SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
OLEH :
Dra. Hj. RATNANIGSIH.,MM
Perempuan dan Politik
Hak Politik Perempuan
Representasi Politik(Perempuan)
Perempuan dalam Pemilu
Hak Politik Perempuan
Pasal 7 (CEDAW)
Pasal 8
Hak untuk memilih dan dipilih
Hak untuk berpartisipasi dalam perumusan
kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya
Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintah
dan melaksanakan segala fungsi pemerintahan
disegala tingkat
Hak berpartisipasi dalam organisasi dan
perkumpulan non pemerintah yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat dan politik
bernegara
Mereka pada tingkat internasional dan
berpartisipasi dalam pekerjaan untuk mewakili
pemerintah dalam tingkat internasional dan
berpartisipasi dalam organisasi internasional
UU No.68 Tahun 1958 (Konvensi hak politik perempuan,
pada 1952 diterima PBB dan telah diratifikasi oleh DPR RI)
Pasal I : Menetapkan bahwa “Perempuan berhak
memberikan suara dalam semua pemilihan dengan
status sama dengan pria tanpa diskriminasi.”
Pasal II : Menyatakan “Perempuan dapat dipilih untuk
semua badan elektif yang diatur dengan hukum
nasional, dengan status sama dengan pria tanpa
diskriminasi.”
Kovenan hak sipil dan politik (International Covenant on
Civil and Political Rights) yang belum diratifikasi oleh DPR
Pasal III : Menyatakan “Negara-negara peserta Kovenan
ini sepakat untuk menjamin hak yang sama bagi pria
dan perempuan untuk menikmati hak-hak sipil dan
politik yang dicanangkan dalam Kovenan ini.”
Hak Politik Perempuan dirumuskan
juga dalam UU No.12 Tahun 2003
tentang pemilu memberi peluang
baru dengan menetapkan Pasal 65
ayat 1
“Setiap partai politik peserta pemilu
dapat mengajukan calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota untuk setiap daerah
pemilihan dengan memerhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-
kurangnya 30%.”
Apa makna politik bagi perempuan?
1. Politik dapat dipahami sebagai proses pengambilan
keputusan yang terjadi di mana saja, kapan saja.
2. Politik berlangsung dalam kehidupan sehari-hari dan
juga berlangsung dalam ruang privat (the personal is
political)
3. Bagi perempuan, politik formal dan informal selalu
terkait (misalnya kenaikan harga BBM
berpengaruhnya dalam rumah tangga).
4. Dunia politik sering mengabaikan kebutuhan dan
aspirasi perempuan yang dianggap wilayah privat,
bukan formal.
APA MANFAAT PEREMPUAN BERPOLITIK?
Bisa membawa
isu perempuan
dalam
pengambilan
keputusan yang
berdampak luas
bagi masyarakat
NILAI-NILAI BUDAYA YANG MENGHAMBAT KESETARAAN GENDER
DALAM DUNIA POLITIK BAGI PEREMPUAN
 Tingginya rasa ketergantungan perempuan terhadap laki-laki. (Sistem
kekerabatan dalam suatu masyarakat).
Kepribadian yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya(kasus budaya
rumah betang.
 Stereotipe yang melekat pada laki-laki dan perempuan(hasil
konstruksi sosial-budaya yang bisa berubah-ubah).
 Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang mengakibatkan
munculnya konsep ruang Domestik dan ruang Publik(Pembagian
Kerja dalam kegiatan ekonomi).
 Adanya berbagai peraturan/adat yang bias jender(UU No. 5/1979
Pemerintahan Desa dan UU No.1/1974 tentang perkawinan, dan tradisi
perkawinan adat).
Lanjutan...
 Nilai-nilai agama(Perempuan tidak boleh menjadi pemimpin dan
beberapa ayat yang menekankan agar perempuan tunduk pada
suaminya sebagaimana mereka taat dan tunduk pada Tuhan)
 Kemiskinan, tingkat pendidikan dan kesehatan rendah, dan kondisi
geografis(Ketiga kondisi ini sangat berpengaruh pada cara berpikir
perempuan, jati diri dan kepribadian)
 Globalisasi(Dampak ekonomi global terhadap perempuan: perempuan
dianggap tidak memiliki skill sehingga banyak perempuan bekerja
sebagai wanita penghibur, pembantu rumah tangga dan buruh
pabrik/perusahaan)
 Buta politik(Berbagai kegiatan yang banyak dilakukan organisasi
perempuan dan pemerintah terhadap perempuan cendrung lebih
menyuburkan posisi perempuan pada ruang domestik).
Mengapa perempuan itu penting memahami dan
terlibat di dalamnya?
Dalam memutuskan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan program
pembangunan, perempuan merupakan bagian dari objek pembangunan.
Maka ia memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk memainkan
perannya, ambil bagian untuk mewujudkan kesetaraan, keadilan, pemerataan,
serta berhak mendapatkan kesejahteraan hidup.
Perempuan yang harus menjadi leader untuk menentukan arah gerak dan tujuan
demi kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan.
Bagaimana peran perempuan dalam kesetaraan? Belum lagi masalah bahwa
setiap partai harus mengisi kuota perempuan minimal 30% yang terangkum
dalam Peraturan KPU (PKPU) No 7/2013 pasal 27 ayat (1) huruf b menyangkut
kuota 30% keterwakilan caleg perempuan di setiap dapil.
Partisipasi Perempuan
dalam Pemerintahan
.
Bagi Ibu rumah tangga dapat
berperan aktif untuk
mendukung program
pemerintah seperti PKK,
Posyandu, KB, dan kegiatan
lainnya.
Perempuan yang
menginginkan karir di
bidang politik dapat menjadi
anggota salah satu partai
politik atau anggota legislatif.
Perempuan yang bekerja
dibidang yudikatif dapat
bekerja dengan jujur dan adil
demi tegaknya hukum itu
sendiri, tanpa membedakan
latar belakang agama, suku,
budaya, pendidikan, dan
golongan
Perempuan yang memilih
karir dieksekutif atau
pemerintahan dapat
menjalankan fungsi sesuai
dengan kemampuan dan
beban tugas yang diberikan
kepadanya.
Lima Aspek dalam Mengukur Ketidakadilan
terhadap Perempuan
Mengukur
Ketidakadila
n
Munculnya kekerasan
terhadap perempuan
Pelabelan
Beban ganda
bagi perempuan
Pemiskinan
perempuan
Penomorduaan
perempuan
Perbedaan gender mengakibatkan ketidakadilan.
Ketidakadilan tersebut bisa disimpulkan dari
manifestasi ketidakadilan antara lain:
 Marginalisasi
 Subordinasi
 Stereotipe
 Kekerasan (violence) ; dan
 Beban kerja lebih panjang dan lebih
banyak (burden)atau (double burden).
Marginalisasi
 Marginalisasi artinya : suatu proses peminggiran
akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan
kemiskinan.
Contoh :
1) Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah
tangga dinilai sebagai pekerja rendah, sehingga berpengaruh pada
tingkat gaji/upah yang diterima.
2) Masih banyaknya pekerja perempuan dipabrik yang rentan terhadap
PHK dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal dari perusahaan
tempat bekerja karena alasan-alasan gender, seperti sebagai pencari
nafkah tambahan, pekerja sambilan dan juga alasan factor
reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui.
3) Perubahan dari sistem pertanian tradisional kepada sistem pertanian
modern dengan menggunakan mesin-mesin traktor telah
memarjinalkan pekerja perempuan.
Subordinasi
Subordinasi Artinya : suatu penilaian atau anggapan
bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis
kelamin lebih rendah dari yang lain.
Contoh :
 Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada
posisi atau peran pengambil keputusan atau penentu
kebijakan dibanding laki-laki.
 Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dianggap
sebagai lajang, karena mendapat nafkah dari suami dan
terkadang terkena potongan pajak.
 Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan dalam
dunia politik (anggota legislative dan eksekutif ).
Sterotipe atau Pelabelan Negatif
 Stereotype berarti pemberian citra baku atau
label/cap kepada seseorang atau kelompok yang
didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau
sesat.
Contoh :
a) Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.
b) Perempuan tidak rasional, emosional.
c) Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting.
d) Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah
tambahan.
e) Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
Kekerasan
Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik
fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu
jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga,
masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin
lainnya
Contoh :
 Kekerasan fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya di dalam
rumah tangga.
 Pemukulan, penyiksaan dan perkosaan yang mengakibatkan perasaan tersiksa dan
tertekan. Perkosaan juga bisa terjadi dalam rumah tangga karena konsekuensi
tertententu yang dibebankan kepada istri untuk harus melayani suaminya. Hal ini bisa
terjadi karena konstruksi yang melekatinya.
 Pelecehan seksual (molestation), yaitu jenis kekerasan yang terselubung dengan cara
memegang atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan tanpa kerelaan si
pemilik tubuh.
 Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.
 Genital mutilation: penyunatan terhadap anak perempuan. Hal ini terjadi karena alasan
untuk mengontrol perempuan.
 Prostitution: pelacuran. Pelacuran dilarang oleh pemerintah tetapi juga dipungut pajak
darinya. Inilah bentuk ketidakadilan yang diakibatkan oleh sistem tertentu dan
pekerjaan pelacuran juga dianggap rendah.
Beban ganda (double burden):
 Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan
yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak
dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran
yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada
peningkatan jumlah perempuan yang bekerja diwilayah
public, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban
mereka di wilayah domestic. Upaya maksimal yang
dilakukan mereka adalah mensubstitusikan pekerjaan
tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah
tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun
demikian, tanggung jawabnya masih tetap berada di
pundak perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban
yang berlipat ganda.
Apa saja isu perempuan?
Isu yang berdampak langsung (biologis dan sosial),
misalnya: kanker payudara, kesehatan reproduksi,
kematian ibu melahirkan, perawatan anak, tenaga kerja
perempuan, dan sebagainya.
Isu jangka panjang,
misalnya: kebijakan afirmatif
perempuan, ketimpangan
keterwakilan politik
perempuan, kesetaraan
gender,
kebijakan sensitif gender
Peran kppi Menanamkan pemahaman ideologi perjuangan
 Meningkatkan kesadaran pentingnya memiliki
kesamaan dan kemauan serta memiliki jaringan
yang kuat
 Menggolkan kuota 30% menjadi kebijakan legal
 Kaum perempuan harus mulai membiasakan diri
untuk menganggap pentingnya kekuasaan
 Menjaga isu poltik perempuan tetap hidup dan
menjadi wacana dimana pun dan kapanpun.
Pertimbangan bagi anggota
parlemen perempuan ...
 Tetap memelihara isu-isu perempuan dan kaum
marginal
 Konsisten dengan kepentingan perempuan dan
berupaya secara aktif untuk dapat memperoleh
dukungan politik
 Tidak arogan dengan kelebihan masing-masing
anggota dan partai politiknya
 Membangun terus sisterhood yang pada proses
perjuangan kuota 30% perempuan
Pertimbangan bagi negara dan
perempuan
 Negara sudah seharusnya tidak melakukan kekerasan
poltik ekonomi, dan budaya terhadap perempuan
karena akan sangat merugikan perempuan.
 Hak politik perempuan 30 % adalah hak perempuan
dan harus didukung oleh pemerintah
 Tidak melakukan deskriminatif politik termasuk
menentukan jabatan pada lembaga-lembaga
pemerintah.
 Mengubah paradigma sosial dan memberi ruang lebih
kepada perempuan untuk berperan di arena publik
KESIMPULAN SESI
Perempuan sudah ‘terbiasa’
berpolitik karena politik dimaknai
sebagai pengambilan keputusan
sehari-hari, kapan saja, dan dimana
saja.
Perempuan berpolitik untuk
membawa isu perempuan dalam
pengambilan keputusan yang
berdampak luas bagi masyarakat.
Sangat penting bagi caleg perempuan
untuk mengenali dan memahami isu
perempuan di daerah pemilihannya.
Apakah Hasil Pembelajaran ini
sudah tercapai dalam sesi ini?
Mampu memahami makna politik bagi
perempuan.
Dapat merangsang kepekaan tentang
manfaat perempuan berpolitik melalui
contoh-contoh isu perempuan.
Memahami aspek-aspek mengukur
ketidakadilan terhadap perempuan.
Hak Politik Perempuan

More Related Content

What's hot

PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIATri Chairani
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuanmusniumar
 
Permasalahan sosial
Permasalahan sosialPermasalahan sosial
Permasalahan sosialabd_
 
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial Zulfira Farah Nubua
 
DAMPAK MASALAH SOSIAL
DAMPAK MASALAH SOSIAL DAMPAK MASALAH SOSIAL
DAMPAK MASALAH SOSIAL GerbangIlmu
 
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMA
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMAMasalah Sosial - SOSIOLOGI SMA
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMARClairyne
 
Kesetaraan gender (26 feb 2008)
Kesetaraan gender (26 feb 2008)Kesetaraan gender (26 feb 2008)
Kesetaraan gender (26 feb 2008)apotek agam farma
 
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007vdikamilanisti
 
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaPeran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaHanna Chan
 
Masalah sosial
Masalah sosialMasalah sosial
Masalah sosialsoffyan43
 
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaTeori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaRivai Anas Amirul Huda
 
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosialSosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosialFransiscaveria Desyyanti
 

What's hot (20)

Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
 
3. kesetaraan gender
3. kesetaraan gender3. kesetaraan gender
3. kesetaraan gender
 
Memahami Gender
Memahami GenderMemahami Gender
Memahami Gender
 
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan genderKetidakadilan gender
Ketidakadilan gender
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
MASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIAL
 
Permasalahan sosial
Permasalahan sosialPermasalahan sosial
Permasalahan sosial
 
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
 
DAMPAK MASALAH SOSIAL
DAMPAK MASALAH SOSIAL DAMPAK MASALAH SOSIAL
DAMPAK MASALAH SOSIAL
 
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMA
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMAMasalah Sosial - SOSIOLOGI SMA
Masalah Sosial - SOSIOLOGI SMA
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Kesetaraan gender (26 feb 2008)
Kesetaraan gender (26 feb 2008)Kesetaraan gender (26 feb 2008)
Kesetaraan gender (26 feb 2008)
 
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
 
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
 
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di IndonesiaPeran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia
 
Masalah sosial
Masalah sosialMasalah sosial
Masalah sosial
 
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaTeori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
 
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosialSosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
Sosiologi kelas XI bentuk bentuk masalah sosial
 

Similar to Hak Politik Perempuan

Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.pptIntructuresTIK
 
Gender dalam prespektif ham oleh esther
Gender dalam prespektif ham  oleh  estherGender dalam prespektif ham  oleh  esther
Gender dalam prespektif ham oleh estherEstherlina Sagajoka
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiEly Goro Leba
 
Contoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordContoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordkurniawanbudi96
 
Contoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordContoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordpkrhoy harahap
 
Tor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorTor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorYunda Wiedya
 
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"Pokja 30
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxKazekun2
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Wiwit Alfyan
 
Pertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxPertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxLiah45
 
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxJANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxIvannyLeoni1
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009Hermione Wulohering
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfHauraSyafa1
 
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.pptagus war
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuanmusniumar
 

Similar to Hak Politik Perempuan (20)

Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
 
Gender dalam prespektif ham oleh esther
Gender dalam prespektif ham  oleh  estherGender dalam prespektif ham  oleh  esther
Gender dalam prespektif ham oleh esther
 
Modul 7
Modul 7Modul 7
Modul 7
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
 
Contoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordContoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-word
 
Contoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-wordContoh makalah-latihan-word
Contoh makalah-latihan-word
 
Tor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorTor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogor
 
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"
Factsheet 3 "Perempuan: Politik dan Pilgub Kaltim 2013"
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
 
Pertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxPertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptx
 
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxJANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009
Peningkatan Partisipasi Perempuan Indonesi Pasca Pemilu 2009
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
SEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.pptSEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.ppt
 
Bab 1 daftar isi
Bab 1    daftar isiBab 1    daftar isi
Bab 1 daftar isi
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
 
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 

Recently uploaded

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Recently uploaded (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

Hak Politik Perempuan

  • 1. OLEH : Dra. Hj. RATNANIGSIH.,MM
  • 2. Perempuan dan Politik Hak Politik Perempuan Representasi Politik(Perempuan) Perempuan dalam Pemilu
  • 3. Hak Politik Perempuan Pasal 7 (CEDAW) Pasal 8 Hak untuk memilih dan dipilih Hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintah dan melaksanakan segala fungsi pemerintahan disegala tingkat Hak berpartisipasi dalam organisasi dan perkumpulan non pemerintah yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat dan politik bernegara Mereka pada tingkat internasional dan berpartisipasi dalam pekerjaan untuk mewakili pemerintah dalam tingkat internasional dan berpartisipasi dalam organisasi internasional
  • 4. UU No.68 Tahun 1958 (Konvensi hak politik perempuan, pada 1952 diterima PBB dan telah diratifikasi oleh DPR RI) Pasal I : Menetapkan bahwa “Perempuan berhak memberikan suara dalam semua pemilihan dengan status sama dengan pria tanpa diskriminasi.” Pasal II : Menyatakan “Perempuan dapat dipilih untuk semua badan elektif yang diatur dengan hukum nasional, dengan status sama dengan pria tanpa diskriminasi.” Kovenan hak sipil dan politik (International Covenant on Civil and Political Rights) yang belum diratifikasi oleh DPR Pasal III : Menyatakan “Negara-negara peserta Kovenan ini sepakat untuk menjamin hak yang sama bagi pria dan perempuan untuk menikmati hak-hak sipil dan politik yang dicanangkan dalam Kovenan ini.”
  • 5. Hak Politik Perempuan dirumuskan juga dalam UU No.12 Tahun 2003 tentang pemilu memberi peluang baru dengan menetapkan Pasal 65 ayat 1 “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memerhatikan keterwakilan perempuan sekurang- kurangnya 30%.”
  • 6. Apa makna politik bagi perempuan? 1. Politik dapat dipahami sebagai proses pengambilan keputusan yang terjadi di mana saja, kapan saja. 2. Politik berlangsung dalam kehidupan sehari-hari dan juga berlangsung dalam ruang privat (the personal is political) 3. Bagi perempuan, politik formal dan informal selalu terkait (misalnya kenaikan harga BBM berpengaruhnya dalam rumah tangga). 4. Dunia politik sering mengabaikan kebutuhan dan aspirasi perempuan yang dianggap wilayah privat, bukan formal.
  • 7. APA MANFAAT PEREMPUAN BERPOLITIK? Bisa membawa isu perempuan dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi masyarakat
  • 8. NILAI-NILAI BUDAYA YANG MENGHAMBAT KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA POLITIK BAGI PEREMPUAN  Tingginya rasa ketergantungan perempuan terhadap laki-laki. (Sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat). Kepribadian yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya(kasus budaya rumah betang.  Stereotipe yang melekat pada laki-laki dan perempuan(hasil konstruksi sosial-budaya yang bisa berubah-ubah).  Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang mengakibatkan munculnya konsep ruang Domestik dan ruang Publik(Pembagian Kerja dalam kegiatan ekonomi).  Adanya berbagai peraturan/adat yang bias jender(UU No. 5/1979 Pemerintahan Desa dan UU No.1/1974 tentang perkawinan, dan tradisi perkawinan adat).
  • 9. Lanjutan...  Nilai-nilai agama(Perempuan tidak boleh menjadi pemimpin dan beberapa ayat yang menekankan agar perempuan tunduk pada suaminya sebagaimana mereka taat dan tunduk pada Tuhan)  Kemiskinan, tingkat pendidikan dan kesehatan rendah, dan kondisi geografis(Ketiga kondisi ini sangat berpengaruh pada cara berpikir perempuan, jati diri dan kepribadian)  Globalisasi(Dampak ekonomi global terhadap perempuan: perempuan dianggap tidak memiliki skill sehingga banyak perempuan bekerja sebagai wanita penghibur, pembantu rumah tangga dan buruh pabrik/perusahaan)  Buta politik(Berbagai kegiatan yang banyak dilakukan organisasi perempuan dan pemerintah terhadap perempuan cendrung lebih menyuburkan posisi perempuan pada ruang domestik).
  • 10. Mengapa perempuan itu penting memahami dan terlibat di dalamnya? Dalam memutuskan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan, perempuan merupakan bagian dari objek pembangunan. Maka ia memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk memainkan perannya, ambil bagian untuk mewujudkan kesetaraan, keadilan, pemerataan, serta berhak mendapatkan kesejahteraan hidup. Perempuan yang harus menjadi leader untuk menentukan arah gerak dan tujuan demi kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan. Bagaimana peran perempuan dalam kesetaraan? Belum lagi masalah bahwa setiap partai harus mengisi kuota perempuan minimal 30% yang terangkum dalam Peraturan KPU (PKPU) No 7/2013 pasal 27 ayat (1) huruf b menyangkut kuota 30% keterwakilan caleg perempuan di setiap dapil.
  • 11. Partisipasi Perempuan dalam Pemerintahan . Bagi Ibu rumah tangga dapat berperan aktif untuk mendukung program pemerintah seperti PKK, Posyandu, KB, dan kegiatan lainnya. Perempuan yang menginginkan karir di bidang politik dapat menjadi anggota salah satu partai politik atau anggota legislatif. Perempuan yang bekerja dibidang yudikatif dapat bekerja dengan jujur dan adil demi tegaknya hukum itu sendiri, tanpa membedakan latar belakang agama, suku, budaya, pendidikan, dan golongan Perempuan yang memilih karir dieksekutif atau pemerintahan dapat menjalankan fungsi sesuai dengan kemampuan dan beban tugas yang diberikan kepadanya.
  • 12. Lima Aspek dalam Mengukur Ketidakadilan terhadap Perempuan Mengukur Ketidakadila n Munculnya kekerasan terhadap perempuan Pelabelan Beban ganda bagi perempuan Pemiskinan perempuan Penomorduaan perempuan
  • 13. Perbedaan gender mengakibatkan ketidakadilan. Ketidakadilan tersebut bisa disimpulkan dari manifestasi ketidakadilan antara lain:  Marginalisasi  Subordinasi  Stereotipe  Kekerasan (violence) ; dan  Beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden)atau (double burden).
  • 14. Marginalisasi  Marginalisasi artinya : suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Contoh : 1) Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja rendah, sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima. 2) Masih banyaknya pekerja perempuan dipabrik yang rentan terhadap PHK dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal dari perusahaan tempat bekerja karena alasan-alasan gender, seperti sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan dan juga alasan factor reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. 3) Perubahan dari sistem pertanian tradisional kepada sistem pertanian modern dengan menggunakan mesin-mesin traktor telah memarjinalkan pekerja perempuan.
  • 15. Subordinasi Subordinasi Artinya : suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Contoh :  Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada posisi atau peran pengambil keputusan atau penentu kebijakan dibanding laki-laki.  Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dianggap sebagai lajang, karena mendapat nafkah dari suami dan terkadang terkena potongan pajak.  Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan dalam dunia politik (anggota legislative dan eksekutif ).
  • 16. Sterotipe atau Pelabelan Negatif  Stereotype berarti pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat. Contoh : a) Perempuan dianggap cengeng, suka digoda. b) Perempuan tidak rasional, emosional. c) Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting. d) Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan. e) Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
  • 17. Kekerasan Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin lainnya Contoh :  Kekerasan fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya di dalam rumah tangga.  Pemukulan, penyiksaan dan perkosaan yang mengakibatkan perasaan tersiksa dan tertekan. Perkosaan juga bisa terjadi dalam rumah tangga karena konsekuensi tertententu yang dibebankan kepada istri untuk harus melayani suaminya. Hal ini bisa terjadi karena konstruksi yang melekatinya.  Pelecehan seksual (molestation), yaitu jenis kekerasan yang terselubung dengan cara memegang atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan tanpa kerelaan si pemilik tubuh.  Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.  Genital mutilation: penyunatan terhadap anak perempuan. Hal ini terjadi karena alasan untuk mengontrol perempuan.  Prostitution: pelacuran. Pelacuran dilarang oleh pemerintah tetapi juga dipungut pajak darinya. Inilah bentuk ketidakadilan yang diakibatkan oleh sistem tertentu dan pekerjaan pelacuran juga dianggap rendah.
  • 18. Beban ganda (double burden):  Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja diwilayah public, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestic. Upaya maksimal yang dilakukan mereka adalah mensubstitusikan pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian, tanggung jawabnya masih tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban yang berlipat ganda.
  • 19. Apa saja isu perempuan? Isu yang berdampak langsung (biologis dan sosial), misalnya: kanker payudara, kesehatan reproduksi, kematian ibu melahirkan, perawatan anak, tenaga kerja perempuan, dan sebagainya.
  • 20. Isu jangka panjang, misalnya: kebijakan afirmatif perempuan, ketimpangan keterwakilan politik perempuan, kesetaraan gender, kebijakan sensitif gender
  • 21. Peran kppi Menanamkan pemahaman ideologi perjuangan  Meningkatkan kesadaran pentingnya memiliki kesamaan dan kemauan serta memiliki jaringan yang kuat  Menggolkan kuota 30% menjadi kebijakan legal  Kaum perempuan harus mulai membiasakan diri untuk menganggap pentingnya kekuasaan  Menjaga isu poltik perempuan tetap hidup dan menjadi wacana dimana pun dan kapanpun.
  • 22. Pertimbangan bagi anggota parlemen perempuan ...  Tetap memelihara isu-isu perempuan dan kaum marginal  Konsisten dengan kepentingan perempuan dan berupaya secara aktif untuk dapat memperoleh dukungan politik  Tidak arogan dengan kelebihan masing-masing anggota dan partai politiknya  Membangun terus sisterhood yang pada proses perjuangan kuota 30% perempuan
  • 23. Pertimbangan bagi negara dan perempuan  Negara sudah seharusnya tidak melakukan kekerasan poltik ekonomi, dan budaya terhadap perempuan karena akan sangat merugikan perempuan.  Hak politik perempuan 30 % adalah hak perempuan dan harus didukung oleh pemerintah  Tidak melakukan deskriminatif politik termasuk menentukan jabatan pada lembaga-lembaga pemerintah.  Mengubah paradigma sosial dan memberi ruang lebih kepada perempuan untuk berperan di arena publik
  • 24.
  • 25. KESIMPULAN SESI Perempuan sudah ‘terbiasa’ berpolitik karena politik dimaknai sebagai pengambilan keputusan sehari-hari, kapan saja, dan dimana saja. Perempuan berpolitik untuk membawa isu perempuan dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi masyarakat. Sangat penting bagi caleg perempuan untuk mengenali dan memahami isu perempuan di daerah pemilihannya.
  • 26. Apakah Hasil Pembelajaran ini sudah tercapai dalam sesi ini? Mampu memahami makna politik bagi perempuan. Dapat merangsang kepekaan tentang manfaat perempuan berpolitik melalui contoh-contoh isu perempuan. Memahami aspek-aspek mengukur ketidakadilan terhadap perempuan.