MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Data Presentation Strepcoccus Mutans.pptx
1. WELCOME TO PRESENTATION
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN
OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL
DAUN RAMBUTAN ( Nephelium lappaceum L.) TERHADAP Streptococcus mutans
2. Latar Belakang
• Streptococcus mutans adalah bakteri
penyebab utama karies gigi
• Daun rambutan mengandung senyawa
aktif yang memiliki potensi sebagai
antibakteri
• Obat kumur merupakan salah satu
cara untuk mencegah terbentuknya
karies gigi
3. RUMUSAN MASALAH
Apakah ekstrak daun rambutan (Nephelium
lappaceum L.) dapat diformulasikan sebagai obat
kumur?
Apakah formulasi obat kumur dengan ekstrak
daun rambutan (Nephelium lappaceum L.)
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
streptoccus mutans?
Bagaimana hasil evaluasi sediaan obat kumur
ekstrak daun rambutan berdasarkan
Standardisasi Nasional Indonesia?
4. TUJUAN PENELITIAN
Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan terutama
pengetahuan mengenai daun rambutan (Nephelium
lappaceum L.) sebagai antibakteri dan penerapan
keilmuan yang telah peneliti pelajari dalam masa
perkuliahan.
Bagi masyarakat, memberikan dasar ilmiah mengenai
manfaat daun rambutan (Nephelium lappaceum L.)
sebagai sediaan antibakteri yaitu obat kumur.
Bagi peneliti lain, dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai daun rambutan (Nephelium lappaceum L.)
sebagai bahan rujukan atau referensi untuk penelitian
selanjutnya.
5. Mengetahui informasi sediaan obat kumur
dari ekstrak daun rambutan (Nephelium
lappaceum L.)
Mengetahui efektivitas formulasi sediaan
obat kumur ekstrak daun rambutan
(Nephelium lappaceum L.) terhadap bakteri
streptoccus mutans.
Mengetahui hasil evaluasi sediaan obat
kumur ekstrak daun rambutan
berdasarkan Standardisasi Nasional
Indonesia.
MANFAAT PENELITIAN
7. MORFOLOGI
• BATANG
• AKAR
• DAUN
• BUNGA
• BIJI DAN
BUAH
• SEBAGAI
TANAMAN
OBAT
TRADISONAL
RAMBUTAN
KLASIFIKASI
TINJAUAN PUSTAKA
KANDUNGAN
KIMIAWI
MANFAAT
8. Definisi
Penggolongan Simplisia
Bagian Tanaman yang Dijadikan
Simplisia
Tahapan Pembuatan Simplisia
Definisi
Metode Ekstraksi
Maserasi Sebagai Metode
Ekstraksi
Definisi
Penggolongan Simplisia
Bagian Tanaman yang
Dijadikan Simplisia
Tahapan Pembuatan Simplisia
Karakteristik Obat Kumur
Tipe-tipe Obat Kumur
Monografi tambahan dalam
formula obat kumur
SIMPLISIA EKSTRAKSI OBAT KUMUR
TINJAUAN PUSTAKA
9. Streptococcus merupakan bakteri gram positif (+), bersifat
nonmotil, diameter 1-2 µm, bakteri anaerob fakultatif, berbentuk
bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama
masa pertumbuhannya, beberapa diantaranya merupakan flora
normal pada manusia. Streptococcus merupakan bakteri gram-
positif. Akan tetapi, pada biakan yang tua dan bakteri yang mati ini
menjadi gram negatif
STREPTOCOCCUS
MUTANS
11. Ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum
L.) dapat diformulasikan sebagai obat kumur.
Formulasi obat kumur dengan ekstrak daun
rambutan ( Nephelium lappaceum L.) memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus
mutans.
Sediaan obat kumur ekstrak daun
rambutan memenuhi standar kualitas yang
ditetapkan oleh Standardisasi Nasional
Indonesia.
12. Alat Penelitian
Pisau, ayakan, wadah kaca, stamper,
mortir, rotary evaporator, alat gelas
(Pyrex), dan lainnya
Bahan Penelitian
Rambutan, Streptococcus mutans,
akuades, etanol 96%, metanol 50%,
magnesium, dan lainnya
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental
laboratorium. Penelitian ini
untuk menentukan formulasi
dan uji aktivitas antibakteri
sediaan obat kumur ekstrak
etanol daun rambutan (
Nephelium lappaceum L.)
terhadap Streptococcus
mutans
Penelitian di Laboratorium
Terpadu, Fakultas Sains,
Farmasi dan Kesehatan
Universitas Mathla’ul Anwar
(FSFK- UNMA) Banten
JENIS PENELITIAN ALAT & BAHAN PENELITIAN CARA KERJA
METODE PENELITIAN
Pembuatan Simplisia
Daun Rambutan
13. Tanaman N. lappaceum
10.000 g Daun N.
lappaceum
Simplisia daun N.
lappaceum
Ekstrak daun N.
lappaceum
Skrining Fitokimia
Formulasi sediaan obat kumur Daun N.
lappaceum konsentrasi 10%, 5% dan 20%
Evaluasi sediaan obat
kumur
Bakteri seperti S. mutans adalah salah satu penyebab utama pembentukan
plak dan timbulnya bau mulut
• Sortasi Basah
• Pencucian
• Pengeringan
• Pemblenderan
• Pengayakan
• Perendaman dengan etanol 96% (1 x 24 jam)
• Penyaringan Filtrat
• Perendaman kembali dengan etanol 96%
• Penyaringan filtrat
• Filtrat di rotary evaporator
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
14. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ANTIBAKTERI
1.000 g Serbuk Simplisia
Daun N. lappaceum
Uji Antibakteri Metode
Difusi sumuran
Standarisasi & Skrining
Fitokimia
Uji Mutu Sediaan
Uji Organoleptis
Uji pH
Uji Viskositas
Ekstrak Etanol 96% Daun
N. lappaceum
Formulasi sediaan obat
kumur Daun N.
lappaceum konsentrasi
10%, 5% dan 20%
Inkubasi 24 jam pada suhu 370C
Interprestasi Data
Pengamatan Zona
Hambat
15. ANALISIS DATA
1. Jenis data: Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi hasil
evaluasi organoleptik dan uji pH dari obat kumur yang diuji.
2. Presentasi data: Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel, memberikan gambaran
komprehensif tentang hasil penelitian.
3. Pengujian aktivitas antibakteri: Aktivitas antibakteri diuji secara statistik dengan menggunakan uji
normalitas Shapiro-Wilk untuk memeriksa apakah data pada setiap kelompok terdistribusi normal
(p>0,05) atau tidak. Selain itu, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data pada setiap
kelompok terdistribusi homogen atau tidak.
4. Analisis statistik: Karena data tidak homogen dan tidak normal, metode analisis ANOVA tidak dapat
digunakan. Sebagai alternatif, digunakan analisis data non-parametrik Kruskal Wallis. Tingkat
kemaknaan (p>0,05) digunakan untuk mengevaluasi efek antibakteri dari semua kelompok perlakuan.
Dengan menggunakan analisis non-parametrik, penelitian ini mampu mengevaluasi efek antibakteri dari
berbagai kelompok perlakuan secara efektif, meskipun data tidak memenuhi asumsi distribusi normal dan
homogenitas.