Program penanggulangan TB di tempat kerja memberikan manfaat bagi perusahaan dan pekerja dengan mencegah penularan penyakit dan menjaga produktivitas kerja. Strategi DOTS direkomendasikan untuk menemukan dan mengobati pasien secara tepat guna memutus mata rantai penularan."
2. Menanggulangi
TB di tempat
kerja
menciptakan
bisnis yang
kian produktif
Penanggulanan TB ditempat
kerja memberikan keuntu-
ngan yang nyata kepada
perusahaan dan masyarakat.
Pekerja yang menderita TB
selain akan menularkan ke
teman sekerjanya juga akan
mengakibatkan menurun-
nya produktifitas kerja,
sehingga akan mengakibat-
kan hasil kerja menurun dan
pada akhirnya mengakibat-
kan kerugian bagi perusa-
haan tempat penderita
bekerja.
3. SIAPA SAJA YANG TERLIBAT
DALAM PENANGGULANGAN
Pengelola pelayanan kesehatan kerja
Pihak manajemen perusahaan
Tenaga kerja dan asosiasi pekerja
Dinas kesehatan dan Dinas tenaga kerja
Tempat kerja merupakan
lingkungan yang spesifik
dengan populasi yang
terkonsentrasi pada
tempat dan waktu yang
sama
Pekerja umumnya
tinggal di sekitar
perusahaan di peruma-
han yang padat dan
lingkungan yang tidak
sehat.
Mayoritas perusahaan
telah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan kerja,
namun pelayanan TB
belum menerapkan
strategi DOTS.
75% pasien TB adalah kelompok
usia produktif sehingga
program TB DOTS di tempat
kerja akan berkontribusi pada
produktivitas perusahaan dan
ekonomi nasional
Program penanggulangan TB di tempat kerja memerlukan komitmen
dari pimpinan perusahaan dan berbagai pihak terkait, yaitu
Sebagian pihak manajemen
perusahaan masih bersikap
diskriminatif terhadap pasien TB,
misalnya masih ada pekerja
menderita TB yang di PHK atau
ditolak pada waktu melamar kerja
1
MENGAPA PENANGGULANGAN TB
DI TEMPAT KERJA
01
02
03
04
4. DARIMANA TB BERASAL
MEKANISME PENULARAN TB
TB adalah penyakit yang dapat disembuhkan,
namun terus mengambil 3 nyawa setiap menit
Seseorang yang terinfeksi TB dan tidak tangani
dapat menularkan 10-15 orang lewat kontak
droplet (lompatan air liur) yang berdekatan
dengannya.
Bagi mereka dengan TB aktif, munculnya gejala mungkin tidak terlihat
selama berbulan-bulan, hingga seringkali menyebabkan keterlambatan
diagnosis dan penanganan, selama itu pula ia menularkan penyakit kepada
orang lain.
Pasien TB dapat disembuhkan dengan meminum Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) selama enam bulan yang diberikan secara gratis. Pengawas Minum
Obat (PMO) hadir untuk menjamin pasien TB meminum obat secara tuntas
sehingga tidak timbul resistensi (kekebalan) terhadap obat.
TB adalah penyakit
menular dan tersebar
melalui udara
3 nyawa setiap menit
Ventilasi dapat mengurangi jumlah
droplet, sementara cahaya atau
sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Droplet
dapat bertahan beberapa jam
dalam kondisi gelap & lembab.
Daya penularan dari
seseorang pasien
ditentukan oleh
banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi
derajat positif hasil
pemeriksaan dahak,
makin menular
pasien tersebut.
Faktor risiko yang meme-
ngaruhi kemungkinan
seseorang menjadi pasien TB
adalah daya tahan tubuh;
diantaranya infeksi HIV/AIDS
dan malnutrisi (gizi buruk) dan
merokok.
berisiko menjadi pasien TB
1 dari 10 orang
5. 01. Kesadaran
Menyadari bahwa TB adalah masalah di tempat kerja karena TB mempen-
garuhi kinerja pekerja dan produktifitas perusahaan. Tempat kerja memiliki
sebuah peran besar dalam program TB nasional yang bermain dalam
usaha yang maksimal dalam membatasi penyebaran dan dampak TB.
02. Non-diskriminasi
Tidak ada yang harus mengalami diskriminasi atas status TB mereka.
Karyawan dengan TB berhak untuk bekerja selama mereka sehat secara
medis dan tersedianya pekerjaan yang tepat.
03. Kerahasiaan
Menjaga kerahasiaan catatan medis sangat krusial dalam menjamin keper-
cayaan diri tenaga kerja untuk menjamin pengobatan penyakitnya. Baik
pelamar kerja atau karyawan diminta untuk mengungkapkan informasi
secara tertutup mengenai riwayat TB mereka. Akses ke data pribadi harus
terikat oleh aturan kerahasiaan dan sesuai dengan kode ILO tentang
perlindungan data pribadi pekerja.
04. Lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja harus sehat dan aman, sejauh dapat dipraktikan untuk
mencegah penularan TB. Aliran udara yang segar melalui ventilasi
ruangan kerja meminimalisir konstenrasi droplet pembawa kuman TB
ditempat kerja. Ini termasuk tanggung jawab bagi pemilik usaha untuk
memberikan informasi dan sosialisasi tentang penularan TB, lingkungan
kerja yang sesuai dan pakaian pelindung jika relevan.
05. Perawatan dan dukungan
Tempat kerja harus menyediakan akses ke layanan kesehatan yang
memenuhi pekerja dengan status TB, atau menyediakan rujukan ke
rumah sakit terdekat. Pendekatan DOTS lebih tepat dalam mendukung
perawatan pekerja TB. Dukungan juga dilakukan dengan membantu
pasien TB menyesuaikan beban kerja/tugas dengan kondisi kesehatannya,
terutama kurang lebih 2-4 minggu awal pengobatan.
06. Dialog sosial
Pengendalian dan pengelolaan TB di tempat kerja lebih efektif bila
direncanakan dan dilaksanakan atas dasar kerjasama antara manajer dan
pekerja. Sebuah komite kesehatan dan keselamatan kerja harus bertang-
gung jawab untuk mengawasi pelaksanaannya.
BAGAIMANA PRINSIP DASAR
PENANGGULANGAN TB DI TEMPAT KERJA
6. DOTS : SOLUSI MENANGGULANGI TB
Pelaksanaan DOTS di klinik
perusahaan merupakan
peran aktif dan kemitraan
yang baik dari pengusaha
dan masyarakat pekerja
untuk meningkatkan
penanggulangan TBC di
tempat kerja. Strategi
DOTS terdiri dari 5
komponen kunci, yaitu:
1) Komitmen
politis, dengan
peningkatan dan
kesinambungan
pendanaan.
2) Penemuan
kasus melalui
pemeriksaan
dahak mikroskopis
yang terjamin
mutunya.
3) Pengobatan
yang standar,
dengan supervisi
dan dukungan
bagi pasien.
4) Sistem
pengelolaan dan
ketersediaan OAT
yang efektif.
5)
Sistem monitoring,
pencatatan dan
pelaporan yang
mampu memberikan
penilaian terhadap
hasil pengobatan
pasien dan kinerja
program.
STRATEGI
DOTS
Untuk menanggulangi masalah TB
di Indonesia, strategi DOTS
(Directly Observed Treatment,
Shourtcourse chemotherapy) yang
direkomendasikan oleh WHO
merupakan pendekatan yang
paling tepat saat ini.
Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas
diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan
rantai penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di
masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara
terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
7. 01
02
03
04
05
BAGAIMANA IMPLEMENTASI DOTS DI TEMPAT KERJA
Sumber dan Referensi
Pedoman Penanggulangan TB di Tempat Kerja, Departemen kesehatan-2008
The Stop TB Partnership Leading the fight against TB, Brochure-2014
Guidelines for Workplaces, TB Control Activity- WHO & ILO -2003
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kementrian Kesehatan 2014
ILO MAMPU
Menara Thamrin 22th Floor, JL. MH Thamrin, No. 3,
10250, Jakarta Pusat
Telp : (021) 3100766
website : www.ilo.org/jakarta/
Penemuan pasien biasanya dilaksanakan klinik
perusahaan bagi pekerja yang datang dengan keluhan
gejala umum TB, seperti batuk terus menerus selama
2 minggu, berdahak khususnya bercampur darah.
Jika pekerja diduga terinfeksi TB,
segera dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis. Pemeriksaan
dahak dapat dilakukan di klinik
perusahaan atau Rumah sakit
rujukan
Pasien yang positif terinfeksi TB
diberikan motivasi untuk berobat
selama 2 bulan untuk tahap awal dan
4 bulan untuk tahap lanjutan dengan
meminum Obat Anti Tuberkulosis
(OAT).
Demi menunjang penanggulangan TB ditempat
kerja, Dinas kesehatan menyediakan OAT, bahan
laboratoriom dan formulir pencatatan secara gratis.
Sedangkan untuk mikroskop dan prasarana lab
disediakan oleh perusahaan sendiri.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan untuk
memastikan agar pasien TB mndapat
pengobatan yang tepat. Dinas kesehatan
sudah menyediakan standar pelaporan sesuai
program DOTS nasional.
Setelah pengobatan rutin selama 6 bulan,
pasien diperiksa kembali dahaknya untuk
memastikan pasien TB sudah sembuh atau
justru resisten (kebal) terhadap obat
Penemuan pasien TB
di tempat kerja
Penyediaan OAT
dan Alat Kesehatan
Pengobatan
Pencatatan
dan Pelaporan
Diagnosis TB
06 Pemeriksaan
ulang
Konsultan / Dokter ahli
dr. Tresia Mahaputeri Nusantari Maghfirah, S.Ked, MARS
Rs. Islam Jakarta
Kepatuhan
pengobatan hingga tuntas
menjadi kunci kesembuhan
pasien. Karena itu pasien
harus didampingi oleh
Pengawas Menelan Obat
(PMO), bisa dari petugas K3
atau karyawan yang
ditunjuk untuk mengawasi
secara langsung.
APINDO
Jl. Kuningan Mulia Kav 9-C Guntur -
Setiabudi Guntur Setiabudi Jakarta
Selatan DKI Jakarta, 12910
Telp :(021) 83780824
website : apindo.or.id