2. Kolam ikan adalah sejenis takungan, tasik
buatan atau kolam terkawal yang diisi
dengan ikan bagi tujuan akuakultur untuk
perternakan ikan, atau digunakan sebagai
tujuan rekreasi atau hiasan. Pada Zaman
Pertengahan di Eropah, menjadi satu
kebiasaan bagi biara dan istana kota yang
memiliki sebuah kolam ikan.
3. Sejarah
Semasa musim sejuk, bekalan makanan segar kepada
perbatasan hadapan menjadi satu cabaran yang
berpanjangan. Meskipun daging boleh didapati dari taman
rusa, ia tidak mampu untuk memenuhi keperluan isi rumah.
Oleh itu, kolam ikan memberi satu penyelesaian yang
menakjubkan. Selagi terdapat aliran semuajadi air ke dalam
kolam, ikan tidak perlu diberi makan dan boleh ditangkap
pada sepanjang tahun. Biasanya terdapat beberapa siri
kolam, di mana ikan-ikan akan dialihkan semasa proses
pembesaran.
5. 1. Suhu air.
Suhu air merupakan factor penting yang harus diperhatikan
karena dapat mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh
ikan. Pada suhu air yang tinggi maka laju metabolisme akan
meningkat, sedangkan pada suhu yang rendah maka laju
metabolisme akan menurun.
Dengan suhu yang optimal maka laju metabolisme akan optimal.
Pertumbuhan ikan nila sangat dipengaruhi oleh suhu air dalam
usaha pembesaran atau pembenihan. Suhu air sangat
berpengaruh terhadap aktifitas saluran pencernaan benih ikan
nila.
Makanan alami yang berupa detritus dan fauna dasar selesai
dicerna dalam waktu 1,68 jam pada suhu 27 – 28oC dan 1,31 jam
pada suhu 32-33 oC.
6. 2. Volume air
Pertumbuhan ikan yang dipelihara dalam air
mengalir lebih cepat daripada yang
dipelihara dalam air tergenang. Dalam
kondisi air mengalir, ikan dengan bobot awal
9,1 gram diberi pakan pellet 25% protein dan
feeding ratenya 3,5% dalam waktu seminggu
akan mencapai bobot 34,2 gram. Selain itu
volume air sangat menentukan padat
penebaran ikan yang optimal.
7. 3. Kadar oksigen terlarut
Untuk dapat hidup manusia membutuhkan oksigen
begitu juga dengan ikan. Oksigen yang dibutuhkan
ikan yang hidup didalam air disebut dengan
oksigen terlarut. Ikan nila merupakan ikan yang
tahan terhadap kekurangan oksigen terlarut dalam
air, namun pertumbuhan ikan ini akan optimal jika
kandungan oksigen terlarut lebih dari 3 ppm.
Kandungan oksigen terlarut kurang dari 3 ppm
dapat menyebabkan ikan tidak dapat tumbuh dan
akhirnya mati.
8. 4. Kadar garam (salinitas)
Ikan mempunyai toleransi salinitas yang
cukup luas, tetapi pertumbuhan ikan nila
pada kadar garam lebih dari 30% akan
terhambat. Pada kadar garam yang tinggi
ikan membutuhkan energi yang minim
untuk osmoregulasi sehingga energi yang
digunakan untuk pertumbuhan berkurang.
9. 5. Cemaran lingkungan
Ikan yang dipelihara pada musim kemarau banyak yang mati. Hal ini diakibatkan
oleh pengaruh secara tidak langsung dari sinar matahari yang dapat
meningkatkan keasaman (pH) perairan. Gejala mabuk pada ikan dapat
diakibatkan dari akitifitas berenang ikan yang cepat dipermukaan dengan
gerakan tidak beraturan dan tutup insang bergerak aktif. Selain itu air budidaya
yang tercemar minyak akan menyebabkan kerusakan sel-sel saluran pencernaan.
Oleh karena itu agar ikan tunbuh dengan cepat air budidayanya tidak boleh
tercemar baik oleh limbah industri maupun rumah tangga. Dalam air budidaya
ikan yang baik sepintas dapat dilihat dari keruh atau tidaknya air kolam. Untuk
mengetahui tingkat kekeruhan air kolam dapat dilihat dari tingkat kecerahan air
kolam dengan menggunakan alat pengukur yang disebut secchi disk atau
keeping secchi.
Kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan nila di kolam berkisar antara 25-40
cm. Artinya jarak batas pengelihatan terhadap keeping secchi adalah berkisar
antara 25-40 cm dari atas permukaan perairan. Kecerahan kurang dari 25 cm
tidak menguntungkan karena mengakibatkan rendahnya kandungan oksigen
terlarut di kolam. Pada kolam budidaya yang keruh maka jarak batas
penglihatan terhadap keeping secchi rendah yang berarti kolam tercemar
bahan organik atau Lumpur.
10. Nilai gizi
Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein
hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena
budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah.
Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki
pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair
tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena
memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi
adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi
sementara asam lemak omega-3 yang rendah.
Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki
penyakit yang berkait dengan peredaran darah
15. Kesimpulan
Dari data yang di peroleh dapat di
simpulkan bahwa Kolam ikan
adalah sejenis takungan,
tasik buatan atau kolam
terkawal yang diisi dengan
ikan