Makalah ini membahas tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48 tentang Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 mengatur tentang prosedur penilaian dan pengakuan penurunan nilai aset. Ruang lingkup PSAK 48 mencakup semua aset kecuali beberapa aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. PSAK 48 juga membahas identifikasi indikasi penurunan
1. 1
MAKALAH
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 48
PENURUNAN NILAI ASET
KELOMPOK 13
RISNI SARI 1510622010528
ABNESI ETZILITA 1510622010534
YUHASTI WILDA 1510622010507
ZELIN AURORA 1510622010539
LASRI WAHYUNI 1510622010545
Dosen Pengampu : Fathiah, SE
Mata Kuliah : Seminar Konsentrasi Akuntansi
Semester VII/Akuntansi 2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SUMATERA BARAT
PARIAMAN
2018
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal
mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha yang dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya metode penilaian dan pencatatan yang tepat
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mengelola segala aktivitas perusahaan
seperti bangunan/gedung sebagai kantor, peralatan, dan kendaraan sebagai alat transportasi.
Sebagai alat yang dapat mendukung suatu kegiatan perusahaan aktiva tetap biasanya memiliki
masa pemakaian yang lama, sehingga bisa diharapkan dapat memberi manfaat bagi
perusahaan selama bertahun-tahun. Namun demikian, manfaat yang diberikan aktiva tetap
pada umumnya semakin menurun karena aktiva tetap tersebut mengalami penyusutan
(depreciation). Penyusutan ini biasanya dicatat pada akhir tahun sebagai laporan keuangan di
neraca. Dalam akuntansi aktiva tetap ini akan dibahas tentang metode depresiasi. Semua aset
memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yang diatur sendiri dalam standar
aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai.
Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer dalam
akuntansi saat PSAK mengadopsi IFRS. Sebenarnya istilah impairment sudah lama dikenal
dalam akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS menggunakan istilah penurunan
nilai tidak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset tak berwujud, goodwill, aset keuangan
dan investasi.
PSAK 16 tentang Aset tetap menjelaskan bahwa Aset tetap dinilai sebesar harga
perolehan atau nilai revaluasi terakhir dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan
nilai. Penurunan nilai disebutkan dalam paragraf pengukuran. PSAK 19 tentang aset tak
berwujud menyebutkan hal yang sama. Bahkan disebutkan goodwill tidak boleh lagi
diamortisasi tetapi diimpairment. PSAK 55 tidak menyebutkan penyisihan piutang untuk
piutang yang tidak dapat ditagih tetapi mengistilahkannya dalam bahasa umum sebagai
penurunan aset keuangan. Impairment diatur khusus dalam PSAK 48 Penurunan Nilai. PSAK
48 diterapkan untuk semua aset kecuali untuk persediaan (PSAK 14), aset keuangan (PSAK
55), kontrak konstruksi (PSAK 34), kontrak asuransi (PSAK 62), properti investasi yang
diukur dengan nilai wajar (PSAK 13), aset tidak lancar dimiliki untuk dijual (PSAK 58) dan
aset pajak tangguhan (PSAK 46).
3. 3
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas dalam penulisan makalah ini, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga tim penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1) Tujuan PSAK 48
2) Ruang Lingkup PSAK 48.
3) Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai
4) Pengukuran Jumlah Terpulihkan.
5) Pengakuan Rugi Penurunan Nilai.
6) Unit Penghasil Kas.
7) Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai.
8) Pengungkapan PSAK 48.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Pada dasarnya tujuan kami dalam penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 bagian
yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Seminar Konsentrasi Akuntansi”.
Dan tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui tujuan PSAK 48.
2) Untuk mengetahui ruang lingkup PSAK 48.
3) Untuk mengetahui identifikasi indikasi penurunan nilai.
4) Untuk mengetahui pengukuran jumlah terpulihkan.
5) Untuk mengetahui pengakuan rugi penurunan nilai.
6) Untuk mengetahui unit penghasil kas.
7) Untuk mengetahui pembalikan suatu rugi penurunan nilai.
8) Untuk mengetahui pengungkapan PSAK 48.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tim
penulis dan pembaca terhadap PSAK 48 Penurunan Nilai Aset.
D. Metode Penulisan
Tim Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber dari buku dan bersumber dari media-media lain
seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
4. 4
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan
bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas latar belakang, rumusan makalah, tujuan
dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab
pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan tentang “PSAK 48 Penurunan Nilai
Aset”. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas
agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannnya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah
terpulihkannnya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
pengggunaaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan
pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga
menentukan kapan entitas membalikan suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang
diperlukan.
B. Ruang Lingkup
PSAK 48 ini menerapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua asset,
kecuali :
• Persediaan (lihat PSAK 14; Persediaan)
• Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (PSAK 34: Akuntansi kontrak konstruksi)
• Asset pajak tangguhan (PSAK 46; Akuntansi pajak penghasilan)
• Asset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24; Imbalan kerja)
• Asset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup (PSAK 55: Instrument keuangan
; pengakuan dan pengukuran)
• Property investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13: Property investasi)
• Biaya akuisisi tangguhan, dan asset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual
penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK
28; Kontrak asuransi
• Asset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan
operasi yang dihentikan.
Pernyataan ini tidak berlaku untuk persediaan, aset yang timbul dari kontrak
konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang timbul dari imbalan kerja, atau aset yang
dikelompokkkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk ke dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) karena pernyataan yang berlaku
untuk aset-aset tersebut memiliki persyaratan pengakuan dan pengukuran atas aset-aset
tersebut.
6. 6
Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai investasi
dalam entitas anak dan ventura bersama yang disajikan dengan metoda biaya dalam laporan
keuangan tersendiri seperti yang dijelaskan dalam laporan keuangan tersendiri seperti yang
dijelaskan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri; Ketentuan mengenai penrunan nilai investasi dalam entitas asosiasi diatur dalam
PSAK 15. Untuk penurunan nilai aset keuangan lainnnya, merujuk kepada PSAK 55.
Pernyataan ini tidak berlaku untuk aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55 Properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 13. Namun demikian,
pernyataan ini berlaku untuk aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar)
sesuai dengan pernyataan lain, seperti model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap.
C. Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai
Menurut PSAK 48 (revisi 2009) tentang Penurunan Asset bahwa pada setiap akhir
periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu asset pengalami
penurunan nilai. Dalam menilai apakah indikasi bahwa asset mungkin mengalami penurunan
nilai, entitas harus mempertimbangkan minimum hal-hal berikut ini.
Informasi dari sumber-sumber eksternal, antara lain sebagai berikut.
1. Selama periode tersebut, nilai pasar asset telah turun secara signifikan lebih dari
yang diharapkan
2. Perubahan yang signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi, atau lingkup
hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat asset dikaryakan, yang
berdampak merugikan terhadap entitas
3. Suka bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama
periode tersebut.
4. Jumlah tercatat asset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
Informasi dari sumber-sumber internal, antara lain sebagai berikut.
1. Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik asset.
2. Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan segnifikan yang
berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu asset
digunakan atau diharapkan akan digunakan.
3. Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja
ekonomi asset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
4. Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian
bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan terpisah berdasarkan
7. 7
metode biaya, investor mengakui dividen dari investasi dan terdapat bukti bahwa
dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak dan entitas yang
dikendalikan bersama dalam periode dividen diumumkan.
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus melakukan hal
berikut:
1. Menguji penurunan nilai asset tak terwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
atau aset tidak terwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan
membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannnya. Pengujian
penurunan nilai ini dapat dilakukan kapan saja dalam suatu periode tahunan
asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya. Aset tidak berwujud yang
berbeda dapat diuji penurunan nilainya pada waktu yang berbeda. Namun untuk
aset tidak berwujud yang baru diakui dalam periode tahunan berjalan, aset tidak
berwujud tersebut diuji penurunan nilainya sebelum periode tahunan berjalan
berakhir.
2. Menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam satu kombinasi bisnis
secara tahunan.
D. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat yang
Tidak Terbatas
Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas untuk diuji penurunan
nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya dengan jumlah
terpulihkannnya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Namun penghitungan
rinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode terdahulu dapat digunakan
dalam menguji penurunann nilai untuk aset tersebut pada periode berjalan, sepanjang semua
kriteria berikut dipenuhi:
a) Jika aset tidak berwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan secara
berkelanjutan yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset-aset atau
kelompok aset lain dan karenanya diuji penurunan nilainya sebagai bagian dari unit
penghasil kas yang mencakup aset tidak berwujud tersebut, aset ada liabilitas yang
membentuk unit tersebut tidak berubah secara signifikan sejak penghitungan terkini
jumlah terpulihkan;
b) Penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi
jumlah tercatat aset dengan marjin yang substansial;
8. 8
c) Berdasarkan analisis peristiwa yang telah terjadi dan kondisi-kondisi yang telah
berubah sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa
penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil dari jumlah tercatat aset.
Gambar 2.1 Ilustrasi Uji Penurunan Nilai
Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan
Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan adalah harga dalam suatu
perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak
yang independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung
dengan pelepasan aset.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset
dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang tepat biasanya adalah harga
penawaran kini. Jika harga penawaran kini tidak tersedia, harga dari transaksi terakhir dapat
menjadi dasar untuk mengestimasinilai wajar dikurangi biaya penjualan, sepanjang tidak
terdapat perubahan yang signifikan dalam kondisi ekonomi antara tanggal transaksi tersebut
dengan tanggal ketika estimasi tersebut dibuat.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat atau pasar aktif untuk aset,
nilai wajar dikurangi biaya penjualan didasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk
menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas
tanpa tekanan setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah tersebut, entitas
mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama.
Nilai wajar dikurangi biaya penjualan tidak menggambarkan suatu penjualan yang
dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk menjual segera.
Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikurangkan
dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Contoh biaya-biaya ini adalah biaya
Nilai Tercatat Dibandingkan
Nilai Wajar dikurangi
biaya penjualan
Nilai Pakai
Nilai Diperoleh Kembali
Lebih Tinggi antara
9. 9
hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya tambahan
langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan
hubungan kerja dan biaya terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah
pelepasan aset bukan merupakan biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset.
Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli diharuskan menangggung suatu
liabilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya penjualan yang mencakup aset
dan liabilitas tersebut.
Nilai Pakai
Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
b) Ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa
depan tersebut;
c) Nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
d) Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset;
e) Faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar
dalam menilai arus masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset
tersebut.
Ilustrasi 1
PT. Anggrek melakukan pengujian penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai
tercatat dari peralatan sebesar Rp 150 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp 130 juta
dan nilai pakainya 160 juta.
Jawab:
Nilai Tercatat Dibandingkan
Nilai Wajar dikurangi
biaya penjualan
Nilai Pakai
Nilai Diperoleh Kembali
Lebih Tinggi antara
Tidak ada
penurunan nilai
Rp 150 juta Rp 160 juta
Rp 130 juta Rp 160 juta
10. 10
Nilai Tercatat Dibandingkan Nilai Diperoleh Kembali
Rp 150 juta < Rp 160 juta
Nilai Wajar dikurangi b.penjualan < Nilai Pakai
Rp 130 juta Rp 160 juta
Tidak ada penurunan nilai karena nilai yang tercatat lebih kecil dibandingkan dengan nilai
pemulihannya. Nilai terpulihkan diperoleh dari nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan (fair value cost to sell) dengan (value in use). Penurunan nilai dapat
terjadi jika nilai tercatat lebih kecil dibandingkan dengan nilai terpulihkan.
Berdasarkan informasi diatas, perusahaan akan memilih untuk tetap memakai asset tersebut
sampai akhir masa manfaatnya daripada menjual asset tersebut.
Ilustrasi 2
PT. Anggrek melakukan pengujian penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai
tercatat dari peralatan sebesar Rp 150 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp 130 juta
dan nilai pakainya 120 juta.
Jawab:
Nilai Tercatat Dibandingkan Nilai Diperoleh Kembali
Rp 150 juta > Rp 130 juta
Nilai Wajar dikurangi b.penjualan > Nilai Pakai
Rp 130 juta Rp 120 juta
Nilai Tercatat Dibandingkan
Nilai Wajar dikurangi
biaya penjualan
Nilai Pakai
Nilai Diperoleh Kembali
Lebih Tinggi antara
Rp 150 juta
Rp 130 juta Rp 120 juta
Rp 130 juta
Rp 20 juta Rugi Penurunan Nilai
11. 11
Terdapat penurunan nilai sebesar 20 juta. Penurunan nilai ini terjadi karena nilai tercatat
lesbih besar dibandingkan dengan nilai terpulihkan. Karena penurunan nilai ini terdapat jurnal
untuk mencatat kerugian atas penurunan nilai:
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp. 20 juta
Cr. Akumulasi Depresiasi Peralatan Rp. 20 juta
Berdasarkan informasi diatas, perusahaan akan memilih untuk menjual asset tersebut
dibandingkan tetap memakai asset tersebut karena nilai asset tersebut hanya sebesar Rp. 120
juta.
E. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai adalah nilai terpulihkan lebih kecil dari nilai tercatat, nilai
tercatat asset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Rugi penurunan nilai asset yang
tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Namun demikian, kerugian
penurunan nilai atas asset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk asset yang
sama. Rugi penurunan nilai atas asset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk asset
tersebut. Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat asset yang
terkait, entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh standar
akuntansi lainnya. Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi)
asset disesuaikan di masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat asset revision, setelah
dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sisitematis selama sisa manfaatnya.
Ilustrasi 3
Perusahaan Tiga Sekawan melakukan review penurunan nilai dari beberapa asset yang
dimiliki pada tahun 2014. Sebidang tanah yang bebas digunakan dicatat pada nilai wajar
dengan surplus revaluasi senilai Rp. 10 juta, aset-aset lainnya dicatat pada nilai historis
dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi.
Nilai wajar dikurangi
biaya penjualan
Nilai pakai Nilai tercatat
Tanah (nilai wajar) Rp. 335 juta Rp. 350 juta Rp. 370 juta
Bangunan,setelah didepresiasi Rp. 675 juta Rp. 690 juta Rp. 650 juta
Mesin, setelah didepresiasi Rp. 15 juta Rp. 13 juta Rp. 18 juta
Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?
12. 12
Jawab:
Nilai diperoleh
kembali
Nilai tercatat Rugi penurunan
nilai
Tanah (nilai wajar) Rp. 350 juta Rp. 370 juta Rp. 20 juta
Bangunan, setelah didepresiasi Rp. 690 juta Rp. 650 juta -
Mesin, setelah didepresiasi Rp. 15 juta Rp. 18 juta Rp. 3 juta
Jurnal:
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi
Dr. Surplus Revaluasi Rp. 10 juta
Rugi penurunan nilai (30 juta – 10 juta) Rp. 20 juta
Cr. Tanah Rp. 30 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Dr. Kerugian penurunan nilai Rp. 3 juta
Cr. Mesin Rp. 3 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin
F. Unit Penghasil Kas
Unit Penghasil Kas (UPK) asset adalah kelompok terkecil dari asset yang termasuk
asset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari
asset atau kelompok asset lain. Jika terdapat indikasi bahwa suatu asset turun nilainya, jumlah
terpulihkan diestimasi untuk asset individual. Jika tidak mungkin mengestimasi jumlah
terpulihkan asset individual, entitas menentukan nilai terpulihkan dari UPK yang mana asset
tercakup (asset dari unit penghasil kas). Mengidentifikasi UPK memerlukan pertimbangan
tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat ditentukan untuk asset individual, entitas
mengidentifikasi agregasi terendah atas asset yang menghasilkan arus kas masuk yang berdiri
sendiri. UPK diidentifikasi secara konsisten dari periode ke periode untuk asset atau jenis
asset yang sama, kecuali perubahan dapat dijustifikasi.
Jumlah terpulihkan dari suatu asset individual tidak dapat ditentukan jika:
1. Nilai pakai asset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi nilai
biaya penjualan (contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan asset tidak
dapat diestimasikan menjadi tak berarti)
2. Asset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok asset
lain.
13. 13
Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat dari Unit Penghasil Kas
Jumlah terpulikan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Dalam menentukan
nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas. Jumlah tercatat unit penghasil kas
ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menetapkan jumlah terpulihkan dari unit
penghasil kas.
Jumlah tercatat dari unit penghasil kas:
a) Mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung,
atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, ke unit penghasil kas
dan akan menhghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai
pakai unit penghasil kas; dan
b) Tidak mencakup jumlah tercata dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa
mempertimbangkan liabilitas tersebut.
Hal ini karena nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dari unit penghasil kas
ditetapkan dengan mengecualikan arus kas berkaitan dengan aset yang bukan merupakan
bagian dari unit penghasil kas dan liabilitas yang sudah diakui.
Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit
penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya
jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih keci dari jumlah
tercatatnya. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari
unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:
a) Pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan
ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan
b) Selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas
dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
G. Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai
Entitas menilai pada akhir setiap periode laporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk asset (selain Goodwill,
karena untuk Goodwill tidak diperbolehkan adanya pemulihan rugi penurunan nilai) mungkin
tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
14. 14
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui
pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini:
Informasi yang bersumber dari luar, antara lain sebagai berikut.
1. Nilai wajar asset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut.
2. Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah terjadi
selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi,
pasar, kondisi ekonomi maupun legal tempat entitas beroperasi atau di pasar
tempat aset itu didedikasikan.
3. Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain telah turun
selama periode itu, dan penurunan nilai sepertinya akan mempengaruhi tingkat
diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset sehingga
meningkatkan jumlah terpulihkan secara material.
Informasi yang bersumber dari dalam, antara lain sebagai berikut.
1. Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan bagi entitas telah terjadi
selama periode tersebut, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat
2. Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengidikasikan bahwa kinerja
ekonomi asset lebih baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan.
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang
digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai
terakhir diakui. Jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan
rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau
depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi.
Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan
penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
15. 15
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada
aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya.
Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas, jumlah
tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
1. Jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
2. Jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya
tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut
harus dialokasikan prorate ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
H. Pengungkapan
Untuk setiap kelompok asset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:
a. Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode
tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi
penurunan nilai.
b. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama
periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya
mencakup rugi penurunan nilai yang dibalik.
c. Jumlah rugi penurunan nilai atas asset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya selama periode itu.
d. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas asset revaluasian yang diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan
yang serupa dalam operasi suatu entitas.
Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan untuk setiap unit penghasil kas
(kelompok dari unit) untuk mana jumlah tercatat dari goodwill aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas dialokasikan ke unit itu (kelompok unit) adalah signifikan
dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa
manfaat yang tidak terbatas dari entitas:
a. Jumlah tercatat goodwill dialokasikan ke unit (kelompok dari unit).
b. Jumlah tercatat aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas dialokasikan
ke unit (kelompok dari unit).
16. 16
c. Dasar dari jumlah terpulihkan dari unit ditentukan (yaitu nilai pakai atau nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual).
d. Jika jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) didasarkan atas nilai pakai:
1) Suatu uraian dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh
manajemen dalam proyeksi arus kasnya untuk periode yang dicakup oleh
anggaran/prakiraan terkini. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat
berpengaruh tehadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
2) Suatu gambaran pendekatan manajemen untuk menetapkan nilai yang
ditentukan untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut
menggambarkan pengalaman masa lalu, jika sesuai, konsisten dengan sumber
informasi dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal tersebut
berbeda dari pengalaman masa lalu atau sumber informasi dari luar.
3) Periode yang mana manajemen telah memproyeksikan arus kas yang
didasarkan pada anggaran/ramalan keuangan yang disetujui manajemen dan,
ketika periode lebih dari lima tahun digunakan untuk suatu unit penghasil kas
(kelompok dari unit), suatu penjelasan dibutuhkan mengapa periode yang lebh
lama dijustifikasi.
4) Tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus
kas diluar periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini, dan suatu
justifikasi untuk menggunakan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat
pertumbuhan rata-rata jangka panjang untuk prodek, industri, atau negara di
tempat entitas beroperasi, atau untu pasar dimana unit (kelompok unit) tersebut
didedikasikan.
5) Tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas.
e. Jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual, metodologi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak
ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi untuk unit
(kelompok dari unit), informasi berikut juga harus diungkapkan:
1) Penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh
manajemen dalam penentuan nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual.
Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap jumlah
terpulihkan unit (kelompok unit)
17. 17
2) Penjelasan dari pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai-nilai yang
dipakai untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-nilai itu mencerminkan
pengalaman masa lalu atau, jika sesuai, apakah konsisten dengan informasi
yang bersumber dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal itu
berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi yang bersumber dari luar.
Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ditentukan dengan menggunakan
proyeksi arus kas terdiskonto, informasi berikut juga diungkapkan:
3) Periode arus kas yang diproyeksikan manajemen
4) Tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus
kas
5) Tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas
f. Jika suatu kemungkinan perubahan (yang beralasan) dalam asumsi utama yang
digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam penentuan jumah terpulihkan unit
(kelompok unit) melebihi jumlah terpulihkan:
1) Jumlah yang mana dari jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) melebihi
jumlah tercatatnya.
2) Nilai yang dipergunakan dalam asumsi utama harus berubah, setelah
memperhitungkan setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan itu
pada variabel lain (yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan), agar
jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) menjadi sama dengan jumlah
tercatatnya.
18. 18
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Entitas setiap akhir periode pelaporan harus melakukan review apakah aset yang
dimilikinya mengalami penurunan nilai. Sebelum penurunan nilai dilakukan, entitas menguji
ada tidaknya indikasi penurunan nilai, kecuali untuk goodwill. Jika tidak ada indikasi maka
penurunan nilai tidak dilakukan. Jika terdapat indikasi, entitas akan menghitung nilai
terpulihkan dengan membandingkan mana yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
penjualan dan nilai pakai. Kerugian akan diakui sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai
terpulihkan.
Dalam praktik, perusahaan cenderung menghindari melakukan penurunan nilai.
Dampak penurunan nilai mengurangi laba dan memperkecil nilai aset entitas. Entitas sulit
untuk menentukan nilai terpulihkan. Dalam menentukan nilai pakai banyak menggunakan
nilai estimasi dan asumsi yang dipengaruhi oleh subyektivitas manajemen.
Penurunan nilai akan membuat aset entitas mencerminkan manfaat ekonomi di masa
depan dan tidak akan dicatat melebihi potensi manfaat ekonomi yang akan diterima entitas di
masa mendatang. Penurunan nilai didasarkan pada konsep konservatif, kehati-hatian dan
relevansi informasi.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah
pengetahuannya yang berkaitan dengan PSAK 48 Penurunan Nilai Aset. Disamping itu, kami
juga mengharapkan kritik dan saran atas penulisan dari makalah, demi melengkapi dan
menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan berikutnya.
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi., Siregar, Sylvia Veronica., Wardhani, Ratna., Farahmita, Aria.,
Tanujaya, Edward. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Edisi 2 Buku
1. Jakarta: Salemba Empat.
http://asettetapnovya.blogspot.com/2017/05/makalah-penurunan-nilai-aset-tetap.html. Diakses
pada 31 Oktober 2018.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani. Diakses pada 31 Oktober 2018.
https://www.academia.edu/9362511/PSAK_48. Diakses pada 21 Desember 2018.