Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi formula dalam pemupukan untuk mencapai pertanian berkelanjutan yang tahan iklim. Beberapa poin penting adalah perlunya memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan kandungan karbon organik melalui penggunaan pupuk organik dan kompos, serta merekomendasikan formula dan teknik aplikasi pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dokumen ini juga menekankan penerapan pemupukan ter
1. OPTIMALISASI FORMULA DALAM PEMUPUKAN
Prof. Dr. Agr. Tualar Simarmata
Dept. Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian – Universitas Padjadjaran
Emai: tualar.simarmata@unpad.ac.id
Telp/WA 0811245491
Jl. Raya Bandung – Sumedang km 21 - Jatinangor
TANGGAPAN
NARASUMBER DAN MATERI
1. Dr Ir Arief Hartono, MSc Agr (IPB University)
▪Peta perubahan kebutuhan hara di sentra-sentra padi, jagung dan kedelai
▪Strategi pemenuhan kekurangan hara akibat perubahan formulasi pupuk
2. Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, MS.c. (Kepala Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian Kementerian Pertanian)
▪Teknik pembuatan rekomendasi pemupukan untuk padi. jagung dan kedelai dalam KATAM
▪ Evaluasi aplikasi rekomendasi pemupukan dalam KATAM
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 1
2. FOKUS PERMASALAHAN
• KEBUTUHAN PANGAN & PENDUDUK TERUS MENINGKAT
• Pemenuhan pangan 95 % dari Lahan Sawah
• Indonesia rawan pangan
• Degradasi kesehatan dan kesuburan lahan
• Bahan organik rendah (C-org <2%)
• Kesuburan rendah (NPK)
• Penurunan Kesuburan & Kesehatan LS (Sakit & Kelelahan
• Produktivitas melandai (Levelling off)
• Pemanasan global dan issu lingkungan
• Pergeseran Musim (Kemarau dan Hujan)
• Cuaca ekstrim (banjir, kekeringan)
• Salinisasi lahan sawah sepanjang
• Inovasi pemupukan pertanian berkelanjutan resilien (Lentur) Iklim (Innovative
Integrated fertilizers management of climate resilient sustainable agriculture)
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 2
3. 3
Peta sebaran lahan terdegradasi (sakit) tersedia di BBSDLP, Bogor (Kementan)
STATUS KESEHATAN TANAH
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata
4. Provinsi Status Kesehatan (Degradasi) Jumlah
(ha)
Sakit Berat (TB) Sakit (TS) Ringan (TR) Sehat (TT)
Banten 184.741 42.402 7.828 3.534 238.504
Jabar 289.834 283.995 251.280 114.119 939.228
Jateng 472.815 504.216 40.852 34.038 1.051.922
Jatim 472.743 655.458 8.084 7.110 1.143.394
DI. Yogyakarta 8.998 23.313 36.753 - 69.064
Sulsel 117.184 433.922 9.350 21.034 581.490
Sumsel 117.807 310.927 1.720 - 430.454
Sumbar 114.562 78.192 12.731 30.216 235.701
Jumlah 1.778.683 2.332.425 368.598 210.051 4.689.757
Persentase (%) 38 50 8 4 100
Penyebaran Lahan Sawah Terdegradasi (Sakit) Di 8 Provinsi (Irsal,
2010; Anny Mulyani, dkk., 2013)
TB = terdegradasi berat (Sakit berat), TS (terdegradasi sedang atau sakit),
4
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata
5. DEFINISI PUPUK ???
• Fertilizers (self explanation) : to make soil fertile
• Fertiliser is generally defined as "any material, organic or
inorganic, natural or synthetic, which supplies one or more of
the chemical elements required for the plant growth“
• Fertilizers are organic or inorganic substances containing
chemical elements that improve the growth of plants and the
fertility of the soil
(http://stats.oecd.org/glossary/detail.asp?ID=947)
• Pupuk adalah suatu bahan alam atau buatan yang mengandung
satu atau lebih unsur hara (nutrisi bagi) esensil atau bahan yang
dapat memperbaiki/meningkat kesuburan tanah (fisik, kimia
dan biologi) untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 5
6. TANAMAN, MEDIA TANAM DAN PUPUK????
1. TANAMAN adalah Pabrik Biologis (mesin biologis) dengan memafaatkan
sinarmatahari sebagai sumber energi dan nutrisi dan air sebagai bahan
baku (produk utama Pangan, Sandang dan Papan).
2. PUPUK adalah Sumber Makanan = Nutrisi = Hara = Bahan Baku untuk
meningkatkan kesuburan tanah (fisik, kimia dan biologi) agar tanaman dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik
3. MEMUPUK: memberi makan tanaman atau menyediakan hara atau
menyediakan bahan baku yang diperlukan tanaman sebagai mesin
biologis dalam jumlah dan komposisi sesuai dengan kebutuhan
tanaman pada waktu yang tepat untuk mencapai target produksi
4. KONSEP PEMUPUKAN adalah Menyediakan atau Memasok Bahan Baku
(Hara Makro dan Mikro) Dalam Jumlah dan Komposisi, Sesuai
Kebutuhan Tanaman dan Fase Pertumbuhan Tanaman), dengan metoda
aplikasi dan waktu yang tepat untuk mencapai target produksi,
profitabilitas dan status kesehatan tanah (output oriented)
6
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata
7. 7
PROSES: MESIN BIOLOGIS
1.Managemen Tanaman
2.Managemen
Pemupukan/Input
▪ Jumlah (Dosis)
▪ Formula (Komposisi)
▪ Teknik Aplikasi
3, Managemen lingkungan
▪ Target Produksi
▪ Status Kesehatan dan
kesuburan Tanah.
▪ Profitabilitas
▪ Kualitas Lingkungan
OUTPUT ORIENTED
BAHAN BAKU/INPUT
CO2 + H2O C6H1206 + O2
Sinar Matahari
MESIN BIOLOGIS
PEMUPUKAN TERPADU PERTANIAN LENTUR IKLIM BERKELANJUTAN
BERORIENTASI HASIL DAN KESEHATAN TANAH & LINGKUNGAN
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata
8. Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata
8
N = 0 kg
P2O5 = 0 kg
K2O = 18 kg (irigasi)
Pemupukan Terpadu Berorientasi Hasil
250 kg urea + 100 kg
SP-36 + 100 kg KCl
N = 112 kg
P2O5 = 36 kg
K2O = 60 kg
8 ton gabah mengangkut
N = 140 kg
P2O5 = 50 kg
K2O = 150 kg
INPUT >> OUPUT
Pupuk Hasil gabah
TANAH
Mikro (kg)
B = 0,5
Cu = 0,5
Mn = 0,5
Zn + 0,6
KOMPOS JERAMI DAN PUPUK HAYATI = 50 –
70 kg urea, 100 kg KCl, 300 kg Si02 + Mikro
SUSTAINABLE =
LESTARI
Pupuk Hayati
25 – 50 kg N
5 – 20 kg P205
KESEHATAN
SDL
9. CLIMATE RESILIENT SUSTAINABLE AGRICULTURE (CRSA)
Climate Resilient sustainable agriculture is the integration of
Sustainable Agriculture (SA) and Climate Resilient agriculture
(CRA) to ensure to food production and environmental security
in sustainable ways by:
1. Managing the sustainability of agricultural production
system and the natural resources (Soil, Water, Crops)
efficiently)
2. Mitigation and Adaptation to Global Climate Change
3. Builiding the Reslience and Famers Capacity
(Empowering)
4. Improving the sustainability productivity and propitability
of smallholder farmers
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 9
10. Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 10
Fig. CRSA Management for Increasing the soil health, plant health and productivity,
efficiency of farming, resilient of farmer against the CC and to reduce the GHGs
emission in sustainable ways (Simarmata et al., 2021)
THE PILAR CLIMATE RESILIENT SUSTAINABLE AGRICULTURE ( CRSA)
CRSA
Productivity &
Profitability
Managing Soil
Health
Ecosystem
Mitigation or
Reduce GHGs
Building
resilience to
Climate
Change
OUTPUT of CRSA:
• Sustainably increases productivity
and income
• Increase the resilient of food security
• Improve and maintain the resilient of
soil health
• Increase the plant health and
productivity
• Improve input use efficiency (LEISA)
• Reduce the GHGs emission
• Increase resilience of farmer to
climate change (Empowering)
• Increase the gender and social
inclusions
4 PILARS
11. CATATAN : OPTIMALISASI FORMULA
• Lahan Sawah sudah sakit penyebab utama:C-organik < 2% dan ketersediaan
hara rendah sehingga pemulihan kesehatan lahan sawah difokuskan pada
pemanfaatan kompos jerami/kompos dan pemupukan inovatif/cerdas
spesifik lokasi.
• Lahan kering sudah sakit penyebab utama: pH masam, C-organik < 2 %,
dan ketersediaan hara rendah sehingga pemulihan kesehatan difokuskan
pada penggunaan kaptan (dolomit),ameliorant (pupuk organik) dan
pemupukan inovatif/cerdas spesifik lokasi.
• Keefektifan pemupukan bergantung pada kandungan C-organik (Kesehatan
tanah)
– Restorasi kesuburan tanah berbasis input lokal (pupuk organik, kompos
jerami)
– Produksi pupuk organik berbasis lokal lebih murah dan efektif (menghemat
subsisdi 700.000 ton POG sekitar Rp 2.000/kg atau Rp 1,4 T)
– Menumbuhkembangkan (Industri pupuk pedesaan) : Susbsidi POG
menekan UMKM pupuk
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 11
12. • Komposisi (Formula) mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman:
– Formula N tinggi (15-10-12) : Fase vegetatif
– Formula Netral (15-15-15 atau 16-16-16)
– Formula K tinggi (12-12-17) : Fase generatif (pembungaan, pengisian bulir/biji, pengisian
umbi/ubi, dan kualitas hasil)
• Pupuk Hayati/agen hayati dapat meningkatkan efsiensi pemupukan dan mendorong Pertanian
Berkelanjutan Lentur Iklim (Climate Resilient Sustainable Agriculture)
• Mangement Pemupukan Terpadu Pertanian Tahan Iklim Berkelanjutan (Integrated
fertilizerzers management of climate resilient sustainable agriculture) berbasis pemupukan
cerdas dan artificial intelligent (Smart Farming)
– Menggunakan benih unggul adaptif (Tanah masam, Rawa/genangan dan Salin)
– Memanfaatkan input lokal sebagai pupuk organik atau pembenah tanah
– Pemanfaatan pupuk hayati (agen hayati)
– Applikasi Artificial Intelligent berbasis andreoid (KATAM, Myagri, Plantix, Rice Doctor, etc)
dapat digunakan mengetahui teknik budidaya, rekomendasi pemupukan, dan
managemen pengendalian OPT, pemantauan dan lain-lainya.
– Peningkatkan kualitas Penyuluh berbasis IT dan kapasitas petani
Tanggapan Prof. Dr. Tualar Simarmata 12