SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Ternyata Korupsi Berbudaya Dikampus
Secara historis, Manusia sebagai penerus tonggak estafet survivals of the fittest memaksanya
terus berpikir, bergerak dan berusaha demi kelangsungan hidupnya. Berburu, bercocok tanam
dan nomaden adalah beberapa contoh cara yang ditempuh manusia untuk memperoleh garansi
kesejateraan hidupnya ditengah-tengah dunia kehidupan (lebenswelt). Sampai manusia merasa
mampu memahami dirinya sebagai subjek, pada zaman renaisans manusia menjadi subjek atas
alam, sehingga manusia sebagai subjek ini mampu dan terus berusaha untuk menafsirkan dan
merubahnya atau merekayasa alam sedemikian rupa demi suatu tujuan yaitu untuk kelangsungan
hidup manusia sendiri.
Era modernisasi telah menghasilkan beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam merubah
cara pandang, cara berfikir serta cara bertindak manusia (Pragmatis-rasional) dalam melakukan
interaksi baik antar sesama manusia maupun dengan lingkungannya. Teknologisasi dan birokrasi
amat kentara disini, bagaimana tidak untuk memenangkan persaingan manusia secara otomatis
dituntut untuk menguasai teknologi sebagai basic-nya dan birokrasi berperan sebagai jalan yang
harus ditempuh untuk mencapai pemuasan hasrat manusia itu sendiri. Tak terlalu melenceng
kiranya ungkapan manusia sebagai homo socius disini, ia memerlukan yang lain untuk bertahan
hidup dan memaksanya untuk berinteraksi dan saling memahami satu sama lain (bermasyarakat).
Interaksi merupakan transaksi kekuasaan intersubjektif maupun interpersonal sebagai modus
hasrat-hasrat berkuasa (will to power), sehingga lambat laun terciptalah sebuah system yang
mengatur proses interaksi didalam masyarakat tersebut supaya tercipta keharmonisan.
System bermasyarakat ditandai oleh adanya aturan sebagai otoritas yang mengatur setiap
interaksi individu dalam suatu ruang lingkup wilayah kekuasaan tertentu, dari pengaturan yang
kolektif sampai pengaturan yang individuatif. Sistem pengaturan tersebut berbeda disetiap
daerah tertentu dan pada waktu tertentu. Tetapi di era globalisasi saat ini media informasi
mendeteritori batasan wilayah tersebut seolah mengatasi ruang dan waktu. Arus deras informasi
ini masuk memlalui berbagai arah dan penjuru, sedangkan kemampuan memfiltrasi setiap
individu berbeda-beda bahkan mayoritas dari mereka tidak memiliki kemampuan ini. Padahal
setiap informasi yang masuk memiliki efek positif dan negatifnya. Akibatnya konsumerisme
menjadi hal yang niscaya. Ketika seseorang telah memiliki sikap instan, maka cara yang
ditempuhnya cenderung menghalalkan segala cara demi tujuannya tersebut dan dengan waktu
yang singkat.
Menyinggung fenomena korupsi yang sedang merebak saat ini sebagai manifestasi dari
kekeroposan suatu system, Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah
tindakan yang sering kali dilakukan oleh pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri,
serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak
Korupsi adalah produk dari sikap hidup hedonistic suatu kelompok masyarakat, yang menilai
uang sebagai standar kebenaran dan sebagai sumber kekuasaan mutlak. Dampak dari korupsi
adalah terjadi ketimpangan antara si miskin dan si kaya dan menjadi semakin kentara. Orang-
orang kaya dan politisi korup bisa masuk kedalam golongan elit yang berkuasa dan sangat
dihormati. Mereka juga memiliki status sosial yang tinggi. Timbulnya korupsi disebabkan oleh
lemahnya otoritas nilai-nilai luhur yang menjadi standar kebenaran dalam ruang lingkup wilayah
tertentu. Lemahnya otoritas nilai luhur tersebut berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat.
Sebagai contoh, Pada masyarakat jawa dikenal budaya mbecek, upeti, patron-klien dan lain
sebagainya. Budaya-budaya tersebut boleh jadi dikatakan sebagai akar dari timbulnya korupsi di
kemudian hari.
Basic keperibadian bangsa Indonesia dilandasi oleh nilai luhur pancasila, Kampus adalah salah
satu media transformasi yang seyogyanya menjadi sarana penanaman sekaligus pemupukkan
nilai-nilai luhur tersebut kepada generasi penerus bangsa khususnya mahasiswa. Tetapi dalam
kenyataannya kampus tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, nilai-nilai luhur
tersebut kian hari kian merosot atau gagal ditransformasikan. dan yang sangat memperihatinkan
yang semula kampus diidealkan sebagai sarana menimba ilmu sekarang ibarat pasar dimana
segala sesuatunya dapat dinominalkan dengan uang, seperti nilai dan ijazah yang
diperjualbelikan. Bentuk-bentuk penyimpangan moral yang tidak sesuai dengan nilai luhur
pancasila yang lazim terjadi dikampus ialah seperti sogokan (bribery), pemerasan (exstortion),
dan nepotisme.
Dalam proses belajar mengajar-baik dogmatis maupun kritis-dapat kita temui gejala-gejala
korupsi di bangku perkuliahan, ketika mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang harus
dipecahkan seperti dalam bentuk tugas misalnya terkadang kebanyakan dari mereka memilih
cara-cara pintas yang lebih hemat waktu yaitu dengan mengambil dari internet (copy paste)
kemudian disusun sesuai format yang telah ditentukan. Namun ada lagi yang lebih
memperihatinkan lagi, seorang mahasiswa rela mengeluarkan biaya dengan catatan ia
memperoleh apa yang ia inginkan (dikerjakan orang lain) dalam menyelesaikan tugasnya itu
termasuk skripsi. Permasalahannya sebenarnya tidak terletak pada jenis ataupun metoda yang
digunakan, tetapi terletak pada pelakunya termasuk dosen. Seorang dosen seyogyanya menjadi
fasilitator dan pemantau proses itu dilaksanakan. Sekali lagi kerutan dahi masih nampak di muka
ibu pertiwi, oknum-oknum dosen masih banyak terlibat pada kasus-kasus diatas.
Kejujuran saat ini menjadi barang langka dan pameo bagi setiap kalangan ,karena kejujuran
adalah is the best policy. Ada pandangan kalau kita jujur maka kita ‘ajur’ (rugi) hal ini terjadi
bagi kalangan pemerintah dimana mereka gencar melakukan kebohongan yaitu membohongi
rakyat dengan korupsi. Jika mereka mengungkapkan kebenaran maka rakyat tahu bagaimana
keboborokan pemerintah.Untuk itulah mereka bungkam untuk tidak mengatakannya.Hal ini juga
terjadi di dunia kampus kalau kita tidak menyontek,copy paste,bekerja sama dengan teman maka
kita adalah termasuk orang yang cupu.Untuk itu kita perlu gencar membudayakan jujur bagi
kalangan mahasiswa karena kita sebagai generasi muda yang memimpin massa depan.Akar
kebiasaan korupsi di kalangan pemerintah adalah karena kebiasaan mereka pada saat mahasiswa
melakukan perbuatan yang tidak jujur.
Lemahnya pengawasan dan derasnya arus informasi menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur
pada setiap individu menandakan lemahnya otoritas dari sebuah system yang ada. Semakin
tingginya afirmasi terhadap suatu system, maka tingkat resistensinya pun semakin besar. Lalu
pentingkah mana antara memiliki kemampuan mengenyam pendidikan tinggi dengan
kemampuan membayar biaya pendidikan tinggi?

More Related Content

What's hot

History and intercultural comm
History and intercultural commHistory and intercultural comm
History and intercultural comm
aulianastiti
 

What's hot (9)

ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
 
sosiologi agama
sosiologi agamasosiologi agama
sosiologi agama
 
Membangun Budaya Anti Korupsi
Membangun Budaya Anti KorupsiMembangun Budaya Anti Korupsi
Membangun Budaya Anti Korupsi
 
Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar BudayaKomunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar Budaya
 
History and intercultural comm
History and intercultural commHistory and intercultural comm
History and intercultural comm
 
BK Lintas Budaya
BK Lintas BudayaBK Lintas Budaya
BK Lintas Budaya
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
Softskill 13
Softskill 13Softskill 13
Softskill 13
 
ANTI KORUPSI
ANTI KORUPSIANTI KORUPSI
ANTI KORUPSI
 

Viewers also liked (7)

Awikiguideforteachers
AwikiguideforteachersAwikiguideforteachers
Awikiguideforteachers
 
Services @ vfm
Services @ vfmServices @ vfm
Services @ vfm
 
Vfm strategic benefits from caching
Vfm strategic benefits from cachingVfm strategic benefits from caching
Vfm strategic benefits from caching
 
Vfm corporate presentation v1
Vfm corporate presentation v1Vfm corporate presentation v1
Vfm corporate presentation v1
 
Payment Cards in Malaysia - Redefining the Way to Pay by Perry Ong
Payment Cards in Malaysia - Redefining the Way to Pay by Perry OngPayment Cards in Malaysia - Redefining the Way to Pay by Perry Ong
Payment Cards in Malaysia - Redefining the Way to Pay by Perry Ong
 
Secure email gate way
Secure email gate waySecure email gate way
Secure email gate way
 
Apply Online Payments Malaysia
Apply Online Payments MalaysiaApply Online Payments Malaysia
Apply Online Payments Malaysia
 

Similar to Ternyata korupsi berbudaya dikampus

Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Maz Vicarious
 
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar EtikaContoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
celinatavi
 

Similar to Ternyata korupsi berbudaya dikampus (20)

Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Hakikat mahasiswa
Hakikat mahasiswaHakikat mahasiswa
Hakikat mahasiswa
 
Soalan 1
Soalan 1Soalan 1
Soalan 1
 
Materi Lengkap Pendidikan Anti Korupsi.pdf
Materi Lengkap Pendidikan Anti Korupsi.pdfMateri Lengkap Pendidikan Anti Korupsi.pdf
Materi Lengkap Pendidikan Anti Korupsi.pdf
 
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
1
11
1
 
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docxLITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
 
Faktor-faktor lain yang menyebabkan korupsi
Faktor-faktor lain yang menyebabkan korupsiFaktor-faktor lain yang menyebabkan korupsi
Faktor-faktor lain yang menyebabkan korupsi
 
Manajemen sdm
Manajemen sdmManajemen sdm
Manajemen sdm
 
Renungan kehidupan berbangsa bernegara, dan kepemimpinan
Renungan kehidupan  berbangsa bernegara, dan kepemimpinanRenungan kehidupan  berbangsa bernegara, dan kepemimpinan
Renungan kehidupan berbangsa bernegara, dan kepemimpinan
 
Renungan kehidupan, sosial masyarakat, berbangsa, dan kepemimpinan
Renungan kehidupan, sosial masyarakat, berbangsa, dan kepemimpinanRenungan kehidupan, sosial masyarakat, berbangsa, dan kepemimpinan
Renungan kehidupan, sosial masyarakat, berbangsa, dan kepemimpinan
 
Uts
UtsUts
Uts
 
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar EtikaContoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
Contoh Tentang Perilaku Bisnis yang Melanggar Etika
 
Makalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsiMakalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsi
 
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
 
Ips sosiologi
Ips sosiologiIps sosiologi
Ips sosiologi
 
PPT KUALITATIF.pptx
PPT KUALITATIF.pptxPPT KUALITATIF.pptx
PPT KUALITATIF.pptx
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
 

Ternyata korupsi berbudaya dikampus

  • 1. Ternyata Korupsi Berbudaya Dikampus Secara historis, Manusia sebagai penerus tonggak estafet survivals of the fittest memaksanya terus berpikir, bergerak dan berusaha demi kelangsungan hidupnya. Berburu, bercocok tanam dan nomaden adalah beberapa contoh cara yang ditempuh manusia untuk memperoleh garansi kesejateraan hidupnya ditengah-tengah dunia kehidupan (lebenswelt). Sampai manusia merasa mampu memahami dirinya sebagai subjek, pada zaman renaisans manusia menjadi subjek atas alam, sehingga manusia sebagai subjek ini mampu dan terus berusaha untuk menafsirkan dan merubahnya atau merekayasa alam sedemikian rupa demi suatu tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup manusia sendiri. Era modernisasi telah menghasilkan beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam merubah cara pandang, cara berfikir serta cara bertindak manusia (Pragmatis-rasional) dalam melakukan interaksi baik antar sesama manusia maupun dengan lingkungannya. Teknologisasi dan birokrasi amat kentara disini, bagaimana tidak untuk memenangkan persaingan manusia secara otomatis dituntut untuk menguasai teknologi sebagai basic-nya dan birokrasi berperan sebagai jalan yang harus ditempuh untuk mencapai pemuasan hasrat manusia itu sendiri. Tak terlalu melenceng kiranya ungkapan manusia sebagai homo socius disini, ia memerlukan yang lain untuk bertahan hidup dan memaksanya untuk berinteraksi dan saling memahami satu sama lain (bermasyarakat). Interaksi merupakan transaksi kekuasaan intersubjektif maupun interpersonal sebagai modus hasrat-hasrat berkuasa (will to power), sehingga lambat laun terciptalah sebuah system yang mengatur proses interaksi didalam masyarakat tersebut supaya tercipta keharmonisan. System bermasyarakat ditandai oleh adanya aturan sebagai otoritas yang mengatur setiap interaksi individu dalam suatu ruang lingkup wilayah kekuasaan tertentu, dari pengaturan yang kolektif sampai pengaturan yang individuatif. Sistem pengaturan tersebut berbeda disetiap daerah tertentu dan pada waktu tertentu. Tetapi di era globalisasi saat ini media informasi mendeteritori batasan wilayah tersebut seolah mengatasi ruang dan waktu. Arus deras informasi ini masuk memlalui berbagai arah dan penjuru, sedangkan kemampuan memfiltrasi setiap individu berbeda-beda bahkan mayoritas dari mereka tidak memiliki kemampuan ini. Padahal setiap informasi yang masuk memiliki efek positif dan negatifnya. Akibatnya konsumerisme menjadi hal yang niscaya. Ketika seseorang telah memiliki sikap instan, maka cara yang ditempuhnya cenderung menghalalkan segala cara demi tujuannya tersebut dan dengan waktu yang singkat. Menyinggung fenomena korupsi yang sedang merebak saat ini sebagai manifestasi dari kekeroposan suatu system, Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan yang sering kali dilakukan oleh pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak
  • 2. Korupsi adalah produk dari sikap hidup hedonistic suatu kelompok masyarakat, yang menilai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai sumber kekuasaan mutlak. Dampak dari korupsi adalah terjadi ketimpangan antara si miskin dan si kaya dan menjadi semakin kentara. Orang- orang kaya dan politisi korup bisa masuk kedalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka juga memiliki status sosial yang tinggi. Timbulnya korupsi disebabkan oleh lemahnya otoritas nilai-nilai luhur yang menjadi standar kebenaran dalam ruang lingkup wilayah tertentu. Lemahnya otoritas nilai luhur tersebut berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat. Sebagai contoh, Pada masyarakat jawa dikenal budaya mbecek, upeti, patron-klien dan lain sebagainya. Budaya-budaya tersebut boleh jadi dikatakan sebagai akar dari timbulnya korupsi di kemudian hari. Basic keperibadian bangsa Indonesia dilandasi oleh nilai luhur pancasila, Kampus adalah salah satu media transformasi yang seyogyanya menjadi sarana penanaman sekaligus pemupukkan nilai-nilai luhur tersebut kepada generasi penerus bangsa khususnya mahasiswa. Tetapi dalam kenyataannya kampus tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, nilai-nilai luhur tersebut kian hari kian merosot atau gagal ditransformasikan. dan yang sangat memperihatinkan yang semula kampus diidealkan sebagai sarana menimba ilmu sekarang ibarat pasar dimana segala sesuatunya dapat dinominalkan dengan uang, seperti nilai dan ijazah yang diperjualbelikan. Bentuk-bentuk penyimpangan moral yang tidak sesuai dengan nilai luhur pancasila yang lazim terjadi dikampus ialah seperti sogokan (bribery), pemerasan (exstortion), dan nepotisme. Dalam proses belajar mengajar-baik dogmatis maupun kritis-dapat kita temui gejala-gejala korupsi di bangku perkuliahan, ketika mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang harus dipecahkan seperti dalam bentuk tugas misalnya terkadang kebanyakan dari mereka memilih cara-cara pintas yang lebih hemat waktu yaitu dengan mengambil dari internet (copy paste) kemudian disusun sesuai format yang telah ditentukan. Namun ada lagi yang lebih memperihatinkan lagi, seorang mahasiswa rela mengeluarkan biaya dengan catatan ia memperoleh apa yang ia inginkan (dikerjakan orang lain) dalam menyelesaikan tugasnya itu termasuk skripsi. Permasalahannya sebenarnya tidak terletak pada jenis ataupun metoda yang digunakan, tetapi terletak pada pelakunya termasuk dosen. Seorang dosen seyogyanya menjadi fasilitator dan pemantau proses itu dilaksanakan. Sekali lagi kerutan dahi masih nampak di muka ibu pertiwi, oknum-oknum dosen masih banyak terlibat pada kasus-kasus diatas. Kejujuran saat ini menjadi barang langka dan pameo bagi setiap kalangan ,karena kejujuran adalah is the best policy. Ada pandangan kalau kita jujur maka kita ‘ajur’ (rugi) hal ini terjadi bagi kalangan pemerintah dimana mereka gencar melakukan kebohongan yaitu membohongi rakyat dengan korupsi. Jika mereka mengungkapkan kebenaran maka rakyat tahu bagaimana keboborokan pemerintah.Untuk itulah mereka bungkam untuk tidak mengatakannya.Hal ini juga terjadi di dunia kampus kalau kita tidak menyontek,copy paste,bekerja sama dengan teman maka kita adalah termasuk orang yang cupu.Untuk itu kita perlu gencar membudayakan jujur bagi kalangan mahasiswa karena kita sebagai generasi muda yang memimpin massa depan.Akar
  • 3. kebiasaan korupsi di kalangan pemerintah adalah karena kebiasaan mereka pada saat mahasiswa melakukan perbuatan yang tidak jujur. Lemahnya pengawasan dan derasnya arus informasi menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur pada setiap individu menandakan lemahnya otoritas dari sebuah system yang ada. Semakin tingginya afirmasi terhadap suatu system, maka tingkat resistensinya pun semakin besar. Lalu pentingkah mana antara memiliki kemampuan mengenyam pendidikan tinggi dengan kemampuan membayar biaya pendidikan tinggi?