SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2014
Fernando.E (13300073)
Chika.C (13300007)
PENGERTIAN
1. Pajak penghasilan (disingkat PPh) adalah pajak yang dibebankan
pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum
lainnya.
2. Pada akhir maret 2010 jumlah wajib pajak di Indonesia mencapai
sekitar 16 juta orang.
3. Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak
penghasilan sudah terdapat pada zaman Romawi Kuno, antara
lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang
berlaku sampai dengan tahun 167 Sebelum Masehi.
4. Pengenaan pajak pajak penghasilan secara eksplisit yang diatur
dalam suatu Undang-undang sebagai Income Tax baru dapat
ditemukan di Inggris pada tahun 1799.
BUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA REKSADANA
Keputusan Perubahan:
Ketentuan tersebut di atas dicabut
Ketentuan Sekarang:
Pasal 4 ayat (3) huruf j: bunga obligasi yang diterima atau diperoleh
perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak
pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha dikecualikan
sebagai objek PPh
Keputusan Perubahan:
Penegasan bahwa Surplus Bank Indonesia merupakan objek pajak
Ketentuan Sekarang:
Surplus Bank Indonesia Ditafsirkan sebagai bukan objek pajak
SURPLUS BANK INDONESIA
Keputusan Perubahan:
Dividen Yang Diterima WP OP Dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) final
setinggi-tingginya sebesar 10%.
Ketentuan Sekarang:
Dividen Yang Diterima WP OP tidak termasuk dalam Objek PPh
Pasal 4 ayat (2)
DIVIDEN YANG DITERIMA WP OP
Ketentuan Sekarang:
KMK Nomor: 137/PMK.03/2005
• Diri Sendiri Rp.13,2 juta
• Tambahan WP Kawin Rp. 1,2 juta
• Tambahan Istri Bekerja Rp.13,2 juta
• Tambahan Tanggungan Rp. 1,2 juta
(Maksimal 3 orang)
Keputusan Perubahan :
• Diri Sendiri Rp.15,84 juta
• Tambahan WP Kawin Rp. 1,32 juta
• Tambahan Istri Bekerja Rp.15,84 juta
• Tambahan Tanggungan Rp. 1,32 juta
(Maksimal 3 orang)
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
Pasal 14 UU No. 17 Tahun 2000:
WP orang pribadi yang memiliki peredaran usaha kurang
dari Rp 600 juta dapat menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
Keputusan Perubahan:
Batas peredaran usaha untuk dapat menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto bagi WP orang pribadi
dinaikkan menjadi Rp. 4,8 milyar
Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000:
No. Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
No. Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d Rp 25.000.000,- 5%
2. Di atas Rp25.000.000,- s.d. Rp 50.000.000,- 10%
3. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000 15%
4. Di atas Rp100.000.000,- s.d.Rp200.000.000,- 25%
5. Di atas Rp200.000.000,- 35%
Keputusan Perubahan:
TARIF WP ORANG PRIBADI
TARIF WP ORANG PRIBADI
Tarif tertinggi PPh OP sebesar 35% turun menjadi 30% pada tahun
pajak 2009.
Lapisan Penghasilan Tarif
s.d Rp 50.000.000,- 10%
Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000,- 15%
Di atas Rp100.000.000,- 30%
Ketentuan UU No. 17 Tahun 2000:
• Tarif tunggal 30%
• Diturunkan menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada
tahun 2010.
• Untuk WP Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari
tarif yang berlaku.
Keputusan Perubahan:
TARIF WP BADAN
Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWP
dibandingkan
Tarif NPWP
Pasal 21 20% lebih tinggi
Pasal 22 100% lebih tinggi
Pasal 23 100% lebih tinggi
TARIF PEMOTONGAN PUNGUTAN
PPH PASAL 22
UU No. 17 Tahun 2000 :
Menteri Keuangan dapat menetapkan: bendaharawan pemerintah
untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas
penyerahan barang; badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan
usaha di bidang lain;
Dan diusulkan tambahan:
Wajib Pajak tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas
penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Besarnya batasan barang tergolong sangat mewah dan tarif PPh
Pasal 22 sedang dalam proses pembahasan.
OBJEK PEMUNGUTAN PEMUNGUT TARIF DASAR PEMUNGUTAN DASAR HUKUM KETERANGAN
Impor barang oleh importir
dengan API
Bea dan Cukai 2,5% Nilai impor
KMK-254/KMK.03/2001 stdtd
PMK-08/PMK.03/2008
Impor kedelai, gandum dan
tepung terigu oleh importir
dengan API
Bea dan Cukai 0,5% Nilai impor
KMK-254/KMK.03/2001 stdtd
PMK-08/PMK.03/2008
Impor barang oleh importir tanpa
API
Bea dan Cukai 7,5% Nilai impor
KMK-254/KMK.03/2001 stdtd
PMK-08/PMK.03/2008
Impor barang yang tidak dikuasai Bea dan Cukai 7,5% Nilai impor
KMK-254/KMK.03/2001 stdtd
PMK-08/PMK.03/2008
Pembelian barang
Bendaharawan
pemerintah
1,5% Harga pembelian
KMK-254/KMK.03/2001 stdtd
PMK-08/PMK.03/2008
Penjualan BBM jenis Premium,
Solar dan Premix/Super
TT/Pertamax/Pertamax Plus
Pertamina ke SPBU
Swasta
0,3% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final
Pertamina 0,25% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final
Penjualan BBM jenis Minyak
Tanah, Gas LPG, dan pelumas
Pertamina 0,3% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final
Penjualan Semen
Badan usaha yg
bergerak dibidang
Industri semen
0,25% DPP PPN KEP-401/PJ./2001
Penjualan Rokok
Badan usaha yg
bergerak dibidang
Industri rokok
0,15% Harga bandrol KEP-529/PJ./2001 Final
Penjualan kendaraan roda dua
atau lebih
Badan usaha yg
bergerak dibidang
Industri otomotif
0,45% DPP PPN KEP-32.PJ./1995
Penjualan kertas
Badan usaha yg
bergerak dibidang
Industri kertas
0,1% DPP PPN KEP-69/PJ./1995
Penjualan baja
Badan usaha yg
bergerak dibidang
Industri baja
0,3% DPP PPN KEP-01/PJ./1996
Pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor
Industri atau eksportir
yang bergerak dalam
sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian
dan perikanan
1,5% Harga pembelian KEP-523/PJ./2001
TARIF PEMUNGUTAN PPH PASAL 22
PPH PASAL 23
Ketentuan Sekarang:
Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang dibayarkan, atau disediakan untuk dibayarkan, atau
jatuh tempo pembayaran oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan sebesar 15% (lima belas persen) dari :
perkiraan penghasilan neto atas:
1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);
2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21.
PERUBAHAN PPH PASAL 23
Perubahan pada PPh Pasal 23 ayat (1) huruf c :
Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang dibayarkan, atau disediakan untuk dibayarkan, atau
jatuh tempo pembayaran oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan sebesar 2 % (dua persen) dari jumlah bruto atas :
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);
2. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
Ketentuan Sekarang:
KMK-84/KMK.03/2002 dan KEP-171/PJ./2002:
Tarif 2% dari jumlah peredaran bruto berdasarkan pembukuan atau
pencatatan setiap bulan
PPh PASAL 25 ayat (7) huruf c WP OP TERTENTU
Keputusan Perubahan:
Diangkat menjadi Batang Tubuh UU PPh Pasal 25 ayat(7)
Tarif paling tinggi 0,75% dari jumlah peredaran bruto berdasarkan
pembukuan atau pencatatan setiap bulan
Ketentuan UU No. 17 Tahun 2000:
Bagi WP orang pribadi yang bertolak ke luar negeri wajib membayar
Fiskal Luar Negeri sebagai pembayaran pajak dimuka.
Sesuai PP No. 41 Tahun 2001, besarnya Fiskal Luar Negeri adalah:
a) Sebesar Rp.1.000.000,- transportasi melalui udara,
b) Sebesar Rp.500.000,- transportasi melalui darat dan laut.
FISKAL LUAR NEGERI PPh PASAL 25 ayat (8)
Keputusan Perubahan:
a) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki NPWP tidak
membayar Fiskal Luar Negeri.
b) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memiliki NPWP dan telah
berusia 21 tahun yang bertolak ke LN, wajib membayar Fiskal Luar
Negeri sebagai pembayaran pajak dimuka yang ketentuannya diatur
dengan PP.
Keputusan Perubahan:
Untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah diberikan
fasilitas perpajakan berupa pengurangan tarif 50% lebih rendah dari
tarif normal yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH
19

More Related Content

What's hot

::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAANRoko Subagya
 
Penghapusan sanksi pmk 29 2015
Penghapusan sanksi pmk 29 2015 Penghapusan sanksi pmk 29 2015
Penghapusan sanksi pmk 29 2015 Pajak Sumenep
 
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIORESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIONeea Niio
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) Habibie Reza
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Moehammad Bambang Soegeng
 
Tata Cara E filling
Tata Cara E  fillingTata Cara E  filling
Tata Cara E fillingpresent_ku
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Gredy Greddy
 
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)Bimo Prasetio
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Gredy Greddy
 
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh Final
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh FinalDaftar Penghasilan yang dikenakan PPh Final
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh Finaljonathangonzalezkex
 
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONI
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONIPerhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONI
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...Roko Subagya
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 Asep suryadi
 
User Manual e-Faktur
User Manual e-FakturUser Manual e-Faktur
User Manual e-FakturUdudHollicz
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Mohammad Ramadhan
 

What's hot (20)

::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
 
Penghapusan sanksi pmk 29 2015
Penghapusan sanksi pmk 29 2015 Penghapusan sanksi pmk 29 2015
Penghapusan sanksi pmk 29 2015
 
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIORESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
 
Pertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjkPertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjk
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
 
Tata Cara E filling
Tata Cara E  fillingTata Cara E  filling
Tata Cara E filling
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
 
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)
Strategi menghadapi PP No. 46/2013 (PPh Final 1%)
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52
 
TOT Efaktur
TOT EfakturTOT Efaktur
TOT Efaktur
 
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh Final
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh FinalDaftar Penghasilan yang dikenakan PPh Final
Daftar Penghasilan yang dikenakan PPh Final
 
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONI
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONIPerhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONI
Perhitungan Pajak yang dapat jadi Biaya - RIKI ARDONI
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
 
Se 29
Se 29Se 29
Se 29
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
 
User Manual e-Faktur
User Manual e-FakturUser Manual e-Faktur
User Manual e-Faktur
 
Presentasi unair
Presentasi unairPresentasi unair
Presentasi unair
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
 

Similar to Tugas pajak penghasilan

3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan finalDuni Rusnercih
 
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P PhSekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Phagus.suwarjono
 
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIMeysi Resyanti
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Yesica Adicondro
 
34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badanNisa Gunsay
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMInoval dwi ridzkiana
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmardi1390
 
PPh final - Riki ardoni
PPh final  - Riki ardoniPPh final  - Riki ardoni
PPh final - Riki ardoniRiki Ardoni
 
Pajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxPajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxEka Meiyanti
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANYABES HULU
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxnovasaeptian
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Ffffffffffffffebri2nd
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Sidik Abdullah
 

Similar to Tugas pajak penghasilan (20)

3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final
 
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P PhSekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
 
PPh Final.pptx
PPh Final.pptxPPh Final.pptx
PPh Final.pptx
 
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
PAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptxPAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptx
 
34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bm
 
PPh final - Riki ardoni
PPh final  - Riki ardoniPPh final  - Riki ardoni
PPh final - Riki ardoni
 
Pajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxPajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptx
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADAN
 
Pph 25
Pph 25Pph 25
Pph 25
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Fffffffffffff
 
Bab3 pph
Bab3 pphBab3 pph
Bab3 pph
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
 

Recently uploaded

Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Recently uploaded (12)

Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

Tugas pajak penghasilan

  • 1. JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2014 Fernando.E (13300073) Chika.C (13300007)
  • 2. PENGERTIAN 1. Pajak penghasilan (disingkat PPh) adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. 2. Pada akhir maret 2010 jumlah wajib pajak di Indonesia mencapai sekitar 16 juta orang. 3. Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah terdapat pada zaman Romawi Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 Sebelum Masehi. 4. Pengenaan pajak pajak penghasilan secara eksplisit yang diatur dalam suatu Undang-undang sebagai Income Tax baru dapat ditemukan di Inggris pada tahun 1799.
  • 3. BUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA REKSADANA Keputusan Perubahan: Ketentuan tersebut di atas dicabut Ketentuan Sekarang: Pasal 4 ayat (3) huruf j: bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha dikecualikan sebagai objek PPh
  • 4. Keputusan Perubahan: Penegasan bahwa Surplus Bank Indonesia merupakan objek pajak Ketentuan Sekarang: Surplus Bank Indonesia Ditafsirkan sebagai bukan objek pajak SURPLUS BANK INDONESIA
  • 5. Keputusan Perubahan: Dividen Yang Diterima WP OP Dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) final setinggi-tingginya sebesar 10%. Ketentuan Sekarang: Dividen Yang Diterima WP OP tidak termasuk dalam Objek PPh Pasal 4 ayat (2) DIVIDEN YANG DITERIMA WP OP
  • 6. Ketentuan Sekarang: KMK Nomor: 137/PMK.03/2005 • Diri Sendiri Rp.13,2 juta • Tambahan WP Kawin Rp. 1,2 juta • Tambahan Istri Bekerja Rp.13,2 juta • Tambahan Tanggungan Rp. 1,2 juta (Maksimal 3 orang) Keputusan Perubahan : • Diri Sendiri Rp.15,84 juta • Tambahan WP Kawin Rp. 1,32 juta • Tambahan Istri Bekerja Rp.15,84 juta • Tambahan Tanggungan Rp. 1,32 juta (Maksimal 3 orang) PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
  • 7. Pasal 14 UU No. 17 Tahun 2000: WP orang pribadi yang memiliki peredaran usaha kurang dari Rp 600 juta dapat menggunakan norma penghitungan penghasilan neto NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO Keputusan Perubahan: Batas peredaran usaha untuk dapat menggunakan norma penghitungan penghasilan neto bagi WP orang pribadi dinaikkan menjadi Rp. 4,8 milyar
  • 8. Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000: No. Lapisan Penghasilan Tarif 1. S.d. Rp 50.000.000,- 5% 2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15% 3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25% 4. Di atas Rp500.000.000,- 30% No. Lapisan Penghasilan Tarif 1. S.d Rp 25.000.000,- 5% 2. Di atas Rp25.000.000,- s.d. Rp 50.000.000,- 10% 3. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000 15% 4. Di atas Rp100.000.000,- s.d.Rp200.000.000,- 25% 5. Di atas Rp200.000.000,- 35% Keputusan Perubahan: TARIF WP ORANG PRIBADI
  • 9. TARIF WP ORANG PRIBADI Tarif tertinggi PPh OP sebesar 35% turun menjadi 30% pada tahun pajak 2009.
  • 10. Lapisan Penghasilan Tarif s.d Rp 50.000.000,- 10% Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000,- 15% Di atas Rp100.000.000,- 30% Ketentuan UU No. 17 Tahun 2000: • Tarif tunggal 30% • Diturunkan menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada tahun 2010. • Untuk WP Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku. Keputusan Perubahan: TARIF WP BADAN
  • 11. Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWP dibandingkan Tarif NPWP Pasal 21 20% lebih tinggi Pasal 22 100% lebih tinggi Pasal 23 100% lebih tinggi TARIF PEMOTONGAN PUNGUTAN
  • 12. PPH PASAL 22 UU No. 17 Tahun 2000 : Menteri Keuangan dapat menetapkan: bendaharawan pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang; badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; Dan diusulkan tambahan: Wajib Pajak tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Besarnya batasan barang tergolong sangat mewah dan tarif PPh Pasal 22 sedang dalam proses pembahasan.
  • 13. OBJEK PEMUNGUTAN PEMUNGUT TARIF DASAR PEMUNGUTAN DASAR HUKUM KETERANGAN Impor barang oleh importir dengan API Bea dan Cukai 2,5% Nilai impor KMK-254/KMK.03/2001 stdtd PMK-08/PMK.03/2008 Impor kedelai, gandum dan tepung terigu oleh importir dengan API Bea dan Cukai 0,5% Nilai impor KMK-254/KMK.03/2001 stdtd PMK-08/PMK.03/2008 Impor barang oleh importir tanpa API Bea dan Cukai 7,5% Nilai impor KMK-254/KMK.03/2001 stdtd PMK-08/PMK.03/2008 Impor barang yang tidak dikuasai Bea dan Cukai 7,5% Nilai impor KMK-254/KMK.03/2001 stdtd PMK-08/PMK.03/2008 Pembelian barang Bendaharawan pemerintah 1,5% Harga pembelian KMK-254/KMK.03/2001 stdtd PMK-08/PMK.03/2008 Penjualan BBM jenis Premium, Solar dan Premix/Super TT/Pertamax/Pertamax Plus Pertamina ke SPBU Swasta 0,3% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final Pertamina 0,25% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final Penjualan BBM jenis Minyak Tanah, Gas LPG, dan pelumas Pertamina 0,3% Nilai penjualan KEP-417/PJ./2001 Final Penjualan Semen Badan usaha yg bergerak dibidang Industri semen 0,25% DPP PPN KEP-401/PJ./2001 Penjualan Rokok Badan usaha yg bergerak dibidang Industri rokok 0,15% Harga bandrol KEP-529/PJ./2001 Final Penjualan kendaraan roda dua atau lebih Badan usaha yg bergerak dibidang Industri otomotif 0,45% DPP PPN KEP-32.PJ./1995 Penjualan kertas Badan usaha yg bergerak dibidang Industri kertas 0,1% DPP PPN KEP-69/PJ./1995 Penjualan baja Badan usaha yg bergerak dibidang Industri baja 0,3% DPP PPN KEP-01/PJ./1996 Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor Industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan 1,5% Harga pembelian KEP-523/PJ./2001 TARIF PEMUNGUTAN PPH PASAL 22
  • 14. PPH PASAL 23 Ketentuan Sekarang: Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, atau disediakan untuk dibayarkan, atau jatuh tempo pembayaran oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 15% (lima belas persen) dari : perkiraan penghasilan neto atas: 1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2); 2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
  • 15. PERUBAHAN PPH PASAL 23 Perubahan pada PPh Pasal 23 ayat (1) huruf c : Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, atau disediakan untuk dibayarkan, atau jatuh tempo pembayaran oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 2 % (dua persen) dari jumlah bruto atas : 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2); 2. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
  • 16. Ketentuan Sekarang: KMK-84/KMK.03/2002 dan KEP-171/PJ./2002: Tarif 2% dari jumlah peredaran bruto berdasarkan pembukuan atau pencatatan setiap bulan PPh PASAL 25 ayat (7) huruf c WP OP TERTENTU Keputusan Perubahan: Diangkat menjadi Batang Tubuh UU PPh Pasal 25 ayat(7) Tarif paling tinggi 0,75% dari jumlah peredaran bruto berdasarkan pembukuan atau pencatatan setiap bulan
  • 17. Ketentuan UU No. 17 Tahun 2000: Bagi WP orang pribadi yang bertolak ke luar negeri wajib membayar Fiskal Luar Negeri sebagai pembayaran pajak dimuka. Sesuai PP No. 41 Tahun 2001, besarnya Fiskal Luar Negeri adalah: a) Sebesar Rp.1.000.000,- transportasi melalui udara, b) Sebesar Rp.500.000,- transportasi melalui darat dan laut. FISKAL LUAR NEGERI PPh PASAL 25 ayat (8) Keputusan Perubahan: a) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki NPWP tidak membayar Fiskal Luar Negeri. b) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memiliki NPWP dan telah berusia 21 tahun yang bertolak ke LN, wajib membayar Fiskal Luar Negeri sebagai pembayaran pajak dimuka yang ketentuannya diatur dengan PP.
  • 18. Keputusan Perubahan: Untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah diberikan fasilitas perpajakan berupa pengurangan tarif 50% lebih rendah dari tarif normal yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH
  • 19. 19