangkawaktutertentu;
i. melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan
pencemaran,pencemaran,dan/atauperusakanWilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan
kehidupannya;
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
36
j. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap
berbagaimasalahWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil
yangmerugikankehidupannya;
k. memperolehgantirugi;dan
l. mendapatpendampingandanbantuanhukum terhadap
permasalahanyangdihadapidalam PengelolaanWilayah
PesisirdanPulau-PulauKecilsesuaidenganketentuan
peraturanperundang-undangan.
(2) Masyarakatdalam PengelolaanWilayahPesisirdanPulau-
PulauKecilberkewajiban:
a. memberikan informasiberkenaan dengan Pengelolaan
WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil;
b. menjaga,melindungi,danmemeliharakelestarianWilayah
PesisirdanPulau-PulauKecil;
c. menyampaikanlaporanterjadinyabahaya,pencemaran,
dan/ataukerusakanlingkungandiWilayahPesisirdan
Pulau-PulauKecil;
d. memantau pelaksanaan rencana Pengelolaan Wilayah
PesisirdanPulau-PulauKecil;dan/atau
e. melaksanakanprogram PengelolaanWilayahPesisirdan
Pulau-PulauKecilyangdisepakatiditingkatdesa.
27. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal71
Pemanfaatanruangperairandansumberdayapesisirdanpulau-
pulau kecilyang tidak memenuhiPerizinan Berusaha terkait
PemanfaatandiLautyangdiberikansebagaimanadimaksuddalam
Pasal16ayat(2)dikenaisanksiadministratif.
28. DiantaraPasal71dan72disisipkan1(satu)pasalyakniPasal71A
yangberbunyisebagaiberikut:
Pasal71A
(1) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam Pasal16A,
Pasal26B,danPasal71dapatberupa:
a. peringatantertulis;
b. penghentian sementarakegiatan;
c. penutupanlokasi;
d. pencabutanPerizinanBerusaha;
e. pembatalanPerizinanBerusaha;dan/atau
f. dendaadministratif.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah.
29. DiantaraPasal73dan74disisipkan1(satu)pasalyakniPasal73A
yangberbunyisebagaiberikut:
Pasal73A
Setiap Orang yang memanfaatkan pulau kecildalam rangka
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
37
penanamanmodalasingyangtidakmemilikiPerizinanBerusaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1) yang
mengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadenganpidana
penjarapalinglama4(empat)tahundandendapalingbanyak
Rp2.000.000.000,00(duamiliarrupiah).
30. KetentuanPasal75diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal75
SetiapOrangyangmemanfaatkanruangdariperairanyangtidak
memiliki Perizinan Berusaha terkait Pemanfaatan di Laut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) yang
mengakibatkanperubahanfungsiruang,,dipidanadenganpidana
penjara paling lama 3 (tiga)tahun dan denda paling banyak
Rp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).
31. KetentuanPasal75Adihapus.
32. KetentuanPasal78Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal78A
KawasankonservasidiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecilyang
telahditetapkanmelaluiperaturanperundang-undangansebelum
Undang-UndangtentangCiptaKerjainiberlakuadalahmenjadi
kewenanganPemerintahPusat.
Pasal19
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor32 Tahun 2014
tentangKelautan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor294,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5603)diubah:
1. KetentuanPasal1angka9danangka12diubahsehinggaPasal1
berbunyisebagaiberikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Lautadalahruangperairandimukabumiyangmenghubungkan
daratandengandaratandanbentuk-bentukalamiahlainnya,
yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta
segenap unsur terkait,dan yang batas dan sistemnya
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional.
2. KelautanadalahhalyangberhubungandenganLautdan/atau
kegiatandiwilayahLautyangmeliputidasarLautdantanahdi
bawahnya,kolom airdanpermukaanLaut,termasukwilayah
pesisirdanpulau-pulaukecil.
3. Pulauadalahwilayahdaratanyangterbentuksecaraalamiah
yangdikelilingiairdanberadadiataspermukaanairpada
waktuairpasang.
4. Kepulauanadalahsuatugugusanpulau,termasukbagianpulau
danperairandiantarapulau-pulautersebut,danlain-lainwujud
alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian erat
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
38
sehinggapulau-pulau,perairan,danwujudalamiahlainnyaitu
merupakansatukesatuangeografi,ekonomi,pertahanan,dan
keamanansertapolitikyanghakikiatauyangsecarahistoris
dianggapsebagaidemikian.
5. NegaraKepulauanadalahnegarayangseluruhnyaterdiriatas
satuataulebihkepulauandandapatmencakuppulau-pulaulain.
6. PembangunanKelautanadalahpembangunanyangmemberi
arahandalam pendayagunaansumberdayaKelautanuntuk
mewujudkanpertumbuhanekonomi,pemerataankesejahteraan,
danketerpeliharaandayadukungekosistempesisirdanLaut.
7. SumberDayaKelautanadalahsumberdayaLaut,baikyang
dapatdiperbaharuimaupunyangtidakdapatdiperbaharuiyang
memilikikeunggulankomparatifdankompetitifsertadapat
dipertahankandalamjangkapanjang.
8. Pengelolaan Kelautan adalah penyelenggaraan kegiatan,
penyediaan,pengusahaan,dan pemanfaatan SumberDaya
KelautansertakonservasiLaut.
9. PengelolaanRuang Lautadalahperencanaan,pemanfaatan,
pengawasan,danpengendalianruanglautyangmerupakan
bagianintegraldaripengelolaantataruang.
10. Pelindungan Lingkungan Lautadalah upaya sistematisdan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan SumberDaya
Kelautan dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakanlingkungandiLautyangmeliputikonservasiLaut,
pengendalian pencemaran Laut,penanggulangan bencana
Kelautan,pencegahandanpenanggulanganpencemaran,serta
kerusakandanbencana.
11. PencemaranLautadalahmasukataudimasukkannyamakhluk
hidup,zat,energi,dan/ataukomponenlainkedalamlingkungan
Lautolehkegiatanmanusiasehinggamelampauibakumutu
lingkunganLautyangtelahditetapkan.
12. PemerintahPusatadalahPresidenRepublikIndonesiayang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh wakilPresiden dan menteri
sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara
RepublikIndonesiaTahun1945.
13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaanurusanpemerintahanyangmenjadikewenangan
daerahotonom.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahandibidangKelautan.
2. KetentuanPasal32diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal32
(1) Dalam rangka keselamatan pelayaran semua bentuk
bangunandaninstalasidiLauttidakmengganggu,baikAlur
PelayaranmaupunAlurLautKepulauanIndonesia.
(2) Area operasidaribangunan dan instalasidiLauttidak
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
39
melebihidaerahkeselamatanyangtelahditentukan.
(3) Penggunaanareaoperasionaldaribangunandaninstalasidi
Lautyangmelebihidaerahkeselamatanyangtelahditentukan
sebagaimanadimaksudpadaayat(2)harusmendapatkan
persetujuandaripihakyangberwenang.
(4) Pendirian dan/atau penempatan bangunan Laut wajib
mempertimbangkan kelestarian sumberdaya pesisirdan
pulau-pulaukecil.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenaikriteria,persyaratan,dan
mekanismependiriandan/ataupenempatanbangunandiLaut
diaturdenganPeraturanPemerintah.
3. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal42
(1) Pengelolaanruanglautdilakukanuntuk:
a. melindungisumberdayadanlingkungandenganberdasar
padadayadukunglingkungandankearifanlokal;
b. memanfaatkanpotensisumberdayadan/ataukegiatandi
wilayahLautyangberskalanasionaldaninternasional;
dan
c. mengembangkan kawasan potensial menjadi pusat
kegiatanproduksi,distribusi,danjasa.
(2) Pengelolaanruanglautmeliputiperencanaan,pemanfaatan,
pengawasan,danpengendalianruanglautyangmerupakan
bagianintegraldaripengelolaantataruang.
(3) Pengelolaanruanglautsebagaimanadimaksudpadaayat(2)
dilaksanakan dengan berdasarkan karakteristik Negara
KesatuanRepublikIndonesiasebagainegarakepulauandan
mempertimbangkan potensisumberdaya dan lingkungan
Kelautan.
4. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal43
(1) Perencanaanruanglautsebagaimanadimaksuddalam Pasal
42ayat(2)meliputi:
a. perencanaantataruanglautnasional;
b. perencanaanzonasiwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil;
dan
c. perencanaanzonasikawasanlaut.
(2) Perencanaantataruanglautnasionalsebagaimanadimaksud
padaayat(1)hurufamerupakanprosesperencanaanuntuk
menghasilkan rencana tata ruang laut nasional yang
diintegrasikan ke dalam perencanaan tata ruang wilayah
nasional.
(3) Perencanaan zonasiwilayah pesisirdan pulau-pulau kecil
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbdilaksanakan
sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
(4) Perencanaanzonasikawasanlautsebagaimanadimaksud
pada ayat (1) huruf c merupakan perencanaan untuk
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
40
menghasilkan rencana zonasikawasan strategisnasional,
rencana zonasikawasan strategis nasionaltertentu,dan
rencanazonasikawasanantarwilayah.
(5) Rencanazonasikawasanstrategisnasionaldiintegrasikanke
dalamrencanatataruangkawasanstrategisnasional.
(6) Dalam halperencanaantataruanglautnasionalsebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sudah ditetapkan,
pengintegrasian dilakukan pada saatpeninjauan kembali
RencanaTataRuangWilayahNasional.
(7) Dalam halrencana zonasikawasan strategis nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat(4)sudah ditetapkan,
pengintegrasian dilakukan pada saatpeninjauan kembali
rencanatataruangkawasanstrategisnasional.
(8) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperencanaan ruang laut
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan
Pemerintah.
5. DiantaraPasal43danPasal44disipkan1(satu)pasalyakniPasal
43Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal43A
(1) Perencanaanruanglautsebagaimanadimaksuddalam Pasal
43ayat(1)dilakukansecaraberjenjangdankomplementer.
(2) Penyusunanperencanaanruanglautyangdilakukansecara
berjenjangdankomplementersebagaimanadimaksudpada
ayat(1)merupakanprosespenyusunanantara:
a. rencanatataruanglaut;
b. RZKAW,RZKSN,danRZKSNT;dan
c. RZWP-3-K.
(3) Perencanaanruanglautsecaraberjenjangdilakukandengan
cararencanatataruanglautsebagaimanadimaksudpada
ayat(2)hurufadijadikanacuandalam penyusunanRZKAW,
RZKSN,RZKSNT,dan RZWP-3-K.
(4) RZKAW,RZKSNdanRZKSNTsebagaimanadimaksudpada
ayat(2)hurufbmenjadiacuanbagipenyusunanRZWP-3-K.
(5) Perencanaanruanglautsecarakomplementersebagaimana
dimaksucdpadaayat(1)merupakanpenataanRencanaTata
Ruang Laut,RZ KAW,RZKSN,RZ KSNT,dan RZWP-3-K
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun saling
melengkapisatusamalaindan bersinergisehinggatidak
terjaditumpangtindihpengaturan.
6. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal47
(1) SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara
menetap diwilayah perairan dan wilayah yurisdiksiwajib
memilikiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut.
(2) Perizinan Berusaha terkaitPemanfaatan diLautdilakukan
sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
41
(3) SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara
menetapdiwilayahperairandanwilayahyurisdiksiyangtidak
sesuaidenganPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut
yangdiberikandikenaisanksiadministratif.
(4) KetentuanmengenaiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatan
diLautyangberadadiwilayahperairandanwilayahyurisdiksi
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dantatacarapengenaan
sanksiadministratifsebagaimana dimaksud pada ayat(3)
diaturdenganPeraturanPemerintah.
(DitambahnormapengecualianbagiPasal47ayat(1)bagimasyarakat
yangmelakukanpemanfaatandiLautuntukmemenuhikebutuhansehari-
hari)
7. DiantaraPasal47danPasal48ditambah1(satu)pasalyakni
Pasal47Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal47A
(1) Perizinan Berusaha Pemanfaatan di Laut sebagaimana
dimaksuddalam Pasal47diberikanberdasarkanrencanatata
ruangdan/ataurencanazonasi.
(2) Perizinan Berusaha Pemanfaatan di Laut sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diberikanuntukkegiatan:
a. biofarmakologilaut;
b. bioteknologilaut;
c. pemanfaatanairlautselainenergi;
d. wisatabahari;
e. pengangkatanbendamuatankapaltenggelam
f. telekomunikasi;
g. instalasiketenagalistrikan;
h. perikanan;
i. perhubungan;
j. kegiatanusahaminyakdangasbumi;
k. kegiatanusahapertambanganmineraldanbatubara;
l. pengumpulandatadanpenelitian;
m. pertahanandankeamanan;
n. penyediaansumberdayaair;
o. pulaubuatan;
p. dumping;
q. mitigasibencana;dan
r. kegiatanpemanfaatanruanglautlainnya.
(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikegiatanpemanfaatanruang
lautsebagaimana dimaksud dalam ayat(2)diaturdengan
PeraturanPemerintah.
8. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal48
Setiaporangyangmelakukanpemanfaatansumberdayakelautan
sesuaidenganrencanatataruangdan/ataurencanazonasidapat
diberiinsentifsesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
42
undangan.
9. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal49
SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara
menetap yang tidak memiliki Perizinan Berusaha terkait
PemanfaatandiLautsebagaimanadimaksuddalam Pasal47ayat
(1)dikenaisanksiadministratif.
10. DiantaraPasal49danPasal50disisipkanduapasalyakniPasal
49AdanPasal49Byangberbunyisebagaiberikut:
Pasal49A
(1) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam Pasal49
dapatberupa:
a. peringatantertulis;
b. penghentiansementarakegiatan;
c. penutupanlokasi;
d. pembongkaranbangunan;dan/atau
e. dendaadministratif.
(2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda,
dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana
dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
Pasal49B
SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara
menetap yang tidak memiliki Perizinan Berusaha terkait
PemanfaatanDiLautsebagaimanadimaksuddalam Pasal47ayat
(1)yangmengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadengan
pidanapenjarapalinglama6(enam)tahundanpidanadenda
palingbanyakRp20.000.000.000,00(duapuluhmiliarrupiah).
Pasal20
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor4 Tahun 2011
tentang InformasiGeospasial(Lembaran NegaraRepublikIndonesia
Nomor49,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5214)
diubah:
1. KetentuanPasal1angka12,angka13,danangka14dihapus
sehinggaPasal1berbunyisebagaiberikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Spasialadalahaspekkeruangansuatuobjekataukejadianyang
mencakuplokasi,letak,danposisinya.
2. Geospasialatauruangkebumianadalahaspekkeruanganyang
menunjukkanlokasi,letak,danposisisuatuobjekataukejadian
yangberadadibawah,pada,ataudiataspermukaanbumiyang
dinyatakandalamsistemkoordinattertentu.
3. DataGeospasialyangselanjutnyadisingkatDG adalahdata
tentang lokasigeografis,dimensiatau ukuran,dan/atau
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
43
karakteristikobjekalam dan/ataubuatanmanusiayangberada
dibawah,pada,ataudiataspermukaanbumi.
4. InformasiGeospasialyangselanjutnyadisingkatIGadalahDG
yang sudah diolah sehingga dapatdigunakan sebagaialat
bantudalam perumusankebijakan,pengambilankeputusan,
dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
ruangkebumian.
5. InformasiGeospasialDasaryang selanjutnyadisingkatIGD
adalahIGyangberisitentangobjekyangdapatdilihatsecara
langsungataudiukurdarikenampakanfisikdimukabumidan
yangtidakberubahdalamwaktuyangrelatiflama.
6. InformasiGeospasialTematikyangselanjutnyadisingkatIGT
adalahIGyangmenggambarkansatuataulebihtematertentu
yangdibuatmengacupadaIGD.
7. Skalaadalahangkaperbandinganantarajarakdalam suatuIG
denganjaraksebenarnyadimukabumi.
8. TitikKontrolGeodesiadalahposisidimukabumiyangditandai
denganbentukfisiktertentuyangdijadikansebagaikerangka
acuanposisiuntukIG.
9. JaringKontrolHorizontalNasionalyangselanjutnyadisingkat
JKHN adalah sebaran titikkontrolgeodesihorizontalyang
terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi.
10. Jaring KontrolVertikalNasionalyang selanjutnya disingkat
JKVN adalah sebaran titik kontrolgeodesivertikalyang
terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi.
11. JaringKontrolGayaberatNasionalyangselanjutnyadisingkat
JKGN adalah sebaran titikkontrolgeodesigayaberatyang
terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi.
12. PetaRupabumiIndonesiaadalahpetadasaryangmemberikan
informasiyangmencakupwilayahdarat,pantaidanlaut.
13. Dihapus.
14. Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
DasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945.
15. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupatiatauwalikota,dan
perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahan
daerah.
16. Badan adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
mempunyaitugas,fungsi,dankewenanganyangmembidangi
urusantertentudalamhalinibidangpenyelenggaraanIGD.
17. Instansi Pemerintah adalah kementerian dan lembaga
pemerintahnonkementerian.
18. Setiaporangadalahorangperseorangan,kelompokorang,atau
badanusaha.
19. BadanUsahaadalahbadanusahamiliknegara,badanusaha
milikdaerah,ataubadanusahayangberbadanhukum.
2. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
44
Pasal7
(1) Petadasarsebagaimanadimaksuddalam Pasal5hurufb
terdiriatas:
a. garispantai;
b. hipsografi;
c. perairan;
d. namarupabumi;
e. bataswilayah;
f. transportasidanutilitas;
g. bangunandanfasilitasumum;dan
h. penutuplahan.
(2) Petadasarsebagaimanadimaksudpadaayat(1)berupaPeta
RupabumiIndonesia.
(3) PetaRupabumiIndonesiasebagaimanadimaksudpadaayat
(2)mencakup wilayah daratdan wilayah laut,termasuk
wilayahpantai.
3. KetentuanPasal12dihapus.
4. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal13
(1) Garispantaisebagaimanadimaksuddalam Pasal7hurufa
merupakangarispertemuanantaradaratandenganlautan
yangdipengaruhiolehpasangsurutairlaut.
(2) Garispantaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)terdiriatas:
a. garispantaipasangtertinggi;
b. garispantaitinggimukaairlautrata-rata;dan
c. garispantaisurutterendah.
(3) Garispantaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditentukan
dengan mengacu padaJaringan KontrolVertikalNasional
(JKVN).
5. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal17
(1) IGD diselenggarakansecarabertahapdansistematisuntuk
seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia dan
wilayahyurisdiksinya.
(2) IGD sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dimutakhirkan
secaraperiodikdalam jangkawaktutertentuatausewaktu-
waktuapabiladiperlukan.
(3) Pemuktahiran IGD sewaktu-waktu apabila diperlukan
sebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukandalam hal
terjadibencana alam,perang,pemekaran atau perubahan
wilayahadministratif,ataukejadianlainnyayangberakibat
berubahnyaunsurIGDsebagaimanadimaksuddalam Pasal5
sehingga mempengaruhi pola dan struktur kehidupan
masyarakat.
(4) IGDditetapkanolehPemerintahPusat.
(5) Ketentuanlebihlanjutmengenainorma,standar,prosedur,
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
45
kriteria,danjangkawaktupemutakhiranIGD diaturdengan
PeraturanPemerintah.
6. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal18
(1) Peta RupabumiIndonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal7ayat(2)diselenggarakanpadaskala1:1.000,1:5.000,
1:25.000,1:50.000,1:250.000,1:1.000.000.
(2) PetaRupabumiIndonesiaskala1:1.000diselenggarakanpada
wilayahtertentusesuaidengankebutuhan.
(3) PetaRupabumiIndonesiaselainpadaskalasebagaimana
tercantum padaayat(1)dapatdiselenggarakanpadaskala
lainsesuaidengankebutuhan.
7. DiantaraPasal22danPasal23disisipkan1(satu)pasalyakni
Pasal22Ayangberbunyisebagaiberikut:
Pasal22A
(1) PenyelenggaraanIGDsebagaimanadimaksuddalam Pasal22
ayat (1) dapat dilakukan melalui kerja sama antara
PemerintahPusatdenganbadanusahamiliknegara.
(2) KetentuanlebihlanjutmengenaikerjasamaPemerintahPusat
denganbadanusahamiliknegarasebagaimanadimaksud
padaayat(1)diaturdenganPeraturanPresiden.
8. KetentuanPasal28diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal28
(1) Pengumpulan Data Geospasial harus memperoleh
persetujuandariPemerintahPusatapabila:
a. dilakukandidaerahterlarang;
b. berpotensimenimbulkanbahaya;atau
c. menggunakantenagaasingdanwahanamilikasingselain
satelit.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksudkanuntukmenjaminkeselamatandankeamanan
bagipengumpuldatadanbagimasyarakat.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenaitata cara memperoleh
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)diatur
denganPeraturanPemerintah.
9. KetentuanPasal55diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal55
(1) PelaksanaanIGsebagaimanadimaksuddalam Pasal54yang
dilakukanoleh:
a. orangperseoranganwajibmemenuhikualifikasisebagai
tenagaprofesionalyangtersertifikasidibidangIG;
b. kelompok orang wajib memenuhi klasifikasi dan
kualifikasisebagaipenyedia jasa dibidang IG serta
memilikitenagaprofesionalyangtersertifikasidibidang
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
46
IG;atau
c. badanusahawajibmemenuhipersyaratanadministratif
danpersyaratanteknis.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenaipelaksanaan IG yang
dilaksanakanolehorangperseorangan,kelompokorang,dan
badanusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)diatur
denganPeraturanPemerintah.
10. KetentuanPasal56dihapus.
Paragraf3
PersetujuanLingkungan
Pasal21
Dalam rangka memberikan kemudahan bagipelaku usaha dalam
memperoleh persetujuan lingkungan,Undang-Undang inimengubah,
menghapus,atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan
terkaitPerizinanBerusahayangdiaturdalam Undang-UndangNomor32
Tahun2009tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5059).
Pasal22
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor32 Tahun 2009
tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5059)diubah:
1. KetentuanPasal1angka11,angka12,angka35diubahsehingga
Pasal1berbunyisebagaiberikut:
Pasal1
DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan:
1. Lingkunganhidupadalahkesatuanruangdengansemuabenda,
daya,keadaan,danmakhlukhidup,termasukmanusiadan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsunganperikehidupan,dankesejahteraanmanusiaserta
makhlukhiduplain.
2. Perlindungandanpengelolaanlingkunganhidupadalahupaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsilingkunganhidupdanmencegahterjadinyapencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan,danpenegakanhukum.
3. Pembangunanberkelanjutanadalahupayasadardanterencana
yangmemadukanaspeklingkunganhidup,sosial,danekonomi
kedalam strategipembangunan untukmenjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan,danmutuhidupgenerasimasakinidangenerasi
masadepan.
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
47
4. Rencanaperlindungandanpengelolaanlingkunganhidupyang
selanjutnyadisingkatRPPLHadalahperencanaantertulisyang
memuatpotensi,masalah lingkungan hidup,serta upaya
perlindungandanpengelolaannyadalamkurunwaktutertentu.
5. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhidalam membentukkeseimbangan,stabilitas,
danproduktivitaslingkunganhidup.
6. Pelestarianfungsilingkunganhidupadalahrangkaianupaya
untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya
tampunglingkunganhidup.
7. Dayadukunglingkunganhidupadalahkemampuanlingkungan
hidupuntukmendukungperikehidupanmanusia,makhlukhidup
lain,dankeseimbanganantarkeduanya.
8. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat,energi,dan/atau
komponenlainyangmasukataudimasukkankedalamnya,
9. Sumberdayaalam adalahunsurlingkunganhidupyangterdiri
atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara
keseluruhanmembentukkesatuanekosistem.
10. Kajianlingkunganhidupstrategisyangselanjutnyadisingkat
KLHSadalahrangkaiananalisisyangsistematis,menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasidalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan,rencana,dan/atauprogram.
11. Analisismengenaidampaklingkunganhidupyangselanjutnya
disebutAmdaladalahKajianmengenaidampakpentingpada
lingkunganhidupdarisuatuusahadan/ataukegiatanyang
direncanakan,sebagaiprasyarat atau dasar pengambilan
keputusantentangpenyelenggaraanusahadan/ataukegiatan
sertatermuatdalam PerizinanBerusahaataupersetujuandari
PemerintahPusat.
12. Upayapengelolaanlingkunganhidupdanupayapemantauan
lingkunganhidup yang selanjutnyadisebutUKL-UPLadalah
standardalam pengelolaandanpemantauanterhadapusaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampakpenting terhadap
lingkunganhidupsertatermuatdalam PerizinanBerusahaatau
persetujuandariPemerintahPusat.
13. Bakumutulingkunganhidupadalahukuranbatasataukadar
makhlukhidup,zat,energi,ataukomponenyangadaatauharus
adadan/atauunsurpencemaryangditenggangkeberadaannya
dalam suatusumberdayatertentusebagaiunsurlingkungan
hidup.
14. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannyamakhlukhidup,zat,energi,dan/ataukomponen
lainkedalamlingkunganhidupolehkegiatanmanusiasehingga
melampauibakumutulingkunganhidupyangtelahditetapkan.
15. Kriteriabakukerusakanlingkunganhidupadalahukuranbatas
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
48
perubahansifatfisik,kimia,dan/atauhayatilingkunganhidup
yangdapatditenggangolehlingkunganhidupuntukdapattetap
melestarikanfungsinya.
16. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadapsifatfisik,kimia,dan/atauhayatilingkunganhidup
sehinggamelampauikriteriabakukerusakanlingkunganhidup.
17. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung
dan/atautidaklangsungterhadapsifatfisik,kimia,dan/atau
hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku
kerusakanlingkunganhidup.
18. Konservasisumberdayaalamadalahpengelolaansumberdaya
alam untukmenjaminpemanfaatannyasecarabijaksanaserta
kesinambunganketersediaannyadengantetapmemeliharadan
meningkatkankualitasnilaisertakeanekaragamannya.
19. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan
langsungatautidaklangsungolehaktivitasmanusiasehingga
menyebabkanperubahankomposisiatmosfirsecaraglobaldan
selainitujugaberupaperubahanvariabilitasiklim alamiahyang
teramatipadakurunwaktuyangdapatdibandingkan.
20. Limbahadalahsisasuatuusahadan/ataukegiatan.
21. BahanberbahayadanberacunyangselanjutnyadisingkatB3
adalahzat,energi,dan/ataukomponenlainyangkarenasifat,
konsentrasi,dan/ataujumlahnya,baiksecaralangsungmaupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkunganhidup,dan/ataumembahayakanlingkunganhidup,
kesehatan,sertakelangsunganhidupmanusiadanmakhluk
hiduplain.
22. Limbahbahanberbahayadanberacunyangselanjutnyadisebut
LimbahB3adalahsisasuatuusahadan/ataukegiatanyang
mengandungB3.
23. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan,pengolahan,dan/ataupenimbunan.
24. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang,
menempatkan,dan/ataumemasukkanlimbahdan/ataubahan
dalam jumlah,konsentrasi,waktu,danlokasitertentudengan
persyaratantertentukemedialingkunganhiduptertentu.
25. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua
pihakataulebihyangtimbuldarikegiatanyangberpotensi
dan/atautelahberdampakpadalingkunganhidup.
26. Dampaklingkunganhidupadalahpengaruhperubahanpada
lingkunganhidupyangdiakibatkanolehsuatuusahadan/atau
kegiatan.
27. Organisasilingkungan hidup adalah kelompok orang yang
terorganisasidanterbentukataskehendaksendiriyangtujuan
dankegiatannyaberkaitandenganlingkunganhidup.
28. Auditlingkunganhidupadalahevaluasiyangdilakukanuntuk
menilaiketaatanpenanggungjawabusahadan/ataukegiatan
HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41)
49
terhadappersyaratanhukum dankebijakanyangditetapkan
olehpemerintah.
29. Ekoregionadalahwilayahgeografisyangmemilikikesamaan
ciriiklim,tanah,air,flora,danfaunaasli,sertapolainteraksi
manusiadenganalam yangmenggambarkanintegritassistem
alamdanlingkunganhidup.
30. Kearifanlokaladalahnilai-nilailuhuryangberlakudalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungidan
mengelolalingkunganhidupsecaralestari.
31. Masyarakathukum adatadalahkelompokmasyarakatyang
secaraturuntemurunbermukim diwilayahgeografistertentu
karenaadanyaikatanpadaasalusulleluhur,adanyahubungan
yangkuatdenganlingkunganhidup,sertaadanyasistem nilai
yangmenentukanpranataekonomi,politik,sosial,danhukum.
32. Setiaporangadalahorangperseoranganataubadanusaha,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum.
33. Instrumen ekonomilingkungan hidup adalah seperangkat
kebijakanekonomiuntukmendorongPemerintah,pemerintah
daerah,atausetiaporangkearahpelestarianfungsilingkungan
hidup.
34. Ancaman serius adalah ancaman yang berdampak luas
terhadap lingkungan hidup dan menimbulkan keresahan
masyarakat.
35. Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan
LingkunganHidupatauPernyataanKesanggupanPengelolaan
LingkunganHidupyangtelahmendapatkanpersetujuandari
PemerintahPusat.
36. PemerintahpusatyangselanjutnyadisebutPemerintahadalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun1945.
37. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan
perangkatdaerah sebagaiunsurpenyelenggara pemerintah
daerah.
38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkunganhidup.
2. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal20
(1) Penentuanterjadinyapencemaranlingkunganhidupdiukur
melaluibakumutulingkunganhidup.
(2) Bakumutulingkunganhidupmeliputi:
a. bakumutuair;
b. bakumutuairlimbah;
c. bakumutuairlaut;
d. bakumutuudaraambien;
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41
02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41

More Related Content

Similar to 02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41

UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfUU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfmukhtardaud
 
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...infosanitasi
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfRoyhul Akbar
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)bungfrangki .com
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUpieAza
 
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfPerpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfAriefMurdiono1
 
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...infosanitasi
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015Irman Gapur
 
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Martios Alius
 
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-14002 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140glugutharipamungkas
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfBilherSihombing2
 
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comUU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comRendi Adetia Sapoetra
 
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa KonstruksiUndang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa KonstruksiPenataan Ruang
 
Uu18 1999 jasakonstruksi
Uu18 1999 jasakonstruksiUu18 1999 jasakonstruksi
Uu18 1999 jasakonstruksiAriev Budiman
 
Uu jasa konstruksi 18 1999
Uu jasa konstruksi 18 1999Uu jasa konstruksi 18 1999
Uu jasa konstruksi 18 1999Aris SalTig
 
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNANBab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNANRizki Kamaratih
 
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...infosanitasi
 

Similar to 02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41 (19)

UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfUU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
 
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
 
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfPerpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
 
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015
 
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
Uu No 2 Tahun 2017 (Penjelasan)
 
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-14002 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
02 OKT Hasil Timus BAB VIII Pengadaan Lahan Pasal 121-140
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
 
Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015
 
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comUU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
 
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa KonstruksiUndang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 
Uu18 1999 jasakonstruksi
Uu18 1999 jasakonstruksiUu18 1999 jasakonstruksi
Uu18 1999 jasakonstruksi
 
Uu jasa konstruksi 18 1999
Uu jasa konstruksi 18 1999Uu jasa konstruksi 18 1999
Uu jasa konstruksi 18 1999
 
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNANBab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
 
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
 

More from glugutharipamungkas

Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...glugutharipamungkas
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)glugutharipamungkas
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020glugutharipamungkas
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)glugutharipamungkas
 
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEKglugutharipamungkas
 
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)glugutharipamungkas
 
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019glugutharipamungkas
 
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020glugutharipamungkas
 
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasMemo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasglugutharipamungkas
 

More from glugutharipamungkas (13)

Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020 (1)
 
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
Hasil Rapat Panja RUU Cipta Kerja 3 OKT 2020
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 6802 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
02 OKT Hasil Timus Pasal 60- 68
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-5902 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
02 OKT Hasil Timus Pasal 48-59
 
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)
 
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
02 OKT Hasil Timus Bab IX Pasal 141-146 (BAB IX) KEK
 
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
02 OKT Hasil Timus BAB IV (Ketenagakerjaan) , V (UMKM)
 
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
Pelaksanaan skb dalam rangka penerimaan cpns atrbpn formasi tahun 2019
 
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias   3 april 2020
Nota dinas dirjen prl ke ka bkipm tentang perdagangan karang hias 3 april 2020
 
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hiasMemo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
Memo penerbitan skk pengangkutan koral karang hias
 
Virtualization
VirtualizationVirtualization
Virtualization
 
Komputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologiKomputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologi
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Recently uploaded (13)

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

02 OKT Hasil Timus Pasal 1-41

  • 1. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIKINDONESIA NOMOR…TAHUN... TENTANG CIPTAKERJA DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA PRESIDENREPUBLIKINDONESIA, Menimbang : a.bahwauntukmewujudkantujuanpembentukan PemerintahNegaraIndonesiadanmewujudkan masyarakatIndonesiayangsejahtera,adil,dan makmurberdasarkan Pancasila dan Undang- UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun 1945,Negaraperlumelakukanberbagaiupaya untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaanmelaluiciptakerja; b.bahwadenganciptakerjadiharapkanmampu menyeraptenagakerjaIndonesiayangseluas- luasnya ditengah persaingan yang semakin kompetitifdantuntutanglobalisasiekonomi; c.bahwauntukmendukungciptakerjadiperlukan penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyang berkaitan dengan kemudahan,perlindungan, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, peningkatan ekosistem investasi,dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungandankesejahteraanpekerja; d.bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan,perlindungan,danpemberdayaan usahamikro,kecil, menengah,dankoperasi, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatanproyekstrategisnasional,termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebardiberbagaiUndang- Undangsektorsaatinibelum dapatmemenuhi kebutuhanhukum untukpercepatanciptakerja sehinggaperludilakukanperubahan; e.bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah,peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dilakukan melalui perubahanUndang-Undangsektoralyangbelum
  • 2. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 2 mendukung terwujudnya sinkronisasidalam menjamin percepatan cipta kerja,sehingga diperlukan terobosan hukum yang dapat menyelesaikan berbagaipermasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu Undang-Undangsecarakomprehensif; f.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai manadimaksudpadahurufa,hurufb,hurufc, hurufd,danhurufe,perlumembentukUndang- UndangtentangCiptaKerja; Mengingat :1. 2. 3. Pasal4,Pasal5ayat(1),Pasal18,Pasal18A,Pasal 18B,Pasal20,22Dayat(2),Pasal27ayat(2),Pasal 28Dayat(1)danayat(2),danPasal33Undang- UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesiaNomorXVI/MPR/1998tentang PolitikEkonomidalamrangkaDemokrasiEkonomi; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesiaNomorIX/MPR/2001tentang PembaruanAgrariadanPengelolaanSumberdaya Alam; DenganPersetujuanBersama DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA DAN PRESIDENREPUBLIKINDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANGTENTANGCIPTAKERJA. BABI KETENTUANUMUM Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan,perlindungan,danpemberdayaan,usahamikro,kecil, menengah,dan koperasi,peningkatan ekosistem investasidan kemudahan berusaha,dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatanproyekstrategisnasional. 2. UsahaMikro,Kecil,danMenengahyangselanjutnyadisingkatUMK- M adalah usaha mikro,usaha kecil,dan usaha menengah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang UsahaMikro,Kecil,danMenengah. 3. Koperasiadalah koperasisebagaimana yang dimaksud dalam Undang-UndangtentangPerkoperasian. 4. PerizinanBerusahaadalahlegalitasyangdiberikankepadaPelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau
  • 3. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 3 kegiatannya. 5. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaanpemerintahannegaraRepublikIndonesia yang dibantu oleh wakilPresiden dan menterisebagaimana dimaksuddalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesia Tahun1945. 6. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan dewan perwakilan rakyatdaerah menurutasas otonomidan tugas pembantuan denganprinsipotonomiseluas-luasnyadalam sistem danprinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun 1945. 7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggaraPemerintahanDaerahyangmemimpinpelaksanaan urusanpemerintahanyangmenjadikewenangandaerahotonom. 8. PelakuUsahaadalahorangperseoranganataubadanusahayang melakukanusahadan/ataukegiatanpadabidangtertentu. 9. BadanUsahaadalahbadanusahaberbentukbadanhukum atau tidakberbentukbadanhukum yangdidirikandiwilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia dan melakukan usaha dan/atau kegiatanpadabidangtertentu. 10. RencanaDetailTataRuangyangselanjutnyadisingkatRDTRadalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. 11. PersetujuanBangunanGedung adalahperizinanyang diberikan kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah,memperluas,mengurangi,dan/ataumerawatbangunan gedungsesuaidenganpersyaratanadministratifdanpersyaratan teknisyangberlaku. 12. HariadalahharikerjasesuaiyangditetapkanolehPemerintah Pusat. BABII ASAS,TUJUAN,DANRUANGLINGKUP Pasal2 (1) Undang-Undanginidiselenggarakanberdasarkanasas: a.pemerataanhak; b.kepastianhukum; c.kemudahanberusaha; d.kebersamaan;dan e.kemandirian. (2) Selain berdasarkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), penyelenggaraanCiptaKerjadilaksanakanberdasarkanasaslain sesuaidenganbidanghukumyangdiaturdalamundang-undangyang bersangkutan. Pasal3
  • 4. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 4 Undang-Undanginidibentukdengantujuanuntuk: a. menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan memberikan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan terhadap UMK-M dan koperasisertaindustridan perdagangan nasionalsebagaiupaya untuk dapatmenyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya,dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kemajuan antar daerah dalam kesatuan ekonominasional; b. menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan,serta mendapatimbalan dan perlakuan yang adildan layak dalam hubungankerja; c. penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyangberkaitandengan keberpihakan,penguatan,dan perlindungan bagiUMK-M dan koperasisertaindustrinasional;dan d. penyesuaianberbagaiaspekpengaturanyangberkaitandengan peningkatan ekosistem investasi,kemudahan dan percepatan proyek strategis nasionalyang berorientasipada kepentingan nasionalyangberlandaskanpadailmupengetahuandanteknologi nasionaldenganberpedomanpadahaluanideologiPancasila. Pasal4 Dalam rangkamencapaitujuansebagaimanadimaksuddalam Pasal3, Undang-UndanginimengaturmengenaikebijakanstrategisCiptaKerja yangmeliputi: a. peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha; b. ketenagakerjaan; c. kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMK-M serta koperasi; d. kemudahanberusaha; e. dukunganrisetdaninovasi; f. pengadaanlahan; g. kawasanekonomi; h. investasiPemerintah Pusatdan percepatan proyek strategis nasional; i. pelaksanaanadministrasipemerintahan;dan j. pengenaansanksi. Pasal5 (1) RuanglingkupUndang-Undanginimeliputi: a. peningkatanekosisteminvestasidankegiatanberusaha; b. ketenagakerjaan; c. kemudahan,perlindungan,danpemberdayaanUMK-M serta koperasi; d. kemudahanberusaha; e. dukunganrisetdaninovasi; f. pengadaanlahan; g. kawasanekonomi; h. investasiPemerintahPusatdanpercepatanproyekstrategis nasional;
  • 5. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 5 i. pelaksanaanadministrasipemerintahan;dan j. pengenaansanksi. (2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat(1)meliputi bidang hukum yang diatur dalam undang-undang yang bersangkutan. BABIII PENINGKATANEKOSISTEMINVESTASI DAN KEGIATANBERUSAHA BagianKesatu Umum Pasal6 Peningkatanekosistem investasidankegiatanberusahasebagaimana dimaksuddalamPasal6hurufameliputi: a. penerapanPerizinanBerusiahaberbasisrisiko; b. penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha, pengadaandanpemanfaatanlahan; c. penyederhanaanPerizinanBerusahasektor;dan d. penyederhanaanpersyarataninvestasi. BagianKedua PenerapanPerizinanBerusahaBerbasisRisiko Paragraf1 Umum Pasal7 (1) PerizinanBerusahaberbasisrisikosebagaimanadimaksuddalam Pasal7hurufadilakukanberdasarkanpenetapantingkatrisikodan peringkatskalausahakegiatanusaha. (2) Penetapantingkatrisikodanperingkatskalausahasebagaimana dimaksudpadaayat(1)diperolehberdasarkanpenilaiantingkat bahayadanpotensiterjadinyabahaya. (3) Penilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpadaayat(2) dilakukanterhadapaspek: a. kesehatan; b. keselamatan; c. lingkungan; d. pemanfaatandanpengelolaansumberdaya;dan/atau e. risikovolatilitas. (4) Untukkegiatantertentu,penilaiantingkatbahaya sebagaimana dimaksudpadaayat(3)dapatmencakupaspeklainnyasesuai dengansifatkegiatanusaha. (5) Penilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpadaayat(3)dan ayat(4)dilakukandenganmemperhitungkan: a. jeniskegiatanusaha; b. kriteriakegiatanusaha;
  • 6. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 6 c. lokasikegiatanusaha;dan/atau d. keterbatasansumberdaya. (6) Penilaianpotensiterjadinyabahayasebagaimanadimaksudpada ayat(2)meliputi: a. hampirtidakmungkinterjadi; b. kemungkinankecilterjadi; c. kemungkinanterjadi;atau d. hampirpastiterjadi. (7) Berdasarkanpenilaiantingkatbahayasebagaimanadimaksudpada ayat(3),ayat(4),danayat(5),sertapenilaianpotensiterjadinya bahayasebagaimanadimaksudpadaayat(6),tingkatrisikodan peringkatskalausahakegiatanusahaditetapkanmenjadi: a. kegiatanusahaberisikorendah; b. kegiatanusahaberisikomenengah;atau c. kegiatanusahaberisikotinggi. Paragraf2 PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoRendah Pasal8 (1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko rendah sebagaimanadimaksuddalam 8ayat(7)hurufaberupapemberian nomorinduk berusaha yang merupakan legalitas pelaksanaan kegiatanberusaha. (2) Nomorinduk berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) merupakan bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha untuk melakukankegiatanusahadansebagaiidentitasbagi Pelaku Usahadalampelaksanaankegiatanusahanya. Paragraf3 PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoMenengah Pasal9 (1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko menengah sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(7)hurufbmeliputi: a.kegiatanusahaberisikomenengahrendah;dan b.kegiatanusahaberisikomenengahtinggi. (2) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko menengah rendahsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufa,berupa: a. pemberiannomorindukberusaha;dan b. pernyataansertifikasistandar. (3) PerizinanBerusahauntukkegiatanusahaberisikomenengahtinggi sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufb,berupa: a. nomorindukberusaha;dan b. pemenuhansertifikatstandar. (4) Pernyataansertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(2) hurufbmerupakanpernyataanPelakuUsahayangtelahmemenuhi standarsebelummelakukankegiatanusahanya. (5) Pemenuhansertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
  • 7. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 7 hurufbmerupakankewajibanstandaryangtelahdipenuhioleh PelakuUsahasebelummelakukankegiatanusahanya. (6) Dalam halsertifikatstandarsebagaimanadimaksudpadaayat(2) hurufbdanayat(3)hurufbdiperlukanuntukstandardisasiproduk, PemerintahPusatmenerbitkansertifikatstandarberdasarkanhasil evaluasipemenuhan standaryang wajib dipenuhioleh Pelaku Usahasebelummelakukankegiatankomersialisasiproduk. Paragraf4 PerizinanBerusahaKegiatanUsahaBerisikoTinggi Pasal10 (1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko tinggi sebagaimanadimaksuddalam Pasal8ayat(7)hurufcberupa pemberian: a. nomorindukberusaha;dan b. izin. (2) Izin sebagaimanadimaksud padaayat(1)hurufb merupakan persetujuanPemerintahPusatuntukpelaksanaankegiatanusaha yangwajibdipenuhiolehpelakuusahasebelum melaksanakan kegiatanusahanya. (3) Dalamhalkegiatanusahaberisikotinggimemerlukanstandardisasi produk,PelakuUsahadipersyaratkanmemilikisertifikasistandar yangditerbitkanolehPemerintahPusatberdasarkanhasilevaluasi pemenuhanstandarsebelum melakukankegiatankomersialisasi produk. Paragraf5 Pengawasan Pasal11 Pengawasan terhadap setiap kegiatan usaha dilakukan dengan intensitas pelaksanaan berdasarkan tingkatrisiko kegiatan usaha sebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(7). Paragraf6 PeraturanPelaksanaan Pasal12 Ketentuan lebih lanjutmengenaiPerizinan Berusaha berbasisrisiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 dan tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 diaturdengan Peraturan Pemerintah. BagianKetiga PenyederhanaanPersyaratanDasarPerizinanBerusaha,Pengadaan Lahan,danPemanfaatanLahan
  • 8. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 8 Paragraf1 Umum Pasal13 PenyederhanaanpersyaratandasarPerizinanBerusahadanpengadaan lahansebagaimanadimaksuddalamPasal7hurufbmeliputi: a. kesesuaiankegiatanpemanfaatanruang; b. persetujuanlingkungan;dan c. PersetujuanBangunanGedungdansertifikatlaikfungsi. Paragraf2 KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang Pasal14 (1) Kesesuaiankegiatanpemanfaatanruangsebagaimanadimaksud dalam Pasal14 hurufa merupakan kesesuaian rencana lokasi kegiatandan/atauusahanyadenganRDTR. (2) PemerintahDaerahwajibmenyusundanmenyediakanRDTRdalam bentukdigitaldansesuaistandar. (3) PenyediaanRDTRdalambentukdigitalsebagaimanadimaksudpada ayat(2)dilakukansesuaidenganstandardandapatdiaksesdengan mudaholehmasyarakatuntukmendapatkaninformasimengenai kesesuaian rencana lokasikegiatan dan/atau usahanya dengan RDTR. (4) Pemerintah Pusatwajib mengintegrasikan RDTR dalam bentuk digitalsebagaimana dimaksud pada ayat(2)ke dalam sistem PerizinanBerusahasecaraelektronik. (5) Dalam halPelakuUsahamendapatkaninformasirencanalokasi kegiatanusahanyasebagaimanadimaksudpadaayat(2)telah sesuaidengan RDTR,Pelaku Usaha mengajukan permohonan kesesuaiankegiatanpemanfaatanruanguntukkegiatanusahanya melalui Perizinan Berusaha secara elektronik sebagaimana dimaksudpadaayat(3)denganmengisikoordinatlokasiyang diinginkan untuk memperoleh konfirmasikesesuaian kegiatan pemanfaatanruang. (6) Setelahmemperolehkonfirmasikesesuaiankegiatanpemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Pelaku Usaha mengajukanpermohonanPerizinanBerusaha. Pasal15 (1) Dalam halPemerintahDaerahbelum menyusundanmenyediakan RDTR sebagaimanadimaksuddalam Pasal15ayat(2),Pelaku Usahamengajukanpermohonanpersetujuankesesuaiankegiatan pemanfaatanruanguntukkegiatanusahanyakepadaPemerintah PusatmelaluiPerizinanBerusahasecaraelektroniksesuaidengan ketentuanperaturanperundang-undangan. (2) Pemerintah Pusatdalam memberikan persetujuan kesesuaian kegiatanpemanfaatanruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
  • 9. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 9 dilakukansesuaidenganrencanatataruang. (3) Rencanatataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(2)terdiri atas: a.rencanatataruangwilayahnasional(RTRWN); b.rencanatataruangpulau/kepulauan; c.rencanatataruangkawasanstrategisnasional; d.rencanatataruangwilayahprovinsi;dan/atau e. rencanatataruangwilayahkabupaten/kota. Pasal16 Dalam rangkapenyederhanaanpersyaratandasarPerizinanBerusaha sertauntukmemberikankepastiandankemudahanbagiPelakuUsaha dalam memperolehkesesuaiankegiatanpemanfaatanruang,Undang- Undanginimengubah,menghapus,dan/ataumenetapkanpengaturan barubeberapaketentuanyangdiaturdalam: a. Undang-UndangNomor26tahun2007tentangPenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor68, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4725); b. Undang-Undang Nomor27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil(LembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor4739)sebagaimanatelahdiubahdenganUndang- UndangNomor1Tahun2014tentangPerubahanAtasUndang- UndangNomor27Tahun2007tentangPengelolaanWilayahPesisir dan Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 5490); c. Undang-UndangNomor32tahun2014tentangKelautan(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor294,Tambahan Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor5603);dan d. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor49, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5214). Pasal17 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor26 tahun 2007 tentangPenataanRuang(LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725) diubah: 1. KetentuanPasal1angka23,angka24,angka29,danangka30 dihapus,danangka32diubahsehinggaPasal1berbunyisebagai berikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Ruangadalahwadahyangmeliputiruangdarat,ruanglaut,dan ruang udara,termasukruang didalam bumisebagaisatu kesatuanwilayah,tempatmanusiadanmakhluklainhidup, melakukankegiatan,danmemeliharakelangsunganhidupnya.
  • 10. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 10 2. Tataruangadalahwujudstrukturruangdanpolaruang. 3. Strukturruangadalahsusunanpusat-pusatpermukimandan sistem jaringanprasaranadansaranayangberfungsisebagai pendukungkegiatansosialekonomimasyarakatyangsecara hierarkismemilikihubunganfungsional. 4. Polaruangadalahdistribusiperuntukanruangdalam suatu wilayahyangmeliputiperuntukanruanguntukfungsilindung danperuntukanruanguntukfungsibudidaya. 5. Penataanruangadalahsuatusistem prosesperencanaantata ruang,pemanfaatan ruang,dan pengendalian pemanfaatan ruang. 6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasanpenataanruang. 7. PemerintahPusatadalahPresidenRepublikIndonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh wakilPresiden dan menteri sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara RepublikIndonesiaTahun1945. 8. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaanurusanpemerintahanyangmenjadikewenangan daerahotonom. 9. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagiPemerintah,pemerintah daerah,dan masyarakatdalampenataanruang. 10. Pembinaanpenataanruangadalahupayauntukmeningkatkan kinerjapenataanruangyangdiselenggarakanolehPemerintah, pemerintahdaerah,danmasyarakat. 11. Pelaksanaanpenataanruangadalahupayapencapaiantujuan penataanruangmelaluipelaksanaanperencanaantataruang, pemanfaatanruang,danpengendalianpemanfaatanruang. 12. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapatdiwujudkan sesuai denganketentuanperaturanperundangundangan. 13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan strukturruang dan pola ruang yang meliputi penyusunandanpenetapanrencanatataruang. 14. Pemanfaatanruangadalahupayauntukmewujudkanstruktur ruangdanpolaruangsesuaidenganrencanatataruangmelalui penyusunandanpelaksanaanprogrambesertapembiayaannya. 15. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkantertibtataruang. 16. Rencanatataruangadalahhasilperencanaantataruang. 17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurterkaityang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspekadministratifdan/atau aspek fungsional. 18. Sistem wilayahadalahstrukturruangdanpolaruangyang
  • 11. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 11 mempunyaijangkauanpelayananpadatingkatwilayah. 19. Sistem internalperkotaanadalahstrukturruangdanpolaruang yangmempunyaijangkauanpelayananpadatingkatinternal perkotaan. 20. Kawasanadalahwilayahyangmemilikifungsiutamalindung ataubudidaya. 21. Kawasanlindungadalahwilayahyangditetapkandenganfungsi utamamelindungikelestarianlingkunganhidupyangmencakup sumberdayaalamdansumberdayabuatan. 22. Kawasanbudidayaadalahwilayahyangditetapkandengan fungsiutama untukdibudidayakan atas dasarkondisidan potensisumberdayaalam,sumberdayamanusia,dansumber dayabuatan. 23. Kawasanperdesaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatan utama pertanian,termasukpengelolaan sumberdaya alam dengansusunanfungsikawasansebagaitempatpermukiman perdesaan,pelayananjasapemerintahan,pelayanansosial,dan kegiatanekonomi. 24. Kawasanagropolitanadalahkawasanyangterdiriatassatu ataulebihpusatkegiatanpadawilayahperdesaansebagai sistem produksipertaniandanpengelolaansumberdayaalam tertentuyangditunjukkanolehadanyaketerkaitanfungsional danhierarkikeruangansatuansistem permukimandansistem agrobisnis. 25. Kawasanperkotaanadalahwilayahyangmempunyaikegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsikawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,pemusatan dan distribusipelayananjasapemerintahan,pelayanansosial,dan kegiatanekonomi. 26. Kawasanmetropolitanadalahkawasanperkotaanyangterdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdirisendiriatau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnyayangsalingmemilikiketerkaitanfungsionalyang dihubungkandengansistem jaringanprasaranawilayahyang terintegrasidengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya1.000.000(satujuta)jiwa. 27. Kawasanmegapolitanadalahkawasanyangterbentukdari2 (dua)ataulebihkawasanmetropolitanyangmemilikihubungan fungsionaldanmembentuksebuahsistem. 28. Kawasan strategis nasionaladalah wilayah yang penataan ruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruhsangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan. 29. Kawasan strategis provinsiadalah wilayah yang penataan ruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruhsangat penting dalam lingkup provinsiterhadap ekonomi,sosial, budaya,dan/ataulingkungan. 30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataanruangnyadiprioritaskankarenamempunyaipengaruh
  • 12. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 12 sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi,sosial,budaya,dan/ataulingkungan. 31. Ruangterbukahijauadalahareamemanjang/jalurdan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifatterbuka, tempattumbuhtanaman,baikyangtumbuhsecaraalamiah maupunyangsengajaditanam,denganmempertimbangkan aspekfungsiekologis,resapanair,ekonomi,sosialbudaya,dan estetika. 32. KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangadalahkesesuaian antararencanakegiatanpemanfaatanruangdenganrencana tataruang. 33. Orangadalahorangperseorangandan/ataukorporasi. 34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandalambidangpenataanruang. 2. KetentuanPasal5diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal5 (1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiriatas sistem wilayahdansisteminternalperkotaan. (2) Penataanruangberdasarkanfungsiutamakawasanterdiri ataskawasanlindungdankawasanbudidaya. (3) Penataanruangberdasarkanwilayahadministratifterdiriatas penataan ruang wilayah nasional,penataan ruang wilayah provinsi,danpenataanruangwilayahkabupaten/kota. (4) Penataanruangberdasarkankegiatankawasanterdiriatas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasanperdesaan. (5) Penataan ruang dilakukan berdasarkan nilai strategis kawasanstrategisnasional. 3. KetentuanPasal6diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal6 (1) Penataanruangdiselenggarakandenganmemperhatikan: a. kondisifisikwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia yangrentanterhadapbencana; b. potensisumberdayaalam,sumberdayamanusia,dan sumberdayabuatan,kondisiekonomi,sosial,budaya, politik,hukum,pertahanan keamanan,dan lingkungan hidupsertailmupengetahuandanteknologisebagaisatu kesatuan;dan c. geostrategi,geopolitik,dangeoekonomi. (2) Penataanruang wilayahnasional,penataanruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dilakukansecaraberjenjangdankomplementer. (3) Penataan ruang wilayah secara berjenjang sebagaimana dimaksudpadaayat(2)dilakukandengancararencanatata ruangwilayahnasionaldijadikanacuandalam penyusunan rencanatataruangwilayahprovinsidankabupaten/kota,dan rencana tata ruang wilayah provinsimenjadiacuan bagi
  • 13. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 13 penyusunanrencanatataruangkabupaten/kota. (4) Penataanruangwilayahsecarakomplementersebagaimana dimaksudpadaayat(2)merupakanpenataanruangwilayah nasional,penataan ruang wilayah provinsi,dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang disusun saling melengkapisatusamalaindan bersinergisehinggatidak terjaditumpangtindihpengaturanrencanatataruang. (5) Penataan ruang wilayah nasionalmeliputiruang wilayah yurisdiksidanwilayahkedaulatannasionalyangmencakup ruangdarat,ruanglaut,danruangudara,termasukruangdi dalambumisebagaisatukesatuan. (6) Penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kotameliputi ruangdarat,ruanglaut,danruangudara,termasukruangdi dalambumisebagaisatukesatuan. (7) Ruanglautdanruangudara,pengelolaansumberdayanya diaturdenganUndang-Undangtersendiri. (8) Dalam halterjadiketidaksesuaianantarapolaruangrencana tataruangdengankawasanhutan,izindan/atauhakatas tanah,penyelesaianketidaksesuaiantersebutdiaturdalam PeraturanPemerintah. 4. KetentuanPasal8diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal8 (1) Wewenang Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan penataanruangmeliputi: a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaanpenataanruangwilayahnasional,provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataanruangkawasanstrategisnasional; b. pemberianbantuanteknisbagipenyusunanrencanatata ruangwilayahprovinsi,wilayahkabupaten/kota,danRDTR; c. pembinaanteknisdalam kegiatanpenyusunanrencana tataruangwilayahprovinsi,rencanatataruangwilayah kabupaten/kota,danRDTR; d. pelaksanaanpenataanruangwilayahnasional; e. pelaksanaanpenataanruangkawasanstrategisnasional; dan f. kerja sama penataan ruang antarnegara dan memfasilitasikerjasamapenataanruangantarprovinsi. (2) WewenangPemerintahPusatdalam pelaksanaanpenataan ruangnasionalmeliputi: a. perencanaantataruangwilayahnasional; b. pemanfaatanruangwilayahnasional;dan c. pengendalianpemanfaatanruangwilayahnasional. (3) WewenangPemerintahPusatdalam pelaksanaanpenataan ruangkawasanstrategisnasionalmeliputi: a. penetapankawasanstrategisnasional; b. perencanaantataruangkawasanstrategisnasional; c. pemanfaatanruangkawasanstrategisnasional;dan
  • 14. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 14 d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional. (4) Dalam rangkapenyelenggaraanpenataanruang,Pemerintah Pusat berwenang menyusun dan menetapkan pedoman bidangpenataanruang. (5) Dalam pelaksanaanwewenangsebagaimanadimaksudpada ayat(1),ayat(2),ayat(3),danayat(4),PemerintahPusat: a. menyebarluaskaninformasiyangberkaitandengan: 1. rencanaumum danrencanarincitataruangdalam rangkapelaksanaanpenataanruangwilayahnasional; dan 2. pedomanbidangpenataanruang. b. menetapkanstandarpelayananminimalbidangpenataan ruang. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan penyelenggaraan penataan ruang diaturdengan Peraturan Pemerintah. 5. KetentuanPasal9diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal9 (1) Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh PemerintahPusat. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaitugasdantanggungjawab penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud padaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 6. KetentuanPasal10diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal10 Wewenangpemerintahdaerahprovinsidalam penyelenggaraan penataanruangmeliputi: a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi, dan kabupaten/kota; b. pelaksanaanpenataanruangwilayahprovinsi;dan c. kerjasamapenataanruangantarprovinsidanpemfasilitasan kerjasamapenataanruangantarkabupaten/kota. 7. KetentuanPasal11diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal11 Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraanpenataanruangmeliputi: a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasanstrategiskabupaten/kota; b. pelaksanaanpenataanruangwilayahkabupaten/kota; c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota;dan d. kerjasamapenataanruangantarkabupaten/kota.
  • 15. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 15 8. KetentuanPasal14diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal14 (1) Perencanaantataruangdilakukanuntukmenghasilkan: a. rencanaumumtataruang;dan b. rencanarincitataruang. (2) Rencanaumum tataruangsebagaimanadimaksudpadaayat (1)hurufasecarahierarkiterdiriatas: a. rencanatataruangwilayahnasional; b. rencanatataruangwilayahprovinsi;dan c. rencanatataruangwilayahkabupatendanrencanatata ruangwilayahkota. (3) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1) hurufbterdiriatas: a. rencanatataruang pulau/kepulauan dan rencanatata ruangkawasanstrategisnasional;dan b. RDTRkabupaten/kota. (4) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1) hurufb disusun sebagaiperangkatoperasionalrencana umumtataruang. (5) Rencanarincitataruangsebagaimanadimaksudpadaayat(3) hurufadisusunapabila: a. rencanaumum tataruangbelum dapatdijadikandasar dalam pelaksanaanpemanfaatanruangdanpengendalian pemanfaatanruang;dan/atau b. rencana umum tata ruang yang mencakup wilayah perencanaanyangluasdanskalapetadalam rencana umumtataruangtersebutmemerlukanperinciansebelum dioperasionalkan. (6) Ketentuanlebihlanjutmengenaiketelitianpetarencanatata ruangsebagaimanadimaksudpadaayat(5)hurufbdiatur denganPeraturanPemerintah. 9. DiantaraPasal14danPasal15disisipkan1(satu)pasalyakni Pasal14Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal14A (1) Pelaksanaanpenyusunanrencanatataruangsebagaimana dimaksuddalamPasal14dilakukandenganmemperhatikan: a. dayadukungdandayatampunglingkunganhidupdan kajianlingkunganhidupstrategis; b. kedetailaninformasitataruangyangakandisajikanserta kesesuaianketelitianpetarencanatataruang. (2) Penyusunankajianlingkunganhidupstrategissebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufa dilakukan dalam proses penyusunanrencanatataruang. (3) Pemenuhan kesesuaian ketelitian petarencanatata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufb dilakukan melaluipenyusunanpetarencanatataruangdiatasPeta Dasar. (4) Dalam halPetaDasarsebagaimanadimaksudpadaayat(3)
  • 16. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 16 belum tersedia,penyusunan rencana tata ruang dilakukan denganmenggunakanPetaDasarlainnya. 10. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal17 (1) Muatanrencanatataruangmencakup: a. rencanastrukturruang;dan b. rencanapolaruang. (2) Rencanastrukturruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1) hurufa meliputirencana sistem pusatpermukiman dan rencanasistemjaringanprasarana. (3) Rencanapolaruangsebagaimanadimaksudpadaayat(1) hurufbmeliputiperuntukankawasanlindungdankawasan budidaya. (4) Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagaimanadimaksudpadaayat(3)meliputiperuntukan ruanguntukkegiatanpelestarianlingkungan,sosial,budaya, ekonomi,pertahanan,dankeamanan. (5) Dalam rangkapelestarianlingkungansebagaimanadimaksud padaayat(4),padarencanatataruangwilayahditetapkan luaskawasanhutandanpenutupanhutanuntuksetiappulau, DAS, provinsi, kabupaten/kota, berdasarkan kondisi biogeofisik,iklim,penduduk,dan keadaan sosialekonomi masyarakatsetempat. (6) Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan antarkegiatankawasan. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenaitata cara penyusunan rencanatataruangyangberkaitandenganfungsipertahanan dankeamanansebagaisubsistem rencanatataruangwilayah diaturdenganPeraturanPemerintah. 11. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal18 (1) Penetapan rencana tata ruang wilayah provinsi atau kabupaten/kotadanRDTRterlebihdahuluharusmendapat persetujuansubstansidariPemerintahPusat. (2) Sebelum diajukanpersetujuansubstansikepadaPemerintah Pusat, RDTR kabupaten/kota yang dituangkan dalam rancanganPeraturanKepalaDaerahKabupaten/Kotaterlebih dahuludilakukankonsultasipubliktermasukdenganDPRD. (3) Bupati/walikota wajib menetapkan rancangan peraturan kepaladaerahkabupaten/kotatentangRDTRpalinglama1 (satu)bulansetelahmendapatpersetujuansubstansidari PemerintahPusat. (4) Dalam halbupati/walikotatidakmenetapkanRDTRsetelah jangkawaktusebagaimanayangdimaksudpadaayat(3), RDTRditetapkanolehPemerintahPusat. (5) Ketentuan lebih lanjutmengenaimuatan,pedoman,dan
  • 17. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 17 tatacarapenyusunanrencanatataruangwilayahprovinsiatau kabupaten/kotadanRDTRsebagaimanadimaksudpadaayat (1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 12. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal20 (1) RencanaTataRuangWilayahNasionalmemuat: a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah nasional; b. rencanastrukturruangwilayahnasionalyangmeliputi sistem perkotaannasionalyangterkaitdengankawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringanprasaranautama; c. rencana pola ruang wilayah nasionalyang meliputi kawasanlindungnasionaldankawasanbudidayayang memilikinilaistrategisnasional; d. penetapankawasanstrategisnasional; e. arahanpemanfaatanruangyangberisiindikasiprogram utamajangkamenengahlimatahunan;dan f. arahanpengendalianpemanfaatanruangwilayahnasional yang berisiindikasiarahan peraturan zonasisistem nasional, arahan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang,arahaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi. (2) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionalmenjadipedoman untuk: a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang diwilayahnasional; d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi,serta keserasian antarsektor;penetapan lokasidan fungsiruang untuk investasi; e. penataanruangkawasanstrategisnasional;dan f. penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kota. (3) JangkawaktuRencanaTataRuangWilayahNasionaladalah 20(duapuluh)tahun. (4) RencanaTataRuang Wilayah Nasionalditinjau kembali1 (satu)kalidalamsetiapperiode5(lima)tahunan. (5) Peninjauankembalirencanatataruangdapatdilakukanlebih dari1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi perubahanlingkunganstrategisberupa: a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan PeraturanPerundangundangan; b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan undang-undang; c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
  • 18. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 18 undang-undang;dan d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis. (6) RencanaTataRuang WilayahNasionalditetapkandengan PeraturanPemerintah. 13. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22 (1) Penyusunanrencanatataruangwilayahprovinsimengacu pada: a. RTRWN; b. pedomanbidangpenataanruang;dan c. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah. (2) PenyusunanRTRWProvinsiharusmemperhatikan: a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajianimplikasipenataanruangprovinsi; b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomiprovinsi; c. keselarasanaspirasipembangunanprovinsidan pembangunankabupaten/kota; d. dayadukungdandayatampunglingkunganhidup; e. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah; f. rencanatataruangwilayahprovinsiyangberbatasan;dan g. rencanatataruangwilayahkabupaten/kota. 14. KetentuanPasal23diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal23 (1) Rencanatataruangwilayahprovinsimemuat: a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah provinsi; b. rencana strukturruang wilayah provinsiyang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengankawasanperdesaandalam wilayahpelayanannya dansistemjaringanprasaranawilayahprovinsi; c. rencana pola ruang wilayah provinsiyang meliputi kawasanlindungdankawasanbudidayayangmemiliki nilaistrategisprovinsi; d. arahanpemanfaatanruangwilayahprovinsiyangberisi indikasiprogram utamajangkamenengahlimatahunan; dan e. arahanpengendalianpemanfaatanruangwilayahprovinsi yang berisiindikasiarahan peraturan zonasisistem provinsi, arahan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang,arahaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi. (2) Rencanatataruangwilayahprovinsimenjadipedomanuntuk: a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah; b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah; c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang
  • 19. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 19 dalamwilayahprovinsi; d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasianantarsektor; e. penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi;dan f. penataanruangwilayahkabupaten/kota. (3) Jangkawakturencanatataruangwilayahprovinsiadalah20 (duapuluh)tahun. (4) RTRW Provinsiditinjaukembali1(satu)kalidalam setiap periode5(lima)tahunan. (5) PeninjauankembaliRTRW Provinsidapatdilakukanlebihdari 1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi perubahanlingkunganstrategisberupa: a. bencana alam yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan undang-undang; c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan undang-undang;dan d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis. (6) RTRWProvinsiditetapkandenganPeraturanDaerahProvinsi. (7) PeraturanDaerahProvinsisebagaimanadimaksudpadaayat (6)wajibditetapkanpalinglama2(dua)bulanterhitungsejak mendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat. (8) Dalam halPeraturanDaerahProvinsisebagaimanadimaksud padaayat(7)belum ditetapkan,GubernurmenetapkanRTRW Provinsipalinglama3(tiga)bulanterhitungsejakmendapat persetujuansubstansidariPemerintahPusat. (9) Dalam halRTRW Provinsisebagaimanadimaksudpadaayat (8)belumditetapkanolehGubernur,RTRWProvinsiditetapkan olehPemerintahPusatpalinglama4(empat)bulanterhitung sejakmendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat. 15. KetentuanPasal24dihapus. 16. KetentuanPasal25diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal25 (1) Penyusunanrencanatataruangwilayahkabupatenmengacu pada: a. RencanaTataRuangWilayahNasionaldanrencanatata ruangwilayahprovinsi; b. pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang;dan c. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah. (2) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan: a. perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajianimplikasipenataanruangkabupaten; b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan
  • 20. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 20 ekonomikabupaten; c. keselarasanaspirasipembangunankabupaten; d. dayadukungdandayatampunglingkunganhidup; e. rencanapembangunanjangkapanjangdaerah;dan f. rencanatataruangwilayahkabupatenyangberbatasan. 17. KetentuanPasal26diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal26 (1) RTRWkabupatenmemuat: a. tujuan,kebijakan,danstrategipenataanruangwilayah kabupaten; b. rencanastrukturruangwilayahkabupatenyangmeliputi sistem perkotaan diwilayahnya yang terkaitdengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayahkabupaten; c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan budidaya kabupaten; d. arahanpemanfaatanruangwilayahkabupatenyangberisi indikasiprogram utamajangkamenengahlimatahunan; dan e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupatenyangberisiketentuanumum peraturanzonasi, ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, ketentuaninsentifdandisinsentif,sertaarahansanksi. (2) RTRWkabupatenmenjadipedomanuntuk: a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah; b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah; c. pemanfaatanruangdanpengendalianpemanfaatanruang diwilayahkabupaten; d. mewujudkanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan antarsektor;dan e. penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi. (3) RTRW kabupatenmenjadidasaruntukKesesuaianKegiatan PemanfaatanRuangdanadministrasipertanahan. (4) Jangkawakturencanatataruangwilayahkabupatenadalah 20(duapuluh)tahun. (5) RTRW kabupatenditinjaukembali1(satu)kalipadasetiap periode5(lima)tahunan. (6) PeninjauankembaliRTRW kabupatendapatdilakukanlebih dari1(satu)kalidalam periode5(lima)tahunapabilaterjadi perubahanlingkunganstrategisberupa: a. bencana alam yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan Undang-Undang; c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan
  • 21. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 21 Undang-Undang;dan d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis. (7) RTRW kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten. (8) PeraturanDaerahKabupatensebagaimanadimaksudpada ayat(6)wajibditetapkanpalinglama2(dua)bulansetelah mendapatpersetujuansubstansidariPemerintahPusat. (9) Dalam hal Peraturan Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksudpadaayat(7)belum ditetapkan,Bupatimenetapkan RTRW kabupatenpalinglama3(tiga)bulansetelahmendapat persetujuansubstansidariPemerintahPusat. (10)Dalam halRTRW kabupatensebagaimanadimaksudpada ayat(9)belum ditetapkan oleh Bupati,RTRW kabupaten ditetapkan oleh Pemerintah Pusatpaling lama 4 (empat) bulan setelah mendapat persetujuan substansi dari PemerintahPusat. 18. KetentuanPasal27dihapus. 19. DiantaraPasal34danPasal35ditambah1(satu)pasalyakni Pasal34Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal34A (1) Dalam halterdapatperubahan kebijakan nasionalyang bersifatstrategissebagaimanadimaksud dalam Pasal21 ayat(5)hurufd,Pasal23ayat(5)hurufd,danPasal26ayat(6) hurufdbelum dimuatdalam rencanatataruangdan/atau rencanazonasi,pemanfaatanruangtetapdapatdilaksanakan. (2) Pelaksanaankegiatanpemanfaatanruang sebagaimanadimaksudpadaayat(1),dilakukandenganatau tanparekomendasipemanfaatanruangdariPemerintahPusat. 20. KetentuanPasal35diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal35 Pengendalianpemanfaatanruangdilakukanmelalui: a. ketentuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang; b. pemberianinsentifdandisinsentif;dan c. pengenaansanksi. 21. KetentuanPasal37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal37 (1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal35 diterbitkan oleh PemerintahPusat. (2) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang tidaksesuaidenganrencanatataruangwilayahdibatalkan olehPemerintahPusat. (3) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang dikeluarkandan/ataudiperolehdengantidakmelaluiprosedur yangbenar,bataldemihukum. (4) PersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangyang
  • 22. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 22 diperoleh melaluiproseduryang benartetapikemudian terbuktitidak sesuaidengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkanolehPemerintahPusat. (5) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat (4),dapatdimintakan gantikerugian yang layak kepada instansipemberipersetujuan. (6) Kegiatanpemanfaatanruangyangtidaksesuailagiakibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkanolehPemerintahPusatdenganmemberikanganti kerugianyanglayak. (7) Setiap pejabat Pemerintah yang berwenang dilarang menerbitkanPersetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatan Ruangyangtidaksesuaidenganrencanatataruang. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan persetujuanKesesuaianKegiatanPemanfaatanRuangdan tatacarapemberiangantikerugianyanglayaksebagaimana dimaksudpadaayat(5)danayat(6)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 22. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal48 (1)Penataanruangkawasanperdesaandiarahkanuntuk: a.pemberdayaanmasyarakatperdesaan; b.pertahanankualitaslingkungansetempatdanwilayahyang didukungnya; c.konservasisumberdayaalam; d.pelestarianwarisanbudayalokal; e.pertahanankawasanlahanabadipertanianpanganuntuk ketahananpangan;dan f.penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan- perkotaan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan terhadap kawasan lahan abadi pertanian pangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufe diaturdengan Undang- Undang. (c) Penataanruangkawasanperdesaandiselenggarakanpada: a.kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten;atau b.kawasanyangsecarafungsionalberciriperdesaanyang mencakup2(dua)ataulebihwilayahkabupatenpadasatu ataulebihwilayahprovinsi. (4) Ketentuanlebihlanjutmengenaipenataanruangkawasan perdesaandiaturdenganPeraturanPemerintah. 23. KetentuanPasal49dihapus. 24. KetentuanPasal50dihapus.
  • 23. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 23 25. KetentuanPasal51dihapus. 26. KetentuanPasal52dihapus. 27. KetentuanPasal53dihapus. 28. KetentuanPasal54dihapus. 29. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal60 Dalampenataanruang,setiaporangberhakuntuk: a. mengetahuirencanatataruang; b. menikmatipertambahannilairuangsebagaiakibatpenataan ruang; c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbulakibatpelaksanaankegiatanpembangunanyangsesuai denganrencanatataruang; d. mengajukan tuntuan kepada pejabatberwenang terhadap pembangunanyangtidaksesuaidenganrencanatataruangdi wilayahnya; e. mengajukan tuntutan pembatalan persetujuan kegiatan penataan ruang dan/atau penghentian pembangunan yang tidak sesuaidengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang;dan f. mengajukangugatangantikerugiankepadaPemerintahPusat, Pemerintah Daerah dan/atau kepada pelaksana kegiatan pemanfaatanruangapabilakegiatanpembangunanyangtidak sesuaidenganrencanatataruangmenimbulkankerugian. 30. KetentuanPasal61diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal61 Dalampemanfaatanruang,setiaporangwajib: a. menaatirencanatataruangyangtelahditetapkan; b. memanfaatkanruangsesuaidenganrencanatataruang; c. mematuhiketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan KesesuaianKegiatanPemanfaatanRuang;dan d. memberikanaksesterhadapkawasanyangolehketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. 31. KetentuanPasal62diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal62 Setiaporangyangtidakmenaatirencanatataruangyangtelah ditetapkan yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi administratif. 32. KetentuanPasal65diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal65
  • 24. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 24 (1) PenyelenggaraanpenataanruangdilakukanolehPemerintah denganmelibatkanperanmasyarakat. (2) Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilakukan,antaralain,melalui: a. partisipasidalampenyusunanrencanatataruang; b. partisipasidalampemanfaatanruang;dan c. partisipasidalampengendalianpemanfaatanruang. (3) Masyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan(2) terdiriatasorangperseorangandanpelakuusaha. (4) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacaradanbentukperan masyarakatdalam penataanruangsebagaimanadimaksud padaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. 33. KetentuanPasal69diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal69 (1) Setiap orang yang dalam melakukan usaha dan/atau kegiatannya memanfaatkan ruang yang telah ditetapkan tanpamemilikipersetujuankesesuaianpemanfaatanruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal61 huruf a yang mengakibatkan perubahan fungsiruang,dipidana dengan pidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandendapaling banyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah). (2) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksud padaayat(1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakanbarang,pelakudipidanadenganpidanapenjara paling lama 4 (empat)tahun dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00(duamiliarlimaratusjutarupiah). (3) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksud padaayat(1) mengakibatkan kematian orang,pelaku dipidana dengan pidanapenjarapalinglama15(limabelas)tahundandenda palingbanyakRp8.000.000.000,00(delapanmiliarrupiah). 33. KetentuanPasal70diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal70 (1) Setiaporangyangmemanfaatkanruangtidaksesuaidengan Persetujuan Kesesuaian Tata Ruang daripejabatyang berwenangsebagaimanadimaksuddalam Pasal61hurufb yang mengakibatkan perubahan fungsiruang,dipidana denganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundandenda palingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah). (2) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakanbarang,pelakudipidanadenganpidanapenjara paling lama 4 (empat)tahun dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00(duamiliarlimaratusjutarupiah). (3) Jikatindakpidanasebagaimanadimaksudpadaayat(1) mengakibatkan kematian orang,pelaku dipidana dengan pidanapenjarapalinglama15(limabelas)tahunataudenda palingbanyakRp8.000.000.000,00(delapanmiliarrupiah).
  • 25. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 25 34. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal71 Setiap orang yang tidak mematuhiketentuan yang ditetapkan dalam persyaratanpersetujuankesesuaiankegiatanpemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal61 hurufc yang mengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadenganpidana penjara paling lama 3 (tiga)tahun dan denda paling banyak Rp1000.000.000,00(satumiliarrupiah). 35. KetentuanPasal72dihapus. 36. KetentuanPasal74diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal74 (1) Dalam haltindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal69,Pasal70,Pasal71,danPasal72dilakukanoleh suatukorporasi,selainpidanapenjaradandendaterhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasiberupa pidana denda dengan pemberatan 1/3 (sepertiga)kalidaripidanadendasebagaimanadimaksud dalamPasal69,Pasal70,Pasal71,danPasal72. (2) Selainpidanadendasebagaimanadimaksudpadaayat(1), korporasidapatdijatuhipidanatambahanberupa: a.pencabutanperizinanberusaha;dan/atau b.pencabutanstatusbadanhukum. 37. KetentuanPasal75diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal75 (1) Setiaporangyangmenderitakerugianakibattindakpidana sebagaimanadimaksuddalam Pasal69,Pasal70,Pasal71, danPasal72,dapatmenuntutgantikerugiansecaraperdata kepadapelakutindakpidana. (2) Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilaksanakansesuaidenganhukum acaraperdata. Pasal18 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor27 Tahun 2007 tentangPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil(Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor84,TambahanLembaranNegara RepublikIndonesiaNomor4739)sebagaimanatelahdiubahdengan Undang-UndangNomor1Tahun2014tentangPerubahanAtasUndang- UndangNomor27Tahun2007tentangPengelolaanWilayahPesisirdan Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5490)diubah: 1. KetentuanPasal1angka14danangka17diubah,angka18dan angka 18A dihapus,serta diantara angka 14 dan angka 15,
  • 26. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 26 disisipkan1(satu)angkabaruyaituangka14AsehinggaPasal1 berbunyisebagaiberikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Keciladalah suatu pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengawasan,danpengendaliansumberdayapesisirdanpulau- pulaukecilyangdilakukanolehPemerintahdanPemerintah Daerah,antarsektor,antaraekosistem daratdanlaut,serta antarailmupengetahuandanmanajemenuntukmeningkatkan kesejahteraanrakyat. 2. WilayahPesisiradalahdaerahperalihanantaraEkosistemdarat danlautyangdipengaruhiolehperubahandidaratdanlaut. 3. PulauKeciladalahpulaudenganluaslebihkecilatausama dengan 2.000 Km2 (dua ribu kilo meterpersegi)beserta kesatuanEkosistemnya. 4. SumberDayaPesisirdanPulau-PulauKeciladalahsumberdaya hayati,sumberdayanonhayati;sumberdayabuatan,danjasa- jasalingkungan;sumberdayahayatimeliputiikan,terumbu karang,padanglamun,mangrovedanbiotalautlain;sumber daya nonhayatimeliputipasir,airlaut,mineraldasarlaut; sumberdayabuatanmeliputiinfrastrukturlautyangterkait dengan kelautan dan perikanan,dan jasa-jasa lingkungan berupakeindahanalam,permukaandasarlauttempatinstalasi bawahairyangterkaitdengankelautandanperikananserta energigelombanglautyangterdapatdiWilayahPesisir. 5. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan,organismedannonorganismelainsertaprosesyang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,danproduktivitas. 6. Bioekoregionadalahbentangalam yangberadadidalam satu hamparankesatuanekologisyangditetapkanolehbatas-batas alam,sepertidaerahaliransungai,teluk,danarus. 7. PerairanPesisiradalahlautyangberbatasandengandaratan meliputiperairansejauh12(duabelas)millautdiukurdarigaris pantai,perairanyangmenghubungkanpantaidanpulau-pulau, estuari,teluk,perairandangkal,rawapayau,danlaguna. 8. KawasanadalahbagianWilayahPesisirdanPulau¬PulauKecil yang memilikifungsitertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteriakarakteristikfisik,biologi,sosial,danekonomiuntuk dipertahankankeberadaannya. 9. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dariWilayah Pesisiryangditetapkanperuntukkannyabagiberbagaisektor kegiatan. 10. KawasanStrategisNasionalTertentuadalahKawasanyang terkaitdengan kedaulatan negara,pengendalian lingkungan hidup,dan/atausituswarisandunia,yangpengembangannya diprioritaskanbagikepentingannasional. 11. Zonaadalahruangyangpenggunaannyadisepakatibersama
  • 27. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 27 antaraberbagaipemangkukepentingandantelahditetapkan statushukumnya. 12. Zonasiadalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruangmelaluipenetapanbatas-batasfungsionalsesuaidengan potensisumberdayadandayadukungsertaproses-proses ekologis yang berlangsung sebagaisatu kesatuan dalam Ekosistempesisir. 13. RencanaStrategisadalahrencanayangmemuatarahkebijakan lintas sektor untuk Kawasan perencanaan pembangunan melaluipenetapantujuan,sasarandanstrategiyangluas,serta target pelaksanaan dengan indikator yang tepat untuk memantaurencanatingkatnasional. 14. RencanaZonasiyangselanjutnyadisingkatRZadalahrencana yangmenentukanarahpenggunaansumberdayasetiapsatuan perencanaan disertaidengan penetapan strukturdan pola ruangpadaKawasanperencanaanyangmemuatkegiatanyang bolehdilakukandantidakbolehdilakukansertakegiatanyang hanyadapatdilakukansetelahmemperolehPerizinanBerusaha terkaitPemanfaatanLaut. 15. RencanaPengelolaanadalahrencanayangmemuatsusunan kerangka kebijakan,prosedur,dan tanggung jawab dalam rangka pengoordinasian pengambilan keputusan diantara berbagailembaga/instansipemerintahmengenaikesepakatan penggunaansumberdayaataukegiatanpembangunandizona yangditetapkan. 16. Rencana AksiPengelolaan adalah tindak lanjut rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecilyang memuattujuan,sasaran,anggaran,danjadwaluntuksatuatau beberapa tahun ke depan secara terkoordinasi untuk melaksanakanberbagaikegiatanyangdiperlukanolehinstansi Pemerintah,PemerintahDaerah,danpemangkukepentingan lainnyagunamencapaihasilpengelolaansumberdayapesisir danpulau-pulaukecildisetiapKawasanperencanaan. 17. Dihapus. 18. Dihapus. 18A.Dihapus. 19. KonservasiWilayahPesisirdanPulau-PulauKeciladalahupaya pelindungan,pelestarian,danpemanfaatanWilayahPesisirdan Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan,ketersediaan,dankesinambunganSumberDaya PesisirdanPulau-PulauKecildengantetapmemeliharadan meningkatkankualitasnilaidankeanekaragamannya. 20. KawasanKonservasidiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil adalahkawasanpesisirdanpulaupulaukecildengancirikhas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan Pengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecilsecaraberkelanjutan. 21. Sempadan Pantaiadalah daratan sepanjang tepian yang lebarnyaproporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai, minimal100(seratus)meterdarititikpasangtertinggikearah
  • 28. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 28 darat. 22. RehabilitasiSumberDayaPesisirdanPulau-PulauKeciladalah proses pemulihan dan perbaikan kondisiEkosistem atau populasiyang telah rusakwalaupun hasilnya berbeda dari kondisisemula. 23. ReklamasiadalahkegiatanyangdilakukanolehSetiapOrang dalam rangka meningkatkan manfaatsumberdaya lahan ditinjaudarisudutlingkungandansosialekonomidengancara pengurugan,pengeringanlahanataudrainase. 24. DayaDukungWilayahPesisirdanPulau-PulauKeciladalah kemampuan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Keciluntuk mendukungperikehidupanmanusiadanmakhlukhiduplain. 25. MitigasiBencana adalah upaya untuk mengurangirisiko bencana,baiksecarastrukturataufisikmelaluipembangunan fisikalamidan/ataubuatanmaupunnonstrukturataunonfisik melalui peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencanadiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil. 26. BencanaPesisiradalahkejadiankarenaperistiwaalam atau karenaperbuatanSetiapOrangyangmenimbulkanperubahan sifatfisikdan/atauhayatiPesisirdanmengakibatkankorban jiwa,harta,dan/ataukerusakandiWilayahPesisirdanPulau- PulauKecil. 27. Dampak Besaradalah terjadinya perubahan negatiffungsi lingkungandalam skalayangluasdanintensitaslamayang diakibatkanolehsuatuusahadan/ataukegiatandiWilayah PesisirdanPulauPulauKecil. 27A.Dampak Penting dan Cakupan yang Luas serta Bernilai Strategis adalah perubahan yang berpengaruh terhadap kondisibiofisik sepertiperubahan iklim,ekosistem,dan dampaksosialekonomimasyarakatbagikehidupangenerasi sekarangdangenerasiyangakandatang. 28. Pencemaran Pesisiradalah masuknya atau dimasukkannya makhlukhidup,zat,energi,dan/ataukomponenlainkedalam lingkungan Pesisir akibat adanya kegiatan Setiap Orang sehinggakualitasPesisirturunsampaiketingkattertentuyang menyebabkanlingkunganPesisirtidakdapatberfungsisesuai denganperuntukannya. 29. Akreditasiadalahprosedurpengakuansuatukegiatanyang secara konsisten telah memenuhistandar baku sistem Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecilyang meliputipenilaian,penghargaan,daninsentifterhadapprogram pengelolaanyangdilakukanolehMasyarakatsecarasukarela. 30. PemangkuKepentinganUtamaadalahparapenggunaSumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai kepentingan langsung dalam mengoptimalkan pemanfaatan SumberDayaPesisirdanPulau-PulauKecil,sepertinelayan tradisional,nelayanmodern,pembudidayaikan,pengusaha pariwisata,pengusahaperikanan,danMasyarakat. 31. PemberdayaanMasyarakatadalahupayapemberianfasilitas,
  • 29. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 29 dorongan,atau bantuan kepada Masyarakatdan nelayan tradisionalagarmampumenentukanpilihanyangterbaikdalam memanfaatkan SumberDaya Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil secaralestari. 32. MasyarakatadalahmasyarakatyangterdiriatasMasyarakat Hukum Adat,MasyarakatLokal,danMasyarakatTradisional yangbermukimdiwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil. 33. MasyarakatHukum Adatadalah sekelompok orang yang secaraturun-temurunbermukimdiwilayahgeografistertentudi Negara Kesatuan RepublikIndonesia karena adanya ikatan padaasalusulleluhur,hubunganyangkuatdengantanah, wilayah,sumberdayaalam,memilikipranatapemerintahan adat,dan tatanan hukum adatdiwilayah adatnya sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangan. 34. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankantatakehidupansehari-hariberdasarkankebiasaan yangsudahditerimasebagainilai-nilaiyangberlakuumum, tetapitidaksepenuhnyabergantungpadaSumberDayaPesisir danPulau-PulauKeciltertentu. 35. Masyarakat Tradisional adalah Masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukankegiatanpenangkapanikanataukegiatanlainnya yang sah didaerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauansesuaidengankaidahhukumlautinternasional. 36. KearifanLokaladalahnilai-nilailuhuryangmasihberlakudalam tatakehidupanMasyarakat. 37. GugatanPerwakilanadalahgugatanyangberupahakkelompok kecilMasyarakatuntukbertindakmewakiliMasyarakatdalam jumlahbesardalam upayamengajukantuntutanberdasarkan kesamaan permasalahan,fakta hukum,dan tuntutan ganti kerugian. 38. SetiapOrangadalahorangperseoranganataukorporasi,baik yangberbadanhukummaupunyangtidakberbadanhukum. 39. Dewan Perwakilan Rakyat,selanjutnya disebutDPR,adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945. 40. Pemerintah Pusat,selanjutnya disebutPemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara RepublikIndonesiaTahun1945. 41. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahan daerah. 42. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahanolehPemerintahDaerahdanDewanPerwakilan RakyatDaerahmenurutasasotonomidantugaspembantuan dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
  • 30. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 30 dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun1945. 43. MitraBahariadalahjejaringpemangkukepentingandibidang Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecildalam penguatan kapasitas sumber daya manusia, lembaga, pendidikan,penyuluhan,pendampingan,pelatihan,penelitian terapan,danpengembanganrekomendasikebijakan. 44. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandibidangkelautandanperikanan. 2. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal7 (1) PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau KecilsebagaimanadimaksuddalamPasal5,terdiriatas: a. RencanaZonasiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil yangselanjutnyadisebutdenganRZWP-3-K; b. Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnyadisebutdenganRZKSN;dan c. Rencana ZonasiKawasan Strategis NasionalTertentu yangselanjutnyadisebutdenganRZKSNT. (2) Batas wilayah perencanaan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufa,RZ KSN sebagaimana dimaksudpadaayat(1)hurufb,danRZKSNTsebagaimana dimaksudpadaayat(1)hurufcditetapkanolehPemerintah Pusat. (3) JangkawaktuberlakunyaPerencanaanPengelolaanWilayah PesisirdanPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksudpada ayat(1)selama20 (duapuluh)tahundandapatditinjau kembalisetiap5(lima)tahun. (4) PeninjauankembaliPerencanaanPengelolaanWilayahPesisir danPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksudpadaayat(3) dapatdilakukanlebihdari1(satu)kalidalam periode5(lima) tahunapabilaterjadiperubahanlingkunganstrategisberupa: a. bencana alam yang ditetapkan dengan Peraturan Perundangundangan; b. perubahanbatasteritorialnegarayangditetapkandengan undang-undang; c. perubahanbataswilayahdaerahyangditetapkandengan undang-undang;dan d. perubahankebijakannasionalyangbersifatstrategis. (5) RZKSNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbdanRZ KSNT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkandenganPeraturanPresiden. (6) PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau Kecilsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukandengan melibatkanmasyarakat. 3. DiantaraPasal7dan8disisipkan3(tiga)pasalyakni: a. Pasal7Ayangberbunyisebagaiberikut:
  • 31. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 31 Pasal7A (1) RZWP-3-KsebagaimanadimaksuddalamPasal7ayat(1) hurufadiintegrasikankedalam RencanaTataRuang WilayahProvinsi. (2) RZKSNsebagaimanadimaksuddalam Pasal7ayat(1) hurufbdiintegrasikankedalam RencanaTataRuang KawasanStrategisNasional. (3) RZKSNTsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufc diserasikan,diselaraskan,dan diseimbangkan dengan rencana tata ruang, rencana zonasi kawasan antarwilayah,danrencanatataruanglaut. (4) Dalam halRZWP-3-Ksebagaimanadimaksudpadaayat (1)sudahditetapkan,pengintegrasiandilakukanpada saatpeninjauankembaliRencanaTataRuangWilayah Provinsi. (5) Dalam halRZKSNsebagaimanadimaksudpadaayat(2) sudahditetapkan,pengintegrasiandilakukanpadasaat peninjauan kembaliRencana Tata Ruang Kawasan StrategisNasional. b. Pasal7Byangberbunyisebagaiberikut: Pasal7B PerencanaanPengelolaanWilayahPesisirdanPulau-Pulau Kecilsebagaimana dimaksud dalam Pasal7 ayat (1) dilakukandenganmempertimbangkan: a. keserasian,keselarasan,dankeseimbangandengandaya dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan,dimensiruangdanwaktu,dimensiteknologi dansosialbudaya,sertafungsipertahanandankeamanan; b. keterpaduan pemanfaatan berbagaijenis sumberdaya, fungsi,estetikalingkungan,dankualitasruangperairandan sumberdayapesisirdanpulau-pulaukecil;dan c. kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses Masyarakat dalam pemanfaatan ruang perairan dan sumberdayapesisirdanpulau-pulaukecilyangmempunyai fungsisosialdanekonomi. c. Pasal7Cyangberbunyisebagaiberikut: Pasal7C KetentuanlebihlanjutmengenaiPerencanaanPengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecilsebagaimanadimaksud dalam Pasal7,Pasal7A,dan Pasal7B diaturdengan PeraturanPemerintah. 4. KetentuanPasal8dihapus. 5. KetentuanPasal9dihapus. 6. KetentuanPasal10dihapus.
  • 32. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 32 7. KetentuanPasal11dihapus. 8. KetentuanPasal12dihapus. 9. KetentuanPasal13dihapus. 10. KetentuanPasal14dihapus. 11. KetentuanPasal16diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal16 (1) PemanfaatanruangdariPerairanPesisirwajibsesuaidengan rencanatataruangdan/ataurencanazonasi. (2) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari PerairanPesisirsebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajib memenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut dariPemerintahPusat. 12. DiantaraPasal16danPasal17disisipkansatupasalyakniPasal 16Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal16A SetiapOrangyangmemanfaatkanruangdariperairanyangtidak memiliki Perizinan Berusaha terkait Pemanfaatan di Laut sebagaimanadimaksuddalam Pasal16ayat(2),dikenaisanksi administratif. 13. KetentuanPasal17diubahsehinggaberunyisebagaiberikut: Pasal17 (1) PemberianPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib mempertimbangkankelestarianEkosistem perairanpesisir, Masyarakat,nelayantradisional,kepentingannasional,dan haklintasdamaibagikapalasing. (2) PerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLauttidakdapat diberikanpadazonaintidikawasankonservasi. 14. DiantaraPasal17danPasal18disisipkan1(satu)pasalyakni Pasal17Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal17A (1) Dalam halterdapatkebijakannasionalyangbersifatstrategis yangbelumterdapatdalamalokasiruangdan/ataupolaruang dalam rencanatataruangdan/ataurencanazonasi,Perizinan BerusahaterkaitPemanfaatandiLautsebagaimanadimaksud dalam Pasal16ayat(1)diberikanolehPemerintahPusat berdasarkanrencanatataruangwilayahnasionaldan/atau rencanatataruanglaut. (2) Dalam halterdapatkebijakannasionalyangbersifatstrategis tetapirencanatataruangdan/ataurencanazonasibelum ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, PerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLautsebagaimana
  • 33. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 33 dimaksuddalam Pasal16ayat(1)diberikanolehPemerintah Pusatberdasarkan rencana tata ruang wilayah nasional dan/ataurencanatataruanglaut. (3) Dalam hal terdapat perubahan ketentuan peraturan perundangan-undanganyangmenjadiacuandalampenetapan lokasiuntuk kebijakan nasionalyang bersifat strategis sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2),lokasi untuk kebijakan nasionalyang bersifatstrategis tersebut dalam rencana tata ruang lautdan/atau rencana zonasi dilaksanakansesuaidenganperubahanketentuanperaturan perundang-undangan. 15. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal18 Dalam halpemegangPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandi Lautsebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat(1)tidak merealisasikankegiatannyadalamjangkawaktupalinglama2(dua) tahun sejak Perizinan Berusaha terkaitPemanfaatan diLaut diterbitkan, dikenai sanksi administratif berupa pencabutan perizinanberusahanya. 16. KetentuanPasal19diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal19 (1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumberdaya PerairanPesisirdanperairanpulau-pulaukeciluntukkegiatan: a.produksigaram; b.biofarmakologilaut; c.bioteknologilaut; d.pemanfaatanairlautselainenergi; e.wisatabahari; f.pemasanganpipadankabelbawahlaut;dan/atau g.pengangkatan benda muatan kapaltenggelam,wajib memilikiPerizinanBerusaha. (2) Perizinan Berusaha untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksudpadaayat(1)diberikansesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangan. (3) Dalam halterdapatkegiatan pemanfaatan sumberdaya PerairanPesisirdanperairanpulau-pulaukecilyangbelum diaturberdasarkanketentuansebagaimanadimaksudpada ayat(1)danayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah. 17. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal20 (1) Pemerintah Pusatwajib memfasilitasiPerizinan Berusaha terkaitPemanfaatandiLautkepadaMasyarakatLokaldan MasyarakatTradisional. (2) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional,yang melakukan pemanfaatan sumber daya
  • 34. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 34 perairanpesisir,untukpemenuhankebutuhanhidupsehari-hari. 18. KetentuanPasal22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22 (1) KewajibanmemenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatan diLautsebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat(1) dikecualikanbagiMasyarakatHukum Adatdiwilayahkelola MasyarakatHukumAdat. (2) MasyarakatHukumAdatsebagaimanadimaksudpadaayat(1) ditetapkanpengakuannyasesuaidenganketentuanperaturan perundang-undangan. 19. KetentuanPasal22Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22A (1) PerizinanBerusahasebagaimanadimaksuddalam Pasal16 diberikankepada: a.orangperseoranganwarganegaraIndonesia; b.korporasiyangdidirikanberdasarkanhukumIndonesia; c.koperasiyangdibentukolehMasyarakat;atau d.MasyarakatLokal. (2) Pemanfaatan ruang perairan pesisiryang dilakukan oleh instansipemerintah dan tidak termasuk dalam kebijakan nasionalyang bersifatstrategis diberikan dalam bentuk konfirmasikesesuaianruanglaut. 20. KetentuanPasal22Bdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22B OrangperseoranganwargaNegaraIndonesiaataukorporasiyang didirikanberdasarkanhukumIndonesiadankoperasiyangdibentuk oleh Masyarakat yang mengajukan pemanfaatan laut wajib memenuhiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandilautdari PemerintahPusat. 21. KetentuanPasal22Cdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal22C Ketentuan lebih lanjut mengenaiPerizinan Berusaha terkait PemanfaatandilautdiaturdenganPeraturanPemerintah. 22. KetentuanPasal26Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal26A Dalam rangkapenanamanmodalasing,pemanfaatanpulau-pulau kecildanpemanfaatanperairandisekitarnyaharusmemenuhi Perizinan Berusaha dariPemerintah Pusatdan sesuaidengan ketentuanperaturanperundang-undangandibidangpenanaman modal. 23. DiantaraPasal26AdanPasal27disispkansatupasalyakniPasal 26Byangberbunyisebagaiberikut:
  • 35. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 35 Pasal26B Setiap Orang yang tidak memilikiPerizinan Berusaha dalam memanfaatkan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan disekitarnyadalam rangkapenanamanmodalasingsebagaimana dimaksuddalamPasal26Aayat(1)dikenaisanksiadministratif. 24. KetentuanPasal50diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal50 PemerintahPusatatauPemerintahDaerahsesuaikewenangannya memberikan dan mencabut Perizinan Berusaha terkait PemanfaatandiLautdiwilayahPerairanPesisir. 25. KetentuanPasal51diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal51 (1) PemerintahPusatberwenangmenetapkanperubahanstatus zonaintipadaKawasanKonservasiNasional. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaiperubahanstatuszonainti sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 26. KetentuanPasal60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal60 (1) Dalam PengelolaanWilayahPesisirdanPulauPulauKecil, Masyarakatmempunyaihakuntuk: a. memperolehaksesterhadapbagianPerairanPesisiryang sudahmendapatPerizinanBerusahaterkaitpemanfaatan dilaut; b. mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara tradisionalkedalamRZWP-3-K; c. mengusulkanwilayahkelolaMasyarakatHukum Adatke dalamRZWP-3-K; d. melakukan kegiatan pengelolaan SumberDaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecilberdasarkan hukum adatyang berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan; e. memperoleh manfaat atas pelaksanaan Pengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil; f. memperoleh informasiberkenaan dengan Pengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil; g. mengajukanlaporandanpengaduankepadapihakyang berwenang atas kerugian yang menimpa dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengelolaan Wilayah PesisirdanPulau-PulauKecil; h. menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yangsudahdiumumkandalamjangkawaktutertentu; i. melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan pencemaran,pencemaran,dan/atauperusakanWilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya;
  • 36. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 36 j. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagaimasalahWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil yangmerugikankehidupannya; k. memperolehgantirugi;dan l. mendapatpendampingandanbantuanhukum terhadap permasalahanyangdihadapidalam PengelolaanWilayah PesisirdanPulau-PulauKecilsesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangan. (2) Masyarakatdalam PengelolaanWilayahPesisirdanPulau- PulauKecilberkewajiban: a. memberikan informasiberkenaan dengan Pengelolaan WilayahPesisirdanPulau-PulauKecil; b. menjaga,melindungi,danmemeliharakelestarianWilayah PesisirdanPulau-PulauKecil; c. menyampaikanlaporanterjadinyabahaya,pencemaran, dan/ataukerusakanlingkungandiWilayahPesisirdan Pulau-PulauKecil; d. memantau pelaksanaan rencana Pengelolaan Wilayah PesisirdanPulau-PulauKecil;dan/atau e. melaksanakanprogram PengelolaanWilayahPesisirdan Pulau-PulauKecilyangdisepakatiditingkatdesa. 27. KetentuanPasal71diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal71 Pemanfaatanruangperairandansumberdayapesisirdanpulau- pulau kecilyang tidak memenuhiPerizinan Berusaha terkait PemanfaatandiLautyangdiberikansebagaimanadimaksuddalam Pasal16ayat(2)dikenaisanksiadministratif. 28. DiantaraPasal71dan72disisipkan1(satu)pasalyakniPasal71A yangberbunyisebagaiberikut: Pasal71A (1) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam Pasal16A, Pasal26B,danPasal71dapatberupa: a. peringatantertulis; b. penghentian sementarakegiatan; c. penutupanlokasi; d. pencabutanPerizinanBerusaha; e. pembatalanPerizinanBerusaha;dan/atau f. dendaadministratif. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(2)diaturdenganPeraturanPemerintah. 29. DiantaraPasal73dan74disisipkan1(satu)pasalyakniPasal73A yangberbunyisebagaiberikut: Pasal73A Setiap Orang yang memanfaatkan pulau kecildalam rangka
  • 37. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 37 penanamanmodalasingyangtidakmemilikiPerizinanBerusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1) yang mengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadenganpidana penjarapalinglama4(empat)tahundandendapalingbanyak Rp2.000.000.000,00(duamiliarrupiah). 30. KetentuanPasal75diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal75 SetiapOrangyangmemanfaatkanruangdariperairanyangtidak memiliki Perizinan Berusaha terkait Pemanfaatan di Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) yang mengakibatkanperubahanfungsiruang,,dipidanadenganpidana penjara paling lama 3 (tiga)tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00(limaratusjutarupiah). 31. KetentuanPasal75Adihapus. 32. KetentuanPasal78Adiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal78A KawasankonservasidiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecilyang telahditetapkanmelaluiperaturanperundang-undangansebelum Undang-UndangtentangCiptaKerjainiberlakuadalahmenjadi kewenanganPemerintahPusat. Pasal19 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor32 Tahun 2014 tentangKelautan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor294, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5603)diubah: 1. KetentuanPasal1angka9danangka12diubahsehinggaPasal1 berbunyisebagaiberikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Lautadalahruangperairandimukabumiyangmenghubungkan daratandengandaratandanbentuk-bentukalamiahlainnya, yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap unsur terkait,dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan hukum internasional. 2. KelautanadalahhalyangberhubungandenganLautdan/atau kegiatandiwilayahLautyangmeliputidasarLautdantanahdi bawahnya,kolom airdanpermukaanLaut,termasukwilayah pesisirdanpulau-pulaukecil. 3. Pulauadalahwilayahdaratanyangterbentuksecaraalamiah yangdikelilingiairdanberadadiataspermukaanairpada waktuairpasang. 4. Kepulauanadalahsuatugugusanpulau,termasukbagianpulau danperairandiantarapulau-pulautersebut,danlain-lainwujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian erat
  • 38. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 38 sehinggapulau-pulau,perairan,danwujudalamiahlainnyaitu merupakansatukesatuangeografi,ekonomi,pertahanan,dan keamanansertapolitikyanghakikiatauyangsecarahistoris dianggapsebagaidemikian. 5. NegaraKepulauanadalahnegarayangseluruhnyaterdiriatas satuataulebihkepulauandandapatmencakuppulau-pulaulain. 6. PembangunanKelautanadalahpembangunanyangmemberi arahandalam pendayagunaansumberdayaKelautanuntuk mewujudkanpertumbuhanekonomi,pemerataankesejahteraan, danketerpeliharaandayadukungekosistempesisirdanLaut. 7. SumberDayaKelautanadalahsumberdayaLaut,baikyang dapatdiperbaharuimaupunyangtidakdapatdiperbaharuiyang memilikikeunggulankomparatifdankompetitifsertadapat dipertahankandalamjangkapanjang. 8. Pengelolaan Kelautan adalah penyelenggaraan kegiatan, penyediaan,pengusahaan,dan pemanfaatan SumberDaya KelautansertakonservasiLaut. 9. PengelolaanRuang Lautadalahperencanaan,pemanfaatan, pengawasan,danpengendalianruanglautyangmerupakan bagianintegraldaripengelolaantataruang. 10. Pelindungan Lingkungan Lautadalah upaya sistematisdan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan SumberDaya Kelautan dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakanlingkungandiLautyangmeliputikonservasiLaut, pengendalian pencemaran Laut,penanggulangan bencana Kelautan,pencegahandanpenanggulanganpencemaran,serta kerusakandanbencana. 11. PencemaranLautadalahmasukataudimasukkannyamakhluk hidup,zat,energi,dan/ataukomponenlainkedalamlingkungan Lautolehkegiatanmanusiasehinggamelampauibakumutu lingkunganLautyangtelahditetapkan. 12. PemerintahPusatadalahPresidenRepublikIndonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh wakilPresiden dan menteri sebagaimanadimaksuddalam Undang-UndangDasarNegara RepublikIndonesiaTahun1945. 13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaanurusanpemerintahanyangmenjadikewenangan daerahotonom. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandibidangKelautan. 2. KetentuanPasal32diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal32 (1) Dalam rangka keselamatan pelayaran semua bentuk bangunandaninstalasidiLauttidakmengganggu,baikAlur PelayaranmaupunAlurLautKepulauanIndonesia. (2) Area operasidaribangunan dan instalasidiLauttidak
  • 39. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 39 melebihidaerahkeselamatanyangtelahditentukan. (3) Penggunaanareaoperasionaldaribangunandaninstalasidi Lautyangmelebihidaerahkeselamatanyangtelahditentukan sebagaimanadimaksudpadaayat(2)harusmendapatkan persetujuandaripihakyangberwenang. (4) Pendirian dan/atau penempatan bangunan Laut wajib mempertimbangkan kelestarian sumberdaya pesisirdan pulau-pulaukecil. (5) Ketentuan lebih lanjutmengenaikriteria,persyaratan,dan mekanismependiriandan/ataupenempatanbangunandiLaut diaturdenganPeraturanPemerintah. 3. KetentuanPasal42diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal42 (1) Pengelolaanruanglautdilakukanuntuk: a. melindungisumberdayadanlingkungandenganberdasar padadayadukunglingkungandankearifanlokal; b. memanfaatkanpotensisumberdayadan/ataukegiatandi wilayahLautyangberskalanasionaldaninternasional; dan c. mengembangkan kawasan potensial menjadi pusat kegiatanproduksi,distribusi,danjasa. (2) Pengelolaanruanglautmeliputiperencanaan,pemanfaatan, pengawasan,danpengendalianruanglautyangmerupakan bagianintegraldaripengelolaantataruang. (3) Pengelolaanruanglautsebagaimanadimaksudpadaayat(2) dilaksanakan dengan berdasarkan karakteristik Negara KesatuanRepublikIndonesiasebagainegarakepulauandan mempertimbangkan potensisumberdaya dan lingkungan Kelautan. 4. KetentuanPasal43diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal43 (1) Perencanaanruanglautsebagaimanadimaksuddalam Pasal 42ayat(2)meliputi: a. perencanaantataruanglautnasional; b. perencanaanzonasiwilayahpesisirdanpulau-pulaukecil; dan c. perencanaanzonasikawasanlaut. (2) Perencanaantataruanglautnasionalsebagaimanadimaksud padaayat(1)hurufamerupakanprosesperencanaanuntuk menghasilkan rencana tata ruang laut nasional yang diintegrasikan ke dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional. (3) Perencanaan zonasiwilayah pesisirdan pulau-pulau kecil sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbdilaksanakan sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. (4) Perencanaanzonasikawasanlautsebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan perencanaan untuk
  • 40. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 40 menghasilkan rencana zonasikawasan strategisnasional, rencana zonasikawasan strategis nasionaltertentu,dan rencanazonasikawasanantarwilayah. (5) Rencanazonasikawasanstrategisnasionaldiintegrasikanke dalamrencanatataruangkawasanstrategisnasional. (6) Dalam halperencanaantataruanglautnasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sudah ditetapkan, pengintegrasian dilakukan pada saatpeninjauan kembali RencanaTataRuangWilayahNasional. (7) Dalam halrencana zonasikawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(4)sudah ditetapkan, pengintegrasian dilakukan pada saatpeninjauan kembali rencanatataruangkawasanstrategisnasional. (8) Ketentuan lebih lanjutmengenaiperencanaan ruang laut sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturan Pemerintah. 5. DiantaraPasal43danPasal44disipkan1(satu)pasalyakniPasal 43Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal43A (1) Perencanaanruanglautsebagaimanadimaksuddalam Pasal 43ayat(1)dilakukansecaraberjenjangdankomplementer. (2) Penyusunanperencanaanruanglautyangdilakukansecara berjenjangdankomplementersebagaimanadimaksudpada ayat(1)merupakanprosespenyusunanantara: a. rencanatataruanglaut; b. RZKAW,RZKSN,danRZKSNT;dan c. RZWP-3-K. (3) Perencanaanruanglautsecaraberjenjangdilakukandengan cararencanatataruanglautsebagaimanadimaksudpada ayat(2)hurufadijadikanacuandalam penyusunanRZKAW, RZKSN,RZKSNT,dan RZWP-3-K. (4) RZKAW,RZKSNdanRZKSNTsebagaimanadimaksudpada ayat(2)hurufbmenjadiacuanbagipenyusunanRZWP-3-K. (5) Perencanaanruanglautsecarakomplementersebagaimana dimaksucdpadaayat(1)merupakanpenataanRencanaTata Ruang Laut,RZ KAW,RZKSN,RZ KSNT,dan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun saling melengkapisatusamalaindan bersinergisehinggatidak terjaditumpangtindihpengaturan. 6. KetentuanPasal47diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal47 (1) SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara menetap diwilayah perairan dan wilayah yurisdiksiwajib memilikiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut. (2) Perizinan Berusaha terkaitPemanfaatan diLautdilakukan sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
  • 41. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 41 (3) SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara menetapdiwilayahperairandanwilayahyurisdiksiyangtidak sesuaidenganPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatandiLaut yangdiberikandikenaisanksiadministratif. (4) KetentuanmengenaiPerizinanBerusahaterkaitPemanfaatan diLautyangberadadiwilayahperairandanwilayahyurisdiksi sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dantatacarapengenaan sanksiadministratifsebagaimana dimaksud pada ayat(3) diaturdenganPeraturanPemerintah. (DitambahnormapengecualianbagiPasal47ayat(1)bagimasyarakat yangmelakukanpemanfaatandiLautuntukmemenuhikebutuhansehari- hari) 7. DiantaraPasal47danPasal48ditambah1(satu)pasalyakni Pasal47Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal47A (1) Perizinan Berusaha Pemanfaatan di Laut sebagaimana dimaksuddalam Pasal47diberikanberdasarkanrencanatata ruangdan/ataurencanazonasi. (2) Perizinan Berusaha Pemanfaatan di Laut sebagaimana dimaksudpadaayat(1)diberikanuntukkegiatan: a. biofarmakologilaut; b. bioteknologilaut; c. pemanfaatanairlautselainenergi; d. wisatabahari; e. pengangkatanbendamuatankapaltenggelam f. telekomunikasi; g. instalasiketenagalistrikan; h. perikanan; i. perhubungan; j. kegiatanusahaminyakdangasbumi; k. kegiatanusahapertambanganmineraldanbatubara; l. pengumpulandatadanpenelitian; m. pertahanandankeamanan; n. penyediaansumberdayaair; o. pulaubuatan; p. dumping; q. mitigasibencana;dan r. kegiatanpemanfaatanruanglautlainnya. (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaikegiatanpemanfaatanruang lautsebagaimana dimaksud dalam ayat(2)diaturdengan PeraturanPemerintah. 8. KetentuanPasal48diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal48 Setiaporangyangmelakukanpemanfaatansumberdayakelautan sesuaidenganrencanatataruangdan/ataurencanazonasidapat diberiinsentifsesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
  • 42. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 42 undangan. 9. KetentuanPasal49diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal49 SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara menetap yang tidak memiliki Perizinan Berusaha terkait PemanfaatandiLautsebagaimanadimaksuddalam Pasal47ayat (1)dikenaisanksiadministratif. 10. DiantaraPasal49danPasal50disisipkanduapasalyakniPasal 49AdanPasal49Byangberbunyisebagaiberikut: Pasal49A (1) Sanksiadministratifsebagaimanadimaksuddalam Pasal49 dapatberupa: a. peringatantertulis; b. penghentiansementarakegiatan; c. penutupanlokasi; d. pembongkaranbangunan;dan/atau e. dendaadministratif. (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaikriteria,jenis,besarandenda, dantatacarapengenaansanksiadministratifsebagaimana dimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah. Pasal49B SetiaporangyangmelakukanpemanfaatanruangLautsecara menetap yang tidak memiliki Perizinan Berusaha terkait PemanfaatanDiLautsebagaimanadimaksuddalam Pasal47ayat (1)yangmengakibatkanperubahanfungsiruang,dipidanadengan pidanapenjarapalinglama6(enam)tahundanpidanadenda palingbanyakRp20.000.000.000,00(duapuluhmiliarrupiah). Pasal20 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor4 Tahun 2011 tentang InformasiGeospasial(Lembaran NegaraRepublikIndonesia Nomor49,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5214) diubah: 1. KetentuanPasal1angka12,angka13,danangka14dihapus sehinggaPasal1berbunyisebagaiberikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Spasialadalahaspekkeruangansuatuobjekataukejadianyang mencakuplokasi,letak,danposisinya. 2. Geospasialatauruangkebumianadalahaspekkeruanganyang menunjukkanlokasi,letak,danposisisuatuobjekataukejadian yangberadadibawah,pada,ataudiataspermukaanbumiyang dinyatakandalamsistemkoordinattertentu. 3. DataGeospasialyangselanjutnyadisingkatDG adalahdata tentang lokasigeografis,dimensiatau ukuran,dan/atau
  • 43. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 43 karakteristikobjekalam dan/ataubuatanmanusiayangberada dibawah,pada,ataudiataspermukaanbumi. 4. InformasiGeospasialyangselanjutnyadisingkatIGadalahDG yang sudah diolah sehingga dapatdigunakan sebagaialat bantudalam perumusankebijakan,pengambilankeputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruangkebumian. 5. InformasiGeospasialDasaryang selanjutnyadisingkatIGD adalahIGyangberisitentangobjekyangdapatdilihatsecara langsungataudiukurdarikenampakanfisikdimukabumidan yangtidakberubahdalamwaktuyangrelatiflama. 6. InformasiGeospasialTematikyangselanjutnyadisingkatIGT adalahIGyangmenggambarkansatuataulebihtematertentu yangdibuatmengacupadaIGD. 7. Skalaadalahangkaperbandinganantarajarakdalam suatuIG denganjaraksebenarnyadimukabumi. 8. TitikKontrolGeodesiadalahposisidimukabumiyangditandai denganbentukfisiktertentuyangdijadikansebagaikerangka acuanposisiuntukIG. 9. JaringKontrolHorizontalNasionalyangselanjutnyadisingkat JKHN adalah sebaran titikkontrolgeodesihorizontalyang terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi. 10. Jaring KontrolVertikalNasionalyang selanjutnya disingkat JKVN adalah sebaran titik kontrolgeodesivertikalyang terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi. 11. JaringKontrolGayaberatNasionalyangselanjutnyadisingkat JKGN adalah sebaran titikkontrolgeodesigayaberatyang terhubungsatusamalaindalamsatukerangkareferensi. 12. PetaRupabumiIndonesiaadalahpetadasaryangmemberikan informasiyangmencakupwilayahdarat,pantaidanlaut. 13. Dihapus. 14. Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945. 15. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupatiatauwalikota,dan perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahan daerah. 16. Badan adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang mempunyaitugas,fungsi,dankewenanganyangmembidangi urusantertentudalamhalinibidangpenyelenggaraanIGD. 17. Instansi Pemerintah adalah kementerian dan lembaga pemerintahnonkementerian. 18. Setiaporangadalahorangperseorangan,kelompokorang,atau badanusaha. 19. BadanUsahaadalahbadanusahamiliknegara,badanusaha milikdaerah,ataubadanusahayangberbadanhukum. 2. KetentuanPasal7diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
  • 44. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 44 Pasal7 (1) Petadasarsebagaimanadimaksuddalam Pasal5hurufb terdiriatas: a. garispantai; b. hipsografi; c. perairan; d. namarupabumi; e. bataswilayah; f. transportasidanutilitas; g. bangunandanfasilitasumum;dan h. penutuplahan. (2) Petadasarsebagaimanadimaksudpadaayat(1)berupaPeta RupabumiIndonesia. (3) PetaRupabumiIndonesiasebagaimanadimaksudpadaayat (2)mencakup wilayah daratdan wilayah laut,termasuk wilayahpantai. 3. KetentuanPasal12dihapus. 4. KetentuanPasal13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal13 (1) Garispantaisebagaimanadimaksuddalam Pasal7hurufa merupakangarispertemuanantaradaratandenganlautan yangdipengaruhiolehpasangsurutairlaut. (2) Garispantaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)terdiriatas: a. garispantaipasangtertinggi; b. garispantaitinggimukaairlautrata-rata;dan c. garispantaisurutterendah. (3) Garispantaisebagaimanadimaksudpadaayat(1)ditentukan dengan mengacu padaJaringan KontrolVertikalNasional (JKVN). 5. KetentuanPasal17diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal17 (1) IGD diselenggarakansecarabertahapdansistematisuntuk seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia dan wilayahyurisdiksinya. (2) IGD sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dimutakhirkan secaraperiodikdalam jangkawaktutertentuatausewaktu- waktuapabiladiperlukan. (3) Pemuktahiran IGD sewaktu-waktu apabila diperlukan sebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukandalam hal terjadibencana alam,perang,pemekaran atau perubahan wilayahadministratif,ataukejadianlainnyayangberakibat berubahnyaunsurIGDsebagaimanadimaksuddalam Pasal5 sehingga mempengaruhi pola dan struktur kehidupan masyarakat. (4) IGDditetapkanolehPemerintahPusat. (5) Ketentuanlebihlanjutmengenainorma,standar,prosedur,
  • 45. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 45 kriteria,danjangkawaktupemutakhiranIGD diaturdengan PeraturanPemerintah. 6. KetentuanPasal18diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal18 (1) Peta RupabumiIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal7ayat(2)diselenggarakanpadaskala1:1.000,1:5.000, 1:25.000,1:50.000,1:250.000,1:1.000.000. (2) PetaRupabumiIndonesiaskala1:1.000diselenggarakanpada wilayahtertentusesuaidengankebutuhan. (3) PetaRupabumiIndonesiaselainpadaskalasebagaimana tercantum padaayat(1)dapatdiselenggarakanpadaskala lainsesuaidengankebutuhan. 7. DiantaraPasal22danPasal23disisipkan1(satu)pasalyakni Pasal22Ayangberbunyisebagaiberikut: Pasal22A (1) PenyelenggaraanIGDsebagaimanadimaksuddalam Pasal22 ayat (1) dapat dilakukan melalui kerja sama antara PemerintahPusatdenganbadanusahamiliknegara. (2) KetentuanlebihlanjutmengenaikerjasamaPemerintahPusat denganbadanusahamiliknegarasebagaimanadimaksud padaayat(1)diaturdenganPeraturanPresiden. 8. KetentuanPasal28diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal28 (1) Pengumpulan Data Geospasial harus memperoleh persetujuandariPemerintahPusatapabila: a. dilakukandidaerahterlarang; b. berpotensimenimbulkanbahaya;atau c. menggunakantenagaasingdanwahanamilikasingselain satelit. (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkanuntukmenjaminkeselamatandankeamanan bagipengumpuldatadanbagimasyarakat. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenaitata cara memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)diatur denganPeraturanPemerintah. 9. KetentuanPasal55diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal55 (1) PelaksanaanIGsebagaimanadimaksuddalam Pasal54yang dilakukanoleh: a. orangperseoranganwajibmemenuhikualifikasisebagai tenagaprofesionalyangtersertifikasidibidangIG; b. kelompok orang wajib memenuhi klasifikasi dan kualifikasisebagaipenyedia jasa dibidang IG serta memilikitenagaprofesionalyangtersertifikasidibidang
  • 46. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 46 IG;atau c. badanusahawajibmemenuhipersyaratanadministratif danpersyaratanteknis. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenaipelaksanaan IG yang dilaksanakanolehorangperseorangan,kelompokorang,dan badanusahasebagaimanadimaksudpadaayat(1)diatur denganPeraturanPemerintah. 10. KetentuanPasal56dihapus. Paragraf3 PersetujuanLingkungan Pasal21 Dalam rangka memberikan kemudahan bagipelaku usaha dalam memperoleh persetujuan lingkungan,Undang-Undang inimengubah, menghapus,atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan terkaitPerizinanBerusahayangdiaturdalam Undang-UndangNomor32 Tahun2009tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5059). Pasal22 Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor32 Tahun 2009 tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5059)diubah: 1. KetentuanPasal1angka11,angka12,angka35diubahsehingga Pasal1berbunyisebagaiberikut: Pasal1 DalamUndang-Undanginiyangdimaksuddengan: 1. Lingkunganhidupadalahkesatuanruangdengansemuabenda, daya,keadaan,danmakhlukhidup,termasukmanusiadan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsunganperikehidupan,dankesejahteraanmanusiaserta makhlukhiduplain. 2. Perlindungandanpengelolaanlingkunganhidupadalahupaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsilingkunganhidupdanmencegahterjadinyapencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,danpenegakanhukum. 3. Pembangunanberkelanjutanadalahupayasadardanterencana yangmemadukanaspeklingkunganhidup,sosial,danekonomi kedalam strategipembangunan untukmenjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,danmutuhidupgenerasimasakinidangenerasi masadepan.
  • 47. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 47 4. Rencanaperlindungandanpengelolaanlingkunganhidupyang selanjutnyadisingkatRPPLHadalahperencanaantertulisyang memuatpotensi,masalah lingkungan hidup,serta upaya perlindungandanpengelolaannyadalamkurunwaktutertentu. 5. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhidalam membentukkeseimbangan,stabilitas, danproduktivitaslingkunganhidup. 6. Pelestarianfungsilingkunganhidupadalahrangkaianupaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampunglingkunganhidup. 7. Dayadukunglingkunganhidupadalahkemampuanlingkungan hidupuntukmendukungperikehidupanmanusia,makhlukhidup lain,dankeseimbanganantarkeduanya. 8. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,energi,dan/atau komponenlainyangmasukataudimasukkankedalamnya, 9. Sumberdayaalam adalahunsurlingkunganhidupyangterdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhanmembentukkesatuanekosistem. 10. Kajianlingkunganhidupstrategisyangselanjutnyadisingkat KLHSadalahrangkaiananalisisyangsistematis,menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasidalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,rencana,dan/atauprogram. 11. Analisismengenaidampaklingkunganhidupyangselanjutnya disebutAmdaladalahKajianmengenaidampakpentingpada lingkunganhidupdarisuatuusahadan/ataukegiatanyang direncanakan,sebagaiprasyarat atau dasar pengambilan keputusantentangpenyelenggaraanusahadan/ataukegiatan sertatermuatdalam PerizinanBerusahaataupersetujuandari PemerintahPusat. 12. Upayapengelolaanlingkunganhidupdanupayapemantauan lingkunganhidup yang selanjutnyadisebutUKL-UPLadalah standardalam pengelolaandanpemantauanterhadapusaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampakpenting terhadap lingkunganhidupsertatermuatdalam PerizinanBerusahaatau persetujuandariPemerintahPusat. 13. Bakumutulingkunganhidupadalahukuranbatasataukadar makhlukhidup,zat,energi,ataukomponenyangadaatauharus adadan/atauunsurpencemaryangditenggangkeberadaannya dalam suatusumberdayatertentusebagaiunsurlingkungan hidup. 14. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannyamakhlukhidup,zat,energi,dan/ataukomponen lainkedalamlingkunganhidupolehkegiatanmanusiasehingga melampauibakumutulingkunganhidupyangtelahditetapkan. 15. Kriteriabakukerusakanlingkunganhidupadalahukuranbatas
  • 48. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 48 perubahansifatfisik,kimia,dan/atauhayatilingkunganhidup yangdapatditenggangolehlingkunganhidupuntukdapattetap melestarikanfungsinya. 16. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadapsifatfisik,kimia,dan/atauhayatilingkunganhidup sehinggamelampauikriteriabakukerusakanlingkunganhidup. 17. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atautidaklangsungterhadapsifatfisik,kimia,dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakanlingkunganhidup. 18. Konservasisumberdayaalamadalahpengelolaansumberdaya alam untukmenjaminpemanfaatannyasecarabijaksanaserta kesinambunganketersediaannyadengantetapmemeliharadan meningkatkankualitasnilaisertakeanekaragamannya. 19. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsungatautidaklangsungolehaktivitasmanusiasehingga menyebabkanperubahankomposisiatmosfirsecaraglobaldan selainitujugaberupaperubahanvariabilitasiklim alamiahyang teramatipadakurunwaktuyangdapatdibandingkan. 20. Limbahadalahsisasuatuusahadan/ataukegiatan. 21. BahanberbahayadanberacunyangselanjutnyadisingkatB3 adalahzat,energi,dan/ataukomponenlainyangkarenasifat, konsentrasi,dan/ataujumlahnya,baiksecaralangsungmaupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkunganhidup,dan/ataumembahayakanlingkunganhidup, kesehatan,sertakelangsunganhidupmanusiadanmakhluk hiduplain. 22. Limbahbahanberbahayadanberacunyangselanjutnyadisebut LimbahB3adalahsisasuatuusahadan/ataukegiatanyang mengandungB3. 23. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,pengolahan,dan/ataupenimbunan. 24. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan,dan/ataumemasukkanlimbahdan/ataubahan dalam jumlah,konsentrasi,waktu,danlokasitertentudengan persyaratantertentukemedialingkunganhiduptertentu. 25. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihakataulebihyangtimbuldarikegiatanyangberpotensi dan/atautelahberdampakpadalingkunganhidup. 26. Dampaklingkunganhidupadalahpengaruhperubahanpada lingkunganhidupyangdiakibatkanolehsuatuusahadan/atau kegiatan. 27. Organisasilingkungan hidup adalah kelompok orang yang terorganisasidanterbentukataskehendaksendiriyangtujuan dankegiatannyaberkaitandenganlingkunganhidup. 28. Auditlingkunganhidupadalahevaluasiyangdilakukanuntuk menilaiketaatanpenanggungjawabusahadan/ataukegiatan
  • 49. HasilTimus-Timsin,30September2020(Pasal1-41) 49 terhadappersyaratanhukum dankebijakanyangditetapkan olehpemerintah. 29. Ekoregionadalahwilayahgeografisyangmemilikikesamaan ciriiklim,tanah,air,flora,danfaunaasli,sertapolainteraksi manusiadenganalam yangmenggambarkanintegritassistem alamdanlingkunganhidup. 30. Kearifanlokaladalahnilai-nilailuhuryangberlakudalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungidan mengelolalingkunganhidupsecaralestari. 31. Masyarakathukum adatadalahkelompokmasyarakatyang secaraturuntemurunbermukim diwilayahgeografistertentu karenaadanyaikatanpadaasalusulleluhur,adanyahubungan yangkuatdenganlingkunganhidup,sertaadanyasistem nilai yangmenentukanpranataekonomi,politik,sosial,danhukum. 32. Setiaporangadalahorangperseoranganataubadanusaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 33. Instrumen ekonomilingkungan hidup adalah seperangkat kebijakanekonomiuntukmendorongPemerintah,pemerintah daerah,atausetiaporangkearahpelestarianfungsilingkungan hidup. 34. Ancaman serius adalah ancaman yang berdampak luas terhadap lingkungan hidup dan menimbulkan keresahan masyarakat. 35. Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan LingkunganHidupatauPernyataanKesanggupanPengelolaan LingkunganHidupyangtelahmendapatkanpersetujuandari PemerintahPusat. 36. PemerintahpusatyangselanjutnyadisebutPemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun1945. 37. PemerintahDaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikota,dan perangkatdaerah sebagaiunsurpenyelenggara pemerintah daerah. 38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup. 2. KetentuanPasal20diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal20 (1) Penentuanterjadinyapencemaranlingkunganhidupdiukur melaluibakumutulingkunganhidup. (2) Bakumutulingkunganhidupmeliputi: a. bakumutuair; b. bakumutuairlimbah; c. bakumutuairlaut; d. bakumutuudaraambien;