Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan kewajiban mendirikan Khilafah menurut Islam. Khilafah didefinisikan sebagai kepemimpinan umum umat Islam di dunia yang menegakkan syariat Islam dan menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Dokumen tersebut menyebutkan dalil-dalil Alquran, hadis Nabi, ijma' sahabat, dan qiyas yang menunjukkan bahwa mendirikan Khilafah adalah kewaj
2. Pengertian Khilafah
Menurut bahasa, khilafah dapat berarti:
• penguasa agung (Tafsir Ath Thabariy, I, hal. 199),
• yang mengikuti (Al Qalqashandi, Maatsirul Inafah fi Ma’alimil Khilafah, I,
hal. 8), pengganti (Lisanul Arab, I, hal. 882).
• secara syar’iy, Khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi
kaum muslimin di dunia dalam institusi negara internasional yang
dipimpin oleh seorang khalifah untuk menegakkan hukum-hukum
syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia
• Taqiyyuddin AN Nabhani mendefinisikan Khilafah sebagai :
kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia yang merupakan
institusi politis untuk melanjutkan kehidupan Islam (isti’naf al hayatil islamiyyah)
dengan menegakkan hukum-hukum syariat Islam dan mengemban risalah
Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad
(Nizhamul Hukmi fil Islam, hal. 17).
3. KEWAJIBAN MENDIRIKAN
KHILAFAH
• BERDIAM DIRI ( AL QU’UD) DARI
UPAYA MENDIRIKAN KHILAFAH
ADALAH KEMA’SHIYATAN TERBESAR
(AKBARUL MA’ASHIY)
4. DALIL - DALIL
• Nash-nash syara’ (nushush syar’iyah)
menunjukkan kewajiban umat Islam untuk
bersatu dalam satu institusi negara. Sebaliknya
haram bagi mereka hidup dalam lebih dari satu
negara.
• Kewajiban tersebut didasarkan pada nash-nash
al-Qur`an, as-Sunnah, Ijma’ Shahabat, dan
Qiyas.
• Dalam al-Qur`an Allah SWT berfirman:
•
“Dan berpeganglah kalian semuanya dengan
tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai
berai…” (Qs. Ali-’Imraan [3]: 103).
5. • Rasulullah SAW dalam masalah persatuan umat ini
bersabda:
“Barangsiapa mendatangi kalian --sedang urusan
(kehidupan) kalian ada di bawah kepemimpinan satu
orang (Imam/Khalifah)-- dan dia hendak memecah
belah kesatuan kalian dan mencerai-beraikan jamaah
kalian, maka bunuhlah dia!” [HR. Muslim].
• Rasulullah SAW bersabda:
“Jika dibai’at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang
terakhir dari keduanya.” [HR. Muslim].
• Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membai’at seorang Imam (Khalifah), lalu
memberikan genggaman tangannya dan
menyerahkan buah hatinya, hendaklah ia mentaatinya
semaksimal mungkin. Dan jika datang orang lain
hendak mencabut kekuasaannya, penggallah leher
orang itu.” [HR. Muslim].
6. Ijma’ Shahabat menegaskan prinsip
kesatuan umat di bawah
.kepemimpinan seorang Khalifah
• Abu Bakar Ash Shiddiq suatu ketika pernah berkata,
”Tidak halal kaum muslimin mempunyai dua pemimpin (Imam).”
• Perkataan ini didengar oleh para shahabat dan tidak seorang pun
dari mereka yang mengingkarinya, sehingga menjadi ijma’ di
kalangan mereka.
•
7. QIYAS
• Imam Al Juwaini berkata,
• ”Para ulama kami (madzhab
Syafi’i) tidak membenarkan akad
Imamah (Khilafah) untuk dua
orang…Kalau terjadi akad
Khilafah untuk dua orang, itu
sama halnya dengan seorang wali
yang menikahkan seorang
perempuan dengan dua orang laki-laki!”
•
8. para imam madzhab (Abu Hanifah, “... •
Malik, Syafi’i, dan Ahmad)
--rahimahumullah-- bersepakat pula
bahwa kaum mulimin di seluruh dunia
pada saat yang sama tidak dibenarkan
mempunyai dua imam, baik keduanya
.” sepakat maupun tidak
Lihat Syaikh Abdurrahman Al Jaziri, ( •
Al Fiqh ‘Ala Al Madzahib Al Arba’ah,
)jilid V, hal. 416
9. Imam Asy Syaukani dalam Nailul Authar jilid 8 •
hal. 265 menyatakan:
“Menurut golongan Syiah, minoritas Mu’tazilah,
dan Asy A’riyah, (Khilafah) adalah wajib menurut
’.” syara
Ibnu Hazm dalam Al Fashl fil Milal Wal Ahwa’ •
Wan Nihal juz 4 hal. 87 mengatakan:
“Telah sepakat seluruh Ahlus Sunnah, seluruh
Murji`ah, seluruh Syi’ah, dan seluruh Khawarij,
mengenai wajibnya
).”Imamah (Khilafah
10. :referensi yang menunjukkan kewajiban Khilafah
• Imam Al Mawardi, Al Ahkamush Shulthaniyah, hal. 5,
• Abu Ya’la Al Farraa’, Al Ahkamush Shulthaniyah, hal.19,
• Ibnu Taimiyah, As Siyasah Asy Syar’iyah, hal.161,
• Ibnu Taimiyah, Majmu’ul Fatawa, jilid 28 hal. 62,
• Imam Al Ghazali, Al Iqtishaad fil I’tiqad,hal. 97,
• Ibnu Khaldun, Al Muqaddimah, hal.167,
• Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, juz 1 hal.264,
• Ibnu Hajar Al Haitsami, Ash Shawa’iqul Muhriqah, hal.17,
• Ibnu Hajar A1 Asqallany, Fathul Bari, juz 13 hal. 176,
• Imam An Nawawi, Syarah Muslim, juz 12 hal. 205,
• Dr. Dhiya’uddin Ar Rais, Al Islam Wal Khilafah, hal.99,
• Abdurrahman Abdul Khaliq, Asy Syura, hal.26,
• Abdul Qadir Audah, Al Islam Wa Audla’una As Siyasiyah, hal. 124
• Dr. Mahmud Al Khalidi, Qawaid Nizham Al Hukum fil Islam, hal. 248,
• Sulaiman Ad Diji, Al Imamah Al ‘Uzhma, hal.75,
• Muhammad Abduh, Al Islam Wan Nashraniyah, hal. 61, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
11. THORIQOH mendirikan Khilafah
• Perjuangan harus dilakukan secara
jama’i (berkelompok)
• Perjuangan harus berada di jalur politik
(siyasah)
• Perjuangan tidak menggunakan cara
kekerasan (fisik)
• Perjuangan harus menempuh tahap-tahap
(marhalah) yang dicontohkan
Rasulullah SAW
12. :tiga) tahapan )marhalah) berikut )3
• Pertama, Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan
)Marhalah At Tatsqif), yang dilaksanakan untuk
membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran
Islam dalam rangka pembentukan kerangka tubuh
jamaah/kelompok.
• Kedua, Tahapan Berinteraksi dengan Umat )Marhalah
Tafa’ul Ma’a Al Ummah), yang dilaksanakan agar umat
turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat
menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar
umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas
kehidupan.
• Ketiga, Tahapan Pengambilalihan Kekuasaan )Marhalah
Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan
Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam
ke seluruh dunia.