Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan penting yang berasal dari Amerika. Ubi kayu memiliki berbagai manfaat seperti sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Pemilihan varietas ubi kayu bergantung pada tujuan budidaya, misalnya varietas dengan kadar HCN rendah untuk pangan, dan varietas dengan kadar HCN tinggi untuk industri.
1. agribisnis budidaya
tanaman panganBIDANG KEAHLIAN agribisnis dan agroteknologi
PROGRAM KEAHLIAN agribisnis tanaman pangan
Kompetensi keahlian:
agribisnistanaman pangan dan hortikultura
jilid 2
Bakuh Yuwono
2. Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Bakuh Yuwono
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Editor:
Khusnul Khitam
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/E ditin g:
Ira
ii
3. Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) danKompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahanajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.
iii
4. Kedudukan tanaman pangan di Indonesia
dan negara lainnya didunia me megang
peranan yang sangat penting karena sebagai
penopang terhadap kebutuhan gizi baik
karbo hidrat ma up un protein. I nd onesi a
sebagai negara yang masih mengandalkan
sektor pertanian bagi mata pencaharian
penduduknya, mutlak memerlukan terobosan
teknologi khususnya dibidang pertanian yang
dipe rlukan utk me ni ng katka n pr od uksi
tanaman pangan ini, baik secara formal melalui
pendidikan pertanian maupun diluar sektor
formal melalui lembaga kursus atau pelatihan
yang banyak diselenggarakan.
Buku ini disusun berdasarkan Silabus2013
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
edisi Revisi. Dan diharapkan dapat menambah
dan meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam menganalisa dan menerapkan teknik
budidaya sesuai komoditas yang diusahakan
dan mampu menjawab akan kebutuhan buku-
buku pertanian yang berperan terhadap
inovasi2 dibidang pertanian.
Dengan selesainya peny usunan buku
pengayaan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu hingga buku ini tersusun secara
lengkap. Saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada
masa yang akandatang.Terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2018
Penulis
iv
5. PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
A. Persiapan Lahan
B. Penanaman
C. Penyulaman
D. Penyiangan
E. Menerapkan pemupukan
F. Pengendalian hama penyakit
G. Menerapkan teknik pengendalian hama danpenyakit
J. Pemungutan Hasil
BAB II UBI JALAR (Ipomoea batatas Poir)
A. Tinjauan Umum
B. Analisis persyaratan bahan tanam
C. Persiapan Lahan
D. Penanaman
E. Pemeliharaan
F. Waktudan Cara PanenBudidaya Ubi Jalar
BAB III TALAS (Colocasia esculenta)
A. Tinjauan umum
B. Analisis persyaratan bahan tanam
C. Syarat Tumbuh
D. Persiapan Lahan.
E. Pemeliharaan
F. Panen danpasca panen
BAB IV GARUT (Maranta arundinacea L.)
A. Tinjauan umum
B. Analisis persyaratan bahan tanam
C. Syarat Tumbuh
D. Persiapan Lahan.
E. Pemeliharaan
F. Panen dan pasca panen
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS
DAFTARISI
v
6. A. Pengertian Definisi Umbi-Umbian
Umbi adalah salah satu organ tumbuhan yang termodifikasi
dari organ lain pada tumbuhan, berfungsi sebagai tempat
penyimpan zat tertentu (pada umumnya karbohidrat). Organ
yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk
modifikasi ini adalah pembesaran ukuran dengan perubahan
anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk
tepat dibawah permukaan tanah atau tertanam didalam tanah
bersama akar.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis
tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama,
tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga
tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan
energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk
menemukan sumber energi baru atau untuk membantu
reproduksi jenisnya. Umbi merupakan istilah generik (umum).
Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang
dimodifikasi. Di bawah ini merupakan beberapa contoh
pengertian berbagai umbi.
1. Umbi lapis (bulbus)
Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari
tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya
dihasilkan oleh family alliaceae, amaryllidaceae, dan
liliaceae.
2. Umbi batang
Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari
modifikasi batang. Umbi batang mampu memunculkan
tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan
perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah
permukaan tanah akan membesar dan mengandung banyak
pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh
beberapa spesies solanaceae danasteraceae.
3. Umbi akar (tuberous root)
Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk
dari modifikasi akar. Ketela pohon adalah salahsatu contoh
penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan
perbanyakan. Beberapa organ yang tumbuh di bawah
permukaan tanah juga kadang-kadang disebut umbi, seperti
rimpang dan geragih.
4. Umbi udara
Katak/katibung/umbi udara (tuber caulinare) merupakan
umbi yang muncul di batang dan berada diatas permukaan
tanah. Umbi ini dapat pula memunculkan tunas. Beberapa
anggota dioscoreaceae, seperti uwi dan gembili, dapat
pendahuluan
vi
7. pendahuluan
memunculkan umbi semacam ini. Talas adalah bonggol
umbiI umbi berpati yang terbentuk dari batang yang
memendek, pada beberapa kelompok tumbuhan monokotil
dan mungkin ditutupi oleh sisik-sisik disebut sebagai
bonggol umbi (cormus atau bulbotuber) atau bonggol saja.
Ang gota-anggota dio scoreacea e (uwi, ge mbili, dan
semacamnya), Araceae (seperti talas dan suweg), serta
Asparagales (misalnya gladiol) memilikinya.
vii
8. Menerapkan Teknik Pengendalian
Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama Penyakit
1. Setelah menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh
tanaman pangan, peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanaman
pangan sesuaidengan kondisi lahan dansyarat tumbuhnya.
2. Setelah melaksanakan identifikasi dan persyaratan tumbuh tanaman
pangan, peserta didik mampu menentukan jenis tanaman pangan yang akan
dibudidayakan sesuaidengankondisi lahandansyarat tumbuhnya.
3. Setelah melaksanakan identifikasi tanaman dan persyaratan tumbuh
tanaman pangan, persiapan lahan, pemeliharaan dan pemanenan peserta
didik mampu membudidayakan tanaman pangan dari golongan umbi-
umbian (Ubi kayu/Manihot esculenta).
BAB 1
UBI KAYU
(Manihot esculenta Crantz)
Penanaman
Penyulaman
Penyiangan
Ubi Kayu Menerapkan Pemupukan
Pemungutan Hasil
1
Benih, Satrawi,HCN, Bibit, Mukibat, Klon, Genjah, Varietas, Dalam
9. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
A. Tinjauan Umum
Ubi kayu (Manihot esculenta crantz) adalah
tanaman pangan yang tergolong dalam
keluarga Euphorbiaceae (getah-getahan)
dan berasal dari daerah tropika Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Bangsa
Spanyol membawa ubi kayu dari Amerika
Utara ke Filipina pada abad ke 16sampai
abad17 dankemudian dariFilipina ubikayu
tersebut di introduksi ke Indonesia.
Meskipun ubi kayu bukan tanaman asli
Indonesia, tetapi tanaman ini telah
berkembang luas di ha mpir seluruh
wilayah. Ubi kayu terbukti berperan
penting sebagai penyangga pangan bagi
masyarakat pedesaan di Pulau Jawa, pada
jaman kolonial dan hingga saat ini berperan
penting dalam siste m perekonomian
Indonesia, khususnya sebagai bahan baku
berbagai industri pangan dan non-pangan
untuk keperluan dalam negeri maupun
ekspor.
Ubi kayu merupakan tanaman multiguna
kare na umbi, batang dan daunnya
bermanfaat. Umbi ubi kayu kaya gizi,
mengandung karbohidrat 34% , protein
1,2% , lemak 0,3% , fosfor 40% , berbagai
unsur mineral, dan bahkan vitamin. Bagian
kulit umbi dan limbah industri pati (onggok)
digunakan sebagai bahan pakan ternak. Di
pedesaan, batang muda dan daun banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak
dan batang ubi kayu kering sebagai bahan
bakar.
Daun ubi kayu merupakan sumber protein
sebanyak 6,8%, mineral serta vitamin A dan
C. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu
banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku
berbagai industri. Melalui berbagai proses
dehidrasi, hidrolisis, sakarifikasi, dan
fermentasi ubi kayu dapat diproses menjadi
glukose, dekstrose, sorbitol, bioetanol, lem,
bahan kertas dan lain-lain
B. Analisis persyaratan bahan tanam
Analisis persyaratan bahan tanam untuk
komoditas ubi kayu lebih ditujukan pada
tujuan pembudidayaan. Usaha budidaya
ditujukan untuk keperluan bahan pakan
atau industri memegang peranan penting
karena menentukan terhadap pemilihan
klon yang ak an di usa hak an de nga n
beberapa pertim bang an, yaitu rasa,
kandungan asam sianida (HCN), umur
produksi dan toleransinya terhadap iklim
maupun serangan hama dan penyakit.
Berdasarkan kadar kandungan asam sianida
(HCN), ubi kayu dapat dibeda kan menjadi 4
golongan yaitu :
1. Golongan tidak beracun mengandung
HCN 50mg perkg umbi parut segar.
2. Golongan beracun sedikit mengandung
HCN 50-80 mg per kg umbi parut segar.
3. Beracun mengandung HCN antar 80-100
mg perkg umbi parut segar.
4. Sangat beracun mengandung HCN > 100
mg perkg umbi parut segar.
Berbeda dengan sistem klasifikasi ubi kayu
terdahulu, maka klasifikasi ubi kayu saat ini
hanya dibagi atas 2 golongan yaitu :
1. Klon ubi kayu konsumsi
Dicirikan dengan kondisi sebagai berikut
:
a.Kadar HCN rendah (kurang dari 40
miligram/kg umbi parut).
b.R asa tidak pahit.
c. Tekstur daging umbi lembut.
d.Umur pendek.
2. Klon ubi kayu indurtri
a.Kandungan HCN tinggi (lebih besar
dari 50 mg/kg umbi parut).
b.Tekstur daging lebih kasar.
c. Rasa pahit.
d. Umur pendek.
Pe miliha n klon yang akan ditanam
tergantung tujuan. Ubi kayu dengan rasa
enak (tidak pahit, HCN ≤40 mg/kg) umbi
segar dan tekstur daging umbi lembut
sangat sesuai untuk pangan konsumsi
langsung maupun olahan. Umbi dengan
2
10. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
kandungan HCN tinggi dapat menyebabkan
keracunan bagi manusia maupun hewan,
se hin gga t id a k dia nju rka n untuk
dikonsumsi langsung. Untuk industri
pangan yang berbasis tepung atau pati ubi
kayu, sebaiknya memilih ubi kayu dengan
daging umbi putih, kadar bahan kering dan
patitinggi.
Untuk keperluan industri tepung tapioka
dan pati, umbi dengan kadar HCN tinggi
tidak menjadi masalah karena akan hilang
selama proses pengolahan. Varietas lokal
seperti ketan dan mentega, serta varietas
unggul Adira-1 dan Malang-2 mempunyai
rasa enak. Varietas dengan produktivitas
dan kadar patitinggi (HCN ≥50 mg/kg umbi
segar,rasapahit)sepertiUJ-5,UJ-3,Adira-4,
Malang-4, dan Malang-6 sesuai untuk bahan
baku industri tepung dan pati. Sejak 1978
hing ga 2015, Kem enterian Pertania n
melalui Badan Litbang Pertanian telah
melepas 11 varietas unggul. Dari 11
varietas yang dilepas, 4 varietas sesuai
untuk pangan dan 7 varietas sesuai untuk
industri .
Klon ubi kayu untuk kebutuhan pangan
yang telah dilepas pemerintah tersebut
adalah Adira-1, Malang-1, Malang-2 dan
daruh hidayah dimana rata-rata memiliki
rasa yangtidak pahit, berumur pendek dan
tahan terhadap serangan hama tungau
merah (tetranychusbimaculatus).
Sedangkan klon ubi kayu yang dilepas
pe me rint a h se ba ga i ba ha n untuk
kebutuhan industri adalah Adira-4, Malang-
4, Malang-6, UJ-3, UJ 5 dimana rata-rata
memiliki rasa yang pahit dan kandungan
HCNyangtinggi. HCN yang tinggi dalam ubi
kayu akan menghambat proses browning
enzy mat ic , sehingga tepung yang
dihasilkan akantetapberwarna putih.
Ubi kayu diperbanyak dengan stek batang.
Stek batang diperoleh dari hasil panenan
tanaman sebelumnya. Stek diambil dari
bagian tengah batang agar matanya tidak
terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda.
Perbanyakan dengan biji hanya dilakuan
oleh pemulia tanaman dalam mencari
varietas unggul. Asal stek, diameter stek,
ukuran stek, dan lama penyimpanan stek
berpengaruh terhadap daya tumbuh dan
produksi ubi kayu. Benih yang dianjurkan
sebagai berikut :
1. Stek berasal dari batang bagian tengah
yang sudah berkayu.
2. Panjang 15-20cm.
3. Diameter 2-3cm.
4. Tanpa Penyimpanan.
C. Persiapan Lahan
Sebelum dilakukan persiapan lahan hal
penting yang harus dianalisa sebelumnya
adalah syarat tumbuh yang harus sesuai
untuk komoditas yang diusahakan.
1. Syarat Tumbuh
Ubi kayu memerlukan curah hujan yang
sesuai untuk tumbuhnya antara 1.500 –
2.500 mm/tahun. Kelembaban udara
optimal untuk tanaman ubi kayu antara
60-65%, dengan suhu udara minimal
bagi tumbuhnya sekitar 10oC. Jika
suhunya dibawah 100C, pertumbuhan
tanaman akan sedikit terhambat. Selain
itu, tana man menjadi kerdil karena
pertumbuhan bunga yang kurang
se mpurna. S inar mat ahari ya ng
dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu
sekitar 10 jam/hari, terutama untuk
kesuburan daun dan umbinya.
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu
adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak
terlalu poreuss, serta kaya bahan
organik. Tanah dengan struktur remah
mempunyaitata udara yang baik, unsur
hara lebih mudah tersedia, dan mudah
diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk
tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial,
latosol, po dso lik me rah kuning,
mediteran, grumosol, danandosol.
Derajat kemasaman (pH) tanah yang
3
11. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar
antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8.
Umumnya tanah di Indonesia ber-pH
rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5,
sehingga seringkali dikatakan cukup
netral bagi suburnya tanaman ubi kayu.
Ketinggian tempat yang baik dan ideal
untuk tanaman ubi kayu antara 10-700m
diatas permukaan laut sedangkan
toleransinya antara 10 hingga 1.500m
diatas permukaan laut. Jenis ubi kayu
tertentu dapat ditanam pada ketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh
optimal.
Tujuan utama pengolahan tanah adalah
me mpe rba iki struktur tanah dan
mengurangi gulma. Anjuran pengolahan
tanah adalah membajak sekali kemudian
dirotari digaru dan digulud. Pengolahan
tanah dapat dilakukan pada saat musim
kemarau atau awal musim hujan saat
kandungan air tanah sekitar 75% dari
kapasitas lapang. Guludan pada lahan
yang miring dibuat tegak lurus untuk
mengurangi kehilangan tanah akibat
erosi. Guludan pada lahan yang datar
hingga agak miring dapat dibuat searah
maupun tegak lurus kontur. Kehilangan
tanah akibat erosi pada budi daya ubi
kayu mencapai 50 t/ha pada ultisol,
Lampung, 3,1–7,1 t/ha pada alfisol, Jawa
Timur. Erosi tanah dalam satu tahun
musim tanam ubi kayu monokultur dua
kali lebih banyak dibandingkan pola
tanam padi-kedelai maupun jagung-
jagung.
D. Bahan tanamdan perlakuan khusus
1. Bahan tanam
Perbanyakan pada tanaman ubi kayu
baik untuk tujuan konsumsi atau industri
dilakukan dengan secara vegetatif
denga n stek batang. Perb any akan
dengan biji hanya dilakukan untuk
kegiatan pemuliaan tanaman. Kualitas,
panjang dan diameter stek sangat
umum benih untuk tanaman ubi kaya
secara khusus harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Stek berasal dari pohon induk yang
telahberumur 8sampai 12bulan.
b.S Stek terbaik diambil dari
pangkal hingga tengahbatang.
c. Panjang stek 20 hingga 25 centimeter
yang terdiri dari 10 hingga 12tunas.
d. Bebas dari hama kepinding tepung dan
kutu sisik.
e. Bebas dari penyakit hawar bakteri,
antraknose dan penyakit fisiologis
tanaman.
Stek yang berasal dari bagian pucuk
sebaiknya tidak digunakan karena
mempunyai daya tunas lebih rendah dan
mempunyai kandungan air lebih tinggi
dan cepat mengering. Stek dari batang
bagian pangkal dan tengah yang
berumur16 hingga24 bulan kurang baik
sebagai bahan tanam karena lambat
bertunas.
menentukan daya tumbuh stek. Secara Gambar1.1Potongan bibit ubikayu
4
12. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Petani umumnya mendapatkan stek dari
pe rt a na ma n s e be lu mny a da n
menyimpannya di tempat yang teduh,
atau dari petani lain yang berdekatan.
Setelah dipotong, stek dapat disimpan
paling lama 1 bulan dalam kondisi tegak
dan ternaungi namun bila bahan
tanaman disimpan lebih dari 60 hari
akan menurunkan daya bertunasnya.
Secara singkat bagian untuk bibit dapat
dilihat padaskema pada gambar 1.1.
2. Perlakuan khusus pada tanaman
Perlakuan khusus pada tanaman ubi kayu
ditujukan untuk meningkatkan kuantitas
d a n k ua lit a s u mb i . Cara yang
dikembangkan adalah cara mukibat dan
satraw i. P e rla kua n ini terbukti
mem berikan pengaruh peningkatan
has il na mun ka re na ba nya knya
pertimbangan cara ini kemudian banyak
ditinggalkan.
Kedua perlakuan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Cara Mukibat
Perbedaan mendasar ubi kayu sistem
tanam mukibat dengan sistem tanam
biasa adalah penggunaan bibitnya.
Sistem mukibat menggunakan stek
sambungan antara ubi kayu (manihot
esculenta) sebagai batang bawah (root
stock) dengan ubi kayu karet (manihot
glasiovii) sebagai batang atas (scion).
Nama mukibat sendiri diabadikan dari
nama seorang petani Ngadiluwih,
Kediri, Jawa Timur dimana pada awal
kemerdekaan RI telah memelopori
p e ng g una k a n ste k s a m b ung a n
tersebut.
Batang yang akan disambung harus
memp unyai diameter yang sama,
umur stektidakterlalu muda atau tua.
Se te la h penya mbunga n, stek
ditempatkan di tempat yang teduh
sela ma 2 minggu dengan posisi
terbalik, yaitu bagian stek karet
(entrys) diletakkan dibawah. Bahan
t a n a m s a m b u n g a n d a p a t
dimanfaatkan hingga 3–4 periode
tanam, asalkan panjang batang bawah
masih lebih panjang dari 40 cm. Cara
penana ma n ubi kayu sa mbung
(mukibat) adalah dengan pola kenong,
yaitu dibuat guludan per individu
tanaman dengan jarak 1,5 m x1,5 m.
Gambar 1.2 Sistem tanam ubikayu Mukibat
Sumber : http://balitkabi.litbang .per tanian.go .id/
wp-content/ uplo ad s/ 2012/03/ 19 - muki ba t- 4- 1.jp g
Hasil umbi dengan sistem mukibat
tergantung kesuburan lahan dan
pengelolaan tanaman. Pada lahan
yang subur dan pengelolaan yang baik,
terutama pe mupukan, hasil umbi
dapat mencapai 90–100 ton/ha, dan
tidak berpengaruh terhadap kadar pati
klon ubi kayu yang disambung.
Walaupun hasil budidayatanaman ubi
kayu ini relatif lebih tinggi namun
sistem mukibat tidak banyak diminati
karena memerlukan biaya produksi
tinggi dengan resiko cukup besar.
Masalah pada penana man sistem
Mukibat antara lain :
1) T i n g k a t k e b e r h a s i l a n
p e n y a mb u n g a n b e r a ga m
tergantung keterampilan.
2) Harga steksangat mahal.
3) Gulma lebih banyak karena jarak
tanam lebar sehingga kanopi
menutup lebih lama.
4) Sambungan seringkali patah akibat
angin, dan diperlukan penyangga
agartanaman tidakrebah.
5
13. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Sistem bahan tana m dengan cara
Mukibat dapat dilihat pada gambar 1.2.
Karena adanya masalah dengan
kes ulita n m e m per sia pk an be nih
Mukibat tersebut, biasanya petani
me nggunaa n benih yang telah
digu na ka n s e be lu mny a yang
kemudian dikenal dengan nama benih
Randan. Benih Randan adalah benih
yang berasal dari benih sambungan
yang telah dipanen dan ditanam lagi.
Penggunaan benih randan dapat
diulang 3 – 4 kali sehingga disebut
randan -1 (peng ulangan pertama),
randan2 (pengulangan kedua) begitu
seterusnya namun dari pengalaman
petani hasil umbi yang terbaik adalah
daribenih randan-1danrandan-2.
E. Penanaman
1. Waktu tanam
Ubi kayu banyak ditanam pada lahan
kering, sehingga saat tanam tergantung
pola curah hujan. Umur 5–6 bulan adalah
periode pertumbuhan cepat sehingga
ketersediaan air selama periode tersebut
sangat menentukan pertumbuhan dan
produktivitasnya. Oleh karena itu, saat
ditana m perlu me m perti mba ngka n
kecukupan air dalam periode tersebut.
Hasil ubi kayu optimal bila curah hujan
setida knya 35 mm/ 10 ha ri da n
terdist ribus i rata se la ma masa
pertumbuhan tanaman. Kekurangan air
menjelang akhir periode pertumbuhan
sangat menguntungkan karena terjadi
proses akumulasi karbohidrat ke dalam
umbi yang lebih baik, sebaliknya bila air
berlebih maka pertumbuhan vegetatif
ubi kayu subur tetapi hasil umbi
berkurang. Pada kelembaba n tanah
tinggi, umbi ubi kayu rawan busuk. Hujan
yang terjadi saat tanaman berumur lebih
dari 9 bulan dapat menurunka n
kandungan pati.
2. Cara Tanam
Untuk mendapatkan hasil umbi yang
optimal stek ubi kayu dia nj urkan
ditanam dengan posisi tegak, kedalaman
tana m ya ng di a njurka n 5–15 cm
tergantung kelembaban tanah. Apabila
tanah kering stek dianjurkan ditanam
lebih dalam sedangkan pada kondisi
tanah basah stek dianjurkan ditanam
lebih dangkal karena akan membuat stek
mudah busuk. Namun jika dimaksudkan
untuk diambil daunnya, setek dapat
ditanam rapat secara mendatar agar
tunas baru muncul dari setiap buku.
Anjuran cara tanam sebagai berikut :
a. Pangkal stek dipotong rata atau
runcing. Pangkal stek yang dipotong
miring a ka n be rda mpa k pa da
pertumbuhan akar yang tidak merata.
b. Stek yang ditanam dalam posisi lain
(miring 450 dan horizontal), akarnya
tidak terdistribusi secara merata.
V o l u m e a k a r d i t a n a h d a n
penyebarannya berpengaruh pada
jumlah hara yang dapat diserap
tanaman, selanjutnya berdampak pada
produksi umbi.
Dianjurkan penanaman dilakukan dalam
keadaan tanah gembur dan lembab.
Tanah dengan kondisi ini akan menjamin
kelanc aran sirkulasi oksigen dan
karbondioksida serta meningkatkan
aktivitas mikrobia tanah. Keadaan ini
dapat memicu pertumbuhan daun untuk
me ng ha silk a n f otosi nte si s se cara
maksimal yang akan ditranslokasikan ke
te m p a t p e ny i m p a na n c a d a ng a n
makanan (ubi) sehingga pertumbuhan
d a n pe rk e mba n ga n u mbi akan
berlangsung secara maksimal.
3. Sistem tanam
Untuk mendapatkan produksi yang
tinggi sistem penanaman pada ubi kayu
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
monokultur dan tumpang sari. Secara
singkat perbedaan kedua sistem tanam
ini adalah sebagai berikut :
6
14. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
a. Sistemtanam monokultur
Sistem tanam monokultur adalah
suatu sistem tanam dimana komoditas
ubi kayu ditanam sendiri tanpa
dicampur dengan tanaman lain. Cara
ini umumnya terdapat di daerah yang
telah berkembang industri berbasis
ubi kayu seperti di Lampung, Sumatera
Utara dan beberapa daerah di Pulau
Jawa. Jarak tanam yang dianjurkan100
cm x 100 cm. Pada lahan yang kurang
subur, jarak tanam dibuat lebih rapat
misalnya100cm antar baris dan80cm
dalam baris, atau 70 cm antar baris dan
50–60 cm dalam baris. Pada lahan yang
subur penanaman dilakukan dengan
jarak yang lebih lebar, misalnya 125
cm antar baris dan 100 cm dalam baris.
Gambar 1.3 Ubi Kayu dengan Sistem Monolultur
Sumber” https://e ncr yp ted tb n0.gsta tic.co m/ima ges?q =tbn:
ANd9GcRVwGe nRhpa tlO NmvVO U7xY Kb Byka xmJpnY H3uP_
VWwX-rbtMSO
b. Sistemtanamtumpang sari
1) Ubi kayu baris tunggal
Sebagian besar tanaman ubi kayu
(80%) ditanam dalam sistem tanam
tumpang sari dengan tanaman
pangan lain untuk meningkatkan
ef is ie ns i p e ng g una a n la ha n,
mena mb ah p endapatan petani
hingga 10 - 20%, memperbaiki
kesuburan fisik dan kimia tanah,
serta mengurangi erosi. Populasi
ubi kayu optimal adalah 10.000
tanaman/ha atau dengan jarak
tanam 100 cm x 100 cm. Pada
tumpang sari dengan tanaman
pangan lain (jagung, kacang tanah,
atau padi gogo), ubi kayu ditanam
20 hari setelah tanaman pangan
lain tersebut ditanam. Klon ubi
kayu yang dipilih untuk sistem pola
tanam monokultur adalah klon ubi
kayu yang tidak bercabang, antara
lain Adira- 1 mes kipun tidak
tert utup k e m ungki na n unt uk
menggunakan komoditas ubi kayu
dari klon lainnya.
Gambar 1.4 Tumpang sari Ubikayu dan kacang-kacanga n
2) Ubi kayu baris ganda
Gambar 1.5 Ubi kayu dengan tumpangsari baris ganda
Pada sistem tumpang sari baris
ganda, jarak tanam ubi kayu yang
dianjurkan adalah 260 c m antar
baris ganda dan 60 cm x 70 cm
da la m ba r is ga nda . P a da
penanaman musim tanam pertama
ubi kayu ditumpang sari dengan
tanaman pangan (jagung, kacang
tanah, atau padi). Pada musim
tanam kedua setelah tana man
pangan dipanen, lorong di antara
baris ganda ubi kayu dapat
ditanami kacang tanah, kedelai,
atau kacang hijau. Dengan cara ini,
efisiensi penggunaan lahan dapat
ditingkatkan. Pada pola tersebut,
7
15. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
populasi ubi kayu berkurang sekitar
10% , tetapi produktivitasnya
meningkat 15,1% dibandingkan
monokultur.
c. T umpa ng sari dengan tanaman
tahunan
Pada tumpang sari cara ini komoditas
ubi kayu dapat ditanam di antara
tanaman tahunan seperti sawit, karet,
dan jati sebelum kanopi tanaman
utama saling menutup. Pada lahan
perhutani di Jawa dan Madura, ubi
kayu ditanam diantara tanaman jati
yang berumur kurang dari 4 tahun. Ubi
kayu ditanam dengan jarak tanam 100
cm x 80 c m. Jarak ubi kayu dengan
tanaman pokok minimal 100 cm. Bila
dikelola dengan baik, hasil ubi kayu
mencapai 15–30 t/ha dari luasan
efektif. Penanaman ubi kayu tersebut
tidak mengga ngg u pertum b uhan
tanaman pokok, dan bahkan tumbuh
lebih baik dibandingkan yang tidak
ditumpang sari.
Gambar 1.6 Tumpangsari ubi kayu dengan tanaman sawit
Gambar 1.7 Tumpangsari ubi kayu dengan tanaman karet
Gambar 1.8 Tumpang sari ubi kayu dengan tanaman karet
F. Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman bertujuan agar jumlah
po pula s i tana ma n se pe rti yang
diharapkan sehingga akan memberikan
produksifitas yang tinggi. Penyulaman
dilakukan pada tanaman yang mati dan
tanaman yang pertumbuhannya lambat.
Waktu untuk penyulaman paling lambat
5 minggu setelah tanam agar tanaman
baru dapat tumbuh sama dan seragam
de nga n t a na ma n s e be lu mnya.
P e n y u l a ma n y a n g t e r l a mb a t
menyebabkan perbedaan umur yang
terlalu jauh sehigga pertumbuhan tidak
seragam dan mengakibatkan waktu
panen yang berbeda pula.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan apabila sudah
mulai tampak adanya gulma. Gulma
didefinisikan sebagai tumbuhan yang
salah tempat, tidak dikehendaki,
bersaing negative dengan tanaman
utama dan menurunkan produksi.
Penyiangan kedua dilakukan pada saat
ubi kayu berumur 2-3 bulan setelah
tanam, sekaligus dengan melakukan
pe mbu mbuna n. P embu mbunan
dilakukan untuk memperbaiki struktur
tanah sehingga ubi kayu dapat tumbuh
de nga n s e m p ur na, m e m per ko k oh
tanaman supaya tidakrebah.
3. Pembuangan tunas
Pembuangan tunas bertujuan agar unsur
hara difokuskan untuk batang utama
8
16. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
s e hi ngga pe rt u mb uha n dapat
terkonsentrasi pada bagian tanaman
yang diinginkan. Pengurangan tunas
dilakukan pada umur 2 bulan dengan
menyisakan 2 tunas/tana man yang
tumbuh subur dan vigor baik. Cara ini
dimaksudkan agar terjadi keseimbangan
antara pertumbuhan tanaman di bagian
atas tanah dengan perkembangan umbi
di dalam tanah. Tunas yang lebih dari 2
m enye ba b ka n p ert um b uha n d aun
t e r l a l u l e b a t d a n b e r a k i ba t
perkembangan umbi kurang optimal.
4. Pemupukan
Ubi kayu menghasilkan biomas yang
tinggi sehingga unsur hara yang diserap
juga tinggi. Jumlah hara yang diserap
untuk setiapton umbi adalah4,2–6,5 kg
N, 1,6–4,1 kg P205 dan 6,0–7,6 kg K2O.
Serapan N, P, dan K lambat pada dua
bulan pertama dan maksimum pada
bulan ketiga dan keempat kemudian
sangat lambat pada dua bulan terakhir.
Karena jumlah hara yang diseraptinggi,
maka perlu diganti melalui pemupukan
agarproduktivitas lahantidakturun.
Pemupukan 30 kg K2O/ha pada tanah
dengan status K tinggi dimaksudkan
untuk mengganti unsur K yang diserap
tanaman agar produktivitas tanah tetap
tinggi. Lahan sentra ubi kayu umumnya
mempunyai kandungan bahan organik
sangat rendah. Oleh karena itu untuk
mencapai produktivitas yang lebih tinggi
p e r l u d i t a m b a h k a n p u p u k
kandang/organik 5–10 t/ha.
Pada tanah dengan pH >7,3 sering
muncul gejala klorosis yang disebabkan
kekahatan besi (Fe) dan sulfur (S). Untuk
mengatasi masalah ini dianjurkan
pemberian pupuk belerang (S) dosis 24
kg S/ha (setara 100 kg ZA/ha) yang
dikombinasi pupuk kandang dosis 2,5
ton/ha.
Bila ubi kayu ditumpang sari dengan
tanaman tahunan (karet, kelapa sawit,
jati), maka dosis yang dianjurkan adalah
180 kg N/ha, 90 kg P2O5/ha dan 180 kg
K2O/ha, dan diberikan pada awal hingga
umur tanaman sekitar tigabulan.
Tabel 1.1 Beberapa pupuk sumber unsur N, P, K dan S
Sumber Pupuk Kandungan
Amonium sulfat (ZA) 21% N, 24% S
Urea 46% N
Super Fosfat -36(SP36) 36% P2O5
Kcl 60% K2O
Phonska Phonska 15% N, 15%
P2O5, 15% K2O
NPK 14% N, 6% P2O5, 23%
K2O
Secara umum jenis unsur hara, fungsi,
gejala kekurangan, gejala kelebihan
serta kondisi pemacu kekurangan pada
tanaman ubi kayu disajikan dalam table
dibawah ini.
Tabel 1.2 Fungsi fisiologis,
gejala kekahatan dan kelebihan unsur hara pada ubi kayu
Unsur
hara
Fungsi
fisiologis
Gejala
kekahatan
Gejala
kelebiha
n
Kondisi
pemicu
kekahatan
Nitrogen
(N)
Pembentukan
protein,
pembentuka n
dan
pembelaha n
sel, penyusun
klorofi
Pertumbuha n
terhambat,
klorosis
dimulai
daun bawah
dan cepat
menyebar ke
daun muda.
Warna
daun
hijau
gelap,
sukulen,
menghamb
at
penyerapa
n P
dan Ca
Tekstur
tanah
pasir, bahan
organik
rendah,
tanah
masam,
drainase dan
aerasi tanah
buruk
Fosfor (P) Penyusun
ATP, DNA dan
RNA yang
penting dalam
pembelahan
sel
dan
reproduksi ,
penyusun
membran sel
Pertumbuha n
terhambat,
kurus, daun
bawah
berwarna
hijau tua atau
kekuningan
disertai
warna
keunguan.
Menggang
gu
penyerapa
n Fe
dan Zn
Tanah
masam,
kandung an
kapur tinggi,
kekuranga n
air
Kalium (K) Me njag a
te kanan
turgor
sel, mengatur
Pertumbuha n
terhambat
dan banyak
membentuk
Menghamb
at
penyerapa
n
Tanah
masam,
tanah
bertekstur
9
17. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Gambar 1.12
Kekahatan unsur hara Kalsium
Gambar 1.11
Kekahatan unsur hara K
Gambar 1.14
Kekahatan unsur hara
Besi (Fe).
Gambar 1.13
Kekahatan unsur hara
Belerang (S).
Dampak kekurangan (kekahatan) ke 6
unsur hara diatas dapat dilihat pada
gambar berikut :
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama, penyakit dan gulma
pada tanaman secara umum bertujuan
melindungi tana manan dari tingkat
kompetisi tanaman terhadap unsur-
unsur yang dipersaingkan sehingga
tanaman tetap dapat tumbuh normal dan
me mber ikan pro dukny a secara
maksimal.
Masyarakat dan petani beranggapan
bahwa hama dan penyakit tanaman ubi
kayu tidak menurunkan hasil dan
k u a l i t a s u m b i . N a m u n p a da
kenyataannya beberapa ha ma dan
penyakit dapat merusak tanaman dan
menurunkan hasil maupun k ualitas
umbi.
6. Hama
Beberapa hama yang meni mbulkan
kerugian terhadap penurunan hasil umbi
tanaman ubi kayu tungau merah dari
spesies tetranychus urticae, kepinding
tepung (phenacoccus manihoti), kutu
perisai, dan kutu kebul (bemisia tabaci).
Ha ma lain yang banyak menyerang
tetapi umumnya tidak menimbulkan
kerugian yang berarti antara lain
belalang, rayap, berbagai jenis ulat
seperti ulat tanduk (erinnys ello), dan
Gambar 1.10
Kekahata m unsur hara P
Gambar 1.9
Kekahatan unsur hara N
10
ulat grayak (spodoptera litura). Gejala
Unsur
hara
Fungsi
fisiologis
Gejala
kekahatan
Gejala
kelebiha
n
Kondisi
pemicu
kekahatan
menutup dan cabang, ruas kalsium pasir, tanah
membuka nya memendek, (Ca) dan salin, tanah
stoma ta , klorosis pada magnesiu berkapur ,
translokasi tepi daun m tanah liat
dan akumula si
karbohidrat
dan
kemudi an
mengering.
(Mg) yang
kekuranga n
air
Kalsium Penyusun Pertumb uha n Mengha mb Umum
(Ca) dinding sel, batang dan at terjadi
menjaga akar penyerapa pada tanah
integritas dan terhambat, n bertekstur
permeabilitas daun Mg, K. pasir, tanah
membran menggulung masam,
sel, aktivasi dan tepi kejenuhan
enzim dalam daun basa rendah
pembelahan berubah dan
dan menjadi Aluminum
perpanja ng a n coklat, tinggi.
sel, kadang daun
menetralkan keritingmirip
unsur logam gejala
berat dalam serangan
tanama n. virus. Pada
kondisi parah
ujung akar
dan
pucuk mati.
Sulfur (S) Pembentuka n Klorosispada Terjadinya pH tanah
protein, daun muda senesens tinggi (>7),
aktivator dan cepat daun kandungan
enzim menyebar (gugur kapur tinggi.
dan ko-enzi m, pada sebelum Tanah
pembentukan seluruh daun waktunya) dengan
senyawa pH sangat
glukosida rendah
(<4) karena
terfiksasi Al
dan Fe.
Besi (Fe) katalisator Pertumb uha n Daun Tanah
atau terhambat, kecokl a ta n dengan
bagian dari bentuk daun seperti pH tinggi
sistem enzim normal tapi terbakar , (>7),
yang kecil, klorosis bercak- kandungan
berkaitan seluruh daun bercak kapur tinggi,
dalam muda dan kecokl a ta n drainase dan
pembentukan tangkai daun. pada daun. aerasi tanah
klorofil. Pada kondisi buruk
parah
seluruh
daun klorosis
hingga putih
18. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
serangan dan usaha pengendaliannnya
adalah sebagai berikut :
a. Tungau merah (tetranychus urticae
Koch)
Tungau betina meletakkan telur pada
permukaan daun bagian bawah dekat
tulang daun, tetapi pada populasi
tinggi telur diletakkan secara acak.
Telur akan menetas dalam 2–4 hari,
dan sekitar 6 hari kemudian akan
menjadi dewasa berwarna agak orange
kemerahan, tungau betina dapat hidup
sampai empat minggu. Populasi
tungau dan produksi telur meningkat
pada periode kering. Oleh karena itu,
serangan biasanya terjadi pada musim
ke m a ra u ( b ula n Juni– A g ust us).
Populasi hama akan turun selama dan
setelahmusim hujan.
Gambar 1.15 Gejala serangan tungau pada daun
Gambar 1.16 Daun ubi kayu rontok karena serangan tungau
a. Gejala serangan
Pada awal terjadinya serangan
hama tungau terjadi bercak kuning
sepanjangtulang daun pada daun-
daun bawah dan tengah, kemudian
menyebar ke seluruh permukaan
daun sehingga daun berwarna
kemerahan, coklat atau seperti
karat. Pada serangan yang parah,
daun akan mengering dan rontok
sehingga umbi yang dihasilkan
lebih sedikit dan berukuran kecil.
b. Cara pengendalian
P e n g e n d a l i a n y a n g r a m a h
lingkungan dapat dilakukan dengan
beberapa langkah yaitu :
1) Menanam klon yang toleran
terhadap serangan ini yaitu
Adira-4 Malang-4, Malang-6 dan
Litbang UK-2 klon agak toleran
ada la h UJ- 3, UJ- 5, Da rul
Hidayah.
2) M e ny e ny e mp ro t ka n a ir
beberapa kali agar tungau
tercuci bersama air pada saat
tanaman seawal mungkin pada
musim hujan.
3) Pemanfaatan musuh dari family
coccinellidae (stethorus sp.,
chilomenes sp. dan verania sp.),
staphylinidae (oligota minuta),
cecidomyiidae, thysanoptera,
phyto sei dae (ty p hlo dro m us
limo nic us, T. Rapax), da n
anthocoridae (Oriusinsiduous).
Selain itu dianjurkan untuk
menanam klon yang toleran
terhadap hama tungau merah,
yaitu Adira-4 Malang-4, Malang-
6 dan Litbang UK-2 klon agak
toleran adalah UJ-3, UJ-5, Darul
Hidayah.
b.Kepinding tepung (Phenacoccus sp.)
Populasi kepinding tepung (mealy
bug) dipengaruhi suhu. Populasi tinggi
pada musim kemarau dan rendah pada
musim hujan. Semakin panas suhu
u d a r a s e m a k i n c e p a t
11
19. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
perkembangannya, baik yang jantan
maupun betina. Siklus kepinding
betina memerlukan 90 hari pada suhu
20°C, dan 38 hari pada suhu 25°C.
Siklus kepinding jantan adalah
separuh waktu dari waktu yang
dibutuhkan oleh kepinding betina.
Populasi kepinding tertinggi dijumpai
pada daun, diikuti pada batang, dan
paling sedikit pada tangkai daun dan
daun muda yang telah membuka
sempurna.
1) Gejala serangan
H a m a k e p i n d i n g t e p u ng
merupakan hama pengisap cairan
daun dan batang tamanan dengan
tipe mulut penusuk dan pengisap.
Racun yang terbawa liur hama
tersebut menimbulkan gejala kerdil
pada daerah titik tumbuh, ruas
menjadi pendek, daun yang baru
t umbuh me nja di ke c il dan
mengkerut. Pada serangan yang
parah, titik tumbuh tanaman
menjadi layu dan kering. Serangan
p a d a d a u n b a w a h a k a n
menyebabkan kerontokan daun.
Gambar 1.17 Hama kepinding tepung
Gambar 1.18 Ubi kayu terserang kepinding tepung
2) Pengendalian
Peng endalia n ham a kepindi ng
tepung pada tanaman ubi kayu
dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Penanaman seawal mungkin
pada awa l mus im hujan,
menggunakan stek yang sehat
dan bersih.
b) Pencelupan stek ke dalam air
panas 52 °C selama 10 menit.
c) Pengendalian biologis dengan
parasit acerophagus coccois,
epid inocars is di versic or nis,
anag yr us p uto no p hil us , A.
Ins olitus d an ap oa na gyr us
elgeri.
d) Pengendalian kimiawi dengan
m e ng g u na k a n i ns e kt is i d a
berbahan aktif organophosphat
dandimethoate.
e) Lundi/uret (Anomala cuprea, A.
ruf o c upre a , Blit o pe rtha
orientalis, Holotrichia parallela,
Maladera japonica, M. matrida,
P h y l l o p h a g a e p h i l i d a )
(Coleo ptera: Scarabaeidea).
Lundi dari hama tanaman ini
mempunyai inang yang luas
bukan saja tanaman budidaya
tetapi juga dari golongan gulma
Che no po di um dan ba ya m,-
abayaman (A maranthus sp).
Larva berukuran arva besar dan
gemuk, berwarna putih dan
badan tembus cahaya dengan
kepala warna coklat dan taring
yang besar. Imago hama ini
memakan daun-daunan dan ke
cabang pohon dan semak pada
sore hari hingga pukul 21:00
pada pertengahan bulan Juni.
Perkawinan terjadi pada bulan
Juli dan berlangsung sampai
dua minggu. Betina lebih suka
bertelur pada bahan organik
12
20. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
busuk yang lembab dengan
meletakkan telur dalam lubang
kecil, satu telur/lubang dan
setiap malam menghasilkan
3–5. Telur akan menetas dalam
waktu 7–10 hari tergantung
suhu dan kelembaban tanah.
Ketika telur menetas, lundi
instar-1 muncul dan memakan
aka r rumput se la ma dua
minggu, kemudian ganti kulit ke
instar-2 dan makan sekitar tiga
minggu, kemudian ganti kulit ke
instar-3 dan terus makan dari
pertengahan Agustus sampai
m e m a s u k i t a h a p p u p a
(istirahat/tahap transisi) pada
dua minggu pertama bulan Juni
tahunberikutnya.
c. Hama Lundi
1) Gejala serangan
Hama ini banyak menyerang dalam
stadia larva yang hidup di dala m
tanah dengan me makan akar
sehingga tanaman menjadi layu
dan mati. Apabila tanah di sekitar
perakaran tanaman digali dan
diamati, umumnya akan ditemukan
1–3 larva. Pada daerah yang
endemik intensitas serangan dapat
m e n c a p a i 5 0 % d a n a k a n
menyebabkan penurunan produksi
umbi yang cukup besar.
2) Peng endali an/ pe mb eranta san
hama
Pengendalian hama lundi ini lebih
ba nyak dititik beratka n pa da
perlakuan pence gaha n dengan
m eng atur p ola k ult ur tek nik
tanaman, yaitu :
a) Rotasi tanaman dengan tanaman
bukan inang hama ini (kedelai
dan padi sawah) untuk memutus
siklus hama.
b) Pemberokan lahan yaitu lahan
tidak ditanami untuk beberpa
waktu musim tanam Melakukan
penanaman secara serempak.
c) Membersihkan lahan dari sisa-
sisa tanaman dangulma.
d) M e n g o l a h t a n a h u nt u k
memaparkan telur dan lundi ke
pemangsa dan sinar matahari.
e) Pe ng g e na nga n l a ha n ( leb )
selama 48 jam.
f) Pengendalian biologis dengan
jamur Metarhizium anisopliae.
g) Pengendalian secara mekanis
de nga n me nga mbil uret,
memasang lamp u perangkap
dengan tempat penampungan
yang diberi air sabun.
h) Penggunaan insektisida hayati,
misalnya dengan Metaribb 100
kg/ha dicampur dengan 200
kg/ha kompos dan disebarkan
ra ta pa da la han s ete la h
pengolahan tanah.
Gambar 1.19 Stek ubi kayu yang terserang hama lundi
2. Penyakit
Jenis penyakit yang banyak menyerang
tanaman ubi kayu adalah bercak daun
coklat (Cercospora henningsii), bercak
daun ba ur (Cer co sp ora vi sco sae ),
a n t r a k n o s e ( C o l l e t o t r i c h u m
gloeosporioides f. sp manihotis), dan
busuk umbi (root rot) yang disebabkan
oleh asosiasi beberapa jamur tanah
Botryodiplodia spp, Fusarium spp.,
13
21. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Sclerotium spp., dan Phytophtora spp.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
adalah hawar bakteri Xanthomonas
campestris pv. ma nihotis (Cassava
bacterialBlight atauCBB).
a. Bercak daun coklat (Cercosporidium
henningsii/Cercospora henningsii, C.
manihotis)
Penyakit ini umumnya ditemukan
pada daerah dengan curah hujan dan
suhu tinggi. Angin dan air hujan
membawa spora jamur dari daun sakit
ke daun sehat di dekatnya. Pada
kondisi udara lembab, spora akan
berkec a mb ah me mb ent uk bul uh
kecambah dan mempenetrasi daun
melalui mulut daun. Selama musim
kemarau, jamur mempertahankan diri
pada bercak-bercak bahkan pada
daun-daun yang telahrontok.
1) Gejala serangan
Gejala serangan terutama terjadi
pada daun-daun bagian bawah
(daun tua) karena lebih rentan.
Gejala awal berupa bercak kecil
berwarna putih hingga coklat muda
terlihat jelas pada sisi atas daun,
tepi bercak kadang-kadang dibatasi
lingkaran berwarna agak ungu,
selanjutnya bercak berwarna coklat
ka re na ja rin g an da un mati
(nekrosis). Jaringan daun yang
nekrotik mudah rontok sehingga
nampak a danya lubang -luba ng
bekas penyakit. Pada serangan
parah daun menguning, kering, dan
gugu. Pada sisi daun bagian bawah,
kadang-kada ng terlihat adanya
struktur badan buah (peritesium)
dari jamur sebagai tempat produksi
spora. Pada varietas yang rentan
penyakit dapat pula menyerang
tangkai daun.
2) Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan beberapa hal,
yaitu :
a) Menanam klon tahan (seperti
Malang-1, Malang-6, UJ-5,Adira-
4).
b) Mengatur jarak tanam agar tidak
terlalu rapat untuk mengurangi
kelembaban.
c) P e n y e mp r o t a n d e n g a n
fungisida.
Gambar 1.20
Gejala penyakit bercak daun Cercospora sp.
b. Bercak daun baur (Diffuse leaf-spot,
Cercospora viscosae)
Penyakit ini banyak menyerang
tanaman ubi kayu pada musim hujan di
daerah yang panas. Hingga kini jamur
C. viscosae diketahui hanya dapat
menyerang anggota genus manihot.
1) Gejala serangan
Gambar 1.21 Gejala serangan bercak daun baur
Penyakit ini banyak menyerang
daun tua dibanding daun muda.
Gejala serangan berupa bercak
besar (mencapai seperlima luas
daun), berwarna coklat tanpa batas
yang jelas. Seringkali bercak berada
pada ujung daun, berbentuk seperti
huruf V terbalik. Permukaan atas
bercak berwarna coklat merata,
tetapi permukaan bawah berwarna
14
22. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
keabu-abuan yang merupakan
spora jamur. Serangan sering
berasosiasi dengan penyakit
bercak coklat.
2) Pengendalian penyakit
Pengendalian terhadap serangan
penyakit ini dilakukan dengan cara
sep erti pe nc ega han ter ha da p
penyakit lainnya, yaitu :
a) Menanam varietas tahan (seperti
Malang-4, Malang-6, Adira-4 dan
Faroka).
b) Mengatur jarak tanam agar tidak
terlalu rapat untuk mengurangi
kelembaban.
c) P e n y e mp r o t a n d e n g a n
fungisida.
c. A nt ra kno s e ( C o lle t o t ric hum
g l o e o s p o r i o i d e s . s p m a ni hot i s ,
Synonim: Gloeosporium manihotis, G.
manihotis)
Penyakit ini menyerang ubi kayu dan
umumnya populasinya berkembang
p a d a m u s i m h u j a n y a n g
berkepa njanga n. Perk em bangan
patogen optimal pada kelembaban
udara 85–90%, dan suhu 28°C.
Patogen memiliki beberapa tanaman
inang seperti kopi, alpukat, lada dan
pisang. Intensitas seranga n pada
musim hujan lebih tinggi dibanding
pada musi m ke mar au. I nok ulum
penyakit dapat berkembang pada sisa
tanaman pada permukaan tanah dan
tersebar ke tanaman lain melalui
percikan air hujan.
1) Gejala serangan
Penyakit antraknose menyerang
permukaan batang, tangkai, dan
daun. Pada permukaan batang
nampak adanya tonjolan-tonjolan
kecilsemacambisul. Penyakit ini
disebut juga sebagai kanker batang.
Pangka l tangka i da un ya ng
terserang mudah patah sehingga
daun menjadi layu. Serangan yang
parah menyebabkan mati pucuk
dan pada bagian gabus terjadi
pengker uta n se hingga batang
mudah patah.
2) Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit ini paling
efektif melalui pencegahan melalui
beberapa tahapan, yaitu :
a) Menggunakan bibit yang sehat
dan tidak terinfeksi antraknose.
b) Mencelupkan stek ke dala m
larutan fungisida sebelum
ditanam.
Ga mb ar 1.22
Gejala pe nya ki t antr a knose p ad a ta ng kai ( A)
dan pangkal daun (B), gejala pada batang (C),
serangan pada pucuk mengakiba tka n mati pucuk (D).
d.B Busuk pangkal bata ng/ak ar/um bi
( F us ar i um s pp ., D i pl o d ia sp p .,
Botryodiplodia spp., Sclerotium rolfsii,
Phythophthora spp.)
Penyakit busuk pangkal batang dan
busuk umbi berasosiasi dengan
patogen tular tanah Fusarium,
Botriodiplodia, Sc lerotium dan
Phythophtora sp. yang merupakan
patogen lemah. Penyakit ini banyak
menyera ng pada musim hujan,
terutama pada lahan yang drainasenya
kurang baik. Peralatan pertanian yang
be rs ingg unga n de n ga n s is a
batang/umbi terserang merupakan
sarana penyebaran penyakit. Jamur
tular tanah ini mempunyai tanaman
inang yang luas, termasuk jenis
kacang-kacangan.
1) Gejala serangan
Jamur menyerang bagian tanaman
dekat permukaan tanah meliputi
pangkal batang, akar danumbi.
15
23. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Serangan pada akar menyebabkan
kerusak pada akar sehingga daun
menjadi kekuningan, daun layu
hingga gugur, pembentukan dan
pembesaran umbi terhambat, serta
busuk umbi. Umbi yang terinfeksi
jamur tanah berubah warnanya
menjadi lebih gelap, dan seringkali
berbau busuk.
2) Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit ini efektif
melal ui tindaka n pencega ha n,
yaitu:
a) Menanam varietas pada tahan
(sepertiUJ-5, Cecekijo).
b) Menggunakan bibit yang sehat.
c) Membakar akar/umbi/batang
yang terinfeksi segera setelah
panen.
d) Me mperba iki dra inase dan
guludan.
Gambar 1.23
Gejala penyakit busuk pada pangkal batang
Gambar 1.24 Gejala penyakit busuk pada umbi
e. Pe nyakit bakteri hawar /Bacterial
blight (Xanthomonas campestris pv.
Manihotis)
Penyakit menyebar dan menular ke
tanaman sehat dengan perantara air,
tanah, dan kontaminasi bakteri pada
stek ataupun alat potong stek. Bakteri
masuk ke dalam tanaman melewati
lubang stomata dan luka pada daun
dan batang. Serangga hama seperti
belalang yang terkontaminasi bakteri
juga membantu penyebaran penyakit
ke area l le bih luas. Pe nya kit
berkembang terutama pada kondisi
cuaca basah.
1) Gejala serangan
Gejala awal berupa lesio berwarna
abu-abu mirip bekas tersiram air
panas. Lesio dibatasi oleh tulang-
tulang daun sehingga terbentuk
lesio menyudut, terlihat lebih jelas
pada sisi bawah daun, terdapat
empat tingkatan gejala hawar yaitu :
a) Lesio berbentuk menyudut.
b) Lesio meluas menjadi bercak
nekrotik.
c) Perlendiran massa bakteri yang
terjadi pada tangkai, helai daun,
serta batang.
d) Matipucuk.
Kerusakan akibat infeksi bakteri
dapat diamati pada jaringan muda
dan dinding bagian luar dari
pembuluh kayu. Tanaman muda
lebih rentan dibandingkan tanaman
tua.
Gambar 1.25 Gejala serangan penyakit bakteri hawar,
X. campestris pv.Maniho ti s
2) Pengendalian penyakit
Pengend alian penyakit bakteri
hawar ini dilakukan dengan
usaha pencegahan sebagai
berikut :
a) Menana m varietas tahan/
toleran.
16
24. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
b) Menggunakan bibit yang sehat.
c) Sanitasi lingkungan.
d) Eradikasi tanaman dan bibit
sakit.
e) Melakukan penanaman ubi kayu
secaratanamtumpang sari.
3. Gulma
Pertumbuhan ubi kayu dalam dua bulan
pertama sangat lambat, sedangkan
gulma tumbuh lebih cepat, sehingga
gulma perlu dikendalikan. Gangguan
gulma terjadi pada awal pertumbuhan
sejak tanaman berumur 3–4 bulan,
sebelum kanopi tanaman menutup.
Frekuensi penyiangan tergantung pada
populasi gulma, curah hujan, sistem
tanam,dan kesuburantanah.Penyiangan
minimal dilakukan dua kali, yaitu pada
umur 30 dan 60 hari. Penyiangan dapat
dilakukan secara manual atau dengan
herbisida. Pada populasi gulma yang
tinggi, penyiangan meningkatkan hasil
43% hingga100% . Secara umum untuk
mengendalikan serangan hama dan
penyakit pada tanaman ubi kayu dapat
dil ak uk a n d enga n c ara p rev e ntif
(pencegahan) dengan beberapa cara,
yaitu :
a. Sanitasi lapang setelah panen (sisa
tanaman dibakar).
b.Menggunakan bibit yang sehat dari
varietas tahanpenyakit.
c.Pengolahan tanah secara sempurna.
d.P e rgi li ra n t a na ma n de nga n
palawija/tanaman lainnya
4. Pemungutan hasil
1) Ubi kayu berumur genjah dapat
dipanen pada umur 6–8 bulan.
2) Ubi kayu berumur sedang dipanen
umur 8–10 bulan.
3) Ubi kayu berumur dalam dipanen
umur 10sampai dengan 12bulan.
Selaintiga patokan umur diataswaktu
panen juga dilakukan berdasarkan
harga dan ini menjadi pertimbangan
petani untuk segera memanen atau
menunda panennya namun hanya
sampai pada batas waktu yang
ditoleransikan untuk umur panen
maksimal. Pada harga yang baik, petani
cenderung me manen lebih awal.
Penentuan umur panen tersebut
sangat penting karena berkorelasi
dengan kadar air dan kadar pati. Kadar
air berkurang dengan semakin tua
umbi. Sebaliknya kadar pati meningkat
sejalan dengan bertambahnya umur
tanaman.
Jumlah kadar pati berkorelasi positif
dengan umur panen tanaman ubi kayu.
Secara jelas dapat dilihat pada table
dibawah ini.
Tabel 1.3 Hubungn kandungan pati dengan umur panen ubi kayu
Umur tanaman
(bulan)
Kandungan P ati U mbi (%)
UJ-5 (1) UJ-5 (2)
7 12.8 14.3
8 14.6 16.2
9 18.7 23.0
10 21.73 39.5
Keterangan :
1): Nurjannah dkk (2007)
2): Susilowati dkk (2008)
a. Penentuan Saat Panen
Hingga saat ini patokan yang paling
banyak digunakan untuk menetukan
waktu pa nen yang t epat adalah
dengan menghitung umur tanaman
tersebut. Berdasarka n klon yang
di usa hak a n, um ur p ane n dap at
dikate gorik an m enja di 3 bagi an
sebagai berikut :
b. Cara panen
Pada masa pertumbuhan, kandungan
karbohidrat umbi ubi kayu akan
semakin meningkat dan mencapai titik
optimal saat umbi siap dipanen. Tanda
– tanda bahwa tanaman ini sudah
w a k t u n y a d i p a n e n a d a l a h
pertumbuhan daun mulai berkurang,
warna daun mulai mengering dan
17
25. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
sebagian besar mulai rontok, dan umur
tanaman sudah cukup (tergantung
klon yang dibudidayakan). Apabila
sampai berumur 12 bulan belum
dipanen, ubi kayu tidak bertambah
besar, namun kua litasnya akan
berkurang. Bahkan, apabila pada umur
13bulan ubikayubelum juga dipungut
hasilnya, kadar air umbi akan
meningkat, sedangkan kadar protein,
tepung, dan HCN menurun. Untuk
memungut hasil umbi ubi kayu dari
dalam tanah diperlukan cara yang
tepat agar tidak banyak umbi yang
rusak (patah atau tertebas cangkul).
Pada lahan yang gembur, panen ubi
kayu dilakukan dengan cara dicabut
dengan tangan. Umbi yang tertinggal
dapat diambil dengan menggunakan
cangkul. Sementara, pada lahan berat
(tanah yang mengandung lempung),
u b i k a y u d i c a b u t d e n g a n
menggunakan kayu atau bambu
sebagai pengungkit. Kayu pengungkit
diikatkan pada pangkal batang dan
salah satu bagian kayu pengungkit
diangkat dengan tangan sampai
umbinya terangkat ke permukaan
tanah.
Sebenarnya ubi kayu tidak termasuk
tana man m usim an, artinya dapat
dipanen kapan saja asal sudah
mencapai usia yang cukup, yaitulebih
kurang 9 bulan. Namun kenyataan
la p a ng a n m e n unj uk k a n b a hwa
pemungutan hasil sering dilakukan
pada saat tanaman berumur 7 – 10
bulan. Di Indonesia, masa tanam dan
waktu pemungutan hasil pada hamper
semua komoditas tanaman pangan
dil aks a nak an de ng an me ngik uti
musim pergantian dengan tanaman
lainnya. Hal ini membuat industri
p e n g o l a h t e r p a k s a h a r us
menyesuaikan pada kondisi tersebut
dengan upaya pengawetan sementara
menunggu waktu panen berikutnya.
Usaha ini sebenarnya memiliki tujuan
a ga r pe ngada a n ba han dapat
dilakukan sepanjang tahun.
c. Penanganan Pasca Panen
Sebagian besar ubi kayu dipanen
secara manual dengan mencabut atau
menggunakan pengungkit bila kondisi
tanah keras. pemanen (harvester).
Pada cara manual, setelah tanaman
dicabut, umbi dipisahkan dari batang
dengan cara memotong tangkai umbi,
m e m b e r s i h k a n u m b i d a n
memasukkannya dalam karung atau
langsung dimasukkan truk yang akan
mengangkut ke pabrik/pedagang.
terhadap umbi ubi kayu sambil Gambar 1.26 Proses pemung uta n hasil ubi kayu.
18
26. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Ubi kayu hanya memiliki masa segar
sangat singkat yaitu 2 x 24 jam. Oleh
karena itu, perlu diupayakan tindakan
untuk mengamankan ubi kayu agar
sampai saatnya digunakan masih tetap
dalam kondisi baik dan segar. Upaya
yang digunakan adalah memane n
singkong sec ara bertahap atau
me ngawet kan ubi kayu sega r.
Memanen ubi kayu secara bertahap
memiliki pengertian bahwa setiap kali
panen umbi ubi kayu hanya dipanen
sebatas kebutuhan saja dan tidak
dipanen sekaligus secara keseluruhan.
Apabila ubi kayu sudah terlanjur
dipanen seluruhnya, maka perlu
segera dilakukan sortasi (pemisahan)
antara ubi kayu yang mulus (tidak ada
bagian yang terbuka) dan yang cacat.
Ubi kayu yang cacat (terbuka pada kulit
dan dagingnya) diproses terlebih
dahulu atau diawetkan dengan cara
dikupas dan dire nda m air. Air
rendaman harus diganti setiap hari.
Cara ini dapat digunakan untuk
mengawetkan ubi kayu selama 3 – 4
minggu, na mun denga n resiko
kehilangan kadar patinya. Dengan
perlakuan semacam ini, kadar HCN
semakin berkurang karena selama
perenda ma n HCN (sia nid a) akan
t e r le p a s da n la r ut dala m air
perendaman.
Cara Penyimpanan ubi kayu segar
telah banyak diteliti. Dari hasil
pengala ma n me nunj ukkan ba hwa
tanpa perlakuan khusus ubi kayu segar
hanya tahan disimpan sekitar 48 jam.
Cara penyimpanan ubi kayu segar agar
tetap memiliki kualitas yang baik
dilakukan sebagaiberikut:
1) Ubi kayu segar dipotong sepanjang
5 cm pada tangkainya, diangin-
anginkan supaya getahnya kering.
Ubi kayu tersebut lalu diatur
berjejer rapat dalam bak batu bata
y a n g d i t u m p u k t a n p a
menggunakan semen dan dasarnya
sudah ditutup pasirkeringsetebal5
cm. Bak batu bata berukuran 1,0 m x
1,0 m x 1,0 m. Barisan ubi kayu
tersebut ditutup lagi dengan pasir
setinggi 5 cm, begitu seterusnya
sampai pasir terakhir berjarak 10
cm dari tepi bahan. Setelah itu
diatas pasir ditutup lagi dengan
batu bata danyangterakhir ditutup
seng. Pada penyimpanan seperti
ini, bak batu bata harus didirikan
padatempatyangaman sertatidak
terkena air hujan. Dengan cara ini
k u a l i t a s u b i k a y u d a pa t
dipertahankan tetap segar selama 1
– 2 bulan.
2) Ubi kayu segar dalam keadaan utuh
ditumpuk diatas lapisan jerami,
rumput atau daun kering. Diameter
tumpukan jerami 1,5 m, tebalnya 15
cm. Sekitar300–500kgubi kayu
segar disusun diatas alastersebut,
kemudian ditutup dengan lapisan
jerami dan ditutup lagi dengan
tanah hingga ketebalan 15 cm.
Sekeliling timbunan dibuat saluran
drainase agar tidak terendam air.
K e a d a a n c u a c a s a n g a t
mempengaruhi daya tahan ubi kayu
yang disimpan. Perlu diupayakan
agar tidak terlalu basah dimusim
hujan. Daya simpan ubi kayu
dengan cara ini dapat mencapai 3
bulan.
3) Ubi kayu disimpan dalam peti
(kapasitas 20 kg) yang diisi serbuk
gergaji. Kadar air serbuk gergaji
dipertahankan sebesar 50 %, agar
ke le mba ba nny a t e rke ndali
sehingga ubi kayu tetap awet.
Kondisi penyimpanan yang terlalu
ke r ing a ka n me ny e ba bkan
c e p at ny a t e rj a d i k e r us a k a n
fisiologis, sebaliknya bila terlalu
19
27. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
b a s a h a k a n m e n y e b a b k a n
kebusukan. Selain bahan tersebut
seringkali pula digunakan sekam
padi sebagai pengganti serbuk
gergaji. Tetapi sekam di nilai kurang
baik k are na da ya se ra p da n
di stri b usi air k ura ng m er ata
dibanding serbuk gergaji. Cara
pe nyi m pa na n ubi kayu segar
seperti ini, pada keadaan yang
terlindung dari sinar matahari, dan
s u h u s e k i t a r 2 6 o C d a p a t
mempertahankan kondisi ubi kayu
segar selama satu bulan. Secara
umum tujuan penyimpanan dengan
berbagai metode ini bertujuan
untuk :
a. Mempertahankan daya simpan
ubi kayu.
b. Menambah nilai ekonomis umbi
ubi kayu.
c. Memudahkan pengolahan lebih
lanjut.
d. Umbi ubi kayu terhindar dari
kerusakan akibat busuk dan
berjamur.
d.Pengolahan Ubi Kayu
Pemanfaatan ubi kayu oleh sebagian
besar masyarakat masih diolah
menjadi produk setengah jadi berupa
pati (tapioka), tepung ubi kayu, gaplek
dan chips. Produk olahan yang lain
adalah tape, getuk, tiwul dan lain-lain.
Padahal kandungan pati ubi kayu yang
tinggi merupakan potensi besar untuk
dikembangkan menjadi produk yang
lebih be rnila i e ko no mi tinggi,
terutama dari varietas pahit dengan
kandungan HCN diatas 100 ppm.
Usaha diversifikasi dalam pengolahan
ubi kayu yang lain adalah mokaf atau
tepung ubi kayu yang dibuat dengan
cara fermentasi, sebab pengolahan ubi
kayu menjadi tepung ubi kayu/tepung
gaplek masih menyisakan bau yang
kurang diminati oleh industri pangan,
sehingga perlu modifikasi baik secara
fisik (pengaruh suhu dan tekanan),
kimiawi (secara hidrolisis asam atau
basa), maupun biologi (dengan proses
f e r me nt a s i) unt uk me ruba h
karakteristik tepung atau pati ubi kayu.
Pengolahan dalam bentuk tepung
me mbe ri ka n ba ny a k ma nfaat
diantaranya dapat diperkaya dengan
v it a mi n da n mi n e r a l, mudah
menyimpannya, awet, fleksibel dalam
pengolahannya, penyajiannya dapat
d i s e s u a i k a n d e n g a n s e l e ra
masyarakat, dan dari segi kuliner dapat
ditingkatkan variasi cara mengolah
untuk menghasilkan aneka ragam
ma kanan sesuai selera modern.
Pengolahan tepung-tepungan juga
menjadi salah satu prioritas program
kementrian pertanian dalam rangka
pe rc e pat an ke a ne ka raga man
konsumsi pangan berbasis sumber
daya lokal.
Teknologi proses tepung ubi kayu
fermentasi pertama kali diperkenalkan
di Afrika Barat, terutama di Nigeria,
digunakan sebagai makanan pokok
dan dikenal dengan nama tepung gari,
dan prosesnya sudah diteliti oleh
W ahjuni ngsi h (1990). Pemb uatan
mokaf dengan penambahan enzim
selulitik sudah pernah dilakukan tetapi
sulit diaplikasikan di tingkat petani
karena kesulitan untuk mendapatkan
enzimnya. Beberapa metoda proses
lain untuk menghasilkan tepung ubi
kayu fermentasi yaitu dengan cara
kering (Wahjuningsih, 1990) dan
basah (W ahjuningsih, et.al., 2009)
dilakukan tanpa penambahan enzim,
s e hingga pro s e s f e rme nt a s i
berlangsung secara alami selama 3
hari. Hasil penelitian initerutama cara
fermentasi basah sudah banyak
diaplikasikan oleh Industri Kecil
20
28. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
M e ne nga h ( IK M ) di beberapa
kabupaten/kota di Jawa Tengah
permasalahan yang sering dikeluhkan
kelompok pembuat tepung mokaf,
diantaranya waktu fermentasinya
terlalu lama, sehingga perlu dilakukan
penelitian lanjutan supaya bisa dibuat
tepung mokaf dengan waktu yang
lebih singkat, murah dan efisien, tetapi
tetap memenuhi standarSNI.
1) Pembuatan Mokaf
Mokaf adalah tepung ubi kayuyang
di buat de nga n m e ng g una ka n
prinsip modifikasi sel ubi kayu
secara fer me ntasi. Pe mb uatan
tepung sejenistelah dilakukan oleh
Wahjunin gs ih ( 1990) , yang
membuat tepung ubi kayu dengan
cara fermentasi dan disebut
dengantepung Gari. Mikrobiayang
tumbuh selama fermentasi akan
menghasilkan enzim pektinolitik
dan se lulo lit ik ya ng dapat
me nghanc urkan dinding sel
s ingko ng s e de mi kia n rupa
sehingga terjadi liberasi granula
pati. Proses liberasi ini akan
me n y e ba b ka n pe ru ba h a n
karakteristik dari tepung yang
diha s il ka n be rupa na i knya
viskositas, kemampuan gelasi, daya
rehidrasi dan kemudahan melarut.
Selanjutnya granula pati tersebut
akan mengalami hidrolisis yang
me ng ha si lk a n m o no sak ar i da
s e ba ga i ba ha n baku untuk
menghasilkan asam-asam organik.
S e n y a w a a s a m i n i a k a n
menghasilkan aroma dan citarasa
khas yang dapat menutupi aroma
dan citarasa khas ubi kayu yang
cenderung tidak menyenangkan.
Selama proses fermentasi akan
t erja di pula pe nghila nga n
komponen penimbul warna, seperti
pigmen (pada ubi kuning), dan
protein yang dapat menyebabkan
warna coklat ketika pemanasan,
sehingga warna tepung yang
dihas ilkan a kan lebih putih
( S u b a g i o , 2 0 0 6 ) .
Proses pembuatan tepung mokaf
hampir sama dengan pembuatan
tepung ubi kayu biasa, hanya disini
di la k uk a n pr os es fe r me nt a si
s e la ma 2 – 3 ha ri. P ro ses
pembuatan tepung mokaf secara
enzimatis adalah sebagai berikut,
ubi kayu dibuang kulitnya, dikerok
lendirnya, dic uc i bersih dan
dipotong tipis dengan ukuran
tertentu, dan difer m entasika n
selama 12 – 72 ja m dengan
penambahan enzim selulitik. Ubi
kayu terfermentasi dikeringkan,
kemudian digiling dan diayak
dengan ukuran 80 – 120 mesh.
Adapun metoda pembuatan lain
yang telah dilakukan adalah
dengan penambahan biakan murni
bakteri asam laktat selama proses
fermentasi berlangsung.
Proses pembuatan mokaf tanpa
penambahan enzim atau dengan
c ara fermentas i a la mi yang
d ik e m b a ng k a n W a hj uni ng s i h
(2009) adalah sebagai berikut, ubi
kayu dikupas, kemudian dikerok
lendirnya dan selanjutnya dicuci
bersih. Setelah itu dikec ilkan
ukurannya sekitar ½ c m dan
dilakukan fermentasi dengan cara
direndam di dalam air selama tiga
hari, diganti airnya setiap hari.
Ba k/t o ng fe r m e nta si d itut up
setengah rapat. Setelah tiga hari
fermentasi dilakukan pencucian
sampai benar-benar bersih untuk
menghentikan proses fermentasi
(bisa direndam dulu dengan air
ga ra m ), ke m ud ia n d il a k uk a n
pengepresan untuk menghilangkan
sebagian air agar mempercepat
proses pengeringan. Setelah itu
21
29. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
dilakukan proses penje mura n/
pengeringan di atas para-para
selama kurang lebih 1 ½ hari
sampai chip yang dihasilkan benar-
benar kering (kadar air maksimal
13%, c irinya c hipnya mudah
dipatahka n). Pe ngeri nga n bisa
dilakukan dengan alat pengering
dengan suhu 50-60° selama 10 jam.
Setelah itu dilakukan penggilingan
dan pengayakan pada ukuran 80
mesh (setiap inchi ada 80 lubang).
Perbedaan dengan tepung Gari
yang dibuat oleh Wahjuningsih
( 19 90) ha ny a pada proses
pengecilan ukuran, dimana pada
tepung gari pengecilan ukuran
dilakukan dengan cara diparut.
Hasil pe nelitian m enunj ukka n
bahwa tepung mokaf fermentasi
alami yang dibuat dengan cara
p e r e n d a m a n d a l a m a i r
m e ng has i lk a n te p ung m ok af
dengan hasil lebih baik (dengan
menggunakan varietas Adira IV
diperoleh hasil penelitian kadar air
11,09%, rendemen 28, kadar abu
1,16%, derajat asam 2,9, kadar
karbohidrat 85,05% , kadar pati
70,07% , derajat putih 96,58% dan
d a y a s e r a p a i r 1 , 7 m L / g ) .
Fermentasi alami cara basah juga
dapat menurunkan kadar HCN di
atas 90%. Beberapa hal yang harus
di p er hat ik a n a gar di has ilk a n
tepung mokaf dengan mutu baik
adalah sebagai berikut :
a) Bahan baku :
(1) V a r i e t a s u b i k a y u
m e m p e n g a r u h i
karakteristik mokaf yang
d i h a s i l k a n . U n t u k
pembuatan tepung mokaf
dapat digunakan varietas
ubi kayu yang sangat pahit
(kadar HCN > 100 ppm)
karena selain kadar patinya
lebih tinggi juga hasil
produksi per hektarnya
lebih banyak.
(2) Umu r ubi s e ha rusnya
berumur sedang sekitar 9-
12 bulan (tidak terlalu tua
karena serat banyak dan
tidak terlalu muda karena
rendemen kurang/kadar
patinya belum optimal)
c e n d e r u n g t i d a k
menyenangkan. Selama
proses fermentasi akan
terjadi pula penghilangan
komponen penimbul warna,
seperti pigmen (pada ubi
kuning), dan protein yang
dapat menyebabkan warna
coklat ketika pemanasan,
sehingga warna tepung
yang dihasilkan akan lebih
putih(Subagio, 2006).
Proses pembuatan tepung mokaf
hampir sama dengan pembuatan
tepung ubi kayu biasa, hanya
d i s i n i d i l a k u k a n p r o s e s
fermentasi selama 2 – 3 hari.
Proses pembuatan tepung mokaf
secara enzimatis adalah sebagai
berikut : ubi kayu dibua ng
kulitnya , dikerok lendirnya,
dicuci bersih dan dipotong tipis
dengan ukuran tertentu, dan
difermentasikan selama 12 – 72
jam dengan penambahan enzim
selulitik. Ubi kayu terfermentasi
dikeringkan, kemudian digiling
dan diayak dengan ukuran 80 –
120 mesh. Adapun metoda
pembuatan lain yang telah
dila kuka n a da lah denga n
pe na m ba ha n bi ak an m ur ni
bakteri asam laktat selama
proses fermentasi berlangsung.
Proses pembuatan mokaf tanpa
22
30. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
penambahan enzim atau dengan
cara fermentasi alami yang
dikem bangka n W ahjuningsih
(2009) adalah sebagai berikut:
(1) U b i k a y u d i k u p a s ,
k e m u d i a n d i k e r o k
lendirnya dan selanjutnya
dicucibersih.
(2) Setelah itu dikec ilka n
ukurannya sekitar ½ cm
dan dilakukan fermentasi
dengan cara direndam di
dalam air selama tiga hari,
diganti airnya setiap hari.
(3) Ba k/ t o ng f er me nt asi
ditutup setengah rapat.
S e t e l a h t i g a h a r i
f e r m e nt a s i d i l a k uk a n
pencucian sampai benar-
b e n a r b e r s i h u n t u k
m e ng he nt i k a n p r o se s
fermentasi (bisa direndam
dulu dengan air garam),
ke mudia n d ila ku kan
pe n ge p re s a n un t u k
menghilangkan sebagian
air agar me mperc epat
proses pengeringan.
(4) Setelah itu dila kuka n
pro s e s pe nje mu ra n/
pengeringan di atas para-
para selama kurang lebih 1
½ hari sampai chip yang
dihasilk an b enar-benar
kering (kadar air maksimal
13 %, c irinya c hipnya
mudah dipatahkan).
(5) Pengeringan bisa dilakukan
dengan alat pengering
dengan suhu 50-60 derajat
Celcius selama 10 jam.
Setelah itu dila kuka n
p e n g g i l i n g a n d a n
pengayakan pada ukuran
80 mesh (setiap inchi ada
80 lubang). Perbedaan
dengan tepung Gari yang
dibuat oleh W ahjuningsih
(1990) hanya pada proses
pengecilan ukuran, dimana
p a d a t e p u n g g a r i
p e n g e c i l a n u k u r a n
dilakukan dengan c ara
diparut.
(6) H a s i l p e n e l i t i a n
me nunju k ka n ba hwa
tepung mokaf fermentasi
alami yang dibuat dengan
cara perendaman dalam air
m e ng ha s i l k a n t e p ung
mokaf dengan hasil lebih
b a i k ( d e n g a n
m e ng g unak a n v ar ieta s
Adira IV diperoleh hasil
pe ne litia n ka da r a ir
11,09%, rende men 28,
kadar abu 1,16%, derajat
asam2,9,kadar karbohidrat
85, 05 %, ka da r pa t i
70,07%, derajat putih
96,58% dan daya serap air
1,7 mL /g). F er me nta si
alami cara basah juga dapat
menurunkan kadar HCN di
atas 90%.
b) Bahan baku :
(1) V a r i e t a s u b i k a y u
m e m p e n g a r u h i
karakteristik mokaf yang
d i h a s i l k a n . U n t u k
pembuatan tepung mokaf
dapat digunakan varietas
ubi kayu yang sangat pahit
(kadar HCN > 100 ppm)
karena selain kadar patinya
lebih tinggi juga hasil
produksi per hektarnya
lebih banyak.
(2) Umur ubi seharus nya
berumur sedang sekitar 9-
12 bulan (tidak terlalu tua
karena serat banyak dan
23
31. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
tidak terlalu muda karena
rendemen kurang/kadar
patinyabelum optimal).
(3) Mutu baik, tidak bogel atau
bercal-bercak hitam (tanda
disimpan sudah lama).
(4) S e la ma pe ngu l it a n,
di hi nd ar i k o nt a m i na s i
de ngan koto ran aga r
hasilnya bisa putih dan
bersih.
(5) Fermentasi harus berjalan
s e m p u r n a , w a k t u
fermentasi menjadi sangat
penting sec ara teknis
maupun ekonomis.
(6) Jika me ngg unaka n alat
p e n g e r i n g , s u h u
pengeringan tidak boleh
t e r l a l u t i n g g i y a n g
me n ja mi n pa t i t idak
mengalami gelatinisasi dan
tidak terlalu rendah yang
menyebabkan tumbuhnya
jamur selama pengeringan
(±50°C).
(7) Pengayakan semakin kecil
semakin baik, tetapi jumlah
sortiran juga akan semakin
besar.
Mokaf yang diproduksi dengan
cara ini mempunyai karakteristik
yang khas, sangat berbeda
dengan tepung ubi kayu biasa
dan pati tapioka. Hasil uji
viskositas pasta panas dan
dinginterhadap tepung ubi kayu
yang dihasilkan menunjukkan
bahwa semakin lama fermentasi
maka viskositas pasta panas dan
dingin akan semakin meningkat.
Hal ini mungkin disebabkan
selama fermentasi mikroba akan
mendegredasi dinding sel yang
menyebabkan pati dalam sel
akan keluar, sehingga akan
mengalami gelatinisasi dengan
pe ma na s a n. Se la njutnya
diba ndingka n denga n pati
tapioka, viskositas dari mokaf
lebih rendah. Halini karena pada
t a pi o k a k o mp o n e n p a t i
mencakup hampir seluruh bahan
kering, sedang pada mo kaf
ko mponen selain pati masih
dalam jumlah yang signifikan.
F e r m e n t a s i y a n g l a m a
menyebabkan semakin banyak
sel ubi kayu yang pec ah,
sehingga liberasi granula pati
menjadi sangat ekstensif.
Hasil penelitian Wahjuningsih
dkk (2010) menunjukkan bahwa
f e rme nt a s i mo c af da pat
cdipersingkat menjadi 24 jam
de ng an pe na m b aha n bia ng
alami. Fermentasi alami selama 3
hari sering dikeluhkan kelompok
industri karena waktunya lama.
Biang alami dibuat dengan cara
merendam ubi kayu dengan air
dengan perbandingan tertentu
selama 3 hari, kemudian air
rendamannya disebut dengan
cairan biang. Biang tersebut
dapat disimpan pada suhu kamar
s e la ma 4 ha ri da n s uhu
pe ndingin se la ma 6 ha ri
(Wahjuningsih, 2012). Cairan
bia ng dit a mba h ka n pada
f e r m e n t a s i m o k a f d a n
fermentasi hanya berlangsung
s e l a m a 2 4 j a m . P r o s e s
s e l a nj ut ny a sa m a d e ng a n
pembuatan tepung mokaf cara
basah yang diferementasi secara
ala mi selama 3 hari. Biang
tersebut dapat dibuat sendiri
oleh petani atau pelaku usaha
tanpa harus bergantung kepada
orang lain sehingga a kan
memudahkan dalam aplikasinya
24
32. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
dan membuat proses produksi
mokaf menjadi lebih cepat dan
efisien ( Wahjunings ih dan
Kunarto, 2012).
Beberapa industri kecil pembuat
mokaf ternyata juga membuat
t e p u n g t a p i o k a , y a n g
menghasilkan banyak limbah
termasuk limbah cair bersifat
asam dan masih mempunyai
nutrisi yang cukup baik untuk
pertumb uhan mikro ba yang
sama dengan proses fermentasi
tepung mokaf, dan mempunyai
ka ra kt er ist ik ha m p ir s a ma
dengan biang (W ahjuningsih,
2012). Berba digunakan adalah
Adira IV (semi pahit). Varietas ubi
kayu manis memiliki kandungan
HCN < 50 ppm, varietas semi
pahit antara 50-80 ppm, varietas
pahit 80-100 ppm dan sangat
pahit > 100 ppm (Wahjuningsih,
2012).
Ubi kayu adalah salah satu tanaman pangan
yang popularitasnya tertinggi diantara
tanaman umbi-umbian lainnya. Hal ini sangat
beralasan karena ubi kayu memiliki manfaat
yang sebarannya sangat luas. Umbinya yang
sebagai bahan pangan, bahan baku pembuatan
bahan bakar ramah lingkungan bioetanol,
varian pangan yang berasal dari umbi sangat
banyak jenisnya mulai dari jenis makanan
tradisional hingga makanan dengan sentuhan
modern membuat komoditas ini menjadi
sangat penting keberadannya.
Bagi masyarakat desa ubi kayu sangat
te rke na l dis e but se ba gai ko modias
penye la mat karena ke m ultif ungsia nnya
tersebut. Umbinya sebagai bahan pangan
pengganti nasi, umbinya pula dibuat lauk
sebagai perkedel, kerupuk, dan daunnya
sebagai sayur dengan kandungan protein yang
cukup tinggi.
P r o s e s m e m a s a k n y a p u n t i da k
menggunakan bahan bakar fosil (minyak atau
gas) namun menggunkanan kayu ubi kayu yang
dikeringkan sebagai bahan utk proses
pengolahannya,
Padasaatsore hari dimana segelasteh atau
kopi dihidangkan,maka sebagai makanan
pengantar minum teh dan kopi tersebut
mereka mengkonsumsi makanan ringan yang
terbuat dari ubi kayu dengan varian yang
beragam pula seperti : tiwul ayu, cake ubi,
kelanting yang semuanya serba berbau desa
namun cita rasanya menembus manca negara.
Pada masa sekarang dimana kebutuhan
akan bahan bakar daribahan non tambang
semakin digalakkan dengan menggunakan
bioetanol yang berasal dari tanaman, maka
salah bahan yang digunakan sebagai bahan
baku yang terkenal, murah efektif, effesien dan
aplikatif adalah ubi kayu. Berikut disajikan
bagaimana aplikasi pembuatan etanol dari ubi
yang diberi ragi dan akhirnya menjadi tape
sebagai sumber etanol yang dapat digunakan
untuk menalakan kompor gas sebagaimana gas
elpijiyang lebih dulu populer. Semua dapat
dilikah dengan cara meng klik saluran dibawah
ini.
https://youtu.be/g3EW17r8Ofg
25
33. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Lakukan pengamatan terhadap komoditas
tanaman yang ditanam masyarakat disekitar
Anda.
1. Klon apa saja yang ditanampetani?
2. Umbi yang dihasilkan dimanfaatkan untuk
tujuan apa?
Lakukanlah kegiatan praktik di lapangan dalam
budi daya tanaman ubi kayu. Dengan urutan
pekerjaan sepbagaimana tercantum dibawah
ini.
3. Lakukan pembuatan laporan hasil kerja
pada jurnal praktik mandiri.
Unsur-unsur yang dinilai
1. Kedisiplinan.
2. Pakaian kerja.
3. Kerjasama.
4. Hasil kerja.
Unsur Penilaian Unjuk Kerja
Persiapan Lahan
Alat dan Bahan
KEGIATAN I
1. Alatukur luas (roll meter/meteran).
2. Sabit.
3. Cangkul.
4. Traktortangan(hand tractor).
5. Alat tulis menulis.
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Ukur luas lahan yang akanditanami.
3. Bersihkan semua gulma yang ada dengan
menggunakan sabit.
4. Olah tanah dengan kedalaman 20 ampai
dengan 30cmdanbalikkan tanah.
5. Bersihkan lahandari akar-akar gulma.
6. Bentuk tanah hasil olahan dengan lebar 2
meter, panjang disesuaikan dengan kondisi
lahan danparit antarbedengan 50cm.
7. Ratakan permukaan bedengan sehingga
permukaannya datar.
Pengakhiran
1. Bersihkan alat yang telah dipergunakan.
2. Kembalikan ketempat semula.
Catatan :
Isi dengan tanda (√)
pada kolom K bila Kompe te n dan pada kolon TK bila tidak kompete n.
KEGIATAN II
Pemupukan Dasar
Alat danBahan
1. Timbangan.
2. Cangkul.
3. Pupuk organik.
4. Kapur pertanian.
5. Wadah.
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Timbang pupuk organik dan kapur
pertanian sesuai yang dibutuhkan
berdasarkan dosis anjuran dan luas lahan
(Pupuk organik 2.000 kg/ha dan kapur
pertanian 500 kg/ha).
26
praktik
No. Kriteria unsur penilaian unjuk
kerja
Nilai
K TK
1 Ukuran la han sesuai yang
diten tu ka n ( 1 0 me te r x 2
meter)
2 P arit antar bedengan 50 cm
3 Hasil olah tanah
a. Kedalaman olah 20 sampai
30 cm
b. Hasil olahan bebas dari akar
gulma
c. Bedengan gembur
d. Permukaan bedengan datar
4 Jurnal hasil praktik dibuat
sesuaiyang ditentukan
34. praktik
3. Masukkan pupuk organik dan kapur secara
terpisahpada wadahyang disediakan.
4. Taburkan kapur secara merata keatas
permukaan bedengan diikuti dengan
penaburan pupuk organik diatasnya.
5. Campr kapur dan pupuk kandang dengan
tanah hingga merata.
Pengakhiran
1. Bersihkan alat yang telah dipergunakan.
2. Kembalikan ketempat semula.
3. Lakukan pembuatan laporan hasil kerja
pada jurnal praktik mandiri.
Unsur-unsur yang dinilai
1. Kedisiplinan.
2. Pakaian kerja.
3. Kerjasama.
4. Hasil kerja.
Unsur Penilaian Unjuk Kerja
Catatan :
Isi dengan tanda (√)
pada kolom K bilaKompetendanpada kolonTK bilatidak kompeten.
1. Ubi kayu adalah satu tanaman pangan yang
tergolong dalam familia getah-getahan
(Euphorbiaceae). Komoditas tanaman lain
yang tergolong satu falia dengan tanaman
ini ada la h tana ma n ka ret ( Hevea
brasiliensis) sebagai penghasil getah yang
digunakan sebagai bahan baku industri
untuk segala jenis bidang kebutuhan
manusia.
2. Berd asa rka n ka dar ka nd ung a n asa m
biru/asam sianida (HCN), ubi kayu dapat
dibeda kan menjadi 4golongan yaitu :
a. Golongan tidak beracun mengandung
HCN 50mg perkg umbi parut segar.
b. Golongan beracun sedikit mengandung
HCN 50-80 mg per kg umbi parut segar.
c. Beracun mengandung HCN antar 80-100
mg perkg umbi parut segar.
d. Sangat beracun mengandung HCN > 100
mg perkg umbi parut segar.
3. Berdasarkan tujuan penggunaannya ubi
kayu diklasifikasikan atas 2 golongan yaitu :
Klon ubi kayu konsumsi
Dicirikan dengan kondisi sebagai berikut :
a. Kadar HCN rendah (kurang dari 40
miligram/kg umbi parut)
b. Rasa tidak pahit
c. Teksturdaging umbi lembut
d. Umur pendek
Klon ubi kayu indurtri
Dicirikan dengan kondisi sebagai berikut :
a. Kandungan HCN tinggi (lebih besar dari
50 mg/kg umbi parut)
b. Teksturdaging lebih kasar
c. Rasa pahit
d. Umur pendek
4. Klon ubi kayu untuk kebutuhan pangan
yang telah dilepas Pemerintah tersebut
adalah Adira-1, Malang-1, Malang-2 dan
Daruh Hidayah yang dicirikan dengan :
a. Rata-rata memiliki rasa yang tidak pahit
b. Berumur pendek
27
No. Kriteria unsur penilaian unjuk
kerja
Nilai
K TK
1 Perhitunga n kebutuhan kapur
dan pupuk kandang yang
ditimbang sesuai kebutuhan
berdasarkan luas lahan dan dosis
anjuran (4 g pupuk organik dan 1
kg kapur)
2 Pupuk organik dan kapur disebar
merata pada permukaan
bedengan
3 P upuk organik dan kapur
dicampur dengan tanah hingga
merata
4 Kegiatan dilakukan sesuai urutan
pekerjaan yang telah ditentukan
5 Pengakhiran dilakukan dengan
baik
6 Jurnal praktik dibuat sesuai yang
telah ditentukan
35. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
c. Toleran terhadap serangan hama tungau
merah (Tetranychusbimaculatus).
5. Klon ubi kayu yang dilepas Pemerintah
sebagai bahan untuk kebutuhan industri
adalah Adira-4, Malang-4, Malang-6, UJ-3,
UJ 5 dimana rata-rata memiliki rasa yang
pahit dan kandungan HCN yang tinggi.
Kadar HCN yang tinggi dalam ubikayuakan
menghambat proses browning enzymatis
sehingga tepung yang dihasilkan akan
tetap berwarna putih.
6. Ubi kayu diperbanyak dengan stek batang.
Stek batang diperoleh dari hasil panenan
tanaman sebelumnya. Stek diambil dari
bagian tengah batang agar matanya tidak
terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda.
Perbanyakan dengan biji hanya dilakuan
oleh pemulia tanaman dalam mencari
varietas unggul. Asal stek, diameter stek,
ukuran stek, dan lama penyimpanan stek
berpengaruh terhadap daya tumbuh dan
produksi ubi kayu.
7. Secara umum benih untuk tanaman ubi kaya
s ec a ra khus us h a rus me me nuhi
persyaratan sebagaiberikut:
a. Stek berasal dari pohon induk yangtelah
berumur 8sampai 12bulan
b. Stekterbaik diambil dari pangkal hingga
tengahbatang
c. Panjang stek 20 hingga 25 centimeter
yang terdiri dari10hingga 12tunas.
d. Bebas dari hama kepinding tepung dan
kutu sisik
e. Bebas dari penyakit hawar bakteri,
antraknose dan penyakit fisiologis
tanaman.
kayu yang tergolong ubi kayu sangat
beracun!
3. Jelasan 3 syarat yang dilakukan untuk untuk
menekan rendahnya kandungan HCN dalam
umbi ubi kayu sehingga aman untuk
dikonsumsi manuasia maupun hewan!
4. Jelaskan dengan singkat gejala serangan
dan uaha pengendalian hama tungau merah
pada tanaman ubi kayu!
5. Jelaskan usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kualitas ubi kayu yang
telah dipanen namun belum dilakukan
proses pengolahan!
1. Jelaskan 3 syarat yang harus dipenuhi oleh
tana man ubi kayu yang digolongkan
sebagai ubi kayu konsumsi!
2. Jelaskan mengapa untuk tujuan produksi
tepung dianjurkan untuk menggunakan ubi
28
penilaian harian
36. 1. Setelah menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh
tanaman pangan, peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanaman
pangan sesuaidengan kondisi lahan dansyarat tumbuhnya.
2. Setelah melaksanakan identifikasi dan persyaratan tumbuh tanaman
pangan, peserta didik mampu menentukan jenis tanaman pangan yang akan
dibudidayakan sesuaidengankondisi lahandansyarat tumbuhnya.
3. Setelah melaksanakan identifikasi tanaman dan persyaratan tumbuh
tanaman pangan, persiapan lahan, pemeliharaan dan pemanenan peserta
didik mampu membudidayakan tanaman pangan dari golongan umbi -
umbian yaitubi jalar (ipomoea batatas).
BAB 2
UBI JALAR
(Ipomoea batatas Poir)
Analisis Persyaratan Bahan Tanam
Persiapan Lahan
Ubi Jalar Penanaman
Pemeliharaan
Waktu & Cara Panen Ubi Jalar
Benih, Guludan, Umur dalam, Bibit, Bedengan, Klon, Pusat ke Pusat (pkp),
Varietas, Umur genjah
29
37. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
A. Tinjauan Umum
Ubi jalar (ipomoea batatas L.) atau ketela
rambat merupakan tanaman yang termasuk
kedalam family convolvulaceae dan dapat
berf ungsi se b ag ai pe ngg a nti ba ha n
makanan pokok (beras) karena merupakan
s u m b e r k a r b o h i d r a t . M e n u r u t
perkembangan sejarah tanaman ubi jalar
atau ketela rambat (sweet potato) diduga
berasal dari Benua Amerika, yaitu Amerika
Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke
seluruh dunia terutama ke kawasan Asia
yaitu Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Kedudukan taksonomi tanaman ubi jalar
menurut Heyne (1987) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulus
Familia : Convolvulacea
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea batatas L.
Menurut Suprapti (2003), tanaman ubi jalar
memiliki ciri-cirisebagai berikut:
1. Susunan tubuh utama terdiri atas batang,
daun, bunga, buah, biji, danumbi.
2. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak
berkayu, dan berbuku-buku.
3. Tipe pertumbuhan tegak dan merambat
ataumenjalar.
4. Panjang batang tipe tegak (1 m – 2 m),
sedangkan tipe merambat (2 m- 3m).
Berdasarkan warnanya ubi jalar dapat
dibedakan menjadi beberapa golongan
sebagai berikut :
1. Ubi jalar putih, yakni jenis ubi jalar yang
dagingnya berwarna putih.
2. Ubi jalar kuning, yakni jenis ubi jalar yang
memiliki daging umbi berwarna kuning,
kuning muda, atau kekuning-kuningan.
3. Ubi jalar orange, yakni ubi jalar dengan
warna daging berwarna orange.
4. Ubi jalar ungu, yakni jenis ubi jalar yang
memiliki daging berwarna ungu hingga
ungu muda.
Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar
merupakan salah satu komoditi bahan
makanan pokok. Ubi jalar merupakan
komoditi pangan penting di Indonesia dan
diusahakan penduduk mulai dari daerah
dataran rendah sampai dataran tinggi.
Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah
yang kurang subur dan kering. Dengan
demikian tanaman ini dapat diusahakan
orang sepanjang tahun. Ubi jalar dapat
diolah menjadi berbagai bentuk atau
macam produk olahan. Beberapa peluang
penganeka-ragaman jenis penggunaan ubi
jalar, yakni :
1. Daunnya dapat sebagai sayuran dan
pakan ternak (ruminansia).
2. Batang dapat digunakan sebagai bahan
tanam(bibit stek) danpakanternak.
3. Kulit ubi sebagai campuran pakan ternak.
4. Ubi segarsebagaibahan makanan.
5. Tepung umbi sebagai aneka bahan
makanan.
6. Patinya dapat difermentasi untuk pakan
ternakdanpembuatan asamsitrat.
Ubi jalar memiliki beberapa klon yang
berbeda bila ditinjau dari warna daging
umbinya. Berdasarkan pengalaman dan
beberapa penelitian, tanaman ubi jalar
ungu me meiliki beberapa keunggulan
dibanding klon ubi jalar lainnya. Berapa
keunggulan dimaksud adalah :
1. Menstabilkan Kadar Gula Darah
Makanan yang harus dihindari oleh
penderita diabetes adalah makanan
yang mengandung kadar gula yang tinggi
namun kadar gula yang terkandung
didalam ubi jalar ungu diketahui aman
untuk penderita penyakit ini. Hal ini
di k a r e na k a n u bi ja l a r da pa t
30
38. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
menstabilkan kadar gula darah lewat
kerja insulin dan sekresi. Namun jumlah
yang dikonsumsi tetap disarankan dalam
tingkat yang wajar dan tidak berlebihan.
2. Menjaga Tekanan Darah
Manfaat ubi jalar yang kedua adalah
untuk menjaga tekanan darah. Tekanan
darah yang stabil merupakan salah satu
faktor untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kandungan kalium pada ubi jalar ungu
berperan penting dalam mengontrol
tekanan darah, detak jantung dan juga
mengontrol otot dan saraf dalam tubuh.
3. Menurunkan Kolesterol
Kandungan serat larut dalam ubi jalar
ungu dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol LDL atau kolesterol
jahat dan ini be rda mpa k unutk
mengurangi resikoterserang penyakit
ja ntung da n st ro ke. Se la in i tu
mengonsumsi ubi ungu secara rutin
dapat membantu menurunkan berat
badan. Kandungan karbohidrat komplek
pada ubi jalar ungu dapat membuatrasa
kenyang tahanlama.
4. Menyehatkan mata
Ubi jalar ungu mengandung vitaminA
yang tinggi dan beta karoten, dan secara
ilmia h sehingga berpe ran dala m
menjaga kestabilan pandangan dan
kesehatan mata.
Provinsi Jawa Barat merupakan daerah
sentra dan penghasil komoditas ubi jalar
terbesar di Indonesia. (Handawi, 2010)
dimana selama periode 2005-2009,
produksi ubi jalar Jawa Barat meningkat
dengan rata- rata 1,90% / tahun.
Komoditas ubi jalar memegang peranan
yang cukup penting karena mempunyai
banyak manfaat dan nilai tambah. Ubi
jalar merupakan salah satu penghasil
karbohidrat (sebagai sumber energi)
yang potensial dan dapat digunakan
sebagai sumber pangan alternatif selain
nasi, bahan pembuatan makanan dan
bahan industri. Peranan usaha tani ubi
jalar memiliki prospek yang baik sebagai
komoditas pertanian unggulan tanaman
pangan potensi produksi bisa mencapai
±25- 40tonperhektardansaat iniubi
jalar merupakan tanaman ubi-ubian yang
paling produktif. Menurut data BPS
Indonesia (2010), luas panen dan
produksi ubi jalar Jawa Barat mencapai
28.617 ha dengan produksi389.851 ton
dan produktivitas mencapai 136,23
k u i nt a l / h a y a n g m e r u p a k a n
penyumbang produksi terbesar di
Indonesia.
B. Analisis persyaratan bahan tanam
Pa d a um um ny a t a na m a n ubi j al ar
diperbanyak dengan menggunakan cara
s t e k b a t a n g , w a l a u p u n a d a y a ng
menggunakan stek pucuk maupun umbi
yang telah ditumbuhkan sebelum nya,
namun cara yang praktis dan paling banyak
digunakan adalah dengan menggunakan
stek batang. Persyaratan yang yang harus
dipenuhi se bagai ba han tana m agar
produksi dapat tercapai secara maksimal
adalah sebagai berikut :
1. Tanaman sebahai sumber bahan tanam
(stek batang) sudah berusia minimal 2
bulan.
2. Tanaman tumbuh sehat dan bebas hama
penyakit.
3. Panjang stek berkisar antara 20–25 cm.
4. Dalam satu batang stek minimal memiliki
2 ruas batang. Stek batang kemudian
diikat dan disimpan pada tempat teduh
selama kurang lebih satuminggu.
Untu k me mpe rt ahan ka n kua litas,
perb any aka n denga n stek se baik nya
dilakukan sampai 4 atau 5 generasi saja.
Karena perbanyakan dengan stek yang
dilakukan secara terus menerus akan
menurunkan kualitas. Setelah 5 generasi
perbanyakan dilakukan dengan cara
menumbuhkan umbi kembali. Caranya
dengan memilih umbi yang berkualitas baik,
31
39. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
sehat dan tidak berpenyakit. Umbi disimpan
pada tempat teduh dan lembab hingga
keluar tunas. Kemudian umbi ditanam pada
lahan hingga tunas-tunas tumbuh dan
me m anja ng . Sete la h tunas me mil iki
panjang kira-kira 1 meter, tunas siap
dipotong untuk distekkembali.
Secara umum pemilihan bahan tanam untuk
budidaya tanaman ubi jalar dapat dilakukan
dengan beberapa jenis bahan tanam yang
p e m i l i ha nny a d i s e s ua i k a n d e ng a n
keberadaan bahan tanam yang tersedia
didaerah tersebut. Macam-macam cara
setek ubi antara lain :
1. Stek Pucuk atau Batang
Bahan perbanyakan tanaman ubi jalar
berupa stek paling cocok untuk tujuan
produksi umbi. Pertumbuhan tanaman
ubi jalarasalstekpucuk/ batang lebih
seragam, selain itu kemampuan untuk
menghasilkan umbi relatif lebih baikjika
dibandingkan dengan stek dari umbi
atau biji. Stek dapat diambil dari
tanaman produksi yaitu tanaman yang
dibudidaya kan untuk memproduksi
umbi atau dari tanaman persemaian yang
khusus ditanam untuk menghasilkan
stek.
a. Stek berasal dari tanaman produksi
Stek dapat mulai diambil ketika
tanaman berumur antara 2−3 bulan,
yaitu ketika laju pertumbuhan
tanaman kuat dan cepat. Jumlah stek
yang diambil dari masing- masing
tanaman muda cukup satu atau dua
saja agar tidak berpengaruh terhadap
penurunan hasil dan kualitas umbi.
Menurut Stathers et al. (2005), apabila
jumlah stek yang diambil terlalu
banyak, ma ka hasil umbi akan
berkurang. Interval pengambilan stek
dapat dilakukan setiap dua minggu,
tergantung pada macam klon yang
dibudidayakan.
b. Stek be rasa l da ri pe rse ma ian
(pembibitan)
Pembibitan dilakukan pada lahan yang
sudah diolah dan dibentuk bedengan-
bedengan dengan lebar 1 m. Bahan
tanam yang disemai berupa stek pucuk
sepanjang 20−30 cm. Penggunaan
stek mini (1−3 ruas) dapat dilakukan
jika ketersediaan stek terbatas. Pada
saat memotong, gunakan pisau atau
gunting yang bersih dan tajam. Jarak
tanampembibitan 10 x 20 c m. Stek
ditana m tegak yaitu satu ruas
dib e na mk a n ke d a la m tanah.
Bedengan pembibitan disiram dua kali
sehari untuk menjaga kelembaban.
P a n e n s t e k p a d a b e d e n g a n
pembibitan dapat dimulai setelah
tanaman persemaian berumur 3−4
minggu. Pada umur tersebut stek
pertama sudah cukup panjang. Stek
batang dipotong 5 c m di atas
p e r m u k a a n t a n a h , d e n g a n
meninggalkan beberapa ruas untuk
me m astik an p ertum b uhan tuna s
berikutnya yang akan dapat dipanen
lagi setelah4minggu.
1) Persyaratan stekyang baik
a) Stek berasal dari varietas atau
klon unggul
Contoh: Varietas Antin-1, Antin-
2, Antin-3, Beta-1, Beta-2, dan
Beta-3.
b) Umur tanaman induk yang ideal
t id a k le b ih d a r i 3 b u la n
S t e k d a r i t a na ma n muda
(berumur < 3 bulan) cenderung
memberikan hasil lebih tinggi
jika dibandingkan dengan stek
daritanamantua (berumur 4 5
bulan). Stek dari tanaman induk
de nga n u mu r > 6 bula n
berpeluang memunculkan sifat
asli tanaman ubi jalar, yaitu
menjalar.
c) Stek yang me mpunyai pucuk
adalah bahan tana m terbaik
stekyang memiliki pucuk lebih
32
40. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
c e pat be ra da pt a s i pa da
lingk unga n tum b uhnya jika
dibandingkan dengan stek kedua
atau ketiga tanpa pucuk. Jika
kelembaban lahan optimal, stek
yang memiliki puc uk dapat
s e g e r a m e l a n j u t k a n
pertumbuhannya, sedangkan
stek batang bagian kedua atau
ketiga tanpa pucuk, lebih dulu
membentuk tunas baru dari mata
tunas yang terdapat pada buku
ruas batang.
d) Pertum buha n tanaman induk
sehat dan normal stek sehat
dapat diidentifikasi dengan
melihat vigor tanaman induk
yang kuat, sehat, pertumbuhan
tanaman normal, tidak terlalu
subur atau kurus, serta bebas dari
serangan hama dan penyakit.
D a r i s te k y a ng d e mikian
memungkinkan tanaman untuk
me mb erika n hasil tertinggi.
Beberapa perlakuan bibit dapat
dilakukan untuk mengendalikan
perkembangan hama boleng dan
p e n y a k i t k u d i s . U n t u k
mengendalikan hama boleng,
stek direndam dalam larutan
insektisida misalnya diazinon,
sedangkan untuk penyakit kudis,
stek direndam dalam larutan
fungisida seperti dithane M-45
selama 5menit.
e) Kondisi stek pada saat ditanam
masih segar stek yang baru
dipanen dapat langsung ditanam,
dapat pula disimpan pada tempat
yangteduh selama 1−2 hari atau
3−4 hari untuk menumbuhkan
akar agar stek lebih toleran
terhadap kondisi stress pada saat
penanaman.
2) Teknik memanen stek
Untuk mendapatkan bahan tanam
yang berkualitas baik, diperlukan
teknik tersendiri dalam memanen
stek baik dari kebun produksi
ma upun dari pese maia n yang
dilakukan sebagai berikut :
a) Siapkan alat pemotong stek
(pisau atau gunting) yang tajam
dan bersih.
b) Potong stek dengan ukuran
panjang antara 20−30 c m
(minimal 7ruas).
c) Stek yang telah terkumpul
disatukan dalam satu ikatan.
Tiap ikatan berisi sekitar 100
stek dan diberi label nama
var iet as /k lo m da n ta ngg al
panen.
2. Umbi
Walaupun secara umum penggunaan
stek pucuk dan stek batang lebih umum
digunakan sebagai bahan tanam, namun
kadang kala sebagai bahan tanam
digunakan pula umbi sebagai alternative
la in. T e rda pat 2 a las an uta ma
pe nggunaa n umbi untuk bahan
perbanayakan tanaman ubi jalar, yaitu:
a. Ubi jalar harus dirotasi dengan
komoditas lain sehingga petani harus
menyimpan umbi untuk bibit pada
musim tanam berikutnya.
b. Pemenuhan bahan tanam dengan
kualitas bibit yang prima
Penggunaan stek pucuk / batang yang
diambil dari tanaman produktif setelah
empat kali tanam atau lebih akan
mengalami penurunan kualitas bibit
yang berpengaruh terhadap penurunan
hasil da n kua litas umbi. Untuk
mengembalikan kualitas bahan tanam
adalah menggunakan stek yang berasal
dari umbi. Tunas yang tumbuh dari umbi
inilah yang kemudian dijadikan bibit
berupa stek pucuk / batang turunan
pertama dan tingkat hasil umbinya
t e r t i n g g i ( A n o n i m 2 0 1 1 a ,
Anonim2011b).
33
41. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Hal tersebut diperkuat dengan hasil
penelitian Sulistyowati dan Suwarto
(2009) terhadap Varietas Sukuh, Emen
dan Ayamurasaki yang menyatakan
bahwa penurunan produktivitas mulai
terjadi pada generasi keempat atau
lebih. Kelemahan stek asal umbi adalah
mengurangi jatah umbi untuk dijual atau
dikonsumsi dan membutuhkan biaya
dan tenaga kerja lebih banya k.
Sedangkan kelebihan dari penggunakan
umbi sebagaibahan tanamadalah:
1) Umbi dapat disimpan untuk waktu
yang lama
Umbi yang dipanen pada umurtepat
dan kondisi sehat dapat bertahan
hidup selama 17 bulan disimpan
pada ruang terbuka.
2) Pemilihan umbi yang seragam dan
baik
Karena akan lebih mudah untuk
dilak ukan, s ehi ng ga kem urnia n
varietas lebih terjaga dan potensi
hasil tanaman keturunannya dapat
dimaksimalkan.
3) Waktu pengumpulan stek dari
persemaian lebih cepat
Waktu pengumpulanlebih cepat bila
dibandingkan dengan pengambilan
stekdaritanaman komersial.
a. Persyaratan umbi yang baik untuk bibit
1) Umur panen optimal
Umbi dipanen pada umur 3−8
bulan tergantung varietas dan
l ingkunga n tumbuh se pe rt i
ketinggian tempat dan teknik
budidaya. Kebanyakan varietas
dipanen antara 4−5 bulan.
2) Ukuran umbi
Umbi yang digunakan sebagai bibit
se ba ik nya be r uk ur a n s ed a ng
(sekitar 200 g/umbi) dan tidak
terlalu besar, karena umbi yang
berukuran besar lebih cocok untuk
dijual.
3) Umbi sehat
Umbi untuk bibit sebaiknya berasal
dari tana man yang sehat dan
p ert um b uha nny a b aik . U m b i
sebaiknya tidak terserang oleh
hama, penyakit, atau mengalami
kerusakan mekanis selama proses
pemanenan, pengangkutan dan
pasca panen.
c. T eknik me mproduksi stek dari
persemaian umbi
Gambar2.1Bibitubijalardariumbidandaristek pucuk
1. Pilih lahan yang memenuhi syarat
untuk persemaian.
2. Olah lahan dan bentuk bedengan
dengan lebarmaksimal 1m.
3. Pemberian pupuk dasar pada
bedengan(33gPhonska/m2).
4. Tanam umbi pada bedengan
dengan jarak antar umbi sekitar 3
cm.
34
42. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
5. Tutup umbi yang sudah disemai
dengantanah hingga setebal2−3
cmdiataspermukaan umbi.
6. Lak uka n p enyi ra m a n s es uai
ke but uha n me ngguna kan
gembor, overhead sprincle atau
irigasi tetes.
7. Panen stek pe rta ma dapat
dilakukan 5−6 minggu setelah
semai terhadap tunas yang sudah
mencapai panjang 25−30 c m.
Panen stek dapat dilakukan
hingga 4 kali dengan interval
waktusekitar 4minggu.
8. Ca ra pa ne n s t e k de nga n
menyisakan batang 3−5 cm dari
u m b i , b e r t u j u a n u n t uk
merangsang tumbuhnya cabang
baru sehingga lebih banyak stek
pucuk yang dihasilkan.
9. Setiap umbi dapat menghasilkan
sekitar 15tunas tanaman.
10. Satuka n tunas yang sudah
dipanen dalam satu ikatan, berisi
100 stek/ikat, setelah itu simpan
stek dite mpat teduh dengan
posisi tegak.
3. Biji
Perbanyakan dengan menggunakan biji
hanya ditujukan untuk mendapatkan
varietas baru. Biji ubi jalar dapat
dihasilkan secara alami oleh tanaman
produksi atau sengaja diproduksi
melalui persilangan oleh para pemulia
agar diperoleh keturunan yang beragam
untuk tujuan seleksi.
Sebagian besar tanaman yang dibiakkan
dari biji akan memiliki karakter yang
berbeda dengan tetuanya, namun
demikian masih terdapat peluang untuk
mendapatkan keturunan yang sama
persis de ngan induknya, bahkan
berpeluang untuk memiliki karakter
yang lebih baik dari kedua induknya
(segregan transgresif). Oleh karena itu
perbanyakan ubijalar menggunakan biji
tidak disarankan untuk tujuan produksi.
Gambar 2.2 Biji ubi jalar
K e m a m p u a n b e r b u n g a d a n
menghasilkan biji dari setiap klon ubi
jalar bervariasi. Terdapat klon yang
secara alami ma mpu meng hasilkan
bunga dan biji dalam jumlah banyak,
sedang maupun sedikit, namun juga
terdapat klon yang sama sekali tidak
mampu berbunga dan menghasilkan biji.
Biji ubi jalar terdapat dala m buah
berbentuk kapsul dengan diameter 5−8
mm. Dalam satu buah terdapat empat
ruang (Gambar 4). Setiap ruang memiliki
satu biji, tetapi biasanya hanya satu atau
dua ruang yang berisi biji.
Warna biji ubi jalar yang telah kering
bervariasi dari coklat hingga hitam.
Ukuran biji sebesar kepala korek api,
dengan panjang biji sekitar 3 mm. Kulit
bijisangat keras dan hampir kedap air
dan oksigen. Keberadaan kulit biji yang
impermeable menyebabkan dormansi
biji cukup lama, oleh karena itu untuk
mengecambahkan biji secara langsung
agaksulit. Dilaporkan bahwa biji ubijalar
dapat bertahan hidup lebih dari20tahun
jika disimpan pada temperatur 18°C dan
kelembaban udara relatif 45−50%.
Per kec a m ba ha n d ap at d i per ce pat
dengan skarifikasi biji secara mekanik
dengan memotong atau mengamplas
kulit biji atau dengan perlakuan asam
Sulfat (Huaman dan As mat 2015).
Perkecambahan biji-biji yang telah
diskarifikasi terjadidalam 1−2 hari.
C. Persiapan Lahan
1. Syarat Tumbuh
Di Indonesia tanaman ubi jalar dapat
35
43. AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
tumbuh di daerah pesisir pantai hingga
ketinggian 1700 mdpl. Ubi jalar dapat
tumbuh di berbagai jenistanah.Ubijalar
akan memiliki hasi tertinggi ketika
ditanam di tanah lempung berpasir yang
kaya bahan organik dan drainase yang
baik. Di tanah lempung berat, ubi jalar
akan menghasilkan umbi yang rendah. Di
tanah yang subur, tanaman ubi jalar akan
memiliki banyak daun, tetapi hasil umbi
sedikit. Ubi jalar dapat tumbuh dengan
baik pada tanah dengan derajat
keasaman 5,5 hingga 7,5. Namun
demikian, tanah yang optimal untuk
pertumbuhan ubi jalar adalah dengan
kemasaman 6,1hingga 7,7.
Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada
daerah dengan kisaran suhu antara 10
sampai dengan 40°C. Suhu optimal untuk
pertumbuhan ubi jalar adalah 21 derajat
sampai dengan 27°C. Ubi jalar dapat
tumbuh dengan subur pada kondisi
lingkungan yang panas dan lembab.
Dibutuhkan paling sedikit empat bulan
musim panas untuk me ndukung
pertumbuhan ubi jalar. Ubi jalar
membutuhkan cahaya matahari penuh
dengan durasi penyinaran 11 hingga 12
ja m per hari. Untuk pertumbuhan
vegetatif, ubi jalar membutuhkan 750
hingga 1500 mm air hujan. Sementara
untuk pe mbentukan ubi dibutuhkan
kondisi yang kering.
Kondisilingkungantempat budi daya ubi
jalar yang sesuai dengan syarat tumbuh
tana man akan me m uda hkan dalam
teknis budidaya tanaman. Selain itu,
kesesuaian kondisi lingkungan dengan
s y a r a t t u mb u h t a n a ma n akan
me mini ma lis ir input - input yang
digunakan untuk modifikasi lahan
sehingga tahapan dan agribisnis
tanaman ubi jalar menjadi lebih efisien.
2. Persiapan Lahan
Pada prinsipnya pengolahan tanah untuk
budidaya ubi jalar memiliki cara dan
tujuan yang sama dengan pengolahan
tanah untuk tanaman lainnya yaitu agar
tanah gembur, bebas gulma dan
memberikan media yang baik untuk
pertumbuhan akar danumbi.
Tanah diolah dengan kedalaman 20 cm
dan bersamaan dengan pengolahan
tanah dilak ukan pe mupuka n dasar
dengan p upuk kanda ng. Pemberian
pupuk kandang untuk pengolahan tanah
pada lahanseluassatu hektar dosis yang
dibutuhkan sekitar 20 ton pupuk
kandang. Penggunaan pupuk organik
baik dari kotoran hewan maupun sisa
tumbuhan selain banyak mengandung
unsur hara alami seperti nitrogen (N),
fosfor, kalium (K), kalsium (Ca) dan yang
lebih ramah lingkungan dan tidak
merusak tanah. Tanah yangtelah diolah
kemudian dibuat guludan dengan cirri
khas guludan adalah permukaannya
yang setengah lingkaran. Jarak dari pusat
ke pusat guludan bervariasi, mulai dari1
meter hingga 1.5 meter. Tinggi guludan
30 cm. Guludan yang terlalu tinggi
menghasilkan umbi yang tumbuh kecil
dan panjang sedangkan guludan yang
terlampau pendek umbi yangterbentuk
akan pendek pula.
Gambar 2.3 Teknik pengolaha n tanah untuk budidaya ubi jalar
D. Penanaman
Penana man ubi jalar di lahan kering
biasanya dilakukan pada awal musim hujan
(Oktober) atau awal musimkemarau (Maret)
bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah,
waktu tanam yang paling tepat adalah
segera setelah padi rendengan atau padi
gadu, yakni pada awal musim kemarau. Ubi
jalar yang berasal dari stek pucuk ataustek
b a t a n g d i t a n a m d e n g a n c a r a
36