SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MATERI KULIAH
SOSIOLOGI KRITIS DAN
POSTMODERN
GANJIL 2013
 Terlahir

dengan nama Simone de
Beauvior, di Prancis tahun 1920an dari
kalangan kelas menengah dan meninggal
tahun 1980.
 Filsuf aliran filsafat eksistensialisme
(kebebasan), yang bergerak sebagai filsuf,
feminisme, novelis, komentator politik dan
aktivis politik juga.
 Tidak menikah dan patnernya Jean Paul
Sartre
 Karya

terkenalnya ialah The Ethics of
Ambiguity dan The Second Sex.
 Ia hidup dalam 2 kurun perang dunia, dan
ketika gelombang feminis kedua melejit :
kampanye diskriminasi hukum, politik dan
legalisme aborsi.
 Salah satu pendiri Jurnal Les Temps
Modernes (gerakan kiri anti Stalinis di
Prancis).
 Dianggap sebagai salah satu peletak dalas
pemahaman kritis tentang “model bagi
meaning (arti).
 Dasar

: filsafat eksistensialisme yang
berbicara tentang keberadaan manusia
(eksistensi), yang ditentutakan oleh
kesenjangan esesnsi (makna terdalam)
dan eksistensi (tampilan luar).
 Keberadaan manusia selalu ditandai
dengan transcendence (tidak terjangkau)
dan becoming (menjadi....), dimana ia
tidak akan sama dengan esensi, kecuali
melalui tindakan “bad faith (keyakinan
buruk).
 Untuk

berada dalam keyakinan buruk,
maka manusia harus menyangkal
transcendence diri sendiri dan orang lain
(manusia tanpa esensi dan eksistensi).
 Ia meninlai bahwa manusia cenderung
tidak mapan atau ambiguitas : karena dia
selalu menempatkan diri dan orang lain
secara bersamaan.
 Hasilnya: manusia mengobyktifkan diri
dalam cara pandang orang lain, dan
menghasilkan yang disebut dengan
ETIKA.
 Etika

adalah pengakuan atas ambiguitas
baik dan buruk ketika manusia melakukan
pilihan etis dan penilaian.
 Dasar kritis: sejauhmana kekerasan dalam
politik mungkin diperkenankan atau tidak
diperkenankan?
 Menghasilkan 2 klasifikasi tentang respon
manusia terhadap kondisi yakni Tipe
serious man dan tyran man yang
mempertentantang antara means (caramakna) dan ends (tujuan-akhir)
 Tipe

Serious man: secara etis berbahaya
(bahkan untuj tujuan keadilan dan
kebebasan).
 Kesalahan mendasar: mengidentifikasikan
diri dengan tujuan dan nilai tertentu dalam
cara yang absolut dan tidak diragunakan.
 Pertimbangan terhadap pencapaian tujuan
tidak berimbang dengan pertimbangan biaya
(cost).
 Sehingga mempermudah menuju kekuasaan
atau tirani (lalim).
 The

tyran Man: secara etis melakat pada
pencapaian dan keinginan bisa tercapai.
 Sehingga cidera atau kematian yang dialami
eksistensi lain itu melekat pada merupakan
instrumen murni untuk mengukur sejauh
mana keinginan bisa tercapai.
 Tiran tidak dibenarkan, karena menyebabkan
penolakan atas eksistensi manusia,
mengurangi status menjadi menda untuk
meningkatkan kekuasaan tiran.
 Pilihan

terhadap kebutuhan dan daya
guna tindakan = pilihan etis=
membenarkan kekerasan dalam
perlawanan terhadap penindasan.
 Dalam setiap kasus, ada pertukaran
instrumental antara means dan ensd
sehingga landasan kebenaran moral atas
perlawanan dengan kekerasan pada sisi
yang lain juga dipertanyakan.
 Secara

etis, manusia (agen) selalu
berkaitan dengan dunia dimana ia
bertindak, yakni hubungan cara dan tujuan
dari suatu tindakan.
 Tingkat tinggu kemerdekaan individu dan
tinjauan terhadap masa depan
menyebabkan aktor (politik) memisahkan
diri dari lingkungan dan bertindak sebagai
kekuatan eksternal dan mempredisiksi
dampak tindakan.
 Namun

masa depan adalah sesuatu yang
tak terpredisksi dan kontrol manusia
terhadap peristiwa juga terbatas.
 Sehingga pengorbanan saat ini dan pilihan
masa depan, berkaitan dengan cara dan
tujuan dari tindakan.
 Dalam hal ini, tujuan sering dirusak oleh
cara, yang dari sisi pertimbangan etis
sebetulnya salah.
 Sebaliknya cara bisa mengambilalih
tujuannya.
 Bagaimana

Penilaian eksistensialis
terhadap Agen (Abraham) terhadap
eksistensi manusia lain (Ishak) dalam
tindakan “Qurban”?
 Hubungan cara (mengurbankan) dan
tujuan (memenuhi transcendence).

Perimbangan Etisnya adalah?
 Secara

etis: Tindakan Qurban disini adalah
kekerasan dan pembunuhan.
 Tujuan : melaksanakan perintah, caranya
adalah membunuh.
 Tujuan : qurban telah dirusak oleh cara
(membunuh anak sendiri), yang dari sisi
pertimbangan etis sebetulnya salah. (terkini:
mati demi qurban vs pembebasan manusia)
Tujuan yang bersifat mitos dan terlalu jauh ke
depan bisa kehilangan makna, sehingga cara
secara efektif cara mengambil alih tujuan.
 Dalam

banyak tindakan politik,
pengambilan keputusan bersifat teknis,
bukan etis, sehingga menimbulkan
ambiguitas antar agen dan situasi (pihak
lain).
 Dampaknya: asumsi transenden : bahwa
dunia dan oranf lain ada untuk memenuhi
hasrat sang Tiran, dan ia memiliki kuasa
untuk mengontrol dunia, orang lain dan
masa depan.
 Hal ini mengurangi penilaian moral
terhadap tindakan teknis, karena adanya
tujuan yang jelas.
 Tujuan

yang jelas menyebabkan
kehilangan ambiguitas antara agen dan
orang lain (pindah dasar etis : taktik).
 Pilihan etis : kontekstual, tidak jelas dan
beresiko, namun memiliki tanggung jawab
mutlak terhadap tindakan dan dampaknya
bagi kebenaran moral.
 Inilah yang disebut dengan prinsip dari
tindakan, bahkan tujuan yang baik akan
kehilangan makna, ketika diambilalih oleh
cara yang buruk.
 Pemahaman

eksistensialisme tentang
relasi antara men dan women. Dimana
secara sosial, women mengambil posisi
sebagai the other (yang lain) dari laki-laki
(Other: M, other: W).
 Dasar Filsafat Hegel ttg fenomena spiritual
: jenis kesalahan subyek dalam
mempertahankan eksistensi dan
pengakuan, melalui kekerasan dengan
memerangi satu sama lain.
 Eksistensi

men dan women dalam
perebutan kekuasaan dan pengakuan,
yang dilembagakan secara sosial, melalui
bad faith man sebagai yang lebih utama.
 Sehingga, eksistensialis melihat men dan
women sebagai keberadaan yang samasama ambigu dan tidak jelas (untuk
melawan realitas sexisme Eropa).
 Beaviour tertarik: “apa makna menjadi
perempuan?” Bahwa perempuan itu
adalah eksistensi yang penuh arti dalam
dunia.
 Eksistensi

yang mempengaruhi dan
membentuk kehidupan yang terkurung
dalam cara dunia memperlakukannya.
 Dimana, terdapat prinsip dari tindakan,
dengan tujuan yang tetapi diambilalih oleh
cara yang buruk (konstruksi gender yang
buruk).
 Sehingga, esensi yang terbaca dalam
eksistensi tindakan sosial terhadap
perempuan adalah subordinasi
(penomorduaan).
 Pertimbangan etis tidak bersifat universal
tetapi kasusistis.
 Dalam

tindakan agen, hanya ada subyek
(Abraham dan Ishak/Ismael), dan kita
melupakan The other (ibunya)?
 Dalam kasus ini, pertimbangan etis
terhadap “perasaan” ibunya dikalahkan
oleh tujuan dan cara, dia menjadi the
second sex yang kehilangan makna dan
arti (padahal : konsep etisnya “memuliakan
para ibu).
 Inilah

yang disebut dengan perempuan
sebagai the second sex, dimana
eksistensinya, sebagai keberadaan kedua
setelah laki-laki.
 Sebagai the second sex, eksistensi
women sebagai manusia, seringkali
diambil alih oleh cara sosial (gender)
memperlakukan.
 Misalnya penguasaan, pembatasan dan
kekerasan (dari sisi pertimbangan etis
salah), dianggap sebagai taktik (tindakan
teknis).
 Konsep

ambiguitas ialah kondisi kontradisi
antara subyek dan obyek, yang
terpecahkan dalam konsep kebebasan
bersama.
 Kebebasan iru baru akan tercapai kalau
masing-masing mengakui ambiguitas
dalam diri (menolak the serious man) dan
ambiguitas orang lain (the tyran man).
 Filsuf kritis wajib memainkan peran
menentang penindasan dan penguasaan
terhadap eksistensi manusia.

More Related Content

Viewers also liked

Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllevinurleni
 
4. ruang kelas
4. ruang kelas4. ruang kelas
4. ruang kelasevinurleni
 
2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikanevinurleni
 
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifMateri 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifPMII
 
Perumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPerumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPMII
 
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifMateri 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifPMII
 
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningMateri 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningPMII
 
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifMateri 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifPMII
 
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan Sosial
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan SosialTabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan Sosial
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan SosialIndependent Writter
 
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifMateri 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifPMII
 
Reframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaReframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaPMII
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritisevinurleni
 
8. outline sak
8. outline sak8. outline sak
8. outline sakevinurleni
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosialevinurleni
 
3. sosialisasi
3. sosialisasi3. sosialisasi
3. sosialisasievinurleni
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIPMII
 

Viewers also liked (20)

5. beauvior
5. beauvior5. beauvior
5. beauvior
 
3. arent
3. arent3. arent
3. arent
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
4. ruang kelas
4. ruang kelas4. ruang kelas
4. ruang kelas
 
2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan
 
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifMateri 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
 
Perumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPerumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOF
 
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifMateri 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
 
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningMateri 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
 
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifMateri 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
 
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan Sosial
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan SosialTabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan Sosial
Tabel Publikasi Sekolah Ideologi dan Gerakan Sosial
 
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifMateri 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
 
Reframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaReframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & Mapaba
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
 
6. guru
6. guru6. guru
6. guru
 
8. outline sak
8. outline sak8. outline sak
8. outline sak
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosial
 
3. sosialisasi
3. sosialisasi3. sosialisasi
3. sosialisasi
 
7. postmodern
7.  postmodern7.  postmodern
7. postmodern
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
 

Similar to Socio Critique of Gender Relations

Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121MujiKuswanto
 
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UPUTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UPBibriyanti Utami Putri
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxMahesaRifqi
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeKapten Yusuf
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]miftahul Ghofur
 
Pp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialPp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialfaiqoh nurlaeli
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politikWanda Ramadhan
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korbanyudikrismen1
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)cleo2013
 
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxBantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxYunHyerim2
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminismesyawiril
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfMohalliAhmad1
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxNoveliaOleAwa
 
Budaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaBudaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaWahyu P
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderDiana Amelia Bagti
 
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYAPPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYATeguhFirmanS
 

Similar to Socio Critique of Gender Relations (20)

Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121
 
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UPUTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP
UTS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
 
Hirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam MediaHirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam Media
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
 
1. istilah
1. istilah1. istilah
1. istilah
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
 
Pp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialPp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensial
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politik
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)
 
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxBantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
 
Astina edisi 2
Astina edisi 2Astina edisi 2
Astina edisi 2
 
1. GENDER.ppt
1. GENDER.ppt1. GENDER.ppt
1. GENDER.ppt
 
Budaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaBudaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusia
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
 
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYAPPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
 

More from evinurleni

More from evinurleni (20)

Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitianPertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah
 
6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf
 
6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf
 
5. teknik tulisan
5. teknik tulisan5. teknik tulisan
5. teknik tulisan
 
3. tata cara pengajuan
3. tata cara pengajuan3. tata cara pengajuan
3. tata cara pengajuan
 
2. syarat dan sifat
2. syarat dan sifat2. syarat dan sifat
2. syarat dan sifat
 
2. syarat dan sifat
2. syarat dan sifat2. syarat dan sifat
2. syarat dan sifat
 
1. pengertian skripsi
1. pengertian skripsi1. pengertian skripsi
1. pengertian skripsi
 

Socio Critique of Gender Relations

  • 1. MATERI KULIAH SOSIOLOGI KRITIS DAN POSTMODERN GANJIL 2013
  • 2.  Terlahir dengan nama Simone de Beauvior, di Prancis tahun 1920an dari kalangan kelas menengah dan meninggal tahun 1980.  Filsuf aliran filsafat eksistensialisme (kebebasan), yang bergerak sebagai filsuf, feminisme, novelis, komentator politik dan aktivis politik juga.  Tidak menikah dan patnernya Jean Paul Sartre
  • 3.  Karya terkenalnya ialah The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex.  Ia hidup dalam 2 kurun perang dunia, dan ketika gelombang feminis kedua melejit : kampanye diskriminasi hukum, politik dan legalisme aborsi.  Salah satu pendiri Jurnal Les Temps Modernes (gerakan kiri anti Stalinis di Prancis).  Dianggap sebagai salah satu peletak dalas pemahaman kritis tentang “model bagi meaning (arti).
  • 4.  Dasar : filsafat eksistensialisme yang berbicara tentang keberadaan manusia (eksistensi), yang ditentutakan oleh kesenjangan esesnsi (makna terdalam) dan eksistensi (tampilan luar).  Keberadaan manusia selalu ditandai dengan transcendence (tidak terjangkau) dan becoming (menjadi....), dimana ia tidak akan sama dengan esensi, kecuali melalui tindakan “bad faith (keyakinan buruk).
  • 5.  Untuk berada dalam keyakinan buruk, maka manusia harus menyangkal transcendence diri sendiri dan orang lain (manusia tanpa esensi dan eksistensi).  Ia meninlai bahwa manusia cenderung tidak mapan atau ambiguitas : karena dia selalu menempatkan diri dan orang lain secara bersamaan.  Hasilnya: manusia mengobyktifkan diri dalam cara pandang orang lain, dan menghasilkan yang disebut dengan ETIKA.
  • 6.  Etika adalah pengakuan atas ambiguitas baik dan buruk ketika manusia melakukan pilihan etis dan penilaian.  Dasar kritis: sejauhmana kekerasan dalam politik mungkin diperkenankan atau tidak diperkenankan?  Menghasilkan 2 klasifikasi tentang respon manusia terhadap kondisi yakni Tipe serious man dan tyran man yang mempertentantang antara means (caramakna) dan ends (tujuan-akhir)
  • 7.  Tipe Serious man: secara etis berbahaya (bahkan untuj tujuan keadilan dan kebebasan).  Kesalahan mendasar: mengidentifikasikan diri dengan tujuan dan nilai tertentu dalam cara yang absolut dan tidak diragunakan.  Pertimbangan terhadap pencapaian tujuan tidak berimbang dengan pertimbangan biaya (cost).  Sehingga mempermudah menuju kekuasaan atau tirani (lalim).
  • 8.  The tyran Man: secara etis melakat pada pencapaian dan keinginan bisa tercapai.  Sehingga cidera atau kematian yang dialami eksistensi lain itu melekat pada merupakan instrumen murni untuk mengukur sejauh mana keinginan bisa tercapai.  Tiran tidak dibenarkan, karena menyebabkan penolakan atas eksistensi manusia, mengurangi status menjadi menda untuk meningkatkan kekuasaan tiran.
  • 9.  Pilihan terhadap kebutuhan dan daya guna tindakan = pilihan etis= membenarkan kekerasan dalam perlawanan terhadap penindasan.  Dalam setiap kasus, ada pertukaran instrumental antara means dan ensd sehingga landasan kebenaran moral atas perlawanan dengan kekerasan pada sisi yang lain juga dipertanyakan.
  • 10.  Secara etis, manusia (agen) selalu berkaitan dengan dunia dimana ia bertindak, yakni hubungan cara dan tujuan dari suatu tindakan.  Tingkat tinggu kemerdekaan individu dan tinjauan terhadap masa depan menyebabkan aktor (politik) memisahkan diri dari lingkungan dan bertindak sebagai kekuatan eksternal dan mempredisiksi dampak tindakan.
  • 11.  Namun masa depan adalah sesuatu yang tak terpredisksi dan kontrol manusia terhadap peristiwa juga terbatas.  Sehingga pengorbanan saat ini dan pilihan masa depan, berkaitan dengan cara dan tujuan dari tindakan.  Dalam hal ini, tujuan sering dirusak oleh cara, yang dari sisi pertimbangan etis sebetulnya salah.  Sebaliknya cara bisa mengambilalih tujuannya.
  • 12.  Bagaimana Penilaian eksistensialis terhadap Agen (Abraham) terhadap eksistensi manusia lain (Ishak) dalam tindakan “Qurban”?  Hubungan cara (mengurbankan) dan tujuan (memenuhi transcendence). Perimbangan Etisnya adalah?
  • 13.  Secara etis: Tindakan Qurban disini adalah kekerasan dan pembunuhan.  Tujuan : melaksanakan perintah, caranya adalah membunuh.  Tujuan : qurban telah dirusak oleh cara (membunuh anak sendiri), yang dari sisi pertimbangan etis sebetulnya salah. (terkini: mati demi qurban vs pembebasan manusia) Tujuan yang bersifat mitos dan terlalu jauh ke depan bisa kehilangan makna, sehingga cara secara efektif cara mengambil alih tujuan.
  • 14.  Dalam banyak tindakan politik, pengambilan keputusan bersifat teknis, bukan etis, sehingga menimbulkan ambiguitas antar agen dan situasi (pihak lain).  Dampaknya: asumsi transenden : bahwa dunia dan oranf lain ada untuk memenuhi hasrat sang Tiran, dan ia memiliki kuasa untuk mengontrol dunia, orang lain dan masa depan.  Hal ini mengurangi penilaian moral terhadap tindakan teknis, karena adanya tujuan yang jelas.
  • 15.  Tujuan yang jelas menyebabkan kehilangan ambiguitas antara agen dan orang lain (pindah dasar etis : taktik).  Pilihan etis : kontekstual, tidak jelas dan beresiko, namun memiliki tanggung jawab mutlak terhadap tindakan dan dampaknya bagi kebenaran moral.  Inilah yang disebut dengan prinsip dari tindakan, bahkan tujuan yang baik akan kehilangan makna, ketika diambilalih oleh cara yang buruk.
  • 16.  Pemahaman eksistensialisme tentang relasi antara men dan women. Dimana secara sosial, women mengambil posisi sebagai the other (yang lain) dari laki-laki (Other: M, other: W).  Dasar Filsafat Hegel ttg fenomena spiritual : jenis kesalahan subyek dalam mempertahankan eksistensi dan pengakuan, melalui kekerasan dengan memerangi satu sama lain.
  • 17.  Eksistensi men dan women dalam perebutan kekuasaan dan pengakuan, yang dilembagakan secara sosial, melalui bad faith man sebagai yang lebih utama.  Sehingga, eksistensialis melihat men dan women sebagai keberadaan yang samasama ambigu dan tidak jelas (untuk melawan realitas sexisme Eropa).  Beaviour tertarik: “apa makna menjadi perempuan?” Bahwa perempuan itu adalah eksistensi yang penuh arti dalam dunia.
  • 18.  Eksistensi yang mempengaruhi dan membentuk kehidupan yang terkurung dalam cara dunia memperlakukannya.  Dimana, terdapat prinsip dari tindakan, dengan tujuan yang tetapi diambilalih oleh cara yang buruk (konstruksi gender yang buruk).  Sehingga, esensi yang terbaca dalam eksistensi tindakan sosial terhadap perempuan adalah subordinasi (penomorduaan).  Pertimbangan etis tidak bersifat universal tetapi kasusistis.
  • 19.  Dalam tindakan agen, hanya ada subyek (Abraham dan Ishak/Ismael), dan kita melupakan The other (ibunya)?  Dalam kasus ini, pertimbangan etis terhadap “perasaan” ibunya dikalahkan oleh tujuan dan cara, dia menjadi the second sex yang kehilangan makna dan arti (padahal : konsep etisnya “memuliakan para ibu).
  • 20.  Inilah yang disebut dengan perempuan sebagai the second sex, dimana eksistensinya, sebagai keberadaan kedua setelah laki-laki.  Sebagai the second sex, eksistensi women sebagai manusia, seringkali diambil alih oleh cara sosial (gender) memperlakukan.  Misalnya penguasaan, pembatasan dan kekerasan (dari sisi pertimbangan etis salah), dianggap sebagai taktik (tindakan teknis).
  • 21.  Konsep ambiguitas ialah kondisi kontradisi antara subyek dan obyek, yang terpecahkan dalam konsep kebebasan bersama.  Kebebasan iru baru akan tercapai kalau masing-masing mengakui ambiguitas dalam diri (menolak the serious man) dan ambiguitas orang lain (the tyran man).  Filsuf kritis wajib memainkan peran menentang penindasan dan penguasaan terhadap eksistensi manusia.