SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.38/Menhut-II/2014
TENTANG
TATA CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN
TARIF Rp.0,00 (NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM,
KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Kehutanan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan
tentang Tata Cara dan Persyaratan Kegiatan Tertentu Pengenaan
Tarif Rp.0,00 (Nol Rupiah) di Kawasan Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Alam.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang
Perburuan Satwa Buru (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3544);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3803);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3804);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5116);
7.Peraturan...
-2-
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5217);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis
dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku Pada Kementerian Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5506);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia 43 Tahun 1978
tentang Pengesahan Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora;
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;
11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013;
12. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 5/P Tahun 2013;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 405)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 779);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG TATA CARA DAN
PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00
(NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN
PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Kegiatan Tertentu adalah kegiatan penelitian yang berada di Kawasan
Pelestarian Alam, Taman Buru dan Kawasan Suaka Alam bagi mahasiswa/
pelajar Indonesia, kegiatan sosial dan religi yang dilaksanakan di Kawasan
Pelestarian Alam dan kawasan Suaka Alam dan kegiatan pemanfaatan hasil
hutan kayu pada Hutan Alam yang diperuntukkan bagi bantuan terhadap
bencana alam.
2. Kawasan Suaka Alam yang selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan
ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan.
3.Kawasan...
-2-
3. Kawasan Pelestarian Alam yang selanjutnya disingkat KPA adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
4. Taman Buru yang selanjutnya disingkat TB adalah kawasan hutan yang di
tetapkan sebagai tempat wisata berburu.
5. Hutan Alam adalah suatu lapangan/lahan yang tidak dibebani hak atas tanah
yang bertumbuhan pohon-pohon alam yang secara keseluruhan merupakan
persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya.
6. Mahasiswa/pelajar Indonesia adalah siswa/pelajar yang tingkatannya lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang biasa yang sedang menjalani
pendidikan/pendidikan tinggi di sebuah universitas/perguruan tinggi atau
sekolah.
7. Masyarakat adalah kesatuan sosial warga negara Republik Indonesia yang
bermukim di sekitar kawasan konservasi dan memiliki komunitas sosial
dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan
aktifitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan.
8. Kegiatan religi adalah kegiatan terkait upacara adat dan keagamaan.
9. Kegiatan penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk mengetahui atau mempelajari
fakta-fakta baru.
10. Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi yang selanjutnya disebut SIMAKSI
adalah izin yang diberikan oleh pejabat berwenang kepada pemohon untuk
masuk kawasan suaka alam, kawasan pelestarian, dan taman buru;
11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan
bertanggung jawab di bidang perlindungan hutan dan konservasi alam.
12. Direktur Teknis adalah direktur yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi dan hutan lindung.
13. Unit pelaksana teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah UPT Direktorat
Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang perlindungan
hutan dan konservasi alam yang mengelola suaka margasatwa, taman
nasional dan taman wisata alam.
14. Unit pelaksana teknis daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah UPT
pemerintah provinsi atau kabupaten/kota yang mengelola taman hutan raya
dan/atau yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan.
BAB II
PENGENAAN TARIF
Bagian Kesatu
Lokasi
Pasal 2
(1) Lokasi kegiatan tertentu yang dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah), dapat
berada di:
a. Kawasan Suaka Alam;
b. Kawasan Pelestarian Alam;
c. Taman Buru; dan
d. Hutan Alam.
(2)Kegiatan....
-3-
(2) Kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. penelitian;
b. sosial;
c. religi; dan
d. pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam yang diperuntukan bagi
bantuan bencana alam.
Bagian Kedua
Obyek
Pasal 3
Mahasiswa atau pelajar Indonesia yang melakukan kegiatan penelitian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, dikenakan tarif Rp. 0,00
(nol rupiah).
Pasal 4
(1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan
jasa wisata alam yang melakukan kegiatan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah).
(2) Kegiatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi penanaman
pohon, pengamanan hutan bersama masyarakat, pengendalian kebakaran
hutan bersama masyarakat, evakuasi korban, bersih lingkungan, hutan,
pantai dan gunung atau kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah).
Pasal 5
Masyarakat yang melakukan kegiatan religi di KSA, KPA atau TB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah).
Pasal 6
Masyarakat yang melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan
alam yang diperuntukan bagi bantuan bencana alam sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah).
Bagian Ketiga
Persyaratan
Pasal 7
(1) Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada mahasiswa atau pelajar
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilakukan dengan
persyaratan:
a. menunjukan kartu mahasiswa/pelajar;
b. proposal rencana penelitian yang telah disahkan pimpinan lembaga tempat
yang bersangkutan menuntut ilmu;
c. rekomendasi dari pimpinan lembaga tempat yang bersangkutan menuntut
ilmu;
d. surat pernyataan tidak merusak dan menjaga kebersihan lingkungan; dan
e. mengisi formulir.
(2)Bagi...
-4-
(2) Bagi mahasiswa atau pelajar Indonesia yang akan melakukan kegiatan
penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terlebih dahulu
melapor kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis atau Satuan Kerja dengan
mempresentasikan rencana kegiatan penelitian.
(3) Format formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, sebagaimana
Lampiran I Peraturan ini.
Pasal 8
Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar
kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dilakukan dengan persyaratan:
a. lokasi kegiatan berada di dalam kawasan; dan
b. harus terlebih dahulu memberitahukan kepada kepala UPT atau satuan kerja
dengan menyebutkan jumlah anggota masyarakat yang akan melakukan
kegiatan.
Pasal 9
(1) Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar
kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan dengan persyaratan:
a. tempat ibadah berada di dalam kawasan;
b. surat keterangan domisili;
c. kartu identitas;
d. Kartu tanda pemegang IUPJWA bagi pemegang izin usaha penyediaan jasa
wisata alam;
e. daftar anggota kelompok atau rombongan;
f. mengisi formulir;
(2) Format formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, sebagaimana
Lampiran II Peraturan ini.
Pasal 10
Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar
kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dilakukan dengan persyaratan:
a. Terdapat penetapan status bencana dari instansi berwenang serendah-
rendahnya tingkat Provinsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang dapat melakukan kegiatan
pemanfaatan hasil hutan kayu adalah :
1) Perorangan berbadan hukum CV atau Firma;
2) Koperasi setempat;
3) Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
4) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
5) Badan Usaha Milik Swasta Indonesia (BUMSI);
yang mendapatkan penugasan dari instansi berwenang.
c. Hasil hutan kayu yang dihasilkan tidak untuk diperjualbelikan.
BAB ...
-5-
BAB III
TATA CARA PERMOHONAN SIMAKSI
Bagian Kesatu
Tata Cara Permohonan
Pasal 11
(1) Mahasiswa atau pelajar Indonesia yang akan melakukan penelitian, paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, harus mengajukan
permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan Kerja dengan tembusan kepada
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Sekretaris
Direktorat Jenderal dan Direktur teknis terkait dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala
UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan.
(3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk
melengkapi persyaratan.
(4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan.
(5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT
atau Kepala Satuan Kerja.
(6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian
kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI.
(7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Sekretaris
Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait.
(8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan
Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah);
Pasal 12
(1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang akan melakukan kegiatan sosial,
paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
kegiatan, harus mengajukan permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan
Kerja dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur
teknis terkait dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8.
(2)Berdasarkan....
-6-
(2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala
UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan.
(3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk
melengkapi persyaratan.
(4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan.
(5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT
atau Kepala Satuan Kerja.
(6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian
kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI.
(7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait.
(8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan
Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah);
Pasal 13
(1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang akan melakukan kegiatan religi,
paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
kegiatan, harus mengajukan permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan
Kerja dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur
teknis terkait dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9.
(2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala
UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan.
(3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk
melengkapi persyaratan.
(4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan.
(5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT
atau Kepala Satuan Kerja.
(6)Kepala...
-7-
(6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian
kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI.
(7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi
persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait.
(8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan
Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah);
Pasal 14
Prosedur kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Alam yang
diperuntukkan bagi bantuan terhadap bencana alam, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang izin pemanfaatan kayu.
Pasal 15
Tata cara penerbitan SIMAKSI diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal PHKA
Nomor P. 7/IV-SET/2011 tentang Tata Cara Masuk Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juni 2014
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ZULKIFLI HASAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 754
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
ttd
KRISNA RYA
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.38/Menhut-II/2014
TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA
CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00
(NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM,
TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM.
FORMAT PERMOHONAN KEGIATAN PENELITIAN
OLEH MAHASISWA/PELAJAR INDONESIA
....... (kota), ...............20..
Kepada Yth.
Kepala Satuan Kerja .........
Di
tempat
Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini mengajukan permohonan ijin
penelitian, dengan data sebagai berikut:
Nama :
Alamat :
No HP :
Universitas :
Judul Penelitian :
Lokasi :
Waktu pelaksanaan : ........ hari
....................... 20.. s/d ....................... 20..
Jumlah personil
pelaksana kegiatan
(jika ada)
:
Nama personil
pengikut (jika ada)
:
Demikian surat permohonan kami sampaikan.
Ttd
( nama peneliti )
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
TTD
KRISNA RYA
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.38/Menhut-II/2014
TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA
DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00 (NOL
RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN
BURU DAN HUTAN ALAM.
FORMAT PERMOHONAN KEGIATAN RELIGI
....... (kota), ...............20..
Kepada Yth.
Kepala Satuan Kerja .........
Di
tempat
Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini mengajukan permohonan ijin
kegiatan religi, dengan data sebagai berikut:
Nama
(Ketua Rombongan)
:
No KTP :
Alamat :
No HP :
Kegiatan yang akan
Dilaksanakan
:
Lokasi :
Waktu pelaksanaan : ........ hari
....................... 20.. s/d ....................... 20..
Jumlah personil
pengikut pelaksana
kegiatan (jika ada)
:
Nama personil
pengikut (jika ada)
:
Demikian surat permohonan kami sampaikan.
Ttd
( nama pemohon )
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
TTD
KRISNA RYA
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
ZULKIFLI HASAN

More Related Content

What's hot

Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Jhon Blora
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananJhon Blora
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanJhon Blora
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Jhon Blora
 
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_Jhon Blora
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
 
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlkteguh soedrajat
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Hari Susandi
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananJhon Blora
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanRizki Darmawan
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Rizki Darmawan
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Sapik Bubud
 

What's hot (19)

Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
 
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
P.62#2015 ipk
P.62#2015 ipkP.62#2015 ipk
P.62#2015 ipk
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
P43 2014
P43 2014P43 2014
P43 2014
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 

Similar to Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0

03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdfMeldaYeni3
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamwalhiaceh
 
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamPp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamwalhiaceh
 
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008Eka Sari Yulia
 
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airP.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airPipiet Noorch
 
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUT
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUTJUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUT
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUTSudirman Sultan
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
PP Nomor 45 Tahun 2004
PP Nomor 45 Tahun 2004PP Nomor 45 Tahun 2004
PP Nomor 45 Tahun 2004Ardi Yanson
 
Permenhut 38 2014.pptx
Permenhut 38 2014.pptxPermenhut 38 2014.pptx
Permenhut 38 2014.pptxJUSTLEX
 
Pengelolaan gambut mangrove
Pengelolaan gambut mangrovePengelolaan gambut mangrove
Pengelolaan gambut mangroveEdy Sutrisno
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...muh ichwan k
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfBKPHBRPN
 
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserwalhiaceh
 
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILPERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILAchmad Wahid
 
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)Ifa Aulia
 
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004walhiaceh
 
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre YogyakartaPelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre YogyakartaBilawal Alhariri Anwar
 
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindung
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindungKeppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindung
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindungwalhiaceh
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPeople Power
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanwalhiaceh
 

Similar to Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0 (20)

03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
 
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamPp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
 
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008
Peraturan pemerintah no.76 tahun 2008
 
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airP.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
 
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUT
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUTJUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUT
JUKNIS PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH LAUT
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
PP Nomor 45 Tahun 2004
PP Nomor 45 Tahun 2004PP Nomor 45 Tahun 2004
PP Nomor 45 Tahun 2004
 
Permenhut 38 2014.pptx
Permenhut 38 2014.pptxPermenhut 38 2014.pptx
Permenhut 38 2014.pptx
 
Pengelolaan gambut mangrove
Pengelolaan gambut mangrovePengelolaan gambut mangrove
Pengelolaan gambut mangrove
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
 
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
 
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILPERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
 
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004
Pp perlindungan hutan no 45 thn 2004
 
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre YogyakartaPelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
 
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindung
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindungKeppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindung
Keppres no-32-th-1990-ttg-pengelolaan-kawasan-lindung
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutan
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 

More from Jhon Blora

Data sosial kehutanan
Data sosial kehutananData sosial kehutanan
Data sosial kehutananJhon Blora
 
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan dasData rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan dasJhon Blora
 
Data pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutanData pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutanJhon Blora
 
Data kawasan hutan
Data kawasan hutanData kawasan hutan
Data kawasan hutanJhon Blora
 
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031Jhon Blora
 
Kawasan lindung final
Kawasan lindung finalKawasan lindung final
Kawasan lindung finalJhon Blora
 
Peta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danauPeta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danauJhon Blora
 
Peta sempadan sungai
Peta sempadan sungaiPeta sempadan sungai
Peta sempadan sungaiJhon Blora
 
Peta kawasan sekitar danau waduk
Peta kawasan sekitar danau wadukPeta kawasan sekitar danau waduk
Peta kawasan sekitar danau wadukJhon Blora
 
Peta kawasan resapan air
Peta kawasan resapan airPeta kawasan resapan air
Peta kawasan resapan airJhon Blora
 
Peta kawasan kars
Peta kawasan karsPeta kawasan kars
Peta kawasan karsJhon Blora
 
Peta hutan raya
Peta hutan rayaPeta hutan raya
Peta hutan rayaJhon Blora
 

More from Jhon Blora (15)

Data sosial kehutanan
Data sosial kehutananData sosial kehutanan
Data sosial kehutanan
 
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan dasData rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
 
Data umum
Data umumData umum
Data umum
 
Data pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutanData pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutan
 
Data kawasan hutan
Data kawasan hutanData kawasan hutan
Data kawasan hutan
 
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
 
Kawasan lindung final
Kawasan lindung finalKawasan lindung final
Kawasan lindung final
 
Resapan air
Resapan airResapan air
Resapan air
 
Peta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danauPeta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danau
 
Peta sempadan sungai
Peta sempadan sungaiPeta sempadan sungai
Peta sempadan sungai
 
Peta mata air
Peta mata airPeta mata air
Peta mata air
 
Peta kawasan sekitar danau waduk
Peta kawasan sekitar danau wadukPeta kawasan sekitar danau waduk
Peta kawasan sekitar danau waduk
 
Peta kawasan resapan air
Peta kawasan resapan airPeta kawasan resapan air
Peta kawasan resapan air
 
Peta kawasan kars
Peta kawasan karsPeta kawasan kars
Peta kawasan kars
 
Peta hutan raya
Peta hutan rayaPeta hutan raya
Peta hutan raya
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0

  • 1. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.38/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00 (NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara dan Persyaratan Kegiatan Tertentu Pengenaan Tarif Rp.0,00 (Nol Rupiah) di Kawasan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Alam. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3544); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3803); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3804); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5116); 7.Peraturan...
  • 2. -2- 7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5506); 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia 43 Tahun 1978 tentang Pengesahan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora; 10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 12. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2013; 13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 405) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 779); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00 (NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kegiatan Tertentu adalah kegiatan penelitian yang berada di Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Kawasan Suaka Alam bagi mahasiswa/ pelajar Indonesia, kegiatan sosial dan religi yang dilaksanakan di Kawasan Pelestarian Alam dan kawasan Suaka Alam dan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Alam yang diperuntukkan bagi bantuan terhadap bencana alam. 2. Kawasan Suaka Alam yang selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. 3.Kawasan...
  • 3. -2- 3. Kawasan Pelestarian Alam yang selanjutnya disingkat KPA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 4. Taman Buru yang selanjutnya disingkat TB adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu. 5. Hutan Alam adalah suatu lapangan/lahan yang tidak dibebani hak atas tanah yang bertumbuhan pohon-pohon alam yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. 6. Mahasiswa/pelajar Indonesia adalah siswa/pelajar yang tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang biasa yang sedang menjalani pendidikan/pendidikan tinggi di sebuah universitas/perguruan tinggi atau sekolah. 7. Masyarakat adalah kesatuan sosial warga negara Republik Indonesia yang bermukim di sekitar kawasan konservasi dan memiliki komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan aktifitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan. 8. Kegiatan religi adalah kegiatan terkait upacara adat dan keagamaan. 9. Kegiatan penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru. 10. Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi yang selanjutnya disebut SIMAKSI adalah izin yang diberikan oleh pejabat berwenang kepada pemohon untuk masuk kawasan suaka alam, kawasan pelestarian, dan taman buru; 11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perlindungan hutan dan konservasi alam. 12. Direktur Teknis adalah direktur yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi dan hutan lindung. 13. Unit pelaksana teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah UPT Direktorat Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang perlindungan hutan dan konservasi alam yang mengelola suaka margasatwa, taman nasional dan taman wisata alam. 14. Unit pelaksana teknis daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah UPT pemerintah provinsi atau kabupaten/kota yang mengelola taman hutan raya dan/atau yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan. BAB II PENGENAAN TARIF Bagian Kesatu Lokasi Pasal 2 (1) Lokasi kegiatan tertentu yang dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah), dapat berada di: a. Kawasan Suaka Alam; b. Kawasan Pelestarian Alam; c. Taman Buru; dan d. Hutan Alam. (2)Kegiatan....
  • 4. -3- (2) Kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. penelitian; b. sosial; c. religi; dan d. pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam yang diperuntukan bagi bantuan bencana alam. Bagian Kedua Obyek Pasal 3 Mahasiswa atau pelajar Indonesia yang melakukan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah). Pasal 4 (1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam yang melakukan kegiatan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah). (2) Kegiatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi penanaman pohon, pengamanan hutan bersama masyarakat, pengendalian kebakaran hutan bersama masyarakat, evakuasi korban, bersih lingkungan, hutan, pantai dan gunung atau kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah). Pasal 5 Masyarakat yang melakukan kegiatan religi di KSA, KPA atau TB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah). Pasal 6 Masyarakat yang melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam yang diperuntukan bagi bantuan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah). Bagian Ketiga Persyaratan Pasal 7 (1) Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada mahasiswa atau pelajar Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilakukan dengan persyaratan: a. menunjukan kartu mahasiswa/pelajar; b. proposal rencana penelitian yang telah disahkan pimpinan lembaga tempat yang bersangkutan menuntut ilmu; c. rekomendasi dari pimpinan lembaga tempat yang bersangkutan menuntut ilmu; d. surat pernyataan tidak merusak dan menjaga kebersihan lingkungan; dan e. mengisi formulir. (2)Bagi...
  • 5. -4- (2) Bagi mahasiswa atau pelajar Indonesia yang akan melakukan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terlebih dahulu melapor kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis atau Satuan Kerja dengan mempresentasikan rencana kegiatan penelitian. (3) Format formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, sebagaimana Lampiran I Peraturan ini. Pasal 8 Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dilakukan dengan persyaratan: a. lokasi kegiatan berada di dalam kawasan; dan b. harus terlebih dahulu memberitahukan kepada kepala UPT atau satuan kerja dengan menyebutkan jumlah anggota masyarakat yang akan melakukan kegiatan. Pasal 9 (1) Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan dengan persyaratan: a. tempat ibadah berada di dalam kawasan; b. surat keterangan domisili; c. kartu identitas; d. Kartu tanda pemegang IUPJWA bagi pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam; e. daftar anggota kelompok atau rombongan; f. mengisi formulir; (2) Format formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, sebagaimana Lampiran II Peraturan ini. Pasal 10 Pengenaan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada masyarakat lokal atau sekitar kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dilakukan dengan persyaratan: a. Terdapat penetapan status bencana dari instansi berwenang serendah- rendahnya tingkat Provinsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang dapat melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu adalah : 1) Perorangan berbadan hukum CV atau Firma; 2) Koperasi setempat; 3) Badan Usaha Milik Negara (BUMN); 4) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); 5) Badan Usaha Milik Swasta Indonesia (BUMSI); yang mendapatkan penugasan dari instansi berwenang. c. Hasil hutan kayu yang dihasilkan tidak untuk diperjualbelikan. BAB ...
  • 6. -5- BAB III TATA CARA PERMOHONAN SIMAKSI Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan Pasal 11 (1) Mahasiswa atau pelajar Indonesia yang akan melakukan penelitian, paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, harus mengajukan permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan Kerja dengan tembusan kepada Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur teknis terkait dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. (2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan. (3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan. (4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan. (5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja. (6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI. (7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait. (8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah); Pasal 12 (1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang akan melakukan kegiatan sosial, paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, harus mengajukan permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan Kerja dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur teknis terkait dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. (2)Berdasarkan....
  • 7. -6- (2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan. (3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan. (4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan. (5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja. (6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI. (7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait. (8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah); Pasal 13 (1) Masyarakat lokal atau sekitar kawasan yang akan melakukan kegiatan religi, paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, harus mengajukan permohonan kepada Kepala UPT atau Satuan Kerja dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur teknis terkait dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. (2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan Kepala UPT atau Satuan Kerja melakukan penilaian terhadap persyaratan. (3) Dalam hal penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan. (4) Pemohon setelah menerima pengembalian berkas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus melengkapi persyaratan. (5) Berdasarkan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemohon menyampaikan kembali permohonan SIMAKSI kepada Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja. (6)Kepala...
  • 8. -7- (6) Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengembalian kelengkapan persyaratan, menerbitkan SIMAKSI. (7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memenuhi persyaratan, Kepala UPT atau Kepala Satuan Kerja dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja menerbitkan SIMAKSI dengan tembusan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur Teknis terkait. (8) SIMAKSI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), harus mencantumkan Pungutan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah); Pasal 14 Prosedur kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Alam yang diperuntukkan bagi bantuan terhadap bencana alam, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang izin pemanfaatan kayu. Pasal 15 Tata cara penerbitan SIMAKSI diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P. 7/IV-SET/2011 tentang Tata Cara Masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru. BAB IV PENUTUP Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni 2014 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd ZULKIFLI HASAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 754 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, ttd KRISNA RYA
  • 9. LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.38/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00 (NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM. FORMAT PERMOHONAN KEGIATAN PENELITIAN OLEH MAHASISWA/PELAJAR INDONESIA ....... (kota), ...............20.. Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja ......... Di tempat Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini mengajukan permohonan ijin penelitian, dengan data sebagai berikut: Nama : Alamat : No HP : Universitas : Judul Penelitian : Lokasi : Waktu pelaksanaan : ........ hari ....................... 20.. s/d ....................... 20.. Jumlah personil pelaksana kegiatan (jika ada) : Nama personil pengikut (jika ada) : Demikian surat permohonan kami sampaikan. Ttd ( nama peneliti ) Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, TTD KRISNA RYA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, TTD ZULKIFLI HASAN
  • 10. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.38/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN KEGIATAN TERTENTU PENGENAAN TARIF Rp.0,00 (NOL RUPIAH) DI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM, TAMAN BURU DAN HUTAN ALAM. FORMAT PERMOHONAN KEGIATAN RELIGI ....... (kota), ...............20.. Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja ......... Di tempat Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini mengajukan permohonan ijin kegiatan religi, dengan data sebagai berikut: Nama (Ketua Rombongan) : No KTP : Alamat : No HP : Kegiatan yang akan Dilaksanakan : Lokasi : Waktu pelaksanaan : ........ hari ....................... 20.. s/d ....................... 20.. Jumlah personil pengikut pelaksana kegiatan (jika ada) : Nama personil pengikut (jika ada) : Demikian surat permohonan kami sampaikan. Ttd ( nama pemohon ) Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, TTD KRISNA RYA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, TTD ZULKIFLI HASAN