1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Prakerin
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan
kegiatan dan sekolah yang memadukan secara sistematik dan sikon antar program
pendidikan disekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan
berkerja langsung didunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian prefesional.
Dimana keahlian prefesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama
yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari
dalam kegiatan sekolah, akan tetapi hal itu dapat dikuasai melalui proses pengerjaan
langsung pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan sistem ganda dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan tenega kerja yang prefesional dibidangnya. Melalui pendidikan
sistem ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang prefesional tersebut.
Dimana para siswa-siswi yang dapat melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan
dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus dapat mempelajari pada dunia
industri (DU).
Tanpa diadakannya pendidikan sistem ganda, kita tidak akan bisa langsung
terjun kedunia industri dikarenakan kita belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja.
1
2. Sietematik ganda sangat dibutuhkan dalam penguasaan kopetensi dan
membentuk sikap profesi siswa seperti tercermin dalam tujuan pendidikan dan
pelatihan SMK yaitu:
• Memberikan pengalaman kerja yang sesuai keahlian produktif standar;
• Membentuk mutu nilai-nilai ekonomi dan jiwa kewirausahaan serta membentuk
etos kerja yang kritis produktif dan kompetitif.
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan
daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Sawi
yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu mempunyai
banyak khasiat dan kandungan gizi yang banyak. Sawi baik untuk ibu hamil, mampu
menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari anemia. Sawi banyak
mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi
tergolong dalam ketegori Excellent adalah mangan dan kalsium. Kalsium merupakan
salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuhan mengkonsumsi kalsium kurang
dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya tulang dan osteoporosis diusia dini
terutama pada wanita.
Jerami padi menurut Komar(1984), adalah bagian batang tumbuhan yang telah
dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya, dengan akar dan
bagian batang yang tertinggi.
2
3. Jerami padi merupakan sumber makanan ruminansia. Sementara ruminansia
tergantung pada mikroorganisme untuk mensuplai enzim-enzim penting yang mampu
mencerna serat kasar dalam jerami (Schiere dan Ibrahim, 1989).
Produksi jerami mencapai 21,75 juta ton/tahun dan merupakan 43% dari produk
limbah pertanian yang ada diindonesia, (Utomo et al, 1981), dari jumlah ini baru sekitar
7,8% yang dimanfaatkan untuk ternak (Sutarman et al, 1983). Karakteristik jerami padi
ditandai dengan rendahnya kandungan Nitrogen dan mineral esensial, sedangkan kadar
serat kasarnya tinggi, sehingga kecernaannya mencapai 37% (Djajanegara, 1983).
Kandungan zat zat makanan jerami padi mengadung 21% dan 79% berat kering
ini terdiri dari 26% Hemiselulose,33% Selulose, 7% Lignin, dan silika 13% kandungan
dinding sel terutama Lignin bertambah dengan meningkatnya umur tanaman (Komar,
1984).
1.2. Tujuan Prakerin
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Membentuk mental agar mempunyai jiwa pekerja keras;
2. Menciptakan jiwa wirausaha yang baik;
3. Menambah pengalaman dan wawasan pada tanaman sawi;
4. Memberikan bekal serta gambaran pada siswa tentang sesuatu yang belum
didapatkan disekolah;
5. Memperkokoh kerjasama antar sekolah dan prusahaan.
3
4. BAB II
METODOLOGI
2.1. Tempat dan Waktu Prakerin
Prakerin ini di laksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014 sampai hari
senin tanggal 27 oktober 2014 di desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru, Jln. Lasoso No
66 Biromaru 94364, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun waktu dalam kerjanya mulai jam 07:30 sampai 04:00 Wita
2.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pembudidayaan tanaman sawi adalah
sebagai berikut : Sabit, Cangkul, Sekop, Garu sisir, Mini Tiller, Karung dan Arco.
Sedangkan Bahan-bahan yang digunakan dalam pembudidayaan tanaman sawi adalah:
Jerami Padi, Benih tanaman sawi, Pupuk kompos, Pupuk An-organik dan Pupuk
Organik Cair
2.3. Metode Prakerin
Adapun metode prakerin yang dilakukan yaitu:
1. Secara lansung dilapangan dimulai dari pengolahan lahan sampai
mengaplikasikan alat-alat pengolah lahan dan pemberian dosis pupuk, dan
insektisida yang sesuai.
2. Dilakukan diskusi umum dan wawancara apabila ada materi yang kurang jelas
maupun teknisnya yang telah dilaksanakan dilapangan.
3. Serta mengumpulkan data, apabila ingin mengetahui rincian panen, dan modal
yang telah dikeluarkan antara lain: harga pupuk, insektisida, mulsa, biaya
karyawan dan oprasional lainnya
4
5. BAB III
PROFILTEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1. Sejarah Kantor
Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura
terletak didesa Lolu Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
dan Balai ini terletak di jalan Lasoso Biromaru no.66.
Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura
didirikan pada tanggal 12 bulan Desember tahun 1991, dengan jumlah pegawai ± 30
orang. 20 dibagian staf dan 10 di bagian lapangan.
Pemimpin yang pertamakali memimpin BPSBTPH adalah Ir. Idris Mokoginta dan
didampingi oleh Andi Sarifudin SE. sebagai kasubag TU.
Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman Pangan dan hortikultura
merupakan Unit pelaksana teknis daerah (UPDT) yang mempunyai peran dalam
Pembinaan dan Pengawasan mutu benih tanaman yang sangat membantu para petani
dan penangkar dalam penggunaan benih bermutu, berlabel dan bersertifikasi, juga
membantu Pemerintah daerah Profinsi Sulawesi Tengah dalam melaksanakan tugas,
Khususnya dibidang pembinaan dan pengawasan mutu benih. Karana benih adalah
salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produksi hasil pertanian.
Maka perlu diadakannya pengawasan terhadap benih yang beredar dimasyarakat
khususnya petani/ pengkar untuk melindungi petani dari pemalsuan benih.
5
7. BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Sejarah Tanaman Sawi
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia, karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesia. Daerah penyebarannya tidak asli dari Indonesia dan
nama caisim berasal dari Cina sehingga banyak yang menyebut kubis Cina. Di Cina
tanaman ini dikembangkan sejak 2.500 tahun yang lalu dan menyebar ke Filipina
dan Taiwan. Caisim berkembang pesat didaerah sub tropis maupun tropis. Sawi
masuk ke Indonesia pada abad ke-XIX, bersama lintas perdagangan jenis sayuran
sub tropis lainnya.
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan
daun atau bunganya, sebagai bahan pangan(sayuran), baik segar maupun diolah.
Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama
lain.
Di Indonesia biasa penyebutan sawi mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa
kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim atau caisin).
Selain itu terdapat sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis , disebut juga
petsai), yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain kadang-kadang
disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakan dengan caisim).
Kailan (Brassica oleracea kelompok aiboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain
yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
7
8. campuran mie goreng. Sawi sendok (Pakcoy atau Bok choy) merupakan jenis
sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.
4.2. Klasifikasi dan Botani
a). Klasifikasi
Menurut klasifikasi dalam sistematika tumbuhan, tanaman sawi termasuk
dalam:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Famili : Brassicaceae
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
b). Morfologi Tanaman Sawi
1. Akar
Sistem perakaran tanaman sawi yaitu akar tunggang (Radix primaria) menyebar
kesemua arah pada kedalaman antara 30-50 cm (Rukmana, 2003).
2. Batang
Batang tanaman sawi berupa batang yang pendek dan beruas-ruas,
sehingga hampir tidak kelihatan (Haryanto, dkk, 2001).
8
9. 3. Daun
Daun tanaman sawi berupa daun yang bersayap, bertangakai panjang dan
bentuknya pipih serta berwana hijau (Rukmana, 2003).
4. Bunga
Bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang
tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tipa kuntumnya terdiri atas 4
helai benang sari dan satu buah putik yang berongga (Haryanto, dkk, 2001).
5. Buah
Buah tanaman sawi berupa buah dengan tipe buah polong yang bentuknya
memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir sawi (Rukmana,
2003).
6. Biji
Biji tanaman sawi bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-
hitaman (Rukmana, 2003).
4.3. Varietas Sawi
Macam-macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu:
1. Sawi putih (Brassica rugosa): Sawi putih (Brassica rapa convar. pekinensis;
Suku sawi-sawian atau Brassicaceae) dikenal sebagai sayuran olahan dalam
masakan Tionghoa; karena itu disebut sawi putih karena daunya yang
cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat
dari penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam),
dalam capcay, atau pada sup bening, dan sawi putih beraroma khas namun
netral.
9
10. 2. Sawi huma (Brassica juncea): ini adalah suatu varietas berbatang panjang dan
berdaun sempit. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan, tidak mudah terserang
salny oleh ulat. Sawi ini berbulu dan rasanya tajam. Bisanya banyak ditemukan
disawah-sawah dan hanya dimakan dipedalaman.
3. Sawi hijau (Brassica juncea): varietas berdaun besar dan hidup ditanah kering
dari tanamannya yang sama ini rasanya agak tajam. Biasanya sawi hijau banyak
dijadikan asinan untuk konsumsi penduduk golongan cina.
4.4. Syarat Tumbuh Sawi
Adapun syarat tumbuh tanaman sawi yaitu:
1. Iklim
Tanaman sawi dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman sawi dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis), tetapi
saat ini berkembang pesat didaerah panas (tropis). Kondisi iklim yang sangat baik bagi
pertumbuhan tanaman sawi adalah kondisi daerah yang mempunyai suhu malam hari
15,6°C dan sungainya 21,1°C serta penyinaran matahari antara 10-15 jam/hari
(Rukamana, 2003).
Meskipun demikian, telah banyak varietas yang toleran (tahan) terhadap suhu panas,
sehingga tanaman sawi dapat ditanam/dikembangkan pada daerah dengan ketinggian
mulai 5 m sampai dengan 1.200 meter dibawah permukaan laut (dpl) (Haryanto dkk,
2003).
10
11. 2. Daerah
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter sampai diatas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100-500 meter dpl.
3. Tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah yang gembur, banyak
mengandung humus, subur serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasamannya
(pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6-7.
4. Cuaca
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun.
Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Berhubung dalam perumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk, lebih
cepat tumbuh apabila ditanam disuasana lembab. Akan tetepi tanaman ini juga tidak
senang pada air yang menggenang, dengan demikian tanaman ini cocok bila ditanaman
pada akhir musim penghujan.
4.5 Faktor Lingkungan
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi yaitu:
a. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan.
11
12. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai
berikut:
1. Air dan mineral,
2. kelembapan,
3. suhu,
4. cahaya.
b. Faktor internal
Faktor yang melibatkan hormone dan gen yang akan mengontrol prtumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat
mengontrol proses pertumbuhan yaitu:
1. hormone auksin : merangsang pertumbuhan bunga,
2. hormone giberelin : merangsang pertumbuhan batang,
3. hormone sitokinin : memperpanjang akar,
4. homon Afserat : menghambat perpanjangan sel.
4.6. Penerapan Mulsa Jerami
Seiring meningkatnya harga kebutuhan pupuk di Indonesia, kebutuhan
pemakaiannya pun semakin meningkat, dengan itu pengeluaran petani pun semakin
meningkat. Apalagi harga mulsa plastik yang mahal membuat pengeluaran petani
semakin meningkat. Dengan pemanfaatan jerami sebagai mulsa tanaman, sebagai
pelindung tanaman dari sinar matahari berlebih, bisa juga sekaligus dimanfaatkan
menjadi pupuk, karena jerami jika telah lapuk dapat dimanfaatkan jadi pupuk tanaman.
12
13. Dengan memanfaatkan jerami sebagai mulsa diharapkan dapat menekan pengeluaran
petani.
Menurut penelitian saat petani memanen padi sebanyak 5 ton gabah kering dari luasan
1 Ha tanah sawah maka petani kehilangan unsur hara sebanyak 20 kg, S 150 kg, N 20 ,
kg P dan 150 kg K. Dan setiap panen yang menghasilkan 5 ton gabah biasanya akan
dihasilkan 7,5 ton jerami. Untuk data rata-rata kandungan unsur hara sebanyak 20
kg, S 150 kg, N 20 kg P dan 150 kg K. Dan setiap panen yang menghasilkan 5
ton gabah biasanya akan di hasilkan 7,5 ton jerami. Untuk data rata-rata
kandungan unsur hara yang ada dalam jerami padi yang ada di Indonesia adalah
5,6% Si , 0,4% N, 0,02% P, dan 1,4% P. Jika setiap kali petani panen dan
membakar jeraminya, secara tidak langsung telah membuang secara percuma 10
kg S, 45 kg n, 10 kg P, 125 K, Ca, 10 kg Mg, dan 350 kg Si . Dari data di atas
dapat di simpulkann bahwa jerami bukan hanya dapat di jadikan mulsa tetapi
juga dapat di jadikan pupuk ketika jerami tersebut lapuk dan akan terurai
dengan tanah.
13
14. BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Hasil dari Pengaruh Pengunaan Mulsa Jerami terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi yaitu adalah :
1. Melindungi arget-arget tanah dari daya rusak butir air hujan;
2. Meningkatkan penyerapan air oleh tanah;
3. Mengurangi volume dari kecepatan aliran permukaan;
4. Meningkatkan hasil dan produksi tanaman;
5. Memelihara temperatur dan kelembaban tanah;
6. Menyendalikan pertumbuhan tanaman penggangu;
7. Mengatasi resiko kekeringan.
5.2 Pembahasan
Adapun pembahasan yang diperoleh menyatakan bahwa mulsa jerami menurut
kadarso (2008), Penggunaan mulsa jerami mengakibatkan penurunan suhu tanah
siang hari pada kedalaman 5cm sebesar 6°C lebih rendah di bandingkan tanpa
mulsa. Sedangkan pada mulsa plastik yang hitam perak sebesar 3°C. Dengan
menurunnya suhu udara dan tanah dapat menekan kehilangan air dari permukaan
tanah, sehingga mengurangi cengkraman kekeringan
14
15. Penggunaan mulsa pada tanaman menunjukan adanya kenaikan hasil panen
sebesar 30% apabila tanah tidak diolah dan diberi mulsa. Mulsa jerami
mempunyai konduktivitas panas rendah sehingga panas yang sampai kepermukaan
tanah akan lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa mulsa atau mulsa dengan
konduktivitas panas yang tinggi seperti plastik .
Mulsa sangat berguna untuk membantu pertumbuhan tanaman, menjaga
kelembaban tanah, serta menekan pertumbuhan gulma, dan penyakit. Mulsa dari
jerami padi adalah mulsa organik. Keuntungan mulsa jerami ini adalah murah dan
mudah didapat. Keuntungan lainnya adalah dapat terurai sehingga menambah
kandungan bahan organic dalam tanah. Sebaiknya cacah terlebih dahulu jerami sebelum
dibeberkan ditas tanah sebagai mulsa.
Menurut Buckman Dan Brandy (1969) dalam utomo (2007) bahwa mulsa adalah semua
bahan yang digunakan pada permukaan tanah terutama untuk menghalangi hilangnya
air karena penguapan atau untuk mematikan tanaman pengganggu tetapi pada
umumnya tidak dapat digunakan pada tanaman yang memerlukan pengolahan tanah
susulan .
Bahan seperti jerami yang disebarkan pada permukaan tanah untuk melindungi akar
tanaman dari pengaruh air hujan
Dengan adanya Mulsa jerami di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat
terhalang . Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kopetisi dengan
gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya Kompetisi dengan gulma
tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan Yaitu Meningkatnya Produksi
Tanman Budidaya
15
16. Mulsa Jenis Jerami sangat murah dan mudah didapat hingga mudah terurai sehingga
menambah kandungan bahan organik dalam tanah . Sebaiknya cacah terlebih dahulu
jerami sebelum di sebarkan di permukaan tanah Hanya saja pada beberapa Waktu
kemudian perlu ditambahkan cacahan jerami untuk mengganti mulsa yang telah
terurai .Hasil analisis ragam menunjukan bahwa penggunaan mulsa mempengaruhi
jumlah daun , indeks luas daun, berat basah brangkasan dan berat kering brangkasan
serta total kebutuhan air selama dua bulan Contohnya Pada tumbuhan Stroberi pada
fase pertumbuhan (dua bulan) mencapai 319,87 mm untuk tanaman tanpa mulsa dan
187,60 mm untuk tanaman menggunakan mulsa jerami
16
17. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yaitu:
1. Membudidayakan tanaman dengan menggunakan mulsa jerami dapat
sangat menguntungkan petani;
2. Penggunaan jerami sebagai mulsa tanaman dapat meningkatkan unsure
hara dalam tanah;
3. Mulsa jerami mempunyai banyak manfaat selain bisa menambah unsur
hara dalam tanah, mulsa jerami murah dan mudah didapat;
4. Menggunakan jerami sebagai mulsa lebih mengguntungkan daripada
membakar jerami secara percuma setelah panen.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil laporan ini dapat disarankan untuk melakukan penelitian
kembali akan manfaat yang lebih baik dalam penggunaan mulsa jerami dengan
mempertimbangkan kekurangan yang ditimbulkan
17
19. RIWAYAT HIDUP
Penyusun dilahirkan di Desa Kayu Agung, Kecamatan
Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi
Sulawesi Tengah pada hari/tanggal sabtu,13 September
1997, sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Penyusun dilahirkan dari pasangan Bapak Purwo
Susanto dan Ibu Sri Utami.
Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar negeri
(SDN) 1 Kayu Agung dan melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTSN) Tomini pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 penyusun melanjutkan
pendidikan di SMK Negeri 1 Mepanga hingga saat ini
19