1. ANALISIS AKTIVITAS
INVESTASI
YANG MALAHATI ZAHRA 023131243
RAHMAWATI LINGGA PUTRI 023131256
SITI RAUDAH YASMIN 023131334
TENGKU MEGA EMBUN SURI 023131199
HUSNUL KHOTIMAH 023131168
2. Analisis Aktivitas Investasi
Pengenalan Aset
Lancar
1. Kas dan setara
kas
2. Piutang
3. Beban di
bayar di muka
Persediaan
1. Akuntansi
dalam valuasi
persediaan
2. Analisis
persediaan
Pengenalan Aset
Jangka Panjang
1. Akuntansi
asset jangka
panjang
2. Kapitalisasi vs
pembebanan
Aset Tetap dan
Sumber Daya
Alam
1. Valuasi
2. Analisis
3. Penyusutan
dan deplesi
Aset Tak
Berwujud
1. Akuntansi
asset tak
berwujud
2. Analisis asset
tak berwujud
3. Goodwill
4. Aset tak
berwujud tak
tercatat dan
kontinjensi
3. ASET LANCAR
merupakan sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas
dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan
Selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal
kerja (working capital)
perusahaan meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi
investasi pada aset lancar melalui metode : pengelolaan penjaminan
kredit, penagihan utang yang efektif, serta persediaan tepat waktu
(just in time).
KAS & SETARA KAS PIUTANG BEBAN DI BAYAR DI MUKA
4. Kas dan Setara Kas
Kas adalah aset yang paling likuid, yang mencakup mata uang,
deposito dana, money order dan check
Setara kas (cash equivalen) juga sangat lancar, investasi jangka
pendek yang siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo
sehingga resiko perubahan harga yang disebabkan pergerakan
tingkat bunga hanya minimal
Contoh setara kas adalah treasury bill jangka pendek, komersial
paper, dan dana pasar uang
Likuiditas : jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat,
juga terkait dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban saat jatuh tempo
5. Kas dan Setara Kas
Selain memeriksa jumlah aset likuid yang tersedia untuk
perusahaan, analis juga harus mempertimbangkan hal berikut :
Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas,
perusahaan dapat mengalami penurunan likuiditas jika nilai
pasar dari efek investasi tersebut turun
Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo
kompensasi untuk mendukung suatu perjanjian pinjaman atau
sebagai jaminan hutang
6. Piutang
merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa atau dari pemberian pinjaman uang
mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktifitas seperti sewa dan
bunga
Piutang usaha (account receivable) berasal dari penjualan produk dan
jasa secara kredit
Wesel tagih ( notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk
membayar
Piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan akan
direalisasi atau ditagih dalam waktu 1 tahun atau 1 siklus operasi
7. Piutang
Penilaian piutang perusahaan melaporkan piutang sebesar nilai
realisasi bersih (net realizable value) jumah piutang total dikurangi
penyisihan piutang tak tertagih
Analisis Piutang Risiko kolektibilitas, keaslian piutang, sekuritisasi
piutang
8. Beban di Bayar di Muka (prepaid
expense)
merupakan pembayaran dimuka atas jasa atau barang yang
belum diterima
Contoh : pembayaran di muka untuk sewa, asuransi utilitas, dan
pajak bangunan
biasanya dikelompokkan dalam aset lancar karena
mencerminkan jasa yang diberikan
9. PERSEDIAAN
Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam
aktivitas operasi normal perusahaan
Metode akumulasi biaya persediaan digunakan untuk
mengalokasi biaya barang tersedia untuk dijual pada harga
pokok penjualan atau persediaan akhir
Persamaan Persediaan :
Persediaan
Awal
Pembelian
Bersih
HPP
Persediaan
Akhir
10. Arus Biaya Persediaan
Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in,
First-Out – FIFO)
Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-in,
First-Out – LIFO)
Biaya Rata-Rata (Average Cost)
11. Analisis Persediaan
Penerapan metode yang berbeda dapat memberikan hasil yang
berbeda.
Dampak biaya persediaan dapat berpengaruh pada
Profit
Neraca
Arus Kas
12. Masalah Penilaian Persediaan Lainnya
A. Likuidasi LIFO
Perusahaan diwajibkan untuk mencatat tiap tingkat biaya
sebagai kelompok persediaan terpisah.
Saat terjadi kuantitas persediaan, perusahaan akan
menggunakan lapisan biaya yang lebih awal untuk dikaitkan
dengan harga jual saat ini.
Pada periode harga meningkat, menghasilkan peningkatan
pada laba kotor seperti dampak penggunaan biaya persediaan
FIFO.
13. Masalah Penilaian Persediaan Lainnya
B. Penyajian Kembali (Restatement) Analitis dari LIFO ke FIFO
Diperlukan tiga penyesuaian :
Persediaan yang dilaporkan berdasarkan LIFO + Cadangan LIFO
Pertambahan kewajiban pajak tangguhan + [Cadangan LIFO x Tarif
pajak]
Saldo laba yang dilaporkan + [Cadangan LIFO x (1 - Tarif pajak)]
Cadangan LIFO adalah jumlah dimana biaya saat ini melebihi biaya
yang dilaporkan dari persediaan LIFO.
14. Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan
Dampak Peningkatan Produksi
Terdiri dari 3 komponen:
Bahan baku atau bahan mentah – biaya dari bahan dasar yang digunakan
untuk membuat produk.
Tenaga kerja – biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan produk jadi.
Overhead – biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti
penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasarana
15. Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang
Lebih Rendah
Prinsip akuntansi yang berlaku umum atas valuasi persediaan adalah
menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar yang lebih rendah
(lower of cost or market – LOCOM).
Penilaian ini dapat mempengaruhi secara signifikan laba berjalan
dan nilai persediaan.
Aturan LOCOM : jika harga pasar persediaan turun melebihi biaya
perolehan persediaan untuk alasan apapun, maka nilai persediaan
diturunkan untuk mencerminkan kerugian
16. PENGENALAN ASET JANGKA
PANJANG
merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghailkan
penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk
lebih dari satu periode
Bentuk yang paling umum adalah aset tetap berwujud :
bangunan, pabrik, dan peralatan.
Bentuk aset tak berwujud : paten, merek dagang, copyright
dan goodwill.
17. Kapitalisasi
Merupakan proses penangguhan biaya pada periode berjalan, tetapi
manfaatnya dapat berlangsung selama beberapa periode di masa
depan
Kapitalisasi berarti menempatkan aset di neraca, bukannya segera
membebankan biayanya di laporan laba rugi.
Aset berwujud (hard asset) dicatat pada nilai perolehan.
Aset tak bewujud (soft asset) tidak dicatat pada neraca.
18. Alokasi
Merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara
periodik sepanjang satu atau lebih.
Proses ini dinamakan penyusutan untuk aset berwujud, amortisasi
untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam.
Terdapat tiga faktor menentukan nilai alokasi biaya : periode
manfaat, nilai sisa, dan metode alokasi.
19. Penurunan Nilai (impairment)
Merupakan proses penurunan nilai buku aset arus kas yang
diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih
tercatat pada neraca.
Jika arus kas yang diharapkan lebih kecil dibandingkan nilai tercatat
aset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan
nilainya dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar.
20. Dampak kapitalisasi terhadap laba
kapitalisasi menangguhkan pengakuan biaya artinya kapitalisasi
menghasilkan laba yang lebih tinggi selama periode akuisisi namun
lebih rendah pada periode berikutnya.
kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba.
Pembebanan langsung menghasilkan serial laba yang lebih
berfluktuasi
Sebaliknya alokasi biaya aset sepanjang periode manfaat
menghasilkan angka laba akrual yang lebih stabil dan merupakan
pengukuran kinerja perusahaan yang lebih berarti.
21. Dampak kapitalisasi terhadap tingkat
pengembalian investasi
Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio
tingkat pengembalian investasi.
Kapitalisasi memengaruhi laba maupun investasi dari rasio tingkat
pengembalian investasi.
Membebankan biaya aset menghasilkan basis investasi yang lebih
rendah dan meningkatkan fluktuasi laba.
Pembebanan juga menghasilkan bias terhadap pengukuran laba,
karena laba dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi dan
terlalu tingi pada tahun berikutnya
22. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio
Solvabilitas
Pembebanan biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti
rasio utang terhadap ekuitas mencerminkan kondisi perusahaan
yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya. Ini terjadi karena
pembebanan biaya langsung menyebabkan ekuitas dinyatakan
terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset produktif.
23. Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas
Operasi
Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai
arus kas keluar aktivitas operasi.
Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus
kas keluar aktivitas investasi.
Pembebanan langsung biaya aset akan menyatakan arus kas keluar
operasi yang terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu
rendah pada tahun akuisisi dibandingkan dengan lainnya
24. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA
ALAM
Properti, pabrik, dan peralatan merupakan aset berwujud tak lancar
yang digunakan dalam proses manufaktur, penjualan atau jasa
untuk menghasilkan pendapatan
Aset ini memiliki periode manfaat uang diharapkan meliputi lebih
dari satu periode.
25. Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan
Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan
peralatan.
Penilaian historis mengharuskan suatu perusahaan pertama kali
mencatat aset sebesar harga belinya.
Biaya ini mencakup beban yang diperlukan agar aset berada dalam
lokasi dan kondisi siap digunakan. Seluruh biaya akuisisi dan
persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset
26. Menilai Sumber Daya Alam
merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya
alam.
Contoh : hak untuk menambang, menebang kayu, mengambil gas
alam dan minyak.
Perusahaan melaporkan sumber daya alam sebesar biaya historis
ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi, dan pengembangan.
Perusahaan biasanya mengalokasi biaya sumber daya alam pada
jumlah unit estimasi unit cadangan yang tersedia.
27. Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya bangunan dan
peralatan sepanjang masa manfaatnya.
Penyusutan tidak menghasilkan dana bagi
penggantian aset.
29. Deplesi
Alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan
atau produksi.
Perbedaan dengan penyusutan : penyusutan merupakan alokasi
aseet produktif sepanjang waktu, sementara deplesi alokasi biaya
berdasarkan unit yang dieksploitasi dari sumber daya alam.
Deplesi tergantung dari produksi, menghasilkan lebih banyak
produksi berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih
30. Menganalisis Aset Tetap dan Sumber
Daya Alam
Valuasi aset tetap dan sumber daya alam menekankan
objektivitas biaya historis.
Biaya historis sangat tidak relevan dalam penilaian nilai pengganti
atau dalam menentukan kebutuhan aset operasi pada masa
depan.
Biaya ini tidak dapat dibandingkan untuk mengukur biaya
kesempatan (oppoortunity cost) atas penghapusan atau dalam
menilai kegunaan alternatif dana.
31. Menganalisis Penyusutan dan Deplesi
Tantangan bagi analisis berasal dari perbedaan metode alokasi
yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak. Tiga
kemungkinan yang umum adalah :
Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun
tujuan pajak.
Penggunaan garis lurus untuk pelaporan keuangan dan metode
dipercepat untuk pajak
Penggunaan metode dipercepat baik untuk laporan keuangan
dan pajak.
32. Menganalisis Penyusutan dan Deplesi
Terdapat beberapa pengukuran yang terkait dengan umur aset tetap
yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusutan antar
periode dan antarperusahaan:
Rata – rata jangkauan waktu total
Nilai kotor aset bangunan dan perlengkapan/ beban penyusutan
periode berjalan.
Umur rata – rata
Akumulasi penyusutan / beban penyusutan periode berjalan
Umur sisa rata – rata
Nilai bersih aset bangunan dan perlengkapan / beban penyusutan
periode berjalan
33. Analisis Penurunan Nilai
Tiga masalah analisis yang timbul dari penurunan nilai
adalah :
1.Evaluasi jumlah penurunan nilai,
2.Evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai, dan
3.Analisis efek penurunan nilai terhadap laba.
34. Aset Tak Berwujud
Merupakan hak, keistimewaan dan manfaat kepemilikan atas pengendalian.
Dua karakteristik : tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya
wujud fisik.
Aset berwujud sering kali tidak dapat dipisahkan adri suatu perusahaan,
masa manfaat yang tidak terhingga, mengalami perubahan peniliaian besar
karena kondisi yang kompetitif.
Perbedaan antara akuntansi aset tak berwujud dan berwujud:
a.berwujud perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja,
perusahaan akan mengapitalisasi biaya dan menyusutkannya sepanjang
masa manfaat.
b.Tdk berwujud perusahaan tidak dapat mengapitalisasi biaya ini
meskipun mungkin terdapat manfaat masa depan
35. Aset Tak Berwujud
Contoh aset-aset tak berwujud
Goodwill
Paten, hak cipta, merek dagang, dan merek jual
Sewa, pemegang hak sewa, dan perbaikan hak sewa
Hak eksplorasi dan biaya sumber daya alam
Rumus khusus, proses, teknologi, dan rancangan
Lisensi, franchises keanggotaan, dan daftar pelanggan
36. Akuntansi Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud yang Dapat Diindentifikasi
Contohnya adalah paten, merek dagang, hak cipta, dan franchises.
Aset Tak Berwujud yang Tidak Dapat Diidentifikasi
Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Contohnya adalah goodwill.
Amortisasi Aset Tak Berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Contoh, paten merupakan hak
ekslusif yang diberikan pemerintah pada investor selama periode tertentu. Goodwill tidak
diamortisasi melainkan diuji penurunan nilai tiap tahun.
Menganalisis Aset Tak Berwujud
Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka goodwill, baik dibeli atau tidak, tidak atau hanya bernilai
kecil.
37. Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi
yang Tak Tercatat
Salah satu aset penting dalam kategori ini adalah goodwill yang
diciptakan secara internal.
Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat
kejadian. Jika goodwill diciptakan dan dapat dijual atau menghasilkan
kekuatan laba yang lebih besar, laba perusahaan saat ini dinyatakan terlalu
rendah karena pembebanan pengembangan goodwill.
Analisis harus mengakui kasus ini dan menyesuaikan aset dan kewajiban
secara layak. Contoh, program televisi dicatat sebesar biaya tersembunyi
untuk menghasilkan lisensi bernilai jutaan, dan obat-obatan yang butuh
beberapa tahun untuk dikembangkan tetapi biayanya dihapuskan bebrapa
tahun sebelumnya.