SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
MAKALAH FILSAFAT UMUM
“CABANG-CABANG KAJIAN FILSAFAT I”
Dosen Pengampu : Amin Hasan,M.Ud
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Saputri Julita (12309036)
Muhammad Fauzan (12309043)
Sayyidah Fadhilatunnisa (12309056)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kepada kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah sehingga kami bisa menyusun makalah Filsafat
Umum ini dan tidak lupa selalu sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang menderang ini. Adapun maksud tujuan pembuatan dan
penyusunan makalah yang berjudul “Cabang-Cabang Kajian Filsafat I” untuk
memenuhi tugas mata kuliah FIlsafat Umum yang diampu oleh Bapak Amin
Hasan,M.Ud.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi pembaca. Tidak terlepas juga dari semua itu, kami juga menyadari
masih banyaknya kekurangan sehingga kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritikan dan sarana pembaca supaya dapat mengembangkan
perbaikan penyusunan pada makalah kami untuk kedepannya.
Pontianak, 5 November 2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Metafisika ..................................................................................................2
B. Epistemologi...............................................................................................4
C. Aksiologi ....................................................................................................5
D. Teologi........................................................................................................7
E. Kosmologi ..................................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui,Filsafat memiliki beberapa cabang kajian
yang diantaranya adalah, Metafisika yang dimana metafisika ini merupakan
cabang kajian filsafat yang mengatasi pengalaman inderawi yang
diantaranya bersifat individual.
Kemudian cabang kajian filsafat epistemologi, yang berkaitan dengan
hakikat aau teori pengetahuan,dan pembahasan tentang asal mula, sumber,
ruang lingkup, nilai validitas, dan kebenaran dari pengetahuan.
Dan diantara cabang-cabang kajian filsafat tersebut, masih ada
beberapa yang nanti nya akan dibahas didalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja cabang-cabang kajian Filsafat ?
b. Apa itu Metafisika,Epistemologi,Aksiologi,Teologi,dan Kosmologi ?
c. Apa saja pembahasan yang terkandung di dalam cabang-cabang kajian
tersebut ?
C. Tujuan
a. Mengenal macam-macam cabang kajian filsafat.
b. Mengenal Metafisika, Epistimologi, Aksiologi, Teologi, dan
Kosmologi.
c. Mengetahui apa saja yang terkandung di dalam cabang-cabang kajian
filsafat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metafisika
Secara historis, filsafat berawal dari metafisika pertanyaan-pertanyaan,
seperti, “Apakah itu Alam Semesta?”
“Bagaimanakah asal-usulnya?
“Apa itu kenyataan?”
“Apa hakikat jiwa?”
“Apa itu tubuh?”
“Bagaimana hubungan antara jiwa dan tubuh?” dan sebagainya,
Adalah bentuk pertanyaan-pertanyaan pertama yang menggelitik
manusia dan kemudian membuat mereka sendiri berusaha untuk
menjawabnya, berbagai pertanyaan kritis tersebut dibuat untuk menggugat
metafisika itu sendiri yang berarti, keberatan terhadap metafisika yang
dikarenakan konsep-konsep metafisika yang tidak bisa diverifikasi, tidak
konkret,dan tidak positif. Hal itu membuat metafisika sendiri berusaha
mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan dan menjelaskan yang ada
dalam setiap bentuknya, menerangkan hakikat dari “segala yang ada”
kelahirannya diawali oleh suatu ketertarikan untuk mengungkap misteri di
balik realitas. Jangkauan metafisika tidak bersifat partikular, tetapi seluas
dari segala kenyataan, karena metafisika terfokus kepada “ada” dengan
segala yang berlaku untuk ada, karena, dan sejauh ia ada.
Para pelopor metafisika seperti, ThaIes, Palato dan Aristoteles sendiri
sebenarnya belum secara tegas menamakan disiplin yang mereka
kembangkan secara "metafisika" Aristoteles sendiri menamakan disiplin
yang mengkaji şebab-şebab terdalam prinsip-prinsip konstitutif dan tertinggi
segala sesuatu tersebut sebagai proto filosofhia (filsafat pertama) untuk
membedakannya dari disiplin filsafat yang masih berkutat pada hal yang
3
sifatnya fisik sekunder. 1
Artinya metafisika berusaha memfokuskan diri
pada prinsip dasar yang terletak pada pertanyaan dengan berbagai
pendekatan intelektual.
Setiap prinsip dinamakan "pertama" sebab prinsip tersebut tidak dapat
dirumuskan ke dalam istilah lain. Objek kajian metafisika yaitu
kosmologi,teologi dan antropologi. Metafisika dapat mendekati hakikat
kenyataan dari dua macam sudut pandang yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Kuantitatif di mana orang pertanyakan "kenyataan itu tunggal atau
jamak?" sedangkan Kualitatif adalah pertanyaan "Apakah yang merupakan
kenyataan itu?" contohnya "daun yang memiliki warna kehijauan atau
bunga mawar yang berbau harum. "bila dikatakan bunga itu harum" yang
menjadi masalah metafisika adalah ada, bukan bunga harum. bunga tetap
diterima sebagai sesuatu yang aktual dan bereksistensi. yang menjadi
masalah metafisika adalah hakikat Ada yang berada di belakang yang ada.2
Istilah-istilah terpenting dalam bidang metafisika antara lain, yang
ada (being), kenyataan (reality), eksistensi (eksistence), perubahan (change),
tunggal (one), dan jamak (many).
Pengertian "yang ada" mempersatukan segala sesuatu yang ada
dengan menunjukkan ciri yang sama yang dimiliki oleh segala sesuatu
tersebut. tanpa sifat "ada" tidak mungkin ada sesuatu yang
bereksistensi,dengan mengenal sifat dari yang "ada" maka jelas kita
mengenal maknanya.
Aristoteles sendiri memberikan definisi kepada metafisika sebagai
ilmu pengetahuan mengenai yang ada sebagai yang ada. "ada" tidaklah
setara dengan bereksistensi, sudah pasti hal itu ada tetapi sesuatu yang ada
tidaklah selalu bereksistensi. misalnya, meja di depan Anda, orang berkata
bahwa meja ini bersifat tanda maka eksistensi sudah mengandaikan ada. tapi
1
Aristoteles menggunakan istilah pertama sebagai penjelasan tentang alam semesta yakni
"penggerak yang tidak digerakkan" artinya menjadi sebab dari segala gerak tanpa dirinya
digerakkan oleh yang lain lihat sontag Frederick. Elements of philosopphy_ ,New
York, Charles Schripner son 1984, h. 1 1 .
2
Anjan chakravartty, A Metaphisics, for scientifics Realism,Cambridge, Cambridge
University press 2007,hal 89 - 1 14.
4
jika kemarin Anda mengingat tentang Suatu peristiwa yang ada anda alami
pada musim hujan yang lalu, sudah pasti ingatan Anda yang kemarin dan
yang lampau tidak bereksistensi lagi pada hari ini. kemudian "sifat ada"
terdapat pada yang "nyata ada" dan yang "tampak ada" contohnya, tongkat
yang tampaknya bengkok bila dicelupkan ke dalam air.dalam hal ini sudah
jelas benar bahwa orang dapat memindahkan antara tongkat sebagai yang
ada dengan tongkat sebagai yang nampak ada ketika menampakan diri pada
kita. Apabila "ada"kita pandang sebagai Suatu sifat, maka "yang ada"
merupakan himpunan segenap satuan yang memiliki sifat ada dan meliputi
segala sesuatu.
B. Epistemologi
Pengertian Epistemologi Menurut Simon Blackburn dalam The
Dictionary of Philosophy, epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme
(pengetahuan) dan logos (kata/diskusi/ilmu), dan jika diungkapkan berarti
cabang filsafat yang bersangkutan dengan asal-usul, hakikat, sifat, dan jenis.
Topik ini merupakan salah satu topik yang paling sering diperdebatkan dan
dibahas dalam filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, apa ciri-
cirinya, apa jenisnya, dan hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan
(Blackburn 2013). Selain itu, Blackburn mengklarifikasi bahwa
epistemologi atau hipotesis informasi setara dengan konsep sains, asumsi,
landasan, dan tanggung jawab atas representasi informasi yang dikontrol
setiap orang. Informasi ini diperoleh orang melalui penalaran dan berbagai
teknik termasuk: strategi induktif, keterampilan deduktif, strategi positivis,
strategi kontemplatif, dan keterampilan persuasi.
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses
mendapatkan ilmu pengetahuan, hal- hal apakah yang harus diperhatikan
agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan
apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan
bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana
kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi
5
ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.Jadi yang menjadi landasan dalam
tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan
mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan
prosedur memperoleh kebenaran ilmiahl kebaikan moral dan keindahan seni,
apa yang disebut dengan kebenaran ilmiahl keindahan seni dan kebaikan
moral.
Dari pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
epistemologi membahas tentang proses bagaimana memperoleh
pengetahuan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk memperoleh
pengetahuan yang benar, apa yang benar, dan apa yang menjadi standar.
kajian epistemologi bertujuan untuk mempertanyakan bagaimana sesuatu itü
terjadi bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakannya
dengan yang lain, dan sebagainya tentang keadaan dan kondisi sesuatu
dalam ruang dan waktu. Lantas apa dasar tataran epistemologis yang
memungkinkan diperolehnya pengetahuan tentang logika, etika, dan estetika,
serta metode dan prosedur untuk memperoleh kebenaran ilmiah, keindahan
moral, dan keindahan artistik, dan kebaikan moral.
C. Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axion yang berarti nilai
dan logos yang berarti ilmu. Sederhananya aksiologi adalah ilmu tentang
nilai. Aksiologis dasarnya berbicara tentang hubungan ilmu dengan nilai,
apakah ilmu bebas nilai dan apakah ilmu terikat nilai. Karena berhubungan
dengan nilai maka aksiologi berhubungan dengan baik dan buruk,
berhubungan dengan layak atau pantas, tidak layak atau tidak pantas. Ketika
para ilmuwan dulu ingin membentuk satu jenis ilmu pengetahuan maka
sebenarnya dia harus atau telah melakukan uji aksiologis. Contohnya, apa
gunanya ilmu Manajemen Pendidikan Islam yaitu kajian-kajian aksiologi
yang membahas itu.
Jadi pada intinya kajian aksiologi itu membahas tentang layak atau
tidaknya sebuah ilmu pengetahuan, pantas atau tidaknya ilmu pengetahuan
6
itu dikembangkan. Kemudian aksiologi ini juga yang melakukan
pengereman jika ada ilmu pengetahuan tertentu yang memang tingkat
perkembangannya begitu cepat,sehingga pada akhirnya nanti akan
mendehumanisasi atau membuang nilainilai yang dipegang kuat oleh umat
manusia.
Aksiologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang
nilai-nilai atau norma-norma terhadap sesuatu ilmu. Mengenai nilai itu
sendiri dapat jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kata kata adil dan
tidak adil, jujur dan curang, benar dan salah, baik dan tidak baik. Hal itu
semua mengandung penilaian karena manusia yang dengan perbuatannya
berhasrat mencapai atau merealisasikan nilai. Nilai yang dimaksud adalah
sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai, pertimbangan
tentang apa yang dinilai. Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari Sudut pandangan
kefilsafatan. Aksiologi yang mempersoalkan tentang nilai-nilai kehidupan.
Aksiologi disebut juga filsafat nilai, yang meliputi meliputi: etika, estetika,
dan religi. Etika adalah bagian filsafat aksiologi yang menilai perbuatan
seseorang dari segi baik atau buruk. Estetika adalah bagian filsafat yang
menilai sesuatu dari segi indah atau tidak indah. Sedangkan religi
merupakan sumber nilai yang berasal dari agama atau kepercayaan tertentu.
Pembagian Aksiologi.
1. Moral.
Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk)
menurut situasi yang tertentu. Fungsi etika itu ialah mencari ukuran
tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk)
akan tetapi dalam praktiknya etika banyak sekali mendapatkan
kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk
tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif), yaitu tidak terlepas
dari alam masing masing. Namun demikian etika selalu mencapai
tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima
secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Hal
7
ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu
tidaklah sama (relatif), yaitu tidak terlepas dari alam masing masing.
Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk
menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat
diterima oleh semua bangsa di dunia ini.
2. Etika Normatif.
Etika normatif sering disebut filsafat moral (moral philosophy) atau
etika filsafati (philosophical ethics). Etika normatif dibagi ke dalam
dua teori, yaitu teori-teori nilai (theories of value) dan teori-teori
keharusan (theories of obligtion). Teori-teori nilai mempersoalkan
sifat kebaikan. Sifat teori ini ada dua, yakni monistis dan pluralistis.
3. Sosio-Politic-life
Kehidupan social politik merupakan sesuatu yang melahirkan filsafat
social dengan kajian pokoknya adalah manusia. Manusia sebagia
mahluk social, saling berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan
susunan kodrat, manusia tidak hanya sekedar makhluk jasmaniah,
tetapi juga makhluk rohaniah dan mahluk social, yang memiliki daya
cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (konatif). Manusia
diharapkan mampu mengembangkan daya rohaniahnya tersebut,
sehingga manusia tidak menjadi korban keadaan, dan tidak bersifat
reaktif terhadap keadaan, tetapi mampu berperanan sebagai subyek
dalam menghadapi keadaan, dan mampu merasakan, memikirkan,
mempertimbangkan, dan akhirnya menghasilkan keputusan kehendak
untuk menghadapi dan menangani keadaan tersebut untuk
mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik dan lebih luhur.
D. Teologi
Teologi merupakan wilayah kajian metafisika yang membicarakan
tentang Tuhan. Dan membahas secara filosofis pokok-pokok agama sebagai
hal yang dikaitkan dengan Tuhan.
8
Tuhan adalah suatu yang mutlak tidak dapat ditangkap indra, apabila
filsafat ketuhanan mengambil Tuhan sebagai titik akhir atau kesimpulan
seluruh pengkajiannya, maka teologi wahyu memandang Tuhan sebagai
titik awal pembahasannya.
Dalam kajiannya, kerangka pikir yang dipakai teologi adalah apa yang
dikenal dengan eklektasi antara agama dan filsafat "Al-Taufik Baina Al-Din
wa Al-Falsafah", yaitu mempertemukan pada agama dan filsafat.3
Filsafat
ketuhanan berurusan dengan pembuktian kebenaran adanya Tuhan yang
didasarkan pada penalaran manusia. filsafat ketuhanan tidak mempersoalkan
eksistensi Tuhan disiplin ilmu tersebut hanya ingin menggaris bawahi
bahwa apabila tidak ada penyebab pertama yang tidak disebabkan maka
kedudukan bendabenda yang relatif kontingen tidak dapat dipahami akal
dari hal tersebut di atas, ada beberapa macam pembuktian filosofis yang
berusaha membukakan jalan-jalan menuju Tuhan; yaitu pembuktian
ontologi, kosmologi, teologi, dan moral. Hal ini sekaligus merupakan
kelebihan pendekatan filsafat dibanding dari pendekatan agama maupun
ilmu.
E. Kosmologi
Kata kosmologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti bumi, yang
tersusun menurut peraturan dan bukan yang kacau tanpa aturan4
Kosmos
juga berarti alam semesta.5
Alam semesta berarti jagat raya, kemudian jadi
cabang ilmu kosmologi yang memandang alam semesta sebagai Suatu
keseluruhan integral.6
Sedangkan kosmos secara literal berarti tatanan dan
keindahan. Alam semesta atau disebut bumi adalah Suatu planet di dalam
tata surya yang mengitari matahari.
3
Muhammad muslih. _Pengantar Ilmu Filsafat h. 48
4
Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia Bagian 4, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve),
h.1887.
5
Puis A Partanto, Kamus Filsafat Populer, (Surabaya: Arkola, 2000), h. 376.
6
Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta:PT Gramedia Utama 2000), h. 499.
9
Pembahasan mengenai penciptaan alam di dalam kajian parafilosuf,
biasanya dimasukkan kedalam pembahasan mengenai kosmologi.7
Sedang
kosmologi termasuk bagian dari filsafat alam yang didalamnya
membicarakan inti alam, isi alam dan hubungannya satu sama lain dan
dengan keberadaanya dengan yang ada mutlak.8
Dahulu ilmu yang mempelajari tentang asal usul alam semesta disebut
kosmogoni, sekarang oleh para ahli astronomi modern, kosmogoni yang
mempelajari asal usul dan evolusi alam semesta telah diperluas menjadi
kosmologi.
Menurut paham naturalisme, pengertian alam sebagai pengertian yang
pokok dan hakiki, sedangkan arti luas alam ialah halhal yang ada disekitar
kita dan yang dapat kita serap secara indrawi, secara lebih cermat istilah
alam dapat di pakai untuk menunjukan ruang dan waktu.9
Alam merupakan
tubuh, sedangkan Sisi mental dan struktur fisikal alam adalah jiwa Tuhan,
jadi antara Tuhan dan alam adalah prinsip identitas di lihat dari perspektif
bagian yang berbeda, karena Tuhan imanent bersama- sama alam, maka
Tuhan merupakan sebab transcendent.10
7
Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, Dirasah Islamiah (V), (Jakarta:PT
Raja Gravindo Persada 1993), h. 122.
8
Poedjawitjatna, Pembimbing kearah Alam Fiksafat, (Bandung: PT Bima Aksara, 1986),
h. 73.
9
Louis O Kectsoff, Pengantar Filsafat, terjemahan Soejono Soemaryono,
(Yogyakrta:Triwacana, 1996), h. 263.
10
Joko Siswanto,Sistem-sistem Metafisika Barat dan Aristoteles-Derenida, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), h. 73.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas,dapat kita simpulkan
bahwa metafisika adalah awal dari adanya ilmu filsafat yang bermula dari
pertanyaan-pertanyaan yang di buat oleh manusia dan kemudian di jawab
oleh manusia itu sendiri. Kemudian ada cabang kajian epistimologi yang
menyangkut tentang asal-usul, hakikat, sifat, dan jenis.
Cabang kajian aksiologi yang berbicara tentang hubungan ilmu dengan nilai,
cabang kajian ilmu teologi yang membahas tentang cara filosofis pokok-
pokok agama, dan cabang kajian kosmologi yang filosofi penciptaan alam.
Maka sekiranya, dari semua itu dapat kita ambil sebagai ilmu yang
bermanfaat untuk kita pelajari, dan untuk menambah wawasan kita agar
lebih luas.
11
DAFTAR PUSTAKA
CENDIKIA . dewi Rokhmah, Jurnal Studi Keislaman Volume 7, Nomor 2,
Desember 2021; Ilmu dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi.Journal of Social Research Februari 2022, 1 (3),749-754;
Addurun Nafis Harahap, Salminawati, Aksiologi Ilmu Dalam Perspektif
Islam Dan Barat.
Fathur Rahman - Konsep Kosmologi Dalam Filsafat,TASAMUH: JURNAL STUDI
ISLAM ISSN 2086- 6291 (p); 2461-0542 (e)V01ume 8, Nomor 2,
September 201 6, 265-28
PRIMER: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 01, No. 03 (Juni, 2023) 282-289,_
Tira Reseki Pajriani, Suci Nirwani, Muhammad Rizki, Epistemologi
filsafat.
Tazkiyah Basa’
ad, Studi Dasar filsafat,Yogyakarta 2018.

More Related Content

Similar to MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf

Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxShalsaBil
 
Kuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).pptKuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).pptYusufRauf2
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
Ontology non reg matraman
Ontology  non reg matramanOntology  non reg matraman
Ontology non reg matramangadisghumi
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfregistaannisa
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.Septian Muna Barakati
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiJulianaRafiati
 

Similar to MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf (20)

Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
 
Tugas ontologi
Tugas ontologiTugas ontologi
Tugas ontologi
 
Kuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).pptKuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).ppt
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Ontology non reg matraman
Ontology  non reg matramanOntology  non reg matraman
Ontology non reg matraman
 
Ontologi
OntologiOntologi
Ontologi
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu nurhalima s.
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiati
 

MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf

  • 1. MAKALAH FILSAFAT UMUM “CABANG-CABANG KAJIAN FILSAFAT I” Dosen Pengampu : Amin Hasan,M.Ud DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 Saputri Julita (12309036) Muhammad Fauzan (12309043) Sayyidah Fadhilatunnisa (12309056) PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kita kepada kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga kami bisa menyusun makalah Filsafat Umum ini dan tidak lupa selalu sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang menderang ini. Adapun maksud tujuan pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Cabang-Cabang Kajian Filsafat I” untuk memenuhi tugas mata kuliah FIlsafat Umum yang diampu oleh Bapak Amin Hasan,M.Ud. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Tidak terlepas juga dari semua itu, kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan sehingga kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritikan dan sarana pembaca supaya dapat mengembangkan perbaikan penyusunan pada makalah kami untuk kedepannya. Pontianak, 5 November 2023
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................1 C. Tujuan.........................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2 A. Metafisika ..................................................................................................2 B. Epistemologi...............................................................................................4 C. Aksiologi ....................................................................................................5 D. Teologi........................................................................................................7 E. Kosmologi ..................................................................................................8 BAB III PENUTUP...........................................................................................10 A. Kesimpulan...............................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui,Filsafat memiliki beberapa cabang kajian yang diantaranya adalah, Metafisika yang dimana metafisika ini merupakan cabang kajian filsafat yang mengatasi pengalaman inderawi yang diantaranya bersifat individual. Kemudian cabang kajian filsafat epistemologi, yang berkaitan dengan hakikat aau teori pengetahuan,dan pembahasan tentang asal mula, sumber, ruang lingkup, nilai validitas, dan kebenaran dari pengetahuan. Dan diantara cabang-cabang kajian filsafat tersebut, masih ada beberapa yang nanti nya akan dibahas didalam makalah ini. B. Rumusan Masalah a. Apa saja cabang-cabang kajian Filsafat ? b. Apa itu Metafisika,Epistemologi,Aksiologi,Teologi,dan Kosmologi ? c. Apa saja pembahasan yang terkandung di dalam cabang-cabang kajian tersebut ? C. Tujuan a. Mengenal macam-macam cabang kajian filsafat. b. Mengenal Metafisika, Epistimologi, Aksiologi, Teologi, dan Kosmologi. c. Mengetahui apa saja yang terkandung di dalam cabang-cabang kajian filsafat.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Metafisika Secara historis, filsafat berawal dari metafisika pertanyaan-pertanyaan, seperti, “Apakah itu Alam Semesta?” “Bagaimanakah asal-usulnya? “Apa itu kenyataan?” “Apa hakikat jiwa?” “Apa itu tubuh?” “Bagaimana hubungan antara jiwa dan tubuh?” dan sebagainya, Adalah bentuk pertanyaan-pertanyaan pertama yang menggelitik manusia dan kemudian membuat mereka sendiri berusaha untuk menjawabnya, berbagai pertanyaan kritis tersebut dibuat untuk menggugat metafisika itu sendiri yang berarti, keberatan terhadap metafisika yang dikarenakan konsep-konsep metafisika yang tidak bisa diverifikasi, tidak konkret,dan tidak positif. Hal itu membuat metafisika sendiri berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan dan menjelaskan yang ada dalam setiap bentuknya, menerangkan hakikat dari “segala yang ada” kelahirannya diawali oleh suatu ketertarikan untuk mengungkap misteri di balik realitas. Jangkauan metafisika tidak bersifat partikular, tetapi seluas dari segala kenyataan, karena metafisika terfokus kepada “ada” dengan segala yang berlaku untuk ada, karena, dan sejauh ia ada. Para pelopor metafisika seperti, ThaIes, Palato dan Aristoteles sendiri sebenarnya belum secara tegas menamakan disiplin yang mereka kembangkan secara "metafisika" Aristoteles sendiri menamakan disiplin yang mengkaji şebab-şebab terdalam prinsip-prinsip konstitutif dan tertinggi segala sesuatu tersebut sebagai proto filosofhia (filsafat pertama) untuk membedakannya dari disiplin filsafat yang masih berkutat pada hal yang
  • 6. 3 sifatnya fisik sekunder. 1 Artinya metafisika berusaha memfokuskan diri pada prinsip dasar yang terletak pada pertanyaan dengan berbagai pendekatan intelektual. Setiap prinsip dinamakan "pertama" sebab prinsip tersebut tidak dapat dirumuskan ke dalam istilah lain. Objek kajian metafisika yaitu kosmologi,teologi dan antropologi. Metafisika dapat mendekati hakikat kenyataan dari dua macam sudut pandang yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif di mana orang pertanyakan "kenyataan itu tunggal atau jamak?" sedangkan Kualitatif adalah pertanyaan "Apakah yang merupakan kenyataan itu?" contohnya "daun yang memiliki warna kehijauan atau bunga mawar yang berbau harum. "bila dikatakan bunga itu harum" yang menjadi masalah metafisika adalah ada, bukan bunga harum. bunga tetap diterima sebagai sesuatu yang aktual dan bereksistensi. yang menjadi masalah metafisika adalah hakikat Ada yang berada di belakang yang ada.2 Istilah-istilah terpenting dalam bidang metafisika antara lain, yang ada (being), kenyataan (reality), eksistensi (eksistence), perubahan (change), tunggal (one), dan jamak (many). Pengertian "yang ada" mempersatukan segala sesuatu yang ada dengan menunjukkan ciri yang sama yang dimiliki oleh segala sesuatu tersebut. tanpa sifat "ada" tidak mungkin ada sesuatu yang bereksistensi,dengan mengenal sifat dari yang "ada" maka jelas kita mengenal maknanya. Aristoteles sendiri memberikan definisi kepada metafisika sebagai ilmu pengetahuan mengenai yang ada sebagai yang ada. "ada" tidaklah setara dengan bereksistensi, sudah pasti hal itu ada tetapi sesuatu yang ada tidaklah selalu bereksistensi. misalnya, meja di depan Anda, orang berkata bahwa meja ini bersifat tanda maka eksistensi sudah mengandaikan ada. tapi 1 Aristoteles menggunakan istilah pertama sebagai penjelasan tentang alam semesta yakni "penggerak yang tidak digerakkan" artinya menjadi sebab dari segala gerak tanpa dirinya digerakkan oleh yang lain lihat sontag Frederick. Elements of philosopphy_ ,New York, Charles Schripner son 1984, h. 1 1 . 2 Anjan chakravartty, A Metaphisics, for scientifics Realism,Cambridge, Cambridge University press 2007,hal 89 - 1 14.
  • 7. 4 jika kemarin Anda mengingat tentang Suatu peristiwa yang ada anda alami pada musim hujan yang lalu, sudah pasti ingatan Anda yang kemarin dan yang lampau tidak bereksistensi lagi pada hari ini. kemudian "sifat ada" terdapat pada yang "nyata ada" dan yang "tampak ada" contohnya, tongkat yang tampaknya bengkok bila dicelupkan ke dalam air.dalam hal ini sudah jelas benar bahwa orang dapat memindahkan antara tongkat sebagai yang ada dengan tongkat sebagai yang nampak ada ketika menampakan diri pada kita. Apabila "ada"kita pandang sebagai Suatu sifat, maka "yang ada" merupakan himpunan segenap satuan yang memiliki sifat ada dan meliputi segala sesuatu. B. Epistemologi Pengertian Epistemologi Menurut Simon Blackburn dalam The Dictionary of Philosophy, epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/diskusi/ilmu), dan jika diungkapkan berarti cabang filsafat yang bersangkutan dengan asal-usul, hakikat, sifat, dan jenis. Topik ini merupakan salah satu topik yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, apa ciri- cirinya, apa jenisnya, dan hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan (Blackburn 2013). Selain itu, Blackburn mengklarifikasi bahwa epistemologi atau hipotesis informasi setara dengan konsep sains, asumsi, landasan, dan tanggung jawab atas representasi informasi yang dikontrol setiap orang. Informasi ini diperoleh orang melalui penalaran dan berbagai teknik termasuk: strategi induktif, keterampilan deduktif, strategi positivis, strategi kontemplatif, dan keterampilan persuasi. Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal- hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi
  • 8. 5 ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiahl kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiahl keindahan seni dan kebaikan moral. Dari pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian epistemologi membahas tentang proses bagaimana memperoleh pengetahuan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk memperoleh pengetahuan yang benar, apa yang benar, dan apa yang menjadi standar. kajian epistemologi bertujuan untuk mempertanyakan bagaimana sesuatu itü terjadi bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakannya dengan yang lain, dan sebagainya tentang keadaan dan kondisi sesuatu dalam ruang dan waktu. Lantas apa dasar tataran epistemologis yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan tentang logika, etika, dan estetika, serta metode dan prosedur untuk memperoleh kebenaran ilmiah, keindahan moral, dan keindahan artistik, dan kebaikan moral. C. Aksiologi Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axion yang berarti nilai dan logos yang berarti ilmu. Sederhananya aksiologi adalah ilmu tentang nilai. Aksiologis dasarnya berbicara tentang hubungan ilmu dengan nilai, apakah ilmu bebas nilai dan apakah ilmu terikat nilai. Karena berhubungan dengan nilai maka aksiologi berhubungan dengan baik dan buruk, berhubungan dengan layak atau pantas, tidak layak atau tidak pantas. Ketika para ilmuwan dulu ingin membentuk satu jenis ilmu pengetahuan maka sebenarnya dia harus atau telah melakukan uji aksiologis. Contohnya, apa gunanya ilmu Manajemen Pendidikan Islam yaitu kajian-kajian aksiologi yang membahas itu. Jadi pada intinya kajian aksiologi itu membahas tentang layak atau tidaknya sebuah ilmu pengetahuan, pantas atau tidaknya ilmu pengetahuan
  • 9. 6 itu dikembangkan. Kemudian aksiologi ini juga yang melakukan pengereman jika ada ilmu pengetahuan tertentu yang memang tingkat perkembangannya begitu cepat,sehingga pada akhirnya nanti akan mendehumanisasi atau membuang nilainilai yang dipegang kuat oleh umat manusia. Aksiologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai atau norma-norma terhadap sesuatu ilmu. Mengenai nilai itu sendiri dapat jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kata kata adil dan tidak adil, jujur dan curang, benar dan salah, baik dan tidak baik. Hal itu semua mengandung penilaian karena manusia yang dengan perbuatannya berhasrat mencapai atau merealisasikan nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai, pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari Sudut pandangan kefilsafatan. Aksiologi yang mempersoalkan tentang nilai-nilai kehidupan. Aksiologi disebut juga filsafat nilai, yang meliputi meliputi: etika, estetika, dan religi. Etika adalah bagian filsafat aksiologi yang menilai perbuatan seseorang dari segi baik atau buruk. Estetika adalah bagian filsafat yang menilai sesuatu dari segi indah atau tidak indah. Sedangkan religi merupakan sumber nilai yang berasal dari agama atau kepercayaan tertentu. Pembagian Aksiologi. 1. Moral. Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu. Fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk) akan tetapi dalam praktiknya etika banyak sekali mendapatkan kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif), yaitu tidak terlepas dari alam masing masing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Hal
  • 10. 7 ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif), yaitu tidak terlepas dari alam masing masing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. 2. Etika Normatif. Etika normatif sering disebut filsafat moral (moral philosophy) atau etika filsafati (philosophical ethics). Etika normatif dibagi ke dalam dua teori, yaitu teori-teori nilai (theories of value) dan teori-teori keharusan (theories of obligtion). Teori-teori nilai mempersoalkan sifat kebaikan. Sifat teori ini ada dua, yakni monistis dan pluralistis. 3. Sosio-Politic-life Kehidupan social politik merupakan sesuatu yang melahirkan filsafat social dengan kajian pokoknya adalah manusia. Manusia sebagia mahluk social, saling berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan susunan kodrat, manusia tidak hanya sekedar makhluk jasmaniah, tetapi juga makhluk rohaniah dan mahluk social, yang memiliki daya cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (konatif). Manusia diharapkan mampu mengembangkan daya rohaniahnya tersebut, sehingga manusia tidak menjadi korban keadaan, dan tidak bersifat reaktif terhadap keadaan, tetapi mampu berperanan sebagai subyek dalam menghadapi keadaan, dan mampu merasakan, memikirkan, mempertimbangkan, dan akhirnya menghasilkan keputusan kehendak untuk menghadapi dan menangani keadaan tersebut untuk mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik dan lebih luhur. D. Teologi Teologi merupakan wilayah kajian metafisika yang membicarakan tentang Tuhan. Dan membahas secara filosofis pokok-pokok agama sebagai hal yang dikaitkan dengan Tuhan.
  • 11. 8 Tuhan adalah suatu yang mutlak tidak dapat ditangkap indra, apabila filsafat ketuhanan mengambil Tuhan sebagai titik akhir atau kesimpulan seluruh pengkajiannya, maka teologi wahyu memandang Tuhan sebagai titik awal pembahasannya. Dalam kajiannya, kerangka pikir yang dipakai teologi adalah apa yang dikenal dengan eklektasi antara agama dan filsafat "Al-Taufik Baina Al-Din wa Al-Falsafah", yaitu mempertemukan pada agama dan filsafat.3 Filsafat ketuhanan berurusan dengan pembuktian kebenaran adanya Tuhan yang didasarkan pada penalaran manusia. filsafat ketuhanan tidak mempersoalkan eksistensi Tuhan disiplin ilmu tersebut hanya ingin menggaris bawahi bahwa apabila tidak ada penyebab pertama yang tidak disebabkan maka kedudukan bendabenda yang relatif kontingen tidak dapat dipahami akal dari hal tersebut di atas, ada beberapa macam pembuktian filosofis yang berusaha membukakan jalan-jalan menuju Tuhan; yaitu pembuktian ontologi, kosmologi, teologi, dan moral. Hal ini sekaligus merupakan kelebihan pendekatan filsafat dibanding dari pendekatan agama maupun ilmu. E. Kosmologi Kata kosmologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti bumi, yang tersusun menurut peraturan dan bukan yang kacau tanpa aturan4 Kosmos juga berarti alam semesta.5 Alam semesta berarti jagat raya, kemudian jadi cabang ilmu kosmologi yang memandang alam semesta sebagai Suatu keseluruhan integral.6 Sedangkan kosmos secara literal berarti tatanan dan keindahan. Alam semesta atau disebut bumi adalah Suatu planet di dalam tata surya yang mengitari matahari. 3 Muhammad muslih. _Pengantar Ilmu Filsafat h. 48 4 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia Bagian 4, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h.1887. 5 Puis A Partanto, Kamus Filsafat Populer, (Surabaya: Arkola, 2000), h. 376. 6 Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta:PT Gramedia Utama 2000), h. 499.
  • 12. 9 Pembahasan mengenai penciptaan alam di dalam kajian parafilosuf, biasanya dimasukkan kedalam pembahasan mengenai kosmologi.7 Sedang kosmologi termasuk bagian dari filsafat alam yang didalamnya membicarakan inti alam, isi alam dan hubungannya satu sama lain dan dengan keberadaanya dengan yang ada mutlak.8 Dahulu ilmu yang mempelajari tentang asal usul alam semesta disebut kosmogoni, sekarang oleh para ahli astronomi modern, kosmogoni yang mempelajari asal usul dan evolusi alam semesta telah diperluas menjadi kosmologi. Menurut paham naturalisme, pengertian alam sebagai pengertian yang pokok dan hakiki, sedangkan arti luas alam ialah halhal yang ada disekitar kita dan yang dapat kita serap secara indrawi, secara lebih cermat istilah alam dapat di pakai untuk menunjukan ruang dan waktu.9 Alam merupakan tubuh, sedangkan Sisi mental dan struktur fisikal alam adalah jiwa Tuhan, jadi antara Tuhan dan alam adalah prinsip identitas di lihat dari perspektif bagian yang berbeda, karena Tuhan imanent bersama- sama alam, maka Tuhan merupakan sebab transcendent.10 7 Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, Dirasah Islamiah (V), (Jakarta:PT Raja Gravindo Persada 1993), h. 122. 8 Poedjawitjatna, Pembimbing kearah Alam Fiksafat, (Bandung: PT Bima Aksara, 1986), h. 73. 9 Louis O Kectsoff, Pengantar Filsafat, terjemahan Soejono Soemaryono, (Yogyakrta:Triwacana, 1996), h. 263. 10 Joko Siswanto,Sistem-sistem Metafisika Barat dan Aristoteles-Derenida, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 73.
  • 13. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas,dapat kita simpulkan bahwa metafisika adalah awal dari adanya ilmu filsafat yang bermula dari pertanyaan-pertanyaan yang di buat oleh manusia dan kemudian di jawab oleh manusia itu sendiri. Kemudian ada cabang kajian epistimologi yang menyangkut tentang asal-usul, hakikat, sifat, dan jenis. Cabang kajian aksiologi yang berbicara tentang hubungan ilmu dengan nilai, cabang kajian ilmu teologi yang membahas tentang cara filosofis pokok- pokok agama, dan cabang kajian kosmologi yang filosofi penciptaan alam. Maka sekiranya, dari semua itu dapat kita ambil sebagai ilmu yang bermanfaat untuk kita pelajari, dan untuk menambah wawasan kita agar lebih luas.
  • 14. 11 DAFTAR PUSTAKA CENDIKIA . dewi Rokhmah, Jurnal Studi Keislaman Volume 7, Nomor 2, Desember 2021; Ilmu dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.Journal of Social Research Februari 2022, 1 (3),749-754; Addurun Nafis Harahap, Salminawati, Aksiologi Ilmu Dalam Perspektif Islam Dan Barat. Fathur Rahman - Konsep Kosmologi Dalam Filsafat,TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM ISSN 2086- 6291 (p); 2461-0542 (e)V01ume 8, Nomor 2, September 201 6, 265-28 PRIMER: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 01, No. 03 (Juni, 2023) 282-289,_ Tira Reseki Pajriani, Suci Nirwani, Muhammad Rizki, Epistemologi filsafat. Tazkiyah Basa’ ad, Studi Dasar filsafat,Yogyakarta 2018.