Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk cara-cara mencegah penularan infeksi, teknik sterilisasi dan desinfeksi, serta penanganan sampah medis secara aman. Unsur penting yang ditekankan adalah mencuci tangan, menggunakan peralatan pelindung diri, dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran infeksi.
1. Prisip Pencegahan infeksi
PRINSIP
PENCEGAHAN
INFEKSI
Disampaikan Oleh :
JANES JAINURAKHMA, S.Kp.
INFEKSI :
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik
dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
Manusia host / penjamu
Penyakit agent
Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit
Cara penularan infeksi :
Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
Udara
Debu, kulit lepas
Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
2. Pengertian prinsip pencegahan infeksi :
Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi
mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
Tujuan :
Mengurangi terjadinya infeksi
Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes
6 komponen proses terjadinya penyakit :
Reservoir
Penyebab penyakit
Jalan masuk
Cara keluarnya penyebab penyakit dari host
5. Kepekaan penjamu
Tindakan pencegahan
penyakit :
Cuci tangan
Memakai sarung tangan
Memakai perlengkapan pelindung
Menggunakan tehnik aseptik
Memproses alat bekas pakai
Menangani peralatan tajam dengan aman
Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting
3. Ada 2 kategori organisme yang ada di
Organisme residen ( flora normal )
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen )
Organisme transien
Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif)
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
Penanganan pasien dengan kontak tangan
Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal
patogen
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
PELINDUNG DIRI
• Cuci tangan
• Pemakaian sarung tangan
Sarung tangan steril
Sarung tangan DTT
Sarung tangan bersih
5. Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker
• Pemakaian gaun
Steril kamar bedah
Non Steril ICU, kamr bayi, KB
Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung
6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup
7. Kap
8. Duk
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK
Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada
permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)
ANTISEPSIS
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
6. selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan
bahan antimikrobial (antiseptik)
KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :
• Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram
positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)
• Efektivitas
• Kecepatan aktivitas awal
• Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Contoh larutan antiseptik :
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
7. Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti
mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat
membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan
mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
Mikroorganisme :
Agen penyebab infeksi
Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit
Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori :
• Vegetatif contoh : stafilokokus
8. • Mikobakteria, contoh : tuberkolosis
• Endospora, contoh : tetanus
Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan pelindungnya
Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda
mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas
kering (oven), sterilan kimia atau radiasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus
atau penggunaan desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
9. Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi
kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru
lahir
DEKONTAMINASI :
Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum
dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak
membasmi)
Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah
10. terpapar darah atau cairan tubuh
PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh,
benda asing dari kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
CUCI DAN BILAS
Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam
Metode yang dipilih Metode alternatif
Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
11. OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI
106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup
Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit
20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus
DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN
Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi
tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI :
• STERILISASI UAP
12. 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
20 ' untuk alat tidak terbungkus
30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu
yang diinginkan tercapai
160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10
jam
Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
• DTT dengan merebus
Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
Merebus 20‘ dalam panci tertutup
Seluruh alat harus terendam
13. Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering
yang telah di DTT, maksimal 1 minggu
• DTT dengan mengukus
Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :
Desinfektan kimia untuk DTT
klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
Langkah-langkah DTT Kimia :
DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20‘
Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :
Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
14. % larutan yang diinginkan
JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%
Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian
larutan klorin konsentrat
Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
• Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
• Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Jawab :
• Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10
Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc
• 1 liter = 1000 cc
Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
15. 10
Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
Tujuan :
Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
Membuang bahan bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan
aman
Sampah medis terbagi 2 :
• Tidak terkontaminasi
Tidak memberikan resiko infeksi
Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik yang digunakan
didalam klinik
16. Dapat dibuang ditempat sampah umum
• Terkontaminasi
Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi menularkan
infeksi kepada orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat
Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi
(jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)
• Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi
digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada
lingkungan
Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang
mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)
Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)
Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari
termometer yang pecah, bahan bekas gigi,dll)
Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal
kaleng penyembur) yang dapat meledak bila dibakar.
SAMPAH KERING SAMPAH BASAH
Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,
Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
17. janin
DIBAKAR DALAM Dirumah sakit
INSINERATOR dikumpulkan
dalam wadah
terpisah
Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang
Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan tertutup
Dalam lubang tertutup
PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara
tidak sengaja
Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan atau melepaskan
jarum yang akan dibuang
Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan
perekat jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar
18. dalam insinerator
Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x
dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam
dalam tanah.
Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi
SHARP CONTAINER !!!
LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu:
LANGKAH I: DEKONTAMINASI
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu
dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang.
Tujuan Dekontaminasi:
Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai
jeniskuman.
Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.
Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan
tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut.
LANGKAH II: PENCUCIAN
Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan
kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT.
Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian
dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air.
Tujuan Pencucian:
19. Menghilangkandarah,cairantubuhlain,jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan
bahan habispakai.
Mengurangi jumlahkuman.
Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif.
Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut
mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT.
LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap).
Tujuan DTT:
DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau
penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah
bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh.
Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora.
DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa
membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan.
DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus.
1. Merebus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmerebusdilakukandengan caramerebusalatyangdigunakan
untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir.
2. Mengukus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan
uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa
pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus.
Keuntungan mengukus dibanding merebus:
Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet
Menggunakanlebihsedikitair
Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit
Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam
LANGKAH IV: PENYIMPANAN
20. Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya
sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti
dekontaminasi, pencucian, atau DTT.
Tujuan Penyimpanan:
Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat
tersebut.
Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi:
Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi
dan cara pencegahan infeksinya:
Meja resusitasi:
Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan
denganudara/angin.
Tabung resusitasi:
Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau
setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi
jikaalat digunakanpadabayi dengan infeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga
dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan
pencegahaninfeksi
Sungkup silikondan katup karet
o Sungkupsilikondapatdirebus.
o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang:
Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
Kain dan selimut:
Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udara atausinar
matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.
Bahan/alat habis pakai:
Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter,
jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempat yangaman.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair
21. Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari sebuk kering
LAMPIRAN 1. PEDOMAN CUCI TANGAN
Ada dua cara cuci tangan dalam merawat bayi, yaitu:
1. Mencuci tangan dengansabundan airmengalir
2. Mencuci tangan denganmenggunakancampuranalkohol danpropylene glikol
Kapan harus mencuci tangan?
1. Segerasesudahsampai di fasilitaskesehatanataudi rumahpasien.
2. Sebelummeninggalkan fasilitaskesehatanataurumahpasien.
3. Sebelumdansesudahmemeriksaibuataubayi.
4. Sebelumdansesudahmemberikanpengobatanlokal padapusar,matadan thrush.
5. Sebelumdansesudahmemakaisarungtanganuntuktindakan(tangansering
terkontaminasi bilasarungtanganberlubangkecil ataurobek).
6. Sebelumdansesudahmenyentuhinstrumen/alatataubarangyangmungkinterkontaminasi
darah, cairantubuhlain,atau sesudahmenyentuhjaringanmukosa.
22. 7. Sesudahmemeriksadarah,urinataufeses.
8. Sesudahke kamarmandi/WC.
7 langkah mencuci tangan
LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu:
LANGKAH I: DEKONTAMINASI
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu
dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang.
Tujuan Dekontaminasi:
Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai
jeniskuman.
Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.
Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan
tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut.
LANGKAH II: PENCUCIAN
Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan
kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT.
Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian
dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air.
23. Tujuan Pencucian:
Menghilangkandarah,cairantubuhlain, jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan
bahan habispakai.
Mengurangi jumlahkuman.
Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif.
Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut
mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT.
LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap).
Tujuan DTT:
DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau
penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah
bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh.
Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora.
DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa
membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan.
DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus.
1. Merebus
Disinfeksi TingkatTinggi dengan merebusdilakukandengancaramerebusalatyangdigunakan
untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir.
2. Mengukus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan
uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa
pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus.
Keuntungan mengukus dibanding merebus:
Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet
Menggunakanlebihsedikitair
Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit
Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam
LANGKAH IV: PENYIMPANAN
24. Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya
sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti
dekontaminasi, pencucian, atau DTT.
Tujuan Penyimpanan:
Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat
tersebut.
Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi:
Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi
dan cara pencegahan infeksinya:
Meja resusitasi:
Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan
denganudara/angin.
Tabung resusitasi:
Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau
setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi
jikaalat digunakan padabayi denganinfeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga
dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan
pencegahaninfeksi
Sungkup silikondan katup karet
o Sungkupsilikondapatdirebus.
o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang:
Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
Kain dan selimut:
Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udaraatausinar
matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.
Bahan/alat habis pakai:
Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter,
jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempatyangaman.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair