SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
DISAMPAIKAN OLEH :
DR. FRANS DIONE, S.IP, M.SI
TINJAUAN TERHADAP
UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2012
TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
TUJUAN NASIONAL
 MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA
DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA
2
 UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN UMUM,
 MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA,
 IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YANG
BERDASARKAN KEMERDEKAAN PERDAMAIAN
ABADI DAN KEADILAN SOSIAL".
 TDK TJD KONFLIK
BERULANG
 APABILA TJD KONFLIK
PENGHENTIAN DILAK
SCR TEPAT &
PROFESIONAL
 KONFLIK & POTENSI
KONFLIK DAPAT
DIELESAIKAN
TERTANGANINYA
KONFLIK & POT
KONFLIK SCR
TERPADU &
KOMPREHENSIF
SUBJEK METODE OBJEK
• POLRI
• T N I
• INSTANSI
TERKAIT
• PRANATA
ADAT &
SOSIAL
• KOMP MASY
LAIN
•IDENTIFIKASI
•PENCEGAHAN
•PENGHENTIAN
•PEMULIHAN
•PIHAK YG
BERKONFLIK
ENVIRONMENTAL INPUT
• PENYEBAB KONFLIK
• SUMBER KONFLIK
INSTRUMENTAL INPUT
• PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• TERKAIT
BLM TUNTAS &
OPTIMALNYA PKS
KONFLIK YG
PERNAH TJD
POTENSI KONFLIK
FEEDBACK
ISUISU / PERMASALAHAN/ PERMASALAHAN
KONFLIKKONFLIK
SOSIALSOSIAL
Sistematika UU
Bab I: Ketentuan Umum.
Bab II: Asas, Tujuan, Ruang Lingkup.
Bab III: Pencegahan Konflik.
Bab IV: Penghentian Konflik.
Bab V : Pemulihan Pasca Konflik.
Bab VI: Kelembagaan Penyelesaian Konflik.
Bab VII: Peranserta Masyarakat.
Bab VIII:Pembiayaan Penanganan Konflik.
Bab IX : Ketentuan Peralihan.
Bab X : Ketentuan Penutup
Bab I
Ketentuan Umum
Memuat 15 pengertian konsep dalam RUU
( Konflik sosial, penanganan konflik sosial,
pencegahan konflik, penghentian konflik,
pemulihan pasca konflik, pengungsi, keadaan
konflik, komisi penyelesaian konflik sosial, Menteri)
Pengertian Konflik Sosial
Konflik sosial yang selanjutnya disebut konflik
adalah perselisihan dengan kekerasan fisik antara
dua atau lebih kelompok atau golongan yang
mengakibatkan hilangnya rasa aman, kerugian
harta benda, rusaknya pranata sosial, jatuhnya
korban jiwa, renggangnya hubungan sosial antar
warga masyarakat, dan/atau disintegrasi sosial yang
menghambat proses pembangunan dalam
pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Penanganan Konflik
Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan terencana dalam situasi dan
peristiwa sebelum, pada saat maupun sesudah
terjadi konflik yang mencakup kegiatan
pencegahan konflik, penghentian konflik dan
pemulihan pasca konflik.
“Perseteruan Dan/Atau Benturan Fisik Dengan Kekerasan Antara Dua Kelompok Masyarakat Atau
Lebih Yang Berlangsung Dalam Waktu Tertentu Dan Berdampak Luas Yang Mengakibatkan
Ketidakamanan Dan Disintegrasi Sosial Sehingga Mengganggu Stabilitas Nasional Dan
Menghambat Pembangunan Nasional”
FASE PENDORONG KONFLIK
 KONFLIK TERPENDAM MERUPAKAN BIBIT KONFLIK YANG SEWAKTU-WAKTU BERPOTENSI MUNCUL KE
PERMUKAAN
 KONFLIK YANG TERPERSEPSI YAITU FASE DIMANA PARA PIHAK YANG BERKONFLIK MULAI MENGKONSEPSI
SITUASI KONFLIK SEPERTI MEMBUAT ASUMSI, MOTIF DAN POSISI KELOMPOK LAWAN.
 KONFLIK YANG TERASA YAITU FASE DIMANA PARA PIHAK YANG BERKONFLIK MULAI MERASAKAN ADANYA
KETEGANGAN DAN PENGALAMAN YANG BERSIFAT EMOSIONAL (MARAH, FRUSTASI, TAKUT DAN GELISAH)
 KONFLIK YANG TERMANIFESTASI YAITU FASE DIMANA SALAH SATU PIHAK MEMUTUSKAN UNTUK
BEREAKSI MENGHADAPI PIHAK LAWAN DALAM BENTUK TINDAKAN NYATA SEPERTI AGRESI, DEMONSTRASI,
SABOTASE DLL.
 KONFLIK SESUDAH PENYELESAIAN YAITU FASE SESUDAH PENGELOLAAN KONFLIK. BILA KONFLIK DAPAT
DISELESAIKAN DENGAN BAIK MAKA BERPENGARUH POSITIF (FUNGSIONAL), ATAU MALAH TERJADI
SEBALIKNYA (DISFUNGSIONAL)
Bab II
Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Pasal 2: Asas (11 asas yang relevan).
Pasal 3: Tujuan Penanganan Konflik:
Pasal 4: Ruang Lingkup
(1) Pencegahan.
(2) Penghentian Konflik.
(3) Pemulihan Pasca Konflik.
Bab III: Pencegahan Konflik
a. Memelihara kondisi damai di masyarakat.
b. Mengembangkan penyelesaian perselisihan
secara damai;
c. Meredam potensi konflik;
d. Mengembangkan sistem peringatan dini.
Bab IV
Penghentian Konflik
a. Penghentian kekerasan.
b.Pernyataan status keadaan konflik.
c. Tindakan darurat penyelamatan dan perlindungan
korban; dan/atau
d.Bantuan pengerahan sumber daya TNI.
 
Bagian Kedua
Penghentian Kekerasan
Koordinasi dan Komando POLRI.
Kegiatan Penghentian: pemisahan kedua kelompok
dan perampasan senjata.
Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dalam menghentikan konflik: menetapkan
demarkasi, menetapkan zona konflik, melarang
melakukan kegiatan tertentu, melarang berkumpul.
Bagian 3
Pernyataan Keadaan Konflik
Dalam hal keadaan konflik tidak dapat dihentikan.
3 Status Keadaan Konflik Sosial (SKKS)
berdasarkan eskalasi:
(1) Keadaan Konflik Sosial Nasional/SKKS
Nasional ( Beberapa provinsi dan dalam satu
Provinsi).
(2) Keadaan Konflik Sosial Provinsi (Beberapa
Kabupaten/Kota atau dalam satu Kabupaten/Kota).
(3) Keadaan Konflik Sosial Kabupaten/Kota
( Terjadi dalam satu Kabupaten)
Bagian 3
SKKS Nasional
Presiden Menunjuk Menteri sebagai pelaksana
penyelesaian.
Menteri dibantu oleh Kapolri, Panglima TNI, Jaksa
Agung, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri
Agama, Kepala Daerah yang wilayahnya mengalami
konflik.
SKKS Provinsi (Pasal 18).
SKKS Kabupaten/Kota (Pasal 19).
Wewenang Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota dalam
menangani SKKS.
Jangka waktu SKKS: 1 bulan ( Pasal 21)
Pencabutan SKKS (Pasal 22).
Bagian 4
Pengerahan Sumber Daya TNI
Atas permintaan POLRI
Penarikan bantuan TNI apabila SKKS sudah dicabut
Pengawasan oleh DPR/D mengenai pelaksanaan
SKKS.
Bagian 5
Penanganan Darurat Penyelamatan Korban
Tanggungjawab Pemerintah/Pemerintah Daerah
(Pengkajian secara cepat, penyelamatan dan
evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan terhadap kelompok rentan, penegakan
hukum, pengaturan mobilitas orang.
Bab V
Pemulihan Pasca Konflik
Pasal 33
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab melakukan upaya-upaya
pemulihan pasca konflik.
(2) Upaya pemulihan pasca konflik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
rehabilitasi;dan
rekonstruksi.
Rekonstruksi
 Pemulihan dan peningkatan fungsi pelayanan publik daerah konflik;
 Penegakan hukum;
 Pemulihan dan pemerataan aset dan akses pendidikan, kesehatan serta
mata pencaharian;
 Perbaikan sarana dan prasarana umum daerah konflik;
 Perbaikan berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan
ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi;
 peningkatan sikap toleransi dan kerukunan antarkelompok dan golongan
masyarakat yang berkonflik;
 pengembangan berbagai proses dan sistem yang dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keadilan, perdamaian,
pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan;
 pemberdayaan masyarakat menuju perecepatan proses rekonstruksi.
Rehabilitasi
 Pemulihan sosial, ekonomi, budaya dan keamanan serta ketertiban.
 Perbaikan dan pengembangan lingkungan/daerah perdamaian.
 Peningkatan pendidikan toleransi dalam upaya pembangunan perdamaian.
 Mendorong terciptanya relasi sosial yang adil bagi kesejahteraan masyarakat
berkaitan langsung dengan hak-hak dasar masyarakat
 Mendorong optimalisasi fungsi kearifan lokal dalam penyelesaian konflik.
 Mendorong terbukanya partisipasi masyarakat untuk perdamaian.
 Pemulihan sosial psikologis korban konflik dan perlindungan kelompok
rentan.
 Mengembangkan bentuk-bentuk resolusi konflik untuk memelihara
kelangsungan perdamaian
 Penegakan aparat hukum dan pemerintahan yang bersih.
 Penguatan terciptanya kebijakan publik yang mendorong pembangunan
perdamaian berbasiskan hak-hak masyarakat.
 penguatan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdamaian dan
rekonsiliasi, pemulihan ekonomi, pemulihan hak-hak keperdataan, dan
pemulihan pelayanan pemerintahan.
Bab VI: Kelembagaan Penyelesaian Konflik
Melalui Pranata Adat dan Pembentukan Komisi
Penyelesaian Konflik Sosial
Bagian 2
Lembaga Adat Penyelesaian Konflik
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui peran
lembaga-lembaga adat yang sudah ada.
Pengertian mengakui, artinya bahwa pemerintah
menghargai dan mengakui semua putusan lembaga
adat mengenai penyelesaian suatu konflik sosial.
Bagian 3
Komisi Penyelesaian Konflik
Pembentukan Komisi
Pembentukan Komisi di Daerah
Keanggotaan Komisi
Berhentinya Keanggotaan
Tugas Komisi
Wewenang Komisi
Pembentukan Tim Pencari Fakta
Mekanisme Penyelesaian Konflik
Sekretariat Komisi
Delegasi Pengaturan lebih lanjut pengenai pengelolaan
konflik
Bab VII: Peranserta Masyarakat
Hak peran serta.
Bentuk Peranserta ( Pembiayaan, bantuan teknis,
penyediaan kebutuhan dasar minimal bagi korban,
dan/atau, bantuan tenaga.
Peranserta masyarakat internasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta
dalam masyarakat dengan PP.
Bab VIII
Pembiayaan Penanganan Konflik
Bagian Pertama: Sumber Pembiayaan (APBN,
APBD, Masyarakat.
Bagian Kedua: Alokasi Pembiayaan
Dana Kontijensi, dana siap pakai, dana bantuan sosial
berpola hibah.
Bab IX: Ketentuan Peralihan
Pasal 57:
Status penyelesaian konflik yang sedang berjalan.
Bab X
Ketentuan Penutup
Pasal 58
Peraturan pelaksana undang-undang ini harus
sudah ditetapkan dalam waktu paling lama 6 (enam)
bulan terhitung sejak undang-undang ini
diundangkan
Pasal 59
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM RANGKA PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
UU NO 23 THN 2014
TTG PEMDA
TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL(PROV, KAB &
KOTA)
PP NO.2/2015 TTG TINJUT UU
NO.7/2012 PERMENDAGRI
NO.42/2015
UU NO 7 THN 2012 TTG
PKS
Pasal 12 Ayat (1)
Pasal 65 Ayat (1) Huruf b, pasal
67 Huruf a
TUGAS PEMDA (KDH DAN WKDH)
MEMELIHARA TIBUM TRAMMAS
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
BERKAITAN DGN
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
Pasal 25 ayat (1)
PASAL 6
TTG PENCEGAHAN KONFLIK
PASAL 14
TTG PENETAPAN STATUS
KEADAAN KONFLIK
PASAL 36
TTG PEMULIHAN
PASCAKONFLIK

More Related Content

What's hot

Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPusdiklatpemdaPemeri
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 
Pembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan DesaPembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan DesaArdi Susanto
 
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.pptMateri Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.pptEdysonELFangidae1
 
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media Komunitas
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media KomunitasPresentasi Sistem Informasi Desa dan Media Komunitas
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media KomunitasIrman Ariadi
 
Paparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mentalPaparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mentalNurliana Umar
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSSally Salsabila
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfmuzakir tombolotutu
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaAdelfios Andyka Fatra
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Dadang Solihin
 
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesPemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesTV Desa
 
IAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City IndexIAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City IndexOswar Mungkasa
 
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020TV Desa
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Ahsanul Minan
 

What's hot (20)

Buku saku pam tps
Buku saku pam tpsBuku saku pam tps
Buku saku pam tps
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Pembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan DesaPembentukan Peraturan Desa
Pembentukan Peraturan Desa
 
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.pptMateri Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
 
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media Komunitas
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media KomunitasPresentasi Sistem Informasi Desa dan Media Komunitas
Presentasi Sistem Informasi Desa dan Media Komunitas
 
Paparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mentalPaparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mental
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
 
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
 
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesPemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
 
Materi sosialisasi Saber Pungli dan Pengawasan
Materi sosialisasi Saber Pungli dan PengawasanMateri sosialisasi Saber Pungli dan Pengawasan
Materi sosialisasi Saber Pungli dan Pengawasan
 
Presentasi Bela Negara
Presentasi Bela NegaraPresentasi Bela Negara
Presentasi Bela Negara
 
IAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City IndexIAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City Index
 
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Posisi Ormas Indonesia dalam Konteks Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024
 

Similar to UU Penanganan Konflik Sosial

Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI
Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI
Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI Yani Antariksa
 
5. UU RI NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx
5. UU RI  NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx5. UU RI  NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx
5. UU RI NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptxBagBinkarSDMPoldaRia
 
Harmonisasi sosial dan resolusi konflik
Harmonisasi sosial dan resolusi konflikHarmonisasi sosial dan resolusi konflik
Harmonisasi sosial dan resolusi konflikYani Antariksa
 
PKN Bab 1 kelas XII
PKN Bab 1 kelas XIIPKN Bab 1 kelas XII
PKN Bab 1 kelas XIIeryeryey
 
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdfJamesBond308022
 
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docx
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docxJURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docx
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docxNURSIDAROYANTIBRSINA
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mUniversitas Islam Balitar
 
Uu no. 07 2012 idn journal
Uu no. 07 2012 idn journalUu no. 07 2012 idn journal
Uu no. 07 2012 idn journalIdnJournal
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAajijogja
 
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptx
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptxUndang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptx
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptxuntamadinah
 
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020 Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020 Yani Antariksa
 
BENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfBENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfSridaniGdrive
 
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...Yani Antariksa
 

Similar to UU Penanganan Konflik Sosial (20)

Proposal tesis ok
Proposal tesis okProposal tesis ok
Proposal tesis ok
 
Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI
Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI
Manfaat SNPK dalam padnas DR YANI
 
5. UU RI NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx
5. UU RI  NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx5. UU RI  NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx
5. UU RI NO. 7 THN 2012 PENANGANAN KONFLIK SOSIAL.pptx
 
Harmonisasi sosial dan resolusi konflik
Harmonisasi sosial dan resolusi konflikHarmonisasi sosial dan resolusi konflik
Harmonisasi sosial dan resolusi konflik
 
PKN Bab 1 kelas XII
PKN Bab 1 kelas XIIPKN Bab 1 kelas XII
PKN Bab 1 kelas XII
 
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf
2. Alternatif penyelesaian konflik lingkungan.pdf
 
7 bela-negara
7 bela-negara7 bela-negara
7 bela-negara
 
bela-negara
bela-negarabela-negara
bela-negara
 
bela-negara
bela-negarabela-negara
bela-negara
 
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docx
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docxJURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docx
JURNAL MOOC PPPK NURSIDA R SINAGA.docx
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
 
Uu no. 07 2012 idn journal
Uu no. 07 2012 idn journalUu no. 07 2012 idn journal
Uu no. 07 2012 idn journal
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
 
bela negara
bela negarabela negara
bela negara
 
Kita Harus Bisa
Kita Harus  BisaKita Harus  Bisa
Kita Harus Bisa
 
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptx
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptxUndang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptx
Undang-undang Penanganan_Konflik_Sosial.pptx
 
HAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif PancasilaHAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif Pancasila
 
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020 Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020
Implementasi nilai Belneg SWISS GERMAN UNIVERSITY Agustus 2020
 
BENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdfBENCANA for handouts.pdf
BENCANA for handouts.pdf
 
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...
Pembangunan karakter bangsa melalui nilai nilai Bela Negara bagi mahasiswa Te...
 

More from Frans Dione

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxFrans Dione
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxFrans Dione
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdFrans Dione
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrans Dione
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Frans Dione
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fdFrans Dione
 
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fdDinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fdFrans Dione
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fdFrans Dione
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerjaFrans Dione
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019Frans Dione
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fdFrans Dione
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fdFrans Dione
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdFrans Dione
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Frans Dione
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdFrans Dione
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fdFrans Dione
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fdFrans Dione
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdFrans Dione
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Frans Dione
 

More from Frans Dione (20)

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptx
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genuene
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fd
 
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fdDinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
Dinamika politik-dan pemerintahan lokal-fd
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fd
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fd
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fd
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (9)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

UU Penanganan Konflik Sosial

  • 1. DISAMPAIKAN OLEH : DR. FRANS DIONE, S.IP, M.SI TINJAUAN TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
  • 2. TUJUAN NASIONAL  MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA 2  UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN UMUM,  MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA,  IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YANG BERDASARKAN KEMERDEKAAN PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN SOSIAL".
  • 3.  TDK TJD KONFLIK BERULANG  APABILA TJD KONFLIK PENGHENTIAN DILAK SCR TEPAT & PROFESIONAL  KONFLIK & POTENSI KONFLIK DAPAT DIELESAIKAN TERTANGANINYA KONFLIK & POT KONFLIK SCR TERPADU & KOMPREHENSIF SUBJEK METODE OBJEK • POLRI • T N I • INSTANSI TERKAIT • PRANATA ADAT & SOSIAL • KOMP MASY LAIN •IDENTIFIKASI •PENCEGAHAN •PENGHENTIAN •PEMULIHAN •PIHAK YG BERKONFLIK ENVIRONMENTAL INPUT • PENYEBAB KONFLIK • SUMBER KONFLIK INSTRUMENTAL INPUT • PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN • TERKAIT BLM TUNTAS & OPTIMALNYA PKS KONFLIK YG PERNAH TJD POTENSI KONFLIK FEEDBACK
  • 4. ISUISU / PERMASALAHAN/ PERMASALAHAN KONFLIKKONFLIK SOSIALSOSIAL
  • 5.
  • 6. Sistematika UU Bab I: Ketentuan Umum. Bab II: Asas, Tujuan, Ruang Lingkup. Bab III: Pencegahan Konflik. Bab IV: Penghentian Konflik. Bab V : Pemulihan Pasca Konflik. Bab VI: Kelembagaan Penyelesaian Konflik. Bab VII: Peranserta Masyarakat. Bab VIII:Pembiayaan Penanganan Konflik. Bab IX : Ketentuan Peralihan. Bab X : Ketentuan Penutup
  • 7. Bab I Ketentuan Umum Memuat 15 pengertian konsep dalam RUU ( Konflik sosial, penanganan konflik sosial, pencegahan konflik, penghentian konflik, pemulihan pasca konflik, pengungsi, keadaan konflik, komisi penyelesaian konflik sosial, Menteri)
  • 8. Pengertian Konflik Sosial Konflik sosial yang selanjutnya disebut konflik adalah perselisihan dengan kekerasan fisik antara dua atau lebih kelompok atau golongan yang mengakibatkan hilangnya rasa aman, kerugian harta benda, rusaknya pranata sosial, jatuhnya korban jiwa, renggangnya hubungan sosial antar warga masyarakat, dan/atau disintegrasi sosial yang menghambat proses pembangunan dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat.
  • 9. Penanganan Konflik Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa sebelum, pada saat maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup kegiatan pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pasca konflik.
  • 10. “Perseteruan Dan/Atau Benturan Fisik Dengan Kekerasan Antara Dua Kelompok Masyarakat Atau Lebih Yang Berlangsung Dalam Waktu Tertentu Dan Berdampak Luas Yang Mengakibatkan Ketidakamanan Dan Disintegrasi Sosial Sehingga Mengganggu Stabilitas Nasional Dan Menghambat Pembangunan Nasional” FASE PENDORONG KONFLIK  KONFLIK TERPENDAM MERUPAKAN BIBIT KONFLIK YANG SEWAKTU-WAKTU BERPOTENSI MUNCUL KE PERMUKAAN  KONFLIK YANG TERPERSEPSI YAITU FASE DIMANA PARA PIHAK YANG BERKONFLIK MULAI MENGKONSEPSI SITUASI KONFLIK SEPERTI MEMBUAT ASUMSI, MOTIF DAN POSISI KELOMPOK LAWAN.  KONFLIK YANG TERASA YAITU FASE DIMANA PARA PIHAK YANG BERKONFLIK MULAI MERASAKAN ADANYA KETEGANGAN DAN PENGALAMAN YANG BERSIFAT EMOSIONAL (MARAH, FRUSTASI, TAKUT DAN GELISAH)  KONFLIK YANG TERMANIFESTASI YAITU FASE DIMANA SALAH SATU PIHAK MEMUTUSKAN UNTUK BEREAKSI MENGHADAPI PIHAK LAWAN DALAM BENTUK TINDAKAN NYATA SEPERTI AGRESI, DEMONSTRASI, SABOTASE DLL.  KONFLIK SESUDAH PENYELESAIAN YAITU FASE SESUDAH PENGELOLAAN KONFLIK. BILA KONFLIK DAPAT DISELESAIKAN DENGAN BAIK MAKA BERPENGARUH POSITIF (FUNGSIONAL), ATAU MALAH TERJADI SEBALIKNYA (DISFUNGSIONAL)
  • 11. Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pasal 2: Asas (11 asas yang relevan). Pasal 3: Tujuan Penanganan Konflik: Pasal 4: Ruang Lingkup (1) Pencegahan. (2) Penghentian Konflik. (3) Pemulihan Pasca Konflik.
  • 12. Bab III: Pencegahan Konflik a. Memelihara kondisi damai di masyarakat. b. Mengembangkan penyelesaian perselisihan secara damai; c. Meredam potensi konflik; d. Mengembangkan sistem peringatan dini.
  • 13. Bab IV Penghentian Konflik a. Penghentian kekerasan. b.Pernyataan status keadaan konflik. c. Tindakan darurat penyelamatan dan perlindungan korban; dan/atau d.Bantuan pengerahan sumber daya TNI.  
  • 14. Bagian Kedua Penghentian Kekerasan Koordinasi dan Komando POLRI. Kegiatan Penghentian: pemisahan kedua kelompok dan perampasan senjata. Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menghentikan konflik: menetapkan demarkasi, menetapkan zona konflik, melarang melakukan kegiatan tertentu, melarang berkumpul.
  • 15. Bagian 3 Pernyataan Keadaan Konflik Dalam hal keadaan konflik tidak dapat dihentikan. 3 Status Keadaan Konflik Sosial (SKKS) berdasarkan eskalasi: (1) Keadaan Konflik Sosial Nasional/SKKS Nasional ( Beberapa provinsi dan dalam satu Provinsi). (2) Keadaan Konflik Sosial Provinsi (Beberapa Kabupaten/Kota atau dalam satu Kabupaten/Kota). (3) Keadaan Konflik Sosial Kabupaten/Kota ( Terjadi dalam satu Kabupaten)
  • 16. Bagian 3 SKKS Nasional Presiden Menunjuk Menteri sebagai pelaksana penyelesaian. Menteri dibantu oleh Kapolri, Panglima TNI, Jaksa Agung, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Agama, Kepala Daerah yang wilayahnya mengalami konflik. SKKS Provinsi (Pasal 18). SKKS Kabupaten/Kota (Pasal 19). Wewenang Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota dalam menangani SKKS. Jangka waktu SKKS: 1 bulan ( Pasal 21) Pencabutan SKKS (Pasal 22).
  • 17. Bagian 4 Pengerahan Sumber Daya TNI Atas permintaan POLRI Penarikan bantuan TNI apabila SKKS sudah dicabut Pengawasan oleh DPR/D mengenai pelaksanaan SKKS.
  • 18. Bagian 5 Penanganan Darurat Penyelamatan Korban Tanggungjawab Pemerintah/Pemerintah Daerah (Pengkajian secara cepat, penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan, penegakan hukum, pengaturan mobilitas orang.
  • 19. Bab V Pemulihan Pasca Konflik Pasal 33 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab melakukan upaya-upaya pemulihan pasca konflik. (2) Upaya pemulihan pasca konflik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : rehabilitasi;dan rekonstruksi.
  • 20. Rekonstruksi  Pemulihan dan peningkatan fungsi pelayanan publik daerah konflik;  Penegakan hukum;  Pemulihan dan pemerataan aset dan akses pendidikan, kesehatan serta mata pencaharian;  Perbaikan sarana dan prasarana umum daerah konflik;  Perbaikan berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi;  peningkatan sikap toleransi dan kerukunan antarkelompok dan golongan masyarakat yang berkonflik;  pengembangan berbagai proses dan sistem yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan;  pemberdayaan masyarakat menuju perecepatan proses rekonstruksi.
  • 21. Rehabilitasi  Pemulihan sosial, ekonomi, budaya dan keamanan serta ketertiban.  Perbaikan dan pengembangan lingkungan/daerah perdamaian.  Peningkatan pendidikan toleransi dalam upaya pembangunan perdamaian.  Mendorong terciptanya relasi sosial yang adil bagi kesejahteraan masyarakat berkaitan langsung dengan hak-hak dasar masyarakat  Mendorong optimalisasi fungsi kearifan lokal dalam penyelesaian konflik.  Mendorong terbukanya partisipasi masyarakat untuk perdamaian.  Pemulihan sosial psikologis korban konflik dan perlindungan kelompok rentan.  Mengembangkan bentuk-bentuk resolusi konflik untuk memelihara kelangsungan perdamaian  Penegakan aparat hukum dan pemerintahan yang bersih.  Penguatan terciptanya kebijakan publik yang mendorong pembangunan perdamaian berbasiskan hak-hak masyarakat.  penguatan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdamaian dan rekonsiliasi, pemulihan ekonomi, pemulihan hak-hak keperdataan, dan pemulihan pelayanan pemerintahan.
  • 22. Bab VI: Kelembagaan Penyelesaian Konflik Melalui Pranata Adat dan Pembentukan Komisi Penyelesaian Konflik Sosial
  • 23. Bagian 2 Lembaga Adat Penyelesaian Konflik Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui peran lembaga-lembaga adat yang sudah ada. Pengertian mengakui, artinya bahwa pemerintah menghargai dan mengakui semua putusan lembaga adat mengenai penyelesaian suatu konflik sosial.
  • 24. Bagian 3 Komisi Penyelesaian Konflik Pembentukan Komisi Pembentukan Komisi di Daerah Keanggotaan Komisi Berhentinya Keanggotaan Tugas Komisi Wewenang Komisi Pembentukan Tim Pencari Fakta Mekanisme Penyelesaian Konflik Sekretariat Komisi Delegasi Pengaturan lebih lanjut pengenai pengelolaan konflik
  • 25. Bab VII: Peranserta Masyarakat Hak peran serta. Bentuk Peranserta ( Pembiayaan, bantuan teknis, penyediaan kebutuhan dasar minimal bagi korban, dan/atau, bantuan tenaga. Peranserta masyarakat internasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta dalam masyarakat dengan PP.
  • 26. Bab VIII Pembiayaan Penanganan Konflik Bagian Pertama: Sumber Pembiayaan (APBN, APBD, Masyarakat. Bagian Kedua: Alokasi Pembiayaan Dana Kontijensi, dana siap pakai, dana bantuan sosial berpola hibah.
  • 27. Bab IX: Ketentuan Peralihan Pasal 57: Status penyelesaian konflik yang sedang berjalan.
  • 28. Bab X Ketentuan Penutup Pasal 58 Peraturan pelaksana undang-undang ini harus sudah ditetapkan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak undang-undang ini diundangkan Pasal 59 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 29. KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM UU NO 23 THN 2014 TTG PEMDA TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL(PROV, KAB & KOTA) PP NO.2/2015 TTG TINJUT UU NO.7/2012 PERMENDAGRI NO.42/2015 UU NO 7 THN 2012 TTG PKS Pasal 12 Ayat (1) Pasal 65 Ayat (1) Huruf b, pasal 67 Huruf a TUGAS PEMDA (KDH DAN WKDH) MEMELIHARA TIBUM TRAMMAS URUSAN PEMERINTAHAN UMUM BERKAITAN DGN PENANGANAN KONFLIK SOSIAL Pasal 25 ayat (1) PASAL 6 TTG PENCEGAHAN KONFLIK PASAL 14 TTG PENETAPAN STATUS KEADAAN KONFLIK PASAL 36 TTG PEMULIHAN PASCAKONFLIK