1. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “perdagangan manusia (Human
Trafficking)” tepat pada waktunya. Salawat beriringan salam tak lupa kami
ucapkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan ilmu, wawasan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Namun dengan keyakinan dan berkat bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, Akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.
Akhir kata semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan bagi kami sendiri.
Gambut, september 2012
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................ 2
E. Metode penulisan..............................................................................2
BAB II PEMABAHASAN
A. Apa itu perdagangan manusia (human trafficking)........................... 3
B. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perdagangan manusia
(human trafficking)............................................................................... 4
C. Bagaimana tanggapan pemerintah terhadap kasus perdagangan manusia
(human trafficking).............................................................................. .5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan manusia atau istilah Human Trafficking merupakan sebuah
kejahatan yang sangat sulit diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat
internasional sebagai bentuk perbudakan masa kini dan pelanggaran terhadap hak
asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus berkembang secara nasional maupun
internasional. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, informasi,
komunikasi dan transportasi. maka semakin berkembang pula modus
kejahatannya yang dalam beroperasinya sering dilakukan secara tertutup dan
bergerak di luar hukum.
Pelaku perdagangan orang (trafficker) pun dengan cepat berkembang menjadi
sindikasi lintas batas negara dengan cara kerja yang mematikan. Rendahnya
tingkat ekonomi, pendidikan dan situasi psikologis inilah menjadi salah satu
penyebab yang tidak disadari sebagai peluang munculnya human trafficking atau
perdagangan manusia. Istilah yang kemudian diserap dalam bahasa Indonesia
dengan kata trafiking ini, sampai saat ini belum mendapat perhatian yang
maksimal dari pihak-pihak terkait. Tidaklah mengherankan jika korban trafiking
terus berjatuhan, bahkan, rentetan korban demi korban masih mungkin akan terus
bertambah.
Perdagangan orang dapat mengambil korban dari siapapun, orang-orang dewasa
dan anak – anak, laki-laki maupun perempuan yang pada umumnya berada dalam
situsi dan kondisi yangm rentan. Modus yang digunakan dalam kejahatan ini
sangat beragam dan juga memiliki aspek kerja yang rumit. Dengan perkembangan
dan kemajuan teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi maka semakin
4. berkembang pula modus kejahatannya yang dalam beroperasinya sering secara
tertutup dan bergerak di luar hukum. Pelaku perdagangan orang (trafficker) pun
dengan cepat berkembang menjadi sindikasi lintas batas negara dengan
cara kerja yang mematikan.
B. permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang jadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apa faktor penyebab terjadinya perdagangan manusia (human trafficking) ?
2. Apa dampak dari perdagangan manusia (human trafficking) ?
3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap perdagangan manusia (human
trafficking) ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
1. Melihat factor penyebab perdagangan manusia (human trafficking)
2. Mengetahui dampak perdagangan manusia (human trafficking)
3. Melihat perlindungan hukum dalam perdagangan manusia (human trafficking)
D. Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan diatas maka manfaat dari penulisan
makalah ini adalah melihat dan memahami tentang perdagangan manusia dan
mengetahui faktor – faktor penyebab perdagangan manusia (human trafficking)
serta melihat peran pemerintah dalam menangani kasus ini.
E. Metode penulisan
Dalam makalah ini, penulisan data yang berjudul human trafficking diatas kami
dapat dari media internet.
5. BAB II
TEORI PENDUKUNG
A. Pengertian perdagangan manusia
Istilah dalam perdagangan manusia ini dapat diartikan sebagai “rekrutmen,
transportasi, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan seseorang dengan
ancaman atau penggunaan kekerasan, penculikan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan ataupun menerima atau memberi
bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain tersebut, untuk kepentingan eksploitasi yang
secara minimal termasuk eksploitasi lewat prostitusi atau bentuk-bentuk
eksploitasi seksual lainnya, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek-
praktek lain yang serupa dengan perbudakan, penghambaan atau pengambilan
organ-organ tubuh.” (Sumber: Pasal 3, Protokol untuk Mencegah, Menekan dan
Menghukum Perdagangan Manusia, terutama Perempuan dan Anak, sebagai
Tambahan terhadap Konvensi PBB menentang Kejahatan Terorganisir
Transnasional, 2000).
Eksploitasi dalam perdaganagan manusia (human trafficking) dapat meliputi,
paling tidak, adalah: Pertama, eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau
bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual. Kedua, kerja atau pelayanan paksa.
Ketiga, perbudakan atau praktek-praktek yang serupa dengan perbudakan.
Keempat, penghambaan. Kelima, pengambilan organ-organ tubuh.
Suatu kejadian dapat dikatakan sebagai trafiking, kejadian tersebut harus
memenuhi paling tidak satu unsur dari ketiga kriteria yang terdiri dari proses,
jalan/cara dan tujuan. Jika satu unsur dari masing-masing ketiga kategori di atas
muncul, maka hasilnya adalah trafiking.
6. Pertama setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan
orang. Kedua dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan,
penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi
kerentanan, atau penjeratan utang. Ketiga untuk tujuan mengeksploitasi, atau
perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut.
B. Modus operandi perdagangan manusia
Perdagangan manusia dapat mengambil korban dari siapapun, orang-orang
dewasa dan anak – anak, laki-laki maupun perempuan yang pada umumnya
berada dalam situsi dan kondisi yang rentan. Namun Perdagangan manusia,
biasanya dalam banyak kasus lebih merujuk kepada perdagangan perempuan dan
anak-anak. Modus yang digunakan dalam kejahatan ini sangat beragam dan juga
memiliki aspek kerja yang rumit.
Berdasarkan rumusan pasal 546 rancangan KUHP di atas yang dikategorikan
kedalam modus perdagangan manusia adalah :
Bagian Pertama : setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman,
penyerah terimaan orang.
Bagian Kedua : dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan,
penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan
posisi kerentanan, atau penjeratan utang.
Bagian Ketiga : untuk tujuan mengeksploitasi, atau perbuatan yang dapat
tereksploitasi orang tersebut.
7. BAB III
PEMBAHASAN
A. Faktor – Faktor penyebab terjadinya perdagangan manusia (human trafficking)
Himpitan kehidupan ini kemudian menimbulkan masyarakat untuk mencari jalan
keluar dengan melakukan segala daya upaya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri. Dalam pemenuhan itu, kadang kala mereka tidak memikirkan
dampak dari apa yang mereka kerjakan. Yang penting bagi mereka, hidup harus
terus berjalan.
Rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan dan situasi psikologis inilah menjadi
salah satu penyebab yang tidak disadari sebagai peluang munculnya human
trafficking atau perdagangan manusia. Istilah yang kemudian diserap dalam
bahasa Indonesia dengan kata trafiking ini, sampai saat ini belum mendapat
perhatian yang maksimal dari pihak-pihak terkait. Tidaklah mengherankan jika
korban trafiking terus berjatuhan, bahkan, rentetan korban demi korban masih
mungkin akan terus bertambah.
Tidak ada satupun yang merupakan sebab khusus terjadinya trafiking manusia di
Indonesia. Trafiking terjadi karena bermacam-macam kondisi serta persoalan
yang berbeda-beda. Tetapi dapat disimpulkan beberapa faktor, antar lain:
1. Kurangnya kesadaran ketika mencari pekerjaan dengan tidak mengetahui
bahaya trafiking dan cara-cara yang dipakai untuk menipu atau menjebak korban.
2. Kemiskinan telah memaksa banyak orang untuk mencari pekerjaan ke mana
saja, tanpa melihat risiko dari pekerjaan tersebut. kemiskinan mempunyai sederet
definisi ekonomi dan juga keanekaragaman arti sosial dan politik. Sebab – sebab
kemiskinan antara lain upah yang rendah, diskriminasi dalam pensiunan dan
keuntungan, pekerjaan yang tak terbayar bagi wanita, perceraian, ditinggal pergi,
8. perpisahan dan menjanda dan menjadi ibu tampa pasangan ekonomi.
3. Kultur/budaya yang menempatkan posisi perempuan yang lemah dan juga
posisi anak yang harus menuruti kehendak orang tua dan juga perkawinan dini,
diyakini menjadi salah satu pemicu trafiking. Biasanya korban terpaksa harus
pergi mencari pekerjaan sampai ke luar negeri atau ke luar daerah, karena tuntutan
keluarga atau orangtua
4. Lemahnya pencatatan /dokumentasi kelahiran anak atau penduduk sehingga
sangat mudah untuk memalsukan data identitas.
5. Lemahnya oknum-oknum aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait dalam
melakukan pengawalan terhadap indikasi kasus-kasus trafiking.
Lantas apa yang harus dilakukan seseorang jika dia merasa sudah terjebak dalam
kasus trafiking. Dijelaskan Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA)
Ditreskrim Polda NAD, Inspektur satu (Iptu) Elviana, jangan pernah takut untuk
melaporkan kejadian trafiking. Baik korban maupun masyarakat yang
mengetahuinya, harus segera melaporkan. Laporan dapat disampaikan kepada
aparat kepolisian di tingkat Polsek atau Polres. Oleh karena itu, menurutnya saat
ini aparat kepolisian di seluruh tingkatan telah dilatih untuk menangani kasus-
kasus yang menimpa perempuan dan anak, meskipun di kantor-kantor tersebut
tidak memiliki polisi wanita (Polwan), tetapi penanganan khusus untuk
perempuan dan anak tetap dapat dilakukan oleh polisi laki-laki.
B. Dampak Perdagangan Manusia (human trafficking)
Banyak dampak yang ditimbulkan oleh perdagangan manusia (human trafficking)
antara lain :
• Perdaganagan manusia banyak menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan,
pemanfaatan posisi kerentanan, atau penjeratan utang.
9. • Perdagangan manusia dilakukan untuk tujuan untuk tujuan mengeksploitasi, atau
perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut sehingga sangat merugikan
bagi korban perdagangan manusia.
C. Perlindungan hukum terhadap perdagangan manusia
Pasal 546 Rancangan KUHP merumuskan Tindak Pidana Perdagangan Orang
sebagai berikut :
“Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan orang
dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan, penculikan,
penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi kerentanan, atau
penjeratan utang, untuk tujuan mengeksploitasi atau perbuatan yang dapat
tereksploitasi orang tersebut, dipidana karena melakukan tindak pidana
perdagangan orang, dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Kategori IV dan
paling banyak Kategori VI.
Berdasarkan rumusan pasal 546 rancangan KUHP di atas yang dikategorikan
kedalam perdagangan manusia adalah :
1. Bagian Pertama : setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman,
penyerahterimaan orang.
2. Bagian Kedua : dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan,
penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan
posisi kerentanan, atau penjeratan utang.
3. Bagian Ketiga : untuk tujuan mengeksploitasi, atau perbuatan yang dapat
tereksploitasi orang tersebut.
10. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdagangan orang dapat mengambil korban dari siapapun, orang-orang dewasa
dan anak – anak, laki-laki maupun perempuan yang pada umumnya berada dalam
situsi dan kondisi yang rentan.
1. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan manusia (human
trafficking) antara lain : a.) Kurangnya kesadaran ketika mencari pekerjaan
dengan tidak mengetahui bahaya trafiking dan cara-cara yang dipakai untuk
menipu atau menjebak korban, b.) Kemiskinan telah memaksa banyak orang
untuk mencari pekerjaan ke mana saja, tanpa melihat risiko dari pekerjaan
tersebut, c.) Kultur/budaya yang menempatkan posisi perempuan yang lemah dan
juga posisi anak yang harus menuruti kehendak orang tua dan juga perkawinan
dini, diyakini menjadi salah satu pemicu trafiking. Biasanya korban terpaksa harus
pergi mencari pekerjaan sampai ke luar negeri atau ke luar daerah, karena tuntutan
keluarga atau orangtua, d.) Lemahnya pencatatan /dokumentasi kelahiran anak
atau penduduk sehingga sangat mudah untuk memalsukan data identitas. Dan e.)
Lemahnya oknum-oknum aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait dalam
melakukan pengawalan terhadap indikasi kasus-kasus trafiking.
2. Dampak perdagangan manusia antara lain : Bentuk perdanagan manusia antara
lain setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan
orang. Dengan perekrutan ini akan banya terjadinya penipuan. Perdagangan
manusia banyak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan,
penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi
kerentanan, atau penjeratan utang. Perdagangan manusia dilakukan untuk tujuan
11. mengeksploitasi, atau perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut sehingga
sangat merugikan bagi korban perdagangan manusia.
3. Tanggapan pemerintah mengenai maslah perdagangan manusia (human
trafficking) ini sudah diatur dalam rancangan KUHP, dalam KUHP sudah diatur
hukuman yang diberikan terhadap perdagangan manusia, namun karena lemahnya
sistem dalam mengatur sebuah negara terutama indonesia. Maka perdagangan
manusia (human trafficking masih banyak terjadi).
B. Saran
Makalah ini disarankan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya Dan bagi
pembaca khususnya agar perdagangan manusia (human trafficing) bisa
diminimalisir bahkan tidak tidak terjadi lagi.
1. Berbagai macam faktor – faktor yang menyebabkan terjadi atau timbulnya
perdagangan manusia (human trafficking) disarankan pada pembaca dengan
adanya makalah ini agar dapat menghindari faktor – faktor tersebut menyebabkan
perdagangan manusia.
2. Banyak dampak yang ditimbulkan dari perdagangan manusia misalnya, dari
perekrutan, penipuan, dengan tindakan kekerasan yang akan merugikan korban
serta akan mengancam nyawa seseorang. Disarankan dengan adanya makalah ini
aka nada pengetahuan tentang perdagangan manusia, sehingga manusia tidak
banyak yang tertipu lagi yang akan memberikan kesempatan terjadinya
perdagangan manusia.
3. Meskipun sudah ada penganturan tentang perdagangan manusia (human
trafficing) dalam KUHP, diharapkan pemerintah dan masyarakan mejalankan
sistem dengan baik agar bisa meminimalisir perdagangan manusia (human
trafficking)
12. DAFTAR PUSTAKA
Ollenburge, Jane. 1996. Sosiologi Wanita. Jakarta: Rineka Cipta
Sumardi, Mulyanto. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali
http://www.lfip.org/report/trafficking%20data%20in%20Indonesia%20_table_.pd
f
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_manusia
http://kuhpreform.files.wordpress.com/2008/09/perdagangan-manusia-dalam-
ruu-kuhp-5.pdf