Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Indonesia sedang melakukan konvergensi SAK dengan IFRS sebagai komitmen terhadap kesepakatan G-20 untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; (2) Penurunan nilai aset diakui ketika nilai tercatat melebihi nilai terpulihkan yang ditentukan berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya penjualan atau nilai pakai; (3) Unit penghasil kas digunakan untuk
3.
Saat ini Indonesia yang diwakili oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) sedang melakukan proses konvergensi
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan
International Financial Reporting Standards (IFRSs).
Proses konvergensi ini dilakukan sebagai bukti
komitmen Indonesia yang diwakili pemerintah
Indonesia dalam memenuhi kesepakatan forum G-
20, hasil pertemuan pemimpin negara G20 di
Washington DC Berikut ini poin kesepakatan forum
G20:
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Enhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in Financial Markets
4. Reinforcing International Cooperation
5. Reforming International Financial Institutions
4. poin terpenting dari kesepakatan G20 adalah
poin pertama, yaitu meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas. Oleh karena IFRSs adalah
standar akuntansi berbasis prinsip yang
dirancang untuk menutup kelemahan-
kelemahan dari standar akuntansi lama maka
diharapkan dengan dilakukannya konvergensi
IFRSs, tujuan dalam poin pertama tersebut
dapat tercapai
6.
Aset adalah salah satu elemen laporan
keuangan yang cukup penting. Jika
dikaitkan dengan elemen liabilitas dan
ekuitas, aset akan membentuk informasi
semantik berupa posisi keuangan.
Sedangkan aset yang tersaji di laporan
posisi keuangan sendiri menunjukkan
informasi mengenai sumber daya untuk
menghasilkan laba
7.
Daya atau manfaat ekonomik dari aset yang
dikuasai entitas untuk melakukan upaya ini
tentu saja terbatas. Daya ini dapat
berkurang karena digunakan dalam
kegiatan upaya yang normal. Misalnya
karena aset tersebut digunakan untuk
kegiatan usaha atau beroperasi. Selain
itu, daya dari aset juga dapat berkurang
karena kejadian-kejadian selain kegiatan
upaya normal. Misalnya aset tersebut
mengalami keusangan atau kerusakan.
8.
Secara akuntansi, berkurangnya daya karena
telah digunakan dalam kegiatan upaya yang
normal diakui dalam proses pembebanan
(charge) biaya menjadi beban depresiasi.
Sedangkan berkurangnya daya karena
kejadian selain kegiatan upaya normal diakui
dalam proses pembebanan biaya menjadi
rugi penurunan nilai
10.
Dalam sejarah perkembangan
akuntansi, penurunan nilai merupakan
metode pelengkap depresiasi yang
digunakan dalam model biaya Hal ini
dikarenakan metode depresiasi tidak
mencerminkan perubahan nilai kini dari
aset
11. Uji penurunan nilai dilakukan jika terdapat indikasi penurunan nilai.
Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menilai adanya indikasi
penurunan nilai berdasarkan PSAK 48:
Informasi dari sumber eksternal:
a) Penurunan signifikan nilai pasar
b) Perubahan negatif signifikan teknologi, pasar, ekonomi atau
lingkup hukum
c) Peningkatan suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar
investasi
d) Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
Informasi dari sumber internal
e) Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset.
f) Perubahan signifikan atas penggunaan aset, penghentian aset atau
restrukturisasi operasi, pelepasan aset, dan penilaian ulang umur
manfaat aset dari tidak terbatas menjadi terbatas.
g) Bukti internal bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk, atau akan
lebih buruk, dari yang diharapkan.
Indikasi Penurunan Nilai
13.
Pengujian penurunan nilai dilakukan dengan
membandingkan nilai tercatat dan nilai
terpulihkan). Jika nilai tercatat lebih tinggi
dari nilai terpulihkan, maka aset mengalami
penurunan nilai dan harus diturunkan
sebesar nilai terpulihkannya
14.
Secara normatif, aset dapat dipulihkan nilainya
dengan dua cara. Pertama dijual sehingga
menghasilkan kas, kedua digunakan untuk
beroperasi sehingga menghasilkan kas.
Sehingga, pemulihan nilai aset dengan cara pertama
dapat ditentukan dari nilai wajar dikurangi dengan
biaya untuk menjual (nilai wajar bersih). Sedangkan
pemulihan nilai aset dengan cara kedua dapat dilihat
dari proyeksi aliran kas dari titik pengujian hingga
akhir pemanfaatan aset di masa depan dan
dinilaikinikan dengan memperhitungkan tingkat
risiko, baik risiko inflasi maupun risiko modal
16.
Secara umum, biasanya pemulihan nilai aset melalui
penjualan lebih dapat ditentukan. Misalnya dengan
melihat harga pasar terobservasi, harga pasar aset
sejenis, harga pasar aset terkini, atau menggunakan
model. Namun, cukup sulit untuk menentukan
pemulihan nilai aset melalui proyeksi aliran kas yang
akan dihasilkan oleh aset tersebut, apalagi jika aset
tersebut tidak dapat menghasilkan aliran kas secara
individual, Sehingga, untuk mengukur penurunan nilai
dari aset semacam ini, digunakanlah konsep UPK sebagai
alat pengukur dan alokasi penurunan nilai aset. Aset-aset
yang secara individual tidak dapat menghasilkan aliran
kas dikelompokkan ke dalam suatu unit yang mana aset-
aset tersebut digunakan untuk menghasilkan kas yang
independen dari aset atau kelompok aset lain
17.
Kajian dilakukan atas kebijakan akuntansi yang
tercermin dalam laporan keuangan (baik
konsolidasian maupun nonkonsolidasian, termasuk
juga laporan audit) beberapa perusahaan migas di
dunia. Laporan yang digunakan adalah laporan
antara tahun 2012-2013. perusahaan yang dikaji
adalah Chevron (laporan tahunan 2012)
Praktik Perusahaan Migas
di Kelas Dunia
18. Chevron adalah perusahaan energi multinasional yang listed di
NYSE dan termasuk enam besar perusahaan migas dunia
Untuk aset tetap yang dimiliki untuk dijual, perhitungan
penurunan nilai dilakukan dengan membandingkan nilai
tercatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Hal
ini dikarenakan secara wajar dan rasional manajemen hanya
akan menjual aset tetap dalam kategori ini, sehingga aset dalam
kategori ini dipulihkan nilainya hanya melalui penjualan.
Sedangkan untuk aset tetap lain dilakukan dengan
membandingkan nilai wajar dengan nilai aliran kas masa depan
diskontoan. Hal ini dikarenakan tujuan manajemen memakai
aset tersebut untuk produksi migas, sehingga secara wajar dan
rasional aset ini tidak akan dipulihkan nilainya melalui
penjualan
Chevron