SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
SENGKETA
KEPEGAWAIAN
DI
PERADILAN TUN
Oleh :
FERY CHOFA, SH, LL.M
 Kewenangan Peradilan TUN :
Bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.
(Pasal 47 Undang Undang No. 5 Tahun 1986)
 Sengketa TUN adalah :
sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah,
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(Pasal 1 angka 10 Undang Undang No. 51 Tahun 2009)
SENGKETA KEPEGAWAIAN
 UU No. 43 Tahun 1999 : Perubahan Atas UU
No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Pasal 35
(1) Sengketa kepegawaian diselesaikan melalui
Peradilan Tata Usaha Negara.
(2) Sengketa kepegawaian sebagai akibat
pelanggaran terhadap peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melalui
upaya banding administratif kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian.
Unsur
Sengketa
Kepegawaian
Subyek
Badan atau Pejabat
tun pembuat
keputusan
PNS *
*Janda/Duda PNS, Anak
anak PNS, org yg merasa
kepentingannya dirugikan
Keputusan TUN
sebagaimana diatur
pada Pasal 1 angka 9
UU No. 51 Tahun 2009
Obyek
Keputusan Negatif Fiktif
sebagaimana diatur dalam
Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun
1986
4
Unsur
Ketetapan
Menurut
UU No.51 /2009
Tertulis
Dikeluarkan oleh
Badan/ Pejabat TUN
Berisi
tindakan hukum TUN
Bersifat konkrit,
individual
dan final
Berdasarkan
peraturan perundang-undangan
Menimbulkan
akibat hukum
bagi seseorang
/badan Hukum Perdata
5
6
Keputusan TUN yang fiktif atau Negatif.
(vide pasal 3 UU No. 5/86)
Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara tidak mengeluarkan keputusan,
sedangkan hal itu menjadi
kewajibannya, maka hal tersebut
disamakan dengan Keputusan Tata
Usaha Negara.
Jika ada jangka waktu dan
ternyata setelah melewati
jangka waktu ternyata badan
atau pejabat TUN tidak
menerbitkan Keputusan TUN
yang dimohonkan
Badan atau pejabat TUN dianggap telah
menerbitkan Keputusan Penolakan
Permohonan tsb
Jika tidak ada jangka waktu dan
setelah jangka waktu 4 bulan dari
permohonan ternyata badan/
pejabat TUN tidak menerbitkan
keputusan
Ruang Lingkup Sengketa
Kepegawaian.
Berkaitan ketidak puasan PNS atau pihak lain yang
merasa dirugikan dengan penerbitan atau penetapan
Keputusan Tata Usaha Negara bidang kepegawaian yang
antara lain menyangkut :
 Keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS),
 Keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS),
 Keputusan pengangkatan dalam pangkat (untuk
kenaikan pangkat),
 Keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural
dan jabatan fungsional,
 Keputusan mengenai mutasi,
 Keputusan pemberhentian sementara sebagai PNS,
 Keputusan mengenai izin perkawinan dan perceraian,
 Keputusan penjatuhan hukuman disiplin PNS,
 Keputusan pemberhentian sebagai PNS.
7
Penyelesaian Sengketa Kepegawai
1. Sengketa Kepegawaian yang dalam
peraturannya memberikan kesempatan
adanya upaya adminstratif, yaitu
sengketa sebagai akibat pelanggaran
terhadap peraturan disiplin Pegawai
Negeri Sipil .
2. Sengketa Kepegawaian yang tidak diatur
adanya upaya administratif dapat
langsung diselesaikan melalui Peradilan
Tata Usaha Negara.
8
Sengketa
Tata Usaha
Negara
Tidak ada
upaya
administratif
Banding Administratif
Kpd Instansi atasan
atauinstansi lain dari yang
mengeluarkan Keputusan
Keberatan
Kpd Pejabat Pembuat
Keputusan
Upaya
Administrat
if
P TUN
P
Tinggi
TUN
MA
PENYELESAIAN
SENGKETA TATA USAHA
NEGARA
9
Sengketa kepegawaian
Undang Undang No. 5 Tahun 2014 :
Aparatur Sipil Negara
Pasal 129
Sengketa Kepegawaian
Upaya
Administratif
Keberatan : kepada atasan
Banding Administratif :
kepada Badan Pertimbangan
ASN
Sengketa TUN & kepegawaian
Undang Undang No. 5 Tahun 1986
:Peratun
 Pasal 48 (1).
adalah suatu prosedur yang dapat
ditempuh oleh seseorang atau badan
hukum perdata apabila ia tidak puas atau
keberatan terhadap dikeluarkannya KTUN
1. Pengajuan keberatan (bezwaarschrif)
ditujukan kepada Badan/Pejabat TUN
yang mengeluarkan Keputusan.
2. Pengajuan Surat Banding Administratif
(administratief beroep).
Ditujukan kepada atasan pejabat atau
instansi lain dari Badan/Pejabat TUN
yang mengeluarkan keputusan, yang
berwenang memeriksa ulang keputusan
yang disengketakan.
Upaya Hukum Administratif
terkait dengan Penjatuhan Hukuman
Disiplin
(PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri )
1.Tidak dapat diajukan upaya
administratif
yaitu untuk jenis hukuman disilin ringan
berupa :
 tegutan lisan,
 teguran tertulis,
 dan penyetaan tidak puas secara tertulis.
(vide Pasal 33 PP No. 53 Tahun 2010)
13
2.Dapat dilakukan upaya keberatan
kepada atasan pejabat yang
berwenang menghukum
untuk jenis hukuman disiplin sedang
berupa :
• penundaan kenaikan gaji berkala
selama 1 (satu) tahun,
• dan penundaan kenaikan pangkat
selama 1 (satu) tahun
(vide Pasal 34 ayat (1) PP No. 53
Tahun 2010)
14
Prosedur keberatan hukuman
disiplin
Prosedur keberatan hukuman disiplin pada intinya adalah
:
 Diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang
berwenang menghukum dengan memuat alasan
keberatan dan tembusannya disampaikan kepada
pejabat yang berwenang menghukum.
 Keberatan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima
keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi
14 (empat belas) hari kalender tidak dapat diterima.
 Pejabat yang berwenang menghukum setelah menerima
tembusan surat keberatan atas keputusan hukuman disiplin yang
telah dijatuhkannya, harus memberikan tanggapan atas
keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan.
15
Prosedur keberatan hukuman
disiplin
 Tanggapan tersebut disampaikan secara tertulis kepada
atasan pejabat yang berwenang menghukum dalam
jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal
yang bersangkutan menerima tembusan surat keberatan.
 Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib
mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh
PNS yang bersangkutan, dalam jangka waktu paling lama
21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung mulai tanggal
atasan pejabat yang berwenang menghukum menerima
surat keberatan.
 Penguatan, peringanan, pemberatan, atau pembatalan
hukuman disiplin, ditetapkan dengan keputusan atasan
pejabat yang berwenang menghukum. Keputusan
16
3.Dapat diajukan upaya banding
administratif kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian
untuk jenis hukuman disiplin berat
berupa
 pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai PNS,
 dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
(vide Pasal 34 ayat (2) PP No. 53 Tahun
2010 jo. PP No 24 Tahun 2011 tentang
Badan Pertimbangan Kepegawaian )
17
Pengajuan Banding
Administratif
 Diajukan secara tertulis kepada BAPEK dan
tembusannya disampaikan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah
yang memuat alasan dan/atau bukti sanggahan.
 Diajukan paling lama 14 (empat belas) hari, terhitung
sejak tanggal surat keputusan hukuman disiplin
diterima.
 Banding administratif yang diajukan melebihi tenggang
waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat
keputusan hukuman disiplin diterima, tidak dapat
diterima.
 Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku
Wakil Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (2), wajib memberikan tanggapan dan/atau bukti
pelanggaran disiplin yang disampaikan kepada BAPEK
paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak tanggal
diterimanya tembusan banding administratif.
18
 Apabila Pejabat Pembina Kepegawaian atau
Gubernur selaku Wakil Pemerintah tidak
memberikan tanggapan dalam waktu 21
(dua puluh satu) hari sejak tanggal
diterimanya tembusan banding administratif,
BAPEK mengambil keputusan terhadap
banding administratif berdasarkan bukti
yang ada.
 BAPEK wajib memeriksa dan mengambil
keputusan dalam waktu paling lama 180
(seratus delapan puluh) hari sejak
diterimanya banding administratif.
 Keputusan BAPEK bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang
terkait
19
Sengketa
Kepegawaia
n
Tidak ada
upaya
administratif
Banding Administratif
Kpd BAPEG
Keberatan *****
Kpd Atasan Pejabat
Pembuat Keputusan
Upaya
Administrat
if
P TUN
P
Tinggi
TUN
MA
PENYELESAIAN
SENGKETA TATA USAHA
NEGARA
20
?
**** Keberatan UU TUN –kpd pembuat
keputusan
Keberatan PP 53 --- kpd atasan Pejabat
Pembuat Keputusan
PROSES BERACARA DI PTUN
KTUN
(Psl 1.9)
Dismissal
proses (Psl
62)
Pem.
Persiapan (Psl
63)
Gugatan
Perlawanan
(Psl 62 ayat
3) dtw 14
hr
Pemeriksaan
dalam sidang
(acara biasa
) Psl 68 -97
P U T U S A N
(Psl 97 )
Tidak
lolos
Dibenarkan
/beralasan
Gugatan Lolos
Pengujian di Peratun
 1. Kewenangan.
a. Atributif.
b. Delegasi wewenang.
c. Mandat.
 2. Formal prosedural
 3. Substansi/materiil.
SYARAT SAHNYA KEPUTUSAN TUN
Syarat Formil
a. Prosedur
b. Bentuk Tap
c. Pelaksanaan
al. diberitahukan,
diumumkan
Syarat materiil
a. Organ pemerintah pembuat tap berwenang
- scr materiil (onbevoegdheid ratione materile)
- scr wilayah (onbevoegdheid ratione loci)
- scr waktu (onbevoegdheid ratione temporis)
b. Tap dibuat tanpa Kekurangan yuridis
- penipuan (bedrog)
- paksaan (dwang)
- kesesatan (dwaling)
c. Isi & tujuan Tap hrs sesuai
dg isi & tujuan peraturan dasarnya
CACAT YURIDIS
Dapat dimintakan pembatalannya
Jk tidak terpenuhi
Asas rechtmatig
/praesumptio iustae causa
Psl 67, Psl 53 UU No. 5/86 jo.
UU No. 9/004
23
P U T U S A N
 Berupa :
a. Gugatan ditolak.
b. Gugatan dikabulkan.
c. Gugatan tidak diterima.
d. Gugatan gugur.
(Pasal 97 ayat 7 UU Peratun)
 Dalam hal gugatan dikabulkan, Pengadilan
dapat menetapkan kewajiban yang harus
dilakukan oleh Badan/Pejabat TUN :
a. Pencabutan KTUN yang bersangkutan.
b. Pencabutan KTUN yang bersangkutan dan
menerbitkan KTUN yang baru.
c. Penerbitan KTUN (dalam hal gugatan
didasarkan pada Pasal 3)
d. Merehabilitasi harkat, martabat, dan
kedudukan seperti semula sesuai
perundang-undangan (dalam hal sengketa
kepegawaian).
SELESAI
TERIMA KASIH
26

More Related Content

Similar to SENGKETA_KEPEGAWAIAN.pptx

UU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiUU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiSiti Sahati
 
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxTugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxToto261231
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tunMoel Ryadhie
 
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasn
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasnPaparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasn
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasnKutsiyatinMSi
 
Upaya administratif dan bapek
Upaya administratif dan bapekUpaya administratif dan bapek
Upaya administratif dan bapekMohammad Subhan
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniDinye
 
Hukumacarapersainganutkkursusadvokat
HukumacarapersainganutkkursusadvokatHukumacarapersainganutkkursusadvokat
HukumacarapersainganutkkursusadvokatSyah Awaluddin
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahTri Widodo W. UTOMO
 
Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanBenny Benny
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
Hukum acara persaingan usaha
Hukum acara persaingan usahaHukum acara persaingan usaha
Hukum acara persaingan usahaJon Nizar
 
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfHAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfAchmadHasanBasri
 
Pengujian peraturan perundang undangan
Pengujian peraturan perundang undanganPengujian peraturan perundang undangan
Pengujian peraturan perundang undanganswirawan
 
Materi sharing sdm list (phi mtq)
Materi sharing sdm list (phi mtq)Materi sharing sdm list (phi mtq)
Materi sharing sdm list (phi mtq)Wahyu Saputro
 
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Fardalaw Labor
 

Similar to SENGKETA_KEPEGAWAIAN.pptx (20)

UU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiUU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan Sosialisasi
 
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptxTugas 1 hukum perburuhan.pptx
Tugas 1 hukum perburuhan.pptx
 
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptxUU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
 
Hukum acara phi
Hukum acara phiHukum acara phi
Hukum acara phi
 
PTUN_Gugatan.ppt
PTUN_Gugatan.pptPTUN_Gugatan.ppt
PTUN_Gugatan.ppt
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
 
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasn
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasnPaparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasn
Paparan inspektur bkn upaya administratif dan bpasn
 
Upaya administratif dan bapek
Upaya administratif dan bapekUpaya administratif dan bapek
Upaya administratif dan bapek
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
 
Hukumacarapersainganutkkursusadvokat
HukumacarapersainganutkkursusadvokatHukumacarapersainganutkkursusadvokat
Hukumacarapersainganutkkursusadvokat
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
 
Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaan
 
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny KoynjaHUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
Hukum acara persaingan usaha
Hukum acara persaingan usahaHukum acara persaingan usaha
Hukum acara persaingan usaha
 
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfHAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
 
Pengujian peraturan perundang undangan
Pengujian peraturan perundang undanganPengujian peraturan perundang undangan
Pengujian peraturan perundang undangan
 
Materi sharing sdm list (phi mtq)
Materi sharing sdm list (phi mtq)Materi sharing sdm list (phi mtq)
Materi sharing sdm list (phi mtq)
 
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
 

Recently uploaded

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

SENGKETA_KEPEGAWAIAN.pptx

  • 2.  Kewenangan Peradilan TUN : Bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara. (Pasal 47 Undang Undang No. 5 Tahun 1986)  Sengketa TUN adalah : sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 1 angka 10 Undang Undang No. 51 Tahun 2009)
  • 3. SENGKETA KEPEGAWAIAN  UU No. 43 Tahun 1999 : Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 35 (1) Sengketa kepegawaian diselesaikan melalui Peradilan Tata Usaha Negara. (2) Sengketa kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
  • 4. Unsur Sengketa Kepegawaian Subyek Badan atau Pejabat tun pembuat keputusan PNS * *Janda/Duda PNS, Anak anak PNS, org yg merasa kepentingannya dirugikan Keputusan TUN sebagaimana diatur pada Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 Obyek Keputusan Negatif Fiktif sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1986 4
  • 5. Unsur Ketetapan Menurut UU No.51 /2009 Tertulis Dikeluarkan oleh Badan/ Pejabat TUN Berisi tindakan hukum TUN Bersifat konkrit, individual dan final Berdasarkan peraturan perundang-undangan Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang /badan Hukum Perdata 5
  • 6. 6 Keputusan TUN yang fiktif atau Negatif. (vide pasal 3 UU No. 5/86) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara. Jika ada jangka waktu dan ternyata setelah melewati jangka waktu ternyata badan atau pejabat TUN tidak menerbitkan Keputusan TUN yang dimohonkan Badan atau pejabat TUN dianggap telah menerbitkan Keputusan Penolakan Permohonan tsb Jika tidak ada jangka waktu dan setelah jangka waktu 4 bulan dari permohonan ternyata badan/ pejabat TUN tidak menerbitkan keputusan
  • 7. Ruang Lingkup Sengketa Kepegawaian. Berkaitan ketidak puasan PNS atau pihak lain yang merasa dirugikan dengan penerbitan atau penetapan Keputusan Tata Usaha Negara bidang kepegawaian yang antara lain menyangkut :  Keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),  Keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),  Keputusan pengangkatan dalam pangkat (untuk kenaikan pangkat),  Keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional,  Keputusan mengenai mutasi,  Keputusan pemberhentian sementara sebagai PNS,  Keputusan mengenai izin perkawinan dan perceraian,  Keputusan penjatuhan hukuman disiplin PNS,  Keputusan pemberhentian sebagai PNS. 7
  • 8. Penyelesaian Sengketa Kepegawai 1. Sengketa Kepegawaian yang dalam peraturannya memberikan kesempatan adanya upaya adminstratif, yaitu sengketa sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil . 2. Sengketa Kepegawaian yang tidak diatur adanya upaya administratif dapat langsung diselesaikan melalui Peradilan Tata Usaha Negara. 8
  • 9. Sengketa Tata Usaha Negara Tidak ada upaya administratif Banding Administratif Kpd Instansi atasan atauinstansi lain dari yang mengeluarkan Keputusan Keberatan Kpd Pejabat Pembuat Keputusan Upaya Administrat if P TUN P Tinggi TUN MA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA 9
  • 10. Sengketa kepegawaian Undang Undang No. 5 Tahun 2014 : Aparatur Sipil Negara Pasal 129 Sengketa Kepegawaian Upaya Administratif Keberatan : kepada atasan Banding Administratif : kepada Badan Pertimbangan ASN
  • 11. Sengketa TUN & kepegawaian Undang Undang No. 5 Tahun 1986 :Peratun  Pasal 48 (1). adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seseorang atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas atau keberatan terhadap dikeluarkannya KTUN 1. Pengajuan keberatan (bezwaarschrif) ditujukan kepada Badan/Pejabat TUN yang mengeluarkan Keputusan.
  • 12. 2. Pengajuan Surat Banding Administratif (administratief beroep). Ditujukan kepada atasan pejabat atau instansi lain dari Badan/Pejabat TUN yang mengeluarkan keputusan, yang berwenang memeriksa ulang keputusan yang disengketakan.
  • 13. Upaya Hukum Administratif terkait dengan Penjatuhan Hukuman Disiplin (PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri ) 1.Tidak dapat diajukan upaya administratif yaitu untuk jenis hukuman disilin ringan berupa :  tegutan lisan,  teguran tertulis,  dan penyetaan tidak puas secara tertulis. (vide Pasal 33 PP No. 53 Tahun 2010) 13
  • 14. 2.Dapat dilakukan upaya keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin sedang berupa : • penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, • dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun (vide Pasal 34 ayat (1) PP No. 53 Tahun 2010) 14
  • 15. Prosedur keberatan hukuman disiplin Prosedur keberatan hukuman disiplin pada intinya adalah :  Diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada pejabat yang berwenang menghukum.  Keberatan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi 14 (empat belas) hari kalender tidak dapat diterima.  Pejabat yang berwenang menghukum setelah menerima tembusan surat keberatan atas keputusan hukuman disiplin yang telah dijatuhkannya, harus memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan. 15
  • 16. Prosedur keberatan hukuman disiplin  Tanggapan tersebut disampaikan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima tembusan surat keberatan.  Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan, dalam jangka waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung mulai tanggal atasan pejabat yang berwenang menghukum menerima surat keberatan.  Penguatan, peringanan, pemberatan, atau pembatalan hukuman disiplin, ditetapkan dengan keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum. Keputusan 16
  • 17. 3.Dapat diajukan upaya banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian untuk jenis hukuman disiplin berat berupa  pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS,  dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. (vide Pasal 34 ayat (2) PP No. 53 Tahun 2010 jo. PP No 24 Tahun 2011 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian ) 17
  • 18. Pengajuan Banding Administratif  Diajukan secara tertulis kepada BAPEK dan tembusannya disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah yang memuat alasan dan/atau bukti sanggahan.  Diajukan paling lama 14 (empat belas) hari, terhitung sejak tanggal surat keputusan hukuman disiplin diterima.  Banding administratif yang diajukan melebihi tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat keputusan hukuman disiplin diterima, tidak dapat diterima.  Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), wajib memberikan tanggapan dan/atau bukti pelanggaran disiplin yang disampaikan kepada BAPEK paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak tanggal diterimanya tembusan banding administratif. 18
  • 19.  Apabila Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah tidak memberikan tanggapan dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal diterimanya tembusan banding administratif, BAPEK mengambil keputusan terhadap banding administratif berdasarkan bukti yang ada.  BAPEK wajib memeriksa dan mengambil keputusan dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak diterimanya banding administratif.  Keputusan BAPEK bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait 19
  • 20. Sengketa Kepegawaia n Tidak ada upaya administratif Banding Administratif Kpd BAPEG Keberatan ***** Kpd Atasan Pejabat Pembuat Keputusan Upaya Administrat if P TUN P Tinggi TUN MA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA 20 ? **** Keberatan UU TUN –kpd pembuat keputusan Keberatan PP 53 --- kpd atasan Pejabat Pembuat Keputusan
  • 21. PROSES BERACARA DI PTUN KTUN (Psl 1.9) Dismissal proses (Psl 62) Pem. Persiapan (Psl 63) Gugatan Perlawanan (Psl 62 ayat 3) dtw 14 hr Pemeriksaan dalam sidang (acara biasa ) Psl 68 -97 P U T U S A N (Psl 97 ) Tidak lolos Dibenarkan /beralasan Gugatan Lolos
  • 22. Pengujian di Peratun  1. Kewenangan. a. Atributif. b. Delegasi wewenang. c. Mandat.  2. Formal prosedural  3. Substansi/materiil.
  • 23. SYARAT SAHNYA KEPUTUSAN TUN Syarat Formil a. Prosedur b. Bentuk Tap c. Pelaksanaan al. diberitahukan, diumumkan Syarat materiil a. Organ pemerintah pembuat tap berwenang - scr materiil (onbevoegdheid ratione materile) - scr wilayah (onbevoegdheid ratione loci) - scr waktu (onbevoegdheid ratione temporis) b. Tap dibuat tanpa Kekurangan yuridis - penipuan (bedrog) - paksaan (dwang) - kesesatan (dwaling) c. Isi & tujuan Tap hrs sesuai dg isi & tujuan peraturan dasarnya CACAT YURIDIS Dapat dimintakan pembatalannya Jk tidak terpenuhi Asas rechtmatig /praesumptio iustae causa Psl 67, Psl 53 UU No. 5/86 jo. UU No. 9/004 23
  • 24. P U T U S A N  Berupa : a. Gugatan ditolak. b. Gugatan dikabulkan. c. Gugatan tidak diterima. d. Gugatan gugur. (Pasal 97 ayat 7 UU Peratun)
  • 25.  Dalam hal gugatan dikabulkan, Pengadilan dapat menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh Badan/Pejabat TUN : a. Pencabutan KTUN yang bersangkutan. b. Pencabutan KTUN yang bersangkutan dan menerbitkan KTUN yang baru. c. Penerbitan KTUN (dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal 3) d. Merehabilitasi harkat, martabat, dan kedudukan seperti semula sesuai perundang-undangan (dalam hal sengketa kepegawaian).

Editor's Notes

  1. 2