2. LATAR BELAKANG
Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
kalangan anak-anak kurang dari 5 tahun. Secara global terjadi
peningkatan kejadian diare dan kematian akibat diare pada balita dari
tahun 2015-2017. Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta
orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh dunia tejadi pada anak-
anak dibawah 5 tahun. Data WHO (2017) menyatakan, hampir 1,7
miliar kasus diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar
525.000 pada anak balita tiap tahunnya.
2
3. LATAR BELAKANG
Profil Kesehatan Indonesia (2019), diare masih menjadi penyebab utama
kematian balita.
Masih tingginya angka-angka kesakitan dan kematian karena diare
disebabkan oleh beberapa faktor, baik karena infeksi enteral maupun
parenteral serta factor lain yang ikut berperan dalam timbulnya diare yaitu
higienitas yang kurang baik perorang maupun lingkungan, pola pemberian
makan, keadaan sosial-ekonomi dan sosial budaya maupun. Pendidikan dan
perilaku masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
penyakit diare serta keadaan gizi/nutrisi yang belum memadai pada saat
diare
3
4. TUJUAN
PENULISAN LAPORAN
✓ Mengetahui epidemiologi kasus
diare di Puskesmas Sanden
✓ Mengetahui faktor resiko terkait
pengetahuan dan perilaku terhadap
kejadian diare
PEMBINAAN
1. Tujuan instruksional umum
✓ Meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai diare sehingga masyarakat
bisa melakukan pencegahan terjadinya
penyakit diare terutama pada balita.
1. Tujuan instruksional khusus
Menjelaskan kepada masyarakat mengenai
pengertian diare, factor resiko terkait
pengetahuan dan perilaku
4
5. MANFAAT
Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat Kecamatan Sanden mengenai faktor
resiko penyebab diare pada balita terutama peran higienitas terhadap
pathogenesis penyakit
Pembicara
Memperdalam materi dan melatih kemampuan untuk menyampaikan materi
edukasi di depan warga khususnya pada kegiatan Posyandu balita di dusun
Ngunan-Unan, Srigading, Sanden
5
6. PENGAMBILAN & INTERPRETASI DATA
Data diambil melalui basis data di Puskesmas Sanden berdasarkan
laporan kunjungan bulanan pasien ke poli umum dari Januari hingga April
2022 melalui DGS.
Kuesioner mengenai pengetahuan dan perilaku ibu terhadap kejadian
diare pada balita
Interpretasi data menggunakan tabel dan grafik Pengumpulan data
diperoleh melalui data basis puskesmas dan kuesioner yang dilakukan
pada saat pelaksanaan pembinaan di Posyandu balita dusun Ngunan-unan,
Srigading, Sanden.
6
8. 8
DATA EPIDEMIOLOGI
Periode Januari - Juli 2021
Total kasus diare periode Januari – April 2022
A09 = 67 Kasus
Dengan perbandingan :
kasus baru 96% (64 kasus)
Kasus lama 4% (3 kasus)
4%
96%
Frekuensi kasus Diare
Kasus lama Kasus baru
9. 9
DATA EPIDEMIOLOGI
Periode Januari - Juli 2021
Perbandingan terhadap jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin kejadian diare
di Sanden lebih banyak terjadi pada
perempuan (37 orang) dibandingkan
dengan laki-laki (30 orang).
45%
55%
Perbandingan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
10. DATA EPIDEMIOLOGI
Periode Januari - Juli 2021
Berdasarkan perbandiangan usia
Menunjukan kasus paling banyak terjadi
pada rentang usia 20-44 tahun (usia
produktif), diikuti usia 1-4 tahun (7
orang)
0
5
10
15
20
25
30
35
1 bln - 1
thn
1 - 4 thn 5 - 9 thn 10 - 14
thn
15 - 19
thn
20 - 44
thn
45 - 54
thn
55 - 59
thn
60 - 69
thn
>= 70
thn
Kasus Diare berdasarkan usia
11. 11
DATA RESIKO PERILAKU
DIARE
Berdasarkan kuesioner sederhana
mengenai faktor resiko berdasarkan gaya
hidup pada 12 respon yang berasal dari
peserta pembinaan didapati faktor resiko
paling banyak adalah
• Mencuci tangan sebelum memberi
makan balita
• Kebersihan peralatan makan
termasuk botol susu bayi
• Mengingatkan anak untuk selalu
mencuci tangan
3
5
1
6
10
1
8
5
3
5
1
3
1
2
9
1 1
7
0
2
4
6
8
10
12
Apakah
Anda
selalu
mencuci
tangan
dengan
sabun
sebelum
memberi
makan
balita
?
Apakah
air
konsumsi
yang
diminum
oleh
seisi
rumah
selalu
dimasak
?
Apakah
anda
selalu
membersihkan
peralatan
makan
termasuk
botol
susu
bayi
dengan
air
dan
sabun
?
Apakah
Anda
mencuci
tangan
sebelum
makan
?
Apakah
Anda
mencuci
tangan
setelah
buang
air
kecil
(BAK)/
buang
air
besar
(BAB)
?
Apakah
anda
selalu
mengingatkan
anak
untuk
mencuci
sebelum
makan,
setelah
BAB/BAK,
dan
setelah
bermain
?
Ya Kadang-kadang Tidak
13. HOST
✓ Usia
✓ Higienitas
✓ Gaya hidup
✓ Tingkat pengetahuan
AGENT
Bakteri
Virus
Parasit
Kerucunan makanan ,
dll
ENVIRONMENT
Kebersihan
lingkungan
Kebersihan air
13
KAJIAN
14. 14
INTERVENSI
Jenis Kegiatan : Pemaparan Materi gaya hidup
beresiko, pengenalan gejala, dan pencegahan diare
Tempat : Rumah Pak Dukuh Ngunan-unan
Tanggal : 16 April
Jumlah Peserta : 12 orang
Dokter Muda : Ferdinando Kendek
15. ANALISIS
S W O T
STRENGTH
Akses puskesmas mudah
dijangkau
Fasilitas kesehatan yang
cukup memadai
Brosur yang digunakan
untuk penyuluhan
WEAKNESS
SDM puskesmas yang terbatas
OPPORTUNITY
Keinginan untuk
mengetahui lebih lanjut
seputar penyakitnya
Tersedia tempat dan
waktu yang dapat
digunakan untuk
pembinaan
Tersedianya kader di
setiap desa.
15
THREATS
Pengobatan alternatif
yang lebih sering
dipercaya masyarakat
Tingkat pendidikan yang
rendah
16. STRATEGI SO
● Memanfaatkan fasilitas yang tersedia di puskesmas guna
menunjang edukasi terkait diare kepada masyarakat.
● Memberikan perawatan dehidrasi secara cepat dan tepat dalam
penanganan diare.
● Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk datang kembali
ke puskesmas apabila memiliki keluhan diare yang disertai tanda
bahaya
● Memberikan brosur mengenai diare untuk dipelajari warga
STRATEGI WO
● Mengadakan edukasi dan pembinaan bagi warga mengenai diare
di puskesmas
● Menekankan pengunjung yang telah mendapatkan pembinaan
untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain.
● Memaksimalkan kader dalam pemantauan gaya hidup dan
lingkungan sehat bagi warga.
16
ANALISIS S W O T
17. STRATEGI ST
● Aktif melakukan pendekatan kepada warga untuk dapat
mengkonsultasikan masalah Kesehatan ke Puskesmas.
● Melakukan pembinaan kader khusus kesehatan dan PHBS
STRATEGI WT
● Mengaktifkan peran kader Kesehatan untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat
● Mengarahkan promosi Kesehatan melalui stakeholder yang
dipercaya warga seperti kepala dukuh dan pemuka agama.
● Mengusulkan kegiatan promosi secara luas yang bisa dilakukan di
puskesmas atau melalui fasilitas pembantu puskesmas yang ada
dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
17
ANALISIS S W O T
19. REFLEKSI
19
Berinteraksi langsung dengan masyarakat -> look and feel
Hubungan dengan penyakit
Farmakoterapi saja tidak cukup -> akar perkembangan suatu penyakit ada di
masyarakat
Pendekatan komunitas -> edukasi secara kontinu sangat penting
Peran komunitas dapat menjadi suatu akar permasalahan suatu
penyakit namun komunitas itu sendiri juga dapat menjadi media
utama dalam menangani masalah tersebut.