2. Peraturan Tentang Pengelolaan Limbah B3
PERATURAN TENTANG
UU 32/2009 (Pasal 58 – 61) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 27/2012 Izin Lingkungan
PP 101/2014 Pengelolaan Limbah B3
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-
01/BAPEDAL/09/1995
Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-
02/BAPEDAL/09/1995
Dokumen Limbah B3
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-
03/BAPEDAL/09/1995
Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-
04/BAPEDAL/09/1995
Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan
dan Lokasi Penimbunan Limbah B3
Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-
02/BAPEDAL/01/98
Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
2
3. PERATURAN TENTANG
PermenLH 02/2008 Pemanfaatan Limbah B3
PermenLH 18/2009 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3
PermenLH 30/2009 NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria) Pengelolaan Limbah B3
PermenLH 33/2009 Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
PermenLH 14/2013 Simbol dan Label Limbah B3
Permen LHK Nomor: 55 Tahun
2015
Tata Cara Uji Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Diundangkan di Jakarta tgl 23 Februari 2016 , Berita Negara RI Thn 2016 Nomor 287
Permen LHK Nomor: 56 Tahun
2015
Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Diundangkan di Jakarta tgl 12 Mei 2016, Berita Negara RI Th 2016 No 598
P.95/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2018
Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Terintegrasi Dengan Izin
Lingkungan Melalui Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Tentang Pengelolaan Limbah B3
3
7. Contoh Kegiatan Reduce
Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar.
Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa
diisi ulang kembali).
Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat
dihapus dan ditulis kembali. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu
7
8. Contoh Kegiatan Reuse
Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali
atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada
menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi
yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan
kembali menjadi tempat minyak goreng.
Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
8
9. Contoh Kegiatan Recycle
• Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah
terurai.
• Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
• Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
• Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang
bermanfaat
9
11. DAFTAR LIMBAH B3
1. Oli bekas
2. Coolant bekas
3. Oli / air terkontaminasi
4. Kaleng botol kemasan terkontaminasi
5. Drum Bekas terkontaminasi
6. Sarung tangan/ majun bekas terkontaminasi
7. Filter oli
8. Jerigen bekas terkontaminasi
9. Aki bekas
10.Cartridge printer
11.Lampu bekas
12.Oil separator/ blow by filter bekas
13.Tanah, pasir, serbuk gergaji terkontaminasi
14.Bahan kimia kadaluarsa
13. Pengemasan
I. Pra pengemasan
– Mengetahui karakteristik
limbah dengan pengujian
laboratorium
– Bentuk dan bahan kemasan
limbah dipilih berdasarkan
kesesuaiannya terhadap jenis
dan karakteristik limbah
A. Kemasan untuk limbah cair
B. Kemasan untuk limbah
padat
13
14. Persyaratan umum pengemasan
1. Kemasan dalam kondisi baik, tidak bocor, berkarat atau rusak
2. Bentuk ukuran dan bahan kemasan disesuaikan dengan karakteristik limbah B-3
dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan penanganan.
3. Kemasan dapat dari bak kontainer atau tanki silinder vertikal/horizontal, atau drum
dari logam, plastik (HDPE, PP, PVC) yang tidak bereaksi dengan limbah
4. Limbah yang tidak sesuai karakteristiknya tidak boleh dicampur dalam satu kemasan
5. Pengisian kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan pengembangan
volume limbah, pembentukan gas, atau naiknya tekanan.
14
15. II. Persyaratan umum pengemasan (lanjutan)
6. Jika kemasan sudah tidak layak (pengkaratan/ rusak permanen, bocor), limbah
dipindah ke kemasan lain yang layak
7. Tiap kemasan diberi tanda sesuai persyaratan sbb:
– Simbol sesuai dengan karakteristik limbah
– Simbol berukuran minimum 10 cm x 10 cm
– Bahan simbol harus tahan goresan dan bahan kimia
– Simbol dipasang pada sisi-sisi yang tidak terhalang/mudah dilihat
– Simbol tidak boleh terlepas, dilepas atau diganti dengan simbol lain sebelum kemasan
dikosongkan
– Kemasan yang sudah dikosongkan dan dibersihkan diberi label “KOSONG”
– Label berisi informasi dasar kualitatif dan kuantitatif limbah
15
16. II. Persyaratan umum pengemasan
8.Limbah B3 padat dapat disimpan dalam kemasan jumbo bag,
drum, karung atau tanpa kemasan (curah)
9.Setiap kemasan wajib diberi simbol dan label 10.Kemasan
jumbo bag, drum, karung dialasi palet
16
(lanjutan)
17. PENGEMASAN
Tempat penyimpanan oli
bekas dalam drum
diletakkan di lantai kerja
kedap air dg kemiringan
tertentu, dipasangi bundwall
penahan ceceran dan
beratap. Tersedia gergajian
penyerap ceceran dan
tempat sampah limbah B3
Di bengkel,dibuat tatakan kerja
sehingga tumpahan oli dan solar
tertampung di tatakan
17
18. PENGEMASAN
Tangki bbm permanen, dengan diberi bundwall (penahan
ceceran) sehingga ketika kran tanki bbm bocor bbm masih
tertahan di bundwall. Di lokasi tersedia gergajian penyerap
ceceran, tempat sampah limbah B3 dan MSDS BBM Solar
tertempel
18
20. Handling / Penyimpanan B3 dlm Tangki
• Harus ijin ke BAPEDAL (Kep 01/Bapedal/09/1995) dengan rincian :
- Rancang bangun dan peralatan penunjang sistem tangki yang akan
dipasang
- Karakteristik limbah B3 yg akan disimpan
- Evaluasi kemungkinan karat
- Umur operasional tangki yang diprakirakan
- Rencana penutupan dan pasca penggunaan
- Jika dibangun di dalam tanah, harus diperhitungkan dampak kegiatan
di atasnya, serta melindungi tangki dari kerusakan
20
21. Penyimpanan kemasan drum di atas
pallet dengan jarak minimum antar
blok 60 cm
HANDLING / PENYIMPANAN B3 DLM TANGKI
Penyimpanan kemasan limbah B3 menggunakan rak21
31. TUMPAHAN LIMBAH B3
• Adalah lepasnya limbah B3 dari keluar dari kemasannya ke
lingkungan.
• Dapat terjadi kapanpun dan di manapun.
Di daratDi perairan Di area kerja
32. KAPAN TUMPAHAN LIMBAH B3 DAPAT DITEMUKAN?
• Ketika inspeksi
• Dengan menggunakan alat deteksi
• Selama aktivitas kerja rutin
• Selama survei K3
33. INDIKASI ADANYA TUMPAHAN LIMBAH B3
• Kemasan yang bocor
• Kemasan yang pecah
• Bau yang tidak biasa
• Tetesan di sekitar kemasan
• Hilangnya tutup kemasan
34. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?
(1) Siap
(2) Tangani
(3) Tuntaskan
35. I. PERSIAPAN UNTUK TUMPAHAN LIMBAH
B3
Membuat program Rencana Tanggap
Darurat yang mencakup:
1. Pelatihan
2. Peralatan pelindung
3. Peralatan pembersihan
4. Bahan penyerap
5. Peralatan P3K
36. 1. PELATIHAN
Untuk bereaksi secara cepat
dan aman.
Tumpahan limbah B3 apa yang kita
tangani?
Bagaimana menanganainya dengan
aman?
Peralatan pelindung apa yang kita
butuhkan?
Bagaimana cara menggunakannya
dengan baik?
Peralatan pembersihan apa yang kita
gunakan?
Bagaimana cara menggunakannya
dengan baik?
Bahan penyerap apa yang kita gunakan?
Bagaimana cara menggunakannya
dengan baik?
37. 2. PERALATAN PELINDUNG
Jenis peralatan pelindung, cara penggunaan dan kemampuan alat
Encapsulating suits:
untuk semua tumpahan limbah B3 korosif.
Gloves dan boots: untuk semua tumpahan limbah B3.
Face shields: untuk tumpahan limbah B3 korosif.
Respirators: untuk segala jenis tumpahan limbah B3.
• Full face – untuk tumpahan limbah B3 korosif.
• Half fce – untuk tumpahan limbah B3 non-korosif.
• SCBA – untuk tumpahan limbah B3 yang “tidak diketahui” di
area tertutup.
CATATAN:
Gunakan peralatan pelindung tertinggi untuk tumpahan limbah B3 yang “tidak diketahui”.
38. 3. PERALATAN PEMBERSIHAN
Jenis peralatan yang tepat
Untuk menangani segala jenis tumpahan
limbah B3, gunakan peralatan
pembersihan yang TAHAN PERCIKAN,
mis: sekop, sapu.
39. 4. BAHAN PENYERAP
Jenis yang tepat dan jumlah yang cukup
• Jenis bahan penyerap yang digunakan
tergantung pada tumpahan limbah B3 yang
ditangani, mis: bahan kimia, minyak, cairan
pembersih, dll.
• Jumlah bahan penyerap yang tersedia harus
cukup untuk menangani kemungkinan
tumpahan skala besar.
CATATAN:
Persediaan bahan penyerap harus cukup dan jenisnya bervariasi untuk menangani masing-masing tumpahan limbah B3.
40. 5. PERALATAN P3K
Di mana letaknya dan bagaimana cara menggunakannya.
Peralatan P3K harus disimpan di semua lokasi yang
berpotensi untuk terjadi tumpahan limbah B3.
Harus tidak terkunci dan mudah dijangkau.
Isi ulang dan buang (sesuai petunjuk).
Petugas P3K terlatih harus ada selama dan di semua shift.
Lakukan pelatihan ulang untuk para petugas P3K minimal setahun
sekali.
41. II. PENANGANAN TUMPAHAN LIMBAH B3
1) Menjauh
2) Identifikasi apa yang kita lihat
3) Cari pertolongan
4) Amankan area tumpahan dan
peringatkan orang lain
5) Lihat apakah ada yang terluka
Jika kita menemukan tumpahan limbah B3, apa yang kita lakukan?
Ikuti 2 prosedur berikut (10 langkah):
A. PROSEDUR MENGHADAPI TUMPAHAN
42. II. PENANGANAN TUMPAHAN LIMBAH B3
7) Persiapkan rencana tindakan yang akan dilakukan
8) Gunakan alat dan bahan penanganan tumpahan
yang sesuai
9) Bendung tumpahan agar tidak menyebar
10)Bersihkan tumpahan
B. PROSEDUR PEMBERSIHAN
43. III. PENUNTASAN PENANGANAN TUMPAHAN LIMBAH B3
Bahan penyerap bekas menangani tumpahan limbah B3 memiliki sifat yang
sama dengan tumpahan itu sendiri: BERBAHAYA DAN BERACUN.
Ikuti 7 langkah berikut untuk menuntaskan penanganan tumpahan limbah
B3 dengan baik dan benar:
1. Seluruh bahan yang digunakan harus dikemas dan diberi label sesuai dengan
peraturan lingkungan hidup setempat.
2. Peralatan yang telah digunakan dapat dibuang atau didekontaminasi tergantung
kondisinya.
3. Kaji ulang kejadian tumpahan; “apa yang terjadi?” dan “ bagaimana
pencegahannyaagar tidak terulang?”.
4. Evaluasi prosedur penanganan tumpahan yang telah dilakukan dan pertimbangkan
kemungkinan pengembangannya.
5. Catat semua tindakan dan kejadian.
6. Segera ganti semua peralatan dan bahan yang telah digunakan.
7. Bersiap untuk kemungkinan tumpahan berikutnya.